Hujan deras membahasi bumi, Suara petir terdengar susul menyusul serta angin yang begitu kencang seolah tahu apa yang sedang di rasakan oleh Anne.
Anne mengendarai motornya dalam keadaan marah, kecewa, sedih, dan sakit hati yang begitu dalam. Ia tak percaya bahwa orang yang selama ini sangat ia cintai menghianatinya.
Angga Prayoga kenapa kamu tega sama aku? Apa salahku? Kenapa Ngga? Sakit banget Ngga, kenapa kamu tega?Anne bertanya-tanya dalam hati.
Anne terus menyusuri jalanan di kota Jakarta, ia tidak habis pikir bagaimana bisa kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri bahkan Ia sudah menganggapnya sebagai saudara. Kenapa harus dia? Dia teman sejak aku kecil Ngga? Kenapa harus Yael? Teriak Anne di jalanan.
Tiba-tiba dubrakk suara motor Anne jatuh karena terserempet mobil. Anne pun tak sadarkan diri.
Orang yang membawa mobilpun turun. Nona, nona, nona dipanggilnya orang tersebut tapi tak ada jawaban. Kemudian ia mengangkat Anne dan membawanya masuk kedalam mobil.
Gimana ini bisa-bisanya nyerempet, Ahhh sial runtuk Elon.
Elon membawa Anne ke Apartemen miliknya. Ia mengambil ponsel di sakunya kemudian menelpon Harry, "Hallo, Bro tolong dateng ke Apartemen gue, tadi gue gak sengaja nyerempet orang "ucapnya sekaligus mematikan sambungan telepon.
Harry merupakan teman sekaligus seorang dokter pribadi Elon. Elon mondar-mandir menunggu kedatangan Harry, Ia khawatir kalau sampai Anne kenapa-kenapa. Elon teringat waktu tadi ia menggendong gadis tersebut Ia merasa nyaman melihat wajahnya yang tetap cantik walaupun pucat karena kedinginan.
Tak selang lama bel Apartemen Elon berbunyi. Elon segera membukakan pintu, "masuk" ucapnya pada Harry. "Mana orang yang harus gue periksa?" Harry sambil jalan.
Sambil Elon menunjuk salah satu tempat "Tuh, ada di kamar tamu. Loe lama banget sih datengnya Har"
"Loe taukan hujan, udah, gue mau periksa dulu" jawab Harry diikuti langkah menuju kamar tamu.
Elon menatap Harry yang menutup pintu kamar tamu "Gimana kondisinya Har?" kata Elon dengan penuh khehawatiran.
" Udah mendingan, dia gak kenapa-kenapa. Loe gak usah terlalu khawatir. Gue juga kasih infus tuh. Dia cuma kedinginan, perut kosong plus kelelahan aja itu, makanya sampai pingsan. Bentar lagi pasti sadar" jawab Harry sambil jalan menuju pintu kemudia Ia bilang "Yaudah gue balik dulu"
"Thanks ya bro, Hati-hati." kata Elon sambil tersenyum
Setelah 25 menit semenjak di periksa akhirnya Anne perlahan-lahan membuka matanya, ia memegang kepalanya yang masih sedikit pusing, kemudian Anne mencoba bersandar. Anne mengingat kejadian siang tadi Ia mulai menangis lagi. Hpnya berdering tertera Angga memanggil, Anne enggan untuk mengangkat justru ia malah menonaktifkan Hpnya.
Anne melihat sekeliling ia mengedarkan pandangannya kesemua sudut. Ia baru menyadari ini bukan kamarnya. Dimana aku? Ah sakit kepalaku. Anne mencoba turun dari ranjang kemudian beranjak keluar.
Anne membuka pintu ia mengedarkan pandangan ke semua tempat tak sengaja matanya bertatapan dengan seorang pria yang sedang menata makanan. Ia segera memutuskan pandangannya. Kemudian Anne berjalan hendak menuju tempat Elon berada untuk pamit pulang.
Disisi lain, Elon yang melihat pintu kamar tamu terbuka. Ia menatap Anne dan tak sengaja bersitatap dengan mata Anne. Elon merasa ada sesuatu ketika melihat Anne. Tapi, setelah itu ia mencoba untuk tidak memusingkan hal tersebut.
