NovelToon NovelToon

Sword Master Level 999

Chapter 01 : Aku Bertemu Kucing Dari Dunia Ini

Selagi merasakan hembusan angin, aku membaringkan tubuhku di atas rumput selagi menatap langit biru berawan, baru saja aku telah dikirim ke dunia ini dan rasanya sayang kalau dilewatkan untuk bersantai.

Udaranya segar, kelembapannya cocok, rumput ini juga terasa nyaman ditambah awan yang menutupi cahaya matahari, dari 1 sampai 10 aku akan memberikan situasi ini 8.

Selama ini aku hidup sebagai budak perusahaan dan sekarang di kehidupan ini aku memutuskan untuk bisa bersantai semauku.

Aku masih berumur 20 tahun dan harus menjalani kehidupan keras seperti kebanyakan orang dapatkan.

Aku belum tahu apa yang harus kulakukan yang jelas kurasa semuanya sama seperti dengan sebuah game, pertama pergi ke guild dapat pekerjaan kemudian bersenang-senang dengan uang yang didapatkan adalah rute yang sering ada di dalam game ataupun novel-novel Isekai.

Ketika aku hanyut dengan perasaan santai sebuah jari menusuk pipiku berulang kali. Kulitnya sangat halus dan putih.

"Sudah mati kah?" suara itu berasal dari seorang gadis yang memiliki wajah cantik dengan gaun terusan perpaduan biru dan hitam, ia memiliki mata ungu lapis yang selaras dengan rambut berwarna Violetnya yang diikat bergaya twintail.

Sama sepertiku dia juga membawa pedang.

"Apa yang kau lakukan?" tanyaku pada gadis tersebut yang berlutut di sampingku, walau dia mengenakan stocking di balik roknya tetap saja itu bukan sebuah pemandangan yang dengan mudah dia tunjukkan pada pria normal sepertiku.

Gadis itu tidak menjawab pertanyaanku malah menggaruk kepalanya, setidaknya rapatkan kakimu dulu, napa?

Jika diperhatikan dia memiliki ekor dan telinga kucing. Skill penilaiku aktif secara otomatis.

Nama : Alice

Ras : Demi-human kucing Lv 05

Elemen : Wind

Sepertinya dia seorang pemula.

Sementara aku.

Nama : Melvin

Ras : Human Lv 999

Elemen : Tidak ada

Dan sebagai tambahan aku bisa menggunakan berbagai skill yang kuinginkan. Benar-benar over power.

"Kau tidak boleh menusuk seseorang seenaknya."

"Aku hanya penasaran saja."

Penasaran ada batasan juga, karena cantik aku maafkan saja.

"Namaku Alice, jadi apa yang kau lakukan di sini?"

Dia malah balik bertanya.

"Bersantai."

"Mencurigakan, di sini biasanya jadi lokasi perburuan bagi petualang rendah tapi sejak tadi aku tidak melihat monster."

"Aku sudah mengalahkannya."

"Kau pasti bercanda."

Aku menunjuk ke arah sedikit jauh dimana tumpukan monster menggunung ke atas.

"Kau mengalahkannya sendirian."

"Tunggu, kenapa kau terlihat marah?"

"Ini hanya mata pencarianku satu-satunya jika kau mengambil seluruh buruan aku tidak akan punya uang untuk besok."

"Ah, bagaimana mengatakannya tapi aku minta maaf, kalau mau kau bisa mengambil setengahnya," jawabku panik.

Gadis di depanku jelas sangat marah, aku tidak tahu apa ia memiliki harga diri yang tinggi atau tidak suka padaku yang jelas dia menundukan kepalanya sekarang seolah menahan emosinya.

"Begini saja, aku baru sampai di wilayah ini dan tidak tahu apapun... Bagaimana kalau sebagai ganti monster yang kuberikan kau membantuku pergi ke kota."

"Sepakat."

Sepertinya berjalan dengan baik.

Karena gadis ini kesulitan membawa tubuh para monster jadi aku memasukannya ke dalam item penyimpananku. Dalam sebuah game skill ini secara mudah didapatkan.

"Tunggu di mana kau menyimpan monster barusan?"

"Sihir penyimpanan."

"Kamu bisa melakukannya, aku dengar hanya seorang penyihir atas saja yang bisa melakukannya sementara kau membawa pedang di punggungmu."

"Bukannya hal ini biasa."

"Tentu saja tidak, ngomong-ngomong kau belum mengatakan namamu?"

"Namaku Melvin."

"Nah Melvin aku akan membawamu ke kota dan menjelaskan berbagai peraturan sebagai petualang jadi jangan lupa dengan apa yang kau katakan sebelumnya."

