...『⇒PROLOG⇐』...
Gadis cantik bernama Grace Eloise memiliki aura yang sungguh mempesona berwajah oval, mata indah, bulu mata yang lentik, tubuh yang molek hingga rambut hitam lurus serta kulit putihnya memiliki kharismatik tersendiri dan siapa yang tidak tergoda dengan gadis se-cantik dirinya itu bahkan dia juga di beri gelar miss universe oleh teman terdekatnya karena wajahnya yang begitu cantik.
Grace sekarang berumur 24 tahun dan dirinya memiliki seorang ayah sudah berusia 50 tahun bahkan tidak di katakan muda lagi namun wajah sang ayah masih terbilang awet hanya terlihat sedikit keriput di bagian pinggir matanya selebihnya ayah dari Grace tidak terlihat tua.
Ayah dari Grace bernama Daniel yang sekarang sudah memiliki istri lagi bahkan sebelum istrinya tiada dia memang sudah menjalin hubungan dengan seorang wanita apalagi istri pertamanya juga mengetahui kalau sang suami sudah menikah lagi tanpa di beri tahu oleh suaminya sendiri maka dari situlah cekcok antara mereka terjadi dan ternyata ibu dari Grace memiliki sakit sesak nafas di dadanya setelah ia mendapat kabar kalau Grace memiliki saudara tiri.
Yeap saudara tiri Grace hanya berjarak satu bulan saja darinya sebab setelah ia lahir tak berapa lama istri ke dua ayahnya juga sedang dalam keadaan hamil makanya rumah tangga orang tua Grace sudah berantakan semenjak wanita itu masuk di kehidupan mereka sampai ibunya tiada juga karena ayahnya terus membela istri ke duanya itu.
Grace tidak pernah tahu cerita yang sebenarnya sebab dia masih sangat kecil untuk mengetahui semuanya itulah fikir sang ibu bahkan ibunya tiada sejak itu Grace masih duduk di bangku SMP dan yang dia tahu ibunya memiliki sakit yang sudah cukup parah bahkan hampir setiap malam dia melihat ibunya menggunakan alat bantu pernafasan.
.
.
.
❁❁❁FLASHBACK ❁❁❁
Beberapa tahun yang lalu...
Drrttt
Drttt
Bunyi serta getaran ponsel membuat gadis bernama Grace itu langsung bergerak dari tempatnya yang sebelumnya dia masih tampak menyisir rambut namun ketika dia mendengar bunyi ponsel dengan sigap berlari hingga seketika menangkap ponselnya yang hampir terjatuh ke lantai akibat getaran dari ponsel tersebut apalagi dia meletakkannya sangat menepi di pinggir bagian meja belajarnya.
"Haduh hampir saja," gumamnya pula yang tak sadar sudah menekan tombol terima dari panggilan tersebut.
Lalu Grace membungkam mulutnya dan melebarkan mata karena tak sadar jarinya sudah menekan tombol terima setelah dia berucap demikian.
"Hei, cantik! apanya yang hampir saja? apa kau masih meletakkan ponselmu sembarangan?" tanya seorang lelaki dari sebrang setelah Grace melekatkan ponselnya di dekat telinga.
"Heheh iya kau tahu saja kalau aku masih ceroboh," kekehan kecilnya terdengar pula sambil menatap ke arah kaca dari jauh tempatnya berdiri.
"Apa yang aku tidak tahu tentangmu cantik..." Seloroh dari lelaki itu dengan berkata yang seakan membuat kedua pipi Grace tampak merona. "Hei, kenapa kau bengong? ayo turun! lihatlah aku dari jendela kamar mu karena aku sudah menunggu di bawah," lanjutnya pula terdengar tak sabaran.
Beberapa saat Grace membuka tirai jendelanya sedikit dan tentu saja lelaki tersebut sudah melambaikan tangan dari bawah dengan lontaran senyum tampannya yang begitu manis sehingga ke dua bola mata Grace tampak tak berkedip.
Namun bukannya Grace membalas lambaian itu justru dia langsung menutup tirai jendelanya dan bersender di tembok karena merasa lelaki yang berada di bawah itu sangat tampan setiap harinya.
Grace pun tersadar dari lamunannya karena ia melihat layar ponselnya sudah mati karena lelaki tadi sudah menutup panggilannya tentu saja Grace dengan sigap meraih tasnya yang tergantung dan meraih handset yang ada di atas kasurnya.
Sigapnya ia meraih semuanya karena tak ingin jika lelaki tersebut menunggunya terlalu lama bahkan ia sampai lupa mengikat tali sepatunya itu sangking terburu-burunya.
