...Selamat datang di karya pertamaku teman-teman happy reading ya....
☘️
☘️
☘️
“Satu kata, satu jiwa juara”
Begitulah suara teriakan yel-yel yang terus berkumandang sepanjang waktu selama masa orientasi mahasiswa baru 2011. Aku mahasiswa baru angkatan 2011, namaku Puspita Rahayu, berasal dari kota pinggiran, dan dari SMA biasah.
keberuntunganku yang luar bisa saat ini adalah aku bisa di terima di salah satu Universitas Negri di Malang melalui jalur undangan dan pastinya dengan bantuan beasiswa Bidik misi.
Bersanding dengan ratusan maba dari berbagai kalang membuatku “tersenyum” tak percaya, kalo aku bisa melanjutkan sekolah. Fakultas Pertanian dengan jurusan Agribisnis, tempat banyak orang-orang keren di sana.
Terlahir dari keluarga yang kurang beruntung dan berkasta rendah, Ibuku seorang asisten rumah tangga dan bapakku seorang kuli bangunan. Asupan makanan yang kurang bergizi membuatku tak tumbuh dengan berat badan yang ideal, tak apalah memiliki tubuh yang kurus dan pendek, tapi aku tetap memiliki wajah yang manis dan mengemaskan kata ibuku.
Setidaknya dengan memiliki wajah yang manis aku berharap di Malang kelak bisa mendapatkan jodoh orang kaya layaknya cerita - cerita di sinetron.
“Juara satu lomba menulis diary jatuh pada Puspita Rahayu “.
Terdengar suara pembawa acara pekan keakraban mahasiswa mengumumkan siapa pemenang lomba menulis diary. Ya selama masa orientasi ini kami maba mendapat tugas untuk menulis diary kegiatan kami selama pelaksanaan ospek baik di kampus maupun di luar kampus.
Luar biasa aku sangat terkejut, kenapa aku bisa menang padahal aku hanya menceritakan kegiatanku sepanjang hari saja, tanpa ada bumbu-bumbu di sana.
Apa yang membuat mereka para panitia tertarik pada kehidupan pertamaku selama beberapa hari di Malang ini.
Baiklah akan aku ceritakan, berasal dari keluarga yang kurang mampu tentunya membuatku mengalami beberapa kesulitan sebelum bisa berada di malang saat ini, aku berangkat dengan modal tekad yang kuat dan yakin serta ridho orang tua.
Dengan membawa rupiah yang tak seberapa, 500 ribu kala itu, berasal dari hasil patungan bapak ibu guruku SMA yang berbaik hati untuk memberikan aku uang saku. Agar aku tetap bisa melanjutkan sekolah, Bagiku uang 500 ribu sangatlah besar kala itu, namun setelah sampai di Malang ternyata oh ternyata 250 ribu ku gunakan untuk membayar kos, sisanya ku gunakan sebagai pegangan untuk bertahan hidup dan untuk keperluan ospek hingga masa beasiswaku bisa cair.
Tak seperti kebanyakan Maba pada umumnya yang pertama berangkat pindahan di antar orang tua atau keluarganya, aku berangkat seorang diri dengan hanya membawa satu tas ransel dan satu buah kresek merah yang berisi baju, perlengkapan sholat dan perlengkapan mandi.
Aku berangkat di antar bapakku dengan naik sepeda ontel untuk menunggu bus yang lewat. Jarak rumah ku dengan tempat bus lewat sekitar 5 km. Sambil naik sepeda ontel yang dibonceng bapak, ku pandangi hamparan sawah yang luas, aku berangan-angan saat kelak aku sudah lulus aku akan kembali ke tempat asal, menjadi seorang sarjana pertanian “petani milenial”,
Selama menunggu bus yang lewat bapak banyak memberi wejangan padaku.
“nak sepurane seng akeh ya, bapak ora bisa kasih uang saku yang banyak gawe awakmu, bapak ora bisa belikan seng pantes gawe kamu, bapak mung bisa berdoa mugi-mugi Gusti Allah memberi barokah, sehat serta rahmatnya untukmu”.
Sambil bapak terus mengelus-elus rambutku dan menepuk-nepuk pundak. Sudah kucoba untuk tak menangis tapi tetap saja butiran bening itu jatuh juga, tak mampu aku bendung. Aku terharu.
