NovelToon NovelToon

Calon Kakak Ipar Ku Menjadi SuamiKu

Episode 1

"Adel...." panggil seseorang dari balik pintu kamar nya.

Adel yang baru saja selesai mandi membuka pintu dia melihat Bunda nya di balik pintu.

"Ada apa Bun? Kenapa Bunda mengetuk pintu dan memanggil aku cukup keras?" tanya Adel.

"Kamu kenapa tidak masak? Bunda sama Ayah sudah lapar." ucap Bunda nya.

"Maafin aku Bun, aku baru selesai menyiapkan tugas ku, sekarang aku akan masak." ucap Adel.

"Kamu benar-benar tidak bisa di andalkan sama sekali! seharian di rumah tapi tidak memasak atau bersih-bersih!" ucap bunda nya marah.

Adel hanya bisa minta maaf.

Ini adalah hari minggu, orang tua nya pagi-pagi pergi ke luar mengurus pekerjaan sementara di rumah tinggal Adel sendirian.

Adel dua bersaudara dia adalah anak kedua. Kakak perempuan nya tidak tinggal di rumah itu karena sedang kuliah di beda provinsi dengan mereka.

Setelah selesai masak dia menata makanan di atas Meja dan orang tua nya makan.

"Kenapa kamu di sini? Bersihkan kamar Bunda dulu. Bunda sudah sangat lelah." ucap bunda nya. Tadi Adel mau ikut makan tidak jadi.

"Iyah Bunda." ucap Adel.

Setelah orang tua nya tidur dia baru bisa makan.

Orang tua Adel bisa di katakan keluarga yang berkecukupan namun tidak memiliki Art karena semua urusan rumah di kerjakan oleh Adel.

Adel tidak merasa keberatan karena dia senang melakukan itu, dia sangat menyayangi orang tua nya itu sebabnya dia melakukan semua nya Tampa keberatan.

Anisa perempuan yang sangat cantik, cukup pendiam dan juga pemalu, tapi dia sangat rajin dia juga pintar di sekolah nya.

Tidak jarang dia ikut olimpiade dan selalu menang.

Walaupun seperti itu tetap saja Adel tidak di perduli kan oleh orang tua nya.

Orang tua nya hanya menyanyangi Kakak perempuan nya yang bernama Mutiara. Perempuan yang tidak kalah cantik, pintar dan juga incaran semua para pria.

Orang tua nya sangat menyanyangi Mutiara. Semua keinginan Mutiara akan di turutin, berbeda dengan Adel yang hanya di berikan uang jajan apa adanya.

Adel tidak pernah protes. Wajar saja orang tua nya lebih menyayangi kakak nya karena Mutiara Adalah model, karena bantuan Mutiara juga ekonomi keluarga bisa seperti ini.

Adel duduk di depan rumah nya sambil memegang buku diary nya.

Keesokan harinya..

Kakak perempuan nya pulang.

"Kak Mutiara." ucap Adel langsung memeluk Mutiara karena dia baru pulang sekolah.

"Adel.. kakak sangat merindukan kamu." ucap Mutiara. Adel tersenyum.

"Kakak kenapa pulang tidak mengatakan apapun? Sekarang Bunda sama Ayah masih bekerja." ucap Adel.

"Mutiara kamu sudah sampai nak?" ucap Orang tua nya langsung memeluk Mutiara.

Adel hanya bisa berdiri terdiam, dia tetap tersenyum.

Mereka duduk bersama di ruang tamu.

"Bunda dan Ayah meminta kamu pulang, kami mau membicarakan tentang perjodohan kamu dengan anak teman nya Ayah." ucap Bunda nya.

"Perjodohan? Kenapa harus di jodohkan sih Bun?" ucap Mutiara.

"Kamu tidak akan menyesal nak, dia adalah pria yang tampan, anak orang kaya, dan dia juga sudah memiliki perusahaan, Bunda ingin menjodohkan kamu dengan dia karena perkembangan perusahaan kita." ucap bunda nya.

"Bunda aku masih ingin kuliah dan mengejar cita-cita ku menjadi model terkenal, aku ingin menikmati masa muda ku." ucap Mutiara.

