semoga suka dengan cerita author ya jangan lupa tinggal komen di kolom komentar
...──────⊹⊱✫⊰⊹──────...
Seorang pemuda berjalan dengan lesu dimalam gulita wajahnya penuh dengan rasa penyesalan mengingat masa lalu disaat dia baru menikah kehidupan baik-baik saja tapi semua itu hancur saat 1 bulan setelah kedatangan pemuda pelajar dari kota , melihat gadis itu sangat cantik dan berpakaian modis membuatnya jatuh cinta siang dan malam selalu membantu gadis itu bekerja di sawah bahkan membuat hati wanita yang menikah dengannya hancur tapi istrinya bahkan tidak pernah mengeluh tetap menunggunya bahkan saat dia kehabisan darah akibat jatuh dari bukit dia tetap mengatakan mencintanya sedangkan setelah memberikan semua barang kepada gadis kota itu dia baru tau setelah 10 tahun bekerja keras untuk memenuhi keinginan gadis itu ternyata dia lah yang membuat istrinya mati bersama kekasihnya alasan membunuh istrinya pun hanya karena iri akan kecantikan istrinya
" bodoh " gumamnya merutuki semua perilakunya air matanya mengalir dengan deras
Seakan alam ikut bersedih hujan mulai turun semua orang berteduh namun pemuda itu terus berjalan dalam hujan deras bertekad membalas orang-orang yang telah membunuh istrinya setelah besok kedua orang itu akan dipanggil ke pengadilan dan saat dijatuhkan hukuman barulah pemuda itu bertekad bunuh diri menyusul istrinya
Membayangkan wajah istrinya yang selaluuu tersenyum dihadapanya membuat pemuda itu tersenyum sedih
Bruk
Tanpa sadar pemuda itu terpental akibat tubuhnya ditabrak oleh mobil yang melaju dengan kencang suara orang yang teriak kaget terdengar tanpa sadar mata pemuda itu menatap plat mobil itu
Menutup mata dengan sedih tanpa sadar orang yang dulu dia cintai hingga membuat orang yang sayang padanya meninggal adalah pembunuhnya....
Sungguh miris kehidupan ku
" yeri tunggu aku " gumamnya
.
.
.
.
Di sebuah ruangan seorang pemuda yang berbaring di kasur membuka mata dengan linglung
" ah dimana aku " gumam pemuda itu menatap sekitar dengan tatapan familiar tatapan matanya jatuh kepada kalender yang bertulis 1990
Mata cheng Hua berbinar melihat bahwa dia telah kembali sebelum pernikahannya dengan yeri sekitar 1 minggu lagi membuat cheng bangkit dengan tergesa-gesa melihat sekeliling dengan tatapan bingung walaupun rumah ini terbuat dari ubin tapi beberapa perabotan telah di ambil oleh kerabat sejak ayah cheng meninggal
Mengingat kerabatnya yang haus darah membuat cheng pusing!!!
Ding Host Terdeteksi....
Memuat 1%, 25%, 66%, 78%, 88%,100%
Berhasil Memuat.....
Salam Kepada Host Saya Adalah Sistem Supermarket .
" sistem supermarket ? "
Iya host, sistem ini dapat membantu kebutuhan pangan anda diera ini
" benarkah itu bagus "
Sihlakan Liat Layar Sistem , Semua Barang Yang Dibutuhkan Tersedia Jika Hari Besar Akan Banyak Diskon Untuk Host
Cheng melihat semua barang sehari-hari yang jual dengan harga yang tertera tapi poinnya 0
" bagaimana cara meningkatkan poin "
Host hanya perlu menjual barang dan mendapatkan poin untuk membeli barang yang ada di sistem
Cheng melihat sekeliling apa yang harus di jual kepada sistem tatapanya jatuh ke koran-koran bekas di sudut rumah
" sistem pindah ini "
Ding Mulai Memindai Koran Tahun 1989 Seharga 5 Yuan
Cheng langsung berbinar binar mulai menekan tombol jual selalu itu koran bekas yang didepan cheng mulai menghilang seperti terseram ke udara . Melihat poin yang yang terisi hati cheng bahagia siapa sangka koran yang tidak diinginkan terjual banyak uang.
