NovelToon NovelToon

Kisah Rialen (Transmigrasi)

Apa ini?!

"Nona, ini waktunya makan siang. Tuan dan Nyonya sudah menunggu, mari bersiap." seorang wanita paruh baya mendekatiku, lalu menuntun diriku untuk bangun dari kasur.

Beberapa orang mulai masuk ke kamar, dengan pakaian pelayan yang sering kulihat di komik. Seraya mereka memandikan diriku, aku termenung dengan waktu yang lama.

"Aku sepertinya tidak sedang bermimpi, sentuhan mereka terasa nyata, dan air ini terasa hangat." Batinku.

Mereka selesai memandikanku, dan mulai sibuk memilih pakaian,aksesoris, dan mendandaniku. Sedangkan aku sibuk memikirkan apa yang terjadi.

Namun anehnya aku terbiasa dengan semua ini, seperti ada seseorang yang mengendalikan tubuhku.

Saat melihat ke arah cermin, aku melihat wajah yang asing. Rambut hitam bergelombang terurai panjang, mata hijau gelap yang terlihat seperti warna rumput laut, dan wajah bulat kecil berwarna putih pucat.

"Apa ini? wajah mayat ini adalah aku?" Ucapku pelan.

"Nona, jangan bicara seperti itu! percayalah anda pasti akan sembuh," Pelayan tua itu menatap wajahku dengan sedih, "nona kan wanita yang kuat."

Aku hanya membalas kata-kata itu dengan senyuman, "Jadi tubuh ini penyakitan? aku harus mencari informasi lebih dalam!" Batinku.

Saat tiba diruang makan, aku langsung disambut pelukan oleh wanita cantik paruh baya.

"Nak, wajahmu sangat pucat. Apakah semalam penyakitmu terasa lagi?" Wanita itu memegang wajahku dengan lembut.

"Sa...saya baik-baik saja," aku ragu-ragu menjawab pertanyaan wanita itu, yang sepertinya adalah ibu dari tubuh ini.

"Kenapa tiba-tiba kamu berbicara formal Rose?"  Ucap pria yang sepertinya adalah ayah pemilik tubuh ini.

"Rose? apa itu nama tubuh ini? namanya pernah ku dengar sepertinya" Batinku.

Aku yang sedang larut dalam pikiran, disadarkan oleh sebuah tepukan lembut dipundak. "Rose, apa kamu baik-baik saja?" ayah Rose terlihat khawatir.

"Ya, aku baik-baik saja," aku langsung mengosongkan pikiran untuk sementara, karna perut ini sudah kroncongan.

Sambil menyantap hidangan lezat, aku memberanikan diri untuk mencari informasi. Mulai dari pertanyaan basa-basi, hingga sesuatu yang sensitif. Aku beralasan lupa berbagai hal karna penyakitku, dan itu berhasil!

"Jika ada sesuatu yang ingin kamu ketahui, temui saja ayah di ruang kerja" ucap Ayah Rose.

"Baik A...ayah" aku masih tidak terbiasa mengucapkan kata Ayah dalam hidupku, karna diriku yang asli tidak mempunyai orang tua.

Saat sudah tiba dikamar, aku langsung menghempaskan tubuh ke kasur.

"Ini sangat aneh, kenapa tiba-tiba aku berada di tubuh orang lain? dan lagi ke zaman seperti ini, pasti sangat sulit bertahan hidup!" gerutu ku dengan kesal.

Mari kita ingat, kejadian bagaimana aku bisa jadi seperti ini.

Aku hanya lah seorang pekerja kantor biasa, yang hidupnya dipenuhi dengan kehampaan. Apa itu cinta? aku bahkan belum pernah berpacaran.

Lalu seperti hari yang biasanya, aku bekerja sampai larut malam. Saat akan beranjak pulang, aku melihat sesuatu yang bersinar di salah satu meja karyawan. Aku medekatinya dengan perlahan, dan ternyata itu sebuah buku!

"hmm, saintes dan iblis? buku yang aneh ini tadi mengeluarkan cahaya?" Aku penasaran dan membuka buku itu, lalu saat aku baru membaca beberapa lembar, buku itu lagi-lagi bersinar dengan terang.