Elon yang sedang menyiapkan makanan di dapur segera berjalan menuju kamar tamu berniat untuk membantu Anne karena Elon melihat Anne yang sudah keluar dari kamar.
"Gimana, apa yang loe rasa? Udah baikan belum? Tanya Elon.
Anne yang masih sedikit pusing berjalan dengan hati-hati. "Baik, terimakasih sudah mau menolong saya. Saya mau pulang dulu". Anne berbalik badan sambil jalan menuju pintu keluar.
Anne baru berjalan beberapa langkah tiba-tiba hampir jatuh untung Elon sigap membantunya. Mereka saling bersitatap kembali. Elon lagi-lagi terpesona dengan Anne. Anne memutuskan pandangan ia mengucapkan terimakasih.
"Sama-sama" kata Elon yang gugup. Sial gue kenapa lagi, baru ketemu sekali hati gue udah dag dig dug, katanya dalam hati.
"Sebelum loe pulang mending makan dulu, loe pingsan tadi karena lapar tuh." kata Elon sambil tertawa.
Elon memapah Anne karena takut jatuh lagi menuju ruang makan. "Gue udah pesan makanan jadi loe harus makan dulu sebelum pulang". Anne tersenyum terpaksa tidak bisa menolak ajakan dari Elon.
"Oh ya gue Elon, kalau boleh tau nama loe siapa?" Ucap Elon sambil menarik kursi untuk Anne
" Nama saya Anne. Terimakasih" jawab Anne tersenyum canggung.
Mereka makan dalam keheningan, kemudian Elon memecahkan suasana agar tidak hening. "Loe abis nangis ya, sembab gitu mata?"
"Enggak" jawab Anne singkat.
"maaf, bukan maksud gue mau ikut campur" ucap Elon tak enak hati.
Anne hanya membalas dengan anggukan.
Anne dengan segera menghabiskan makanannya. Ia merasa tidak nyaman dengan berada di sisi Elon yang memperhatikan gerak-geriknya. "saya permisi mau pulang dulu ya" berdiri hendak meninggalkan ruang makan.
"Mau gue anter?" Ucap Elon yang masih penasaran dengan Anne.
"Tidak perlu, makasih banyak udah bantu saya" jawab Anne kemudian berjalan menuju pintu keluar Apartemen Elon.
Di kamarnya, Anne tak henti-hentinya menangis ia masih mengingat kejadian siang tadi. Ia berniat memberikan kejutan pada Angga sang kekasih tapi justru malah ia yang mendapatkan kejutan tak terkira. Ia melihat Annga dan Bella tertidur pulas dalam keadaan tak mengenakai selehai pakaianpun di tempat tidur Angga.
Ngga, apa salah aku, kenapa kamu tega banget Ngga. Kita udah pacaran 5 tahun, kita udah ada rencana bulan depan mau nikah, kenapa Ngga kamu tega, kamu jahat banget sama aku. Anne memuku-mukul dadanya yang terasa sesak.
Di tempat lain, tepatnya Apartemen Angga
Angga dan masih terlelap dalam tidurnya hingga malam perlahan membuka matanya dan meregang badan. Mereka merasa lelah setelah selesai olah raga bersama tadi siang. Bella mengucapakan selamat malam pada Angga. Angga justru membalasnya dengan sebuah ciumman yang begitu mesra tepat di bibir Bella. Perlahan ciuman tersebut dari ******* hingga menuntut mereka saling balas membalas Bella hampir saja terlena kemudian ia mendorong dada Angga. "Udah malam Ngga, aku mau pulang, nanti Anne nyariin aku"
"Sayang aku masih, kangen sama kamu, aku masih mau kamu disini, kamu nginep aja disini" rengek Angga
"Gak bisa Ngga, aku mau balik dulu. Aku gak mau sampai Anne tau" tegas Bella
"Baiklah" jawab Angga kecewa tapi cium sini dulu Angga menunjuk bibirnya. Cup tiba-tiba Bella mendaratkan bibirnya dengan cepat. Ia takut nantinya akan lama dan akhirnya terlena.
