NovelToon NovelToon

MELODY CINTA DEA DAN MARVEL

TERPESONA

(Pov author)

Bermula dari sebuah tugas yang diberikan oleh guru di tempat les membuat Dea dan Marvel menjadi dekat. Dealova Melody adalah nama lengkap dari Dea dan Marvel Geraldi adalah nama lengkap dari Marvel.

Dea adalah seorang siswi di salah satu sekolah swasta yang ada di kota tempat tinggalnya. Ia merupakan seorang siswi yang berprestasi dan sering sekali mengikuti berbagai lomba dan hal itu membuatnya samakin dekat dengan Marvel yang merupakan seorang guru di tempatnya bersekolah.

Awalnya Dea selalu mengabaikan perhatian yang di berikan oleh Marvel, karena ia sama sekali tak tertarik untuk berpacaran. Beberapa kali Marvel mencoba untuk mendapatkan hati Dea namun selalu tak mendapatkan respon dari Dea hingga akhirnya setelah hampir 4 bulan lamanya berjuang akhirnya Dea meneriman cintanya.

Awal pertemuan mereka adalah ketika Dea menjadi siswi baru di sekolah tempatnya menuntut ilmu saat ini. Dea yang merupakan siswa yang periang mampu membuat hati sang guru berbunga-bunga, Dea yang saat itu sedang bercerita dengan teman-temannya sesama murid baru membuat Marvel terpesona saat mendengar kisah hidup Dea.

Dea memang bukanlah anak yang beruntung, ia di asingkan oleh kedua orang tuanya di karenakan kelahirannya tak di inginkan oleh ibunya. Ia di besarkan oleh nenek dan bibinya, hanya satu atau dua kali dalam setahun sang ibu mengunjunginya, meski jarak rumah tempat tinggalnya hanya berjarak beberapa kilometer saja.

Marvel merasakan ada yang lain pada hatinya ketika ia melihat atau bertemu dengan Dea. Awalnya ia ragu untuk mendekati Dea dikarenakan usia mereka yang terpaut jauh dimana Dea yang baru berusia 15 tahun sedangkan dirinya berusia 32 tahun.

Teman-temannya bahkan sempat mengejeknya karena menyukai salah satu muridnya, namun apa mau di kata jika hati sudah terpaut.

Suatu hari saat Marvel sedang berada di ruang guru, Dea datang menemuinya dan meminta bantuannya mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru di tempat lesnya.

''Siang pak'' ujar Dea mengetuk pintu ruang guru.

"Siang juga Dea, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Marvel

"Saya ingin minta tolong di bantu mengerjakan tugas saya pak, saya kurang paham" ujar Dea.

"Duduklah, mana tugasnya biar saya lihat"

Dea mengeluarkan buku tugasnya dari dalam tas dan memberikan buku tugas itu kepada Marvel.

"Bagian mana yang kamu kurang paham?" Tanya Marvel.

"Saya kurang paham tentang apa yang harus saya tulis pak dan bagaimana cara merangkai kata agar terdengar lebih sopan"

"Begitu, kalau begitu kita akan mulai dari pola dasarnya dulu, cara menyusun kata-kata agar kamu tidak kaku''

"Baik pak"

Dea dengan fokus mendengarkan apa yang di jelaskan oleh Marvel sambil sesekali mencatat apa yang menurutnya penting. Ia tak menyadari jika sedari tadi Marvel terus menatap wajahnya, 'sungguh aku benar-benar sudah jatuh cinta sama kamu Dea, berada di dekatmu saja mampu membuat jantung ku berdetak lebih cepat' ujar Marvel dalam hati.

"Bagaimana, apa kamu sudah mengerti?" Tanya Marvel.

"Sudah pak, terimakasih banyak sudah membantu saya"

"Sama-sama Dea"

"Kalau begitu saya permisi pak"

"Silahkan Dea, oh iya hati-hati di jalan Dea''

''Terimakasih pak'' ujar Dea sambil tersenyum berlalu keluar dari ruangan guru.

''Cantik'' Lirih Marvel namun masih bisa di dengar oleh Boy temannya sesama guru.

''Siapa yang cantik Vel?'' Tanya Boy.

"Bukan siapa-siapa koq'' elaknya.

''Udah ngak usah bohong, aku bisa lihat dari wajahmu, kita ini sudah dewasa bro, aku tahu kamu jatuh cinta sama siswi tadi''

''Tahu dari mana kamu?'' Marvel kembali duduk di kursinya.