"Kamu akan memiliki banyak uang kalau menikah dengan anak teman ayah kamu itu." ucap Bunda.. Mutiara menggeleng kan kepala nya.

"Aku tidak mau." ucap Mutiara.

"Kamu sudah punya pacar yah? Apa karena itu kamu tidak mau?" tanya ayah nya.

"Aku tidak mungkin punya pacar Ayah. Kalau aku punya pacar pasti bunda dan Ayah marah." ucap Mutiara.

"Kalau begitu kenapa kamu tidak mau?" tanya Ayah nya.

"Papah tau sendiri kalau aku sangat ingin mencapai cita-cita ku, aku juga ingin memiliki gelar yang membuat Bunda dan Ayah bangga." ucap Mutiara.

"Justru menikah hidup kamu akan bahagia. Kamu tidak bersusah payah bekerja mencari uang." ucap Ayah nya.

"Pokoknya aku gak mau Ayah, Bunda." ucap Mutiara.

"Kenapa semua nya aku yang di libat kan? Aku tidak ingin menikah di usia muda, kenapa tidak Adel saja?" ucap Mutiara melihat Adel yang baru saja lewat.

Bunda dan Ayah nya terdiam sejenak. Adel bingung namun dia lewat begitu saja karena dia yakin itu bukan urusan nya.

"Anak Bunda dan Ayah bukan hanya aku, intinya aku tidak mau menikah dengan siapapun di usia sekarang. Kalau Bunda dan Ayah tetap ingin menikah kan anak ayah dengan anak teman ayah itu sebaiknya Adel saja." ucap Mutiara.

Mutiara langsung pergi begitu saja.

"Mutiara kamu mau kemana? kamu jangan membuat malu nak." ucap bunda nya..

"Aku mau keluar bunda, aku muak di rumah." ucap Mutiara. Bunda dan Ayah nya hanya bisa diam.

"Bagaimana ini Ayah?"

Tiba-tiba Teman nya menelpon.

"Halo apa kabar Kawan? Sudah lama kita tidak saling berbicara setelah pertemuan kita dua Minggu yang lalu." ucap Pria tua yang berbicara di balik telepon.

"Iyah pak, bagaimana kabar bapak?" tanya Ayah nya Adel.

"Alhamdulillah Baik." jawab bapak itu.

"Besok Saya ingin berkunjung ke rumah bapak membicarakan hal yang kita sudah sepakati sebelum nya." ucap Bapak itu.

"Baiklah pak, kami akan menunggu." ucap ayah nya Adel.

Panggilan pun terputus.

"Tidak ada pilihan lain Ayah, kita harus memberikan Adel. Bunda juga kasian memaksa mutiara." ucap Bunda.

Ayah nya berfikir keras.

Sementara di tempat lain.

"Pah aku tidak mau di jodohkan." ucap pria tampan, berbadan kekar, berkulit kuning Langsat, berbadan tinggi yang baru saja pulang.

"Ada apa ini? Kenapa kamu tiba-tiba merengek seperti Anak kecil." ucap Mamah nya yang sedang duduk di ruang tamu.

"Papah sama Mamah bisa tidak membatalkan perjodohan ini? Ini sangat konyol sekali, aku sudah memiliki pacar." ucap Alan.

"Alan kamu duduk dulu di sini." ucap papah nya. Alan duduk di depan orang tua nya.

"Kamu adalah anak satu-satunya papah sama Mamah. Kami sudah tua kamu ingin kamu memberikan Cucu untuk pewaris di keluarga kita ini." ucap Papah nya.

"Tapi tidak harus di jodohkan Pah, aku memiliki pacar." ucap Alan.

"Baiklah kalau begitu bawa pacar kamu ke sini dan menikah lah, papah sama Mamah akan membatalkan perjodohan ini." ucap Papah nya.

"Baiklah kalau begitu." ucap Alan langsung pergi ke kamar nya.

Di kamar nya dia menelpon kekasih nya mengajak untuk bertemu.

Karena kebetulan kekasih nya tidak jauh dari rumah nya akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu.

"Alan kamu mau kemana lagi?" tanya Mamah nya.

"Aku mau ketemu pacar ku mau." ucap Alan.

"Loh bukannya mereka LDR?" ucap Mamah nya Heran namun Alan sudah terlanjur pergi.

