NovelToon NovelToon

Satu Malam Dengan Milliader

SMDM-BAB 01

Suasana hotel bintang lima begitu ramai, para tamu penting sudah berada disana, ingin menyaksikan acara pertunangan putri pertama dari Bastian dengan putra tunggal dari Wira. Kedua nya sama-sama orang kuat memiliki perusahaan besar.

Suara musik dengan alunan yang romantis terus di putar, membuat suasana malam itu begitu indah.

Sementara itu seorang wanita cantik sedang berjalan terhuyung-huyung sembari berbicara lewat sambungan telepon.

"Danu, kamu berada di kamar mana sayang ?" tanya Ayu . Sesekali ia meringis karena merasa begitu pusing di bagian kepalanya.

"806" jawab seseorang di seberang sana. Suaranya begitu dingin seolah sedang berbicara dengan musuh.

"Kata Mama kamu ingin memberi ku kejutan ? apa itu benar ?" kembali Ayu bertanya. Ia menyunggingkan senyum saat mengingat ucapan sang Mama tadi.

"Jangan banyak tanya masuk saja ke kamar yang aku sebutkan"

Setelahnya Danu langsung menutup sambungan telepon, membuat Ayu mengedipkan mata berkali-kali. Ia pun tampak berpikir.

"Bagaimana jika Danu meminta itu padaku ?"

"Ah tidak apa-apa, lagian sebentar lagi aku akan menjadi istrinya"

Ayu membatin, ada rasa takut yang menjalar saat Danu memintanya memasuki kamar hotel. Tapi Ayu menepis semua perasaan itu, ia dan Danu sudah menjalin hubungan dua tahun, laki-laki itu pasti tidak akan menyakitinya. Lagian selama ini Ayu begitu merasakan betapa sayangnya Danu terhadapnya.

Ayu kembali berjalan, tubuhnya yang mungil kembali terhuyung di sepanjang koridor hotel. Wajah putih nya memerah karena mabuk. Rasanya ia sudah tidak tahan berjalan lagi.

"Aneh, padahal tadi aku hanya minum sedikit, tapi kenapa aku bisa mabuk berat" gumam Ayu merasa heran.

Memang tadi saat di pesta, Elsa Mama tirinya Ayu menyuruhnya minum alkohol sedikit. Ayu pikir ia tidak akan mabuk tapi ternyata salah, minuman itu berhasil membuat tubuhnya linglung seperti ini.

Ia berjalan ke lift, menekan angka enam dimana Danu berada tapi karena kepalnya sangat pusing Ayu justru menekan tombol delapan.

Setelah lift berhenti Ayu langsung keluar, ia berjalan mencari kamar yang tadi Danu sebutkan. Penglihatannya terus berputar, tubuhnya mendadak panas. Rasanya Ayu ingin melepaskan pakaian nya segera.

"Ini dia" senyum Ayu merekah melihat nomor kamar yang menurutnya benar, padahal itu jelas salah karena nomor kamar itu 808 bukan 806. Ayu juga sudah salah lantai.

Tok-tok-tok.

Ayu mengetok pintu kamar berulang, sampai terdengar suara seseorang didalam sana.

"Masuk !!"

Sedikit terhenyak, Ayu merasa sangat asing dengan suara pria itu. Menurutnya suara Danu tidak terlalu besar. Tapi Ayu tetap memasuki kamar itu. Pikirnya mungkin Danu sedang bercanda.

Lampu kamar itu mati, kegelapan dimana-mana membuat tubuh Ayu merinding karena takut. Ada aroma parfum laki-laki yang sangat kuat.

"Sayang kenapa lampunya di matikan ?" tanya Ayu, ia bersandar ke dinding lalu berjalan dengan pelan. Pertanyaannya tak ada jawaban membuat Ayu semakin takut.

Ia terus berjalan hingga akhirnya tubuh Ayu ambruk di atas kasur yang empuk.

Telinganya mendengar suara gemericik air yang mengalir. Membuat Ayu yakin kalau Danu sedang berada di kamar mandi.

Tiba-tiba Ayu kembali merasakan tubuhnya sangat panas, ia ingin segera melepaskan pakaian yang menempel di tubuhnya. Saat Ayu berdiri pintu kamar mandi terbuka di susul kehadiran seorang laki-laki tampan dan juga tinggi.