“Bapak aku berangkat dulu ya Assalamualaikum”
Sambil ku cium tangannya dan ku peluk tubuh bapakku yang hitam dan kurus karena terlalu banyak terkena sinar matahari
“Bapak doain aku ya”.
Aku pun naik ke dalam bus dan kulihat bapakku dari dalam bus yang melambai-lambaikan tangannya sambil terisak mengantarku keberangkatan ku.
“Aku harus kuat aku harus bisa”.
Begitulah kata-kata yang selalu aku tanamkan dalam hatiku.
Aku berangkat seorang diri, dengan membawa bekal yang tak seberapa, duduk sendiri di pinggir pintu bus, masih dengan terisak-isak, aku takut di tempat baru sendiri tapi aku harus berangkat dan memulai kehidupanku yang baru, untuk berjuang mengubah takdirku menjadi lebih baik.
Sesampainya di Malang, aku belum memiliki tempat tujuan untuk tingal, Aku seorang diri, benar-benar seorang diri tak ada sanak saudara, teman seangkatan yang satu sekolahku dulu, tak ada kakak tingkat dari SMA yang sama, aku pun tak mempunyai HP untuk bertukar komunikasi dengan teman-teman satu angkatan yg telah diterima.
"Ibu bapak sebenarnya aku takut untuk tinggal sendiri, aku belum terbiasa jauh dari keluarga, aku belum terbiasa melakukan semuanya sendri, tapi aku lebih takut kelak akan hidup miskin selamanya".
Berjalan dan terus berjalan, mencari tepat kos yang paling murah, ternyata susah sekali mencari tempat kos yang bisa bayar sewa untuk perbulan, rata-rata harus bayar 6 bulan atau bahkan satu tahun sekalian.
Hingga waktu menjelang pukul 21.00 ada satu rumah yang terbuka, ku datangi rumah itu dan akhirnya dengan negoisasi yang lumayan lama, pemilik rumah mengizinkanku untuk kos sebulan pertama disini.
Ternyata kebutuhan untuk ospek sangat banyak, aku harus membeli bebagai macam kertas-kertas, lem, pita-pita dan beberapa aksesoris baju, yang aku tak bawa dari rumah, bukan tak mau bawa hanya memang tak ada yang bisa di bawa.
Aku hanya membawa tiga steel baju atasan dan bawahan formal itupun rok bawahan seragam SMA, lagi-lagi tak apalah yang penting aku bisa kuliah, agar kelak bisa merubah kehidupanku yang sekarang menjadi lebih baik lagi.
Kerudung? Jangan di tanya, aku hanya membawa 3 warna.
Bukan tanpa alasan juga, kala itu kerudung belum banyak seperti sekarang, bagiku kerudung sesuatu yang sangat mahal yang belum bisa aku beli, jadi aku membawa kerudung seragam sekolahku waktu SMA “putih, biru dan coklat”.
“Sepatu?”
Kala itu aku memakai sepatu SMA ku yang warna hitam dengan bagian bawah sudah mulai terbuka jahitannya, seperti kelaparan begitu alasnya kalau di pake jalan bisa “mangap-mangap”. Sambil berjalan menyeret agar tak semakin lebar bagian yang sudah terbuka jahitannya.
Selama proses ospek Universitas maupun Fakultas yang berlangsung selama 1 minggu, aku mendapatkan makan siang nasi kotak dan snack beserta minumnya. Tentu aku sangat senang sekali bisa menghemat pengeluaran untuk makan selama beberapa hari ke depan.
Untuk sarapan, aku tak pernah sarapan selama masa orientasi Maba ini. Niatkan untuk berpuasa saja selain mendapat pahala dan berkah juga, lagi-lagi untuk menghemat.
Aku membeli permen tamarin satu bungkus besar seharga 5000 rupiah, digunakan untuk makan sahur selama beberapa hari, nasi kotak dan snack box yang aku dapat dari masa orientasi aku gunakan untuk berbuka puasa. Begitulah isi diary selama beberapa hari menjadi maba di Malang, hingga aku mendapatkan juara menulis diary terbaik dari panitia maba.
Bagaimana kelanjutan kisah ku di Malang? Yuk mari ikutin terus ceritanya. Angkatan 2011 mari berkumpul bersama.
“salam satu kata, satu jiwa Juara”
Di sinilah awal kisah di mulai.
Seminggu sudah acara penyambutan Maba berlangsung, dari hari pertama upacara hingga berbagai macam rangkaian acara, mulai dari pengenalan jurusan, pengenalan dosen-dosen, pengenalan UMKM dan masih banyak lagi.