Yah lalu aku berakhir ditempat ini, seharusnya aku langsung pulang saja saat itu! otakku saat ini sangat lelah, aku akan berkeliling sambil mencari informasi lebih dalam.

Saat berbincang dengan ayah rose, aku mendapat beberapa informasi yang lumayan. Pertama keuangan keluargaku baik, kedua aku mempunyai penyakit yang tidak diketahui, penyakit ini muncul 4 bulan yang lalu.

"Omong-omong tentang 4 bulan yang lalu, aku jadi teringat Fiona."  Dia adalah sahabat baikku, namun sayang sekali dia meningggal dalam kecelakaan 4 bulan yang lalu.

"Uggghhh.... sadarlah Railen kamu harus memikirkan kondisi saat ini!...oh, sekarang aku adalah Rose! aku harus ingat ini"

Aku berjalan menjelajahi rumah besar ini ditemani seorang kesatria, tentu saja aku banyak bertanya pada ksatria itu. Untungnya dia menjawab tanpa ada rasa curiga, dan aku mendapatkan beberpa informasi lagi.

Saat sedang fokus berbincang, tiba-tiba dari arah depan seorang wanita menghampiriku, dan memberi salam.

"Saya memberi salam pada Nona Rose," wanita itu membungkukan badannya dengan anggun, "apa tubuh Nona sudah baikan?"

Aku melihatnya dengan seksama, dari ujung kaki sampai kepala. Rambut putih bersinar seperti cahaya bulan, mata ungu yang memberikan sensasi nyaman, dan wajahnya yang sangat cantik!

"Apa dia ini dewi?" lirihku dengan suara pelan, padanganku lurus menatapnya.

"Maaf nona Rose, anda bicara apa tadi? saya tak bisa mendengarnya?" Wanita itu memasang raut muka yang kebingungan.

"Bukan hal yang penting, omong-omong siapa namamu?" ucapku.

"Nama saya Sabrina, mohon maaf jika saya tak sopan, tapi kita sudah sering bertemu apa Nona tidak ingat?" Sabrina memasang wajah kecewa.

"Eh,aku melupakan bayak hal penting karna penyakit ini, aku minta maaf"

"Apa penyakit Nona memburuk?, mari saya periksa!"

Sabrina langsung menarik lenganku dengan panik

Aku di beri arahan untuk berbaring, lalu Sabrina mengulurkan tanganya ke atas wajahku, sinar yang tak asing masuk ke dalam tubuhku. Rasanya sangat hangat dan nyaman, setelah itu tubuhku terasa jauh lebih ringan.

"Wah hebat, bagaimana kamu bisa melakukan itu?" aku sangat kagum ada sihir di Dunia ini.

"Itu bukanlah hal yang hebat, banyak Tabib lain yang lebih hebat dibanding saya" Sabrina tersenyum kecut.

Saat ingin bertanya lebih dalam lagi pada Sabrina , tiba-tiba aku teringat potongan cerita novel yang berisi-

..."Seorang gadis yang menyerupai sinar rembulan,dan memiliki kekuatan penyembuhan yang hebat, disebut sebagai SAINTES! dia menyelamatkan banyak manusia, dan dia juga menyelamatkan seorang iblis. Dari situlah kisah cinta terlarang mereka dimulai, dan nama sang Saintes adalah SABRINA!"...

"Hah? Apa-apaan ingatan ini?" Aku memegang kepalaku yang terasa ingin pecah.

"Nona! Apa yang terjadi? Saya akan memberikan anda mantra penyembuhan sekali lagi!" Ucap Sabrina.

"Tidak....tidak perlu. Tinggalkan saja aku sendirian, aku perlu mencerna sesuatu," Aku memegang kepalaku yang semakin terasa sakit, "aku sungguh tak apa!"

"Tapi non-" sebelum Sabrina melanjutkan kata-katanya, aku memotongnya dengan kasar.

"SABRINA! aku tau kamu khawatir denganku. Tapi bisakah kamu menuruti keinginanku sekarang? Keluarlah!" teriakan ku sontak membuat meraka takut.

