NovelToon NovelToon

Dirty Mission: Merayu Kakak Ipar

Chapter 1 Misi yang Tidak Masuk Akal

“Kakak, bukankah permintaanmu ini terlalu tidak masuk akal? Kau ingin aku merayu kakak ipar?" Suara seorang wanita muda begitu keras. Beruntung saat ini mereka berada di ruang pribadi yang saat ini hanya ada dua orang, jika ini keadaan umum maka sudah jelas gadis itu akan menjadi pusat perhatian.

“Harriet, kenapa kau mengatakan dengan begitu keras? Jadi, kau setuju dengan tugas yang aku berikan, kan?” Wanita yang duduk di depannya berbicara dengan lembut dan tenang.

“Kenapa kau memintaku melakukan ini? Dia sangat tampan, kaya dan penuh perhatian. Bukankah dia pria yang sempurna? Apa alasanmu untuk melakukan ini?” Harriet menanyakan hal yang membuatnya heran.

Wanita cantik berpakaian glamor itu-Valerie Wang, mengambil gelas wine lalu meminumnya sebelum akhirnya menjawab wanita yang lebih muda darinya.

“Harus aku katakan padamu bahwa citra yang dia tunjukkan itu berbeda. Kau sudah lama hidup di luar dan tidak banyak bersosialisasi dengan kalangan elit kan? Pernikahan seseorang terlihat sempurna, tetapi pernikahan yang diatur demi keuntungan keluarga tidak pernah benar-benar memuaskan.”

Valerie Wang yang sebelumnya tenang mulai mengubah ekspresinya, bibirnya bergerak melontarkan banyak keluhan. Dia bukanlah orang yang banyak bicara, ini mungkin kata terpanjang yang telah diucapkan olehnya. Harriet Wang itu sedikit terkejut mendengarnya. Namun, hal yang membuatnya lebih terkejut adalah kalimat terakhir yang disebutkan.

“Aku ingin menikahi dengan kekasihku yang lebih baik dan dapat memberiku kepuasan dibandingkan suami yang bahkan akan mengamuk saat seseorang menyentuhnya. Aku sungguh ingin bercerai dengannya, tetapi misi yang diberikan belum tercapai dan juga jika aku bercerai maka aku yang harus membayar biaya kompensasi. “

“Jadi, singkatnya kau ingin aku merayu kakak ipar agar kau bisa bercerai dengannya lalu mendapat biaya kompensasi lalu kau bisa bersama kekasihmu setelah itu?”

“Ya, begitulah tepatnya. Kau tidak perlu khawatir, aku akan memberikanmu bayaran yang sesuai.”

“Kakak, kenapa kau tidak meminta wanita lain melakukannya? Aku tidak yakin bahwa aku dapat menggoda pria dengan kepribadian yang kakak sebutkan tadi.” Herriet Wang menunjukkan keraguan.

Dia belum pernah bertemu dengan kakak iparnya secara langsung karena konflik dengan keluarganya membuatnya tidak berani untuk datang ke pernikahan kakaknya. Satu-satu saat dia melihat pria itu adalah melalui artikel. Wajah pria itu begitu tampan dan memiliki citra baik di depan publik. Siapa yang sangka kepribadian pria itu begitu kompleks.

“Aku sudah mengirim banyak wanita, mereka semua berakhir dengan menyerah hanya dalam sebulan. Itulah kenapa kau menjadi harapanku satu-satunya,” ucap Valerie.

“Bagaimana jika aku menyerah juga dalam waktu singkat seperti mereka?”

“Jika kau menyerah begitu saja maka kau dan aku akan tamat. Aku juga memiliki misi yang diberikan oleh keluarga kita, jika kau tidak dapat membantuku maka tidak hanya aku tidak dapat memberikan bayaran untukmu melunasi semua utangmu, tetapi papa akan marah besar.”

