NovelToon NovelToon

Hijrah & Hapidzoh

prolog

Assalammu'alaikum wr. Wb.

Authoor meminta maaf pada para pembaca sekalian, bilamana dalam novel ini banyak typonya, karena saya juga baru belajar menulis novel.

Pada para pembaca tersayang mohon dimaafkan bila alur cerita dan kisah dalam novelnya terbilang biasa, dan menoton.

Mohon jangan dibaca karena sangat jelek!.

Wasalammu'alaikum wr. Wb.

***

Raisa rohdhotul latica, gadis cantik dengan segudang prestasi, banyak kepribadian yang tertutup di balik hijab besarnya, sifatnya yang dingin namun baik hati itu mampu membuat siapapun bertekuk lutut.

Saat usia raisa masih belia dia sering mengasah ingatan dan kesadarannya, meski fisiknya tidak kuat seperti orang kebanyakan, sang ibu sudah menjadi titik tumpu untuk dirinya berotasi menjalani hidup.

Meski dia bukan golongan orang kaya atau miskin tapi dia mampu hidup dengan tangannya sendiri hingga lulus SMK jurusan tata boga, sang ibu yang memiliki toko kue yang cukup terkenal dilanjutkan olehnya dengan kemampuan dari sekolah dan pengalamannya menjadikan toko itu semakin maju, 3 tahun yang lalu sang ibu yang sudah berumur jatuh sakit karena penyakit jantung yang dideritanya dan di rawat di sebuah rumah sakit besar di ibu kota.

Keuangannya memang tidak pernah kurang ataupun lebih, sifatnya yang terbilang langka karena meski dirinya seorang lulusan pesantren, hafidzoh dan seorang yang sudah lulus tafsir al'qur'an dia tidak pernah besar kepala seperti pepatah semakin berisi padi maka akan semakin menunduk pula batangnya begitupun raisa, dia memang memiliki sifat tomboy yang tidak diketahui orang lain namun dia menyembunyikannya dengan sangat apik dan menjadikan kepribadian gandanya itu sebagai hiburan.

Jauh saat masih sekolah dasar raisa sering dirundung teman sekolahnya, alasan hijab yang dikenakannya membuat beberapa orang menjauhinya, dengan alasan berbeda kepercayaan dan terlihat cupu, membuat raisa tumbuh menjadi pribadi yang kuat meski dibaliknya adalah wanita lemah tak berdaya dengan banyak penyakit di tubuhnya.

Dia memiliki riwayat jantung lemah dan gagal jantung, dia juga pernah mengalami bronkitis atau kita lebih mengenalnya paru paru basah, dia berobat untuk penyakit bronkitisnya selama 6 bulan karena penyakitnya di ketahui dengan cepat saat melakukan rongsen untuk kebutuhan medis mengecek kesehatan jantungnya yang sangat lemah.

Raisa yang tidak pernah melihat wajah sang ayah hanya bisa tahu dari potret pernikahan sang ibu, ayahnya meninggal saat dia dalam kandungan, semua ini pula yang menjadikan alasan raisa sangat menyayangi sang ibu.

Setiap pagi sebelum berangkat sekolah dia selalu menemani sang ibu dan berangkat dari rumah sakit menuju sekolahnya yang berjarak cukup jauh, di perjalanan dia selalu bertadarus meski hanya dalam hati, karena dia takut mengganggu kenyamanan para penumpang lainnya di dalam bus, di siang hari dia ke toko kue sang ibu, yang sebelumnya memang sudah di buka oleh seorang kariyawan tetap nya hingga malam hari.

Di waktu malam dia selalu kembali ke rumah sakit mengerjakan tugas sekolahnya dan menemani sang ibu hingga pagi, dan terus berlanjut hingga dia menyelesaikan sekolahnya.