Anne Putri Bramantyo, seorang gadis cantik yang memiliki bola mata yang indah ditambah bulu mata yang lentik, hidung kecil, dan bibir yang mungil berwarna merah muda menambah pesonanya. Anne saat ini berusia 24 tahun sekarang menjadi salah satu karyawan di sebuah perusahaan di ibu kota Jakarta.
Elon Bernand merupakan pria pekerja keras, baik, jatuh cinta pada pertemuan pertama dengan Anne. Elon merupakan CEO grup Bernand, salah satu perusahaan Real Estet yang terkenal di Jakarta. Usia Elon saat ini 30 tahun.
Angga Saputra seorang laki-laki yang playboy bermulut manis. Angga merupakan kakak tingkat Anne dan Bella di salah satu Kampus swasta di Jakarta. Laki-laki 27 ini merupakan manager di salah satu cabang perusahaan dari grup Bernand.
Bella Setu, gadis yang usianya sama dengan Anne. Sahabat dari kecil yang juga sangat mencintai kekasih Anne. Bella bekerja di tempat yang sama dengan Angga. Bellu juga merupakan gadis yang cantik baik tetapi Oa tidak bisa membohongi hatinya bahwa ia sangat mencintai Angga.
Di kos Anne dan Bella
Sepulang dari tempat Angga Bella menyempatkan mampir di kamar Anne. Ia mengentuk pintu beberapa kali dan memanggil-manggil nama Anne namun ia tak kunjung mendapat jawaban. Ia hanya bisa menghela nafas dan berjalan gontai menuju kamarnya sendiri. Sebenarnya Bella merasa tidak enak dengan Anne karena ia sendiri memiliki hubungan dengan Angga. Ia benar-benar jatuh cinta dengan Angga sehingga tidak bisa memutus hubungan terlarang tersebut. "maafkan aku, Anne. Semoga kelak kamu mengerti bahwa aku dan Angga benar-benar saling cinta" gumam Bella
Anne masih menangis dalam diam, dia tak habis pikir bagaimana bisa kekasih dan sahabatnya begitu tega padanya. Anne menoleh ke arah pintu ia mendengar ketukan dan panggilan dari Bella. Anne enggan menjawab ataupun beranjak dari tempatnya untuk membukakan pintu.
"Apa salahku Bella? Kenapa kamu lakuin ini ke aku? Padahal kamu orang paling mengerti aku dan kamu juga orang yang selalu mendamaikan aku sama Angga ketika kami ada masalah" ucapku sambil terisak
"Aku bakal buat perhitungan sama kalian. Tunggu saja Angga, Bella" kata Anne dengan penuh tekad
Di tempat lain
Elon dari tadi menatap dinding kamarnya. Ia membayangkan pertemuan tak terduganya dengan Anne. Ia teringat mata indah Anne walaupun sembab dan wajah pucat tak mengurangi kecantikan Anne. Elon merasa sedih melihat Anne yang sedih. Ia juga merasa nyaman berada di dekat Anne. " Ahh gue kenapa lagi ini, baru pertama kali gue ada perasaan kayak gini. Apa gue udah kelamaan jomblo? " monolog Elon
Sementara, setelah Bella pergi Angga bangun menuju kamar mandi sambil tersenyum puas setelah menikmati tubuh Bella. Angga menyeringai "Dasar gadis bodoh!"
Setelah selesai mandi Angga bersandar di tempat tidur sambil memainkan HPnya, ia berulang kali menelpon Anne tapi tidak aktif. Angga heran seharian ini Anne tak ada kabar tapi ia tak mau ambil pusing." Besok saja deh, antar dia ke kantor sekalin jemput Bella"
Esok paginya
Anne sudah bersiap dengan pakain kerjanya. Ia tak lupa memakai bedak tipis serta lipstik berwarna merah muda menambah kesan cantiknya. Sambil bercermin ia berkata "liat saja kalian, akan ku buat menyesal"
Aku menoleh ke arah pintu, terdengar suara ketukan dari Bella. Aku tersenyum sinis "ternyata kalian sudah tidak sabar".