Valerie Wang menunjukkan ekspresi wajah yang menyedihkan. Tangannya terulur dan membungkus tangan saudara perempuannya. “Kau tidak boleh menyerah. Satu hal lagi, aku akan memberimu sebuah rahasia yang akan membuatmu termotivasi untuk merayu pria itu.”

“Apa itu?”

“Kau ingat pria yang pernah menolakmu dan mempermalukanmu di masa lalu?”

“Kenapa tiba-tiba membahas pria itu? Aku bahkan sudah melupakan wajahnya.”

“Aku pikir kau masih tergila-gila padanya. Namun, aku harus memberi tahumu bahwa pria itu adalah dia. “

“Apa? Bagaimana kakak tahu tentang hal itu?”

“Itu mudah bagiku untuk mengetahuinya. Walaupun dia telah mengubah namanya, itu tidak akan bisa disembunyikan dariku. Ini adalah kesempatanmu untuk balas dendam bukan? Kau harus bisa menaklukkannya. Setelah kau berhasil membuatnya menceraikanku maka kau bisa meninggalkannya.”

Harriet terdiam sejenak, dia sebenarnya tidak peduli lagi dengan pria yang bahkan tidak dia ingat nama ataupun wajahnya. Terlalu banyak pria yang telah mempermalukannya di masa lalu. Dia memilirkan tujuan lain dari misi ini. “Baiklah, aku setuju.”

“Baguslah. Aku akan mengaturmu untuk tinggal di mansion dan bekerja di perusahaan yang sama dengan suamiku. Aku harus pergi sekarang.”

“Tunggu, bisakah kakak memberikan uang muka padaku terlebih dahulu? Aku harus menyingkirkan orang-orang yang mengejarku dan juga aku butuh uang untuk biaya hotel.”

“Aku akan membayar biaya hotel, tetapi untuk pembayaran hutangmu, aku harus menahannya sampai kau berhasil melakukan tugasmu! Aku tahu, kau bisa saja melarikan diri setelah mendapatkan uang.” Nada suara Valerie menjadi dingin lagi.

“Tidak. Aku tidak akan. Kakak, tolong!”

“Kau tahu bahwa aku selalu memegang prinsipkukan? Aku akan membayar setelah semua tercapai.” Valerie meninggalkannya. Dia bahkan tidak peduli saat adik seayah ini memohon padanya.

Harriet hanya bisa menghela nafas saat melihat saudaranya bertindak acuh tak acuh. Dia tahu bahwa meskipun mereka bersaudara, hubungan mereka juga tidak terlalu dekat. Jika bukan karena saudaranya membutuhkannya saat ini mungkin dia tidak akan mau terlibat dengannya.

“Orang-orang itu pasti akan mencariku, apa yang harus aku lakukan?”

Baru saja dia memikirkan itu, pandangan matanya menangkap sosok pria dan wanita yang menyeramkan itu. Kakinya secara refleks berlari ke arah yang berlawanan untuk menghindari mereka. Orang-orang itu mengejarnya dengan cepat. Mereka berhasil menyusulnya dan menghalangi jalannya.

“Masih berpikir untuk kabur?” Seorang wanita dengan penampilan berantakan menatapnya dengan tajam.

Di sisi lain, mobil yang dikendarai oleh Valerie melaju dan berhenti di sebuah Bar. Dia masuk ke dalam dengan santai membuka jas yang dia kenakan tadi yang memamerkan lekuk tubuhnya. Pakaian yang dia gunakan begitu mencolok dan menggoda. Seorang pria datang mendekatinya lalu memeluknya dari belakang. Bibir pria itu mendekat dan membisikkan sesuatu.

“Jangan khawatir, saudaraku yang bodoh itu akan membantu kita. Tidak perlu memikirkannya lagi, lebih baik kita membicarakan tentang kita.”

