NovelToon NovelToon

Magic

Pulau Osmond

Kisah dimulai di sebuah pulau bernama Osmond. Pulau yang terkenal akan kekuatan magic yaitu "Zanna" . Zanna yang berarti hadiah dari Tuhan, hanya dimiliki oleh sang raja atau lebih dikenal dengan sebutan "Usha". Di pulau Osmond panggilan Raja dan Ratu mereka adalah Usha dan Ushi. Sangat unik dan berbeda dari pulau lainnya.

Pulau Osmond memiliki 4 kota bagian. Yakni Ducan yang sekaligus ibu kota dari Pulau Osmond itu sendiri sekaligus tempat tinggal sang Usha dan kota lainnya ada Galen, Jad dan Laiz. Keempat kota ini memiliki keunggulan dan ciri khasnya masing-masing.

Sang Usha yang bernama Darsh memiliki istri yang bernama Esha. Dari pernikahan tersebut mereka dikarunia dua orang anak yang terpaksa harus dirahasiakan. Bukan keinginan mereka untuk itu, keadaanlah yang memaksanya begitu. Andai Zanna tidak dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab mungkin nasib kedua anak Usha tidak akan seperti ini. Mereka harus terasingkan karena Zanna memiliki kekuatan Magic yang begitu besar. Bila Zanna jatuh ke tangan yang salah maka tentu akan sangat berbahaya bukan?.

Orang yang berhasil mencuri Zanna tersebut bahkan pernah mengancam keluarga Usha. Dia tidak segan-segan ingin merebut kekuasaan dan menguasai pulau Osmond. Sayangnya entah karena apa orang itu tiba-tiba menghilang dan belum ditemukan hingga sekarang. Tentu saja hal itu sangat membahayakan.

Ushi yang memiliki jiwa yang rapuh dan lembut tidak ingin anaknya terkena bahaya, berbagai cara dan upaya dilakukan termasuk menyembunyikan kedua anaknya.

Berbicara tentang Zanna. Orang yang memiliki kekuatan Zanna bisa melakukan apapun. Oleh karena itu yang mewarisi Zanna harus bisa menjaga diri dengan baik. Tidak sembarang orang bisa menggunakannya.

Bahkan hanya dengan satu kedipan mata orang bisa kehilangan nyawanya. Sehebat dan sesakti itu kekuatan Zanna. Oleh karena itu hanya keturunan Usha yang seharusnya bisa mewarisi kekuatan Zanna tersebut. Kekuatan yang hanya bisa diwariskan melalui keturunan.

Entah bagaimana caranya kekuatan Zanna itu bisa juga dimiliki oleh orang asing. Orang yang tidak diketahui keberadaannya itu sudah hampir beberapa tahun silam menghilang. Tapi hingga kini Sang Usha dan Ushi masih tetap menutupi kedua pewarisnya dari publik. Mereka berdua takut suatu saat nanti si pemilik Zanna datang dan melenyapkan keluarganya. Karena walau memiliki kekuatan Zanna sesorang tidak bisa menghidupkan kembali orang yang telah meninggal.

Itulah salah satu kelemahan Zanna. Zanna hanya bisa mengobati tapi tidak bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal.

Setiap orang yang memiliki Zanna bisa diketahui dengan tanda lahir ditangan kirinya. Ditelapak tangan orang yang memiliki Zanna akan terdapat tanda berbentuk bintang berwarna biru langit.

Semua keturunan Usha memiliki itu kecuali sang Ushi. Karena kebanyakan Ushi berasal dari luar kerajaan.

...

Kota Ducan selain terkenal sebagai pusat ibu kota atau sering disebut kota Magic juga memiliki keahlian dibidang pakaian. Semua pakaian yang berasal dari kota Ducan pasti memiliki nilai jual yang tinggi.

Kota Ducan merupakan kota modern yang memiliki sarana transportasinya modern yang diberi nama Ayglo. Ayglo adalah kendaraan sejenis mobil , bisa di darat, laut maupun udara. Ukurannya pun bervariasi sesuai kebutuhan.

