Aku mengerang menikmati perlakuan suamiku di tengah deru napas yang terus menggebu aku menyebut nama lelaki lain tanpa sadar.
“Augghh Jehhhh." rintih Ku dengan suara berat tak kuat menahan gairah yang semakin bergejolak, saat suamiku bermain dengan lidahnya di depan liang ku.
Suamiku pun langsung berhenti dari aktivitasnya.
Suamiku pergi meninggalkanku di malam itu, dia masuk ke kamar mandi lalu memakai pakaian rapi setelah mandi dan keluar dari kamar dengan raut wajah yang sangat menakutkan. Aku tidak pernah melihat gurat wajahnya yang seperti itu.
Marah. Mungkin itulah yang saat itu di rasakannya.
“ Dasar mulut ku ini. ” aku menepuk mulut ku sendiri, karena merasa enak tidak lagi bisa mengontrol ucapan yang keluar dari mulutku, terus saja mendesah dan merintih menikmati sentuhannya tapi malah tidak tau malu dengan mengucap nama lelaki lain saat sedang bercumbu dengan suamiku.
**
Awal mula.
"Nilo bangun." suara Bibi Nata keras memanggil Nilo di balik pintu kamar.
"Entah kenapa ada anak gadis seperti ini bisa tidur sepanjang hari." gumam bibi Nata.
Nilo adalah gadis berusia 21 tahun sepanjang harinya hanya berdiam diri di Rumah, memiliki ilusi yang sangat kuat ia bisa merasakan ilusinya itu nyata.
Ayah dan ibunya tinggal di luar negri karena urusan pekerjaan, ia lelah mengikuti ayah ibunya yang terus berpindah tempat tinggal untuk urusan pekerjaan.
Sejak usia 16 tahun ia menetap di Indonesia bersama Bibi Nata yang sudah merawatnya sejak ia lahir.
Nilo tinggal di sebuah komplek perumahan menengah atas. Di sanalah ia bertemu dengan seorang teman baru tampan dan juga baik hati bekerja di sebuah perusahaan ternama di indonesia bahkan di Asia, Andava grup, bekerja di Andava grup sudah pasti hidupnya di atas rata-rata pria itu Gizz berusia 26 tahun.
Gizz dan Nilo pun menjalin hubungan pertemanan hingga sekarang sudah 5 tahun lamanya mereka selalu bersama.
Gizz sering bermain ke rumah Nilo karena mereka bertetangga hanya berjalan kaki Gizz sudah sampai di rumah Nilo begitupun sebaliknya.
Hari ini Gizz akan ke rumah Nilo membawa satu buket bunga mawar merah dan cincin yang begitu manis.
Gizz menelpon Bibi Nata untuk memanggil Nilo turun sebelum ia keluar dari rumah.
Gizz pun tiba di rumah Nilo, tepat Nilo sedang berada di anak tangga terakhir.
Gizz langsung berlutut di depan Nilo mengangkat buket bunga ke depan Nilo.
"Nilo aku ingin kamu menjadi istri ku, mau kah kamu menikah denganku?" ucap Gizz dengan penuh keyakinan.
Nilo terkejut dengan apa yang temannya itu lakukan.
"Gizz aku gak bisa, Maaf." jawab Nilo seraya mendorong pelan buket bunga yang ada di hadapannya.
Gizz tak menyangka kalau Nilo akan menolak dirinya setelah hubungan mereka yang sudah sangat kental.
Nilo menjelaskan dengan tegas bahwa dirinya sudah memiliki suami, tidak mungkin untuk menikah lagi.
Gizz membantah Nilo untuk apa yang baru saja Nilo ucapkan, Gizz tahu benar seseorang yang Nilo anggap sebagai suaminya itu tidak pernah ada.
"Kenapa kamu selalu bilang aku berkhayal? suami ku benar ada!” Nilo mulai menaikkan volume suaranya.
Gizz tetap pada nada suara pelan menimpali Nilo menanyakan keberadaan suami Nilo saat ini, yang terus bersikeras menyatakan keberadaan suaminya itu, dia bingung mengahadapi Nilo yang terus saja mengatakan ia sudah memiliki suami selama beberapa bulan terakhir ini.
