NovelToon NovelToon

Suami ke dua

Bab 1

Di sebuah rumah mewah nan megah, mereka sedang sangat berbahagia menanti kedatangan cucu pertama untuk Tuan Darwin Pradivya dan Nyonya Kemala Septia Pradivya. Mereka sudah menghiasi rumah dengan sedemikian rupa untuk menyambut cucu yang sangat dinantikan untuk meramaikan istana megah mereka.

Karena tiga hari yang lalu, Sarah menantu no 7 mereka baru saja melahirkan anak pertamanya. Yang berjenis kelamin perempuan, dengan panjang 52 Cm dan berat badan 3,8 Kg yang di beri nama Syifa Aulia Ramadhani Pradivya. Melalui persalinan sesar karena masalah kesehatan keduanya.

.

.

.

Di sebuah rumah sakit ternama, Sarah sudah di izin kan pulang. karena kondisi nya sendiri sudah sangat baik begitu juga Baby Syifa yang sangat sehat setelah Dokter kandungan dan Dokter anak melakukan observasi.

Terlihat Sarah sudah mulai mengemasi pakaian Baby Syifa dan dirinya, serta beberapa perlengkapan bayi.

" Sudah selesai sayang "Tanya Hafis mendekati Sarah dan membantunya meletakkan tiga tas besar disamping tempat tidur.

" Sudah sayang "Jawab Sarah sambil mendudukan dirinya disamping Hafis.

" Semua administrasi nya sudah selesai sayang? ".

" Sudah, nanti mereka kesini. memberikan beberarpa obat pereda nyeri untuk mu. sekarang masih sakit?"Tanya Hafis mengusap bawah perut Sarah dimana bekas sesar berada.

Sarah hanya menggelang pelan dan meletakkan kepalanya di pundak Hafis.

" Aku puasa dong ya? "Tanya Hafis mengecup pucuk kepala Sarah dengan sayang.

Lagi lagi Sarah hanya mengangguk pelan. karena ia sedang memikirkan cara supaya tidak pulang ke rumah kedua orang tua Hafis. Tapi sayang, walau hanya dalam angan nya saja sepertinya keberuntungan tidak berpihak padanya. karena didetik berikutnya ia mendengar permintaan yang seperti sebuah perintah.

" Kita akan pulang ke rumah Mama! disana mereka sudah menyiapkan penyambutan yang sangat meriah untuk Baby Syifa, aku tidak ingin membuat mereka kecewa. tadi juga aku sudah membawa pakaian kita "Ucap Hafis memberitahukan Sarah, dengan secara tidak langsung mereka akan tinggal bersama kedua orang tua Hafis.

Sarah hanya diam saja saat mengetahui kalau mereka akan pulang ke rumah mewah itu, karena ia tidak ingin membuang tenaga nya dengan meributkan kenapa harus tinggal beberapa hari disana?. Sedangkan ia sudah sangat nyaman tinggal di rumah nya sendiri. walau rumah nya kecil tapi itu rumah mereka, keluarga kecil mereka.

" Tidak masalah kan sayang? "Tanya Hafis lagi saat ia tidak mendapati pendapat dari Sarah.

" Kalau kamu tanya tidak masalah iya tidak masalah. tapi aku lebih senang dan nyaman kita pulang ke rumah kita"Akhirnya Sarah mengucapkannya juga.

" Iya kan tadi sudah aku bilang alasannya"Ucap Hafis menatap wajah Sarah yang sedikit murung.

" Tidak akan lama sayang, paling satu minggu"Ucap Hafis lagi melanjutkan.

" Iya "Jawab Sarah singkat.

Tidak berselang lama, Suster datang menyerahkan beberapa obat untuk Sarah dan surat untuk melakukan kontrol dalam waktu satu minggu ke depan untuk dirinya dan juga Baby Syifa.

" Ayo sayang! "Ajak Hafis.

Sarah membawa Baby Syifa kedalam gendongannya. Membawa keluar dari ruang inap menuju Lobby utama.