Di tiga kota lain di Osmond juga sudah mulai menggunakan Ayglo sebagai sarana transportasi, hanya saja jumlahnya tidak sebanyak di Ducan.

Bila di Ducan terkenal dengan fashion dan teknologinya, maka di Galen terkenal dengan Parfumnya. Galen merupakan pembuat parfum terbaik di Osmond. Banyak brand-brand parfum ternama berasal dari Galen.

Sedangkan di Jad dan Laiz lebih terkenal dengan hasil pangannya. Jad memiliki lahan yang subur dan luas sebagai penghasil sayur, buah, berbagai macam kebutuhan pokok lain dan juga bumbu rempahnya sedangkan di Laiz banyak ditemui tambak ikan dan peternakan. Jad dan Laiz merupakan kota penghasil bahan makanan yang akan dikirimkan ke semua kota di pulau Osmond.

...

Awal mula terjadi pencurian Zanna, kejadiannya beberapa tahun yang lalu. Seorang pria bernama Mario diam-diam mencuri buku penting tentang cara memperlajari zanna milik keluarga Usha.

Siang dan malam dia mempelajari dan mempraktekkan bagaimana cara mendapatkannya hingga dia mendapatkan kesempatan itu.

Di bulan purnama ke 7 tepat di bulan desember, akan ada gerhana bulan yang datang seratus tahun sekali. Saat itu terjadi, kita bisa memiliki zanna dengan bertapa di menara tinggi yang ada di kediaman Usha.

Dengan mengucapkan mantra yang ada di buku itu tepat saat gerhana terjadi, maka kekuatan zanna dari gerhana bulan akan berpindah ke tubuh kita.

Mario yang sudah menjadi kepercayaan Usha menggunakan kesempatan sekali seumur hidupnya ini untuk memiliki zanna.

Semesta seolah berpihak pada Mario, dia berhasil memiliki kekuatan zanna itu. Tapi siapa sangka, seseorang mengetahui dia telah mencuri buku tentang zanna milik Usha tersebut.

Dia adalah Feddy, abdi negara yang tanpa sengaja melihat Mario masuk ke menara Usha.

Feddy pun melihat jelas apa yang dilakukan Mario. Tidak ingin gegabah, Feddy kemudian segera memberitahukan ini pada Usha.

Sayangnya Mario mendengar semua itu, dengan kekuatan zanna yang dia miliki Mario berhasil kabur dari kediakan Usha.

Beberapa hari kemudian, Feddy berhasil bertemu dengan Mario di kota Galen. Saat dia pulang kampung untuk menemui istri dan anaknya, dia melihat Mario di perjalanan.

"Mario..." teriak Feddy marah.

Terjadilah perkelahian antara Mario dan Feddy. Tentu saja Feddy kalah karena Mario memiliki zanna. Dengan jumawa dia menertawakan Feddy yang sudah meringkuk kesakitan. Tapi siapa sangka, Ellena istri dari Feddy melihat kejadian itu, dengan megendap-ngendap dia memukul kepala Mario dengan batu hingga dia tidak sempat menggunakan zanna dan jatuh pingsan.

Saat keadaan Mario yang sekarat dan mengeluarkan banyak darah, putri kecil Feddy menangis karena merasa kasihan melihat Mario yang terlihat kesakitan.

Dia genggam kedua tangan Mario dan saat itu juga zanna berpindah padanya.

...

Beberapa tahun kemudian,

Di desa cukup terpencil di kota Galen tinggal lah seorang gadis manis yang baru selesai menempuh pendidikan Marity nya (atau setara dengan SMA) bersama dengan neneknya.

Namanya adalah Aruna. Dialah pemilik zanna yang tanpa sadar dia dapatkan dari Mario. Nama Aruna diberikan oleh sang ayah karena kehadirannya diharapkan seperti sang fajar yang akan selalu datang tidak peduli apapun yang terjadi. Sejak kecil kedua orang tuanya telah meninggal tanpa diketahui sebab yang pasti.