Tap Tap
Terdengar suara larian dari atas sehingga membuat orang yang ada di dalam rumah menjadi terganggu terutama saudara tirinya itu di tambah lagi ibu tirinya yang teramat tidak menyukai keberadaan Grace padahal ia juga tak pernah mengandalkan ayahnya walaupun banyak yang harus dia lewati dalam kuliahnya bahkan dia rela bekerja menjadi seorang pelayan di sebuah coffe latte untuk membiayai hidupnya.
Sedangkan saudara tirinya itu hanya meminta dari orang tua untuk berfoya bersama teman-temannya bukannya menabung malah menghamburkan uang, begitulah sifat saudara tirinya itu berbeda jauh dari Grace namun sang ayah masih saja memanjakannya walaupun Grace tak pernah komplein akan tetapi dia juga butuh kasih sayang dari orangtuanya namun tak ia rasakan semenjak ibunya tiada.
^^^To be continued^^^
^^^🍁 aiiWa 🍁^^^
...Kutipan :...
Kehidupan memang banyak duri yang harus di lewati namun setelah kita menapaki duri tersebut kita jadi mengetahui apa itu rasa sakit lebih dari tertusuk duri 👏
...『⇒Bab 2⇐』...
Drap
Drap
Grace tampak berlarian dari anak tangga hingga ia sampai ke bawah dengan sangat terburu-buru bahkan ia berulang kali melihat jam yang melekat di pergelangan tangannya itu.
Zrapp
"Stop!" sergah dari ibu tiri Grace menghentikan langkah Grace seketika sehingga ia mau tak mau harus berhenti sebab tangan dari ibu tirinya menghadang tepat di depannya saat ini.
"Minggir! aku mau lewat," ucap Grace demikian bahkan lontaran matanya saat ini terlihat santai menatap ke arah ibu tirinya itu.
Sebut saja ibu tirinya bernama Jihan dan dia memiliki umur yang sama dengan ayahnya Grace sedangkan anak dari rahimnya sendiri bernama Laras yang berusia hanya berbeda satu bulan dengan Grace.
Jihan memiliki mata seperti burung hantu sebab bola matanya sungguh menyeramkan serta ia juga memiliki rambut sebatas sampai bahunya dan dirinya selalu berpenampilan mencolok sebab di wajahnya penuh riasan make up yang membuat dirinya terkesan seperti wanita penghibur di klub malam, begitulah kira-kira.
Sedangkan anaknya si Laras memiliki body yang di katakan lumayan bagus namun tidak se-molek Grace sebab mereka sangat jauh jika harus di bandingkan apalagi bentuk wajahnya terlihat biasa saja namun ia memiliki wajah yang tirus rambut pendek serta lesung pipi terlihat di wajahnya dan ia selalu memakai rok jeans mini di atas lutut padahal dirinya masih masa kuliah belum bekerja sudah berpenampilan terlalu vulgar bahkan bajunya saja sering tampak sengaja di biarkan terbuka supaya para lelaki bisa melihat keindahan tubuhnya itu, yeap terkesan sangat murahan sama seperti ibunya begitulah penglihatan dari mata Grace sehingga ia tak pernah respect pada ibu tiri juga saudara tirinya itu.
"Aku sudah pernah bilang jangan berlarian di rumah ini, apa kau tak mendengar ucapan ku?" sarkasnya pula membalas tatapan dari Grace.
"Sudah ma... Hukum saja dia, tidak usah di beri uang kuliah!" sambung dari Laras pula sembari menikmati sarapan di atas meja.
Sementara ayah dari Grace malah sibuk membaca koran sambil menyeruput teh hangat di gelasnya.
"Pfft!" kekehan kecil di bibir Grace jelas terukir.
"Apa yang kau tertawakan? tidak ada yang lucu kenapa kau tertawa?" bentak ibu tirinya pula semakin menjadi suaranya terdengar keras.
"Air cucuran atap jatuhnya ke pelimbahan juga! ck ck itu peribahasa yang cocok untuk kalian berdua, tak ku sangka ternyata memang sama saja sedikitpun tak ada bedanya, pfft!" santainya Grace berkata demikian serta mengatupkan kedua tangannya di dada bahkan terdengar kekehan kecil di balik ucapannya itu.
"Apa yang baru saja kau katakan? bisa kah kau perjelas?" hardik ibu tirinya pula sementara anaknya si Laras sudah tampak jengkel mendengar ocehan dari Grace barusan bahkan ia memegang gagang sendoknya secara kuat sebab dia sudah mengerti maksud peribahasa yang di lontarkan oleh Grace.