Anne membuka pintu kamarnya, ia pura-pura tersenyum "maaf lama ya"
"santai aja, tuh dah di tungguin Angga di bawah, Ayo" Bella sambil menarik tangan Anne
"pagi sayang, pagi Bella" sapa Angga
"pagi" aku tersenyum
Angga membukakan pintu mobil bagian depan " Ayo sayang, nanti terlambat"
Aku hanya membalas dengan anggukan. Setelah aku masuk aku sempat melirik keluar " bisa-bisanya masih sempat berpegangan tangan, kenapa aku baru menyadarinya sekarang, bodoh" kataku dalam hati
Tak kupungkiri hatiku masih saja sakit melihat hal itu.
Dalam perjalanan aku menjalankan salah satu rencanaku. Aku bertanya pada Angga " sayang nanti jemput aku ya, sekalian nanti malam kita dinner yuk" ku rangkul bahu Angga.
"iya" jawab Angga sambil tersenyum . Tak lupa Angga juga mengelus rambutku.
Sempat aku melirik ke kaca kelihat sorot mata Bella yang cemburu. "ini baru permulaan Bela" bicara Anne dalam hati
Tak selang lama sampailah kami didepan kantorku. Angga membukakan pintu mobil aku keluar ia hendak menciumku tapi aku berpaling " Ngga aku masuk dulu ya, nanti kamu telat, bye, bye juga Bella" kataku melambaikan tangan dan berjalan menuju kantor
Di kantor aku disibukkan dengan kerjaan yang begitu menumpuk hingga tak terasa sudah waktunya istirahat siang. Anne berjalan keluar kantor mencari restaurant terdekat untuk makan siangnya.
Saat menuju restaurant aku melihat sekeliling, lumayan ramai. Aku masuk dan mengedarkan pandangan mencari tempat yang masih kosong. Aku menoleh ke arah suara yang memanggilku.
"An, Anne sini gabung aja dengan saya udah gak ada tempat kosong tuh" kata Elon antusias
Aku mengangguk dan duduk berhadapan dengannya. Sebenarnya aku merasa canggung karena kami baru kenal dan baru dua kali bertemu. "tak bisa aku pungkiri kami tampan" kataku dalam hati.
"Terimakasih" aku tersenyum
"sama-sama, mau pesan apa?" tanya Elon
"aku pesan ayam geprek satu sama lemon tea aja" jawabku
Tak selang lama makanan kami datang, kami mengobrol hal-hal kecil hingga akhirnya aku menyemburkan makanan dalam mulutku saking kagetnya. " Apa kamu CEO dari grup Bernand? " aku mengambil tisu kemudian mengelap mukanya " maaf ya" ku usap pelan-pelan.
"Aku bisa saja meminta bantuannya untuk membalaskan dendamku pada Angga dan Bella, mereka lan berkerja di perusahaan Bernand" kata Anne dalam hati
"sekali lagi, maaf ya tuan. Saya benar-benar tidak sengaja. Saya tidak mengira kalu anda adalah seorang CEO" ucapku sampil menunduk tak enak hati
"santai saja, dan panggil saya Elon saja" kata Elon sambil tersenyum.
Tak sengaja mata kami bertatapan kembali, ada sesuatu yang aku rasa tapi ntah apa itu. Aku memutuskan kontak mata.
"Permisi tuan, en maksud saya Elon saya mau balik kerja dulu" aku berdiri hendak berjalan. Namun tanganku tiba-tiba di tahan olehnya " eh maaf Anne, bolehkah saya meminta nomor teleponmu?" kata Elon sambil menyodorkan ponselnya.
Aku tak bisa menolak "ini sudah Elon, kalau begitu saya permisi dulu ya" ucapku kemudian bergegas menuju kantor
Sampai di kantor aku duduk kemudian melanjutkan kembali perkerjaanku. Tak selang lama ada bunyi notifikasi dari HP pesan yang membuatku tersenyum. Pesan dari nomor baru isinya wahai gadis pemilik mata yang cantik, kamunya juga cantik save ya Elon diikuti emoticon senyum.