Nenek selalu mengatakan kalau Ayah dan Ibu meninggal karena sakit. Tapi jujur Aruna tidak percaya itu karena saat pergi ke kota Laiz untuk membeli sapi keadaan Ayah dan Ibunya masih sangat sehat. Entah apa yang terjadi di kota Laiz, saat pulang kedua orang tua Aruna sudah tidak bernyawa.

Aruna memiliki teman dekat di masa sekolahnya yang bernama Andrea dan Ardiaz. Mereka bertiga menempuh pendidikan bersama saat di Marity. Hubungan mereka pun sangat baik.

"Aruna, Ayo.. Kita harus segera berangkat ke Ducan" teriak Ardiaz dari depan rumah Aruna.

Aruna sudah siap dengan pakaian terbaiknya. Dia dan Ardiaz akan ke Ducan untuk menonton pertunjukan teater. Setiap akhir pekan mereka bertiga, triple A (Aruna, Andrea dan Ardiaz) akan berjalan-jalan ke luar kota. Entah itu Ducan, Lais maupun Jad.

"Mana Andrea?" tanya Aruna saat memasuki Ayglo milik Ardiaz.

"Katanya tidak bisa ikut. Kita berdua saja yang nonton tidak apa kan?" tanya Ardiaz.

"Kasian tiketnya sudah dibeli" imbuhnya.

Aruna pun mengangguk seraya tersenyum tipis. Walau dia senang bukan main karena bisa menghabiskan waktu yang banyak untuk berdua saja dengan Ardiaz tapi dia bisa menutupi itu semua. Sudah hampir 3 tahun dia memendam perasaan untuk Ardiaz. Bagi Aruna Ardiaz merupakan pria yang sempurna. Baik, perhatian serta tampan. Walau Aruna berasal dari kalangan biasa tapi Ardiaz mau berteman dengannya. Karena Ardiaz juga, Andrea mau berteman dengan Aruna.

Ardiaz adalah sosok pelindung bagi Aruna. Aruna tidak tau bagaimana nasibnya dulu saat disekolah bila tidak ada Ardiaz.

"Siap?" tanya Ardiaz saat Aruna sudah duduk disebelahnya. Aruna pun mengangguk sebagai jawaban. Secepat kilat Ayglo milik Ardiaz sudah terbang di udara.

Tak butuh waktu lama mereka sudah sampai di gedung pertunjukan. Dengan berjalan beriringan mereka memasuki gedung. Saat memasuki gerbang mereka harus menscan ticket yang sudah mereka beli melalui alat yang bernama Wizz (handphone). Ketika kode sudah cocok maka pengunjung bisa mamasuki gedung teater.

Selama pertunjukan berlangsung Aruna selalu mencuri pandang pada wajah tampan Ardiaz. Dia tidak bisa menghentikan denyut jantungnya yang begitu menggila bila berdekatan dengan Ardiaz seperti ini.

Berulang kali Aruna menghirup dan mengeluarkan nafasnya.

"Kuatkan aku Tuhan" batin Aruna karena dia sama sekali tidak konsen menonton teater yang tersedia.

"Kamu kenapa?" tanya Ardiaz yang menyadari kalau Aruna nampak sangat gelisah ditempat duduknya.

Aruna hanya menggeleng kemudian tersenyum sebagai jawaban.

Ardiaz pun tidak terlalu ambil pusing dan kembali menonton.

"Diaz, andai kamu tau bahwa aku sangat mencintaimu" kata Aruna dalam hati. Aruna sangat tahu bahwa dia dan Ardiaz tidak mungkin bersatu. Selain dia adalah wanita berwajah biasa saja, dirinya juga berasal dari keluarga kelas bawah. Tidak ada yang menonjol pada dirinya. Apalagi bila suatu saat nanti Ardiaz tahu kalau Aruna memiliki Zanna, Aruna tidak tau apa yang akan terjadi pada dirinya.

