NovelToon NovelToon

Dibalik Diamnya Seorang Istri

Part 01

"Diam! Apa kamu tidak lelah mengoceh terus. Aku lelah bekerja untuk memberimu nafkah. Bukannya di sambut dengan baik, kamu malah mengoceh seperti nenek lampir hingga membuat kepalaku mau pecah" teriak Rayyan ketika Zhia protes karna dia setiap hari pulang larut malam dan di penuhi bau alkohol di tubuhnya.

"Aku tidak akan mengoceh seperti ini jika kau bisa mengubah sifat mu, Ray. Kau setiap hari pulang malam dan selalu dalam keadaan mabuk seperti ini" ucap Zhia lirih sambil menahan tangisnya.

"Sudahlah! Aku malas berdebat denganmu. Aku sudah katakan aku minum minum dan nongkrong bersama teman temanku hanya untuk merileks'kan pikiranku saja. Kamu mah enak tigal goyang kaki saja di rumah dan tiap bulan tinggal minta uang belanja kepadaku. Sedangkan aku, harus berpikir keras agar bisa memberi uang untukmu"

"Cukup, Ray! Aku tidak pernah menginginkan menjadi wanita rumahan seperti ini. Apa kau lupa, jika kau yang memintaku berhenti bekerja? Kau yang memintaku menjadi wanita rumahan seperti ini! jika tidak, aku tidak perlu menjadi seperti pengemis di depanmu, Ray"

Plak....

Satu tamparan langsung saja mendarat di wajah cantik Zhia. Zhia langsung saja jatuh tersungkur sambil memegang wajahnya yang panas karna tamparan Rayyan.

"Ka.. Kau menamparku, Ray?" ucap Zhia lirih sambil menahan air matanya.

"Ma.. maafkan aku, Zhi. Aku tidak sengaja. Aku mohon jangan menangis seperti ini" ucap Rayyan langsung saja merasa bersalah.

Jujur saja selama menikah dengan Zhia, Rayyan tidak pernah mengangkat tangannya kepada istrinya. Walaupun mereka setiap malam harus beradu mulut karna Zhia yang merasa kesal karna Rayyan yang suka pulang larut malam karna nongkrong dan mabuk mabukan bersama teman temannya.

Zhia Vanelesia dulunya adalah model ternama. Tapi, setelah menjalin hubungan dengan Rayyan, Zhia memilih untuk berhenti dari dunia permodelan. Zhia lebih memilih mengikuti keinginan Rayyan yang menginginkannya menjadi wanita rumahan.

Rayyan Ardinata adalah pengusaha muda yang sukses dan mapan. Setelah pertemuan pertamanya dengan Zhia yang dulu menjadi model perusahaannya, Rayyan langsung saja jatuh hati dan memilih untuk menikahi Zhia.

Zhia yang juga memiliki perasaan kepada Rayyan langsung saja menerima lamaran Rayyan. Zhia juga mengikuti keinginan Rayyan untuk berhenti bekerja.

Karna Rayyan adalah pengusaha ternama dan memiliki segalanya Zhia memilih untuk mengikuti keinginan Rayyan dan berhenti dari dunia permodelan. Setelah menikah dengan Rayyan Zhia lebih memilih untuk menghabiskan waktunya untuk membersihkan rumah dan juga mengurus semua keperluan suaminya.

Namun, lama kelamaan Zhia baru menyadari kelakuan buruk Rayyan yang sebenarnya. Rayyan adalah seorang cassanova yang suka mabuk mabukan dan suka gonta ganti pasangan di luar sana. Bahkan dia lebih sering menghabiskan waktunya sepulang kerja dengan nongkrong dan mabuk mabukan bersama teman temannya dan selalu pulang larut malam.

Zhia yang sudah tidak tahan lagi dengan kelakuan Rayyan akhirnya protes hingga membuat mereka selalu adu mulut setiap malamnya. Walaupun Rayyan yang selalu kesal dengan ocehan Zhia tapi, dia tidak pernah mengangkat tangannya kepada Zhia.

Tapi, kali ini Rayyan berani memukul Zhia sehingga membuat perasaan Zhia sangat terluka. Zhia terus saja menangis sambil memegang wajahnya yang memerah karna tamparan Rayyan.

"Sayang, maafkan aku. Aku tidak sengaja. Kamu sih tau aku mabuk tapi, masih saja di pancing pancing" ucap Rayyan penuh penyesalan.

