The Sweet Blood
Bab1 Pergi
Sebagai seorang anak yatim piatu, Ayla tahu bahkan ia sangat tahu bahwa kehadirannya hanyalah menjadi beban di keluarga paman dan bibinya.
Meskipun Ayla tidak pernah sama sekali meminta sesuatu pada mereka, tapi tetap saja sikap mereka yang tidak menyukainya selalu mengganggu pikiran Ayla.
Padahal ia sudah berusaha menjadi anak yang tidak akan pernah menyusahkan mereka, bahkan untuk Biaya sekolah saja Ayla ia bekerja keras supaya tidak merepotkan paman dan bibinya.
Tapi setidaknya Ayla masih bersyukur karena ia tidak pernah diperlakukan buruk atau di siksa oleh mereka, itu sebabnya Ayla masih tinggal disana, karena selain mereka ia tidak punya keluarga yang lainnya.
Tinggal di rumah yang sederhana, membuat paman dan bibinya kekurangan uang, apalagi mereka harus mengirimi uang untuk anak mereka yang sedang berkuliah di kota.
Saat ini Ayla tengah berdiri di depan pintu kamar paman dan bibinya, ia baru saja akan mengetuk pintu kamar mereka, namun saat mendengar perkataan pamannya, Ayla mulai menjauh berlari menuju kamarnya.
Ayla
"Aku gak mau disini lagi, udah saatnya aku pergi dari sini." gumam Ayla sambil membereskan baju-bajunya.
Namun saat ia sampai di ruang tamu ia malah di suguhkan pemandangan paman dan bibinya yang sedang menerima uang yang banyak dari seorang bapak-bapak yang berperawakan seperti juragan.
Saat Paman dan bibinya melihat ke arahnya Ayla segera melemparkan tasnya ke sembarang arah.
Bibi
"Ayla kemari nak, ada yang ingin bibi beritahukan ke padamu" perkataan itu mau tak mau membawa Ayla berjalan ke arah paman dan bibinya itu.
Ayla
"Ya Bibi, ada apaya?" sumpah demi apapun rasanya Ayla ingin sekali mencolok mata yang sedari tadi memperhatikannya dengan tatapan liar itu.
paman
"Emm begini nak mengingat umurmu yang sekarang sudah menginjak 22 tahun, sudah waktunya kau menikah, dan pria yang sedang duduk itu adalah calon suamimu nak, namanya pak Anton beliau adalah juragan tanah yang ada di desa ini." jelas pamannya
Ayla
"Udah tahu, tadi kan aku denger waktu mau ke kamar kalian tadi," gumamnya seraya menatap tajam ke arah pria tua itu.
Bibi
"Kami telah menentukan tanggal pernikahan kalian, jadi.."
Ayla
"Tidak! aku tidak mau! selama ini aku selalu menuruti keinginan kalian, dan aku selalu saja sabar dengan keinginan kalian yang selalu memaksaku, tapi untuk kali ini tidak! aku tidak mau menikah apalagi dengan seorang paruh baya!" tekan Ayla yang tidak suka
Ayla
"Lagipula aku bisa mencari calon suami untuk diriku sendiri, kalian tidak perlu ikut campur ini hidupku, urusanku, cukup sampai disini kalian mengatur hidupku, dan sekarang tidak lagi!" Perkataan Ayla membuat Paman dan
Bibinya marah, tapi Ayla seakan tak peduli, ia sudah muak hidup sebagai boneka mereka yang selalu dimainkan sesuka hati mereka tanpa memikirkan perasaanya.
Bibi
"Kau! Kau berani berkata seperti itu Ayla? Apakau lupa siapa yang merawatmu hingga kau sebesar sekarang?! apakah begini caramu membalas budi kami?! dasar tidak tahu malu!" murka bibinya yang mana perkataannya semakin membuat Ayla sakit hati karena perkataannya.
Ayla
"Huh! balas budi? bukankah selama ini kalian hanya memberiku tempat tinggal, tapi untuk makan, sekolah dan lainnya aku melakukannya sendiri, aku bekerja untuk makan dan biaya sekolahku, sedangkan kalian? kalian malah mengambil apa yang seharusnya aku miliki untuk putri kalian itu! apakah itu yang disebut tidak tahu malu?" Paman Ayla maju dan menapar pipi kanan Ayla.
Sakit, tentu saja Ayla berjalan mengambil tanya yang sempat di lemparnya tadi dan ia pergi melangkah meninggalkan rumah paman dan bibinya
Bab2 Kastil
Ayla lari dari kejaran orang-orang yang mengejarnya, yang sepertinya mereka adalah suruhan pria paruh baya tadi.