"Aku hanya orang biasa yang tidak berani bermimpi untuk mendapatkan cintamu. Menjadi teman mu saja sudah suatu kebahagian buatku" batin Aruna mendadak sendu.

Bersambung...

Sehari Bersama Diaz

Bila kerlipan bintang melambangkan keindahan , maka bagiku kamu lah bintang itu.

Bila hembusan angin melambangkan kesejukan, maka bagiku kamu lah angin itu.

Kamu dan selalu kamu. Kamu adalah Ardiaz bintan dan angin di dalam hati ku.

Aruna yang larut dalam pikirannya tidak menyadari kalau teater telah berakhir. Ardiaz sampai mengibaskan tangannya di depan wajah Aruna untuk menyadarkan Aruna dari lamunannya.

“Kamu sakit?” tanya Ardiaz khawatir.

Aruna terkejut. Dia sangat kaget karena jaraknya begitu dekat dengan Ardiaz saat ini. Tubuhnya menegang bila terlalu berdekatan seperti ini.

Pelan dia gelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Ardiaz.

“Syukurlah. Aku lihat kamu dari tadi melamun saja. Bagaimana kalau kita jalan-jalan sebelum pulang?.” Ajak Ardiaz yang tentu disambut hangat oleh Aruna. Sudah lama dia menantikan saat seperti ini.

Biasanya saat jalan bertiga dia akan menjadi obat nyamuk karena Andrea akan berbicara lebih banyak dengan Ardiaz. Aruna cukup tau diri, walau Andrea mau berteman dengannya tapi dia yakin Andrea tidak tulus berteman dengannya.

Saat keluar dari gedung pertunjukan, Aruna dan Ardiaz berjalan beriringan menuju penjual pakaian yang ada di kota Ducan. Ducan memang terkenal dengan segala hal berbau fashion. Mulai dari pakaian, sepatu, tas dan pernak pernik lain. Ardiaz memang sering membelanjakan Aruna pakaian walau sudah berulang kali dia menolak. Tapi Ardiaz tidak peduli. Dia tetap membelikan Aruna pakaian dan perintilannya. Seperti saat ini Ardiaz dan Aruna masuk ke salah satu toko yang tidak hanya menjual pakaian tapi juga dilengkapi Urora (salon).

“Kak, tolong buat cantik temanku” kata Ardiaz yang disambut gelengan dari Aruna.

“Harus. Habis ini kita akan menghadiri acara ulang tahun Baron. Kamu harus menemaniku” kata Ardiaz tegas. Aruna ingin menolak tapi dia tidak tega. Tapi dia juga terkejut karena tidak ada pembahasan tentang menghadiri ulang tahun Baron. Baron adalah salah satu teman mereka saat masih sekolah. Banyak yang berasumsi kalau Baron adalah keturunan Usha. Tapi tidak ada yang berani bertanya langsung karena sejujurnya orang-orang tidak mau mencari masalah dengan pemimpin mereka. 

Pegawai urora mulai mendandani Aruna sesuai arahan Ardiaz. Mulai dari rambut, makeup juga pakaian. Semua pilihan Ardiaz. Dia ingin membuktikan pada Baron dan yang lain kalau Aruna tidak seburuk yang mereka pikirkan. Ardiaz sangat ingat bagaimana Baron sering mencibir Aruna karena dia paling berbeda diantara teman sekelas mereka dan Ardiaz tidak suka akan hal itu. Ada sisi tersembunyi yang Aruna miliki dan tidak dimiliki orang lain. Aruna bagai sang fajar yang menyinari dunia. Dia memiliki sinar yang mampu menghangatkan orang-orang disekitarnya.

Dua jam waktu yang diperlukan untuk mendandani Aruna. Ardiaz pun telah berganti baju juga sesuai dresscode yang tertera di undangan Baron.

"Diaz..." panggil Aruna pelan. Ardiaz yang berdiri membelakanginya kemudian membalik tubuhnya.