''Aku tahu aja, cara kamu menatap dia itu sangat dalam penuh cinta. Dia memang cantik, aku aja naksir, apa lagi kalau liat dia lagi senyum, bikin gemes pengen cubit pipinya'' ujar Boy sambil mengedip-ngedipkan matanya ke arah Marvel.

''Dasar mata keranjang terus bu Siska mau kamu kemanain''

''Iya..iya jangan marah aku cuma bercanda koq, tapi kamu benar jatuh cinta sama dia?''

"Ngak tahu juga Boy, aku jatuh cinta apa gimana? Waktu aku sama Selvy dulu ngak begini-begini amat, tapi saat dekat dengan Dea rasanya gimana gitu, jantungku berdebar-debar''

''Sepertinya kamu memang jatuh cinta sama dia, terus kamu udah nyatain perasaan kamu belum sama dia. Kalau telat bisa di ambil orang lho'' ujar Boy.

''Ngak bakal di ambil orang, kalau di ambil orang nanti aku rebut balik, hehehhehee''

''Dasar kamu''

''Tapi bantuin aku ya supaya bisa dekat sama Dea''

''Tenang saja bro, aku pasti bantu tapi harus ada uang tips'' ujar Boy sambil terkekeh.

''Iya.. iya tapi aku harus jadi dulu dengan Dea''

''Ok''

Obrolan kedua lelaki itu terus berlanjut sampai akhirnya mereka berdua memutuskan untuk pulang, mereka tak menyadari jika sedari tadi ada sepasang mata yang terus memperhatikan keduanya.

''Awas kau Dea, kau sudah merebut Marvel akan aku buat perhitungan denganmu'' ujar orang itu.

.

(Pov Dea)

Keesokan paginya, saat aku baru saja tiba di sekolah, aku di hadang oleh beberapa siswi dan seorang guru wanita.

''Ada apa ini?'' Tanya ku.

''Ngak ada apa-apa kita cuma mau kasi sedikit pelajaran agar kamu tak cari perhatian kepada guru-guru di sekolah ini'' ujarnya menarik ku ke salah satu sudut dekat gerbang dan taman sekolah.

''Maksud ibu bagaimana?''

''Kamu tidak usah pura-pura tidak tahu, saya tahu kamu sedang berusaha mendekati pak Marvel. Dengar ya, pak Marvel itu adalah milik saya jadi jangan pernah kamu coba-coba dekati dia''

''Tapi saya tidak mendekati siapapun bu''

''Jangan banyak bicara kamu'' ujar bu Selvy sambil membawa seember air dan menyiramkannya ke arahku.

Byuurrrr....

Aku menutup mata, dapat aku rasakan jika air itu sudah tumpah namun aku tak merasakan tubuh ku basah kuyup hanya bagian samping ku saja yang basah, padahal seharusnya aku basah kuyup di siram air sebanyak itu. Saat aku membuka mata, aku terkejut melihat pak Marvel berada di depanku dengan baju dan seluruh tubuh yang basah kuyup.

''Pa..pa.. pak Marvel'' ujar bu Selvy gugup.

''Kamu ngak apa-apa Dea?'' Tanya pak Marvel, namun tak aku dengar jelas karena aku masih sibuk mengurai isi pikiran ku.

''Dea, kamu ngak apa-apa?'' Tanya pak Marvel lagi sambil menepuk pipi ku.

''Saya.saya tidak apa-apa pak. Bapak sendiri bagaimana? Baju bapak basah kuyup begitu''

''Saya ngak apa-apa, tapi baju kamu ini basah''

''Ngak apa-apa pak saya bisa ganti baju olahraga nanti kebetulan saya bawa baju olahraga. Terimakasih sudah menolong saya pak''

''Sama-sama Dea, ya udah kamu pergi ganti baju mu nanti kamu sakit. Bu Selvy harus jelaskan ini semua sebelum saya laporkan kepada kepala sekolah''

''Pak, ini saya punya jaket mungkin bapak bisa pakai baju bapak basah semua'' ujar ku memberikan jaket dari dalam tas ku.

''Terimakasih Dea'' aku mengangguk mengiyakan kemudian berlalu menuju arah kamar mandi untuk berganti baju. Untung saja hari ini ada jadwal pelajaran olahraga jadi aku membawa baju olahraga.