Di sepanjang perjalanan, baik Sarah atau pun Hafis tidak ada yang bersuara. Sepertinya mereka sibuk dengan pikirannya sendiri.

Oek...Oek...

" Cup cup cup sayang, mau mimi susu ya?lapar ya? haus ya?" Tanya Sarah baru bersuara berbicara pada Baby Syifa yang menangis.

Sarah mengeluarkan satu aset berharganya yang merupakan sumber nutrisi untuk Baby Syifa.

Hafis pun melihat Baby Syifa yang sedang menyusu dengan tidak sabarannya,"Putri Papa laper dan haus ya? Pelan-pelan cantik, Papa nggak akan minta kok ".

Sarah tersenyum tipis sambil melirik Hafis yang menatap ke arah nya.

" Nah kan kalau senyum cantik banget sayang. Aku janji hanya seminggu tidak akan lama"Ucap Hafis yakin.

Sarah hanya mengangguk saja.

" Lihat saja nanti "Gumam Sarah dalam hati.Ia seperti seorang cenayang yang sudah tahu apa yang akan terjadi setelah satu minggu berakhir disana.

Seletah 35 menit berlalu, mobil yang dikendarai Hafis sudah masuk kedalam garasi mewah dimana ada beberapa mobil yang lebih bagus dari yang di pakai Hafis. Dan beberapa jenis mobil sport lainnya.

" Masuklah dulu sayang, aku belum pas parkirnya. Mama Papa sudah menunggu dari tadi "Ucap Hafis mencium pipi Sarah dan Baby Syifa.

" Selamat datang di rumah Nenek,Baby Syifa "Ucap Nyonya Kemala yang tidak bukan tidak lain adalah Ibu nya Hafis.

Nyonya Kemala langsung mengambil alih Baby Syifa yang sedang tidur pulas dalam gendongan Sarah.

" Owh cantik sekali cucu kesayangan Nenek. Lihatlah Kek cantik nya Baby Syifa"Ucap Nyonya Kemala memperlihatkan wajah Baby Syifa pada Kakek nya,Tuan Darwin.

Suami istri itu duduk di sofa yang sangat empuk dan nyaman.

" Masuk Sarah! " Tuan Darwin mempersilakan Sarah masuk karena ia melihat Sarah masih berdiri di pintu.

" Iya Pa " Jawab Sarah singkat.

Nyonya Kemala menoleh ke arah Sarah yang baru melangkahkan kaki nya masuk kedalam rumah megahnya." Iya Sarah masuk! Mama jadi lupa karena fokus sama Baby Syifa. Gemesin sayang".

" Tidak apa Ma "Balas Sarah sambil menyalami mereka dengan hormat dan ikut duduk bergabung dengan kedua mertuanya

" Mana Hafis? " Tanya Tuan Darwin.

" Masih di garasi Pa " Jawab Sarah.

Sarah melihat seisi rumah yang sudah dihiasi dengan bunga warna pink dan penuh dengan balon berwarna pink pula. Sangat identik dengan anak perempuan. Serta sudah ada banyak beraneka ragam mainan mulai dari ukuran super mini sampai dengan super besar.

" Syifa...Baby Syifa...cucu kesayangan Nenek. Papi dan Mami sebentar lagi sampai. Sekarang mereka sedang dalam perjalanan kemari.untuk bertemu dengan Baby Syifa.Aaahh..gemes banget"Nyonya Kemala memang sangat begitu jelas terlihat jika ia benar-benar sudah menantikan seorang cucu yang akan membuat susana rumah mereka ramai.

" Apa?, tunggu. Kenapa rumah mereka yang ramai? Seharusnya kan rumah kami.iya betul rumah kecil kami"Gumam Sarah dalam hati.

" Waduh Baby Syifa sudah di gendong Nenek "Ucap Hafis saat masuk dan bergabung dengan mereka di ruang keluarga.