Di saat putri pertama dari keluarga Wang sedang bersenang-senang, putri kedua mereka hampir sekarat karena harus menerima luka lebam. Tidak hanya itu, Herriet harus memberikan kalung berharganya. Wanita itu berdiri di pinggir jalan dan menghentikan mobil secara acak. Namun, mereka tidak ada yang mau membantunya.

Herriet mengambil ponselnya dan menghubungi saudara perempuannya. Butuh waktu lama sampai telepon di terima. Ada suara musik terdengar di ujung telepon. “Tidak perlu meneleponku! Aku sangat sibuk, aku akan menghubungimu lagi saat semua persiapan sudah selesai.”

“Kakak, bisakah kay menjemputku di jalan x. Jika tidak aku akan mati tanpa bisa membantumu.”

“Jangan bicara omong kosong.”

“Aku tidak bicara omong kosong. Aku sedang kesakitan saat ini karena orang-orang itu datang dan menyerangku. Kak, tolong aku! Kau masih membutuhkanku, kan?”

“Sungguh merepotkan.” Panggilan itu berakhir begitu saja.

Harriet Wang memegangi perutnya yang kesakitan. Sepertinya kakaknya bukan orang yang mudah untuk dimanfaatkan. Sebuah ide terlintas dalam benaknya untuk membuat saudaranya tidak lagi bersikap tak acuh padanya. Jari-jarinya mengetik beberapa kata lalu mengirimkannya.

Chapter 2 Terpikat Ketampanan Kakak Ipar

Seorang wanita turun dari mobil dengan terburu-buru. Dia melihat seorang wanita yang tergeletak di depan mansionnya. Kakinya ditekuk dan tangannya terulur menyentuh bahu wanita yang lebih muda darinya ini.

“Apa kau akan memungut gelandangan kotor itu?” Suara yang dingin itu datang di belakanganya.

Wanita yang tidak lain adalah Valerie menoleh ke arah seorang pria di belakangnya. Pakaian pria itu masih rapi dan wajah tampn dengan kulit putih bersinar di bawah penerangan lampu. Di balik wajah poker itu terlihat jelas jejak-jejak wajah yang kelelahan. Kehadiran pria ini di rumah hal yang cukup mengejutkan. Jarang bagi pria ini untuk pulang ke kediaman. Apalagi saat tengah malam seperti ini.

“Kenapa kau sudah pulang?” Valerie bertanya dengan acuh tak acuh.

Pria itu-Kylian Guan, tidak memedulikan pertanyaan itu. “Cepat singkirkan dia. Aku tidak ingin melihat hal-hal kotor. Tubuh yang penuh luka itu sumber infeksi.” Nada suaranya terdengar penuh dengan rasa jijik.

“Aku tidak bisa menyingkirkannya. Dia adalah adikku, bisakah dia menginap di mansion dan juga aku akan menghubungi dokter pribadi untuk merawatnya.”

“Tidak dizinkan. Bawa saja dia ke rumah sakit.”

“Ini akan merepotkan jika kondisinya semakin buruk saat perjalanan ke rumah sakit.”

“Bukankah sama saja, kau juga harus menunggu dokter datang.”

“Suamiku, kau tahu bahwa ada banyak orang yang memperhatikanmu. Jika tersebar kau mengabaikan adik iparmu yang sedang sakit, bukankah itu akan mencoreng namamu juga?”

Kylian Guan menghela nafas. “Aku tahu kau tidak akan mendengarkanku. Lakukan saja apa yang kau inginkan. Jangan bawa dia ke ruang utama, masuk saja lewat pintu samping.”

Tuan Muda Guan itu terlihat tidak puas, lalu berjalan menuju ke mobilnya. “Tunggu, bisakah kau membantuku membawanya masuk?” Valerie menghentikannya untuk meminta bantuan.

“Jangan bertindak keterlaluan. Aku sudah cukup baik hati membiarkannya masuk ke dalam mansionku.” Pria itu tidak menunjukkan rasa simpati sedikit pun. “Minta saja supir atau siapapun untuk memakukannya.”Kylian Guan masuk ke mobil dan meninggalkannya begitu saja. Wanita itu hanya bisa menghela nafas.