"Aku tidak akan mengoceh jika kamu bisa mengubah kelakuan burukmu itu, Ray. Kamu selalu pulang larut malam dalam keadaan mabuk dan bau alkohol"

"Ia, Sayang. Aku salah. Aku janji akan berubah" ucap Rayyan tersenyum manis sambil menunjukkan senyuman manisnya.

Melihat senyuman Rayyan, Zhia langsung saja berdiri lalu melangkahkan kakinya menuju kamar mereka. Melihat itu Rayyan langsung saja mengikuti langkah Zhia masuk kedalam kamar mereka. Zhia memilih untuk diam dan membaringkan tubuhnya dengan posisi memungungi Rayyan.

Melihat itu Rayyan langsung saja membuang napasnya kasar lalu membaringkan tubuhnya di samping Zhia. Rayyan menatap punggung Zhia dengan tatapan nanarnya. Tak mau ambil pusing Rayyan akhirnya memilih untuk memejamkan matanya tanpa menganti baju terlebih dahulu.

Keesokan paginya,

Seperti biasanya di pagi pagi buta Zhia telah sibuk berkutik dengan alat masaknya. Dia memasak sarapan dan bekal makan siang untuk Rayyan. Melihat Rayyan yang telah menuruni anak tangga, Zhia langsung saja menata makanan yang telah selesai dia masak di atas meja makan.

"Ini sarapanmu, Mas" ucap Zhia memberikan piring yang berisi nasi dan lauk pauknya kepada Rayyan. Tak lupa Zhia juga menuangkan air mineral kepada Rayyan.

Zhia memang selalu melakukan tugasnya dengan baik. Namun, dengan sifat Rayyan yang tidak pernah puas dengan apa yang dia miliki membuatnya selalu merasa kurang puas dengan perlakuan Zhia.

"Ini uang bulananmu" ucap Rayyan memberikan sebuah amplop ke Zhia.

"Mas, bedakku sudah habis. Aku minta uang tambahan ya" ucap Zhia melihat Rayyan yang selalu memberikan uang pas pasan kepadanya.

"Aku tidak punya uang. Kita itu harus berhemat karna kita tidak tau bagaimana nasib kita besok" ucap Rayyan datar sambil melahap makanannya.

"Nasip punya suami kaya tapi pelit" gumam Zhia kesal sambil duduk dengan penuh kekesalan di samping Rayyan.

"Apa?" ucap Rayyan yang bisa mendengar ucapan Zhia walaupun samar samar.

"Tidak apa apa. Kamu makan saja" ucap Zhia mengusap lehernya kasar lalu melahap makanannya.

Rayyan melirik wajah Zhia yang masih memerah karna tamparannya. Ada rasa sesak di dalam hati Rayyan karna dia telah melukai wanita yang dia cintai. Tapi, Rayyan langsung saja memilih untuk menepis semua pikiran pikirannya lalu kembali melahap makanannya.

Setelah selesai sarapan Zhia langsung saja mengantar Rayyan ke pintu. Zhia langsung saja mencium punggung tangan Rayyan sebagai tanda baktinya kepada suaminya. Rayyan juga mencium kening Zhia terlebih dahulu baru masuk kedalam mobilnya.

Setelah melihat mobil Rayyan telah menjauh dari perkarangan rumah mereka Zhia langsung saja kembali kedalam rumah mereka. Zhia langsung saja membersihkan seluruh penjuru rumah dengan bantuan beberapa pelayan.

Walaupun mereka memiliki pelayan tapi, Zhia masih menyempatkan diri untuk membersihkan rumah. Selain untuk menghilangkan jenuh Zhia juga bisa mengurangi pekerjaan para pelayan yang begitu melelahkan.

Setelah selesai Zhia langsung saja kembali ke kamarnya. Dia mencoba untuk membaringkan tubuhnya di atas ranjang empuk mereka. Hingga akhirnya mata Zhia tertuju pada ponsel Rayyan yang tertinggal di atas meja riasnya.

Zhia langsung sana bangkit lalu melangkahkan kakinya mendekati ponsel Rayyan. Dia yang merasa penasaran dengan isi ponsel suaminya langsung saja mencoba memeriksa ponsel itu.

Keberuntungan langsung saja menghampiri Zhia, ponsel Rayyan tidak terkunci sehingga membuat Zhia dengan mudah membuka ponsel itu. Zhia langsung saja membulatkan matanya terkejut ketika melihat isi chat suaminya dengan wanita lain yang begitu sangat mesra.