"Kenapa diam? lagi-lagi kamu ga bisa buktiin dimana suami mu itu kan!" tambah Gizz.
Nilo mengerenyitkan dahi, jengah melihat Gizz yang terus membantahnya, dia pun beranjak dari tempatnya meninggalkan Gizz.
"Aku akan terus mengejar mu, sampai kamu membuktikan keberadaan suami mu itu." ucap Gizz dengan sedikit keras agar Nilo mendengarnya yang kini sudah berada sedikit jauh dari tempat Gizz berdiri.
"Ya tunggu saja, aku akan menunjukkan padamu!" jawab Nilo sambil melambaikan tangannya ke atas dan tidak terlihat lagi dari pandangan Gizz.
Nilo sering sekali berkhayal tentang sebuah pernikahannya nanti, dimana ia akan menjadi sangat cantik dan sangat bahagia.
Hingga akhirnya seorang Pria tampan bertubuh ideal sangat sempurna di mata Nilo datang kepadanya di dalam imajinasi Nilo namun itu sangat nyata bagi Nilo, ia bisa menyentuhnya, berbincang-bincang dengannya, terus berulang kali datang dalam imajinasi Nilo sehingga mereka semakin dekat seperti kebanyakan orang pada umumnya yang menjalin hubungan dan berakhir dengan pernikahan.
Nilo terus menggerutu kesal tidak sabar untuk segera menunjukan keberadaan suaminya kepada sahabatnya itu.
Entah apa yang di pikirkan oleh Gizz, bisa-bisanya ia melamar ku.
Nilo bergumam sendiri di dalam hatinya kesal dengan Gizz karena melamarnya.
Hah J kau dimana, aku merindukan mu. ucap Nilo di dalam hatinya.
Tepat Nilo selesai berbicara di dalam hatinya. J seketika tampak sedang duduk di halaman belakang rumah Nilo.
"J sejak kapan kau disitu, seharusnya kau menemui Gizz tadi !" ucap Nilo dengan suara keras agar di dengar oleh J karena jarak mereka sedikit jauh.
"Aku tidak tau dia di sini." ucap J seraya mengangkat kedua tangan J seolah meminta Nilo memeluknya begitu yang terlihat di mata Nilo.
Nilo pun berlari menuju tempat J duduk untuk segera memeluk J, Nilo pun memeluk J, ia benar-benar merasakan sedang memeluk seseorang, mencium wangi dari tubuh J seolah suaminya itu benar ada.
"Kau harus menemui Gizz nanti." ucap Nilo setelah melepas pelukannya.
"Ya, aku akan menemuinya nanti." jawab J seraya membelai rambut Nilo yang sedikit menutupi dahi Nilo.
Nilo dan J pun bercanda tawa dengan di tambah beberapa adegan romantis.
Nilo sangat bahagia dengan hidupnya ini, Entah bagaimana bisa dengan tiba-tiba ia menemukan pria idamannya bahkan sampai ke pernikahan.
J lelaki sempurna, semua yang Nilo inginkan tanpa Nilo ucapkan kepada J dengan sendirinya J langsung memberikannya kepada Nilo, benar mereka seperti 2 orang dan memiliki pikiran yang sama.
Wajar saja karena J hanyalah khayalan Nilo, pasti semuanya berjalan sesuai keinginan Nilo.
"Nilo... " terdengar suara Gizz memanggilnya.
"Nah itu dia datang lagi, ayo temui dia." ucap Nilo dengan melihat ke arah dalam rumah.
Saat ia kembali melihat ke arah J, J sudah tidak ada di tempatnya, Nilo pun mengelilingi halaman belakang dengan pandangan matanya, ia pun tidak melihat J ada di sana.
"J lagi-lagi kau menghilang saat Gizz datang." ucap Nilo kesal seraya berdiri dari tempat duduknya.
Nilo berjalan menghampiri Gizz yang sedang memanggilnya.
"Nilo, lupakan yang tadi, sekarang temani aku belanja." ucap Gizz dan langsung saja menarik Nilo ikut dengannya.
