“Chris, Jean, aku tidak menyangka kalian melakukan ini di belakangku!”
Di kamar yang ada di rumah tunangannya. Bryan, pria berusia 22 tahun yang bulan depan akan menggelar acara pernikahan dengan tunangannya, dia justru melihat tunangannya sedang bercumbu mesra dengan pria lain, yang tak lain adalah temannya sendiri.
“Jean, apa yang kurang dariku sampai kau melakukan ini dengannya? Dan kau Chris, kurang baik apa aku padamu, sampai kau tega mengambil wanitaku?” Bryan sangat marah, seumur hidupnya baru kali ini dia ssngat marah dan kecewa. Sedikitpun dia tak bisa menahan amarahnya.
“Bryan, aku bisa menjelaskan semua ini, ini semua tak seperti yang kamu lihat!” Chris mencoba memberi penjelasan, tapi Bryan sama sekali tak peduli dengan penjelasannya.
Dia menarik kerah baju Chris, dan membuat pria itu jatuh dari tempat tidur. Tangannya sudah terkepal erat dan dia siap melayangkan pukulan ke arah Chris sebelum terdengar suara benda pecah, dan benda itu pecah setelah menghantam kepalanya.
“Maafkan aku, aku lebih mencintai Chris, dan seharusnya malam ini kamu tidak perlu datang karena sesungguhnya setelah malam ini aku hanya akan menjadi milikmu,” ucap Jean dengan berderai air mata, dan terlihat dia memegang sebuah botol kaca yang hanya tersisa di bagian, yang terpegang oleh tangannya.
Pandangan mata Bryan mulai gelap, dan darah mengucur deras dari luka di kepalanya. Ingin dia mengatakan sesuatu pada Jean, tapi Chris yang sudah terbeban darinya, tanpa belas kasih dia mengambil botol lainnya, dan memukulkan ke kepalanya.
Tak hanya memukulkan di kepala Bryan sampai botol kaca di tangannya pecah, Chris menusukkan botol yang pecah sebagian ke dada Bryan, membuat tubuh Bryan bermandikan darahnya sendiri.
Tak ada ucapan yang sempat keluar dari mulut Bryan karena dia lebih dulu kehilangan kesadaran, dan tumbang dengan tubuh bermandikan darah.
Chris dan Jean tahu keadaan Bryan sudah sangat buruk dan dekat dengan kematian, tapi bukannya menolong, Chris justru mengambil pecahan kaca lainnya dan menusukkan ke leher Bryan. Tak lama tubuh Bryan kejang-kejang, dan begitu berhenti kejang-kejang dia telah mati mengenaskan.
Pada saat ini bukannya terlihat takut karena baru saja melakukan pembunuhan, Chris justru bergegas menyeret mayat Bryan kedalam mobil, setelah lebih dulu dia membungkusnya menggunakan slimut.
Begitu mayat Bryan sudah berada di mobil, Chris kembali ke kamar untuk bersih-bersih. “Bantu aku membersihkan tempat ini!”
Mendengarnya, Jean segera membantu Chris membersihkan darah Bryan dan pecahan kaca di kamarnya. “Chris, kita berhasil membunuhnya. Sekarang semua hartanya akan menjadi milik kita.”
“Ya, semua berjalan seperti rencana, dan tinggal menyelesaikan semua rencana malam ini. Begitu membuang mayatnya ke tengah hutan, selamanya tak akan ada yang tahu kemana dia pergi dan seperti apa keadaannya.”
Semua yang terjadi pada Bryan telah direncanakan keduanya, yang ingin menguasai harta Bryan.
Jean memang sedikit memiliki perasaan pada Bryan, dan itu juga alasan tadi dia sempat menangis. Tapi sedikit perasaannya tak dapat mengalahkan perasaannya pada Chris dan harta milik Bryan.
Melihat semua tempat telah dibersihkan, Chris dan Jean masuk kedalam mobil. Keduanya ingin mengakhiri rencana mereka dengan kesempurnaan.