Hari ini hari terakhir acara, hari terakhir pula dapat jatah makan siang yang bisa ku bawa ke kos sebagai makanan buka puasa huf. Seminggu di sini tak menjadikanku akrab pula dengan teman-teman seangkatan, aku terlalu minder dengan keadaanku, aku minder dengan penampilanku.
Pagi pun datang aku bergegas untuk segera mandi dan bersiap-siap untuk berangkat ke kampus. Ku pilih baju terbaik yang aku punya untuk gunakan di hari pertama kuliah.
Pilihan jatuh pada baju warna pink yang dibelikan ibuku ketika lebaran tahun lalu, baju pink dengan motif kotak-kotak dan ku padukan dengan rok satu-satunya yang ku punya yaitu rok hitam, rok yang masih sedikit basah belum kering karena habis ku cuci setelah kupakai saat ospek kemaren. Dipadukan dengan jilbab segiempat warna putih menuju kuning. Tentunya jilbab seragam hari senin Selasa saat SMA. Masih dengan sepatu dan tas yang sama. “Bismillah berangkat mencari ilmu gusti” ucapku dalam hati dengan penuh harap.
Aku adalah satu-satunya mahasiswi dari SMA ku yang bisa masuk di Universitas Negri di sini, sebelumnya belum ada sama sekali alumni dari SMA ku yang bisa diterima di sini.
“Baiklah mari mencari teman”.
Ucapku dalam hati sambil berjalan menuju kampus yang letaknya lumayan sedikit jauh dari tempat kos ku, berharap nanti bisa mendapat teman dikelas yang ramah, menyenangkan dan senasib tentunya.
Hari pertama di kelas cukup menyenangkan, ternyata teman-temannya juga asik meskipun dari segi penampilan aku jauh di bawah rata-rata. Mata kuliah pertama juga menyenangkan, tidak terlalu berat yang di bahas hanya pengenalan dosen pengampu dan perjanjian-perjanjian kontrak kuliah serta sedikit pengenalan tentang agroindustri.
Dosen sedikit menjelaskan Agroindustri merupakan suatu kegiatan yang memanfaatkan hasil pertanian sebagai bahan baku, merancang dan menyediakan peralatan serta jasa utuk menghasilkan suatu produk yang memiliki nilai guna yang lebih baik.
Kelas pertama hari ini hanya sebentar, tak berjalan full seperti yang seharusnya dilakukan ketika tatap muka, karena ini masih pengenalan. Setelah dosen melakukan pengenalan dan pemilihan ketua kelas, kelas pun di bubarkan, setiap mahasiswa dipersilahkan untuk kembali melanjutkan aktifitasnya masing-masing.
Sebelum kelas bubar tiba-tiba ada salah satu teman yang mengatakan setelah ini angkatan 2011 di suruh kumpul di aula untuk pembagian kelompok praktikum. Praktikum pertama biologi dasar.
“Teman-teman hari ini kita ada pembagian kelompok praktikum biologi dasar, seluruh anggota Kelas angkatan 2011 dipersilahkan menuju aula yang sudah disiapkan” ucap salah satu teman satu kelasku.
“Semua maba 2011 sudah berkumpul semua?".
Teriak salah satu senior kami, yang ternyata mereka yang akan membantu menjadi asisten praktikum kami selama 6 bulan ke depan.
“Baiklah jika sudah berkumpul semua, perkenalkan kami adalah asisten praktikum kalian, kami angkatan 2010 dari jurusan agribisnis. Setelah ini kami akan membagi kalian menjadi beberapa kelompok kerja dan di setiap kelompok kerja akan di damping”i satu asisten”.
Kakak-kakak senior pun memperkenalkan diri masing-masih, dari keseluruhan terdapat 8 orang, 5 diantaranya laki-laki dan 3 perempuan. Dari 8 orang kakak-kakak senior yang memperkenalkan diri hanya ada satu kakak senior laki-laki yang paling keren, berwibawa dan menonjol bagiku.
Masyaallah dia kakak laki-laki yang paling keren dan tampan yang pernah aku lihat sebelumnya.
