Episode 1 : Anna si gadis desa.
***
"Anna yang sabar ya Nak, kau pasti bisa melewati ini semua," ucap seorang nenek yang memegang tongkat dan disekitarnya banyak pengawal dan petugas medis yang terus mengawasi nya.
Namanya Deanny, seorang nenek dari keluarga Dominic, keluarga paling berkuasa di negeri ini.
Dia datang ke desa terpencil ini karena mendengar sahabatnya telah tiada, dan ternyata sahabatnya itu meninggalkan cucunya yang bernama Anna sendirian.
Anna baru berusia 19 tahun, dia sudah lulus dari SMA, dia tidak melanjutkan kuliahnya karena merawat neneknya yang sakit.
Bagaimana pun Anna sebatang kara, dia hanya memiliki neneknya, dan neneknya pun dipanggil sang pencipta juga.
Anna menangis tersedu-sedu, dia tahu saat ini akan tiba akan tetapi rasanya terlalu cepat dan sungguh membuat rasa sepi di hatinya.
"Nek Dean, aku sudah sendirian sekarang, aku benar-benar tidak tahu lagi mau kemana, aku sudah tidak memiliki siapapun ..." Anna memeluk Nenek Deanny, seorang nenek yang ia kenal sangat baik dan sering mengunjungi nenek nya di desa selama bertahun-tahun.
Deanny mengusap rambut panjang Anna.
"Anna ... apakah kau lupa jika kau masih memiliki Nenek? ikut Nenek saja ke kota, daripada kau disini tidak tahu mau melakukan apa, sebaiknya kau ikut Nenek dan kita lihat apa yang bisa kau lakukan untuk masa depan mu ..."
"Hidup akan terus berjalan Nak, jangan terus bersedih, Nenekmu pasti akan sedih jika kau terus bersedih seperti itu ..."
Deanny mengajak cucu sahabatnya ini menuju kota tempat tinggalnya.
Anna yang mendengar itu awalnya ragu, namun ia juga memahami apa yang dikatakan oleh Nenek Deanny, karena dia juga harus tetap hidup dan meneruskan masa depannya.
Dia tidak boleh merasakan rasa sedih ini berlarut-larut.
"Nek Dean apakah yakin? apakah Anna tidak merepotkan? nanti Anna akan melakukan apa saja demi membalas budi Nenek Dean ..." seru Anna sungguh tidak ingin memiliki hutang apapun.
"Hahaha, Anna ... Nenekmu sudah menitipkan mu kepadaku sebelum dia tiada, jadi anggap aku sebagai keluarga mu saja saya Nak, tidak perlu sungkan ..." balas Deanny membuat Anna, gadis desa itu menjadi tenang.
Ternyata neneknya sudah bersiap-siap, menyampaikan pesan kepada Deanny untuk menjaga Anna ketika dia telah tiada.
"Baiklah Nek Dean, aku akan mempersiapkan diriku dan mengemas barang-barang ku," seru Anna mengusap air matanya dan lalu pergi.
Nenek Anna yang telah tiada memang telah dikebumikan tiga hari lalu, dan naasnya karena perjalanan ke desa sangat sulit membuat Deanny bisa melakukan perjanalanan tadi pagi.
Jadi dia tidak bisa melihat sahabatnya itu dikebumikan.
Anna seolah menemukan jawaban baru untuk hidupnya, selama ini pikiran polos Anna merasa jika dia akan tinggal selamanya di desa merawat neneknya.
Dia tidak pernah merasa jika neneknya akan pergi begitu cepat.
"Nek, Anna baik-baik saja, Nenek Deanny datang menjemput Anna ... mulai hari ini Anna akan benar-benar sendirian, tetapi Anna akan terus berjuang untuk hidup, Anna akan menjadi orang yang sukses dan tetap rendah hati seperti yang Nenek katakan ..."
"Jadi, lihat Anna dari atas sana ya Nek,"
Anna menangis di kamarnya yang kecil, memegang foto neneknya yang segera ia masukkan ke dalam tas tenteng yang berisikan baju dan beberapa berkas ijazah SMA nya.
Setelah itu, tanpa berpikir panjang dia segera mengikuti Nenek Deanny, yang ternyata tak pernah diduga oleh Anna adalah seseorang yang sangat berkuasa.
Ketika Anna keluar dari rumah kecilnya mengikuti Nenek Deanny, sungguh sebenarnya dari saat itu jalan hidup Anna telah berubah seutuhnya.
.
.
.
.
Episode 2 : Akram Dominic.
***
Di Perusahaan Dominic,
"Sayang ... aku sungguh meminta maaf karena tidak bisa memberikan mu keturunan, aku sangat mencintaimu tapi aku mungkin tidaklah sempurna sehingga tidak bisa melengkapi mu ..."