Jika saja pak Marvel tak menolong ku dan jika aku tak bawa baju olahraga maka kemungkinan aku akan pulang saja hari ini.

Setelah mengganti baju di toilet, aku segera menuju ke kelas karena kelas akan dimulai sebentar lagi.

''Tumben langsung pake baju olahraga Dea? Rambut kamu juga kenapa basah?'' Tanya Darmi teman sebangku ku.

''Ia tadi ada sedikit insiden yang bikin aku basah jadi aku ganti baju''

''Oh gitu, oh iya tugas kamu udah selesai belum?''

''Udah, kalau kamu?''

''Aku belum hehehe''

''Ya udah nih punya aku'' aku mengeluarkan buku tugas dan memberikan pada Darmi.

''De, bel udah bunyi koq pak Marvel belum masuk ya?''

''Mana aku tahu Mi, emang aku bodyguardnya''

''Ngak gitu juga De, siapa tahu kamu tahu karena pak Marvel biasanya ngasih info sama kamu kalau dia telat masuk''

''Mungkin lagi ganti baju juga, ngak mungkin dia ngajar dengan pakaian yang basah kuyup''

''Ma..ma..maksud kamu gimana?''

Aku menutup mulut karena kecoplosan.

''Ayo De, kasi tahu aku kenapa bisa basah kuyup, ngak hujan koq, terus kenapa kalian berdua bisa basah-basahan pagi-pagi''

''Ngak ada apa-apa Mi, bukan sesuatu yang penting juga'' ujar ku.

Tak lama pak Marvel masuk ke kelas, ia sudah berganti pakaian dan memakai jaket yang aku berikan tadi.

''Maaf anak-anak bapak telat masuk karena ada sedikit insiden tadi, jadi bapak harus berganti pakaian dulu''

Dari awal pelajaran di mulai Darmi terus terfokus pada pak Marvel, aku tahu ia tak fokus pada materi tapi fokus pada baju yang di pakai pak Marvel.

SUKA SAMA KAMU

Setelah jam pelajaran pak Marvel berakhir dilanjutkan dengan pelajaran dari pak Robi yaitu pelajaran matematika, pelajaran yang paling aku tal bisa pahami sejak dulu.

Sepanjang pelajaran aku terus berusaha fokus mendengar materi yang di sampaikan pak Robi, namun hanya beberapa saja yang masuk di otak ku.

Bel tanda waktu istirahat berbunyi, aku dan Darmi memilih tinggal di kelas memakan bekal makan siang yang sudah kami siapkan dari rumah.

''De, kamu kenapa bisa basah tadi, barengan pula sama pak Marvel''

''Itu ada insiden tadi pagi dan pak Marvel yang nolongin aku jadinya di ikutan basah''

''Maksudnya insiden apa, tadi pak Marvel juga ngomong gitu''

''Jadi gini, tadi waktu aku baru sampai bu Selvy dan beberapa murid hadang aku di gerbang terus aku di tarik ke taman yang dekat gerbang. Bu Selvy mau nyiram aku eh tak taunya pak Marvel datang dan akhirnya pak Marvel yang basah kuyup''

''Jadi karena itu kalian berdua basah?''

''Ia emang kamu pikir apaan?''

''Hehehe, tapi kamu liat ngak jaket yang di pakai pak Marvel tadi, kayaknya aku ngak asing sama jaket itu''

''Apa iya?'' Tanya ku pura-pura tak tahu.

''Iya, kayaknya aku sering liat, tapi aku lupa siapa yang pake''

''Oh gitu''

''Kamu ngak pacaran sama pak Marvel kan?''

''Ya ngaklah, emangnya kenapa kamu mikir begitu?''

''Ya aku kepikiran aja, apa lagi kalau aku liat-liat pak Marvel itu suka sama kamu''

''Ngak mungkin, paling itu cuma perasaan kamu aja kali''

''Apa iya, emang kamu ngak ngerasa gitu?''

''Ngak''

Aku memang tak merasakan apapun, meski aku sering bersama pak Marvel namun aku tak merasakan ada sesuatu yang lain semuanya terasa biasa-biasa saja.

''Tapi kalau pak Marvel benaran suka sama kamu gimana?''