Pria mengernyit saat melihat kehadiran Ayu disana.

"Kamu siapa ?"

"Hah, panas" ucap Ayu "Aku ingin melepas pakaianku"

Mata pria itu melotot, bagaimana bisa ada seorang wanita yang memasuki kamarnya. Apalagi dengan keadaan wanita yang seperti ini.

"Keluar sekarang ! Kamu pasti salah masuk kamar" bentak Leon penghuni kamar itu.

Namun Ayu tak menggubris, ia semakin menggila sekarang. Ayu melingkarkan kedua tangannya di leher Leon dan menarik tubuh Leon ke atas tempat tidur.

Karena cukup terkejut, Leon tertarik ia sekarang berada di atas tubuh Ayu namun dengan cepat Leon menyangga tubuhnya agar tidak menindih Ayu.

"Sialan !" umpat Leon kesal.

"Aku sudah tidak tahan ! Tolong aku" ucap Ayu, ia kembali menarik kepala Leon dan menempelkan bibirnya pada bibir pria itu.

Sebagai laki-laki normal dan sering menjajah wanita Leon sedikit tersenyum, walau awalnya ia kesal karena kehadiran Ayu yang tiba-tiba. Leon pun membalas ciuman Ayu hingga membuat wanita itu semakin menggila.

Berada di atas tubuh wanita cantik membuat Leon ikut terangsang.

"Ini yang kamu inginkan, maka akan aku berikan, tapi jangan menyesali semuanya" bisik Leon di telinga Ayu.

Dengan rakus Leon kembali melu mat bibir manis Ayu, bahkan leher juga menjadi sasaran. Satu tangan Leon tidak tinggal diam ia menyusuri dres yang Ayu pakai untuk mencari permainan yang akan membuat Ayu kelon jotan.

"Ah" Ayu menggerang, membuat Leon semakin tertantang.

Satu persatu pakaian Ayu terlepas, membuat wanita itu polos tanpa sehelai benangpun.

"Kau akan menyukainya" ucap Leon lagi, saat ini ia sudah di atas kendalinya.

"Sakit" jerit Ayu saat Leon berusaha memasukan pusakanya.

"Tahan, setelah ini akan sangat nikmat"

Ayu menjerit, menangis histeris karena rasa sakit yang ia raskaan. Ia ingin menolak tapi tubuhnya terus menginginkan hal itu.

********

Keesokan harinya...

Ruangan itu sudah berantakan akibat pergulatan Leon dan Ayu semalam. Semua itu cukup menjelaskan betapa indahnya apa yang terjadi semalam.

"Saya akan berangkat sekarang"

Mata Ayu terbuka sedikit saat telinganya mendengar seorang pria berbicara, namun sesaat kemudian Ayu kembali tidur. Ia pikir pria itu adalah Danu tunangannya.

Leon menatap ke arah Ayu yang masih terbungkus selimut tebal, bahunya yang seputih salju kini penuh dengan tanda merah karena ulahnya semalam.

"Dia masih perawan" gumam Leon karena ia melihat tanda merah di seprai yang mereka gunakan semalam.

Segera Leon mengetik sesuatu melalui aplikasi di ponselnya.

"Selidiki wanita yang bernama Ayudia Mauren, lalu beri dia uang yang banyak, tapi jangan sebut-sebut namaku !"

Pesan singkat itu Leon kirimkan ke sekretarisnya. Ia mengetahui nama Ayu tadi pagi, setelah bangun tidur Leon segera mengecek tas yang Ayu bawa. Bahkan Leon juga mengambil foto KTP yang tersimpan di tas.

Leon berniat memberikan uang kepada Ayu sebagai bayaran karena semalam wanita itu sungguh memuaskan dirinya.

Setelah puas menatap Ayu. -Leon meninggallkan kamar hotel dimana Ayu masih berbalut selimut tebal.

Leon baru saja pulang dari luar negeri karena merasa begitu lelah, ia memutuskan untuk menginap di hotel. Tapi tak di sangka kalau Ayu mendatanginya dan menyerahkan diri secara suka rela.

Di dalam mobil Leon menyunggingkan senyum, kejadian semalam terus melintas di pikirannya.