" Iya Fis, supaya Baby Syifa tahu kalau ini Nenek dan Kakek nya. Iya...Iya...Baby Syifa"Sudah berulang kali Nyonya Kemala tidak henti-hentinya menciumi pipi kemerahan Baby Syifa.

Ada perasaan bahagia di dalam relung hatinya Hafis saat melihat kedua orang tuanya bisa menimang cucunya dari darah dagingnya sendiri. Karena Hafis sangat tahu betul, betapa kedua orang tuanya sudah sangat merindukan anak kecil yang akan menjadi penerus keluarganya kelak.

Hafis berlari keluar saat mendengar bunyi klakson mobil dari luar.

" Mana anak ku Fis "Tanya Mahen yang langsung berjalan menuju ke dalam rumah.

.

.

.

Mampir Yuk di Novel Author yang pertama dan sudah tamat " Cinta Tuan Alex ".

Mampir juga di Novel ke dua Author yang sedang On going " Teman Tidur Tuan Jason Gilbert ".

Mohon dukungannya dengan cara Like, Komen, Gift dan Vote.

Terima kasih kawan 🙏😊.

Bab 2

" Ini anak ku Ma..."Ucap Mahen menatap takjub dengan bidadari kecil yang sangat lucu dan menggemaskan. Dengan pipi kemerahan yang di tumbuhi bulu sangat halus. Yang baru ia lihat untuk pertama kalinya secara langsung selama hidupnya.

Tujuh belas tahun penantiannya akan kehadiran seoranga anak dalam rumah tangganya, sungguh sangat menyiksanya. Bersabar bukan hanya sekedar bersabar lagi, segala cara sudah di coba dan dilakukanya, mendatangi berbagai rumah sakit, pengobatan tradisional, pijat tradisional sampai meminum ramuan yang menurutnya tidak masuk akal demi kehadiran si buah hati. Namun semua itu belum juga membuahkan hasil. Jikalau saja semuanya bisa dibeli dengan uang, maka ia akan dengan senang hati akan melakukannya.

" Sini Ma biar aku yang menggendongnya!"Ucap Mahen mengulurkan kedua tangannya.

Sarah dan Hafis hanya melihat mereka saja yang terlihat begitu sayang dan tulus menyayangi Baby Syifa.

Nyonya Kemala menitikkan air matanya kala ia melihat anak sulungnya begitu lembut dan penuh kasih memperlakukan Baby Syifa. Begitu Mahen ingin memiliki anaknya sendiri, darah dagingnya. Tuan Darwin pun sama, momen yang tidak akan pernah dilupakannya.

" Bang " Lydia memanggil lembut suami nya serta duduk disamping suaminya.

" Lihatlah Ayang! Anak kita! Penerus keluarga Pradivya ".

Deg

Lydia merasakan sakit yang luar biasa didalam hatinya. Seperti terhimpit bongkahan batu yang sangat besar yang membuatnya sulit untuk bernafas. Setiap Mahen berbicara tentang anak di hadapannya.

Oek...Oek..

" Ayang kenapa Baby Syifa menangis? Padahal aku sudah membuat senyaman mungkin Baby Syifa dalam gendongan ku"Tanya Mahen menatap lekat wajah sendu Lydia.

" Kasih ke Sarah Bang!, mungkin Baby Syifa lapar atau haus"Ucap Nyonya Kemala memberitahunya.

Sarah mengambil Baby Syifa dan menenangkannya dalam gendongannya.

" Kamu bisa susui di kamar sebelah Sar"Ucap Nyonya Kemala menunjuk kamar yang berada di samping nya.

Sarah hanya mengangguk paham.

" Sarah, nanti kasih ke Abang lagi kalau sudah selesai disusui!"Ucap Mahen.

" Iya Bang "Jawab Sarah.

" Fis sini! "Panggil Mahen pada Hafis saat ia akan menyusul Sarah masuk kedalam kamar yang akan mereka tempati nantinya.