Badannya tinggi, kulitnya kuning cenderung putih dan bersih, matanya sedikit sipit, hidungnya mancung sekali, dengan pipi yang sedikit chubby tapi terlihat sangat proporsional dengan wajahnya. Bibir yang tipis, gigi yang rapi, rambut yang tertata sangat rapi, serta baju yang sangat pas cocok sekali digunakan. Secara keseluruhan penampilannya sangatlah sempurna.
Aku tak pernah menyangka kalau ada seorang laki-laki yang setampan ini di kampusku.
Sebelumya bagiku laki-laki paling ganteng dan keren adalah bapakku. Kali ini bapakku tetap paling ganteng tapi laki-laki ini, saat ini akan manjadi laki-laki paling ganteng kedua setelah bapakku.
“Namaku Andika aku salah satu asisten praktikum biologi dasar yang akan menemani kalian selama praktikum satu semester ke depan, salam kenal adek-adek semua selamat bergabung menjadi keluarga besar Himpunan.
“Oh ternyata namanya Andika sungguh sangat cocok dengan tampilannya".
Baiklah aku akan memanggilmu mas adika.
Akan ku putuskan saat ini juga untuk membuka hati, untuk jatuh cinta padamu, kan ku simpan namamu jauh di dalam relung hatiku yang paling dalam, sedalam samudra yang tak mampu dilalui oleh siapa saja.
Akan ku pastikan bahwa kau akan bertahta di hatiku yang palin tinggi, dan namamu akan ku ukir dengan tulisan paling indah di hatiku.
Ternyata mas Andika tidak hanya populer dikalangan angkatan 2010 bahkan angkatan 2009 pun banyak yang mengidolakannya. Bertambah lagi angkatan 2011 yang bersiap-siap untuk berebut bisa mengenal lebih dekat dengannya.
Mas Andika terlihat sangat ramah tidak sombong seperti kebanyakan kakak tingkat pada adek tingkatnya. Setelah ku putuskan untuk jatuh cinta padanya, yang bisa kulakukan hanyalah mengaguminya.
Aku tak berharap bisa menjadi istrinya kelak, jangankan menjadi istrinya menjadi pacarnya saja tidak mungkin, oh tunggu menjadi pacarnya?.
Bahkan menjadi temannya aja sangat tidak mungkin. Kami beda kasta, dari penampilannya saja sudah terlihat jika dia orang kaya, sedangkan aku hanya rakyat jelata.
Baiklah setelah kenyang dengan segenap imajinasi ku tentang mas Andika, saatnya pembagian kelompok praktikum dan pemegang asisten praktikum pun tiba.
Setiap anggota praktikum berjumlah 10 arang dan akan di pegang 1 asisten praktikum, pembagian kelompok dilakukan secara acak oleh para senior.
Anggota kelompok sudah dapat, sekarang waktunya pembagian asisten, ini juga dilakukan secara acak. Tanpa ku sadari rezeki yang sangat luar bias, ternya asisten praktikum kelompok ku adalah mas Andika.
Jantung berdenyut sangat kencang, rasanya ginjal ku pun meronta-ronta. Bagaiman mungkin hatiku kuat untuk berdekatan dan menatap mas Andika selama satu semester ke depan.
Kamipun berjalan menghampiri mas Andika untuk berkordinasi apa yang harus kami lakukan dan kami persiapkan setelah ini untuk memulai praktikum. Mas Andika mulai mejelaskan tugas-tugas kami untuk membuat laporan pendahuluan terlebih dahulu.
laporan pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan praktikum, manfaat praktikum kemudian dilanjutkan dengan bab dua tentang tinjauan pustaka serta bab tiga tentang metodologi praktikum.
Semua laporan pendahuluan dikerjakan dengan menggunakan kertas HVS margin atas bawah dan kiri 3 cm sedangkan kanan 4 cm, ditulis tangan dengan menggunakan ballpoint warna biru, sampul laporan pendahuluan warna hijau.
Laporan pendahuluan akan digunakan sebagai tiket masuk untuk memulai praktikum sebelum masuk lab. Untuk modul nanti akan di bagikan menyusul karena masih dalam tahap percetakan. Sekarang silahkan catat nomor HP kalian masing- masing agar lebih mudah saat koordinasi nanti.
Teman-teman satu kelompok mereka saling menulis nomor masing-masing dan menyerahkan ke mas Andika, aku hanya duduk dan terdiam.
“Anggota kelompok kalian ada 10 orang, kenapa ini ada 9 nomor HP? Siapa di antara kalian yang belum menulis No HP?