''Ngomong apa sih kamu Mi, udah ah makan yuk bentar lagi bu Jesi masuk''

Akhirnya kami menghabiskan makan siang kami,setelahnya kami menunggu bu Jesi untuk masuk. Cukup lama kami menunggu ternyata bu Jesi tidak masuk di karenakan beliau sedang cuti sehabis melahirkan.

''Kita mau ngapain nih, bu Jesi ngak masuk. Gimana kalau kita ke kantin aja aku sudah kangen mau makan bakwan buatan ibu kantin'' ajak Darmi.

''Ya udah ayo''

Saat tiba di kantin, suasana terasa sepi dikarenakan siswa yang lain sedang belajar. Aku dan Darmi memesan beberapa buah gorengan, sembari membaca buku, aku dan Darmi menikmati gorengan yang kami pesan.

''Hay boleh bapak gabung'' ujar pak Marvel.

"Boleh pak, silahkan duduk'' ujar ku bergeser memberi ruang untuk pak Marvel duduk.

''De, aku ke toilet dulu ya'' ujar Darmi berdiri dari duduknya. Aku tahu itu hanya alasannya saja ingin meninggalkan aku dan pak Marvel.

''Bu, pesan mie gorengnya sama es tehnya satu'' ujar pak Marvel pada ibu penjaga kantin.

''Baik pak''

''Lagi baca apa Dea?''

''Lagi baca buku biologi pak'' ujar ku.

''Oh gitu, nanti sehabis pulang sekolah kamu ada waktu sebentar ngak?''

''Ada yang bisa saya bantu pak? Kebetulan saat ini saya sedang tidak ada kegiatan''

''Ada yang mau saya bicarakan dengan kamu, tapi ini agak pribadi''

''Oh begitu pak''

''Jadi apa kamu bisa ikut saya ke perpustakaan sebentar ada yang ingin saya sampaikan''

''Iya pak''

''Bu, mienya saya makan nanti ya, saya ada urusan sebentar'' ujar pak Marvel pada ibu penjaga kantin.

''Baik pak''

Aku mengikuti langkah pak Marvel menuju ke perpustakaan, sesampainya disana aku langsung mencari buku yang ingin aku baca sementara pak Marvel duduk di salah satu kursi. Setelah mendapatkan buku yang ingin aku baca, aku juga ikut duduk di kursi yang berhadapan dengan pak Marvel.

''Ada apa pak?''

''Saya suka sama kamu Dea'' ujar pak Marvel menatap ku.

Aku terkejut mendengar apa yang di ucapkan pak Marvel namun aku berusaha untuk bersikap biasa saja.

''Hehehehe bapak jangan bercanda''

''Saya ngak bercanda Dea, sepertinya saya jatuh cinta sama kamu. Apa kamu mau jadi calon istri saya atau pacar saya?''

''Terimakasih pak, tapi saya belum punya pikiran untuk mencari calon suami''

''Kalau begitu kamu jadi pacar saya saja bagaimana? Kita jalani saja dulu, jika kita berjodoh maka akan jadi pasangan''

''Terimakasih pak, tapi maaf saya belum bisa''

''Begitu ya, tapi saya boleh berusaha untuk dapatkan hati kamu kan?''

Aku mengangguk mengiyakan ucapan pak Marvel, karena tak tahu harus berkata apa lagi.

''Terimakasih Dea'' ujar pak Fris menggenggam tangan ku yang sedang memegang buku.

''I....iya...iya pak''

''Ya udah kita balik ke kantin lagi ya, mungkin teman kamu udah nyariin disana''

Kami berjalan kembali ke kantin, saat melewati beberapa kelas banyak mata yang melihat ke arah kami.

''Bu, mie saya udah jadi?''

''Sudah pak, silahkan di makan'' ujar bu Surti penjaga kantin.

''Terimakasih bu''

Aku melanjutkan membaca buku yang ku baca tadi, namun semua yang aku baca hanya terputar-putar tak ada yang masuk ke dalam kepalaku. Kepala ku di penuhi oleh ucapan pak Marvel saat di perpustakaan tadi.

''Ngak usah terlalu di pikirin Dea, bawa santai saja aku juga tak meminta kamu siap dan menerima saya sekarang, kapanpun kamu siap aku akan menunggu. Tapi ijinkan aku untuk terus berusaha.''

''Iya.. iya pak'' ujar ku gugup.

Setelah menghabiskan mienya pak Fris kembali ke ruang guru sementara aku masih duduk di kantin menunggu Darmi yang tak kunjung kembali.

