Kelima gadis-gadis manis nan cantik mendatangi sebuah cafe di dekat kampus mereka, Queenara Azwa Walters si wanita stylish yang anggun dan juga idaman seluruh pria di kampus itu tampak berjalan diantara empat gadis-gadis tersebut.
Mereka duduk bersama di dalam cafe itu, saling bercanda ria seperti biasa. Ya mereka memang senang sekali berbincang-bincang disana sehabis dipusingkan dengan mata kuliah.
"Guys, gue punya usul nih supaya makan siang kita kali ini lebih berwarna," seru salah seorang wanita, sebut saja Aulia.
"Hah? Usul apa tuh Aul? Yang bener ya, soalnya terakhir kali lu kasih usul tuh aneh-aneh mulu!" cibir Queen.
"Iya tuh, emang gak pernah bener lu kalo ngasih usul. Awas aja kalau kali ini usul lu gak bener juga," timpal Nina.
"Hadeh, belum didengerin udah protes aja. Gue jamin ide gue kali ini gak bakal mengecewakan kalian! Justru kalian pasti senang begitu dengar ide dari gue," ucap Aulia.
"Yaudah, cepetan lu bicara aja yang cepet dan jangan bertele-tele!" kesal Nina.
"Iya iya, sabar dong ini gue baru mau bicara! Jangan diselak terus!" ujar Aulia.
"Emangnya apa sih ide lu?" tanya Lova.
"Gimana kalau kita main tod?" Aulia menyampaikan usulannya kepada teman-temannya disana.
Sontak keempat gadis lainnya itu kompak saling menatap satu sama lain dengan mulut terbuka, mereka tak percaya jika Aulia bisa menemukan ide yang brilian kali ini.
"Wah, ini sih tumben banget lu kepikiran ide yang masuk akal dan gak aneh-aneh! Lo kok bisa mikir kayak gitu sih?" celetuk Queen.
"Yeh lu menghina gue banget kayaknya Queen! Gue gini-gini juga bisa mikir kali, lagian kita kan udah jarang banget main tod," ucap Aulia.
"Iya sih betul, tapi gak asyik kalau cuma main tod biasa mah. Harus ada tantangan yang lebih ngeri biar seru!" ujar Queen.
"Misalnya gimana tuh Queen?" tanya Nina.
"Nah gini, gimana kalau kita coba main dare or money? Jadi, misalnya ada yang gak mau jalanin dare nya, dia harus bayar ke kita sebesar lima ratus ribu," jelas Queen.
"Hah lima ratus ribu? Buset dah, itu mah buat makan gue lima hari Queen! Mahal banget tau!" ucap Aulia terkejut bukan main.
"Tau ih, mentang-mentang anak orang kaya, kasih tantangan seenaknya aja lu! Jangan gitu dong Queen, kita keberatan tau!" protes Lova.
"Oke oke santai! Kalau kalian gak mau bayar lima ratus ribu, yaudah lakuin dare nya dong!" ucap Queen.
"Oke setuju! Tapi khusus lu, kita gak mau dibayar pakai uang. Lo itu kan orang kaya, jadi lu harus lakuin semua dare nya apapun itu dan gak boleh keluarin uang lu!" ucap Aulia.
"Huft, iye iye.." Queen menghela nafasnya, pasrah saja mengikuti perkataan sahabatnya itu.
Lalu, Aulia pun mulai mengambil ponselnya untuk digunakan sebagai alat dalam permainan kali ini, agar memudahkan mereka menentukan siapa yang harus melakukan dare.
"Nah, kita pake ini aja ya buat muternya?" usul Aulia.
"Boleh boleh," yang lain mengangguk saja.
Aulia pun memutar ponselnya, dan berhenti tepat menunjuk ke arah Dinda berada. Tentu saja gadis itu terkejut karena dia kebagian yang pertama.
"Hahaha, kena lu Dinda! Sekarang lu pilih, mau ikut tantangan dari kita atau bayar uang lima ratus ribu ke kita berempat?" ujar Lova.