Dia seketika membulatkan matanya tidak percaya. Aruna bahkan lebih cantik dari apa yang dia bayangkan.

"Cantik" ucapnya tanpa sadar.

Aruna tersipu malu. Tidak menyangka kalau Ardiaz akan memujinya.

Aruna mengenakan dress berwarna hitam sesuai pilihan Ardiaz. Rambutnya yang berwarna hitam dibuat bergelombang. Riasannya sederhana tapi benar-benar membuat Aruna terlihat cantik. Bahkan Andrea pun kalah cantiknya dengan Aruna yang berdandan seperti ini. Aruna yang memang memiliki postur tubuh kurus tinggi semakin terlihat tinggi dengan heels yang dipakai.

"Ayo kita jalan" ajak Ardiaz saat dia sudah bisa menghilangkan sedikit keterkejutannya.

Aruna mengangguk dan mengikuti Ardiaz yang sudah berjalan buru-buru di depan. Sejujurnya dia deg degan melihat kecantikan Aruna.

Seperti biasa Ardiaz akan bertanya kesiapan Aruna saat sudah duduk di dalam Ayglo.

"Siap?" tanya Ardiaz.

Aruna pun tersenyum dan mengangguk. Saat tersenyum seperti ini wajah Aruna semakin terlihat manis.

Ardiaz kemudian mengemudikan Ayglo miliknya. Dalam sekejap saja mereka sudah sampai dipelataran gedung mewah milik keluarga Baron. Gedung yang lebih mirip hotel. Megah dan mewah, tak salah memang orang-orang mengira kalau Baron adalah keturunan Usha. Tidak mungkin ada yang memiliki kekayaan seperti Baron kecuali keluarga Usha.

"Ayo masuk" ajak Ardiaz saat mereka sudah sampai di depan pintu masuk.

Aruna sedikit ragu karena dia tidak menerima undangan.

"Ayo..." ajak Ardiaz sekali lagi. Dia bahkan sampai menarik tangan Aruna karena Aruna hanya berdiri ditempatnya.

Aruna pandangi tangannya yang ditarik oleh Ardiaz, jantungnya semakin berdetak dengan kencangnya.

"Diaz, tapi aku kan tidak diundang" kata Aruna lirih.

Ardiaz menghentikan langkahnya. Dia pandangi wajah Aruna yang nampak sedih itu.

Ardiaz tersenyum.

"Kamu diundang, dia mengundang seluruh teman sekalas" jawab Ardiaz. Dia masih menggenggam tangan Aruna dan kembali mengajaknya masuk ke dalam.

Saat sudah sampai dalam gedung semua mata tertuju pada mereka, terutama pada Aruna yang nampak sangat cantik dalam balutan busana hitamnya. Dresscode disana memang berwarna hitam. Tapi dress hitam itu terlihat bersinar di kulit putih Aruna yang memang bersinar seperti sang fajar.

Baron menghampiri mereka berdua.

"Aruna?" tanya Baron terkejut.

Aruna mengangguk sambil tersenyum begitu manis.

Baron yang melihat senyum itu seketika menjadi silau karena sinar fajar dari senyum Aruna sangat menyulaukan mata.

"Selamat ulang tahun Baron" ucapan selamat dari Ardiaz menghentikan sesaat tatapan terpesona dari Baron.

"Ah.. Iya terima kasih" jawab Baron.

Ia melirik pada tautan tangan antara Ardiaz dan Aruna.

"Apa mereka pacaran?" batin Baron penuh tanda tanya.

Aruna yang sadar kemana arah pandang Baron kemudian melepaskan tangannya perlahan dari genggeman Ardiaz.

"Ah...maaf" kata Ardiaz yang baru menyadari kalau dari tadi dia masih menggenggam tangan Aruna.

Aruna tersenyum kemudian mengangguk.

"Tak apa" jawabnya kemudian. Aruna kemudian beralih pada Baron dan mengucapkan selamat ulang tahun.

"Selamat ulang tahun Baron, semoga segala kebaikan datang padamu" ucap Aruna tulus.