Berada di belakang kemudi mobil, Chris memacu mobil menuju hutan di luar kota, yang selama ini hampir tidak pernah dijamah manusia, dikarenakan hutan itu cukup jauh dari kota dan jarang orang-orang di zaman ini yang suka bepergian ke hutan.
Tiga jam berlalu, akhirnya mereka sampai di tujuan, dan mobil mereka berhenti di jalan tengah hutan yang jauh dari jalan utama.
Menyeret keluar mayat Bryan yang terbungkus selimut, Chris membawa mayat Bryan ke lubang yang sehari lalu telah dia persiapkan. Lubang itu tidak dalam, tapi cukup untuk digunakan mengubur Bryan.
“Maafkan aku karena aku sudah mengambil wanitamu, hartamu, dan membunuhmu!” Tak ada kesedihan, Chris justru tersenyum puas saat melihat tubuh Bryan di dalam lubang, dan dia mulai menutup lubang menggunakan sekop.
Namun karena malam dan minim penerangan, ditambah Jean terus memanggilnya karena takut dengan keadaan hutan, Chris tak rapi dalam menutup lubang menggunakan tanah. Tanpa dia sadari, setengah bagian mulai dari kepala sampai tubuh Bryan tak terkubur sempurna.
“Chris, cepat pergi dari tempat ini!” ucap Jean begitu Chris sudah kembali kedalam mobil, dan mobil segera melaju cepat meninggalkan kawasan tengah hutan.
...----------------...
Tujuh hari berlalu setelah Bryan mengalami kematian di tangan tunangan dan sahabatnya.
Di siang hari saat matahari bersinar terik, bau mayat yang berasal dari lubang tempat Bryan dikubur secara asal-asalan tiba-tiba saja menghilang. Bau mayat yang begitu menyengat menghilang, seolah bau itu tak pernah ada.
Mayat Bryan di dalam lubang yang semula di penuhi serangga dan binatang kecil lainnya, secara tiba-tiba seluruh serangga dan binatang kecil di mayat Bryan lenyap berubah menjadi abu.
Luka-luka di tubuh Bryan yang sudah menjadi mayat secara ajaib perlahan menghilang tak berbekas, seolah tubuh yang telah menjadi mayat itu bisa meregenerasi bagian yang sebelumnya terluka, dan puncak keajaiban itu terjadi saat detak jantung Bryan kembali dan dia juga kembali bernapas.
“Hah... Hah... Hah... Hah...” Bryan membuka kedua matanya dan terengah-engah. “Hah... Hah... A-apa aku masih hidup?”
Melihat sekeliling Bryan sadar kalau dia berada di sebuah lubang, dan peristiwa malam dimana kejadian menyakitkan itu terjadi semua masih teringat dalam ingatannya.
Berada di tempat seolah sedang berada di dalam makam, Bryan tiba-tiba saja tersenyum. “Sepertinya mereka mengira aku sudah mati, dan mereka sepertinya harus kecewa karena sepenuhnya aku baik-baik saja.”
Bryan tak lagi merasakan sakit menyakitkan di tubuhnya meski jelas dia ingat malam itu Chris dan Jean telah melukainya. Satu-satunya yang saat ini dia rasakan adalah kepalanya terasa sedikit sakit. “Mungkin ini efek dari pukulan malam itu.”
Dengan beristirahat beberapa saat, dia yakin sakit kepalanya akan segera menghilang.
[Ding... tuan rumah telah mengaktifkan sistem kebangkitan, dan berhasil menyelesaikan misi pertama, bangkit dari kematian]
Kedua mata Bryan yang sempat terpejam, seketika kedua matanya terbuka, begitu terdengar suara yang menggema di dalam kepalanya.