"Eee ya jelas gue pilih tantangan lah! Gue mana punya uang sebanyak itu?" jawab Dinda.
"Okay, pilihan yang bagus! Kalo gitu sekarang lu samperin tuh mas-mas pelayan disana, terus minta nomor dia sampai dikasih!" ucap Aulia. "Gimana? Pada setuju kan sama tantangan yang gue kasih ke Dinda?" sambungnya.
"Bagus juga tuh ide lu, gue ngikut aja deh! Kapan lagi kan ngeliat Dinda godain cowok?" ujar Lova.
"Nah iya tuh, gue juga setuju!" sahut Nina.
"Lo gimana Queen?" tanya Aulia.
"Gue ngikut aja," jawab Queen santai.
"Yaudah, sekarang lu cepetan gih minta nomor mas-mas pelayan itu!" suruh Aulia.
"Ih gak ada yang lain apa?!" ucap Dinda.
"Gak ada Dinda, semuanya udah pada setuju. Cepet ah lakuin dare nya atau lu harus bayar lima ratus ribu ke kita!" tegas Aulia.
"Ish nyebelin! Iya deh iya, gue lakuin. Awas aja lu Aul, gue bakal kasih dare yang menyusahkan buat lu nanti!" geram Dinda.
"Hahaha, udah ah cepet jangan kelamaan ngomong!" pinta Aulia.
"Bawel lu!" Dinda langsung berdiri dan menghampiri pelayan pria disana.
Sementara yang lainnya tetap menunggu di tempat sembari memperhatikan aksi Dinda kali ini, bahkan tak lupa Aulia juga merekam kejadian itu.
Tak lama, akhirnya Dinda kembali ke meja setelah berhasil mendapatkan nomor si pelayan dengan mudahnya.
"Nih, gue dapet nomornya!" ucap Dinda dengan bangga.
"Widiw keren banget lah sohib gue ini! Yaudah, kita lanjut yuk! Sekarang giliran lu yang muter Din!" ucap Aulia.
Dinda mengangguk, kemudian memutar ponsel milik Aulia itu. Dan sialnya, ponsel itu tepat mengarah pada Queen yang sedari tadi hanya diam.
"Ahaha, kena lu Queen!" ucap Aulia heboh.
"Ih sialan banget! Kok gue sih?!" protes Queen.
"Mungkin udah takdir Queen, ayolah gapapa sekali-kali lu juga harus kena!" ujar Lova.
"Iya Queen, santai aja rileks!" ucap Dinda.
Queen mulai merasa tidak enak ketika empat sahabatnya itu saling melirik satu sama lain seakan mempunyai ide yang buruk untuknya.
"Ih kalian ngapain sih lirik-lirikan begitu? Udah cepet, gue disuruh apa nih?!" kesal Queen.
"Hehe, gak sabar ya? Santai dong, kita kan mau diskusi dulu!" ucap Aulia.
"Kalau lama gue udahan nih," ancam Queen.
"Dih mana bisa gitu? Kalo lu kabur, kita bakal kejar lu sampe ke ujung dunia sekalipun!" ujar Nina.
"Sialan lu semua!" umpat Queen.
"Oke! Kita udah sepakat nih, ingat ya Queen lu harus lakuin dare dari kita dan gak boleh bayar pake uang apalagi kabur!" ucap Aulia.
"Iye iye, cepetan ah bilang aja! Gak ada tantangan apapun di dunia ini yang menakuti seorang Queenara putri Salman Walters!" sombong Queen.
"Iyain aja deh biar senang, awas ya kalo lu nanti jerit-jerit minta ganti tantangan!" ujar Nina.
"Gak bakal, udah ah jangan kelamaan!" kesal Queen.
Nina melirik Aulia bermaksud meminta gadis itu untuk mengatakan dare kali ini kepada Queen.
"Nah Queen, sesuai kesepakatan kita, lu harus ciuman sama cowok random di cafe ini selama lima menit!" jelas Aulia.