Episode 2

Karena kebetulan kekasih nya tidak jauh dari rumah nya akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu.

"Alan kamu mau kemana lagi?" tanya Mamah nya.

"Aku mau ketemu pacar ku mau." ucap Alan.

"Loh bukannya mereka LDR?" ucap Mamah nya Heran namun Alan sudah terlanjur pergi.

Tidak beberapa lama sampai di cafe yang tidak terlalu ramai. Alan menelpon kekasih nya ternyata ada di lantai atas, Alan naik ke lantai atas.

"Sayang..."Alan langsung memeluk kekasihnya. Mereka berpeluang.

"Sudah lama kita tidak bertemu, aku sangat merindukan kamu, kenapa kamu tidak bilang kalau akan pulang ke Jakarta?" tanya Alan.

Ternyata Kekasih nya adalah Mutiara kakak perempuan Adeline.

"Maafin aku sayang, aku pulang mendadak karena permintaan orang tua ku." ucap Mutiara.

"Oohh begitu." ucap Alan.

"Seperti nya kamu mau membicarakan hal yang sangat serius sekali, ada apa?" tanya Mutiara.

"Aku ingin mengajak kamu menikah." ucap Alan.

"Menikah?" tanya Mutiara kaget.

"Iyah.." jawab Alan.

"Kenapa mendadak? Kita baru pacaran satu tahun, kamu tau sendiri kan kalau aku tidak akan menikah sebelum aku selesai kuliah dan mencapai cita-cita ku." ucap Mutiara.

"Iyah aku tau sayang, tapi aku terpaksa melakukan ini karena orang tua ku memaksa aku untuk menikah. Kalau kamu tidak mau menikah dan memberikan anak untuk ku, mereka akan menjodohkan aku dengan orang lain." ucap Alan.

"Kok masalah Alan sama seperti aku sih?" batin Mutiara.

"Kenapa kamu Diam? Kamu mau kan menikah dengan ku? Aku mohon. Aku tidak mau menikah dengan perempuan yang tidak aku cinta." ucap Alan.

Mutiara memegang tangan Alan.

"Aku juga mencintai kamu, tapi aku ingin mengejar cita-cita ku, aku mau membuktikan kepada semua orang yang sudah merendahkan aku kalau aku bisa mencapai cita-cita ku." ucap Mutiara.

"Lalu bagaimana dengan aku?" tanya Alan.

"Tidak ada pilihan lain selain kamu menuruti keinginan orang tua kamu." ucap Mutiara.

"segampang itu kamu melepaskan aku? Kamu tidak benar-benar mencintai aku?" tanya Alan.

"Aku tidak mungkin menahan kamu. Kamu adalah anak orang tua kamu, mereka lebih berhak." ucap Mutiara.

"Mutiara jangan berbicara seperti itu, aku tidak ingin kita berpisah." ucap Alan.

"Kita tidak akan pernah berpisah, untuk sementara kamu menuruti keinginan orang tua kamu dulu, aku akan mengejar cita-cita ku." ucap mutiara.

Alan menggeleng kan kepala nya. "Aku tidak menyangka kalau jawabann kamu akan seperti ini Mutiara." ucap Alan.

"Maafin ku, aku minta maaf." ucap Mutiara.

Alan langsung pergi dia meninggal kan Cafe itu. Mutiara tidak mengejar dia membiarkan Alan pergi begitu saja.

"Mungkin ini adalah jalan yang terbaik untuk kita. Kalau aku menerima lamaran kamu, aku akan ribut dengan orang tua ku, tapi kalau aku menolak aku bisa memilih kehidupan ku selanjutnya dan semua resiko sudah aku tanggung sendiri." ucap Mutiara.

Alan berjalan cepat keluar dari Cafe sampai semua orang melihat kepada nya.

"Aaaaa!!!!!!" Alan sampai di pinggir pantai dan berteriak.

"Aku benci semua ini..." ucap nya.

Lama Alan di pinggir pantai. Karena sudah mulai tenang dia memilih untuk pulang. Namun saat kembali ke mobil tiba-tiba seseorang memanggil nya.

"Kak! Kak!" panggil perempuan.

Alan berbalik.