[Ding... berhasil menyelesaikan misi pertama, kebangkitan]
[Mendapatkan hadiah kekuatan tubuh kebal terhadap berbagai senjata]
[Mendapatkan hadiah uang tunai $ 900.000.000]
[Mendapatkan hadiah pil awet muda. Dengan meminum pil awet muda tuan rumah tidak akan pernah menua dan tak akan pernah ada penyakit yang dapat membunuh tuan rumah]
Suara itu bergema lagi di kepalanya, membuat Bryan hanya bisa membeku di tempatnya karena dia tidak tahu apa sebenarnya yang sedang terjadi.
Meski diam membeku, Bryan cukup terpana dengan beberapa hadiah yang dia dapatkan. Tidak tahu ini kenyataan atau sebuah mimpi, dan jika semua ini kenyataan dia jelas sangat senang. Tubuh kebal terhadap berbagai senjata, pil awet muda, serta uang yang jumlahnya jauh lebih banyak dari apa yang pernah dia miliki.
Menggerakkan tangan menampar wajahnya sendiri, Bryan ingin membuktikan kalau semua ini bukan mimpi. “Ini sakit, tapi rasa sakit begitu cepat menghilang.” Sangat keras dia menampar wajahnya sendiri. Sejenak memang menyakitkan, tapi tak lebih dari satu detiks rasa sakit itu sudah menghilang.
“Benar-benar bukan mimpi, tapi bagaimana aku dapat melihat semua hadiah tadi, dan siapa sebenarnya pemilik suara yang bergema di kepalaku?”
[Ding... menampilkan status tuan rumah]
Tiba-tiba muncul layar hologram di depan kedua mata Bryan.
[Nama] : [Bryan Laurens]
[Umur] : [22 Tahun]
[Pekerjaan] : [ - ]
[Kecerdasan] : [ 100 ]
[Kekuatan] : [ 50 ]
[Stamina] : [ 50 ]
[Pesona] : [ 100 ]
[Skill] : [ - ]
[Poin Sistem] : [ 0 ]
[Kekayaan] : [ $ 900.000.000 ]
[Aset] : [ - ]
[Ruang Penyimpanan] : [ Pil Awet Muda ]
[Toko Sistem] : [ Terkunci ]
[Misi utama yang harus tuan rumah selesaikan dalam jangka waktu satu bulan]
[Bangkit dari kematian] > [Terselesaikan]
[Bangkit dari keterpurukan] > [Belum Terselesaikan]
[Bangkit dalam hubungan percintaan] > [Belum Terselesaikan]
Bryan tidak terlalu memperhatikan yang lainnya karena saat ini perhatiannya hanya tertuju pada uang miliknya.
“Sembilan ratus juta dolar? Bukannya ini jauh lebih banyak dari uang yang aku kumpulkan sejak delapan tahun lalu?”
Meski melihat ada banyak uang, tapi dia tidak tahu bagaimana cara mengambilnya.
[Ding... cukup gunakan kartu di saku tuan rumah, untuk mengambil uang. Uang di dalam sistem dapat tuan rumah ambil di manapun dan kapanpun]
Suara di kepalanya terdengar seperti halusinasi, tapi suara itu terdengar sangat nyata. “Bukannya seharusnya aku merasa senang? Namun kenapa aku sekarang justru merasa bingung?”
...----------------...
Bersambung.
Setelah sedikit usaha yang dilakukannya, Bryan berhasil keluar dari lubang. Melihat sekeliling dengan kedua matanya, dia merasa cukup mengenali dimana saat ini berada. Dia salah satu pecinta alam dan tak terhitung berapa kali dia keluar masuk hutan, dan lagi tempatnya saat ini tak begitu jauh dari pondok yang dia bangun untuk menikmati suasana ketenangan hutan saat jenuh dengan kehidupan di kota.
Melihat matahari mulai condong ke arah barat yang pertanda tak lama lagi datang malam, Bryan bangkit dari duduknya, dan secepatnya dia harus sampai di pondoknya. Pondok itu tidak jauh, tapi juga tidak dekat. Setidaknya butuh tiga puluh menit jalan kaki ke tempat itu.