"Hah? Apa?? Gila kali lu! Gak mungkin lah gue ciuman sama cowok random!" kaget Queen.
"Loh loh, tadi katanya gak ada yang menakuti seorang Queenara. Kok sekarang lu malah ketakutan gitu sih?" ejek Lova.
"Ya gak gitu juga kali, mana berani gue ajak ciuman cowok random gila?!" ujar Queen.
"Tenang aja Queen! Lo itu kan cantik, idaman cowok-cowok di kampus juga. Gue yakin cowok manapun gak bakal nolak kalo diajak ciuman sama lu," ucap Aulia.
Queen terdiam sejenak, sebelum akhirnya memutuskan untuk menerima tantangan itu.
"Iya deh, gue terima tantangan kalian! Tapi, siapa cowok yang harus gue ajak ciuman sekarang?" tanya Queen.
"Eee.." keempatnya kompak celingak-celinguk mencari lelaki yang pas untuk dicium oleh Queen.
"Nah, cowok yang disana tuh!" jawab Aulia seraya menunjuk ke arah lelaki tampan dengan style mewah yang tengah duduk sendiri di depan sana.
"Apa? Cowok itu? Yakin kalian?" ujar Queen.
"Iyalah, soalnya cuma dia yang sendirian disini. Emangnya lu mau ciuman sama pacar orang, ha?" ucap Nina.
"Ih ya enggak lah! Tapi, cowok itu kayaknya bukan orang biasa deh. Kalo dia gak terima dan tuntut gue gimana nanti?" ucap Queen cemas.
"Ah elah Queen, ayo dong sportif jangan ngelak mulu!" kesal Nina.
"Tau nih, cepetan lu ajak cowok itu ciuman! Kalau enggak, lu kita anggap cupu!" timpal Dinda.
"Emang biadab lu semua tau gak?! Oke gue mau ciuman sama dia, tapi waktunya kurangin ya jadi dua menit?" ucap Queen.
"Dih biji mata lu dua menit! Lima menit itu udah paling pas, gak ada tawar menawar, emangnya lu kira di pasar!" ucap Aulia.
"Pelit banget lu! Tiga menit deh, please ya!" paksa Queen.
Setelah berunding, akhirnya keempat gadis itu setuju untuk mengurangi waktu ciuman Queen menjadi tiga menit.
"Yaudah, tiga menit deh. Udah buruan samperin tuh cowok!" ucap Aulia.
Dengan nafas berat, Queen bangkit dari duduknya dan menatap ke arah pria tampan yang akan dia ajak berciuman kali ini.
"Lumayan juga tuh cowok, gak rugi deh kalo gue ajak dia ciuman mah," batin Queen.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
Setelah berunding, akhirnya keempat gadis itu setuju untuk mengurangi waktu ciuman Queen menjadi tiga menit.
"Yaudah, tiga menit deh. Udah buruan samperin tuh cowok!" ucap Aulia.
Dengan nafas berat, Queen bangkit dari duduknya dan menatap ke arah pria tampan yang akan dia ajak berciuman kali ini.
"Lumayan juga tuh cowok, gak rugi deh kalo gue ajak dia ciuman mah," batin Queen.
"Ayo Queen cepetan!" ujar Lova.
"Berisik lu!" kesal Queen.
Queen pun mulai melangkah mendekati pria tersebut, akan tetapi langkahnya tiba-tiba terhenti saat pria itu juga bangkit dari duduknya.
"Hah? Mau kemana tuh cowok?" lirihnya. Ia menoleh ke arah teman-temannya, dan mereka semua kompak menyuruh ia untuk mengejar lelaki tersebut.
Karena tak ada pilihan lain, Queen pun terpaksa mengikuti kemana lelaki itu pergi.
Aulia serta yang lainnya juga tampak mengikuti Queen dan menatap dari jauh untuk menyaksikan apakah Queen melakukan tantangannya atau tidak.
Queen kembali menghentikan langkahnya ketika menyadari lelaki itu masuk ke dalam toilet, tentu saja dia tak mungkin ikut masuk kesana.