''Bu teman saya tadi ngak balik lagi kesini?''

''Ngak neng, tadi sempat kesini tapi udah balik ke kelas''

''Oh gitu bu''

''Neng, ibu mau tanya neng pacarnya pak Marvel ya?''

''Ehh... bukan bu''

''Oh saya kira neng pacarnya pak Marvel''

''Bukan bu, berapa semuanya bu''

''Semuanya sudah di bayar sama pak Marvel neng''

''Gitu bu, kalau begitu saya permisi bu''

''Iya neng''

Aku kembali ke kelas menemui Darmi, saat tiba di sana aku tak melihat Darmi dan teman-teman yang lain.

''Pada kemana ya?'' Tanya ku pada diri sendiri.

Jika mereka sudah pulang ngak mungkin mereka meninggalkan tas mereka di kelas, saat hendak keluar mencari mereka aku melihat mereka semua sudah kembali ke kelas.

''Habis dari mana Mi?''

''Tadi kami di panggil keruangan kepala sekolah''

''Emangnya ada apa?''

''Cuma di beritahu jika bu Jesi tak masuk karena sedang cuti''

''Oh gitu, tadi kamu sama pak Marvel kemana? Aku cari di kantin ngak ada''

''Tadi aku sama pak Marvel ke perpustakaan''

''Oh gitu, kalian ngapain kesana?''

''Ngak ngapa-ngapain cuma cari buku saja''

''Yakin kamu, tapi tadi aku dengar pak Marvel bilang suka sama seseorang di perpustakaan''

''Ehh... apa iya aku tidak tahu''

''Tjdak tahu apa pura-pura tidak tahu, aku juga lihat pak Marvel pegang tangan kamu''

CALON ISTRI (POV AUTHOR)

Beberapa hari semenjak pak Marvel menyatakan perasaannya pada Dea, ia selalu memantau kegiatan Dea bersama teman-temannya. Suatu hari ia melihat Dea sedang duduk sendirian di taman sambil membaca buku, saat hendak menghampiri Dea, ia melihat beberapa murid lain menghampiri Dea.

Marvel hanya memandang Dea dari jauh, ada rasa bahagia yang ia rasakan ketika melihat Dea tersenyum bersama kawan-kawannya.

''Apa yang sedang kamu lakukan?'' Tanya Boy menghampiri Marvel yang sedang duduk di salah satu kursi taman sembari memandang Dea.

''Ngak ngapa-ngapain cuma lagi cari udara segar aja''

''Halahh... udara segar udara segar, pasti kamu lagi liatin Dea kan?"

"Hehehehe tuh kamu tahu pake nanya lagi, by the way gimana sih cara naklukin hati perempuan?''

''Emang kamu belum bilang sama Dea kalau kamu suka sama dia?''

''Udah Boy, tapi katanya ia belum mau menjalin suatu hubungan''

''Maksudnya kamu di tolak gitu? Hahaha seorang Marvel Geraldi di tolak cewek hahahaha'' ledek Boy.

''Emang kamu ngomong gimana?'' Tanya Boy.

''Ya aku bilang aku suka sama dia terus aku tanya lagi, dia mau jadi calon istri ku apa ngak?''

''Ya jelas dia nolak kamu Vel, orang masih sekolah sudah di minta jadi calon istri hahahha''

''Aku kan ngak tahu yang namanya ngomong basa-basi kamu kan tahu sendiri, aku kalau ngomong langsung pada intinya''

''Ia tapi ngak minta anak orang jadi calon istri kamu juga Vel, setidaknya kamu bilang mau jadi pacarku atau kekasihku, ini kamu langsung minta jadi calon istri jelas dia ngak maulah, orang dia masih sekolah''

''Iya...iya nanti aku coba lagi''

''Coba lagi gimana bukannya kamu udah di tolak?''

''Siapa yang bilang aku di tolak? Dea cuma bilang dia belum siap jadi aku bilang sama dia jika aku akan terus berusaha untuk mendapatkan hatinya dan aku akan menunggu sampai ia siap dan ia setuju''

''Oh gitu, nanti aku bantu, gimana caranya dekatin Dea''

''Makasih bro'' ujar Marvel merangkul pundak Boy.

''Iya.... tapi ingat ada uang tipsnya''

''Ok''

''Eh mau kemana mereka?'' ujar Boy melihat Dea dan teman-temannya beranjak dari tempat duduk mereka.