"Handphone kakak tadi jatuh di pasir." ucap perempuan itu memberikan ponsel Alan.

Alan melihat wajah perempuan itu dan ternyata itu adalah Adel.

"Terimakasih." ucap Alan. Adel tersenyum.

"Kamu ngapain di sini malam-malam? Di sini sangat Sepi apa kamu tidak takut?" tanya Alan kepada Adel.

"Ini saya sudah mau pulang." ucap Adel.

"Humm bagaimana kalau saya antar pulang? Sebagai tanda terimakasih saya sudah mendapatkan handphone saya." ucap Alan.

"Tidak perlu kak, rumah ku tidak jauh dari sini." ucap Adel.

Akhirnya mereka berpisah.

Keesokan harinya...

"Adel duduk dulu, Bunda sama Ayah mau ngomong." ucap Bunda nya.

"Iyah bunda." Adel duduk di kursi meja makan bersama mereka.

"Ada apa bunda?" tanya Adel.

"Kamu harus mengganti kan kakak kamu mutiara untuk menikah dengan anak Pak Daniel." ucap Bunda nya.

"kenapa Bunda? Bukan nya kak Mutiara? aku juga masih sekolah." ucap Adel.

"Kamu jangan banyak Membantah! Ikut saja kata-kata orang tua." ucap bunda.

"Kamu harus cepat pulang sekolah, karena hari ini akan datang berkunjung." ucap bunda nya. Adel tidak bisa mengatakan apapun dia hanya bisa menuruti keinginan orang tua nya walaupun hati nya terkejut, badan nya bergemetar.

Dia pergi ke sekolah. Selama jam pelajaran dia tidak fokus belajar. Guru mengira dia sakit sampai di suruh istirahat di UKS.

Setelah Selesai sekolah dia pulang ke rumah. Sampai di depan rumah dia melihat mobil yang asing terparkir di depan rumah nya.

"Adel. Buruan masuk." ucap Bunda nya..Adel masuk. Dia melihat pasangan yang sudah tua melihat nya.

"Kenalin pak ini adalah anak kami nama nya Adel." ucap bunda Adel. Adel bersifat Sopan. Tersenyum dan menyalim tangan kedua nya.

"Kamu masih sekolah?" ucap teman orang tua nya.

"Iyah Bu. Adel masih sekolah.. Sebentar lagi Tamat kok, dia sudah selesai ujian dan mau naik kelas tiga SMA." jawab bunda nya langsung.

"Wahhh ibu dengar kamu pintar yah, kamu juga banyak mendapat kan penghargaan." ucap pasangan tua itu.

Adel hanya bisa tersenyum.

"Kenalin nama Bapak adalah pak Daniel, dan ini Adalah Bu Yani. Kita adalah calon mertua kamu." Adel terkejut namun dia berusaha untuk memasang wajah senang karena kalau tidak orang tua nya akan menghukum dia.

"Calon suami kamu akan datang besok, kalian bisa saling kenal dulu. Dua Minggu setelah kalian saling kenal baru langsung tunangan dan menikah." ucap Bu Yani.

"Kak Mutiara mana yah? Kenapa dia tidak ada dari kemarin." batin Adel. dia tidak betah lama-lama di sana, akhirnya dia ijin ke kamar untuk menukar pakaian nya.

"Anak Ibu sangat cantik yah, pasti anak kami langsung suka kepada Adel." ucap Bu Yani.

"Siapa dulu dong Bapak ibu nya." ucap Bunda Adel.. Mereka tertawa.

"kami jadi tidak sabar mau besanan dengan bapak dan Ibu." ucap Pak Daniel.

"Jadi kerja sama perusahaan kita sudah bisa di tandatangani Pak?" tanya Ayah nya Adel.

"Sudah pak, bapak tenang saja." ucap Pak Daniel. Ayahnya Adel dan bunda nya terlihat sangat senang sekali.

Di kamar Adel sangat sedih setelah kakak nya membalas pesan nya.. Ternyata Mutiara sudah kembali ke provinsi tempat nya mengejar cita-cita.

Dia sangat lesu, dia bingung dan juga sangat sedih sekali.

Adel membuka ponsel nya dan mendengarkan radio.. Kata-kata penyemangat, kata-kata yang bisa membuat suasana hati nya membaik.