“Kenapa tidak di catat no HP nya? bertukar no HP dengan teman seangkatan akan mempermudah saat koordinasi dalam mengerjakan dan pembagian tugas”. Ucap mas Adika padaku.
“Maaf, tapi aku....".
"Aku tak punya no HP”.
“Serius kamu tidak punya HP? mas Andika memperjelas pertanyaannya dengan nada tak percaya.
Aku hanya mengangguk saja, pertanda mengiyakan pertanyaan mas Andika.
Bagaimana mau beli HP? Untuk makan saja susah, bahkan aku harus berpuasa setiap hari agar menghemat pengeluaran untuk makan.
Mas Andika masih menatapku dengan rasa tak percaya, hari gini tahun 2011, dan posisi jauh dari keluarga sedang merantau tapi tak punya HP untuk berkomunikasi. Sedangkan hampir semua mahasiswa sekarang pegang Blackberry.
“ Baiklah tak apa kalau kamu tak ada HP mari kita cari solusi bersama-sama, untuk memudahkan saat berkordinasi, atau bagaimana kalau lewat email saja”.
“email? Aku punya, tapi tak ada laptop untuk membukanya?".
Aku hanya bisa menghela nafas berat seraya menunduk, dari sekian banyak teman-temanku hanya aku yang tak punya HP.
Kalau untuk laptop ada beberapa teman sepertinya juga masih belum punya. Dalam satu kelompok ini hanya aku yang tidak merasakan kenyamanan berkomunikasi karena tak punya HP.
“Kamu bisa membuka email di komputer kampus, di perpustakaan tersedia banyak komputer untuk memfasilitasi mahasiswa dalam belajar dan mengembangkan ilmu, kamu juga bisa meminjam buku-buku di sana sebagai referensi saat mengerjakan tugas maupun laporan nanti”.
mas Andika memberikan solusi padaku.
Rasanya seperti mendapat guyuran air es yang dingin di tengah padang pasir yang gersang, mas Andika memberikan solusi yang aku butuhkan.
“ Baiklah catat saja alamat email kamu, dan teman-teman yang tingal nya deket dengan?".
“Oh ya tunggu siapa nama kamu?”
“Aku aku".
"Aku Rahayu".
Dengan terbata-bata dan gugup aku menjawab pertanyaannya.
"Oh ya teman-teman praktikan sekalian nanti kalau ada informasi penting dari kakak, tolong teman kalian Rahayu di kasih tau ya".
Senang sekali namaku disebut, setidaknya dia sudah mengenal aku.
Akhirnya satu masalah terselesaikan sudah.
*****
Hari-hari berikutnya berjalan seperti biasanya, aku bangun pagi-pagi sekali, kebetulan hari ini aku sedang ”dapat” sehingga tidak puasa dulu.
Rasanya pagi ini aku sangat lapar sekali, apa karena aku tak berpuasa jadi pengen sarapan. Sebelum berangkat aku sempatkan untuk memasak dulu. Masakan hari ini jatuh pada mie sedap kuah rasa soto sudah lama sekali rasanya tak menikmati makanan soto.
Agar lebih hemat dan kenyang banyakin lah kuahnya dan mie nya ku bagi dua, tentu saja untuk makan nanti malam, karena aku tak pernah makan siang. Tentunya tidak di masak semuanya tapi di bagi dua, untuk di masak lagi nanti malam. Tidak pakai telur, tidak pakai cabe tapi pake nasi biar kenyang lebih tahan lama.
Sesampainya di kampus, bertemu dengan teman-teman seperti biasanya tak ada yang menarik dan istimewa, hanya mengikuti kelas seperti hari-hari sebelumnya mendengarkan setiap kali materi yang diberikan oleh dosen, kemudian mencatat dan mengerjakan tugas yang diberikan, begitu terus hingga dua mata kuliah selesai di jam 12 siang.
Salah satu teman satu kelompok praktikum memberitahu padaku nanti akan ada asistensi jam 12.15 di gazebo perpus, semua anggota kelompok di suruh untuk berkumpul, guna membahas praktikum pertama kami, yaitu lusa.
Teman-teman satu kelompok sudah datang semua, mereka tak sabar untuk menunggu mas Andika datang, selain untuk berkordinasi dan menjelaskan tugas teman-teman juga tak sabar untuk tebar pesona pada mas Andika. Karena dari sepuluh anggota kelompok ku, tujuh diantaranya perempuan, semuanya terpesona dan terpikat pada mas Andika termasuk aku.