Dengan langkah yang ragu-ragu Sabrina meninggalkan kamarku. Kepalaku yang tadinya terasa sakit, seketika langsung membaik.

"Tiba-tiba rasa sakit ini hilang? Apa ini ada hubungannya dengan Sabrina?!"

"Dan lagi ingatan itu seperti prolog novel, apa itu novel yang membuatku terjebak disini? Dan berarti sekarang aku sedang di dunia novel, yang dimana Sabrina adalah tokoh utama!" Banyak sekali pertanyaan yang berputar di otakku, aku sangat kesulitan mencerna apa yang terjadi.

Tiba-tiba cahaya itu muncul lagi! Cahaya yang membuatku terkirim ke tempat ini. Aku melihat sosok wanita yang keluar dari arah cahaya itu, wanita itu terlihat seperti seseorang yang kukenal.

BERSAMBUNG.....

Halo semua, aku disini author newbie. Tolong beri krisar, supaya aku bisa membuat karya lebih baik lagi!

Siapa dia?!

Wanita itu berpenampilan moderen, dia memakai dres kekinian berwarna putih, panjangnya menutupi lutut. Rambutnya hitam pendek sebahu, ciri-ciri tinggi dan bentuk badannya sangat familiar bagiku, namun anehnya aku tak bisa melihat wajahnya.

"Apa kamu yang mengirimku kesini?" ucapku, sambil terus memperhatikan sekujur tubuhnya.

Wanita itu hanya diam mematung di dekat jendela, aku ingin menghampirinya. Namun sayangnya aku tak bisa menggerakan badanku, hanya bisa menggerakan bagian kepala saja.

"Untuk apa kamu kemari jika hanya ingin menjadi patung! Menjengkelkan... pergi saja sana!"

Walaupun banyak pertanyaan di dalam kepalaku, tapi aku memilih diam. Karna sepertinya percuma saja bertanya padanya yang terlihat seperti patung, bahkan tubuhku sudah mulai terasa berat.

Wanita itu tetap diam tak bergerak, aku juga memilih untuk mengabaikannya.

30 MENIT BERLALU

"Hei, bisakah setidaknya kamu membiarkanku bergerak?" gerutuku kesal.

Wanita itu akhirnya menatapku, dan mengucapkan beberapa kalimat yang tak kumengerti.

"kamu ini biacara yang jelas dong!" aku mulai merasa jengkel.

"Ma-- harusnya ka-u tida- meng-la-i ini....aku akan ----------" Lalu wanita itu menghilang seperti debu.

"Hah? Apa-apaan! Dasar mahluk tak jelas, bicara saja tak benar," aku reflek melempar bantal ke arah jendela, sekarang badanku sudah kembali normal.

Karna tubuhku yang sudah lelah, dan langitnya sudah terlihat gelap dari jendela. Aku memutuskan untuk beristirhat sejenak, dan memikirkan hidupku esok hari saja.

ESOK HARINYA

Setelah kemarin hari yang panjang, aku bertekad untuk menikmati hidup di Dunia ini. Persetanan dengan semua yang terjadi! toh hidupku di Dunia aslipun tak ada yang istimewa.

"Aku hanya perlu menikmati kisah Sabrina dan Iblis itu kan? Soalnya aku kan hanya membaca beberapa lembar novel itu," aku tersenyum getir.

Walaupun aku sudah menerima nasib ini, tetap saja aku merasa sedikit gelisah.

Pertama \= Aku tak tau apa yang akan terjadi pada akhir Novel ini.

Kedua \= Tubuh yang aku rasuki ini tokoh penting atau bukan? Karna sepertinya 'Rose' ini cukup dekat dengan Sabrina.

Ketiga \= 'Rose' ini penyakitan!

"Bahkan untuk berdiri sekarang sangat sulit! Kenapa kemarin aku baik-baik saja?.....ughhh, lupakan sajalah."

Yah ini bukan saat nya aku memikirkan itu, aku harus mencari informasi lagi! Kemarin aku di kacaukan oleh kemunculan Sabrina. Mari jelajahi rumah luas ini lagi, dan gali rahasia yang ada.