"Terima kasih Aruna" balas Baron tersenyum. Untuk pertama kalinya Aruna melihat Baron tersenyum padanya.

"Apa aku harus berdandan seperti ini dulu baru aku mendapatkan pelakuan baik dari orang lain?" batin Aruna sedih.

Dia tidak mempunyai cukup uang untuk membeli barang-barang seperti ini. Dia bisa saja menggunakan kekuatannya untuk mewujudkan apa saja yang dia inginkan. Tapi hal itu akan menimbulkan tanda tanya dari mana Aruna mendapatkan semua itu. Dia tidak ingin membahayakan dirinya dan juga sang nenek atas apa yang diakibatkan oleh Zanna yang dia miliki.

"Ayo bergabung dengan yang lain" ajak Baron ramah. Dia mengantar Ardiaz dan Aruna ke tempat teman sekelas mereka berada.

"Apakah itu Aruna?" tanya Harmony dengan keterkejutannya. Disana juga ada Arsenio dan Yuanda.

Arsenio melihat ke arah yang dimaksud Harmony begitu juga Yuanda.

Yuanda sampai berdecak kagum.

"Kemana saja aku selama ini?" tanya Yuanda pada dirinya sendiri.

"Ternyata di kelas kita ada yang seindah mentari pagi" imbuhnya.

Arsenio tidak menanggapi, dia kembali dengan Wizz ditangannya hingga Baron, Ardiaz dan Aruna sampai ditempat mereka.

"Kalian disini dulu ya, aku akan menyambut tamu yang lain" kata Baron sambil tersenyum ramah dan diangguki yang lain.

Harmony langsung menghampiri Aruna.

"Aruna, apa kabar?" tanya Harmony.

Aruna tersenyum manis.

"Aku baik, kamu apa kabar juga?" jawab Aruna.

"Selalu baik" jawab Harmony semangat, "Apa kamu akan melanjutkan pendidikan?" imbuhnya.

Aruna langsung menggeleng.

"Aku akan langsung bekerja" jawab Aruna. Walau dia tersenyum tapi sorot matanya memperlihatkan kesedihan. Sebenarnya dari dulu Harmony pun ingin berteman dengan Aruna, hanya saja Harmony takut Aruna merasa terbebani berteman dengannya. Aruna adalah orang yang tidak enakan sedangkan Harmony tidak tegaan. Bila Aruna berteman dengan Harmony maka Harmony akan selalu membelanjakannya dan Aruna aka sungkan akan hal itu. Belum lagi akan ada kata-kata tidak sedap dari teman yang lain yang mengatakan kalau Aruna memanfaatkan Harmony. Sama seperti yang terjadi antara Ardiaz dan Aruna. Harmony tidak ingin seperti itu maka dia lebih memilih menjauh. Dia merasa senang karena Ardiaz memang teman yang baik dan tulus.

Ardiaz merasa kasihan pada tatapan mata Aruna. Dia ingin sekali membiayai sekolah Aruna tapi dia pasti akan menolaknya.

Ardiaz menghela nafas berkali-kali.

"Kasian sekali nasib mu Aruna" batin Ardiaz sendu.

Bersambung...

Sehari Bersama Diaz (2)

"Bagaimana kalau kamu bekerja di kediaman Usha?" tawar Yuanda.

Seketika Aruna dan yang lain menatap pada Yuanda. Bagaimana bisa Yuanda menawarkan bekerja di kediaman Usha? Ada hubungan apa Yuanda dengan Usha? Seperti itulah kira-kira yang ada di benak mereka.

Mendapati tatapan penuh pertanyaan dari teman-temannya dengan cepat Yuanda mengklarifikasi.

"Ayah ku bekerja di kediaman Usha sebagai tenaga pengajar. Beliau memerlukan asisten. Aku yakin kamu mampu untuk itu melihat kamu memiliki kepintaran diatas rata-rata saat dikelas" jelas Yuanda singkat, padat dan jelas.

Yang lain pun mengangguk paham.