“Hei, apa kau tidak ingin bangun?” Valerie mengguncangkan tubuh saudaranya dengan keras.

“Kakak,” ucap Harriet dengan lirih.

“Kau harus bangun. Jika tidak aku akan meninggalkanmu di luar.”

“Kakak, bantu aku berdiri. Perutku sangat tidak nyaman.”

Valerie mengulurkan tangannya. “Aku akan memanggil dokter untukmu. Bangunlah!” Tidak ada sedikitpun kekhawatiran dalam raut wajah wanita itu.

Saat wanita muda itu berdiri, wanita yang lebih tua itu membisikkan sesuatu. “Seharusnya kau tidak datang dalam keadaan seperti ini, pria itu memiliki kesan buruk padamu sekarang ini. Kau harus segera bertindak untuk membuatnya menyukaimu. Perbuatan cerobohmu ini akan mempersulit misi.”

“Aku tidak akan melakukan ini jika kakak tidak mengabaikanku.”

“Sudahlah, kau masuk dulu.”

***

Harriet Wang mendapatkan perawatan. Dia menggerang kesakitan karena luka yang dia dapat ini. Valerie Wang menenangkannya dengan lembut. Semua itu hanyalah akting untuk bertindak menjadi saudara yang penuh perhatian. Meskipun dia tahu itu, hatinya masih hangat karena perhatian saudara yang sebelumnya tidak menunjukkan kelembutan. Saat dokter pergi, sikap kakaknya kembali seperti semula.

“Besok, kau harus bangun pagi, tidak peduli jika kondisi tubuhmu tidak nyaman. Kali ini kau bisa bertindak menyedihkan di depan suamiku. Apa kau mengerti?”

“Ya, kak. Aku akan melakukannya.”

“Baguslah. Aku yakin kau ahli dalam hal ini.” Valerie meninggalkan ruangan. Dia tidak pernah menyukai saudara perempuan yang hanya berbagi setengah darah dengannya. Beruntung bahwa keluarganya menjadi tidak menyukainya karena tindakan nakal adiknya itu. Dia tidak memiliki keraguan untuk mengorbankan adiknya melakukan hal yang tidak bermoral dan dia juga tidak akan membuat hidupnya mudah setelah menjalani misi ini.

Valerie memiliki banyak niat jahat untuk saudara perempuannya yang bodoh dan mudah untuk di manfaatkan. Dia melangkah menuju ke kamarnya lalu dia mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang. Nada suara wanita itu yang biasa dingin mulai menjadi lembut.

***

Saat pagi tiba, Harriet segera bersiap, dia melupakan bahwa dia tidak memiliki pakaian yang kayak karena semua pakaiannya ada di hotel. Wanita muda itu tanpa malu berjalan keluar menggunakan jubah mandi. Kakinya melangkah menyusuri rumah yang begitu luas ini.

Ada banyak ruangan di rumah ini membuatnya bingung. Ketika seorang pelayan melewatinya, dia mencoba bertanya, tetapi dia diabaikan. Bahkan sosoknya saat ini seakan tidak terlihat di depan mereka. Harriet Wang hanya bisa menelan keluhan dengan perlakuan kasar ini. Tidak ada gunanya berkelahi dengan pelayan, dia memilih untuk menebak secara acak kamar yang kemungkinan ditempati oleh saudaranya.

Dia memilih untuk mengikuti pemikiran yang menganggap pengaturan di mansion ini tidak jauh berbeda dengan milik keluarganya. “Pasti kamar saudaraku adalah yang paling besar.” Itulah dugaan yang telah dia buat.

Harriet menemukan ruangan yang sesuai dengan apa yang dia pikirkan. Tangannya mengetuk berulang kali dengan tidak sabar memanggil saudaranya. Pintu perlahan terbuka, membuat wanita muda itu membeku. Siapa orang yang berdiri di depannya?