BRAKKK
Suara pukulan keras dari meja membuat Daniel kaget seketika sehingga ia melirik di balik korannya ternyata Laras sudah berdiri dan memukul meja makan secara kuat namun Daniel tidak mau ambil pusing sebab sudah setiap harinya keributan terjadi makanya ia masih melanjutkan membaca koran tanpa mau ikut campur.
Tap
Tap
Laras yang berjalan ke arah Grace juga ibunya kini sudah terlihat murka dan sekarang ia tepat berdiri di tengah mereka menunjukkan sorotan mata yang sadis.
"Coba ulangi ucapan lo barusan?" serang Laras serta mengepalkan kedua tangannya dengan kuat berbicara menatap ke arah Grace yang masih tertawa kecil itu.
"Apa kau tuli? oh tidak... Sepertinya anak mu ini sudah kehilangan ke dua teli-"
PLLAAAKK
Belum selesai Grace berbicara, tangan Laras sudah melayang ke pipi Grace pada akhirnya Grace merasakan perih di wajahnya tersebut sembari tersenyum simpul dan melirik ke arah Jihan yang sudah tampak tersenyum puas sementara Laras masih memasang wajah yang sok berkuasa.
PLLAAKK
Greepp
"Akkkhhhh, aghhh! lepas dasar kurang ajar lepas gue bilang!" jeritan rasa sakit yang keluar dari mulut Laras membuat suasana menjadi semakin ricuh bahkan Jihan juga ikut memukuli tangan Grace yang menjambak rambut Laras.
"Lepas! dasar anak sinting, cepat kau lepaskan!" teriak Jihan pula sebab ia melihat anaknya sudah merintih kesakitan.
Grepp
Yeap, kini Grace juga menjambak rambut Jihan menggunakan sebelah tangannya satu lagi serta menatap santai keduanya yang sedang menahan rasa sakit.
"Anakmu berani sekali menampar pipi ku yang selalu ku jaga dari sinar matahari! enak saja dan ibunya pula beraninya memukul tangan indah ku dengan tangan mu yang kotor ini, sekarang kalian rasakan akibat sudah berani membuat aku marah!" geramnya Grace secara kuat ia masih melakukan aksi pembelaan dirinya itu. "Jangan kalian fikir aku takut! karena sedikitpun aku tak pernah mengharap uang dari kalian dan kau Laras apa kau tak tahu selama ini aku berjuang mencari uang untuk kuliahku tak pernah aku meminta sepeserpun uang dari wanita ini," katanya lagi secara perlahan ia berkata demikian namun tangannya masih menjambak rambut mereka.
Greppp
"Lepaskan mereka!" sergah ayahnya pula menahan tangan Grace seketika berada di antara mereka.
"Oh, sudah ada pahlawannya yang datang!" cetus Grace menoleh ke arah tangannya yang di tahan oleh ayahnya.
"Ayah bilang lepaskan!" teriak ayahnya pula dengan keras serta ia memaksa secara kuat tangan Grace hingga jambakan itupun akhirnya terlepas juga.
"Dasar ja**ng!" sembur dari ibu tirinya pula sembari merapikan rambutnya yang sudah tampak seperti nenek gerandong, itulah istilahnya sementara Laras juga merapikan rambutnya bahkan banyak rambut yang rontok akibat jambakan dari Grace. "Mas, tak bisakah kau mengajarkan sopan santun pada anak mu ini?" teriaknya pula merasa di sakiti padahal meminta pembelaan.
"Hekh! ja**ng teriak jal**g, cih," gumam Grace sambil mengalihkan wajah karena ia merasa tak heran lagi dengan tingkah keduanya terhadap dirinya.
"Grace ini ibu mu juga dan kau harus menghargai dia jadi ayah minta kejadian yang tadi jangan pernah kau ulangi," katanya pula yang sudah berdiri di depan Grace sementara keduanya berdiri di belakangnya.
"Laras yang sudah menamparku! lalu apakah aku harus diam saja? apa ayah pernah berada di sampingku ketika aku selalu di bentak oleh wanita ini?" tunjuk Grace dengan lantang pula.
"Grace sudah ayah bilang! dia ibu mu, mengerti kau!" murka ayahnya pula namun membuat Grace tersenyum tipis kemudian ia melangkahkan kakinya dan sekarang berdiri tepat di sebelah ayahnya pula tetapi matanya melihat ke arah Jihan yang menyeringai sambil membalas tatapannya.
Tap
Tap
Grace melanjutkan langkahnya dan meletakkan satu tangannya di bahu Jihan sembari berkata. "Ibuku sudah M.A.T.I," dengan jelas ia berkata demikian dan berjalan sembari tersenyum tipis di wajahnya.