Ayla terus berlari, memaksakan kakinya yang mulai merasakan sakit tanpa berhenti sejenak.
Ayla terengah-engah, dia terus berlari hingga Ayla memasuki sebuah hutan yang belum sama sekali di lihatnya.
Ayla berhenti berlari saat merasakan bahwa ia sudah tak lagi di kejar, Ayla memegangi dadanya yang terasa sesak dan mencoba mengatur napasnya yang tidak beraturan.
Mikasa berjalan perlahan mencari tempat untuk ia singgahi, hingga ia melihat sebuah cahaya yang berasal dari sebuah kastil yang ada di tengah hutan.
Ayla berjalan dengan sedikit pincang karena kakinya yang terdapat beberapa luka yang sesekali akan membuat Ayla meringis kesakitan.
Ayla memasuki kastil itu yang sepertinya tidak di huni sama sekali, bangunannya juga sudah terlihat tua.
tanpa memikirkan apapun lagi, Ayla terus saja berjalan hingga ia sampai di depan pintu kamar dan langsung saja di bukanya.
Ayla
"Ini kamar siapaya? nuansanya dark banget, tapi kamarnya rapi banget, kamar mandinya dimanaya?" Ayla terus berjalan mencari letak kamar mandi
Ayla
"Aku pake baju ini aja deh, punya siapapun itu aku minjem ya, bajuku kotor gak nyaman makainya" kata Ayla ntah kepada siapa.
Memperhatikan dirinya di cermin full body yang ada di sana, Ayla menghela napasnya saat melihat penampilannya yang sangat menyeramkan, dress putihnya yang sudah kotor tubuhnya yang terdapat beberapa luka karena ranting dan akar pohon, serta rambutnya yang sudah berantakan.
Ayla jadi ngeri sendiri melihat dirinya yang seperti ini. Cepat-cepat Ayla membersihkan dirinya karena sekarang rasanya sangat tidak nyaman.
setelah membersihkan dirinya, Ayla berbaring di atas kasur yang ada di ranjang itu, sangat empuk, rasanya sangat nyaman Ayla ingin sekali memejamkan matanya
Ayla meringkuk mencari kenyamanan, tubuhnya benar-benar lelah ia butuh istirahat.
Ayla memejamkan matanya kala rasa kantuk menyerangnya.
Ayla memang memiliki insting yang tajam, itulah mengapa gadis itu terbangun kala merasakan ada yang memperhatikannya.
Bab3 Lapar
Ayla mengamati sekeliling kamar itu, Nafasnya tak beraturan dan bulir-bulir keringat nampak di pelipis gadis itu.
Tidak ada siapa-siapa tapi Ayla malah semakin merasa merinding, perasaan ini mengganggunya.
Padahal ia hanya sendirian tapi, mengapa Ayla merasa bahwa ia tidak sendirian disini, ada yang menemaninya dan tengah memperhatikannya.
Bulu kuduk Ayla merinding, gadis itu memutuskan beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi dan mencuci wajahnya.
setelah merasa lebih baik, Ayla berjalan keluar dari kamar ia menuruni setiap anak tangga dan menuju dapur yang letaknya saja ia tak tahu. meskipun sempat nyasar beberapa kali, Ayla akhirnya menemukan dapur yang sedari tadi di carinya.
Dia membuka sebuah kulkas besar di sana dan sekali lagi Ayla di buat bingung, saat melihat kulkas itu sudah terisi penuh, semua bahan masakan ada di dalam.
Bukankah jika seperti itu sudah jelas bahwa kastil ini memiliki sebuah pemilik, bahakan kastil ini pun masih di tinggali.
Namun siapa? dan dimana? Ayla tak tahu, bahkan ia sendiri sudah lancang masuk bahkan Ayla sempat tidur di kamar sang pemilik, bahkan sekarang Ayla ingin sekali masak, karena perutnya yang perlu diisi, bukankah Ayla sudah memakai kastil ini tanpa izin?
Siapapun itu pemiliknya, Ayla benar-benar minta maaf, karena perutnya benar-benar kosong dan minta diisi, bahkan saat ini Ayla merasa perih di perutnya, Ayla lapar dan hanya di kastil ini ia bisa mendapatkan makanan.
Ayla
"Siapapun pemiliknya, aku minta maaf karena udah pakai kastil ini tanpa seijinmu, tapi jika tidak ada kastil ini aku yakin bahwa aku tidak akan selamat." Kata Ayla sambil mengeluarkan bahan masakan yang akan di masaknya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!