Mata cheng berbinar binar mulai melihat sekitar mencari barang-barang yang bisa dijual
Selama sore itu cheng menjual beberapa benda yang ada di rumah hati cheng gembira melihat poin semakin banyak
20 yuan membuat hati cheng berbunga-bunga mulai melihat beberapa barang dengan gembira apalagi di era ini jika ingin membeli sesuatu harus mempunyai tiket yang sangat langka untuk orang petani seperti cheng tapi dengan sistem kebutuhan itu terpenuhi. Cheng semakin percaya diri mampu membuat yeri bahagia
Puas melihat sistem cheng membeli roti daging seharga 15 sen cheng membeli 4 roti daging dengan lahap mengisi perut yang sudah kosong itu. Setelah makan cheng pergi memasak air panas untuk mandi
.
.
.
.
Keesokan harinya
Pagi yang cerah cheng bangun lebih pagi membeli roti daging 2 untuk sarapan selesai makan cheng langsung bergegas pergi ke tim
" paman li " sapa cheng mengantri mendapatkan tugas dari tim
" cheng hari ini kau bertugas membajak lahan "
Cheng mengangguk berterimakasih kasih langsung mengambil cangkul mulai pergi ke lahan yang telah di atur oleh tim. Tiba di lahan sawah cheng melihat calon ibu mertua dan ayah mertua
" paman, bibi " sapa cheng tersenyum matanya menatap dengan tatapan penyesalan apalagi mengingat mereka tidak pernah menyalahkannya malah diam-diam membantunya
" cheng bagaimana kabar mu " paman Yecheng tersenyum melihat calon menantunya
" paman aku baik, bagaimana dengan yeri "
" uh anak ini hanya menanyakan calon menantunya " goda ibu yeri tersenyum
Cheng malu " bibi "
" hahaha bibi tidak akan mengoda lagi, yeri baik dia akan datang membantu agak siang " ibu yeri tersenyum puas melihat calon menantunya memperhatikan putrinya
Cheng mengangguk tidak menunda-nunda lagi mulai bekerja dengan keras bahkan para bibi yang berada di sekitar lahan cheng mau tidak mau berseru kagum dengan kekuatan fisik cheng hingga suara lonceng brigadir berbunyi baru setiap orang boleh beristirahat begitu juga cheng yang telah selesai membajak sawah ikut duduk di bawah naungan pohon
" yo cheng " panggil zhang mu
" Zhang mu sudah lama tidak melihat mu " ujar cheng
" ah jangan dibahas jika bukan karena ibu ku ingin aku menikah aku tidak akan dipaksa ikut kencan buta " gerutu Zhang mu
" hahaha aku berharap bibi hua bisa menemukan menantu secepatnya "
" jika ibu ku samapai menemukan menantu yang cocok aku akan mati " Zhang mu dramatis
" kau belum menemukan wanita yang kau suka jika kau sudah menemukannya kau akan melakukan segalanya untuknya " jelas cheng tersenyum bijaksana
Mata cheng tiba-tiba mengunci sosok wanita dari jauh dia adalah yeri, yeri mengunakan baju abu kebesaran untuk menutupi pertumbuhan buah di dadanya , zaman ini para ibu mertua lebih memilih menantu yang gemuk atau yang pinggulnya besar yang cocok untuk melahirkan anak. Sedangkan yeri akan dianggap vixen oleh beberapa bibi
" saudara cheng " suara lembut memasuki indra pendengaran cheng, cheng menatap wajah gadis itu yang merona malu
" yeri "
" saudara apa kau haus mari minum dulu " yeri dengan perhatian memberikan ketel pada cheng
" hemm liat putri kita jika sudah melihat cheng akan melupakan orang tuanya " goda ibu cheng
" ibu " yeri malu melihat itu cheng tersenyum
" paman, bibi minum " cheng dengan sopan memberikan kepada calon mertuanya
Ibu cheng tersenyum " liat bagaimana menantu kita lebih baik dari pada putri kita "
Yeri semakin malu tapi cheng bahagia melihat wajah yeri diam-diam membeli telur dari sistem kemudian memasukan kedalam tangan yeri
Yeri kaget melihat telur itu karena era ini telur sudah sangat mewah
