Seorang ratu tampak terengah-engah mengatur napasnya. Tampak di sampingnya dikelilingi oleh para tabib istana. Ia pun berjuang untuk melawan rasa sakit yang dideritanya. Rasa sakit akan melahirkan anak pertamanya.
"Yang Mulia, tarik napas perlahan lalu embuskan kuat-kuat. Satu, dua, tiga..."
Tabib wanita itu tampak menuntun ratu yang akan segera melahirkan bayinya. Bayi pertama yang telah ia nanti bertahun-tahun lamanya. Kontraksi yang begitu kuat pun ia rasakan. Hingga akhirnya air ketuban itu pecah, menandakan kelahiran yang akan segera tiba. Tampak para tabib ikut memegangi ibu tersebut.
"Yang Mulia, saatnya mengejan. Ikuti instruksi dari saya," pinta tabib wanita itu.
Rasa sakit yang ia derita seperti puluhan tulang yang dipatahkan bersamaan. Tangannya pun mencengkeram kuat tangan tabib yang memeganginya. Ia harus berusaha keras untuk mengeluarkan kepala bayinya. Jantungnya pun berdegup kencang melawan rasa sakit yang sudah tidak lagi bisa tertahan.
"Yang Mulia, kepalanya sudah kelihatan. Terus mengejan dan tarik napas panjang."
Itulah masa di mana seorang ibu berjuang habis-habisan untuk melahirkan anaknya ke dunia. Hanya untuk melihat betapa mungil bayi yang telah dinantikannya. Ia sampai rela meregang nyawa hanya demi sang anak tercinta. Hingga tak lagi memikirkan bahaya yang mengancam keselamatannya.
"Aaaaaaakkhh!!!"
Pada akhirnya bayi mungil itu pun terlahir ke dunia. Isak tangisnya terdengar menggema ke seluruh istana. Namun sayang, tak berapa lama dari kelahirannya, tampak sang ibu yang sudah tiada berdaya. Kesadarannya hilang dalam seketika. Tanpa sempat melihat bagaimana anaknya.
.........
...Gaharu Wood mempersembahkan...
...PANGERAN SERIGALA DAN PUTRI YANG TERBUANG...
...Novel Lomba Percintaan Non Human...
...Selamat Membaca❤️...
.........
Rintik hujan mulai turun, jatuh membasahi bumi kawasan utara Rusmania. Angin pun terasa menusuk kulit kala memasuki waktu malam. Langit gelap gulita tanpa ada cahaya bintang yang bersinar. Mendung, seolah akan menumpahkan hujan.
Di sana, di depan sebuah hutan yang lebat, malam yang dingin menjadi saksi seseorang berjubah hitam memasuki kawasan hutan terlarang yang ada di utara Rusmania. Sebuah negeri adidaya yang memiliki luas wilayah sangat besar. Seseorang itu datang dengan membawa satu buah keranjang. Yang mana di dalam keranjang itu berisi seorang bayi yang baru saja lahir. Bayi itu berselimut tebal dan tampak tertidur di dalamnya. Ia tidak tahu akan dibawa ke mana. Ia juga tidak tahu apa yang akan terjadi padanya.
Bayi itu adalah bayi perempuan yang cantik. Ia memiliki bulu mata lentik bak boneka cantik. Kulitnya juga putih kemerah-merahan dengan rambut yang hitam. Seseorang itupun meletakkan keranjang di dalam hutan. Ia seperti tidak berprikemanusiaan. Meninggalkan bayi itu tanpa rasa belas kasihan.
Seseorang itu kemudian pergi tanpa meninggalkan jejak. Hingga akhirnya aroma bayi itu tercium oleh kawanan serigala yang ada di sana. Serigala-serigala itupun mendekati bayi tersebut setelah seseorang itu pergi. Sang bayi tampak ditinggalkannya sendiri di dalam hutan.
Kecil, mungil dan lucu. Bayi perempuan itu tampak tak mengerti apa yang sedang terjadi. Ia pun tidak tahu sedang berada di mana ini. Ia baru saja lahir ke dunia di tengah gerimisnya malam. Pakaian hangat yang dikenakannya pun seolah tidak bisa menepiskan rasa dingin yang ia rasakan. Bayi itu kemudian menangis saat rintik hujan mulai jatuh membasahi pipinya. Suara tangisnya pun terdengar kencang di antara serigala-serigala yang datang. Ia tidak tahu jika bahaya sedang mengancam.