"Duh, gimana ini ya? Dia pake ke toilet segala lagi, masa gue harus ngikut masuk?" gumamnya.
Tapi tak lama, pria itu keluar dari dalam toilet. Queen yang melihatnya pun tersenyum, lalu mendekati pria itu.
"Hai!" Queen menyapanya sambil tersenyum genit.
"Kamu siapa? Apa kita saling kenal?" tanya si pria sembari menatap tubuh Queen dari atas sampai bawah dengan menelisik.
"Eee enggak sih, tapi kan kita bisa kenalan sekarang. Sekalian gue juga ada yang mau diomongin sama lu, bisa kan?!" jawab Queen.
"Ngomongin apa? Saya gak punya banyak waktu buat ladeni kamu, jadi ayo cepat bicara!" ucap si pria.
"Okay! Jadi gue itu mau..." Queen sengaja menggantung ucapannya agar pria itu penasaran. Benar saja, si pria tampak bingung dan membuka mulutnya walau sedikit.
Tanpa menunggu lama, langsung saja Queen meraup bibir si pria sembari mendorong tubuhnya ke tembok.
Pria itu hanya bisa diam mematung merasakan bibirnya dilahap oleh wanita yang tidak ia kenali, ini memang kali pertama dia merasakan ciuman.
Entah terbawa suasana atau apa, tiba-tiba pria itu membalik tubuh Queen tanpa melepas penyatuan bibir mereka sehingga kini Queen lah yang menempel di tembok.
Queen sedikit terkejut, namun dia membiarkan saja pria asing yang belum dikenalnya itu melahap bibirnya secara rakus.
Bahkan dengan berani, pria itu juga mengusap bongkahan kembar milik Queen yang lagi-lagi membuat Queen melotot.
"Mmhhh apa-apaan cowok ini?!" batinnya.
Menit demi menit berlalu, si pria nampaknya makin menikmati perpaduan itu. Sampai akhirnya ponsel milik Queen berbunyi.
Tit tit tit...
Sontak Queen langsung melepas bibirnya, membuat si lelaki menatapnya kecewa.
"Oke selesai, thanks ya!" ucap Queen tanpa rasa bersalah.
"Hey! Apa maksud kamu bicara begitu?" tanya pria itu kebingungan.
"Ya terimakasih aja! Soalnya tadi lu udah mau bantu gue selesaiin tantangan dari teman-teman gue," jawab Queen dengan santainya.
"Apa? Tantangan? Jadi, tadi itu..."
"Iya benar, gue cuma mau lakuin dare dari teman gue buat cium lu selama tiga menit. Hehe, jangan baper ya!" potong Queen.
Setelah mengatakan itu, Queen pun kembali ke tempat teman-temannya berada, meninggalkan si pria yang masih terdiam kaku sembari memegangi bibirnya.
"Awas kau sialan...!!"
•
•
Queen terduduk di tempatnya, mengusap dada merasa lega karena telah berhasil menjalankan tantangan dari teman-temannya.
"Huh akhirnya kelar juga! Sempat panik banget gue tadi waktu tuh cowok pegang-pegang dada gue, untung keburu tiga menit," ujar Queen.
"Hahaha, terbawa suasana kayaknya dia. Parah lu main ditinggalin gitu aja, kecewa tuh dia!" ucap Aulia.
"Iya Queen, lihat aja tuh dia masih tatap lu terus kayak gitu!" timpal Lova seraya menunjuk ke arah pria yang tadi berciuman dengan Queen.
"Ah gue gak perduli! Udah yuk lanjut main lagi!" ucap Queen.
"Oke!" ucap mereka serentak.
Kelima gadis cantik itu pun kembali melakukan permainan truth or dare mereka, untungnya Queen tidak terkena lagi dalam sepuluh kali putaran ponsel tersebut.
Hari mulai gelap, mereka pun memutuskan menyudahi permainan itu dan pulang ke rumah masing-masing.