Natalie Frox, yang kerap dipanggil Nat adalah seorang wanita berusia 30 tahun, dia adalah seseorang yang terobsesi mempertahankan karir nya menjadi model, sehingga banyak obat yang ia konsumsi dahulu membuatnya akhirnya tidak bisa memiliki anak.
"Nat, tidak apa-apa, aku menikahi mu bukan untuk memiliki anak, aku menikahi mu karena aku sudah berjanji di dalam hidupku jika aku akan menjaga mu ..." Akram Dominic, lelaki berusia 32 tahun yang merupakan pengusaha paling top di jajaran dunia.
Dia menikahi Natalie sudah sekitar 3 tahun, namun mereka masih tidak memiliki keturunan hingga sekarang.
Keduanya baru saja mengetahui jika Natalie ternyata tidak memiliki anak karena kondisi yang ia alami.
Natalie terdiam mendengar itu, dia memeluk suaminya dan menangis.
"Jangan tinggalkan aku ya sayang, aku sangat mencintai mu, aku sudah tidak memiliki apapun di dunia kecuali dirimu."
Akram yang mendengar itu hanya bisa membalas pelukan Natalie, dia memenangkan nya namun dia juga khawatir dengan semua ini.
Pastilah keluarga besarnya akan murka, bagaimana ternyata istrinya tidak akan bisa menerbitkan keluarga Smith keturunan lagi.
"Sayang, aku harus pergi, aku ada latihan untuk fashion show terbesar di Paris bulan depan ... kamu semangat kerja nya ya sayang ..." Natalie sekarang memang betapa di ruangan pribadi perusahaan Suaminya.
Dia datang membawakan surat dari dokter yang menyatakan jika dia tidak akan pernah bisa hamil.
Namun setelah itu dia harus segera pergi ke tempat latihan agency nya untuk mengikuti fashion show bulan depan.
"Nat, apakah kau tidak bisa berhenti jadi model untukku? siapa tahu jika kau berhenti latihan keras mengenakan high heels masih ada kesempatan untuk mu bisa memiliki anak ..." Akram yang terkenal sangat arogan dan kejam itu terlihat sangat lembut di hadapan istrinya.
Akram bahkan membujuk Natalie agar berhenti menjadi model siapa tahu dengan begitu Natalie bisa hamil.
"Sayang ... menjadi model adalah impian ku sejak kecil, aku juga sudah tidak memiliki kesempatan memiliki anak, maafkan aku tapi aku akan segera terlambat ..."
"Aku pergi dulu ya sayang, aku mencintaimu ..." seru Nat langsung pergi.
Akram menghela nafasnya melihat laporan di tangannya, dia membaca nya lagi dan isinya tetap sama jika istrinya sungguh tidak akan bisa hamil lagi.
"Apa yang akan aku lakukan jika begini? aku tetap harus memiliki penerus! ini membuat ku gila!" geram Akram mengusap kasar rambutnya.
"Tring ... Tring ... Tring!"
Tiba-tiba ada panggilan yang mengejutkan Akram, setelah dilihat panggilan itu adalah dari nenek tercintanya.
"Halo Nek? ada apa?"
Seru Akram langsung tersenyum, Akram memang sangat menyayangi Neneknya itu.
"Malam ini menginap di rumah Nenek ya, satu minggu ini Nenek sangat merindukan mu, bisa-bisanya cucuku tersayang melupakan Neneknya."
Gerutu Deanny menelepon cucu tersayang nya itu.
"Baiklah Nek, malam ini aku akan pulang, aku akan membawakan makanan kesukaan Nenek ..." seru Akram bahagia sekali.
Di hubungi oleh Neneknya sungguh membuat mood Akram kembali.
"Nenek tunggu ya," seru Deanny segera mematikan panggilan itu.
.
.
Di saat yang bersamaan ...
Anna telah sampai di kediaman Deanny, matanya melebar dan bahkan tasnya sampai terjatuh ke lantai.
Bagaimana tidak, di dalam hidupnya ini, baru pertama kali dia melihat rumah sebesar dan semewah ini.
Belum lagi banyak nya pelayan yang sudah seperti anggota militer berjejer menyambut mereka.
"Nek, apakah ini rumah Nenek? kenapa besar sekali?" seru Anna melebarkan matanya dan masih merasa syok.
Wajahnya yang benar-benar polos, pakaiannya yang khas dari desa, Anna mengenakan dress jadul Neneknya, bermotif bunga kuning yang membuat kulit putih nya semakin cerah.
Walau penampilan nya terbilang jadul dan sangat sederhana akan tetapi semua orang yang melihat Anna pastilah akan mengakui kecantikan alami gadis desa itu.