"Terima kasih tawarannya yuan, tapi aku tidak mungkin meninggalkan nenek sendiri di Galen untuk bekerja disini" jawab Aruna menolak secara halus.

Yuanda mengangguk paham.

Dia tau kalau Aruna adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya.

Tak berapa lama Baron datang bersama Andrea.

Aruna jadi bertanya-tanya dalam hatinya.

"Tadi Ardiaz bilang Andrea tidak bisa ikut bersama tapi sekarang kenapa dia bisa datang?" batin Aruna.

"Hai semua..." sapa Andrea ramah. Dia pun bersalaman dengan teman-temannya satu persatu.

"Waw Aruna...kamu cantik sekali" puji Andrea. Dia sampai memeluk tubuh tinggi langsing milik Aruna.

"Kamu bisa menjadi artis papan atas dengan penampilan seperti ini" imbuhnya.

Aruna hanya tersenyum canggung. Menurutnya pujian itu terlalu berlebihan.

Ardiaz dan Arsenio nampak berbicara sangat serius dipojokan. Entah apa yang mereka bicarakan. Disekolah dulu mereka tidak terlalu dekat. Siapa sangka sekarang mereka bisa mengobrol berdua seperti itu.

Harmony kemudian mengajak Aruna yang nampak canggung dengan pujian berlebihan dari Andrea untuk menemaninya makan.

"Aruna, ayo kita makan. Andrea kamu mau ikut?" Harmony bertanya seperti itu karena terlihat Andrea sedang fokus menatap ke arah Ardiaz. Hampir seluruh kelas tau bahwa Andrea menyukai Ardiaz.

"Ah... Aku disini sama bersama Yuanda" jawab Andrea kemudian.

Harmony pun mengangguk kemudian menarik pelan tangan Aruna untuk makan bersamanya.

"Aruna, ayo makan yang banyak. Tubuhmu itu terlalu kurus" kata Harmony dengan seringai jahilnya.

Aruna hanya tertawa kecil menanggapi. Sebenarnya dia sering menggunakan Zanna untuk memenuhi kebutuhan perutnya, hanya saja memang dia tidak bisa terlalu banyak makan. Penampungannya terlalu kecil hingga makan sedikit saja dia sudah merasa penuh.

Harmony mengambilkan dua lembar roti gandum, irisan daging dengan saus, telur dan tomat di piring Aruna.

"Makan yang banyak" ucapnya lagi.

Aruna pun mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

Mereka berdua kemudian mencari meja yang akan mereka tempati.

"Aruna, dimana rencananya kamu akan bekerja?" tanya Harmony karena dia sangat khawatir dengan Aruna.

"Hem.. Aku akan bekerja di pabrik parfum kenalan nenek ku" jawab Aruna.

Harmony pun mengangguk.

"Kalau aku akan pindah ke sini. Aku akan menetap di Ducan. Karena kamu tau sendiri kan pendidikan disini yang terbaik?" kata Harmony menjelaskan padahal Aruna tidak bertanya.

Aruna pun mengangguk membenarkan. Pendidikan di Ducan memang lebih baik dari kota lainnya.

"Semoga kamu bisa sukses disini ya" kata Aruna tulus. Dia senang melihat orang lain sukses dan berharap dirinya juga bisa seperti itu.

"Akupun berharap kamu bisa mengejar mimpimu. Kalau kamu butuh bantuan jangan segan-segan beritahu aku ya. Maaf kalau selama ini aku terlihat cuek." ujar Harmony.

Aruna tersenyum mendengar permohonan maaf Harmony. Selama disekolah memang hanya Baron yang sering menghinanya, yang lainnya hanya diam saja. Tidak membela maupun mendukung tindakan Baron. Kecuali Ardiaz tentu saja. Hanya dia yang selalu melindungi Aruna, dimanapun dan kapanpun. Hal itulah yang membuat Aruna merasa ketergantungan pada Ardiaz, kalau tidak ada Ardiaz , Aruna selalu merasa sendirian.