Namun dia yang memiliki otak cerdas dan diterima di berbagai universitas dalam dan luar negri, dengan jalur beasiswa namun dia menolaknya karena alasan ingin merawat sang ibu, dia memang berencana merawat ibunya hingga sembuh dan melanjutkan sekolahnya ke jenjang lebih tinggi.

Namun umur tidak dapat di hindari kehidupan sang ibu berhenti pada hari itu, hari dimana kebahagian tengah meliputi hidup raisa, raisa lulus dalam ujian tafsir al-qur'an, dan bertemu dengan seseorang yang berharga dalam hidupnya, yang mana mereka telah terpisah selama belasan tahun, dialah leonard attahaya.

Leonard attahaya, seorang pria yang merupakan cinta pertama raisa, meski cinta itu hanya cinta monyet namun setelah dewasa raisa tetap merasakan getaran yang sama saat melihat mata tajam itu.

Raisa yang merupakan cinta pertama leonard, bertemu dengan ketidak sengajaan, disaat dia berpikir akan menghancurkan hidupnya sendiri karena diputuskan kekasihnya, leonard seperti mendapatkan kehidupan baru melihat cinta pertamanya yang dulu dia cari dan menghilang seperti tertelan bumi, tak ada kabar tentangnya dan dipertemukan disaat dia dilanda kehancuran.

Leonard juga bukan seorang awam, namun meski dia pernah menerima pendidikan agama namun karena dunianya yang berbeda, dia melupakan sholat dan kewajiban lainnya dia terbuai dalam kehidupan yang berbalut setan dan duniawi, namun tuhan rupanya sangat menyayanginya mempertemukannya dengan gadis surgawi seperti raisa, hingga merekapun memutuskan untuk masuk ke jenjang peribadahan, leonard menghalalkan raisa sebagai istrinya.

Namun di luar ekspektasi leonard, raisa ternyata memiliki kehidupan yang tidak dia sangka, saat menjalani hari bersama, leonard semakin mencintai raisa begitupun raisa yang menjadikan leonard sebagai surganya.

Namun kehidupan tidak selalu sejalan dengan keinginan banyak cobaan dan rintangan menerpa hidup mereka, bagaimana mereka menyikapinya?, ayo ikuti kisah leo dan ica!.

Selamat membaca...

Dilema karena putus cinta

Suasana riuh dengan hentakan dari peraduan tangan terdengar menggema di setiap sudut tempat yang penuh dengan lautan manusia.

Seorang gadis melenggang menginjak tangga menuju sebuah panggung, namanya di panggil hingga air mata tak kuasa terbendung dari orang yang melihatnya, sebuah mata menatap dengan bangga memeperhati kan layar ponsel dimana putrinya berhasil mencapai keinginannya.

Seorang perawat nampak mengusap halus air mata yang membasuhi pipinya, tangisnya pecah saat melihat nokhtah kebahagiaan dari orang di hadapannya, rasa haru menggeliat memenuhi hatinya.

"Alhamdulillahhirobbil'alamin, selamat bu akhirnya raisa menjadi seorang hapidzoh", perawat itu mengusap halus tangan tua di hadapannya.

"Bukan hanya hapidzoh, dia adalah tahpidz tafsir al-qur'an, saya amat bangga dengan putri saya", wanita tua itu kembali menitikan air matanya saat sang purti akan melakukan sambutannya.

Sambutan Raisa.

Assalammu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Alhamdulillaahil ladzii kaana bi'ibadihi khabiiran bashiraa, tabaarokal ladzii ja'ala fis samaa'i buruujaw waja'ala fiihaa sirojaw waqomarom miniira. Asyhadu an-laa ilaa ha-illallah, wa asy-hadu anna muhammadan 'abduhu wa rosuluh, alladzii ba'atsahu bil haq basyiiraw wanadziiroo. Wa da'iyan ilal haqqi bi'idznihi wa sirojam muniiraa. Allahumma shalli 'alaihi wa'alaa alihi wa shohbihi wa sallim tasliman katsiroo. Amma ba'du.