Bryan melangkahkan kaki menyusuri hutan sambil menikmati suasana hutan yang memenangkan. Meski suasana hutan tenang, Bryan tak mengendurkan kewaspadaannya. Kedua matanya tajam menatap sekeliling, memastikan tak ada ancaman yang mengancam hidupnya. Binatang liar di hutan masih banyak, dan ular adalah sosok yang paling ditakuti oleh siapapun yang berada di tengah hutan selayaknya Bryan saat ini.
Berjalan kaki kurang lebih tiga puluh menit, akhirnya dia sampai di pondok hutan miliknya.
Bryan menghembuskan napasnya lega karena kondisi pondok masih dalam keadaan baik, meski sudah lebih dari satu bulan tidak dia kunjungi. Kotor sudah pasti, tapi selain kotor tak ada yang berubah dari pondoknya.
Membuka kunci pintu pondok dengan kunci yang dia sembunyikan di bawah batu, tepat di samping pondok. Bryan masuk dan mendapati keadaan dalam pondok yang masih sama dengan saat terakhir dia tinggalkan.
Sebuah motor sport dengan bahan bakar terisi penuh tersedia di pondok, dan motor itu akan dia gunakan kembali ke kota.
[Ding... sudah saatnya tuan rumah bangkit dari keterpurukan]
[Memulai misi bangkit dari keterpurukan > Tuan Rumah harus mengambil dua puluh persen saham milik perusahaan apapun]
[Batas waktu penyelesaian misi > 14 hari]
[Hadiah misi > Mendapatkan hadiah $ 900.000.000, mendapatkan hadiah mansion golden king, mansion terbesar di pusat kota. Mendapatkan pil anti racun, tuan rumah akan memiliki tubuh yang kebal terhadap berbagai jenis racun]
[Hukuman kegagalan misi > Kematian tuan rumah]
Suara sistem kembali terdengar menggema di kepala Bryan. Sebuah misi sistem harus dia selesaikan. Mengetahui misi apa yang harus dia selesaikan, Bryan merasa misi itu sangatlah mudah. Lalu saat melihat hadiah yang akan didapatkan setelah menyelesaikan misi, senyum lebar terlihat di wajahnya. Namun senyumnya seketika hilang saat tahu hukuman jika gagal menyelesaikan misi.
Kematian adalah sesuatu yang tidak ingin dialaminya sebelum berhasil membalas apa yang telah dilakukan Chris dan Jean padanya. “Aku tidak akan gagal!”
Empat belas hari baginya sudah cukup untuk menyelesaikan misi, apalagi akhir-akhir ini banyak saham yang dijual murah di pasar saham.
“Jangankan dua puluh persen saham, dengan uang yang aku miliki, aku bisa saja membeli mayoritas saham sebuah perusahaan, atau bahkan seluruh saham dari sebuah perusahaan.”
Meski ada laptop dan benda-benda elektronik lainnya yang sengaja dia tinggal di pondok miliknya, saat ini Bryan tidak bisa melakukan pembelian saham karena lemahnya jaringan internet.
“Aku akan melakukannya begitu kembali ke kota, tapi untuk sekarang lebih baik aku mandi!” Bau tubuhnya sangat menyengat, membuatnya ingin buru-buru mandi.
Membuka kamar mandi, Bryan mandi menggunakan air yang ada dan peralatan mandi seadanya. Meski tidak terlalu higienis, setidaknya dia sudah terhindar dari bau tubuh menyengat, selayaknya bau bangkai.
Selesai mandi, dia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang ada di pondok. Pakaian yang dia letakkan di lemari dalam pondok senantiasa bersih dan wangi, dikarenakan dia menaruh pewangi di dalam lemari.
Merasa segar dan merasa benar-benar telah kembali hidup setelah mandi dan berganti pakaian, Bryan melihat lemari tempat dia menyimpan persediaan makanan.
Dia tak pernah menyimpan makanan segar di pondok. Semua adalah makanan instan yang memiliki masa kadaluwarsa masih lama. Perapian juga masih berfungsi, yang artinya dia masih bisa mengolah makanan. Air juga tidak terlalu masalah, karena air minum masih tersedia di beberapa galon.