"Gizz, lihat aku." Nilo menunjukkan penampilannya yang menurutnya sangat tidak rapi.
"Bagus, dan jika kau berdandan, kau akan semakin banyak menarik mata lelaki." ucap Gizz.
Nilo pun ikut dengan Gizz dan masuk ke dalam mobil Gizz. Sepanjang jalan Nilo merapikan rambut dan juga pakaiannya agar tidak terlihat lusuh padahal baju dan rambutnya sama sekali tidak lusuh, ia tetap cantik dalam keadaan natural seperti ini.
Sesampainya di Mall Andava, Gizz masuk ke dalam toko perlengkapan pria. Nilo yang berjalan-jalan di sekitarnya tanpa sengaja menabrak seorang pria.
"J, kenapa kau ada di sini? ahh ga penting, ayo sini !" Nilo terkejut melihat J juga berada di Mall ini, Nilo pun langsung menarik tangan pria itu ia berniat untuk memperkenalkan Pria itu pada Gizz.
Pria itu pun ikut saja kemana Nilo menariknya sembari mendengarkan ocehan Nilo kepadanya yang mengatakan, kenapa dirinya suka muncul dan hilang tiba-tiba.
"Gizz... di mana kamu?" ucap Nilo memanggil Gizz yang sedang berada di kamar pas untuk mencoba beberapa pakaian yang telah ia pilih.
Pria yang di tarik oleh Nilo pun diam saja. Hingga akhirnya Gizz keluar dari kamar pas.
"Ada apa Nilo?" ucap Gizz terbata-bata terkejut melihat pria tampan berdiri di samping Nilo dengan tangan yang di pegang oleh Nilo.
Pria itu mengedipkan matanya ke arah Gizz seolah berkata ikuti saja.
"Gizz, ini J, seharusnya kau sudah bisa mengenalinya kan, semuanya sama dengan yang aku ceritakan padamu." ucap Nilo seraya menyandarkan kepalanya di bahu pria yang sedang ia tarik itu.
Pria itupun menyodorkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Gizz, Gizz pun menyambut tangan Jerry seolah ia tak mengenalinya.
Gizz sangat tampak kebingungan, ia mengenali pria di depannya itu. Dia adalah Jerry salah satu orang tertinggi di Andava grup dan sepengetahuannya Jerry belum menikah bagaimana bisa sekarang ia tiba-tiba adalah suami Nilo sahabatnya.
Gizz mengingat-ingat semua yang pernah Nilo katakan, mata, hidung, alis dan bibirnya benar-benar sama dengan milik Jerry.
Aku benar-benar tidak bisa membayangkannya saat itu.
"Hey Gizz, santai saja, dia ga bakal makan kamu, dia cuma suka makan aku." ucap Nilo cengengesan.
Sedangkan wajah Jerry memerah mendengar ucapan Nilo. Bagaimana bisa Pria yang tidak berpengalaman ini Nilo katakan suka makan dia, jantung Jerry pun berdebar lebih kencang dari biasanya.
"Ah ya, aku akan membayar ini dulu." Gizz berlalu pergi untuk membayar belanjaannya, padahal ia bisa memberikan kepada petugas toko, namun untuk menghindari Jerry ia memilih pergi ke kasir sendiri.
Banyak hal yang ingin Gizz tanyakan, namun ia tak bisa Jerry adalah pimpinan tempatnya bekerja.
Nilo memperlakukan Jerry seperti J, Nilo mengambil baju lalu menempelkan pada tubuh Jerry.
"Kau tumbuh dengan cepat sayang, sepertinya kau lebih tinggi dari beberapa jam yang lalu?" ucap Nilo.
Jerry diam saja, namun banyak hal yang muncul di pikirannya.
"Ahh ini sangat cocok untuk mu, tapi aku tidak membawa uang, Gizz tiba-tiba saja mengajak ku kesini." ucap Nilo dengan nada frustasi.
"Aku bisa membayarnya." ucap Jery sembari memberikan pakaian itu ke pelayan toko serta kartu debit miliknya.
"Sama saja kau membelinya sendiri, aku mau, aku yang membelikannya untuk mu." ucap Nilo.