" Ada apa Bang? "Tanya Hafis ikut duduk bergabung lagi dengan mereka lagi.

" Sarah berapa lama cuti malahirkannya Fis?"Tanya Mahen.

" Tiga bulan Bang "Jawab Hafis.

" Kalian tinggal saja bersama kami di sini. rumah ini besar dan kamar nya banyak. terserah kalian mau tinggal di lantai ini, dua atau tiga "Mahen memberikan sarannya.

" Aku tanya Sarah dulu Bang, kalau Sarah lebih senang di rumah kami. karena jarak yang dekat degan tempat kerjanya. jadi jika sewaktu-aku aku nggak bisa anter jemput Sarah naik bis "Jawab Hafis lebih baik mencari aman. karena kalau sudah Mama dan Mahen yang memintanya ia tidak akan pernah bisa menolak.

" Kau lah yang harus tegas sama Sarah, kau kan suami nya jadi Sarah harus menurut pada mu"Ucap Mahen yang tidak ingin ada penolakan atau bantahan dari adik bungsunya itu.

" Bukan begitu Bang..."

" Sudah lah Fis, biar kami puas dulu bermain bersama Baby Syifa. Rumah ini sepi, dan kami pun kesepian. Apa salah nya kalian berbagi kebahagiaan bersama kami? "Ucap Nyonya Kemala dengan mata yang berkaca-kaca.

" Mahen sering melakukan perjalanan bisnis keluar kota, dan Lydia sering mengunjungi keluarganya. Hanya tinggal kami si tua renta tanpa kawan ini"Lelehan air mata Nyonya Kemala dan perkataannya sungguh sangat menyayat hati bagi yang mendengarnya.

" Kalau perlu kau sewakan saja rumah itu. supaya kau tinggal bersama kami. semua kehidupan kalian aku yang akan menanggungnya. kau cukup membawa Sarah dan Baby Syifa untuk tinggal bersama kami "Ucap Mahen dengan sombongnya.

Hafis sudah tidak bisa berkata apa pun. semuanya ikut andil dalam menentukan sikap dan tindakannya.

Bila sudah begini, Hafis akan selalu mengiyakan segala permintaan Nyonya Kemala.Padahal ia sudah berjanji pada Sarah hanya seminggu saja mereka akan tinggal di rumah kedua orang tuanya.

" Jadi besok-besok kalau aku keluar kota, Lydia bisa tetap tinggal disini bersama kalian. karena ada di cantik Baby Syifa "Ucap Mahen pada istrinya.

" Iya Bang "Lydia hanya bisa patuh dengan perkataan dan perintah suaminya.

Sedangkan Sarah yang sedang menyusui Baby Syifa didalam kamar. Ia melihat ada tiga tas besar miliknya yang bersandar didinding kamar, yang diyakininya berisi pakaiannya dan Hafis serta Baby Syifa.

" Pasti nanti Papa bilang sama kita, Sayang kita tinggal disini sebentar saja sampai masa cuti melahirkan kamu habis. Kalau boleh nolak Mama ingin sekali bilang tidak "Gumam Sarah berbicara pada Baby Syifa yang masih anteng menyusu.

" Belum selesai juga anak Papa mimi susunya,haus banget ya Sayang?"Ucap Hafis duduk disamping Sarah.

" Banyak banget sayang kamu bawa tas nya?"Tanya Sarah.

" Iya sayang. Maaf ya aku tidak pernah bisa menolak keinginan mereka. Jadi kita akan tinggal disini untuk beberapa waktu. Dan rumah kita aku akan sesekali datang kesana dan membawa Mbak dari sini untuk bersih-bersih disana "Ucap Hafis sambil menatap intens kedua mata Sarah yang menatapnya juga sambil mendengarkannya berbicara.

" Apa boleh aku menolaknya sayang?"Tanya Sarah dengan suara sedikit bergetar. Mencoba menghalau rasa kecewa pada Hafis yang tidak bisa tegas memihaknya. Yang bukan berarti harus membuatnya menjadi anak yang tidak berbakti.