Pria di depannya memiliki wajah yang begitu tampan, perawakannya tinggi dan juga kaca mata yang memberikan kesan pria dewasa intelektual. Tidak hanya wajah yang memikat, tetapi juga bagian lain. Mata yang cerah itu tidak bisa menahan untuk tidak menyapu bersih semua hal yang ada di diri pria itu. Kemejanya cukup ketat untuk dapat menebak otot-otot perutnya yang kuat. Aroma pafum pria itu semakin membuat pikirannya kacau.

“Siapa kau?”

Suara dingin itu menyadarkannya dari lamunannya. Wanita itu memperkenalkan diri dan tiba-tiba dia menyadari sesuatu. “Apa kau suami saudaraku?”

“Apa yang kau lakukan di depan kamarku dengan penampilan kasar seperti ini?”

“Maafkan aku, kakak ipar. Aku tidak memiliki pakaian lain. Aku sedang mencari kakakku untuk meminjam pakaian. Apa kau bisa panggilkan kakakku atau biarkan aku masuk dan aku akan bicara dengan kakakku.”

“Dia tidak ada di kamar ini.”

“Apa? Oh, apa kalian tidak berbagi tempat tidur yang sama?”

Pria itu menatapnya dengan penuh ketidak sukaan dan hendak menutup pintu. Wanita muda itu menghentikan tangan pria itu. Tangan pria itu secara cepat menjauh darinya. “Apa yang kau lakukan?”

“Kakak ipar, aku minta maaf jika aku membuatmu tersinggung. Bisakah kau tidak marah?”

“Pergilah ke kamarnya ada disebelah sana. Jangan ganggu aku!”

Wanita itu tidak bergerak dari pintu membuat pria itu sulit untuk menutup pintu. “Kenapa kau masih berdiri disini? Aku sudah memberitahumu kamarnya. Apa lagi yang kau tunggu?”

Wanita muda itu justru mendorong pintu dan berjalan semakin memperpendek jarak mereka berdua. “Kakak ipar, aku tidak bisa pergi sebelum membalas kebaikanmu ini.” Tangannya terulur lalu menyusuri lehernya. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak bergerak secepat mungkin saat melihat target yang menawan ini. Respon pria itu justru di luar dugaan.

Chapter 3 Aku Beritahu Padamu Bahwa Dia

Kylian Guan mencengkeram tangannya dengan keras lalu mendorongnya. “Jangan menyentuhku secara sembarangan!” Tatapan mata pria itu dipenuhi dengan rasa jijik. Harriet Wang terkejut dengan tindakan pria itu.

“Harriet, apa yang kau lakukan?” Suara familier itu membuat Harriet menoleh.

“Kakak!”

“Valerie, kau urus adikmu ini! Beritahu dia untuk mengetahui bagaimana menjaga sikap.”

“Harriet, minta maaf pada kakak iparmu. Sepertinya kau telah membuatnya terganggu.”

“Maaf kakak ipar. Aku sungguh tidak berniat membuatmu merasa tidak nyaman. Aku hanya ingin membantumu mengikat dasi.”

“Aku tidak butuh bantuanmu.” Tuan Muda itu tidak sedikitpun menutupi ketidaksukaannya. Lalu dia beralih ke arah istrinya. “Sebentar lagi jam sarapan, aku akan menunggumu di bawah.”

Tuan Muda Guan meninggalkan mereka berdua. Valrie memandang adiknya dengan jengkel. “Harriet, aku memang memintamu bergerak, tetapi bukan berarti kau bisa langsung pergi ke kamarnya dan melemparkan tubuhmu.”

“Kakak, ini di luar rencanaku. Aku hanya datang mencari kamarmu dan memilih ruangan secara acak. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan kakak ipar.”

“Jika kau membutuhkanku kenapa tidak menelepon?”

“Ponselku kehabisan daya sejak semalam. Kakak, tolong jangan marah.”