Serigala-serigala itu mendekat dan memerhatikan bayi tersebut. Mereka saling pandang saat melihat bayi itu. Bayi itu pun terus menangis karena kelaparan. Ia belum minum atau makan sesuatu apapun. Sama seperti serigala-serigala yang mendekatinya. Mereka juga kelaparan di tengah gerimis malam. Tapi tangis bayi itu terdengar amat memilukan. Seolah tahu jika tidak ada yang bisa menolongnya di sana. Yang ada hanya serigala-serigala di sekelilingnya.
Serigala-serigala itu kemudian berbisik-bisik dengan kawanannya. Rasa iba terlihat mulai muncul pada diri mereka. Tangis yang begitu memilukan di tengah gerimis hujan, membuat mereka tidak tega untuk memakannya. Lantas salah satu serigala itupun membawanya.
Istana kerajaan serigala...
Di saat yang sama, penghuni istana serigala tampak bersuka cita atas lahirnya putra pertama kerajaan. Sang ratu yang baru saja melahirkan tampak lemas tak berdaya di atas pembaringannya. Ini pertama kalinya bagi ratu merasakan betapa berat perjuangan untuk menjadi seorang ibu. Bayi pertama ratu pun tampak menangis, sesaat setelah terlahirkan ke dunia. Tangisnya begitu kencang hingga seisi istana dibuat gelagapan.
"Yang Mulia, putra Anda sepertinya kelaparan." Seorang pelayan kepercayaan memberikan bayi laki-laki itu kepada ratu.
Ratu yang terlihat lemas pun segera menerima bayinya. Ia dekap dengan penuh kasih sayang lalu disusuinya. Bayi itupun akhirnya berhenti menangis. Ratu memijat dengan lembut telinga sang bayi. Alhasil, bayi itu merasa tenang kala mendapatkan usapan lembut dari ibunya.
"Permisi, Yang Mulia. Ada penduduk yang ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja." Seorang pengawal ratu datang dan menghadap dari balik tirai kamar.
"Ada urusan apa?" tanya ratu segera. Ia terus menyusui bayinya.
"Seorang bayi manusia ditemukan di dalam hutan. Mereka tidak tega untuk memakannya lalu membawanya kemari," cetus pengawal tersebut.
Bayi manusia?
Ratu pun merasa curiga. "Pinta mereka untuk membawakan bayi itu." Ratu meminta.
"Baik, Yang Mulia." Pengawal ratu pun segera pergi menemui penduduk yang menemukan bayi tersebut.
Tiba-tiba saja bayi ratu kembali menangis. Ia menangis kencang dan segera melepaskan diri dari ibunya. Seolah memberi tahu jika ada pertanda yang datang. Ratu pun tampak terkejut. Ia tak mengerti mengapa bayinya seperti ini. Ia lekas-lekas meminta bantuan pelayan untuk menidurkan bayinya di dalam keranjang. Ratu pun dibantu berdiri. Ia ingin melihat bayi manusia yang dimaksud.
Siapa yang telah menaruh bayi manusia ke dalam kawasan kami?
Tak lama kemudian datanglah pengawal ratu dan salah satu perwakilan penduduk sambil membawa keranjang bayi. "Hormat kami kepada Yang Mulia." Ia begitu sopan menunggu ratu di balik tirai kamar.
Ratu pun berjalan mendekatinya. Sementara bayi ratu terus meraung-raung, menangis begitu kencang. Ratu dibuat pusing oleh bayinya.
"Mana bayi manusia itu? Cepat berikan padaku!" pinta ratu kepada pengawalnya.
Sang pengawal kemudian menyerahkan keranjang berisi bayi tersebut. Ratu pun melihat bayi itu tampak tenang. "Kalian mendapatkannya di tengah hutan?" tanya ratu kepada salah satu penduduk.
"Benar, Yang Mulia." Penduduk itupun menjawab.
Ratu kemudian mengambil bayi itu dari keranjang. Namun, bayi itu terbangun karena ada pergerakan. Ia pun menangis.
Astaga ....
Saat itu juga ada dua bayi yang menangis di istana serigala. Ratu pun tampak kewalahan mendengarkan tangisan mereka.
"Yang Mulia, coba dekatkan keduanya. Mungkin mereka merasa sendirian jadinya menangis." Seorang pelayan kepercayaan meminta ratu mendekatkan kedua bayi tersebut.