Zhia langsung saja membaca chatingan mereka dengan seksama. Tak hanya itu Zhia juga memeriksa seluruh isi ponsel Rayyan. Tidak ada yang ketinggalan hingga malam hari Zhia terus saja berkutik dengan ponsel Rayyan sehingga membuat hatinya semakin terluka.

Bersambung.....

Part 02

Setelah batrai ponsel Rayyan habis Zhia, menutup wajahnya dengan telapak tangannya dengan frustasi. Dia tidak menyangka jika rumah tangganya yang baru dia jalani selama satu tahun bersama Rayyan akan goyah karna kelakuan suaminya sendiri.

Padahal Zhia telah berusaha menjadi yang terbaik untuk suami yang sangat dia cintai. Tapi, ternyata usahanya sia sia. Rayyan tetap saja tergoda dengan wanita wanita cantik di luar sana. Zhia mencoba menatap kulit kusamnya yang tak terurus karna Rayyan tidak pernah memberikan uang lebih untuknya merawat tubuh.

Zhia tak henti hentinya menghapus air matanya yang mengalir dengan derasnya. Dia terus saja menangis kesegukan mengingat penghianatan suaminya yang begitu menyakitinya. Lelah menangis Zhia langsung saja meletakkan ponsel Rayyan yang telah lowbet di atas meja lalu melangkahkan kakinya menuju ranjang mereka.

"Uang, uang dan uang terus yang ada di pikiranmu. Apa tidak ada hal lain yang bisa kau pikirkan selain uang" ucapan Rayyan setiap kali dia meminta uang lebih dari Rayyan terus saja tergiang ngiang di telingga Zhia.

Zhia langsung saja membaringkan tubuhnya lalu mencoba memejamkan matanya. Namun, hanya mata Zhia yang tertutup tapi, air matanya terus saja mengalir membasahi bantalnya.

Sakit sungguh sakit hati Zhia saat ini. Hancur berkeping keping membuat Zhia sangat terluka. Zhia terus saja menangis dalam tidurnya hingga akhirnya terlelap dalam tangisnya.

Tepat pukul satu malam Rayyan pulang ke rumah mereka dengan penampilan yang berantakan dan juga bau alkohol di tubuhnya. Dia berjalan sempoyongan mencari keberadaan Zhia. Dia menatap ke arah sofa yang biasanya Zhia tempati untuk menunggu kepulangannya.

Rayyan langsung saja mengerutkan keningnya binggung. Dia langsung saja memangil pelayan yang kebetulan melewatinya.

"Hei... Mana istriku?" ucap Rayyan sambil sempoyongan.

"Nyonya satu hari ini tidak keluar dari kamar, Tuan. Setelah selesai membereskan rumah dia langsung pergi ke kamar dan tidak keluar sampai sekarang. Bahkan kami mencoba memangilnya untuk makan malam dia tetap tidak mau keluar, Tuan" jelas pelayan itu menunduk.

Mendengar penjelasan pelayan itu Rayyan mengipaskan tangannya menyuruh pelayan itu untuk segera pergi. Rayyan membuka kancing kemejanya satu persatu lalu kembali melangkahkan kakinya. Dia menaiki anak tangga sambil sempoyongan.

"Sayang" ucap Rayyan ketika membuka pintu kamar.

Dia mengaruk kepalanya yang tidak gatal ketika melihat Zhia telah tertidur di atas ranjang mereka. Rayyan langsung saja melirik ponselnya yang tergeletak di atas meja rias, Zhia.

Dia mengambil ponselnya dan Rayyan langsung saja binggung ketika ponselnya telah lowbet. Dia menatap Zhia yang sedang tertidur dengan lelapnya. Rayyan naik ke atas ranjang mereka lalu mencoba membaringkan tubuhnya lalu menatap punggung Zhia yang membelakanginya.

Rayyan mencoba memejamkan matanya sambil memeluk Zhia. Zhia yang merasakan deru napas Rayyan langsung saja mebuka matanya. Melihat Zhia yang terbangun Rayyan tersenyum lalu melahap bibir Zhia dengan rakusnya.

Zhia yang mencium bau alkohol di tubuh Rayyan langsung mendorong tubuh Rayyan dengan kasar. Melihat penolakan Zhia, Rayyan mengerutkan keningnya bingung. Padahal selama ini Zhia selalu menerima ajakannya kapanpun dan di manapun.

"Apa kau belum puas tidur dengan wanita ****** itu sehingga kau menyentuku lagi?" teriak Zhia menatap tajam Rayyan dengan mata memerahnya.