Disaat sekarang ini dimana ia baru saja melahirkan, baru saja merasakan kebahagiaan. Namun dalam hitungan jam Hafis sudah membuatnya merasa kecewa karena keputusannya dan suara serta keinginannya yang tidak didengarkan.

" Sayang, tolong pahami aku mengerti posisi ku. Hanya dengan ini aku bisa menyenangkan mereka. Ada sejuta kebahagiaan yang terukir dihatiku,melihat wajah tua mereka bisa tersenyum dengan lebar tanpa beban yang menggelayutinya hanya dengan bisa melihat dan menggendong Baby Syifa "Ucap Hafis sambil duduk bersimpuh dikedua kaki Sarah dan memegang tubuh Baby Syifa.

" Ini cucu pertama bagi mereka,setelah hampir 17 tahun menunggu dari Bang Mahen sampai Mbak Widi yang belum juga memiliki momongan. Ini kebahagiaan pertama setelah penantian panjang mereka "Ucap Hafis lagi melanjutkan ucapannya sambil mengeluarkan air matanya.

" Jadi aku mohon kebaikan hati mu sayang, tidak akan lama kita pasti kembali ke rumah kita ".

Sarah menggelangkan kepalanya pelan. Ia sudah tdak tahu apa yang harus dikatakannya atau pun apa yang akan dilakukannya. Ia tidak mungkin juga pergi dari rumah ini tanpa izin suaminya. Yang bisa dilakukannya saat ini hanya menangis sambil melihat Baby Syifa.

Sarah menoleh ke arah Hafis yang berjalan keluar dari kamarnya.

Semakin tidak terbendung saja air mata yang ikut membasahi kain bedong Baby Syifa.

.

.

.

.

MAmpir Yuk di Novel Author yang pertama dan sudah tamat " Cinta Tuan Alex ".

Mampir juga di Novel ke dua Author yang sedang On going " Teman Tidur Tuan Jason Gilbert ".

Mohon dukungannya dengan cara Like, Komen, Gift dan Vote.

Terima kasih kawan 🙏😊.

Bab 3

Sarah, Hafis dan Baby Syifa sekarang menjadi penghuni rumah Pradivya. Tidak banyak yang bisa Sarah lakukan hanya mengurus si kecil Baby Syifa. karena semuanya sudah dikerjakan oleh ART disana.

Sarah menempati lantai satu ikut bergabung dengan Nyonya Kemala dan Tuan Darwin. sedangkan dilantai dua Mahen dan Lydia.

Tidak terasa mereka sudah mau 3 bulan tinggal disana, Sarah sudah mempersiapkan dirinya untuk kembali bekerja sesuai kesepakatan awal. Kalau Sarah bekerja, Baby Syifa di pegang oleh Hafis. setelah Sarah pulang, Hafis akan datang ke showroom mobil bekasnya.

" Dari sini lumayan jauh sayang kamu berangkat kerjanya "Ujar Hafis memeluk Sarah dari belakang.

" Iya mau bagaimana lagi? aku minta pulang ke rumah kita pun jawabannya masih sama kan? lalu bisa apa aku?"Tanya Sarah mengusap lengan Hafis yang melingkar di perutnya.

" Iya nanti aku akan berbicara dengan mereka lagi sayang, tapi tidak bisa buru-buru. aku harus tahu selahnya dulu sayang, nanti malah kena omel Mama dan Bang Mahen ".

Sarah hanya mengangkat bahunya acuh, karena selama ini Hafis sangat penurut pada kedua orang itu.

" Sarah... Hafis...bawa Syifa keluar!"Teriak Mahen dari luar.

" Iya Bang "Jawab Hafis dengan cepat.

Sarah hanya menolot melihat kelakuan Hafis "Kamu kenapa nggak bisa bilang kalau Syifa tidur?".