"Kenapa gadis itu bisa masuk ke kamar ku"

SDMD-BAB 02

Ayu terbangun dari tidurnya, ia merintih kesakitan terutama di pangkal pahanya. Ia menguba posisi duduk dan melihat seluruh tubuhnya di penuhi dengan warna kemerahan...

Ayu berpikir tentang kejadian semalam, ia yakin yang melakukan ini adalah Danu tunangannya, jadi Ayu tidak perlu risau tentang hal ini.

Namun matanya menangkap ada keanehan, kamar yang ia tempati sangat mewah, benarkah Danu menyewa kamar ini untuk bersenang-senang dengannya ?.

Tapi dimana kah Danu sekarang ?, dikamar itu hanya ada Ayu sendiri, jika memang semalam dirinya bersama Danu kenapa laki-laki itu meninggalkan nya sendiri.

Sambil bertanya-tanya ponsel Ayu berbunyi, ia segera mengecek dan ternyata itu adalah Asisten rumah yang memang sangat dekat dengan Ayu.

"Halo Afri, ada apa ?" tanya Ayu, ia menarik selimut untuk menutupi bagian atas tubuhnya.

"Akhirnya tersambung juga, dimana anda sekarang nona ? Kenapa anda pergi di malam pertunangan ?"

Ayu tercengang mendengar ucapan Afri, kenapa dia bertanya tentang hal ini, jika semalam ia bersama dengan Danu semua orang pasti akan mengetahui hal ini.

"Sebaiknya anda jangan pulang dulu pagi ini Nona ! Karena Papa anda sedang dalam emosi yang besar" sambung Afri lagi saat Ayu tak menjawab ucapannya.

"Papa marah ? memangnya apa yang terjadi ?" tanya Ayu yang benar-benar bingung.

"Saya tidak bisa menjelaskan nona, sebaiknya anda menonton televisi saja"

Beruntung di kamar hotel itu ada televisi besar, jadi Ayu bisa langsung melakukan apa yang Afri katakan. Sembari menutup sambungan telepon mata Ayu fokus menatap layar segi empat yang ukurannya sangat besar.

Ayu terkejut saat melihat Danu bersama dengan adiknya Nadine sedang melakukan konferensi pers.

"Saya Danu Maheswara ingin mengumumkan kalau pertunangan antara aku dengan Ayudia Mauren di batalkan. Saya tidak bisa bersama dengan wanita yang sudah berseligkuh dari saya" ucap Danu dengan lantang.

"Danu membatalkan pertunangan, dan dia menuduh aku berselingkuh ? Apa maksud semua ini ?" batin Ayu, tangannya bergetar sambil memegang remote TV , ia benar-benar bingung dengan apa yang terjadi padanya.

Perasaan semalam Danu yang memintanya datang ke kamar hotel, tapi kenapa laki-laki itu melakukan konferensi fers dan mengatakan pada semua orang kalau dirinya selingkuh.

Nadine yang berdiri di samping Danu tersenyum, entah apa maksud dari senyuman itu Ayu pun tidak tau, matanya terus menatap layar televisi sampai telinganya kembali mendengar seseorang bertanya pada Nadine.

"Lalu bagaimana tanggapan anda nona Nadine tentang perselingkuhan kakak anda ini ? Apa anda akan memberikan penjelasan ?"

"Saya tidak bisa menjelaskan apa-apa karena saya sendiri juga kaget mendengar kalau kakak saya selingkuh, ini urusan pribadi kak Ayu jadi biarkan dia saja yang akan mengklarifikasi" jawab Nadine dengan gaya khasnya.

Mata Ayu memanas, ia masih berpikir apa yang sebenarnya terjadi ?, kejadian apa yang sudah ia alami, lalu perselingkuhan apa yang mereka maksud.

Setetes air mata meluncur begitu saja membasahi pipi Ayu, ia benar-benar tidak menyangka kalau Danu akan menunduhnya seperti ini.

Ayu ingat kejadian semalam saat Elsa memberinya alkohol, ia pun berpikir sejenak. Mungkinkah minuman itu sudah di berikan obat lain sehingga semalam Ayu tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

Tidak ingin berpikiran terlalu jauh, Ayu lantas mengambil ponselnya kembali, lalu melakukan panggilan pada Danu saat acara konferensi fers selesai di laksakan.