Dengan perut sudah keroncongan, Bryan mulai memasak makanan yang paling cepat matang. Mi instan adalah pilihannya, dan dia sekaligus memasak tiga bungkus mi instan.
Lima menit dia butuhkan untuk melakukan semua, dan setelah lima menit berlalu mi kuah dengan asap yang masih mengebul sudah tersaji di atas meja makan.
Lapar membuatnya tak terlalu peduli dengan panas kuah mi buatannya. Dengan lahap dia memakan semuanya, dan tak butuh waktu lama baginya menghabiskan semuanya.
Mulutny dan tenggorokannya terasa panas dan sakit, tapi rasa panas tak lama menghilang, dan dia juga tak lagi merasakan rasa sakit. “Selain kebal senjata, panas air sepertinya juga tidak bisa melukaiku.”
[Ding... Misi sampingan > Tinggalkan pondok dan kembali ke kota]
[Batas waktu penyelesaian misi > 5 jam]
[Hadiah misi > lima puluh persen saham Aurora Company]
[Hukuman kegagalan misi > Tidur semalam bersama singa di kebun binatang]
Bryan baru tahu kalau selain misi utama, masih ada misi sampingan yang hadiahnya sangat menarik, tapi hukuman kegagalan misi sangat tidak baik untuknya.
“Tidur semalam bersama singa? Bukannya itu sama saja aku tidur untuk mati!”
Tak ingin mendapatkan hukuman berat dari sistem, Bryan segera mengeluarkan motor dan memasang aki motor yang sengaja dia lepas sebelum meninggalkan motor di pondok. Begitu motor menyala, dia kembali ke dalam pondok mengambil jaket, sepatu, dan helm.
Begitu jaket, sepatu, serta helm sudah dia pakai, Bryan tak lupa mengunci pintu pondok, dan setelah menaruh kunci di tempat dia mengambilnya, segera dia naik ke atas motor dan memacu motor dengan kecepatan tinggi menuju arah kota.
Kalau menggunakan mobil, setidaknya dia butuh tiga sampai empat jam untuk sampai ke kota, tapi dengan motor sport 1000 CC miliknya, Bryan hanya butuh waktu dua jam untuk sampai ke kota, jika perjalanannya lancar.
Motor melaju kencang, dan rata-rata kecepatan motor berada di atas angkat seratus kilometer per jam. Melewati jalan utama di tengah hutan, Bryan masih jarang menemui kendaraan lain, atau bahkan tidak menemu satupun kendaraan lain.
Dia baru bertemu kendaraan lain setelah melewati pertigaan, yang tepat berada di luar kawasan hutan. Jalanan mulai ramai, dan dia tak bisa memacu motor sekencang sebelumnya. “Masih setengah perjalanan, tapi setidaknya aku masih punya banyak waktu, sebelumnya batas waktu penyelesaian misi habis.”
Bergerak zig-zag mendahului berbagai jenis kendaraan di depannya, tiga puluh menit kemudian kedua mata Bryan sudah melihat gedung-gedung pencakar langit di kejauhan.
“Cukup satu setengah jam bukan, dan aku hampir sampai ke kota. Lima puluh persen saham Aurora Company akan segera menjadi milikku!”
Aurora Company adalah perusahaan elektronik terbesar, dan harga jual sahamnya akhir-akhir ini terus melonjak. Dengan cara yang begitu mudah dapat menguasai lima puluh persen saham Aurora Company, bukannya dia sangat beruntung?
Dengan lima puluh persen saham, dia akan menjadi pemilik saham mayoritas Aurora Company, dikarenakan pemilik saham lainnya hanya memiliki kurang dari dua puluh persen saham.
“Kehilangan perusahaan yang susah payah aku bangun, tapi aku mendapatkan ganti yang jauh lebih baik. Memiliki lima puluh persen saham Aurora Company, pendapatanku ke depannya jauh lebih banyak dibandingkan menjadi seorang CEO di perusahaanku sendiri.”