Queen membawa mobil sendiri, dia memang tidak suka diantar jemput seperti teman-temannya itu. Ya Queen adalah gadis mandiri yang tidak mau diatur-atur oleh siapapun termasuk orangtuanya.
"Guys, gue cabut duluan ya? Bye, see you tomorrow!" ucap Queen.
"Sip Queen, hati-hati lu!" ujar Nina.
Queen bergegas melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, tanpa sadar ada seseorang mengikutinya dari belakang.
"Ikuti mobil itu!"
"Baik pak!"
Queen menyetel musik cukup keras, itu memang kebiasaan Queen saat di mobil. Ia menambah kecepatan mobilnya menjadi seratus kilometer per jam, karena kebetulan jalanan sedang sepi.
"Woohoo happy banget gue hari ini! Jadi gak sabar deh buat besok!" ujarnya.
Tiba-tiba saja Queen dikejutkan saat sebuah mobil menyalipnya dari samping lalu berhenti di depannya begitu saja.
Ciiitttt...
Dengan cepat Queen langsung menginjak rem, tubuhnya terdorong ke depan dan terbentur gagang setir.
"Awhh!! Mobil siapa sih itu? Sialan banget!" umpat Queen di dalam mobil.
Gadis itu memilih keluar dan melabrak pemilik mobil yang berhenti sembarangan itu, dia sudah dikuasai oleh emosi sehingga tidak bisa berpikir jernih.
"Woi keluar lo! Tunjukin muka lo di depan gue sini!" sentak Queen sembari mengetuk kaca mobil itu.
Perlahan kaca mobil bagian belakang terbuka, menunjukkan sosok pria tampan dengan kacamata serta tuxedo melekat di tubuhnya, Queen pun beralih menatap kesana untuk berbicara dengan si pemilik mobil.
"Heh! Lo mau apa sih?! Ngapain lo cegat mobil gue?!" kesal Queen.
Pria itu melepas kacamatanya, tersenyum seringai ke arah Queen tanpa berkata apapun. Itu saja sudah membuat Queen menganga lebar.
"Hah?! Elo??" Queen terbelalak mengetahui pria yang di dalam itu sama persis dengan pria di cafe sebelumnya.
"Iya, ini saya. Perkenalkan, saya Bryce Jeevan Ivander. Orang-orang bisa memanggil saya dengan sebutan, tuan Jeevan. Siapa nama kamu gadis cantik?" ucap si pria mengenalkan dirinya.
"Lo mau ngapain cegat gue? Mau marah soal kejadian di cafe tadi ya? So-sorry deh, gue gak ada maksud buat bikin lu kesel!" ujar Queen terbata-bata.
"Kenapa? Kok kamu jadi kalem gini? Saya suka lihat kamu yang tadi, ayolah tunjukkan aja sikap asli kamu di depan saya!" ucap Jeevan.
"Apaan sih?! Gue serius tau, gue minta maaf soal tadi! Kalau lo masih belum terima, yaudah lo bilang aja mau apa! Gue bakal turutin apapun yang lo mau," ujar Queen.
"Serius?" tanya Jeevan memancing.
"Iya, udah cepet lo bilang aja mau apa!" jawab Queen tegas.
Jeevan mendekati wajah Queen yang berada di luar jendela, membuat jantung gadis itu berdebar-debar tak karuan.
"Saya mau tubuh kamu, apa kamu bisa penuhi permintaan saya ini?" ucap Jeevan sensual.
Deg!
Seketika jantung Queen berhenti berdetak, tubuhnya menegang entah kenapa saat Jeevan mengatakan itu.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
Queen tiba di rumahnya pukul sepuluh malam, dia melangkah perlahan agar tidak mengganggu penghuni rumah yang sudah tertidur.
Namun naasnya, Queen justru berpapasan dengan sang ayah, Salman Walters yang kebetulan juga baru pulang bekerja.