" Paling Bang Mahen mau pamitan kerja sayang"Balas Hafis.

" Ayo sayang gendong Syifa nya! "Pinta Hafis.

" Kamu saja yang bawa, kan tadi kamu yang bilang iya "Jawab Sarah ketus.

" Please sayang, Bang Mahen pasti mau ke kantor"Ucap Hafis memohon.

Mau tidak mau Sarah pun menggendong Syifa dan membawanya keluar.

" Lama sekali kalian? lagi proses lagi buat adik nya Syifa? "Tanya Mahen datar tanpa ekspresi.

" Nggak Bang "Jawab Sarah dan Hafis berbarengan.

Terkadang Mahen melihat ke arah Sarah dengan senyum tipis yang selalu terukir dibibirnya,saat Sarah memberikan Syifa pada Mahen, dimana tangan keduanya ada yang saling bersentuhan.Namun tidak demikian bagi Sarah, ia biasa saja.

" Oh Syifa lagi bobo ya, Papi keluar kota dulu ya ".

Mahen membiasa kan panggilan untuk dirinya Papi dan Lydia sendiri Mami. Karena mereka masih berharap akan memiliki momongan sendiri.

"Iya Bang habis minum susu "Sahut Hafis.

" Syifa anteng di rumah sama Mama dan Mami ".

" Nanti pulang Papi bawa maianan yang banyak untuk Syifa ".

Nyonya Kemala dan Tuan Darwin pun baru keluar dari dalam kamarnya dan langsung ikut bergabung dengan mereka.

" Syifa kesayangagan Nenek, Kakek ".

" Tidur Syifa nya Bang? " Tanya Tuan Darwin.

" Iya Pa baru minum susu ".

Nyonya Kemala merapikan rambut tebal Syifa yang acak-acakan karena di cium Mahen sampai ke-kepala segala.

" Bau harum khas anak kecil, wangi banget. apalagi mulut nya "Mahen menghirupnya dekat mulut Syifa.

" Iya Bang, kata orang wangi surga "Ucap Nyonya Kemala.

Lydia turun dengan tentengan tas kerja Mahen ditangannya.

" Semuanya sudah masuk kedalam tas ya Bang!"Ucap Lydia.

" Iya Ayang terima kasih "

Sudah menjadi pemandangan biasa saat Mahen selalu memberikam kecupan di kening atau pipi Lydia istrinya.

" Abang mau keluar kota?, kemana?"Tanya Nyonya Kemala.

" Iya Ma, ke Menado, hanya tiga hari"Jawab Mahen.

Sebelum berpamitan, Mahen terus saja mencium pipi Syifa sampai Nyonya Kemala menegurnya.

" Abang sudah, jangan dicium terus. Abang tadi habis merokok? ".

" Belum Ma, Mahen belum merokok karena mau puas-puasin cium Syifa sebelum berangkat ".

.

.

.

30 Menit sudah Mahen meninggalkan rumah kediaman Pridivya, menuju bandara dengan diantarkan oleh Hafis.

Sepanjang perjalanan ke Bandara, Mahen menceritakan keinginannya yang semakin kuat untuk menikah lagi kala Hafis adik bungsu nya sudah memiliki keturunan. Yang lucu, cantik dan menggemaskan.

" Sekarang apa tanggapan Kak Lydia, Abang mau menikah lagi? "Tanya Hafis sambil fokus pada kemudi.

" Sama, Abang harus berpisah dulu dengan Lydia baru bisa menikah lagi"Jawab Mahen.

" Kenapa nggak menikah siri? "

" Nggak lah, Abang ingin nanti kalau punya anak jelas statusnya dimata hukum. nggak mau ribet ".

" Terus.... "

" Ya sambil menunggu wanita nya juga Fis. Gini-gini juga Abang mau wanita yang jelas asal usulnya, yang sudah Abang kenal juga. Bukan wanita asal comot saja di pinggir jalan atau Club malam ".