Puji hanya teruntuk allah yang maha suci, puja senantiasa padanya yang maha kuasa dan syukur atas nikmat yang di berikannya sehingga kita dapat berkumpul di acara ini.

Sholat bertangkaikan salam baerdaunkan mahabbah dan berbuahkan kerinduan senantiasa tercurah limpahkan pada baginda alam yaitu habibbana wanabiyanna muhammad SAW.

Saya mengucapkan banyak terimakasih pada seluruh muslim dan muslimah yang dapat berpartisipasi dalam acara ini, ...(author cut ya dan mungkin para readers tersayang sering melihat sambutan semacam ini)...

Wawlohulmuafiq illaaqwamitthoriq, wassalammu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh.

Kaki gadis itu melenggang meninggalkan panggung tempat semula dia berdiri, sebuah penghargaan di berikan langsung oleh seorang pemuka negara kepadanya sebagai bentuk apresiasi dengan pencapaiannya.

Air mata mengaliri pipi putihnya, rasa bahagia dan syukur memenuhi sanubari, meski di tempat ini tak ada keluarga yang menemaninya namun rasa hangat menggeliat melebur di dadanya, do'a suci dari ibu tercinta, tawa bahagia dari orang yang di kasihinya menjadi pelipur lara dalam qolbunya, selepas mendapatkan penghargaan raisa duduk di kursi yang semula dia tempati.

"Kak ica selamat ya!", seorang bocah laki laki tersenyum simpul di hadapan raisa, dia memberikan buket bunga di tangannya.

"Terimakasih wan", raisa menerima buket bunga itu dan mengelus lembut pucuk kepala bocah laki laki yang kini berada di hadapannya, "dengan siapa kesini?", tanya raisa dengan senyum di bibirnya.

"Sama pak supir, kak ica iwan mau pamit ya!", bocah itu mencium punggung tangan ica tadzim, raisa tersenyum lembut. "assalammu'alaiku kak!".

"Wa'alaikum salam, hati hati ya!", raisa melambaikan tangannya dengan sorot mata terus memperhatikan kepergian ridwan.

Raisa menatap buket bunga yang amat cantik di genggaman tangannya, dia bersyukur meski bukan keluarganya namun masih ada orang yang perduli padanya.

***

Di tempat yang berbeda terlihat sesosok pria dengan jaket kulit, dan celana levis yang penuh lubang menghiasi lutut dan pahanya, pria itu berpose menunjukan sebuah barang yang dia pegang di tangannya, sebuah lipstik dengan brend ternama.

"Bagus!, bagus!, wahhh.. Kamu keren banget leo!", ucap seorang fotografer yang semula memotretnya, dia kembali memperlihatkan foto foto yang semula dia ambil pada empunya.

"Lumayan tan!, fiuuuh.., akhirnya gua bisa balik juga!", ucap pria itu sembari menghembuskan nafasnya kasar dan menghapus lipstik yang semula dia goreskan di punggung tangannya.

"Oke!, eh tadi ada telpon dari eki", ucap nathan sembari mengangkat kedua pundaknya, dengan cepat leonard mengambil ponselnya dan melihat beberapa panggilan dari wanita tercintanya, "gue heran sama lo, kenapa masih aja mempertahanin wanita model dia, disini juga banyak yang kaya gitu tau!", ucap nathan dengan alis yang di angkat.

Leonard tersenyum simpul dan menghubungi wanita yang jadi pengisi hatinya itu, "shuut!, cinta itu gak pernah mandang seperti apa dia tau!, yang penting itu akunya nyaman!", leonard tegas membela eki.

Hingga sambungan telpon yang berbeda negara itu berhasil terhubung.

"Hallo beby!, apa kabar sayang?", leonard dengan semangat 45 menyapa pujaannya, nathan hanya dapat menggeleng melihat kelakuan absort dari sahabat sekaligus bosnya itu.