" makan " satu kata dari cheng membuat yeri senang
Setelah memberikan telur bell berbunyi cheng langsung bangkit ke lahan keluarga ye , ibu dan ayah yeri yang melihat cheng berada di lahannya terkejut
" cheng apa yang kau lakukan " ibu yeri bingung
" bibi biar aku datang membantu kau bisa duduk bersama yeri " cheng tersenyum
" cheng tidak usah kau bisa istirahat "
" bibi aku mohon "
Melihat tatapan tegas cheng, ibu yeri terpaksa kembali ke sisi yeri dan cheng bersama ayah yeri mulai membajak sawah
Dibawah naungan yeri masih diam-diam tersenyum melihat telur di tanganya membayangkan ini pemberian calon suaminya membuat dia semakin tersipu malu, tentu saja tindakan itu diliat oleh ibu yeri
" apakah telur itu pemberian cheng " tanya ibu yeri, dengan malu-malu yeri mengangguk
" ibu telur " yeri menyerahkan satu telur kepada ibunya
" tidak itu pemberian suami jadi kau dapat memakannya, ibu senang ciuman bayi ini tidak salah " ibu yeri tersenyum melihat calon menantunya sangat menyanyangi putrinya
Yeri juga senang tapi melihat ibunya tersenyum main-main padanya membuat dia semakin menundukkan kepala malu
Karena kecepatan cheng pembajakan sawah yang perlu dua hari selesai dalam satu hari, ayah yeri merasa malu melihat lahannya hampir semuanya telah di selesaikan oleh calon menantunya kemudian melihat lahan putranya dengan tatapan jijik
Selesai menanam cheng dan yeri pulang bersama-sama sesekali yeri bercerita tentang pernikahan sepupunya dapat cheng liat dari matanya yang penuh harapan membuat tekad cheng menghasilkan uang membara
Didepan pintu rumah keluarga ye cheng mengengam tangan yeri setelah kedua orang tua yeri masuk lebih dulu
" yeri aku pasti akan membuat pernikahan yang indah untuk mu "
Jantung yeri berdetak melihat keseriusan dimata cheng " aku mengerti " yeri tersenyum percaya pada cheng
Cheng menggenggam tangan yeri dengan erat dengan enggan cheng melepaskan genggaman itu sebelum para warga desa melihat karena zaman ini kedekatan pria dan wanita masih ketat . Meminta yeri masuk lebih dulu baru kemudian cheng pulang
Dibelakang pintu yeri memerah malu
' ahahah saudara cheng mengenggam tangan ku ' batinya berteriak senang.
Tanpa sadar ibu dan ayah yeri melihat itu kemudian saling memandang dengan senyuman di wajah mereka, mereka bukan bahagia karena cheng akan memberikan pernikahan yang bagus tapi karena cheng mencintai putri mereka dan siap melakukan apapun itu sudah cukup untuk mereka
Disisi lain cheng memikirkan ide untuk menghasilkan uang dari menjual barang sistem memikirkan ide cheng akan pergi ke gunung mengunakan berburu untuk menutupi sistem untuk saat ini, kembali ke rumah mengambil keranjang cheng langsung pergi ke gunung berjalan semakin dalam cheng menemukan beberapa tanaman seperti tanamam obat, rempah dan bunga anggrek
Cheng tercengang melihat anggrek terjual dengan harga 25 yuan yang sangat mahal untuk satu anggrek
Mata cheng berbinar langsung membeli senter berjaga jika pulang malam, dengan hati senang cheng mulai mengambil anggrek dengan senang hati dan memegangnya seperti harta karun
Tak sangka cheng telah mendapat 100 anggrek melihat poin sistem hati cheng berbunga-bunga
Membeli gading kelinci 2 dan rusa untuk dijual ke kota meletakkan didalam keranjang cheng langsung menutupi dengan sayuran liar. Turun dari gunung hari telah gelap dan warga desa telah mematikan lilin hanya senter cheng yang menjadi Penerang dijalan gelap itu sesekali anjing berbunyi saat cheng lewat
Sampai dirumah cheng meletakkan daging itu di dapur tidak lupa mengunci jendela dan pintu.