Bryan yakin Jean dan Chris telah mengambil semua harta miliknya, termasuk perusahaan dan buku tabungannya. Rumah dan apartemen miliknya kemungkinan juga telah jatuh ke tangan mereka.
“Sebaiknya aku lebih dulu menyewa vila sebelum mendapatkan hadiah dari misi yang tak lama lagi akan aku selesaikan.”
Mengingat misinya, Bryan penasaran apa mendapatkan lima puluh persen saham Aurora Company dapat menyelesaikan misi utamanya.
[Ding... tuan rumah tidak bisa menyelesaikan misi utama menggunakan hadiah dari sistem. Misi akan dianggap selesai saat tuan rumah menggunakan usaha sendiri untuk mendapatkan dua puluh persen saham sebuah perusahaan]
Belum juga bertanya, tapi sistem telah lebih dulu memberi tahu apa yang ingin dia ketahui.
“Ternyata aku harus berusaha dengan usaha sendiri tunjuk menyelesaikan misi.”
“Baiklah, dalam satu atau dua hari kedepan aku pasti menyelesaikannya!”
...----------------...
Bersambung.
Tengah malam di pusat keramaian kota, Bryan yang beberapa jam yang lalu telah sampai di kota, saat ini dia sedang menikmati suasana malam di cafe, sambil menikmati minuman dan makanan yang sebelumnya dia pesan. Belum terpikir ingin melakukan apa malam ini, Bryan mengarahkan pandangannya ke layar TV Cafe, yang sedang menayangkan menghilangnya sosok pengusaha muda yang sedang naik daun.
Foto pengusaha muda itu terlihat jelas di layar TV, dan saat ini seorang wanita sedang diwawancarai. Kesedihan terlihat di wajah wanita itu, tapi Bryan yang melihatnya justru tersenyum.
“Wanita bermuka dua yang sangat pintar bersandiwara. Entah apa yang membuatku dulu sangat mencintainya, dan hidup terasa tak berarti tanpanya?”
Berita yang dilihatnya adalah berita tentang menghilangnya pengusaha muda, yang tak lain adalah dirinya sendiri, dan wanita yang diwawancara siapa lagi kalau bukan Jean.
Chris, pria yang menghancurkan hidupnya juga diwawancarai, dan pria itu berbicara seolah dia adalah teman baiknya.
“Mereka berdua pantas mendapatkan penghargaan Oskar, untuk kategori pemain sandiwara terbaik.”
Bryan tak lagi memperhatikan layar TV setelah acara berganti. Dia fokus pada makanannya, dan setelahnya dia akan pergi mencari hotel untuk bermalam.
[Ding... tuan rumah berhasil menyelesaikan misi]
[Mendapatkan Hadiah > lima puluh persen saham Aurora Company]
[Proses pengalihan saham akan berlangsung selama dua belas jam, dan setelahnya tuan rumah akan memiliki lima puluh persen saham Aurora Company]
Meski sudah kesekian kalinya mendengar suara sistem menggema di kepalanya, tetap Bryan masih terkejut saat tiba-tiba mendengar suara sistem. Kadang dia masih menganggap keberadaan sistem sebagai ilusi, tapi nyatanya keberadaan sistem adalah sebuah kenyataan, dan keberadaan sistem telah memberi banyak bantuan untuknya. Dia berhasil bangkit dari kematian juga berkat keberadaan sistem, meski ada perubahan mencolok pada penampilannya.
Prubahan yang terjadi bukan perubahan buruk, tapi justru perubahan yang baik untuknya. Melihat wajahnya untuk pertama kalinya setelah bangkit dari kematian saat di kamar mandi cafe, dia baru sadar tentang adanya perubahan pada dirinya.
Wajahnya semakin tampan, kulitnya putih mulus tak ada sedikitpun noda, dan yang paling mencolok adalah perubahan wajah rambutnya. Rambut hitamnya telah berganti warna menjadi putih, dan perubahan itu terjadi bukan karena cat rambut.