"Wanita mana?" ucap Rayyan pura pura bodoh.

Mendengar ucapan Rayyan, Zhia tersenyum kecil. Zhia melirik ke arah kemeja Rayyan yang ada noda lisptick wanita. Zhia memang sering melihat noda lisptick yang berbeda beda di kemeja Rayyan. Bahkan tak jarang Zhia mencium wangi parfun wanita di pakain Rayyan setiap kali dia pulang malam.

Tapi, Rayyan selalu mengelak dengan mengatakan jika itu noda lisptick dan wangi parfum karyawannya. Rayyan selalu mengalaskan pekerjaannya sebagai atasan yang selalu bertemu dengan karyawan karyawan wanita bahkan rekan bisnisnya.

"Kau tidak perlu berbohong lagi! Aku sudah tau semuanya. Ini apa ini? Lisptick karyawan atau rekan bisnismu yang mana?" teriak Zhia sambil menarik kemeja Rayyan.

"Zhia! Kau ini apa apaan sih? Terus saja mencari pertengkaran denganku" bentak Rayyan dengan emosi yang memuncak.

"Aku tidak akan mencari pertengkaran denganmu jika kau tidak memancingnya. Kau memang pria bejat, Ray. Aku menyesal menikah denganmu"

Plakkk....

Untuk kedua kalinya Rayyan mengangkat tangannya kepada Zhia. Tidak tingal diam Zhia membalas tamparan Rayyan dia menjambak rambut Rayyan sehingga membuat Rayyan langsung saja mencium ranjang mereka. Zhia juga memukul punggung Rayyan sekuat tenaganya sehingga Rayyan meringkuk.

"Bagaimana sakit'kan? bahkan aku merasakan sakit yang jauh dari itu, Ray" teriak Zhia sambil menendang tubuh Rayyan hingga membuat Rayyan terjatuh ke lantai.

"Aawww, Zhia!" teriak Rayyan sambil memegang pinggangnya yang sakit karna ulah Zhia.

"Apa! Mau nampar? Apa mau memaki?" ucap Zhia tanpa ada rasa takut sedikit'pun.

Rayyan terus saja menatap perubahan Zhia dengan penuh rasa tidak percaya. Zhia mengambil tas kerja Rayyan dan memeriksanya. Benar saja dia melihat kotak perhiasan yang sangat indah yang akan Rayyan berikan kepada selingkuhannya.

"Kau memberikan hadiah semewah ini untuk wanita lacknut itu. Sedangkan aku pembantumu ini meminta uang untuk merawat diri saja tidak pernah kau berikan" ucap Zhia sambil mematah matahkan kalung berlian yang sangat mahal itu.

"Zhia! Apa apaan kamu ini. Ini mahal kau tidak akan mampu membelinya" ucap Rayyan kesal sambil merampas kalung itu dari Zhia.

"Ia, aku tidak akan mampu membelinya jika aku masih jadi istri alias pemuas ranjangmu. Aku ingin kita pisah" ucap Zhia menatap Rayyan dengan penuh kemarahan.

"Tidak bisa! Aku tidak mau berpisah denganmu"

"Terserahmu. Tapi, aku tetap mau pisah"

"Tidak, bisa!"

"Pisah!"

"Tidak" ucap Rayyan kesal lalu mendorong tubuh Zhia ke atas kasur mereka. Rayyan menakup tubuh Zhia dengan tubuh kekarnya.

Melihat Rayyan yang mencoba menjelajahi tubuhnya Zhia tidak tinggal diam. Dia terus saja memberontak. Namun, sekuat apapun tenaganya dia tidak akan mampu mengalahkan tenaga Rayyan.

Rayyan terus saja menjelajahi tubuh Zhia dengan rakusnya. Hingga akhirnya dia berhasil melepaskan seluruh pakaian Zhia dan memperlihatkan tubuh polos Zhia yang sangat indah.

Tidak mau banyak bicara Rayyan melepaskan kemejanya. Namun, ketika Rayyan membuka kemejanya Zhia melihat ada tanda kepemilikan yang terlukis di leher Rayyan suaminya. Berlahan tubuh Zhia melemas dan air matanya berhasil lolos dari mata indahnya. Zhia tidak menyangka jika pernikahan dia kira indah ternyata sangat kelam

Melihat Zhia yang tidak memberontak lagi Rayyan mengambil kesempatan itu. Dia melakukan pemanasan dan lalu bergerak liar di atas Zhia. Rayyan langsung saja menyemburkan bibit bibit unggulnya ke dalam rahim Zhia. Bahkan Rayyan melakukannya berkali kali tanpa memperdulikan keadaan Zhia yang sangat kacau.