"Ada apa lagi Ayu ? Apa kamu ingin menjelaskan sesuatu padaku ?" ucap Danu di seberang sana, suaranya sangat dingin seolah ia tidak pernah mencintai Ayu

"Kenapa kamu menuduhku selingkuh Dan ?, bukankah semalam aku bersamamu ? Kau kan yang memintaku datang ke kamar hotel ?"

"Hentikan kebohongan ini Yu ! Semalaman aku menunggumu di kamar hotel, tapi kamu tak kunjung datang"

Disana Ayu tercengan, Danu menunggunya semalaman ? Tapi dirinya tidak datang ?. Apa jangan-jangan dirinya salah masuk kamar ?.

Tubuh Ayu semakin bergetar saat pikiran itu menyerang otaknya, ia menggeleng berusaha menghilangkan pikiran negatif itu.

"Maksud kamu apa Danu ? Aku sudah masuk ke kamar mu kan ?"

"Ciih ku bilang hentikan semua ini Ayu ! Kau itu tidak lebih dari seorang wanita murahan. Semalam aku menelponmu berkali-kali dan yang menjawab adalah seorang laki-laki itu, apa itu tidak cukup menjelaskan kalau kau berselingkuh"

"Apa...? Pekik Ayu begitu terkejut.

"Jangan syok terkejut Yu ! Selama ini aku memintanya berkali-kali tapi kau selalu menolak dengan sejuta alasan, namun kenyataannya kau justru melakukan itu dengan pria lain"

Mendengar hal itu Ayu merasa terhina, ia mencari sesuatu yang bisa membungkus tubuhnya yang polos tanpa sehelai benangpun. Hingga tatapan mata Ayu tertuju pada handuk yang menggantung, ia pun langsung mengambilnya lalu melilitkan pada tubuhnya.

Ayu berjalan keluar kamar, ia ingin memastikan kalau dirinya tidak salah kamar seperti yang ada di pikirannya.

Mata Ayu terbelalak saat melihat angka disana, bukan 806 seperti yang Danu katakan, melainkan angka 808. Air mata Ayu semakin deras menetes ini tentu bukan salah Danu melainkan salah nya sendiri.

"Maafkan aku Danu, ternyata aku salah masuk kamar, aku terlalu mabuk semalam sehingga tidak bisa melihat dengan jelas" ucap Ayu dengan suara serak.

"Sudahlah jangan mencari alasan apapun ! Semua orang sudah mengetahui perselingkuhanmu Yu"

"Aku tidak selingkuh Danu, tolong hentikan tuduhan itu !" teriak Ayu disambungan telepon.

Tapi dibalas tawa oleh Danu, membuat dada Ayu terasa sangat sesak di buatnya.

"Sebenarnya aku ingin memberi tahumu juga, sudah lama aku memendamnya selama ini" kata Danu.

"A-apa ?"

"Aku tidak pernah mencintaimu Yu, sejujurnya dari awal aku kerumah mu aku sudah jatuh cinta sama adikmu Nadine, tapi karena aku dengar bahwa kamu pemilik saham terbesar di perusahaan makanya aku pura-pura mencintaimu. Tapi sekarang semuanya sudah selesai aku tidak perlu pura-pura lagi, dan hubunganku dengan Nadine tidak harus diam-diam" jelas Danu di seberang sana.

"Jadi selama ini---?" ah rasanya Ayu tidak mampu melanjutkan kata-kata lagi, ia terlalu sakit mendengar kejujuran Danu. Tega-teganya laki-laki itu membohonginya selama ini.

Tanpa mengucpkan apapun lagi Ayu langsung memutuskan sambungan telepon, ia terduduk di lantai dengan air mata berlinang.

Sekarang semua hidupnya hancur, ia kehilangan sesuatu berharga dalam dirinya, yang Ayu kira Danu lah yang melakukan itu. Tapi ternyata pri lain yang Ayu sendiri tidak tahu siapa.

"Haaaaa" Ayu berteriak untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya, Papa nya pasti akan marah besar saat mengetahui semua ini, atau mungkin bisa saja Ayu akan di tendang dari rumah orang tuanya.

Tapi satu yang menjadi pertanyaan Ayu, siapa pria yang bersamanya semalam ?