''Paling mau balik ke kelas ngak lama lagi kan bel bunyi'' ujar Marvel dan di angguki oleh Boy.

Dea dan teman-temannya meninggalkan taman, mereka akan kembali ke kelas karena tak lama lagi kelas akan di mulai.

Dea tak menyadari jika saat di taman tadi Marvel terus memperhatikan dirinya.

''De, tadi aku lihat pak Marvel sama pak Boy di taman sepertinya ia sedang memperhatikan kamu'' ujar Darmi sesaat setelah mereka tiba di kelas.

''Oh ya? Tapi aku ngak liat, mungkin mereka juga sedang menikmati udara sejuk di taman''

''Tapi aku liat pak Marvel terus melihat ke arah kamu''

''Ngak mungkin ah.. cuma perasaan kamu aja kali, ngapain pak Marvel mau ngeliatin aku atau jangan-jangan dia liatin kamu''

''Pak Marvel kan suka sama kamu De, masa kamu ngak paham-paham sih. Oh iya serius nanya nih De, yang aku liat di perpus waktu itu benaran kamu sama pak Marvel kan?''

''Bukan'' elak Dea.

''Ngak mungkin kalau bukan kalian, orang suara sama postur tubuh kalian sama. Ayolah cerita sama aku De''

''Iya..iya.. itu aku sama pak Marvel. Tapi jangan bilang siapa-siapa''

''Iya aku ngak bakal bilang sama siapa-siapa tapi kamu harus cerita sama aku apa yang terjadi di perpus waktu itu''

''Iya''

''Ya udah ayo ceritakan''

''Jadi waktu itu pak Marvel minta aku ikut ke perpus katanya ada yang ingin ia sampaikan, sebenarnya dia minta waktu saat pulang sekolah, tapi karena saat itu kita ngak ada kegiatan jadi aku bilang sekarang saja''

''Terus... terus''

''Terus aku ikut ke perpus pas sampai disana aku cari-cari buku dulu untuk aku baca saat sudah dapat aku ikut duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi yang di duduki pak Marvel. Tanpa basa-basi pak Marvel langsung bilang dia suka sama aku, awalnya aku pikir pak Marvel bercanda tapi setelah dia bilang dia jatuh cinta sama aku dan meminta aku jadi calon istrinya aku baru ngeh kalau ternyata pak Marvel serius''

''Terus kamu terima ngak?''

''Ngaklah, aku itu masih mau sekolah belum ada pikiran buat begituan lagian ngak mungkin juga pak Marvel serius''

''Pak Marvel pasti serius, kamu tahu kan pak Marvel orangnya ngak suka bohong jadi apa yang di ucapkan pasti betul''

''Apa iya? Kayaknya ngak mungkin pak Marvel suka sama aku''

''Apa yang ngak mungkin kalau hati sudah memilih De, terus pak Marvel ngomong apa lagi waktu kamu tolak''

''Dia cuma bilang dia akan terus berusaha sampai aku mau dan siap untuk menjalin hubungan dengannya, karena ngak tahu mau ngomong apa aku iyain aja''

''Nah bagus tuh'' ujar Darmi mengangkat ibu jarinya.

''Bagus apa?''

''Ya bagus, artinya kamu kasih kesempatan untuk pak Marvel. Percaya pada ku bahwa suatu saat nanti pasti kau juga akan jatuh cinta sama pak Marvel''

''Ngak mungkin''

''Kita liat saja nanti''

Keduanya masih terus berdebat tentang apa yang akan terjadi pada Dea dan Marvel. Darmi dengan keyakinannya bahwa Dea akan jatuh cinya pada Marvel dan Dea yang tetap pada pendiriannya jika ia tidak akan jatuh cinta pada gurunya itu.

Sementara itu di ruang guru Boy dan Marvel bersiap untuk menuju ke kelas dimana mereka akan mengajar.

Ketika Marvel mengangkat buku dari dalam tasnya ia melihat jaket Dea yang ia pakai waktu itu.

''Ada apa Vel?''

''Itu Boy, jaket Dea yang aku dia pinjamkan waktu itu belum aku balikin''

''Nah, kesempatan bagus tuh buat dekatin Dea?''

''Maksudnya gimana Boy?''