Melihat semua beres cheng pergi membersihkan diri dan kembali ke kamar istirahat
.
.
.
Kukuruyuk
Suara ayam membangunkan cheng tapi kali ini cheng bangkit dengan suasana segar bahkan saaat membawa keranjang besar di punggungnya cheng tidak merasakan berat langsung bergegas ke kapten meminta surat pengantar ke kota
" paman li "
" cheng kenapa kau tidak beristirahat di rumah " ujar paman li tersenyum , paman li adalah kapten brigadir sekaligus sahabat ayah cheng
" paman aku ingin ke kota "
" ke kota??? " paman li menatap cheng dengan tatapan bingung
" iya paman aku berencana menjual sayuran liar " cheng tidak menyembunyikan niatnya menjual ke kota
Paman li mengangguk membuatkan surat pengantar " paman tidak tau apakah ada orang kota yang ingin sayuran liat tapi berhati-hati lah " suara paman li menasihati cheng
Cheng mengangguk menerima niat baik kapten
Setelah meminta surat pengantar cheng bergegas ke rumah paman du karena hanya paman du yang memiliki kereta keledai yang mengangkut barang atau orang ke kota kalau berjalan butuh waktu lama untuk sampai di kota tarif yang diambil bolak-balik hanya 3 sen sampai disana sudah beberapa orang naik
" paman du "
" ohh cheng apa kau akan ke kota "
" iya aku berniat menjual barang "
Paman du dengan ramah menyuruh cheng naik karena kereta akan berangkat
cheng naik dan duduk dibelakang paman du disamping cheng ada bibi wu
Dia melirik keranjang cheng dengan penasaran tentu saja itu semua di liat cheng tapi cheng pura-pura tidak liat bersandar ke belakang memejamkan mata seperti tidur padahal cheng sedang berbicara dengan sistem
Bibi wu melihat cheng memejamkan mata mengulurkan tangan ingin membuka penutup keranjang cheng . Tanganya langsung dial tepis dengan kasar
" apa yang kau lakukan? " suara cheng dingin menatap tajam ke arah bibi wu
Bibi wu ketakutan tapi pura-pura berani " ya apa masalahnya aku hanya ingin melihat "
" apakah kau tidak malu di usia tua sibuk dengan barang milik orang tanpa izin " cheng menatap dengan dingin
" ya orang lain apa aku adalah bibi mu "
Cheng menatap dengan jijik " jangan buat aku mengingatkan mu, di hari ayah ku meninggal kalian membawa semua barang keluarga ku dan memutuskan hubungan " aura cheng seperti siap membunuh membuat bibi wu ketakutan
Paman li yang melihat itu menatap bibi wu dengan tidak sedap " ya apa yang kau lakukan jangan membuat keributan " teriak paman li
" cheng jangan mengurus perempuan tua itu " paman li adalah salah satu orang yang ayah cheng dulu bantu karena itu saat pemutusan hubungan paman li lah yang membantu cheng..
Bahkan beberapa orang di kereta menatap bibi wu dengan tidak sedap dipandang
Melihat banyak mata melihatnya bibi wu diam tapi mulai menghitung cheng dihatinya....
Cheng menghormati paman li jadi tidak memperpanjang masalah memperbaiki kembali kain yang menutupi keranjang. Bibi wu melihat itu mengeretakan gigi
' pasti ada hal baik di dalamnya ' batinya melirik terus keranjang cheng
Selama perjalanan mata bibi wu terus melihat keranjang cheng tapi tidak bisa berbuat apa-apa, cheng hua tidak peduli setelah tiba di kota langsung membayar paman li 4 sen . Cheng langsung bergegas ke agen pemasokan tempat menjual daging
" paman apa kau ingin membeli daging " tanya cheng sopan memperlihatkan daging dalam keranjangnya
Paman penjual menatap cheng dengan berbinar binar " aku beli berapa yang kau inginkan untuk setiap pon "
" paman kau bisa memberikan aku harga " cheng tersenyum
" baik " paman mulai menimbang daging rusa dan daging kelinci
" 350 yuan " paman itu memberikan harga,cheng langsung Terima karena itu sudah sangat banyak untuk era ini.