Episode 3

"Sudah pak, bapak tenang saja." ucap Pak Daniel. Ayahnya Adel dan bunda nya terlihat sangat senang sekali.

Di kamar Adel sangat sedih setelah kakak nya membalas pesan nya.. Ternyata Mutiara sudah kembali ke provinsi tempat nya mengejar cita-cita.

Dia sangat lesu, dia bingung dan juga sangat sedih sekali.

Adel membuka ponsel nya dan mendengarkan radio.. Kata-kata penyemangat, kata-kata yang bisa membuat suasana hati nya membaik.

Di tempat lain Alan sedang duduk di Sebuah bar yang tidak jauh dari tempat kerja nya. "Ssstt kamu tidak melihat Pak Alan seperti nya dia butuh di hibur." ucap perempuan yang ada di bar itu

Perempuan paling cantik datang menghampiri Alan.

"Pak Alan, sudah lama kita tidak jumpa." ucap Perempuan itu sambil duduk di depan Alan.

Alan tersenyum kepada perempuan itu. "Tapi saya ingin sendiri, jangan mengganggu saya." ucap Alan. Perempuan itu langsung meninggalkan Alan.

"Berani-beraninya pak Alan menolak ku." ucap perempuan itu dengan kesal kepada teman nya.

Teman-teman nya hanya bisa tertawa.

Keesokan harinya...

"Alan...." Panggil Mamah nya mengetuk pintu kamar nya.

"Iyah mah, kenapa sangat berisik sekali? aku baru saja istirahat." ucap Alan.

"Kamu dari mana saja tadi malam? Kenapa kamu baru pulang shubuh?" tanya Mamah nya. "Aku main-main sama Teman ku mah." ucap Alan.

"Kamu benar-benar kelewatan yah, kamu mabuk tidak mengenal waktu!" ucap Mamah nya.

"ini masih pagi tapi Mamah sudah marah-marah saja, ada apa?" tanya Alan.

"Kamu masih bertanya ada apa?" tanya Mamah nya dengan kesal.

Alan menghela nafas panjang.

"Langsung saja mah, aku sangat ngantuk." ucap Alan.

"Bagaimana dengan pacar kamu? Apa dia mau menikah dengan kamu?" tanya Mamah nya.

Alan terdiam sejenak. "Mamah yakin dia tidak akan mau, sedang kan bertemu dan kenalan dengan Mamah aja tidak mau." ucap Mamah nya.

"Bukan nya tidak mau mah, tapi dia sibuk." ucap Alan.

"Kemarin mamah dan papah sudah bertemu dengan calon istri kamu, hari ini kamu harus datang menemui nya." ucap Mamah nya.

"Aku gak bisa mah, hari ini aku ada kerjaan." ucap Alan.

"Kamu jangan membuat alasan terus menerus!"

"Mahh aku tidak mau menikah.. Kenapa Mamah harus memaksa ku?" ucap Alan.

"Baiklah kalau kamu tidak mau menikah harta dan semua warisan akan jatuh kepada ponakan Papah kamu, jangan ada protes." ucap Mamah nya.

"Gak bisa gitu dong mah, aku tidak terima kalau di kasih sama Keponakan papah. dia hanya orang lain, mamah tau sendiri kalau aku tidak pernah akur dengan dia." ucap Alan.

"Tidak ada pilihan lain." ucap Mamah nya.

"Baiklah-baiklah aku akan ke sana." ucap Alan.

"Bukan hanya ke sana, tapi kamu juga harus menikah dengan dia." ucap mamah nya.

Alan terdiam sejenak.

"Aku tidak ada pilihan lain. Mutiara sudah mengiklas kan aku menikah, bahkan dia menghapus dan memblokir nomor ku." batin Alan.

Melihat wajah Mamah nya.

"Tidak pernah aku membahagiakan orang tua ku, mungkin dengan cara seperti ini a mereka bisa bahagia." batin Alan.

"Baiklah lah mah kalau begitu, aku akan menikah dengan perempuan itu." ucap Alan.

"Nah gitu dong." ucap Mamah nya.

"Kalau begitu kamu harus mandi. Mamah akan memberikan alamat nya kepada kamu." ucap Mamah.