"Kalau begitu anggap saja hari ini kamu berutang pada ku, besok kamu harus menggantinya." jawab Jerry.
Nilo tersenyum mendengar ucapan Jerry dimana itu adalah J suaminya.
"Tidak perlu menunggu besok, aku akan menggantinya di rumah nanti." jawab Nilo senang.
Gizz yang merasakan suasana menjadi sangat canggung sangat tidak nyaman, ia bingung harus bagaimana.
Gizz dan Jerry sama-sama memliki banyak pertanyaan di dalam pikiran mereka, namun tidak bisa begitu saja Jerry tanyakan pada Nilo, begitupun Gizz tidak bisa bertanya kepada Jerry di depan Nilo.
"Nilo, aku lupa kalau ada janji, aku pulang duluan ya." ucap Gizz, pikirnya lebih baik berpisah daripada berlama-lama bersama mereka.
"Sebaiknya kita pulang bersama." ucap Jerry, karena pikirnya pulang bersama Gizz lebih baik, ia tidak perlu bertanya dimana rumah Nilo, Nilo beranggapan Jerry adalah suaminya akan aneh jika Jerry tidak mengetahui rumah Nilo.
Akhirnya mereka pun pulang bersama, Jerry dan Nilo duduk di kursi belakang, Nilo bersandar pada bahu Jerry, hanya Nilo yang sangat bahagia saat ini, Jerry hanya mengikutinya ia sudah sangat penasaran bagaimana bisa ia tiba-tiba memiliki istri ia sangat ingin tau.
Gizz pun menghentikan mobilnya, mereka telah sampai di rumah.
Gizz melangkahkan kakinya ke arah pintu rumahnya yang di ikuti oleh Jerry.
"Sayang, kita tidak perlu ke rumah Gizz, kita langsung kembali ke rumah saja." ucap Nilo tanpa sengaja tangannya menunjukkan ke arah rumah di depan rumah Gizz.
Jerry pun tersenyum. Mana aku tau kalau ini rumah Gizz.
Nilo menarik Jerry lagi berjalan ke rumahnya, masuk dan langsung ke kamar Nilo.
Bibi Nata yang melihat Nilo membawa seorang pria ke kamarnya cukup terkejut karena selama ini hanya Gizz yang pernah bermain ke kamarnya.
Wanita ini, apa yang ingin ia lakukan membawa ku kamarnya. gumam Jerry di dalam hatinya.
Tidak, tidak, dia tidak ingin memakan ku kan.
Jerry teringat ucapan Nilo saat di Mall tadi.
" Rasanya sangat melelahkan. " ucap Nilo karena merasa lelah, ia lebih sering di rumah daripada berjalan-jalan di luar.
Nilo merebahkan tubuhnya di tempat tidur dan menepuk-nepuk tempat tidur mengisyaratkan pada Jerry untuk ikut merebahkan tubuhnya di samping Nilo.
Jerry yang memahami maksud Nilo kebingungan haruskah ia menuruti Nilo atau langsung pamit pulang s aja namun ia juga sangat penasaran pada Nilo, Jerry ingin mendengar banyak cerita dari Nilo agar ia tahu mengapa dirinya bisa di anggap Nilo sebagai suami.
Akhirnya Jerry pun mengikuti isyarat Nilo dan merebahkan tubuhnya di tempat tidur Nilo tepat di samping Nilo.
" Sayang, apa kau lihat tadi ekspresi Gizz saat melihat mu? " tanya Nilo seraya mendekatkan wajahnya ke depan wajah Jerry.
" Ya, aku melihatnya. " jawab Jerry cepat, jantungnya berdebar tidak karuan.
" Ada apa J ? " tanya Nilo seraya menempelkan dahinya di dahi Jerry untuk memeriksa suhu tubuh Jerry. Nilo melihat wajah Jerry memerah tidak seperti wajah suami Nilo biasanya.
" Tidak apa Nilo. " jawab Jerry mencoba mengendalikan detak jantungnya yang semakin cepat karena Nilo menempelkan dahinya.