" paman terimakasih "
" jangan sopan anak muda, jika kau memiliki daging bagus beri tau paman "
" pasti "
Melihat uang dan beberapa tiket ditangan hati cheng bahagia berjalan ke gang yang sepi cheng membeli dua kati daging, susu malt, dan krim kerang sebenarnya cheng ingin memberikan krim salju tapi tidak mungkin tiba-tiba dia memberikan barang mahal kepada yeri yang akan membuat calon mertuanya curiga
Kembali ke tempat paman du menunggu mereka cheng langsung duduk ke tempat awal hingga satu persatu datang barulah paman du berjalan kembali ke desa, sepanjang jalan bibi wu terus melihat tas kecil yang dibawa oleh cheng dengan tatapan serakah. Sampai di desa cheng pamit kepada paman du langsung ke rumah keluarga ye
Tok tok tok
Sampai di pintu cheng mengetuk pintu tak lama sosok yang di kenali muncul
" saudara cheng ayo masuk " suara gembira gadis itu membuat cheng tersenyum
Cheng mengangguk masuk ke dalam , yeri membawa cheng ke ibu dan ayahnya
" bibi, paman " sapa cheng melihat kedua orang tua cheng sedang duduk di halaman
" oh cheng kemari duduk lah " bibi ye sangat semangat
" yeri buatkan cheng air gula "
" bibi tidak usah repot-repot " cheng berusaha menolak tidak mau merepotkan calon istrinya
" anak ini tidak ada yang repot "
Yeri mengangguk mendengar ibunya langsung ke dapur membuatkan minum .
Cheng akhirnya mengalah dan menerima kasih sayang mereka " paman, bibi aku membawa kan mu sesuatu "
" anak ini kenapa kau begitu sopan " bibi ye pura-pura marah
Paman ye juga mengangguk setuju dengan istrinya menurutnya keluarga tidak perlu sopan
" paman, bibi ini adalah hati ku jadi Terima lah " cheng menyodorkan tas kecil yang dia bawa
Melihat tekad anak itu bibi ye tersenyum menerima pemberian calon menantunya melihat isinya bibi ye terkejut semua ini sangat mahal, melihat reaksi istrinya paman ye juga terkejut dengan pemberian calon menantunya
" katakan dari mana kau dapat uang cheng " paman ye meminta penjelasan
" paman jangan khwatir aku hari ini pergi ke kota menjual hasil buruan, "
Paman ye melihat mencoba mencari kebohongan tapi tidak menemukannya " jangan membeli untuk kami simpan uang mu "
Cheng tersenyum berkata " paman bukan kah kita keluarga jadi aku akan membeli untuk keluarga ku sendiri "
Paman ye melihat bocah laki-laki didepannya dengan menghela nafas " dasar bocah nakal "
Cheng hanya tersenyum , bibi ye di samping merasakan senang bertekad memberikan pujian di depan putrinya supaya lebih memperhatikan cheng . Tak lama yeri datang membawa air gula
" saudara cheng minum " senyumnya malu-malu
Cheng menikmati perhatian calon istrinya mengangguk meminum tanpa sopan sama sekali
" cheng makan siang lah disini " ujar bibi ye
" bibi tidak usah aku akan makan di rumah saja " balas cheng
" tidak makan disini kau harus merasakan kerajinan bibi "
Melihat cheng akan membuka mulut berbicara, yeri langsung berkata " saudara cheng Terima saja, ibu memasak sangat enak " bujuk yeri dengan tatapan berharap
Melihat mata itu cheng tidak bisa menolak langsung setuju, yeri bersorak senang pergi bersama ibunya kedapur. Melihat itu paman ye tersenyum secara diam-diam melihat perilaku cheng kepada yeri
Disaat kedua wanita itu memasak, cheng dan paman ye berbicara tentang panen tahun lalu yang tidak menguntungkan tak terasa makan telah siap dan telah disajikan di atas meja begitu juga dengan kepulangan kakak yeri serta menantunya bersama anaknya.