"Siang paman Luno," sapaku pada Ksatria yang menemaniku keliling kemarin. Namanya adalah Luno, dia adalah Ksatria pribadi Rose.

"Selamat siang juga Nona, dan tolong panggil saya Luno saja," hormatnya sembari membungkukan badan dengan sopan.

"Apa aku tak bisa memanggilmu dengan sebutan 'paman' saja?" aku menatapnya dengan tatapan berbinar.

"Tidak bisa Nona, saya masih menyayangi kepala saya" jawabnya dengan tegas.

"Uggh.... Yasudahlah, mari kita berkelilng lagi" Dasar hukum dunia ini sangat kuno!

Luno mulai melanjutkan cerita yang kemarin tertunda, jadi kemarin Luno sedang membahas asal usul Duke Sein yang sekarang adalah ayahku.

Sein dulunya hanya seorang pedagang biasa, namun saat dia menciptakan Ramuan obat yang bisa menambah MANA, namanya mulai dikenal. Kaisar juga sangat kagum dengan pencapaian Sein dan memberinya gelar DUKE.

"Mana itu apa?" ucapku dengan hati-hati.

"Nona melupakan ini juga?!" tanya Luno dengan heran.

"Sudah cepat beritahu aku!" aku menatapnya tajam agar bisa terhindar dari pertanyaan itu.

"Baiklah, jadi mana adalah sumber kekuatan dari segalanya. Contohnya sihir penyembuhan Nona Sabrina, itu menggunakan Mana. Lalu pedang saya ini juga dibaluti oleh mana agar kuat, dan masih banyak lagi kegunaan Mana. Namun kelemahaan dari mana adalah, cepat habis dan waktu pemulihannya sangat lama. Maka dari itu saat Duke Sein menciptakan ramuan yang dapat memulihkan mana dengan cepat, orang-orang langsung mengaguminya," jelasnya dengan panjang lebar.

"Wah Duke sangat mengagumkan, baiklah terima kasih atas penjelasannya SIR luno" aku mengangguk pelan, sambil terkekeh.

"Nona, sudah saya bilang jangan panggil saya seperti it-" belum selesai Luno bicara, tiba-tiba datang seseorang memberikan salam.

"Hai Rose, lama tak bertemu. Apa kamu sedih karna aku tak membalas suratmu?" ucapnya dengan nada menjengkelkan.

"Hmmm....aku merasakan Dejavu. Lagipula siapa pria yang mirip ayam ini" Batiku.

BERSAMBUNG.....

Anak ayam menyebalkan!

"Apa kamu senang bertemu denganku sekarang?" Pria itu tersenyum lebar.

Aku menatap wajahnya selama kurang lebih 10 detik, lalu beralih menatap pada Luno. "Sir, siapa anak ayam ini?" bisikku pelan.

"Dia adalah anak dari salah satu selir Kaisar, Pangeran ke-3, Namanya adalah Yolan Alexsandra" bisik Luno.

"Apakah aku harus bersikap sopan padanya? Dan apa hubunganku dengannya?" bisikku sekali lagi.

Yolan menatap kami dengan mata penasaran "Kalian berdua ini kenapa saling berbisik? Dan lagi kenapa kamu mengabaikan aku Rose?...aku jadi sedih sekali," matanya terlihat sendu, namun itu hanya akting belaka.

"Aku tak mungkin tertipu trik murahan seperti itu! Bagaimanapun aku ini berpengalaman kalo soal sandiwara" batinku sambil menatap Yolan dengan tajam.

Aku menatap ke arah Luno lagi, dan dia berbisik "Nona boleh bersikap semau Nona, namun ingatlah Nona harus menjaga martabat Nona!" Luno melirik ke arah Yolan sebentar, lalu melanjukan perkataannya, "dia adalah calon Tunangan anda."

"HAH? OMONG KOSONG APA INI?!" aku spontan langsung berteriak tak percaya, lalu menatap Yolan dengan mata tak percaya, "Kamu....kamu calon tunanganku?" tanyaku yang ingin memastikan sekali lagi.