Berkat perubahannya itu juga, sampai saat ini tak ada orang yang mengenalinya, meski wajahnya sering muncul di layar TV. Kalaupun ada orang yang lama-lama melihat wajahnya, itu bukan karena merasa wajahnya mirip sosoknya yang ada di layar TV, melainkan itu terjadi karena mereka terpesona dengan ketampanannya.
Menghabiskan makanan serta minumannya dan membayar semua yang dia pesan, Bryan keluar cafe, berjalan menuju tempat dia memarkirkan motornya. Walau sudah larut malam, cafe yang sudah sejak lama menjadi langganan Bryan bukannya sepi, tapi justru semakin ramai.
Leo adalah pria pemilik cafe, dan dia teman lamanya jauh sebelum mengenal Chris maupun Jean. Namun karena Leo sering mengatakan Jean bukan wanita yang pantas untuknya, hubungannya dengan pria itu renggang, dan ini adalah kali pertamanya kembali berkunjung ke cafe Leo setelah berbulan-bulan tidak pernah datang berkunjung.
Sampai di tempatnya memarkirkan motor, Bryan segera naik ke atas motor dan memakai helmnya. Baru juga mesin motor dia nyalakan, tiba-tiba saja ada yang naik ke motornya, dan duduk di boncengan motor miliknya.
“Nyut...” Ada sesuatu yang kenyal mendorong punggungnya, dan itu bukanlah sesuatu yang kecil.
Bingung harus melakukan apa, untuk sekian detik Bryan hanya diam mematung. Namun dia harus segera melakukan sesuatu sebelum terjadi kesalahpahaman dengan seseorang di boncengan motornya, yang dia yakin orang itu adalah seorang wanita.
Mencoba turun dari motor, tentu dia tidak bisa melakukannya. Sekarang yang bisa dia lakukan adalah berbicara dengan wanita ini. “Sepertinya kamu salah menaiki notor! Kita tidak saling kenal dan demi keamananmu, tolong segera turu!”
“Antarkan aku pulang, baru aku turun!” Terciun sedikit bau alkohol dari mulut wanita di belakangnya, saat dia mendengar wanita itu bicara. Kesimpulannya, wanita ini dalam keadaan mabuk tapi masih memiliki kesadaran.
[Ding... misi sampingan > mengantarkan pulang wanita yang sedang mabuk]
[Hadiah misi > mendapatkan seluruh identitas tuan rumah yang sekarang berada di tangan wanita bernama Jean]
Bryan sebenarnya malas mengantarkan pulang wanita di boncengan motornya, tapi munculnya misi sampingan dari sistem dan hadiah yang akan didapatkannya setelah menyelesaikan misi, dia yang sebelumnya malas, kini dia sangat bersemangat. “Kebetulan aku sangat membutuhkan semua itu, dan beruntung ada misi ini.”
“Tunjukkan padaku alamat rumahmu, dan aku akan mengantarkan kamu pulang dengan selamat!” Mendengar itu, wanita di boncengan motor Bryan menunjukkan alamat rumahnya, dan dengan kecepatan sedang Bryan memacu motornya ke rumah wanita yang saat ini memeluk erat dadanya.
Alamat rumah wanita di boncengan motornya tak begitu jauh, tapi karena tidak berani terlalu kencang memacu kecepatan motornya khawatir wanita yang dia bonceng jatuh, Bryan merasa perjalanannya sangat lama, dan barulah satu jam kemudian dia sampai di tujuan.
Berhenti di depan gerbang mansion mewah dengan pagar menjulang tinggi, seorang security bergegas menghampirinya, dan saat security melihat wanita yang dia bonceng, tanpa banyak bicara security itu segera membuka gerbang dan memintanya segera masuk.
“Pergi ke pintu samping!” Wanita yang dia bonceng tiba-tiba membuka suara.
Menuruti wanita yang dia bonceng, Bryan mengarahkan motornya menuju samping mansion, dan ternyata di tempat itu sudah ada beberapa orang menggunakan seragam pelayan yang menanti kedatangannya.