"Tentu saja, aku akan membagi penghasilan dari penjualan monster."

"Yataaa... syukurlah bahwa aku tidak harus tidur di luar di dalam kotak kardus."

Sepertinya hal itu juga terjadi pada kucing dari dunia ini.

Alice mungkin gadis miskin yang senang mengais-ngais sampah di rumah tetangga, aku harus memperlakukannya dengan baik.

Chapter 02 : Kilas Balik

Berbeda dari penampilan Alice yang berkilauan, aku hanya datang dengan Jersey pada umumnya, saat aku dipindahkan aku tidak memiliki kesempatan untuk berkemas rasanya ingin sekali memakai pakaian yang lebih baik namun sayangnya pakaian ini adalah apa yang diberikan dewi padaku dan memiliki Atribut Sakti di dalamnya

Mari kembali beberapa menit yang lalu saat aku adalah seorang pria kantoran yang sudah bekerja selama dua tahun.

Hari itu hujan dan aku harus kembali lebih lambat karena terkena lembur, aku tinggal sendirian karena kedua orang tuaku sudah lama meninggal saat masih kecil.

Dibandingkan merepotkan keluarga yang lain aku lebih suka melakukan semuanya sendirian karena itulah meski sesulit apapun bekerja aku tidak bisa seenaknya keluar begitu saja, meski perkerjaanku padat ada sesuatu hal yang selalu ingin kulakukan selepas bekerja yaitu memainkan game yang belakangan ini terkenal.

Game ini memperkenalkan berbagai karakter imut yang bisa dipilih sebagai teman party, sementara pemain akan bercerita sebagai petualang yang menjelajahi dunia sihir dengan berbagai peralatan yang luar biasa.

Saat ini aku sudah berada di level pertengahan dengan karakter pria kurus yang menggunakan senjata pedang. Tepat saat aku login sebuah pesan masuk.

[Selamat kamu terpilih menjadi seorang yang akan dipindahkan ke dunia lain, tekan 'yes' jika setuju dan 'tidak' untuk menolak]

"Apa ini fitur baru?"

Aku jelas menekan 'yes' dan sebuah cahaya menelanku hingga aku sadar telah berada di ruangan putih bersama seorang wanita cantik dengan gaun putih serta sayap di punggungnya, ia memiliki kecantikan kekanak-kanakan dengan rambut pirang panjang.

"Selamat datang namaku Noa, sepertinya kamu telah setuju untuk dipindahkan ke dunia lain, tapi apa kamu selalu berpenampilan seperti ini?"

Aku hanya mengenakan celana pendek dan kaos gambar tikus.

"Karena kehujanan aku buru-buru mengganti pakaian dengan ini."

"Kurasa itu kurang pas saat bertemu wanita cantik sepertiku."

Dia menjentikkan jarinya dan seketika Jersey melekat di tubuhku.

"Itu Jersey Sakti yang memiliki pertahanan luar biasa."

"Apa jangan-jangan aku akan dikirim ke dunia lain dengan pakaian ini."

"Begitulah, kulihat kamu orang yang sering bermain game dan berada di atas puncak player lainnya karena Itulah aku memilihmu."

"Aku bisa mengerti alasannya."

"Sebenarnya aku terkena hukuman untuk turun ke dunia fana karena itulah aku ingin kamu menjadi rekanku."

Itu jelas tidak seperti yang kubayangkan.

"Apa terjadi sesuatu?"

"Sebenarnya tugas dewi adalah membimbing jiwa yang mati namun kami juga diberi tugas untuk membimbing beberapa orang pahlawan untuk menyelamatkan dunia."

"Terus."

"Aku memilih para pahlawan secara acak hingga pada akhirnya mereka malah bermalas-malasan, karena mereka semua tanggung jawabku jadi aku dihukum turun ke sana untuk memperbaikinya."

"Sejujurnya aku juga berfikir untuk bermalas-malasan."

"Tidak mungkin. Lalu bagaimana denganku?"

Aku memikirkan sesaat.

"Bagaimana kalau aku melatih seseorang untuk menjadi pahlawan sesungguhnya, saat raja iblis dikalahkan maka dewi bisa kembali ke sini juga bukan."

Mata dewi bersinar terang.

"Itu patut dicoba."

"Untuk berjaga-jaga aku akan memberikan skill over power untukmu."

"Kurasa itu tak masalah."

"Aku juga memberikanmu sebuah pedang."

Ini yang disebut sebagai bonus.

Aku menerimanya dengan baik.

"Kalau begitu aku akan mengirimmu ke dunia sana."

"Bagaimana dengan dewi?"