Sontak saja Queen terkejut, dia khawatir papanya itu akan memarahinya karena pulang terlalu larut. Ya bisa dibilang Salman adalah tipe ayah yang suka mengekang anaknya, dia beralasan tak ingin putrinya terluka di luar sana.
"Darimana saja kamu Queen? Kenapa kamu baru pulang semalam ini?" tanya Salman dingin.
"Duh, papa gimana sih?! Aku ya abis kuliah dong, tadi pagi kan aku pamitnya sama papa begitu. Masa papa udah lupa aja? Ohh, pasti gara-gara banyak pikiran ya?" jawab Queen berusaha santai.
"Kuliah apaan yang dari pagi sampai selarut ini? Jangan kira kamu bisa bohongi papa semudah itu ya Queen! Jujur sama papa, kamu darimana!" sentak Salman emosi.
"Eee i-i-iya pa, maaf! Tadi emang abis kuliah aku itu mampir dulu ke cafe bareng teman, aku ngobrol lama disana sampai lupa waktu. Ya maklumlah pa namanya anak muda," jelas Queen.
"Kenapa kamu gak jawab begitu dari awal? Kamu ke cafe bareng teman atau pacar kamu, ha?" tanya Salman masih curiga.
"Hah? Temen kok pa, orang cewek semua. Aku mah kalo pacaran juga gak bakal ngajak temen kali, mending berduaan aja biar asik. Tapi sayang, pacar aku sibuk terus sih pa," jawab Queen.
"Ah udah, gausah pacar-pacaran segala! Kamu masuk kamar terus tidur sana!" ujar Salman.
"Huh iya pa iya," Queen mendengus pasrah, lalu melangkah menuju kamarnya dengan lemas meninggalkan papanya.
Setibanya di kamar, Queen melempar tasnya ke ranjang dan merebahkan tubuhnya dengan posisi tengkurap.
"Duh, kok kata-kata cowok tadi masih terus terngiang-ngiang ya di kepala gue? Kira-kira dia beneran apa enggak sih bilang begitu?" gumam Queen.
Gadis itu pun kembali mengingat apa yang terjadi antara dirinya dengan Jeevan di jalan tadi.
Flashback on
"Apaan sih?! Gue serius tau, gue minta maaf soal tadi! Kalau lo masih belum terima, yaudah lo bilang aja mau apa! Gue bakal turutin apapun yang lo mau," ujar Queen.
"Serius?" tanya Jeevan memancing.
"Iya, udah cepet lo bilang aja mau apa!" jawab Queen tegas.
Jeevan mendekati wajah Queen yang berada di luar jendela, membuat jantung gadis itu berdebar-debar tak karuan.
"Saya mau tubuh kamu, apa kamu bisa penuhi permintaan saya ini?" ucap Jeevan sensual.
Deg!
Seketika jantung Queen berhenti berdetak, tubuhnya menegang entah kenapa saat Jeevan mengatakan itu.
"Lo gila ya?! Gak ada permintaan lain apa selain tubuh gue?" sentak Queen.
"Cuma itu yang saya inginkan, gimana? Kamu mau kan? Ingat loh, tadi kamu bilang mau turutin apapun permintaan saya!" ujar Jeevan.
"Ya tapi gak gitu juga lah, itu sih sama aja gue jual diri ke lo! Tubuh gue ini cuma buat suami gue nanti, jangan sembarangan deh lo!" tegas Queen.
"Terserah kamu aja sih! Tapi, saya akan terus kejar kamu untuk mendapatkan apa yang saya inginkan. Kamu jaga-jaga aja ya cantik!" ucap Jeevan.
"Gue gak takut sama ancaman lo! Bokap gue itu orang besar, dia bisa bunuh lo kapanpun dia mau kalau lo macam-macam ke gue!" sentak Queen.
"Kita lihat saja nanti, siapa yang menang dalam permainan ini?!" ucap Jeevan mengeluarkan smirk nya.
Entah kenapa Queen merasa merinding melihat senyum di wajah Jeevan itu.