Ketika yang ditunggu sudah datang dengan penuh semangat teman-teman menyambut, mas Andika menjelaskan dengan detail semua perlengkapan dan bahan-bahan yang di perlukan saat praktikum, menjelaskan materinya dengan sangat rinci serta memberi kan modul praktikum untuk di pelajari. Mas Andika juga berpesan untuk teman-teman memakai jas lab ketika praktikum nanti.
“Kalian bisa meminjam dulu untuk jas lab ke kakak-kakak angkatan sebelumnya yang sedang tidak praktek”
Saat asistensi berlangsung, banyak dari teman-teman yang menggoda mas Andika, dari mulai bertanya alamat rumah, makanan kesukaan, warna kesukaan hingga tipe perempuan yang di sukai, namun mas Andika hanya tersenyum simpul tak menanggapi nya pertanyaan teman-teman hanya fokus pada materi yang dijelaskan saja. Hingga asistensi berakhir dan semua anggota dipersilahkan kembali melanjutkan aktifitas masing-masing.
Aku tak langsung pulang, ku putuskan untuk bermain-main komputer dulu di perpustakaan sekalian belajar agar aku lebih mahir dalam mengoperasikannya. Maklum di sekolah ku SMA dulu komputernya hanya sedikit bahkan satu komputer bisa di pegang lebih dari lima anak saat pelajaran TIK.
Saat sedang asik belajar komputer ternyata tak sengaja mataku menoleh pada seseorang, ku lihat kembali untuk memastikannya. Ternyata benar itu mas Andika.
Tapi tunggu dulu siapa wanita itu?
Wajahnya sangat cantik, kulitnya putih, tubuhnya tinggi dan langsing proporsional, matanya sedikit sipit dengan hidung yang sangat mancung. Kecantikannya sangat natural di padu dengan memakai kemeja yang senada dengan warna hijabnya dan celana jins yang pas di tubuhnya.
Wajahnya sangat anggun terpancar kelembutan dan sangat elegan membuat setiap orang yang melihatnya pasti terpana di buatnya. Aku sesama wanita mengakui dan mengagumi kecantikannya terlihat sangat sempurna.
Oh ternyata namanya Eki terlihat dari name tag yang belum terlepas di dadanya. Rupanya angkatan 2010 juga yang kebetulan habis praktikum, mangkanya name tag nya belum sempet terlepas.
Oh tunggu mengapa mereka bergandengan?.
Pacarnya kah?
Aku terus saja memperhatikan mereka.
Terdengar teman-teman dari mas Andika dan mbk Eki yang saling menggoda mereka.
“cieee cieee pasangan serasi”.
cieee cieee kapel idaman banget dah kalian”.
Mendengar ucapan dari teman-teman mas Andika dan mbk Eki dari kejauhan sungguh membuat hatiku nyeri rasanya.
Rupanya cintaku akan layu sebelum bersemi.
Siapa aku? Aku tak ada seujung jari jika di bandingkan dengan mbk Eki dia sangat sempurna selain cantik, modis dan berwibawa juga terlihat dari keluarga yang kaya. Sangat berbeda denganku, dan siapa aku? Kenal juag ngak dengan mas Andika.
Aku jatuh cinta padanya, tapi aku juga sadar diri aku siapa dan dia siapa? Aku hanya upik abu. Meskipun telah ku putuskan untuk jatuh cinta pada mas Adika dan aku patah hati di buatnya sekarang.
Tapi dari lubuk hati yang terdalam aku mendoakan mereka dengan tulus. Aku akan menjadi fans setia yang mendukung mereka, meskipun aku mencintai mas Andika.
Meskipun aku patah hati, cintaku layu sebelum bersemi, namun aku berlapang dada untuk kebahagian mereka.
Aku menyadari mbk Eki sangat sempurna dan sangat lebih baik 100% di banding aku dalam segala hal.
Aku hanya berharap mbk Eki tetap mengijinkan aku untuk mencintai Andika nya menatap dari kejauhan, mengagumi dan tak akan mengungkapkan nya.
Tak akan berbuat lebih pada miliknya. Hanya mencintai dalam hati dan tak akan mengambil Andika. Meskipun aku tau mas Andika juga tak mungkin mau sama aku.
Mbk Eki maafkan aku yang turut serta mengagumi dan mencintai Andika mu dalam diam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!