Ratu mengiyakan. Ia membawa sendiri bayi manusia tersebut ke dekat putranya. Saat itu juga kedua bayi itu berhenti menangis, seperti mendapatkan teman. Mereka kemudian saling melirik satu sama lain. Seolah saling menyapa. Tentu saja pemandangan itu membuat ratu jadi geli sendiri.
"Mereka?" Ratu terkejut begitu juga dengan pelayan kepercayaannya.
"Yang Mulia, mereka pelan-pelan terdiam dari tangisnya." Sang pelayan tampak tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Benar ternyata bayi ratu pelan-pelan berhenti menangis saat bayi manusia itu didekatka dengannya. Sedang bayi mungil nan cantik itu tampak memerhatikan bayi sang ratu. Mereka seperti saling berbicara. Bayi ratu pun mengeluarkan tangannya dari selimut. Ia meraih pipi gembul bayi manusia itu.
Mungkin aku mengadopsinya saja. Bayi ini bisa menjadi teman bayiku.
Sebuah niat baik akhirnya muncul di hati sang ratu untuk mengadopsi bayi manusia tersebut. Ia tidak tega melakukan sesuatu yang mengancam keselamatan bayi manusia itu. Ratu pun mengusap kedua bayi itu dengan penuh kasih sayang. Ia tersenyum bak seorang ibu kepada bayi-bayinya. Ia tidak keberatan jika ada bayi manusia di sekitarnya.
"Baiklah. Sekarang namamu Liona. Selamat datang di keluarga kerajaan serigala." Ratu pun membuka lebar-lebar pintu istana untuk bayi manusia tersebut.
Beberapa waktu kemudian...
Langit cerah, awan berarak dengan indahnya. Semilir angin tampak menemani mereka yang sedang bermain-main di halaman depan istana. Ada canda tawa, ada juga ejekan yang mengesalkan dari bibir mereka. Tetapi mereka tetap bermain bersama. Mengisi hari dengan riangnya.
Beberapa waktu berlalu, keadaan istana mulai ramai dengan kehadiran putra kerajaan dan juga bayi manusia yang diadopsi oleh ratu. Ratu sendiri menerima bayi tersebut masuk ke dalam lingkungan kerajaan serigala. Sedang penduduk yang menemukannya diberi upah besar karena telah membawanya ke istana. Ratu pun bahagia manakala sang putra tidak menangis lagi saat ada bayi manusia tersebut. Hingga akhirnya usia keduanya semakin bertumbuh saja.
Liona, gadis kecil cantik jelita sedang bermain-main bersama kakak laki-lakinya. Mereka bermain kejar-kejaran di halaman depan istana. Sang kakak pun tampak kelelahan saat mengejar Liona. Liona begitu lincah hingga tidak bisa ditangkapnya. Hingga akhirnya sang ratu datang membawakan makanan untuk mereka.
"Han! Liona!"
Semilir angin taman pun menjadi saksi keduanya yang berhenti bermain. Sang ratu kemudian memanggil kedua anak kesayangannya.
"Han! Liona! Kita makan dulu, Nak!" seru sang ratu dari jauh.
"Baik, Bu!" Keduanya pun menjawab dengan serempak.
Kaki-kaki kecil itu kemudian melangkah dengan cepat ke arah ibunya. Seorang ratu yang cantik jelita dan baik hatinya. Ratu pun tampak tersenyum pada keduanya kala langkah kaki kecil itu semakin mendekatinya. Ia datang bersama seorang pelayan istana yang sudah tampak tua.
Gadis dan anak lelaki kecil itupun memenuhi panggilan sang ratu. Keduanya tiba di hadapan ratu dengan penuh hormat dan santun. Sang ratu pun memeluk keduanya. Ratu begitu menyayangi mereka.
"Mainnya sudah, ya. Habis makan segera mandi lalu tidur siang." Sang ratu berpesan.
"Baik, Bu." Gadis kecil bernama Liona itupun mengangguk.
Sang kakak laki-lakinya tampak menyilangkan kedua tangan di dada. "Bu, tadi Liona mainnya curang. Dia menarik lengan bajuku, Bu. Aku hampir saja jatuh." Anak laki-laki kecil itu bercerita kepada ratu.
Ia adalah Han, putra pertama ratu yang sudah terlihat tampan sejak kecil. Ia berkulit putih dengan pipi kemerah-merahan. Ia dibesarkan bersama Liona di lingkungan kerajaan. Liona pun tampak menyukainya. Walau nyatanya Han selalu saja menyudutkannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!