"Aku akan berbicara pada orang yang menggantikanku sementara waktu tentang kondisi barusan saat selesai aku akan langsung menemuimu."

"Oke."

Kilas balik akhirnya selesai.

Chapter 03 : Sebuah Tujuan Yang Ditetapkan

Dalam perjalanan ke kota kami dihadapkan dengan kemunculan slime, mereka terlihat sama seperti yang kuingat di dalam game hanya saja bagi Alice dia langsung menyerangnya secara membabi buta.

"A-apa-apa?"

Dia mengayunkan pedangnya dan itu menghasilkan ledakan tanah ke udara. Apa dia punya dendam pada mereka?

"Aku benci slime, mereka suka melarutkan pakaian wanita."

"Kau baik-baik saja."

"Jangan khawatir aku tak apa."

Slime melompat ke sana kemari untuk menghindari serangan tersebut, awalnya kukira Alice adalah petualang yang cukup kuat dan cakap dalam bertarung namun semua itu berubah secara drastis.

Serangannya nggak kena oi.

Bukannya slime makhluk yang lemah, jika dipukul tongkat saja mereka akan mati nggak perlu tenaga sampai segitunya.

Slime yang marah mulai berkerumun lalu melompat ke tubuh Alice hingga menjatuhkannya ke tanah.

"Tidak, slimenya masuk ke dadaku, mereka juga masuk ke dalam rokku, Melvin selamatkan aku."

Ini pertama kalinya aku melihat seorang level 5 dikalahkan level 1 terlebih oleh slime. Meski ada pemandangan fanservice di sini aku tentu tidak peduli.

"Pergi aja lah."

"Tunggu, kau mau kemana? Selamatkan aku."

Beberapa saat setelah aku menyelamatkannya.

"Fuwah, slime benar-benar mengerikan tapi syukurlah aku berhasil mengalahkan satu."

Dia menunjukan wajah bangga.

"Balikin kekaguman gue sebelumnya, kukira lu kuat."

"Haha aku ini petualang lemah karena itulah hanya aku satu-satunya pemburu di tempat ini."

Itu menjelaskan banyak hal. Salahku, jangan pernah menilai buku dari sampulnya aku pikir dia petualang pemula tapi lebih dari itu, dia orang yang tidak bisa diandalkan.

"Jika kau kesulitan mengenai apapun saat menggunakan pedang kenapa kau menggunakannya."

"Karena keren, semua orang yang membawa pedang selalu terlihat demikian."

Orang ini sudah tak tertolong lagi.

Kupikir ini takdir juga kenapa aku bertemu dengannya. Kami melanjutkan perjalanan dan aku menunjuk ke arah sebuah menara yang bisa dilihat bahkan jika lokasinya sangat jauh.

"Aku penasaran apa itu?"

"Itu menara surga, katanya jika kau bisa naik ke puncaknya kau bisa mengajukan satu permintaan dan akan dikabulkan, menara itu berada di ibukota karena itulah aku juga ingin menjadi kuat dan pergi ke sana... aku sudah lelah disebut sebagai Noob, aku yakin suatu hari aku bisa melakukannya."

"Menara surga kah?"

Aku merasa perjalanan gadis ini akan terasa cukup lama. Apapun itu, aku tidak berhak menanyakan apa permohonannya yang jelas berjuanglah.

Kami sampai di sebuah kota yang cukup damai kurasa, orang-orang di sepanjang jalan menatapku penuh kecurigaan.

"Mama lihat gadis itu dipenuhi lendir."

"Jangan melihatnya sayang."

"Aku ingin tahu permainan gila seperti apa yang diberikan pria di belakangnya."

"Aku juga."

Aku jelas membalas.

"Oi kalian salah paham. Aku pria yang menjunjung keadilan dan moral tinggi aku tidak mungkin melakukan hal hina. Uwah, Alice aku menemukan kantung uang mari bagi dua."

"Mari serahkan pada penjaga."

"Hah, siapa yang menemukannya dia pemiliknya."

"Mananya yang bermoral."

Aku meratapi uangku yang diberikan Alice pada penjaga sebelum akhirnya kami sampai di tempat bertuliskan guild.

Berbeda dari perlakuanku di luar, semua petualang sudah tahu apa yang terjadi pada Alice.

"Alice sang Noob, kau diserang slime lagi, mari duduk aku akan mentraktirmu hari ini," suara itu berasal dari seorang pak tua yang berkumpul dengan pak tua lainnya.

"Alice ini memang seorang petualang lemah lebih baik berhentilah jadi petualangan dan ambil pekerjaan yang lain."

Mungkin aku akan setuju dengan itu terlebih yang mengatakan itu penyihir sexy.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!