SMDM-BAB 03

"Ini dasi siapa ?" tanya Ayu pada dirinya sendiri, ia pun berjongkok untuk mengambil sebuah dasi yang tergeletak begitu saja di lantai.

Sebuah dasi yang sangat mewah, Ayu sangat tau kalau itu bukan punya Danu. Corak dasi itu bukanlah kesukaan Danu.

Tanpa pikir panjang, Ayu memasukan dasi itu kedalam tas miliknya, ia melangkah keluar kamar untuk segera pergi. Dengan langka cepat Ayu menuju lift lalu menekan tombol satu atau lantai paling bawah.

Saat pintu lift terbuka, mata Ayu terbelalak kaget karena melihat banyaknya wartawan yang berada di luar hotel, beruntung mereka belum melihat Ayu. Dengan langkah cepat Ayu mencari jalan lain untuk pergi, karena Ayu yakin wartawan itu sedang mencari tau tentang berita dirinya semalam.

*******

Di sebuah restoran yang sangat mewah Ayu duduk di sudut ruangan, secangkir teh manis menjadi temannya saat ini. Dari hotel Ayu langsung ke restoran dan menunggu seseorang.

Sesekali Ayu menarik napas panjang saat orang yang ia tunggu tak kunjung datang. Matanya terus menatap ke arah pintu masuk. Hingga tak berapa lama terlihat seorang wanita yang sangat Ayu kenal sedikit berlari memasuki restoran tempat Ayu berada. Senyum Ayu tersungging.

"Maaf nona saya terlambat" ucap Afri setelah berdiri di samping meja Ayu.

"Tidak apa-apa silahkan duduk !"

Afri menurut, ia duduk di sebuah kursi yang ada di hadapan Ayu. Wanita itu menatap wajah Ayu yang terlihat begitu banyak beban.

"Apakah anda baik-baik saja nona ?" tanya Afri.

Ayu mengangkat wajahnya "Bagaimana mungkin aku akan baik-baik saja ? Saat aku mendengar seseorang menuduhku selingkuh" balas Ayu, ia berusaha tersenyum di tengah luka yang mendera.

"Yang sabar nona" hanya itu yang Afri katakan "Pesan saya saat ini Nona harus berhati-hati, karena semua wartawan sedang mencari keberadaan Anda, seluruh stasiun televisi mengumumkan tentang perselingkuhan anda"

"Iya aku akan hati-hati"

Tiba-tiba di layar televisi menampilkan sosok laki-laki tampan, mata Ayu tidak bisa berpaling dari layar segi empat itu.

"Seandainya kamu bisa ku miliki, pasti aku akan sangat bahagia" batin Ayu

Mata Afri ikut menatap ke layar televisi, tapi menurutnya itu tidaklah penting, karena yang terpenting sekarang adalah memastikan kalau Ayu baik-baik saja.

"Bagaimana keadaan di rumah ? Apa Papa masih marah ?" tanya Ayu walau ia sendiri sudah tau jawaban nya.

"Tuan besar masih dalam amarahnya nona, sulit untuk di kendalikan. Untuk sementara lebih baik nona jangan pulang dulu supaya tidak menerima amukan dari tuan" jawab Afri kemudian.

Dada Ayu kembali terasa sesak, padahal dirinya tidak tau apa-apa tentang kejadian semalam. Ia masih ingat kalau Danu yang menghubunginya semalam dan memintanya datang ke kamar hotel.

Tapi sebelum ia pergi terlebih dahulu Elsa memberinya minuman, Ayu sudah menolak tapi Elsa terus memaksa.

"Apa Papa ingin mengusirku dari rumah ?" tanya Ayu lirih.

"Tidak mungkin nona, anda adalah anak kandungnya, mungkin tuan besar melakukan ini karena beliau masih syok mendengar berita itu"

Ayu menatap wajah Afri, kedua tangannya menggenggam tangan Afri erat.

"Kamu percaya kan sama aku ? Kalau aku tidak selingkuh ?" tanya Ayu sungguh-sungguh. Ia sangat berharap wanita itu akan percaya padanya.