"Ya benar, ada apa denganmu? heboh sekali!" Yolan menaikan satu alisnya, sambil mengerutkan keningnya.

Aku menarik napas dengan pelan, lalu menghembuskannya secara kasar. "Baiklah, ayo Rialen, jernihkan pikiranmu!" batinku.

"Aku baru ingat, aku ada urusan sekarang. Jadi aku mohon undur diri duluan ya, Pangeran Yolan," aku memberi salam perpisahan dengan anggun.

"Tungg-" Sebelum Yolan menyelesaikan ucapannya, aku langsung berlari kabur.

POV YOLAN

Hari ini aku akan pergi menemui Duke Sein, untuk membicarakan keputusan pertunanganku dengan Rose.

Aku bertemu Rose pertama kali di perjamuan ulang tahunku, saat itu aku sama sekali tak tertarik padanya. Dia biasa saja, dan tidak ada yang menonjol tentangnya. Sifatnya juga sama saja dengan wanita lain 'Dia menyukaiku' itulah yang terpancar dari matanya.

Namun hari ini aku menyaksikan sifatnya yang berbeda, atau mungkin dia sedang menampilkan sifat aslinya. Tatapannya menunjukan bahwa dia tak tertarik padaku, padahal jelas-jelas saat dipesta dia sangat tertarik padaku.

Yah itu bagus untukku, niatku datang ke kediaman ini juga untuk membatalkan pertunangan. Aku lelah untuk berakting mencintai wanita itu, lagipula pernikahan ini tak terlalu penting.

________________

DI KAMAR ROSE

"Apa-apaan? Ayah tak pernah mengungkit soal tunangan saat makan malam!" gerutuku sambil duduk di balkon, angin berhembus kencang membuat rambutku berantakan.

Sambil menikmati pemandangan langit sore yang indah, aku mencerna situasi dengan kepala dingin. "Calon tunangan ya?....hmmm...OH BENAR!" teriakku sambil berlari keluar kamar, dan langsung menuju ke Ruang Kerja ayah.

"Nona Rose? apa anda ingin menemui Duke?" tanya penjaga pintu dengan tatapan heran, mungkin karna melihatku berlarian, dengan rambut berantakan seperti orang gila.

"Ya, apa Du-ehem...maksudku ayah sedang sibuk?" hampir saja aku menyebut kata Duke.

"Sekarang Duke sedang ada tamu, Nona bisa kembali lagi nanti" ucapnya dengan sopan.

Aku terdiam sejenak dan menatap pintu Ruang Kerja ayahku, "Apa tamunya adalah Pangeran ke-3?" tanyaku memastikan bahwa pikiranku tak salah.

"Ya Nona" tuturnya dengan sopan.

"Beritahu pada ayahku, bahwa aku ingin menyampaikan sesuatu yang penting!" perintahku, lalu saat Penjaga itu hendak membuka pintu, aku menambahkan perkataanku, "Katakan juga ini berhubungan dengan Pangeran ke-3!"

"Baik Nona"

Selang beberapa menit penjaga itu keluar, lalu memebuka'kan pintu "Silahkan masuk Nona."

Di dalam sudah terlihat dua orang Pria tampan sedang menikmati teh, ya walaupun Duke sudah tua, tapi ketampanan masih terpacar diwajahnya. Saat sedang terpukau, terdengar suara ayahku membuatku tersadar.

"Duduklah, dan katakan hal penting apa yang mau kamu sampaikan Rose?" ucap ayahku tanpa basa-basi.

"Aku ingin menentang pertunanganku dengan Pangeran ke-3!" ucapku sambil memandang ke arah Yolan.

Saat di balkon aku baru sadar arti kata 'Calon Tunangan' yang berarti hubungan ini belum diketahui publik, dan aku masih aman dari gosip-gosip. Soalnya aku gak mau menikah dengan seseorang yang pangkatnya tinggi, karna pasti akan merepotkan, dan banyak drama.

Lalu bagaimana jika Yolan adalah salah satu male lead? Atau tokoh penting dicerita ini?

BERSAMBUNG...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!