"Haha, tentu saja ini rumah Nenek, anggap sebagai rumah mu sendiri ya Nak ..." balas Deanny segera duduk di kursi roda karena terlalu lelah di dalam mobil seharian.
"Baiklah Nek, terimakasih sudah membawa Anna ke sini ..." seru Anna masih saja tidak menyangka jika dia menginjakkan kaki ke istana megah seperti ini.
.
.
.
.
Episode 3 : Pertemuan pertama Anna dengan Akram.
***
Anna masih merasa kagum dengan semua interior kediaman Nenek Deanny, dia merasa sangat takjub.
Yang selama ini ia hanya melihat sawah, sekarang melihat kemegahan yang tak pernah ia bayangkan.
Anna sudah diantarkan ke kamar nya dan Anna segera berbaring di atas ranjang yang empuk.
"Kamar luas ini menjadi kamar ku? apakah ini nyata? aaaaaa ... aku tidak menyangka bisa tidur di kasur empuk seperti ini." Anna berguling-guling di atas ranjang.
Dia merasa sangat luar biasa, ini sudah seperti mimpi yang selalu berada dalam khayalannya.
"Apakah ini artinya aku sudah bisa melanjutkan pendidikan ku? apakah Nenek Deanny akan mengijinkan?"
"Ah, aku tanya itu nanti saja, aku benar-benar ingin memejamkan mata dan tidur sebentar, aku lelah sekali,"
Anna terlihat lelah, kasur empuk dan nyaman itu menjadi obat untuk tubuhnya yang lelah seharian melakukan perjalanan.
Tak terasa waktu berlalu begitu saja ...
Sudah malam, dan waktunya makan malam, Anna kelihatan masih ada di kamar nya tertidur begitu pulas.
"Tok ... Tok ... Tok!"
Seseorang mengetuk pintu kamar Anna, membuat Anna terperanjat, dengan mengusap kelopak matanya dia melangkah dengan sempoyongan layaknya seseorang yang baru bangun tidur.
"Nek, ada apa? apakah Nenek butuh ditemani tidur?" Anna yang terbiasa merawat neneknya merasa dia masih berada di rumahnya yang di kampung.
Dan yang mengetuk pintu adalah Neneknya yang telah tiada.
"Ctak!"
"Nek, maafkan Anna ketiduran, Nenek pasti ..." belum selesai Anna menyelesaikan ucapannya, mata Anna segera melebar dan dia disadarkan oleh keadaan lagi.
Jika hidupnya sudah tidak sama seperti sebelumnya.
"Nona ... Madam Deanny meminta anda untuk segera bersiap-siap makan malam," kepala pelayan beserta beberapa bawahannya lah yang ada di depan kamar Anna dan menundukkan kepalanya.
Anna terdiam sejenak dan matanya kosong.
'Ah benar, sekarang aku sudah sebatang kara, Nenek sudah tidak ada,' benak Anna tersenyum nanar ke semua pelayan.
"Terimakasih Pak, sekitar 30 menit lagi Anna akan turun," seru Anna memberikan respon sopan dan kembali ke kamar nya.
Anna mencengkeram tangannya dan menguatkan dirinya, dia harus bisa terbiasa dan menerima kenyataan jika dia sudah sendirian sekarang.
Dan saat ini kebaikan Nenek Deanny lah yang membuatnya bisa tinggal di tempat nyaman seperti ini.
Anna menghela nafasnya dan mengusap air matanya yang menitik tak ia sadari.
Ia pergi ke kamar mandi yang ada di kamarnya, dan lagi lagi dia dibuat kagum dan syok dengan interior nya, bagaimana banyak barang dan alat mandi yang sebelumnya belum pernah digunakan oleh Anna.
.
.
.
Di saat yang sama, ketika Anna masih merasa luas biasa melihat kamar mandi di dalam kamar nya, Akram Dominic sudah sampai dan segera disambut oleh pelayan yang ada di kediaman itu.
"Nek, bagaimana perjalanan mu? apakah Nenek baik-baik saja?"
Akram segera ke ruang tamu dimana disana Neneknya sedang bercanda gurau dengan beberapa pelayan yang sedang menonton televisi dengannya.
Deanny memang dikenal sebagai nenek yang gaul dan ramah, walau dia sangat kaya tidak membuat kesombongan dan ketamakan menguasai dirinya.
Dia bahkan cukup dekat dengan pelayannya dan Deanny tidak ingin dipanggil dengan sebutan Nenek kecuali oleh orang terdekatnya seperti cucunya sendiri.
Deanny ingin dipanggil sebagai Madam, Deanny ingin selalu merasa jika dia masih muda dan sehat, makanya ingin dipanggil Madam.