Nilo mengecup bibir Jerry membuat Jerry terdiam, tak tau harus melakukan apa, wajahnya semakin memerah dan detak jantungnya semakin tidak terkendali.
Nilo melihat wajah suaminya itu semakin menggemaskan hingga ia mengecup bibir Jerry berkali-kali dan berakhir pada ciuman hingga melibatkan Jerry ikut dalam permainan Nilo.
Jerry dengan posisi terlentang dan Nilo setengah menindih tubuh Jerry, tangan Jerry melingkar di leher Nilo hingga napas mereka terdengar tidak beraturan.
Seketika Jerry sadar dan menghentikan ciumannya.
Nilo merasa kecewa karena Jerry menghentikan ciumannya, tidak seperti biasa pada J akan berhenti saat Nilo ingin berhenti.
Jerry sadar ia bukanlah suami Nilo, ia akan di tuduh sebagai selingkuhan, menjadi perusak rumah tangga orang lain, dan ia tidak boleh melanjutkan ini.
" Nilo, aku ada pekerjaan, kamu istirahat lah dulu. " ucap Jerry dan bergegas pergi.
Namun Nilo memegang tangan Jerry dan tangan Nilo yang lainnya menyentuh keningnya, seolah berkata pada Jerry untuk mencium keningnya sebelum Jerry pergi mengerjakan pekerjaannya
Jerry yang tidak biasa dekat dengan wanita entah mengapa begitu saja tertarik pada Nilo hingga tidak menolak ciuman Nilo dan kini mencium kening Nilo sebelum beranjak meninggalkan Nilo.
Sepanjang perjalanan Jerry, ia terus mengingat ciumannya dengan Nilo.
menyentuh bibirnya berkali-kali dengan melihat kilas balik ciumannya dengan Nilo di pikirannya.
" Aaaarghhh, kenapa jadi seperti ini. " ucap Jerry kesal, baru kali ini ia berhubungan dengan seorang wanita kecuali Divine sahabatnya.
Apa dulu Divine juga melakukan Gara seperti ini ?
Lalu sekarang Gara berakhir mencintai Divine tanpa batas. Apa aku juga akan bucin seperti Gara, aarghh tidak bisa seperti ini, Divine menikah dengan Gara dalam keadaan tidak memiliki suami, sedangkan Nilo ia memiliki suami dan ia mengira akulah suaminya itu.
Ben telah menceritakan kepada Jerry, semua tingkah Gara saat bersama Divine, mereka pun merangkumnya Gara lah yang jatuh ke dalam lautan cinta Divine hingga Gara tidak perduli pada apa pun lagi, ia hanya perduli pada Divine seorang.
"Ahh kapan mereka pulang? " ucap Jerry dan memukul setir mobilnya, begitu banyak berkas yang harus ia tanda tangani saat Gara tidak ada.
Baru sebentar Jerry terdiam, cuplikan ciumannya dengan Nilo kembali hadir dalam ingatannya.
" Ah, ini tidak bisa di biarkan? " Jerry memutar kemudinya berbelok berbalik arah.
Setelah beberapa saat, ia menghentikan mobilnya di depan rumah Gizz. Jerry melihat ke arah rumah Nilo memastikan Nilo tidak melihatnya.
Jerry mencari nomor telpon Gizz melalui bawahannya, dan langsung menelpon Gizz setelah ia mendapatkan kontak Gizz. Jerry tak ingin berlama-lama menunggu di depan rumah Gizz, ia akan keluar dari mobilnya setelah Gizz membuka pagar rumahnya.
Begitu pagar rumah Gizz terbuka Jerry dengan cepat memasukkan mobilnya ke dalam halaman rumah Gizz dan turun dari mobilnya setelah pintu rumah Gizz terbuka.
" Kenapa lama sekali? " ucap Jerry setelah masuk ke dalam rumah Gizz.
" Maaf Pak Jerry. " ucap Gizz.
" Panggil saja Jerry. " jawab Jerry yang langsung duduk di sofa milik Gizz.
Sedangkan Gizz berdiri di depan Jerry.
" Duduklah, anggap saja rumah sendiri. " ucap Jerry mempersilahkan Gizz untuk duduk.