''Jaket Dea masih ada sama kamu kan? Nah pulang sekolah nanti kamu ajak Dea ketemuan, ajak kemana gitu trus kamu ungkapin lagi perasaan kamu, kali aja Dea udah buka hati buat kamu''

''Ide bagus tuh, tapi gimana cara ngomong sama Dea?''

''Nanti aku yang ngomong sama Dea, ini jadwal ku di kelasnya''

''Ok deh, makasih ya bro. Awas kamu kalau kamu godain Dea''

''Iya... janji ngak bakalan ngak godain Dea hahahaha'' Boy berlari keluar dari ruang guru sementara Marvel tersenyum memandang jaket yang ada di dalam tasnya sebelum keluar dari ruang guru.

Sepanjang ia mengajar di jam itu, ia terus melihat jam yang ada di pergelangan tangannya ia sudah tak sabar ingin menemui Dea. Sepanjang jam pelajaran ia terus tersenyum dan membuat para siswa dan siswi merasa heran.

'Semoga Boy bisa mengajak Dea bertemu dengan ku nanti' doanya dalam hati.

Di kelas Dea, boy sedang berusaha fokus menyampaikan materi yang ia ajarkan. Bukan karena tak menyiapkan materinya namun karena ia berusaha mencari cara untuk membuat Dea dan Marvel bertemu.

Ia akhirnya menemukan ide setelah melihat lembaran yang harus di serahkan ke kantor Dinas Pendidikan siang ini berada di dalam tasnya.

Setelah jam pelajaran berakhir pak Boy menahan Dea saat akan keluar kelas.

''Bisa bicara sebentar Dea?'' Tanya Boy.

''Bisa pak, ada yang bisa saya bantu?''

''Bapak ingin minta tolong kamu temani pak Marvel mengantar surat ke kantor dinas hari ini. Sebenarnya bapak yang harus menemani pak Marvel tapi saya merasa kurang sehat''

''Boleh pak. Tapi kamu pulangnya bagaimana Mi?''

''Aku pulang sama pak Boy hari ini, kamu pergi saja'' ujar Darmi mengerti maksud dan tujuan dari ucapan sang guru yang sekaligus sebagai pamannya, adik dari ibunya.

''Pak Boy?''

''Ia, tenang aja aku aman sama pak Boy, benar paman''

''Benar, nanti saya yang akan antar Darmi pulang''

Akhirnya Dea pergi menemui pak Marvel ke ruang guru tanpa ia tahu jika semua yang terjadi sudah direncanakan oleh Marvel dan Boy.

''Selamat siang pak, saya di minta pak Boy untuk menemani bapak ke kantor dinas, katanya pak Boy sedang kurang sehat'' ujar Dea saat bertemu dengan Marvel di depan ruang guru.

'Ternyata ini rencana kamu Boy' ujar Marvel dalam hati.

''Oh begitu, tunggu saya sebentar ya saya ambil berkasnya dulu'' Marvel berlalu menemui Boy yang sudah masuk ke ruang guru.

''Jadi pak Boy itu paman kamu?'' Tanya Dea pada Darmi.

''Iya De, dia itu adik bungsu mama ku. Hati-hati ya jalan sama pak Marvel, nanti kamu bisa jatuh cinta'' ledeknya pada Dea.

''Apa sih Mi, kita itu mau ngantar berkas bukan mau jalan-jalan''

''Ngantar berkas sekalian pedekate hahaha''

Di dalam ruang guru Boy dan Marvel menyiapkan berkas yang akan di bawa oleh Marvel.

''Gimana ide aku bagus kan?''

''Mantap Boy, aku bisa sekalian ngajak dia jalan-jalan''

''Hati-hati bawa anak orang''

''Iya maksih ya'' Marvel berlalu keluar dari ruang guru dengan senyum merekah.

Darmi yang melihat Marvel datang menggoda Dea.

''De, calon suami kamu udah datang tuh''

''Apa sih Mi'' ujar Dea.

''Ayo Dea, oh iya ini jaket kamu terimakasih sudah meminjamkannya pada ku''

''Sama-sama pak''

''Darmi, saya pinjam teman kamu dulu ya''

''Iya pak, jaga teman saya baik-baik ya pak''

''Pasti Darmi, ayo Dea. Ini pakai helmnya dulu''

Marvel memberikan helm pada Dea, setelah memakai helm, Marvel menggandeng tangan Dea menuju ke parkiran motor. Boy dan Darmi yang melihat adegan itu tersenyum sedangkan Dea kaget.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!