Alan mengikuti perintah orang tua nya.

Setelah satu Jam Alan turun dengan pakaian rapi dan sangat tampan sekali.

"Nih alamat nya." ucap mamah nya.

"Loh Mamah sama Papah gak ikut? Bagaimana kalau mereka tidak mengenal aku?" tanya Alan.

"Mereka sudah tau kok, kamu tidak perlu khawatir seperti itu. Ayo segera berangkat, kasian calon istri kamu sampai tidak sekolah karena menunggu kamu." ucap Mamah nya langsung mendorong keluar.

"Sekolah? Aku menikah dengan perempuan yang masih sekolah? Ini benar-benar sangat konyol sekali." ucap Alan.

Dia meninggal kan rumah nya.. Tidak beberapa lama sampai di alamat. "Seperti nya ini deh." Alan memasukkan mobil nya ke halaman rumah itu.

"Permisi...." Alan berdiri di depan pintu. Orang tua Adel melihat Alan.

"Saya adalah Anak pak Daniel." ucap Alan.

"Alan yah?" ucap bunda nya Adel.

Alan menganguk.

"Wahh ternyata kamu lebih ganteng asli dari pada di foto." ucap bunda Adel. Alan tersenyum dia menyalim tangan kedua nya.

Alan tidak melihat orang lain selain Orang tua Adel di sana.

"Adel...." Panggil bunda nya. "Iyah bunda.." Jawab Adel Langsung datang.

Alan terkejut melihat wajah perempuan itu, wajah yang tidak begitu asing menurut nya.

"Kenalin, ini adalah calon suami kamu.. Salim." ucap bunda nya. Adel melihat Alan dan menyalim tangan Alan.

"Nama saya Alan." ucap Alan. "Adel." jawab nya dengan singkat dan melepaskan tangan Alan.

"Perempuan itu seperti pernah aku lihat, tapi di mana?" batin Alan.

"Kamu buat kan teh untuk calon suami kamu." ucap bunda nya. Adel menganguk.

"Ya Allah kenapa aku sangat takut seperti ini. Bagaimana kalau pria itu tidak baik." ucap Adel.

"Kalau segi tampang dia memang ganteng, tapi aku takut." ucap Adel.

Dia membawa Kopi ke ruang tamu dia melihat Alan dengan orang tua nya sudah mulai Akrab.

"Silahkan di minum teh nya." ucap Adel.

"Terimakasih." ucap Alan. Adel duduk di samping Bunda nya.

"Terlihat dia sudah mulai dewasa, namun kenapa kata Mamah dia masih sekolah?" batin Alan. Alan tidak berhenti memerhatikan Adel yang hanya menunduk saja.

"Kalau kalian berdua mau bicara, berbicara lah. Bunda dan Ayah ada urusan." ucap Orang tua Adel.

"Bunda..." Adel menahan baju bunda nya, namun bunda nya langsung melepaskan. Setelah bunda dan Ayah nya pergi suasana ruang tamu jadi sangat sunyi sekali.

"kamu takut kepada saya?" tanya Alan. Adel menggeleng kan kepala nya.

"Kalau kamu tidak takut kenapa kamu tidak mengangkat kepala kamu?" tanya Alan.

Adel mengangkat kepalanya dan melihat Alan.

"Saya tidak tau kenapa kamu mau di jodohkan seperti ini. Tapi saya harap kamu bisa bekerjasama dan juga bisa mengerti dengan keadaan sekarang." ucap Alan.

Adel terdiam. Ini yang dia takut kan, hal yang seperti ini seharusnya dia hindari namun dia tidak bisa.

"Kenapa kamu hanya diam saja? Apa kamu tidak ingin mengatakan sesuatu kepada saya?" tanya Alan. Adel menggeleng kan kepala nya.

"Kalau tidak salah saya pernah melihat kamu.. tapi saya lupa." ucap Alan.

"Saya tidak pernah bertemu dengan Kakak." ucap Adel.

"Mungkin hanya mirip kalau begitu." ucap Alan.

Tidak banyak percakapan mereka. Alan langsung pamit pulang.

Adel membiarkan Alan pulang tampa sepengetahuan orang tua nya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!