Bersambung.....

Part 03

Setelah puas Rayyan membaringkan tubuhnya di samping Zhia. Dia terlelap dalam tidurnya tanpa memperdulikan Zhia yang masih menangis. Zhia terus saja menatap Rayyan yang telah terlelap dengan air mata yang terus berlinang dari matanya.

Zhia berlahan bangkit dari tidurnya lalu melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi. Dia merasakan perih di bagian intimnya karna Rayyan mengaulinya secara paksa. Sesampainya di kamar mandi Zhia menguyur tubuhnya dengan air dinggin.

Dia menangis meringkuk di dalam kamar mandi meratapi penderitaannya dan juga penghianatan suaminya. Cukup lama Zhia menguyur tubuhnya dengan air dingin hingga membuatnya mengigil kedinginan. Setelah puas menangis Zhia menggambil handuk lalu melilitkannya menutupi tubuhnya.

Sesampainya di luar Zhia mendengar ponselnya berbunyi. Zhia mengambil ponselnya lalu melihat nama seseorang yang sangat dia kenal tertera di sana. Tanpa banyak pikir Zhia menekan tombol hijau lalu meletakkan ponselnya di telinganya.

"Selamat malam, Zhi. Apa aku mengangumu?" ucap seorang pria dari sebrang sana.

"Tidak ada apa? Tumben kamu menghubungiku malam malam begini?" ucap Zhia dengan suara seraknya karna kelamaan menangis.

"Kamu kenapa, Zhi? Sepertinya kamu habis menangis. Apa kamu sedang ada masalah dengan Rayyan?"

"Tidak! Aku hanya lagi tidak enak badan saja"

"Oh, baguslah jika kamu dan Rayyan sedang baik baik saja. Oh ia aku ingin mengajakmu kembali menjadi model di perusahaanku. Apa kamu bisa?"

"Aku bisa. Tapi bisa aku minta uangnya dulu?" ucap Zhia tanpa ragu sambil mengigit bibir bawahnya.

"Tentu saja. Aku akan segera mengirimkan semua bayaranmu kepadamu. Tapi kapan kamu bisa mulai menjadi modelku?"

"Besok lusa aku akan langsung datang ke kantormu"

"Baiklah! Aku tunggu kedatanganmu. Kalau begitu sudah ya. Aku mau istirahat dulu"

"Ia" ucap Zhia langsung saja mematikan ponselnya lalu menatap Rayyan yang sudah tertidur dengan lelapnya.

Zhia membuang napas lega lalu berpikir matang matang dengan keputusannya saat ini. Dia langsung saja mengenakan pakaiannya lalu membaringkan tubuhnya di samping Rayyan.

Di keesokan paginya.

Rayyan meraba raba kasur yang ada di sampingnya. Dia langsung saja membuka matanya dan tidak melihat Zhia di sampingnya. Dia mencari keberadaan Zhia karna dia takut jika Zhia kabur dan akan meninggalkannya.

Seketika Rayyan membuang napas lega ketika mendengar suara cipratan air di dalam kamar mandi. Dia bersyukur karna Zhia tidak kabur karna ulahnya semalam. Hingga akhirnya Zhia membuka pintu dan keluar dari kamar mandi dengan mengunakan handuk mini yang melilit di tubuhnya.

Zhia berjalan ke arah lemari pakaiannya lalu memilih gaun untuk dia kenakan. Setelah itu dia kembali ke kamar mandi untuk mengenakan pakaiannya tanpa memperdulikan Rayyan yang terus memperhatikannya.

Setelah beberapa menit Zhia keluar dengan mengunakan gaun selutut berwarna cream. Rayyan terus saja menatap Zhia yang hanya diam. Tidak seperti biasanya Zhia akan terus mengomel dan menyuruhnya untuk segera mandi.

"Kamu mau ke mana, Zhi?" ucap Rayyan membuka suaranya.

Zhia melirik Rayyan lalu kembali duduk di meja riasnya. Dia mengambil sebuah map dari laci mejanya. Dia melemparkan map itu ke wajah Rayyan.

"Jika kau tidak mau bercerai denganku, maka tandatangani itu jika tidak maka keputusanku sudah bulat kita berpisah. Kamu tidak ada pilihan lain" ucap Zhia santai lalu kembali menyisir rambut panjangnya dan mengoles make up di wajahnya.