"Grace kembali kau! tak boleh kau kuliah, kembali ayah bilang..."
Teriakan yang terdengar jelas di telinga Grace membuatnya tak berhenti sama sekali bahkan terus berjalan ke arah luar pintu.
Seketika Grace berhenti di meja makan dan menoleh ke samping.
PRAANNGG
Dengan sengaja Grace menjatuhkan piring yang terletak di atas meja dan membungkam mulutnya serta menoleh ke arah mereka bertiga.
"Ups! sorry, tolong di bersihkan nanti kalian bisa terluka. Bye!" kekehan dari ucapannya itu serta lambaian tangan dari Grace membuat Jihan semakin kesal.
"Gadis tak punya etika kau, kurang aj*r! dasar gi*a..."
Kini Grace mendengar teriakan dari Jihan setelah teriakan dari ayahnya terhenti namun ia tetap berjalan sembari mengibaskan kedua tangannya sambil tersenyum lebar.
^^^To be continued^^^
^^^🍁 aiiWa 🍂^^^
...Kutipan :...
Rasa sakit akan menjadikan mu kuat percayalah akan ada orang di sekitar mu yang menanam benih sakit itu supaya kau bisa terus belajar untuk menjadi semakin kuat seperti besi yang tak dapat di lelehkan dengan begitu mudah ❤️
...『⇒Bab 3⇐』...
"Grace... Kembali ayah bilang apa kau tak dengar? Grace... Jika kau tetap pergi ayah akan menghukum mu, kau tak akan ayah bukakan pintu dan kau bisa tidur di luar! silahkan kalau kau berani menentang ayah!" jeritannya pula yang tiada henti sampai mengejar Grace hingga menuju ke luar rumah.
Tapakan kaki Grace terhenti di saat ia mendengar ancaman dari ayahnya barusan lalu ia menoleh dan melontarkan senyuman simpul di wajahnya. "Aku bisa tidur di manapun, monggo kalau ayah mau melakukan sesuai keinginan ayah! karena aku tak perduli, aku pergi!" ucapnya pula secara santai kemudian senyuman itu pun luntur di wajahnya ketika ia melanjutkan kembali langkah kakinya.
Lagi-lagi ayahnya masih terus memanggil nama dirinya dengan makian serta ancaman yang lebih parah lagi jika ia masih pergi maka bajunya semua akan di lempar keluar namun Grace sudah biasa mendengar hal konyol itu sebab jika ayahnya membutuhkan uang juga larinya ke Grace dan memasang wajah yang menyedihkan apalagi Grace merupakan wanita yang rendah hati walaupun dirinya di perlakukan seperti itu ia tetap berada di samping ayahnya.
"Grace, bukankah itu ayah mu? kenapa dia mengejar mu sampai ke sini?" tanya lelaki yang sudah menjemput Grace pula. "Nih helm mu pakailah," lanjutnya lagi sembari memberikan langsung ke tangan Grace.
"Tak usah banyak bertanya, kita sekarang pergi biar tak telat masuk kampus!" cetusnya pula sambil memasang helm di kepalanya lalu ia pun memegang ke dua bahu lelaki tersebut sebab motor lelaki itu memiliki model bangku belakang yang tinggi karena kawasaki ninja rr old memiliki body yang besar makanya ia pun naik dengan bantuan bahu lelaki tersebut.
Sepertinya hatinya sedang tidak baik, nanti saja deh di tanya kalau di tanya sekarang malah aku yang kena sembur! batin lelaki itu pula sehingga ia melirik dari samping mengamati gerakan Grace yang sedang naik ke atas motornya sembari membuang nafas kasar.
"Sudah?" tanya lelaki itu setelah ia melihat Grace sudah kian duduk di bangku motornya.
"Sudah, jalanlah!" jawabnya secara singkat pula.
"Oke jangan lupa pegangan," pesannya pula berbicara dari samping namun samar terdengar sebab ia sudah menggunakan helm di kepalanya.
Grace hanya anggukkan kepala namun matanya tak melihat lelaki tersebut dan kemudian ia meletakkan ke dua tangannya di bagian pundak si lelaki dengan erat.
Brmmm
Brmm
Suara motor lelaki itu sungguh terdengar jelas di telinga ayah Grace yang saat ini sedang menatap kepergian mereka dari arah kejauhan pula.
"Ma, kenapa anak itu selalu membuat aku kesal? coba mama lihat itu dia naik motor dengan lelaki yang aku suka ma! aku benci dia, aku benci dia ma!" rengekan Laras tepat di depan pintu ia sedang berdiri bersama ibunya yang sedari tadi mereka juga melihat Grace di bonceng oleh lelaki yang di maksud oleh Laras.