"Fine!, denger ya jangan panggil aku beby, sayang, atau apalah kata kata itu membuatku muak!, aku mau kasih tau kamu sekarang kita putus!, minggu besok aku mau menikah," tuut..tuut..tuut... Sambungan telpon itu langsung tertutup.

Duuuar.. Leonard yang mendengar itu serasa di tempa meteor, dirinya serasa terpecah beberapa bagian, tatapan matanya pedih hingga cairan bening keluar dari matanya, nathan yang melihat itu menatap geming ke arah sahabatnya, bagaimana tidak leonard yang memiliki sifat ceria tiba tiba menjadi diam dan memperlihatkan pemandangan yang tidak biasa.

"Leo?, kenapa?", nathan merasa khawatir dengan kondisi aneh sahabatnya, dia menepuk pundak leonard dan sesekali menggoyangkannya, nathan tiba tiba terkejut saat melihat mata leonard yang berair, "eh bro, lu gak papakan?", nathan semakin khawatir dengan sahabatnya yang semakin memperlihatkan ekspresi yang aneh.

Leonard tersadar dan membelalak kan matanya, dia melempar ponselnya hingga pecah menjadi beberapa bagian, bagi sebagian youtubeer atau selebgram handphone adalah barang paling berharga di dunia, namun lagi lagi nathan terkejut dengan tingkah sahabatnya.

"Leo!, kamu kenapa?", nathan bertanya dengan halus agar tidak menyinggung perasaan leonard yang terlihat tengah sangat murka.

Leonard mengusap air matanya kasar dia tiba tiba tertawa dengan tangis layaknya orang gila, "hahah..hiks..hahah..hiks..hiks.. Lo bener tan, gue bener bener buta!, gue bodoh!, gua pecundang!, gua yang setia dan terus berharap kedatangan orang itu, dia malah mengatakan akan menikah minggu besok!, hahahha... Tuhan benar benar buta!", ucap leonard mengutuk dirinya sendiri.

Nathan menatap leonard lembut, ada sekerjap syukur di hatinya karena leonard akhirnya lepas dari kekasihnya yang di mata nathan sendiri tak lain adalah wanita rendahan, bagaimana tidak!, eki pergi keluar negri mengatakan akan melanjutkan studynya namun ternyata dia menjadi peliharaan seorang pengusaha kaya raya di sana, namun di sisi lain dia merasa kasihan dengan sahabatnya sendiri yang kini terlihat seperti orang gila.

"Than pinjem mobil lo!", leonard tanpa persetujuan langsung mengambil kunci mobil sport milik nathan dan keluar dari tempat pemotretan tersebut.

Nathan hanya terdiam dia berdoa semoga tuhan memberikan jalan terbaik untuk sahabat nya, dia tidak ingin terjadi apa apa pada sahabatnya namun mau bagaimana lagi putus cinta terkadang dapat menggelapkan segalanya.

Bersambung...

Kebahagiaan di hari terakhir

Mata tua dengan wajah teduh tersenyum sembari mengembalikan ponsel tersebut pada perawat di sampingnya, "terima kasih banyak nak!, semoga purimu menjadi hafid atau hafidzoh seperti raisa", wanita tua itu mengelus lembut perut buncit perawat di sampingnya.

"Aamin bu!, kebetulan teman saya ada di sana hingga kita bisa videocall", perawat itu mengecek kembali infusan yang mengaliri lengan tua di sampingnya sebelum akhirnya dia pamit.

Hari ini perawat itu akan mengambil cuti untuk persiapan melahirkan, "bu mungkin kedepannya kita tidak bertemu dulu karena saya akan melakukan operasi SC mohon di do'a kan semoga lancar", perawat itu tersenyum lembut mengusap dan menyibakkan rambut putih di kening wanita tua itu.

"Aamin, ibu do'akan semoga si kembar sehat dan ibunya pula bisa pulih lebih cepat".

"Ya, terima kasih bu!, wasalammu'alaikum", perawat itu melenggang keluar.