" kami pulang ibu/ nenek " ucap mereka
Kakak yeri bernama Yaghong melihat cheng ada di rumah langsung menyapa adik iparnya " cheng kau disini "
" iya kakak "
Menantu Yaghong menatap cheng dengan tatapan serakah langsung berlari ke arah dapur " ibu apa yang masak , baunya sangat harum "
Ibu ye tidak terlalu dekat dengan menantunya ini " apa yang liat cepat bantu apakah kau hanya ingin bersantai santai "
Baiyong yang dimarahin malu langsung membawa piring ke meja tapi matanya menatap ke arah kompor
Ibu ye hanya menghela nafas mengutuk putranya yang tidak berbakti
" pak tua, cheng ayo makan "teriak ibu ye
Paman ye dan cheng berhenti berbicara bangkit ke meja makan, cheng duduk di samping yeri untuk keluarga kakak yeri ada di lain sisi
" cheng ayo makan " ibu ye langsung memberikan daging lemak yang sangat enak kalau untuk era sekarang
Melihat ibu mertuanya memberikan cheng daging lemak baiyong cemberut " ibu kenapa kau memberikan kamerad cheng daging lemak dan tidak cucu mu "
" apa yang kau proteskan, kalau bukan karena cheng membawakan daging apakah hari ini kita akan makan daging " gerutu ibu ye
Mendengar itu Yaghong langsung menatap menantunya dengan tajam, baiyong tidak berani berbicara lagi tapi hatinya tidak puas
Cheng hanya menatap tidak berbicara tentu saja menantu kakak iparnya ini adalah orang serakah dan tidak menyukai mertuanya yang baik serta lebih memiliki mensubsidi rumah keluarganya
" saudara cheng jangan di dengarkan makan lah " yeri berbisik takut cheng tidak enak
Cheng tersenyum meletakkan daging lemak itu ke mangkuk yeri " makan "
Yeri tertegun tapi melihat senyum cheng dia merasa malu
' tampan ' pikir yeri saat melihat senyuman itu
Cheng terkekeh kecil mulai makan sesekali memberikan daging ke mangkuk yeri tentu saja perilaku itu masuk kedalam mata orang tua yeri yang semakin puas dengan menantunya ini
Selesai makan sekarang cheng berada di depan pintu siap pulang " saudara cheng hati-hati "
" aku tau, ambil ini " cheng memberikan krim kerang
Yeri yang melihat krim kerang ditangannya terkejut dia sering menemani ibunya ke agen pemasok dan melihat krim kerang seharga 25 yuan
" cheng ini sangat mahal "
" tidak mahal sama sekali ini sepadan untuk calon menantu ku " ucapan cheng membuat yeri tersipu malu
" saudara cheng terimakasih " suara malu-malu dan lembut cheng membuat hati cheng bahagia
" tidak boleh berterimakasih kau mengerti, masuk dan istirahatlah "cheng tersenyum berbalik pergi
Yeri masuk kedalam dengan raut wajah gembira
Baiyong yang melihat adik iparnya bahagia langsung bertanya " yeri apakah cheng memberikan mu sesuatu yang bagus Hingga kau bahagia, cepat tunjukkan "
Yeri berhenti tersenyum menatap kakak iparnya dengan kesal " tidak ada "
" yeri kenapa kau begitu pelit biarkan kakak ipar mu melihat "
Baru saja yeri akan menjawab suara ibu ye terdengar " ya aku memelihara serigala bermata satu liat saja dia tidak masak, bahkan tidak mencuci piring " suara ibu ye keras membuat baiyong malu langsung pergi mencuci piring bukannya baiyong tidak pernah melawan malah dia pernah melawan ibu ye yang berakhir baiyong dipukul dengan sapu kenangan itu masih membekas di ingatannya.
Melihat baiyong pergi ibu ye langsung menarik putrinya kedalam kamar
" minum lah susu malt ini "
" ibu ini? "
" ini dibeli oleh cheng minum lah " mendengar itu yeri mengangguk meminum susu malt mulutnya pertama kali merasakan air yang sangat manis
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!