Ini memang rumah saya pak, ucap Gizz di dalam hatinya tak berani membantah, takut akan salah bicara bagaimanapun Jerry bukanlah orang biasa.
" Ya pak, eh Jerry, ada yang bisa saya bantu ?, maaf sebelumnya pak, saya lebih nyaman memanggil pak Jerry. "
" Ya baiklah apa saja yang nyaman, itu, " Jerry bingung harus bertanya seperti apa.
"Itu apa pak? " tanya Gizz yang tidak paham.
" Teman mu tadi, kenapa menganggap aku adalah suaminya, apa memang benar dia sudah memiliki suami dan sangat mirip dengan ku? "
" Tidak pak, sebaiknya bapak jauhi saja dia. " ucap Gizz yang tak ingin Jerry dekat dengan Nilo.
" Coba ceritakan, apa dia hanya berbohong? "
" Bisa di bilang seperti itu, saya sudah mengenalnya sejak ia kelas 3 SMA, dia hanya tinggal bersama bibi yang merawatnya sejak lahir di sini, akhir-akhir ini dia bilang kalau dia sudah menikah, namun tidak pernah ada pernikahan dan saya juga tidak pernah melihat suami yang ia ceritakan. " Gizz menceritakan pada Jerry.
" Lalu mengapa saat bertemu aku dan itu pertama kalinya aku bertemu dengannya, ia langsung bilang aku lah suaminya? "
" Itulah pak, lebih baik bapak menjauhinya. " ucap Gizz tetap pada keinginannya menjauhkan Jerry dari Nilo.
Jerry terdiam, entah apa yang ia pikirkan, ia tidak mengerti pikirannya saat ini.
Nilo adalah orang asing baginya, namun Jerry begitu saja mau bersentuhan dengannya.
" Kartu tanda pengenalnya gimana? " tanya Jerry.
" Saya tidak tau, saya tidak pernah melihat kartu tanda pengenal nya? "
Dua orang jenius berubah menjadi sangat bodoh hanya karena seorang wanita, itulah yang terjadi saat cinta sudah masuk ke dalam hati manusia.
Jerry dan Gizz berpikir untuk mencari tanda pengenal Nilo dengan menghalalkan segala cara walau harus menculik Nilo terlebih dahulu atau merampok rumah Nilo.
Padahal Jerry adalah orang yang sangat mudah untuk mencari informasi seseorang dan Gizz bisa langsung bertanya pada Bibi Nata jika ia tidak yakin dengan yang selama ini ia lihat sendiri dengan mata kepalanya.
Eh untuk apa aku bersama dia? ucap Gizz dalam hatinya, tersadar jika ia terus bersama dengan Jerry, Jerry akan punya banyak waktu berhubungan dengan Nilo.
" Biarkan saya saja yang mencari tanda pengenal Nilo pak, saya akan memberitahu bapak nanti? " ucap Gizz, agar Jerry berhenti berurusan dengan Nilo sahabat yang ia sukai.
Namun Jerry tidak setuju, mengakibatkan perdebatan di antara mereka, dan lupa atas jabatan mereka masing-masing. Jika mereka sadar sedikit saja. Jerry tanpa bicara pun mampu mendiamkan mulut Gizz, begitupun Gizz tidak perlu menunggu Jerry berbicara ia akan diam dengan sendirinya.
Sedangkan Gara dan Divine sedang berbulan madu di India, pesawat mereka membawa mereka ke sana.
India adalah pilihan Tuan Amo, karena adanya Taj Mahal di sana, sebuah bangunan yang dibangun karena cinta seorang pria pada istrinya.
Namun beberapa kali Gara mendapatkan teguran oleh penduduk India karena sering melakukan hal romantis di depan umum. Karena masyarakat India sangat konservatif, khususnya mereka generasi yang lebih tua.
Tindakan semacam itu, dianggap tidak baik dan tidak sopan.
Membuat Gara merasa tak senang karena harus menjaga sikapnya selama di keramaian, namun hal itu membuatnya menjadi 2 kali sangat manis ketika di dalam kamar hotel.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!