" Tapi Abang masih sering ke Club malam atau jajan ?"

" Di bilang sering nggak Fis, hanya sesekali aja, untuk menghilangkan stres Abang kalau sudah mikirin anak, ya terlebih anak. kalau kerjaan ada saja jalan keluarnya kalau lagi ada masalah ".

" Hem, aku kira Abang sudah nggak pernah jajan lagi? "

" Entah lah kadang Abang berpikir, Lydia tidak terlalu berpengaruh pada Abang. sehingga Abang masih saja jajan di luar sana. atau mungkin Abang hanya melampiaskan kekecewaan dan keputusasaan Abang ".

" Ya itu harus kalian diskusikan lagi dengan kepala dingin Bang. jangan sampai Abang menyakiti Kak Lydia. Bagaimana pun Kak Lydia sudah menemani Abang dan menerima masa lalu Abang".

Mahen hanya menarik nafasnya dalam-dalam sambil melirik Hafis.

" Diantara kita bertujuh, kau yang paling beruntung dan membuat ku sangat iri dengan kehadiran Syifa diantara kalian. Pernikahan kau baru satu tahun saja sudah ada Syifa melengkapai kebahagiaan kalian khususnya.Selebihnya keluarga Pradivya juga sangat berbahagia sekali. Apalagi Mama Papa seolah menemukan dunianya".

" Iya aku lebih beruntung dari pada kalian".

" Iya kau sangat beruntung"Mahen mengulangi ucapan Hafis.

Mahen mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sejumlah uang pada Hafis.

" Sudah ku trasfer uang bulanan untuk kau, Syifa. dan Sarah. kalau kurang kau bisa memintanya lagi".

" Iya Bang terima kasih "

Mahen sudah sampai di Bandara dan langsung berlari menuju pintu keberangkatan.

Hafis langsung melihat saldo ATM yang membuatnya tersenyum lebar.

" Banyak sekali " Gumam Hafis lirih.

Kemudian Hafis melajukan kembali kendaraannya.

.

.

.

Sedangkan di rumah, Syifa tidur siang didalam kamar Nenek Kakeknya karena permintaan Neneknya.

" Sudah Sar, kamu istirahat saja. nanti kalau Syifa haus Mama panggil kamu ".

" Iya Ma "

Sarah keluar dari kamar setelah meletakkan Syifa di box bayinya.

" Syifa mana Sar ?"Tanya Lydia saat bertemu dibawah anak tangga.

" Tidur sama Nenek Kakeknya Kak ".

" Yah, padahal aku ke bawah mau main dan melihat Syifa ".

Sarah hanya tersenyum sambil melihat pintu kamarnya Nyonya Kemala.

" Ya sudah aku kembali lagi ke atas ".

" Iya Kak ".

Sarah juga masuk kedalam kamarnya, mendudukan dirinya di tepi tempat tidur.

" Kapan bisa keluar dari rumah ini!"Gumamnya.

" Lebih enak di rumah sendiri. walau pun kecil ".

" Sayang... "Panggil Hafis saat membuka pintu kamar mereka.

Sarah melihat ke arah Hafis. Lalu ia menerima uang tunai pecahan 100rb rupiah yang cukup banyak, sampai Sarah mengerutkan keningnya.

" Buat apa? " Tanya Sarah.

" Untuk keperluan mu sayang dan juga Syifa ".

" Alhamdulillah, banyak yang laku ya mobil nya?"Tanya Sarah senang.

" Bukan, itu dari Bang Mahen ".

Sarah hanya menatap intens wajah Hafis dengan menggigit bibir bawahnya.

.

.

.

MAmpir Yuk di Novel Author yang pertama dan sudah tamat " Cinta Tuan Alex ".

Mampir juga di Novel ke dua Author yang sedang On going " Teman Tidur Tuan Jason Gilbert ".

Mohon dukungannya dengan cara Like, Komen, Gift dan Vote.

Terima kasih kawan 🙏😊.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!