“Apa yang kau perlukan?”

“Aku ingin meminjam pakaianmu, semua pakaianku ada di hotel.”

“Ikuti aku.” Valerie membawa adiknya ke kamarnya. Dia membuka almari yang menunjukkan semua pakaian mahal bermacam mode dan merek. Mata Harriet menjadi cerah melihat itu, sudah sejak lama dia memiliki hal-hal yang mahal setelah terusir dari rumah. “Bukankah ini pakaian yang diproduksi terbatas, bagaimana kakak bisa memilikinya?”

“Itu hadiah dari suamiku. Kau pakai saja.”

“Bukankah ini spesial.”

“Tidak ada yang spesial. Cepat ganti pakaianmu dan datang sarapan. Aku memberimu waktu 5 menit untuk bersiap.”

Haritte terburu-buru mengenakan pakaiannya. Dia juga meminjam peralatan make up kakaknya untuk menutupi luka-lukanya. Valerie hanya menunggunya tanpa mengatakan apapun. Dia hanya bicara saat memperingatkan bahwa waktu habis.

Harriet hanya bisa puas dengan penampilannya sekarang lalu dia pergi ke ruang makan. Pandangannya terarah pada seorang pria yang sedang melihat ponsel. Setiap kali melihat kakak iparnya ini, sulit baginya untuk mengabaikannya. Pria itu menoleh ke arah wanita, tetapi pandangannya hanya tertuju pada Valerie.

“Istriku, kenapa kau begitu lama?”

Valerie menyadari suara suaminya begitu berbeda. Ada apa dengan pria yang tiba-tiba berbicara begitu lembut padanya. Dia tidak ingin memusingkan masalah ini.

“Aku harus membantu saudaraku memilih pakaian.” Valerie menjawab dengan acuh tak acuh.

Kedua bersaudara itu bersamaan menarik kursi secara bersamaan. Semua makanan telah dibagi dalam piring masing-masing. Suasana begitu hening, hanya ada suara gerakan dentingan alat makan. Herriet merasa tercekik dengan keheningan ini. Bukankah ini tidak jauh berbeda dengan sarapan sendiri.

Harriet mengangkat wajahnya dan memperhatikan kakak iparnya lagi. Pandangannya fokus menyusuri setiap figure wajahnya. Dia mengingat bahwa kakaknya mengatakan bahwa pria itu adalah orang yang pernah menolaknya.

“Suamiku, aku dengar bahwa posisi Asisten pribadimu sedang kosong untuk sementara waktu. Bagaimana jika saudariku menempati posisi itu untuk sementara waktu?”

“Tidak. Aku sudah memiliki kandidat untuk hal itu.”

“Sekali saja, bisakah kau membantu? Adikku membutuhkan pekerjaan saat ini.”

“Kenapa tidak bekerja di perusahaan keluargamu saja? Aku tidak ingin direpotkan dengan hal-hal yang tidak kompeten.”

“Jika aku bisa membawanya ke perusahaan keluarga maka aku akan melakukannya, tetapi aku tidak bisa. Hanya kau satu-satunya yang dapat membantu, jangan lupa bahwa Herriet adalah adik iparmu, apa kau tidak bisa memberinya kemudahan?”

“Aku tidak akan mengubah pikiranku. Aku sudah selesai makan, aku pergi.” Tuan Muda mendorong kursinya.

“Kakak ipar, aku sangat butuh pekerjaan ini untuk membayar hutang. Jika tidak, mereka akan terus menganggukku.”

“Apa kau menceritakan hal ini untuk membuatku merasa kasihan padamu? Kau memiliki hutang itu urusanmu sendiri, itu menunjukkan bahwa kau tidak bisa mengendalikan tentang keuangan. Apa orang sepertimu dapat dipercaya untuk memiliki posisi penting? Orang-orang yang mengejarmu juga hanya akan memberi masalah.” Tuan Muda tidak ragu mengeluarkan pemikirannya Dia bahkan tidak peduli bahwa kata-katanya merendahkan orang lain.