Flashback off
"Aaarrgghh dasar cowok mesum sialan!!" teriak Queen emosi, ia melempar buku novel ke sembarang tempat untuk melampiaskan emosinya.
Setelah itu, Queen pun berbaring terlentang dan menarik selimut. Ia mematikan lampu kamarnya, lalu perlahan memejamkan mata untuk melupakan semua yang terjadi.
•
•
Keesokan harinya, saat di kampus Queen menceritakan apa yang ia alami sewaktu perjalanan pulang kemarin.
Teman-temannya tersentak kaget mendengar apa yang dibicarakan Queen itu, tak ada yang menyangka jika Queen sampai dikejar-kejar oleh pria yang diciumnya di cafe kemarin.
"Lo serius Queen? Tuh cowok ngejar dan ngancam lo kemarin?" tanya Aulia terkejut.
"Iya guys, makanya gue masih takut sampe sekarang. Gimana coba kalau misal ucapan dia bukan gertakan semata? Gue gak mau tubuh gue ini disentuh sama dia, apalagi kalau dia ambil mahkota gue. Ih gak bisa bayangin deh gue!" jawab Queen.
"Lo yang sabar ya Queen! Mungkin tuh cowok terpesona sama tubuh lo gara-gara ciuman lo kemarin, jadinya dia ngejar-ngejar lo deh," ucap Lova.
"Ih ya itu dia, ini semua tuh salah kalian tau gak?! Coba aja kemarin kalian kasih tantangan yang masuk akal dikit, pasti gue gak akan panik kayak gini sekarang!" kesal Queen.
"Hehe, ya maaf dong Queen! Kita gak tahu kalau urusannya bakal jadi sepanjang ini, kan kita pikir setelah ciuman lo kemarin tuh cowok gak bakal bisa ancam lu kayak gini. Eh ternyata dia malah ngikutin lu semalam," ucap Aulia.
"Pokoknya gue gak mau tau, kalian berempat harus bantu gue buat menghindar dari tuh cowok!" ucap Queen.
"Iya iya, santai aja my Queen! Tapi, emang tuh cowok namanya siapa sih? Lo tahu gak?" tanya Nina.
"Dia kemarin sih ngenalin dirinya mister Jeevan," jawab Queen.
"Waw, namanya keren banget! Udah ganteng, kece, terus namanya bagus lagi. Kenapa lo harus takut sih Queen? Gue aja malah suka kalau cowok kayak dia ngejar-ngejar gue," ujar Lova.
"Dasar sengklek! Kalau dia cuma ngejar gue buat jadiin gue pacarnya sih gapapa, lah ini dia tuh mau skidipapap sama gue tau!" ucap Queen.
"Ya gapapa dong Queen, gue jamin lo gak akan nyesel serahin mahkota lo buat mister Jeevan! Orang dia ganteng," ucap Nina.
"Lo semua gak ada yang waras apa ya? Gue ini lagi ketakutan loh, bisa-bisanya kalian malah pada bilang kayak gitu! Emang teman gak ada akhlak!" kesal Queen.
"Iya iya, kita minta maaf ya Queen! Kita itu cuma mau hibur lu aja," ujar Aulia.
"Udah lah, gue mau tenangin diri dulu! Nanti kita kumpul lagi di tempat biasa," ketus Queen.
"Oke Queen!" ucap mereka serentak.
Queen pun melangkah seorang diri meninggalkan teman-temannya disana, dia berniat menenangkan hatinya yang sedang kalut setelah diancam oleh sang mafia besar kemarin.
Gadis itu mendudukkan tubuhnya di kursi panjang dekat kolam kampus, disana memang cukup ramai, tetapi Queen hanya terduduk sendirian sembari menopang dagunya.
"Ini semua di luar keinginan gue, kenapa sih gue harus berurusan sama tuh cowok? Ah sial banget emang nasib gue!" gumam Queen.
"Ehem ehem..."
Queen terkejut, matanya menyorot tajam ke arah pria yang tengah berdiri menatapnya dari samping.
"E-Lo?" ucapnya lirih.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!