"Akhirnya kau datang juga, bagaimana perusahaan mu? tumben kau tidak membawa wanita manja itu!" Deanny segera memeluk cucunya.
Deanny sedang membahas Natalie yang menjadi istri cucunya ini, Deanny sangat tidak menyukai Natalie, bukan saja karena terlalu manja tetapi juga sampai sekarang Deanny tahu jika Natalie tidak ingin memiliki anak.
"Nek, sudahlah ... walaupun begitu dia istri dari cucu kesayangan mu ini loh," balas Akram kelihatan tidak ingin Neneknya membenci Natalie lebih dalam.
"Sudah ... sudah, kita sebaiknya makan malam dulu, kau pasti sudah lelah bekerja seharian ..."
"Ah, sekalian Nenek mau memperkenalkan seseorang padamu, Nenek membawa anak dari sahabat Nenek itu karena dia sebatang kara di desa ..."
"Nenek juga tidak memiliki teman di sini, jadi Nenek memutuskan membawa dia ..."
Deanny sudah naik ke kursi roda dan Akram segera mendorongnya untuk Deanny.
"Siapa Nek? jangan cepat percaya ada orang asing Nek? kita tidak tahu apakah dia baik atau jahat?"
"Dimana dia sekarang? aku harus melihat nya secara langsung dan menilai dengan mata kepala sendiri!"
"Jika dia kelihatan mencurigakan segera usir saja!"
Seru Akram merasa Neneknya ini terlalu baik terhadap orang asing, padahal tidak boleh seperti itu.
Banyak orang jahat di dunia ini, dan banyak yang pasti hendak memanfaatkan Neneknya.
"Aduh, berisik sekali, dia itu cucu dari sahabat Nenek, dia kelihatan baik sekali, dia masih muda baru tamat SMA, sudahlah kau lihat saja nanti dia,"
"Dia sangat cantik loh ..." seru Nenek Deanny nampak sangat mencurigakan.
"Apa sih Nek, aku sudah menikah dan setia pada istriku!" gerutu Akram walau tahu Neneknya pasti hanya bercanda saja.
.
.
Akhirnya mereka sampai di ruang makan yang begitu megah dan luas, disana banyak sekali makanan.
Deanny sengaja hendak menyambut Anna, yang memang Deanny langsung tahu jika Anna adalah anak yang sangat baik.
Deanny bahkan sudah beberapa kali bertemu Anna, sejak Anna kecil, jadi tidak salah jika Deanny memiliki kedekatan sendiri terhadap Anna.
Sedangkan Anna ...
Rumah ini terlalu luas baginya, dia sudah selesai mandi dengan kekaguman yang luar biasa.
Namun karena rumah ini terlalu luas, dia jadi tidak tahu dimana letak ruang makan.
"Pe ... permisi Kak, maafkan aku menganggu, aku ingin tahu dimana letak ruang makan, Nenek Deanny tadi memanggil ku tapi aku sungguh tersesat di rumah ini ..."
Anna dengan mata polos dan suara lembut yang sangat sopan khas orang desa, benar-benar meluluhkan para pelayan wanita yang kelihatan baru membersihkan ruangan yang akan ditempati oleh Akram malam ini.
"Astaga ... kamu lucu sekali dik, mari kami antar kamu," seru salah seorang pelayan merasa sangat gemas kepada Anna.
Anna memang terlihat muda dan cantik, tinggi nya sekitar 160 cm, kulitnya putih mulus, wajahnya sangat ayu dan mungkin bisa jadi artis jika ada produser yang meliriknya.
Yang jelas, Anna sangat cantik dan manis ketika dilihat secara langsung.
"Terimakasih kakak sekalian ..." seru Anna senang dan bahagia, bahkan pelayan di rumah ini sangat ramah dan baik padanya.
.
.
Setelah beberapa saat melangkahkan kaki, akhirnya mereka sampai di ruangan makan.
Mata Anna kembali melebar dan wajah syok nya melihat kemewahan dan kemegahan ruangan makan itu membuat semua orang tertawa bahkan pelayan.
"Nah ini dia Anna, kemari Nak," seru Deanny ketika melihat Anna memperlihatkan wajah syok yang menggemaskan itu.
Disaat yang sama, Akram yang juga berada di tempat itu mengernyitkan dahi.
'Cih, dia memang benar-benar sangat cantik dan polos!'
Benak Akram merasa Anna memang benar-benar sangat cantik dan polos.
.
.
.
Author : Yuk guys jangan lupa dukung author dengan cara like dan komen ya.
Jangan lupa follow Instagram author juga di :
@Anak_Kost_Joy
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!