Malam pun tiba, aku bersiap-siap untuk dinner dengan Angga. "Aku akan mengakhiri semuanya malam ini" kataku dalam hati. Tak terasa air mataku menetes. Teringat masa-masa yang telah kita lewati bersama.
Ponselku berdering memecah lamunanku, tertera nama Sayang memanggil. "Hallo, iya aku bakal keluar, tunggu sebentar" jawabku.
"kamu cantik sekali malam ini sayang" ujar Angga, sambil membukakan pintu mobilnya.
Aku hanya mengangguk tersenyum.
Dalam perjalanan hening sekali, beberapa kali Angga mengajakku bicara, tapi aku enggan menjawab. Aku menatap keluar jendela meyakinkan diriku bahwa keputusan yang akan ku ambil ini tepat.
Aku akan menjelaskan ke orang tuaku bahwa Angga bukanlah laki-laki yang baik. Sehingga aku memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana pernikahan kami "ujarku dalam hati
"Sayang, kenapa diam saja? Apa aku ada salah?" sambil memegang tanganku
"Gak kok, aku cuma lagi kangen sama orang tuaku"
"ohh, bentar lagikan kita bakal ketemu sama orang tua kita Yang, membahas pernikahan kita bulan depan masak kamu lupa" sambil mengelus kepalaku
Tak terasa kita sudah sampai di restaurant. Angga turun mengitari mobil dan membuka pintu mobil untukku. Aku keluar. Aku dan Angga berjalan beriringan masuk ke dalam restaurant. Aku mendengar seseorang memanggil kami. "Angga, Anne kalian dinner di sini juga? " ucap Bella
"iya, kamu sendiri sedang apa Bel? " balas Angga
"aku sedang ada janji dengan seseorang tapi dia batal datang" jawab Bella
Aku menatapnya malas. Aku sudah tidak heran bertemu dengan Bella dalam restaurant itu.
"Setelah ku ingat-ingat beberapa bulan belakangan ini ketika aku dan Angga dinner secara kebetulan pasti Bella ada di tempat yang sama. Dulu aku mengira memang kebetulan. Tapi aku sekarang yakin bahwa mereka berdua sudah membuat janji juga. Bodohnya aku tidak menyadari itu" kataku dalam hati
"Gabung aja Bel sama kami gak papa kok" kataku.
"Aku akan memberikan pelajaran untuk kalian berdua malam ini" kataku dalam hati. Aku tersenyum menyeringai
Kami pun duduk bertiga dan mulai memesan makanan. Aku muak melihat interaksi mereka berdua. Mereka membicarakan masalah perkerjaan dan mengabaikan keberadaanku.
Pelayan datang mengantar pesanan kami. "waktunya bermain" kataku dalam hati. Aku mengambil minumanku kemudian sengajaku siramkan ke baju Bella. "maaf Bella, aku tidak sengaja. Sepertinya ini karena aku kelelahan hari ini"
"Aku ke toilet dulu" ujar Bella, kemudian berdiri hendak melangkah menuju ke toilet.
Aku Memghadang kaki Bella dengan kakiku, Ia terjatuh.
Aku melihat Bella mengepalkan tangan. Ia menatapku benci. Segera aku membuang muka.
Aku melihat Angga berdiri dan membantu Bella yang terjatuh di lantai. "Bel, kamu baik-baik aja? " tanya Angga penuh dengan khawatir
" Iya, baik-baik aja kok" jawab Bella. Bella melepaskan tangan Angga kemudian berjalan dan berdiri di hadapanku. " Maksud kamu apa An, kamu lakuin ini ke aku?" tanya Bella.
"Aku gak ngerti, apa yang kamu katakan Bel" aku mengelak
"Kamu sengajakan An?" Teriak Bella.
"Buat apa Bel, aku gak ngerti maksud kamu ngomong gitu apa? " tanyaku. Aku tersenyum puas.
Orang-orang melihat ke arah kami, bahkan ada pula yang tak segan-segan merekam. "Biar saja kejadian ini Viral, biar semua orang tau sampah seperti kalian" kataku dalam hati.
Aku melihat Bella mengadu ke Angga.