"Ini apa apaan, Zhi?" ucap Rayyan membulatkan matanya melihat begitu banyak syarat yang di berikan Zhia.

"Huff... Kita akan tetap bersama tapi kita tidak boleh mengurusi kehidupan kita masing masing. Kujalani jalanku kau jalani jalanmu" jelas Zhia singkat.

"Baiklah. Jadi aku boleh berkencan dengan wanita mana saja?" ucap Rayyan senang karna dia tidak akan lagi mendengarkan ocehan dari Zhia setiap hari.

"Yupzz..."

"Tapi! Kalau jatah aku gimana?"

"Kalau itu kau jangan khawatir aku akan tetap melayanimu jika aku tidak malas. Karna itu adalah kewajibanku sebagai seorang istri"

"Baiklah! Akan aku tanda tangani" ucap Rayyan semangat lalu mengoreskan tanda tangannya di kertas perjanjian itu.

Setelah Rayyan selesai menandatangani surat itu Zhia merampasnya dan menyimpannya kembali di dalam laci dan sengera menguncinya.

Setelah memastikan dirinya rapi Zhia mengambil tas selempangnya lalu melangkahkan kakinya dengan anggunnya meninggalkan Rayyan.

"Kamu mau kemana?" ucap Rayyan binggung melihat Zhia yang pagi pagi sudah mau pergi.

"Kujalani jalanku kau jalani jalanmu. Jadi tidak usaha banyak tanya" ucap Zhia santai sambil terus mengayunkan langkahnya.

"Kalau kau pergi siapa yang akan mengurus keperluanku?"

"Oh, ia aku lupa. Aku sudah menambah satu pelayan untuk mengantikan posisiku selama ini. Sebentar biar aku panggilkan" ucap Zhia terus saja melangkahkan kakinya tanpa memperdulikan Rayyan yang terus memanggil namanya.

Benar saja, tak berselang lama seorang pelayan yang masih muda dan cantik masuk ke dalam kamar Zhia dan Rayyan.

"Permisi, Tuan. Ada yang bisa saya bantu?" ucap Nur pelayan baru yang di tugaskan Zhia untuk mengurus semua keperluan suaminya.

"Wau... Masih cantik. Sangat segar kelihatannya" gumam Rayyan memperlihatkan sisi hidung belangnya.

"Apa, Tuan?" ucap Nur mengerutkan keningnya binggung.

"Tidak apa apa! Siapkan semua keperluanku. Aku mau mandi" ucap Rayyan santai lalu masuk kedalam kamar mandi.

Dia menguyur tubuhnya dengan air dingin. Tidak mau lama lama dalam kamar mandi Rayyan langsung saja keluar sambil mengigil. Karna biasanya pagi pagi begini Zhia selalu menyiapkan air hangat untuknya sehingga membuat Rayyan kedinginan jika mandi air dinggin pagi pagi begini.

Rayyan langsung saja menatap pakaiannya yang teah di siapkan Nur di atas ranjangnya. Rayyan membuang napasnya kasar karna pakaian yang di berikan Nur tidak sesuai dengan seleranya.

"Pelayan!" teriak Rayyan frustasi sehingga suara teriakannya langsung terdengar ke seluruh penjuru rumahnya.

Dengan sigap semua pelayan langsung saja datang ke kamar Rayyan sambil menunduk ketakutan. Melihat semua pelayannya datang dan berdiri di depannya Rayyan menatap satu persatu pelayan itu.

"Hei! Kamu yang di tugaskan istri saya untuk mengurus semua keperluan saya, siapa namamu?" ucap Rayyan menunjuk ke arah Nur.

"Sa... Saya Nur, Tuan" ucap Nur gugup.

"Apa kau tidak di beritau istri saya tentang apa saja yang saya perlukan dan kriteria pakaian kerja kesukaan saya?"

"Ti... Tidak, Tuan. Nyonya hanya menyuruh saya untuk mengurus semua keperluan, Tuan"

"Baiklah! Kamu harus cari tau semua yang saya sukai dan juga pakaian yang saya kenakan setiap harinya. Saya tidak mau kejadian ini terulang lagi" ucap Rayyan mengaruk kepalanya yang tidak gatal lalu menyuruh semua pelayan untuk pergi dari kamarnya.

Tak ada pilihan Rayyan akhirnya memilih pakaiannya sendiri sehingga membuat isi lemari yang tadinya rapi kini jadi berantakan. Baru beberapa menit di tinggal oleh Zhia namun, Rayyan sudah sangat kesulitan.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!