Bryan sangat mengenali kepala pelayan, yang berdiri paling depan, dan setelah mengetahui alamat wanita yang dia bonceng, dia tahu identitas dari wanita yang terus saja menempel padanya.
Sementara itu, kepala pelayan yang melihat nona mudanya memeluk pria yang belum dia ketahui identitasnya karena wajah pria itu tertutup helm, dia merasa ada keanehan dengan nona mudanya.
Dari yang dia tahu selama ini nona mudanya hanya mau memeluk satu orang pria, selain ayah dan Leo, kakaknya. Namun, sekarang dia melihat nona mudanya memeluk pria lain dan jelas dia bukan pria itu karena pria itu telah satu minggu ini menghilang. Dia bukan juga ayahnya, dan tidak mungkin itu Leo karena saat ini kakaknya itu sedang di luar negeri.
“Brum.. Brum...” Motor sport Bryan berhenti tepat di depan kepala pelayan, tapi dia yang sudah hafal dengan kebiasaan wanita di boncengan motornya, yang mana wanita itu hanya akan turun kalao dia mau menggendongnya sampai kamar.
Melepaskan helmnya dan menunjukkan wajahnya di hadapan kepala pelayan dan para pelayan yang semuanya wanita. Tak ada yang tidak terpesona dengan ketampanannya. Bahkan ada dua pelayan yang berlari pergi karena darah mengalir keluar dari hidung mereka.
Bryan mengabaikan keberadaan para pelayan. Dia meminta wanita di boncengan motornya untuk melepaskan pelukannya, dan berdiri tegak. Yakin wanita itu sebenarnya sadar dan mendengar ucapannya, dengan cukup berhati-hati, Bryan turun dari motor, dan setelahnya dia menggendong wanita yang kedua matanya terpejam rapat.
Tahu wanita yang saat ini dia gedong selayaknya seorang putri hanya pura-pura tidur, Bryan hanya tersenyum dan setelahnya dia membawa wanita di gendongannya menuju lantai dua mansion, yang merupakan letak kamarnya.
Pemimpin pelayan yang mengikuti Bryan dari belakang, dia merasa aneh karena Bryan sangat tahu arah yang harus dia tuju untuk sampai ke kamar nona mudanya.
‘Aneh! Ini kali pertama aku melihatnya, tapi kenapa dia tahu letak kamar nona muda? Dan lagi jelas nona muda tidak mengucapkan apapun sejak berada di gendongannya,’ ujarnya membatin.
Tak peduli keberadaan kepala pelayan yang berjalan di belakangnya, Bryan terus saja berjalan dan akhirnya dia sampai di kamar Nayla, wanita yang dia bonceng, wanita yang dia gendong, dan wanita yang dengan gerakan begitu pelan itu turunkan ke atas tempat tidur.
Terakhir, Nayla adalah adik Leo, teman lama Bryan.
Bryan ingin langsung pergi setelah menurunkan Nayla, tapi sepasang tangan tiba-tiba saja menarik lengannya. “Jangan pergi!” suara halus terdengar keluar dari mulut Nayla, dan wajah tenangnya menunjukkan kalau dia kali ini benar-benar dalam keadaan tertidur.
Namun meski dalam keadaan tertidur, kedua tangannya sangat erat memegang lengan Bryan.
Tahu dirinya tak bisa begitu saja lepas dari Nayla, Bryan membuka suara, berbicara pada kepala pelayan. “Malam ini kamu tidur di sampingnya, dan jadi saksi kalau aku tidak melakukan apapun padanya! Keberadaanku di tempat ini murni karena ini!” Bryan menunjuk lengannya yang dipegang erat Nayla.
Kepala pelayan mengerti, tapi bukannya tidur di sebelah Nayla dia justru pergi ke sofa panjang di kamar Nayla. ‘Entah kenapa aku merasakan dejavu dengan adegan yang terjadi malam ini?’ batinnya.
...----------------...
Bersambung.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!