"Wa'alaikum salam", wanita itu kembali terdiam dengan lelehan cairan bening membasuhi pelipisnya.

'Pak, lihat cita citamu terwujud, putri kita berhasil menjadi kebanggaan kita!', wanita itu berbisik dalam hatinya, matanya menatap langit langit putih yang nampak memenuhi retinanya untuk waktu yang lama dia terdiam dalam keheningan yang tercipta, hanya suara beberapa alat yang terpasang tubuhnya dan beberapa monitor yang menyala di ruangan yang begitu terasa dingin.

Dadanya terasa terhimpit batu besar hingga nafasnya serasa sulit meski oksigen terpasang di hidungnya, matanya terasa berat dan kepalanya sekan tertarik gravitasi yang sangat besar.

Tuut..tuut..tuut.. Monitor yang semula memperlihatkan detak jantung wanita itu bersuara teratur menghilangkan tangga nada yang semula berdetak, menandakan detak jantung pasien sudah berhenti, para perawat yang memang sudah siaga 24 jam di ruang ICU itu secepat kilat berlarian memberikan pertolongan pada ibu tua yang telah menutup mata.

Seorang dokter datang dengan terpogoh pogoh karena kejadian itu berbarengan dengan dirinya tengah melakukan sholat magrib.

Sebelum menutup mata wanita tua itu berhasil mengucapkan dua kalimat syahadat dan akhirnya meninggalkan dunia untuk selamanya.

Berbagai pertolongan sudah di berikan namun pada akhirnya gagal, dan semua perawat dan dokter di sana serentak mengucapkan, "innalillahi wainnailaihiroji'un", ibu sutami atau ibunya raisa telah berpulang pada yang maha kuasa.

Beberapa perawat menangis, bagaimanapun mereka tahu bagaimana perjuangan dari ibu sutami dan raisa yang sangat baik, setiap hari raisa selalu ada di samping ibunya dan setiap hari raisa selalu berpuasa, hanya hari ini dia meminta izin pada ibu tercintanya karena harus menghadiri acara yang di selenggarakan langsung oleh pemuka negara sekaligus pemuka agama di kota tersebut.

***

Tepat di kaki langit yang memancarkan cahaya kemerah merahan, seakan alam bermandi sinar sinaran, orang orang berhamburan dengan waktu yang sudah tidak muda, mata indah berwarna coklat terang menatap aneka rona permai di pandang di retina matanya.

Waktu menunjukan sudah sangat sore raisa melenggang menapaki jalan di hadapannya, acara yang membuatnya lelah hari ini sungguh membuatnya lunglai, kakinya serasa seperti jeli yang akan amruk namun tetap bertahan untuk menghadap penciptanya, alunan adzan magrib silih berkumandang dari berbagai penjuru raisa tersenyum simpul.

"Alhamdulillah hirobbil'alamin", raisa mengambil air di tasnya dan mencari mushola terdekat, dia melihat sebuah mushola kecil di tepi perumahan padat, dia melangkahkan kakinya memasuki gerbang sederhana itu.

Raisa duduk di tempat para hawa berkumpul dan mengucapkan do'a sembari meneguk air yang semula dia bawa, raisa berjalan menuju tempat berwudu perlahan dia mengalirkan air itu membasuhi wajahnya dan semua bagian yang seharusnya dia mengalirkan rasa lelehnya mengalir mencair bersama air yang mengalir hingga energi yang entah dari mana asalnya kembali memenuhi tubuhnya.

Raisa membenah kan kerudungnya dan kembali ke tempat semula, melakukan kewajibannya pada sang pencipta, handphoe nya bergetar beberapa kali namun raisa tak menyadarinya karena khusuk menunaikan sholat.

Saat berwudhu raisa melihat sebuah pemandangan luar biasa dia mendapati pasir putih, yang berarti tempat mushola itu tidak jauh dari pantai, raisa berencana mengheningkan hatinya di sana setelah sholat dan do'anya.

***

Bersambung...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!