"Mungkin salahku yang tidak bisa berbaur dengan kalian" jawab Aruna menimpali permohonan maaf dari Harmony.

Harmony pun menggeleng.

"Ini bukan salah mu. Harusnya aku bisa seperti Ardiaz. Kita lupakan yang sudah lewat ya?" ucap Harmony dengan wajah bersalahnya.

Aruna mengangguk, seulas senyum terbit dibibirnya. Dia memang terlihat sangat bersinar ketika tersenyum.

Tak lama Ardiaz dan Andrea ikut bergabung bersama mereka. Seketika saja Harmony menjadi lebih diam dari tadi dan Aruna merasa aneh akan hal itu.

"Makan yang banyak Aruna" ucap Harmony disela-sela makan mereka.

Aruna pun tersenyum.

"Aku tidak bisa makan banyak, sedikit saja sudah penuh" sahutnya.

"Pantas saja tubuh mu kurus ya" kata Harmony menimpali.

Andrea yang melihat kedekatan antara Harmony dan Aruna merasa tidak suka. Apalagi tadi pagi mendadak Ardiaz mengatakan tidak bisa menjemputnya, tapi ternyata Ardiaz malah kesini bersama Aruna. Andrea yakin semua pakaian dan riasan yang dipakai Aruna adalah pemberian Ardiaz.

Setiap tamu yang datang diberikan voucer yang bisa ditukar dengan beberapa hadiah menarik salah satunya Wizz keluaran terbaru. Sebelum pulang tamu dipersilahkan untuk memilih hadiah melalui undian di sebuah alat canggih yang berbentuk bulat. Saat alat di pencet maka alat tersebut akan berputar mengeluarkan hadiah yang didapat.

Ulang Tahun Baron yang ke 18 ini memang digelar dengan begitu mewah sehingga tak heran bila orang mengira dia keturunan Usha.

Hampir dua jam Aruna disana. Tiba-tiba dia merasa sangat cemas tanpa tanpa sebab. Setiap dia merasa seperti ini pasti akan ada hal buruk yang terjadi. Oleh karena itu Aruna semakin cemas dan mengeluarkan keringat dingin. Ardiaz menyadari itu, dia pun mengajak Aruna untuk pulang lebih dahulu.

Baron mencegah mereka sebelum pulang.

"Tolong pilih hadiahnya dulu. Aku mohon" pinta Baron pada Aruna dan Ardiaz.

Baik Aruna dan Ardiaz mengangguk setuju. Ardiaz lebih dulu memilih hadiahnya. Alat tersebut berputar sebanyak 3 kali lalh keluarlah hadiah gantungan kunci berbentuk kota Ducan yang di dapat Ardiaz. Salah satu hadiah yang paling sederhana.

Setelah Ardiaz, Aruna kemudian memulai pilih memilih hadiahnya. Saat melakukan itu aura Zanna milik Aruna tanpa sadar kekuar sekilas bagai kilap. Untungnya baik Ardiaz atau yang lain tidak menyadarinya.

Dengan bantuan Zanna yang dimiliki oleh Aruna, Wizz model terbaru berhasil didapatkan oleh Aruna.

Baron sampai menutup mulut tidak percaya.

"Selamat Aruna, kamu beruntung. Dan aku harap ini bisa menebus kesalahanku selama ini" ucap Baron sambil menjabat tangan Aruna.

Lagi-lagi Aruna hanya tersenyum.

"Terima kasih Baron, hadiah ini akan aku gunakan dengan baik".

Setelah itu Aruna dan Ardiaz meninggalkan acara ulang tahun Baron yang masih berlangsung. Sebenarnya bisa saja Aruna memiliki semua barang mewah yang dia inginkan. Tapi tentu saja itu akan menjadi tanda tanya banyak orang. Dari mana gadis yatim piatu kelas bawah bisa mendapatkan barang mewah. Kalau seperti sekarang kan sudah jelas dia me dapatkannya dari hasil undian.

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!