"Mama juga kesal pada anak itu, mama ingin sekali mengoyak mulutnya dan membuatnya patuh di kaki mama! tapi kita harus fikirkan cara untuk membuat anak itu tak berkutik di depan kita," jawab ibunya pula bahkan tampak ia bermain dengan jemari tangannya sembari mengepalkannya secara kuat.
"Aku ingin dia tersiksa ma! aku ingin memberi pelajaran untuknya sampai mati pun dia harus benar-benar tersiksa! buktinya mama lihat sendiri tadi dia dengan beraninya menjambak rambut ku," ocehannya lagi sembari merapikan kembali rambutnya serta terlihat pula raut wajahnya yang begitu kesal.
"Oh my little baby... Maafkan mama, karena mama tidak cepat menghentikannya, apa rambut mu masih sakit sayang?" cakapnya terdengar seperti membujuk lalu ia berulang kali membelai rambut anaknya serta melontarkan wajah yang sedih.
"Tidak apa ma, hanya rontok saja nanti aku bisa memberi vitamin rambutku setelah pulang dari kampus," balasnya pula sambil melangkah ke arah meja makan untuk meraih tasnya yang masih berada di tempat duduknya.
Tap
Tap
Langkah kaki Daniel terdengar ketika ia ingin memasuki pintu rumah dan melihat mereka sudah berada di hadapannya bahkan Jihan melihat suaminya dengan jengkel sebab suaminya tak bisa memberi pelajaran pada Grace itulah benak Jihan saat ini.
"Laras, apa kau sudah ingin pergi? biar ayah antar," katanya pula dengan menatap ke arah Jihan yang sudah mengatupkan tangan di dada.
"Ayah apa sih? aku kan sudah bilang, aku tak ingin memanggil dengan sebutan ayah karena bagiku sangat kampungan jadi no ayah! aku lebih suka memanggil papa, bisakah tidak menyebut diri mu ayah?" lontarnya pula secara lantang bahkan ia tak memiliki sopan terhadap orangtuanya sendiri berkata demikian.
"Terserah kau saja! cepatlah biar papa antar kau ke kampus karena papa lewatnya dari kampus mu," ajaknya lagi terdengar mengalah sebab ia tak ingin menjadi panjang urusannya dengan anaknya itu.
"Aku mau naik taksi yang benar saja aku harus naik motor butut itu! sini berikan aku uang untuk bayar ongkos taksi dan juga jajanku!" pintanya pula secara angkuh dengan menggerakkan telapak tangannya di depan ayahnya.
"Bukankah papa sudah memberi uang lebih pada mu kemarin lusa?" tanya ayahnya pula tampak menautkan kedua alis matanya.
"Ya sudah habis lah! aku juga banyak keperluan di kampus lagipula perawatan tubuhku bukan yang murahan, sudah pa sini berikan aku uang!" pintanya lagi dengan memaksa namun ia bahkan sama sekali tak melihat ke arah ayahnya.
"Kasih saja mas kenapa susah banget ngeluarin uang untuk anak sendiri," sambung istrinya pula membenarkan sikap anaknya itu terhadap suaminya.
"Tapi aku belum dapat uang makanya hari ini aku mau buka bar lebih awal," jawabnya dengan wajah yang serius.
"Halah! tidak usah menipuku, apa aku anak kecil yang mudah di tipu?" berang Laras pula tampak merasa kesal pada ayahnya.
"Buat apa menipu mu bukannya kalau kau meminta uang selalu papa kasih? sekarang kau minta saja dengan mama mu! aku pergi," ucapnya dengan jengkel sebab ia benar-benar tak punya uang sebab sudah habis untuk minum-minum bersama temannya kemarin malam makanya ia langsung pergi tanpa menoleh ke istri dan anaknya lagi.
"Mas..." Teriak istrinya pula namun suaminya tak menghiraukan sebab suaminya terus saja pergi tanpa membalasnya lagi.
Laras mengepalkan kedua tangannya dan lontaran kedua matanya terlihat mengerihkan ketika ia menatap ayahnya yang berlalu pergi begitu saja sehingga ia menjerit sekuat tenaga memaki dengan membabi buta.
^^^To be continued ^^^
^^^🍁 aiiWa 🍁^^^
...Kutipan :...
"Bagai buntal kembung" sudah bodoh, sombong lagi sifatnya. Begitulah istilah untuk orang yang mengandalkan kesombongan sementara ia tak dapat berkaca bahwa dirinya "tong kong" ❤️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!