“Kakak ipar, aku berjanji padamu bahwa aku dapat melakukan pekerjaan dengan baik. Aku tidak akan membuat masalah. Haruskah aku berlutut untuk menunjukkan keseriusanku.”

“Suamiku, aku akan bertanggung jawab jika saudariku membuat masalah. Kau bisa memberinya kesempatan 3 bulan bekerja denganmu.” Valerie membantu saudaranya sebelum Tuan Muda sempat mengungkapkan penolakan.

“Baiklah, karena istriku begitu menginginkan itu maka aku tidak punya pilihan lain. Besok, datanglah ke kantor, aku akan memberimu pengarahan.”

“Kakak ipar, kau sangat baik. Terima kasih.”

“Tidak perlu berterima kasih, aku hanya melakukannya karena istriku begitu mempercayaimu.” Tuan Muda sengaja menekan tiga kata terakhir dari kalimatnya.

Harriet tidaklah bodoh untuk menangkap maksud dari perkataan kakak iparnya. Dia melirik ke arah kakak perempuannya yang masih menggigit roti tanpa peduli saat suaminya meninggalkan ruangan. “Kakak, apa kau tidak mengantar kakak ipar pergi?”

“Tidak ada gunanya melakukan itu. Habiskan sarapanmu!”

“Aku sudah kenyang.” Perutnya masih tidak nyaman membuatnya merasa tidak memiliki banyak nafsu makan khususnya karena makanan padat ini.

“Kalau begitu kau ikut denganku. Ada hal yang perlu aku diskusikan denganmu.”

Valerie mengusap mulutnya dengan sapu tangan setelah itu dia berjalan pergi. Harriet mengikutinya dengan patuh seperti seekor anjing yang menurut pada majikannya. Mereka berdua menaiki tangga sampai tiba di sebuah kamar.

“Aku sudah menyiapkan data yang perlu kau pelajari, aku yakin pria itu akan memberikanmu tes. Selain itu, aku juga sudah membuat daftar hal yang perlu kau perhatikan untuk dapat merayunya. Ingat baik-baik tentang apa yang dia sukai dan tidak sukai.”

Harriet mengambil dokumen tebal yang diserahkan oleh Valerie. Dia memeriksa semua hal tentang targetnya. Membacanya dengan begitu teliti membuatnya memikirkan sesuatu yang mengganggunya sejak di meja makan. “Kakak, kau bilang padaku sebelumnya bahwa hubunganmu dan kakak ipar begitu buruk, kan?”

“Seperti apa yang telah aku katakan padamu, hubunganku memang seperti itu. Kenapa kau tiba-tiba bertanya tentang hal yang sudah jelas? Apa kau tidak melihat betapa dingin hubungan kami?”

“Ya, tetapi kakak ipar sepertinya mencintaimu.”

“Jangan mengatakan omong kosong.”

“Aku tidak mengatakannya secara sembarangan, walaupun kakak ipar terlihat dingin, tetapi nada suara begitu lembut, tatapan matanya juga hanya terarah padamu. Satu hal lagi, dia akan memakukan apapun yang kau mau, itu adalah bukti nyata.”

“Apa sebenarnya maksudmu mengatakan hal ini? Apa kau mencoba membujukku agar tidak melanjutkan rencana ini? Harriet, bukankah kau juga menginginkan pria itu juga?”

“Aku memang menyukainya, tetapi dia menyukaimu. Aku tidak ingin menghancurkan kebahagiaanmu.” Harriet menunjukkan ketulusannya. “Kakak, kenapa kau tidak mencoba mendekati kakak ipar? Dia adalah orang yang baik?”

“Pria yang baik?” Senyum pahit terukir di bibir Valerie. “Kau tidak tahu seperti apa dia sebenarnya. Aku beritahu padamu bahwa dia....”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!