"Tentu saja nona, saya mengenal nona dari nona kecil, jadi saya sangat mengenal anda"

Ayu menyunggingkan senyum, setidaknya masih ada yang percaya padanya disaat semua orang menganggapnya begitu buruk.

"Sepertinya semalam ada yang menjebakku, aku masih ingat kalau semalam aku minum sangat dikit tapi kenapa aku bisa kehilangan kendali" Ayu menceritakan kejadian semalam, ia baru saja menyadari kalau dirinya pasti terkena jebakan.

"Maksud nona ?" tanya Afri terkejut.

"Saat acara pertunangan Danu menelponku dan menyuruhku pergi ke kamar hotel, tapi sebelum aku pergi Mama Elsa menarik tanganku lalu memberikan aku minuman, aku sudah menolak tapi Mama Elsa terus memaksa, jadi karena merasa tidak enak akhirnya aku minum"

Afri ternganga dengan mulut terbuka lebar, ia memang sangat tahu kalau mama tiri Ayu sangat membenci keberadaan Ayu, apalagi sejal Samuel Papa nya Ayu menetapkan Ayu sebagai pewaris terbesar.

"Dan tadi pagi Danu memberi tahuku kalau dia tidak mencintaiku selama ini, dia mendekatiku karena dia tau kalau aku penerus perusahaan Papa" Ayu menjedah ucapannya, menarik napas panjang untuk melegahkan rasa sesak di dada.

"Danu mencintai Nadine, ini begitu lucu kan Afri ? Aku yakin kejadian semalam ulah mereka bertiga"

"Kalau memang begitu, saya yang akan mencari tau semuanya nona" balas Afri langsung, tentu saja ia tidak akan terima kalau Ayu di jebak seperti ini.

"Tidak perlu, lagian aku sudah kehilangan harga diri. Seseorang telah mengambil makhotaku dan aku tidak tau siapa?"

Tangis Ayu pecah, membuat para pengunjung restoran menatap ke arah Ayu. Wanita itu benar-benar terluka sekarang. Ia sangat butuh tempat bersandar. Tapi sayang laki-laki yang ia cintai justru menuduhnya dan sekarang malah meninggalkannya seperti ini.

Saat keduanya sedang duduk, tiba-tiba dua orang laki-laki mendekat, lalu mengeluarkan sebuah amplop coklat yang begitu tebal. Alis Ayu terangkat dan menatap pria itu dengan heran.

"Ada apa ini ?" tanya Ayu.

"Apa benar anda yang bernama Ayudia Mauren ?" tanya pria berjas, nada bicaranya begitu tegas menunjukan kalau laki-laki itu bukan orang sembarangan.

"Iya" jawab Ayu singkat

"Ini uang dengan jumlah yang banyak, ini titipan dari tuan kami, katanya untuk membayar apa yang terjadi semalam"

Ayu terperanjat, saat mendengar ucapan pria itu. Siapa sebenarnya yang bersamanya semalam ? .

"Siapa nama tuan mu ?" tanya Ayu penasaran, ia benar-benar penasaran siapa laki-laki yang telah merenggut mahkotanya.

"Maaf nona saya tidak bisa menyebutkan nama tuan kami" jawab pria itu.

"Kenapa ?"

"Itu permintaan tuan kami"

Ayu beralih menatap amplop yang tadi di letakkan di atas meja, ia kembali tersenyum kecut saat seseorang membayarnya karena kejadian semalam, ini bukan kah sama saja ia menjual tubuhnya.

Ayu berdiri "Tunggu di sini sebentar" ucap Ayu pada pria itu.

"Baik nona"

Ayu berjalan mendekati meja kasir.

"Boleh saya pinjam kertas dan polpen ?" tanya Ayu.

"Boleh, tunggu sebentar"

Ayu mengangguk, setelah mendapatkan sebuah kertas dan polpen Ayu menulis sesuatu.

"Terima kasih" ucap Ayu yang menyerahkan polpen saja sementara kertasnya ia bawah.

"Saya titip ini untuk tuanmu, tolong berikan!" pinta Ayu sembari menyerahkan kertas tadi kepada pria yang memberinya amplop coklat.

"Baik nona akan saya berikan" jawab pria itu. "Kalau begitu saya permisi"

Ayu mengangguk sebagai jawaban, matanya menatap kepergian pria itu sampai hilang dari pandangan

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!