"Ngga Anne sengaja buat aku jatuh, aku juga yahkin mungkin Anne sengaja nyiram minuman ke pakaianku?" rengek Bella
"Gak mungkin Anne melakukan ini Bel, pasti dia gak sengaja" Angga menenangkan Bella.
Prok, prok, prok, aku bertepuk tangan. "Hebat ya kalian".
Aku menghampiri mereka berdua kemudian, lalu ku tampar wajah Angga. "Aku gak nyangka kamu tega sama aku Ngga. Tega kamu sama aku. Dan kamu Bel, kamu tau dia pacarku, kita udah jadi teman dari kecil, bahkan aku udah anggap kamu kayak saudaraku sendiri. Tapi bisa-bisanya kamu khianati aku? Kenapa kamu harus jadi selingkuhan dia, hah?" Aku mulai emosi.
"Mulai sekarang, aku gak mau berhubunganan dengan kalian berdua." tambahku, sambil melempar foto Angga dan Bella yang sedang tidur di ranjang yang sama.
Aku melihat wajah mereka yang kaget. Angga dan Bella mencoba untuk menjelaskan "Ini bisa kita jelasin An".
"Gak ada lagi yang perlu kalian jelasin" tegasku.
Angga meraih tanganku ia berkata "Sayang, aku bisa jelasin. Ini gak seperti yang kamu pikir."
"Kita tak mungkin ngelakuin itu An, tolong kamu dengerin penjelasan kami" tambah Bella.
Aku menghempaskan tangan Angga. "Aku tidak peduli" kataku. Aku berjalan pergi meninggalkan restaurant. Aku mendengar mereka memanggil namaku. Dan Angga masih sempat mengejarnya tapi aku lari. Aku sudah tidak bisa menahan rasa sakit ini.
Aku berjalan di trotoar jalan. Tak terasa air mataku yang sedari tadi ku tahan akhirnya luruh juga. Mengingat mereka berdua tega mengkhianatiku. "Apa salahku Tuhan? Apa salahku pada kalian, Angga Bella? Kenapa semua ini harus menimpaku?" gumamku. Aku menjatuhkan diri menangis kembali.
Tiba-tiba ada sebuah mobil berhenti tepat di sampingku. Aku mendengar seseorang memanggil namaku. Aku menoleh tidak menyangka akan bertemu lagi dengannya.
Elon membuka pintu minimnya, Ia menghampiriku. "Anne, kamu gak papa kan?" tanya Elon cemas.
Aku masih diam. Aku hanya menatapnya sambil mengusap air mataku.
"Anne, are you okay? " tanya Elon lagi. sambil membantuku berdiri.
"Aku baik-baik aja Elon, Terimakasih banyak" jawabku
"An, kamu mau ke mana biar saya antar" ajak Elon. Elon membawaku masuk ke dalam mobilnya.
Elon menghidupkan mobil sedangkan aku duduk menghadap arah jendela dengan air mata yang tak berhenti mengalir.
Elon memberikan sapu tangannya padaku, ia menatapku iba. Elon menguatkanku dengan berkata. " Sudah jangan menangis lagi. Hapuslah air matamu yang berharga itu. Kamu gak perlu menangis untuk orang yang telah mengkhianati kamu."
Aku menghapus air mataku menggunakan sapu tangan dari Elon. Lalu aku bilang " Terimakasih dan yang kamu ucapkan barusan benar tapi gak tau kenapa rasanya tetap sakit di sini" Anne menunjuk ke dadanya.
"Kamu pasti bisa melewati ini. Sekarang mau saya antar ke mana An?" jawab Elon
"Saya gak tau mau ke mana. Kamu bisa turunin saya di pertigaan depan sana" jawab Anne
"Kamu mau ngapain turun di sana, mendingan kamu ikut aku aja?" Perintah Elon
"Emang mau kenapa Elon? " Anne penasaran
"Udah kamu tenang aja. Aku yakin tempatnya bisa buat kamu lebih tenang dan kamu bisa melupakan masalah kamu." Kata Elon tak lupa dengan sebuah senyuman tulus.
Elon membawaku ke taman yang ada di kota. Jujur aku merasa sekarang jauh lebih baik. Elon bisa membuatku nyaman.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!