follow instagram author : @stmaemunahsr
...***...
...♡ SELAMAT MEMBACA ♡...
Isak tangis pecah, ketika wanita yang sangat ia cintai itu sudah dimasukan ke dalam liang lahat. Hanya kain kafan dan badan membelakanginya yang ia lihat, berharap wanita itu hanya pura-pura berakting untuknya. Namun kenyataannya tidak, sampai tanah itu kian meninggi karena telah dimasukkan ke dalam liang lahat.
Batu nisan yang bertuliskan, Sindi Binti Gunawan Sudrajat telah menjadi tanda pengenal di makamnya. Anak laki-laki dengan pengawakan jangkung, dan hidung mancung itu masih menangis histeris sambil menyebutkan nama ibunya sedari tadi.
"Bunda... Bunda..."
"Bunda sudah janji akan menemani Arjuna saat wisuda kelulusan SMA nanti, tapi kenapa bunda pergi lebih dahulu bunda... jawab nda!"
"Papa tidak mungkin mau menghadirinya nda, menganggap Arjuna sebagai anaknya saja tidak..." Lirih anak lelaki itu yang bernama Arjuna.
Ia menangis sambil memeluk batu nisan ibunya yang kini hanya tinggal nama, dan ia memeluk batu nisan itu dengan sangat erat sekali. Perasaan marah dan kesal pada ayahnya kian membara, karena di hari yang penuh kesedihan ini, sang ayah sama sekali tidak menunjukan batang hidungnya sedikit pun.
Orang-orang berdatangan, mereka turut berduka cita dan berbela sungkawa pada Arjuna, padahal tinggal salangkah lagi ia sudah dekat dengan ujian nasional, dan tinggal menunggu lulus dari sekolah. Tapi, kenyataan pahitlah yang menghampirinya, sebelum hari kelulusan itu tiba.
Langit sudah mulai menggelap, Arjuna masih memeluk batu nisan ibunya itu dengan erat. Namun, seorang pria turun dari mobil berwarna hitam dan menggunakan jas hitam. Ia menatap Arjuna yang masih terisak di makam ibunya.
"Dasar anak bodoh!" umpat pria itu.
Dengan langkah yang cepat, ia menghampiri Arjuna sambil menyalakan sepuntung rokok dengan koreknya. Saat sampai dan ia sudah berada di belakang Arjuna, pria itu mengatakan hal yang membuat hati Arjuna teriris dan sangat nyeri.
"Ibumu itu hanyalah seorang wanita malam, jadi untuk apa kau tangisi?"
"Dan juga, aku meragukan tentang keaslianmu sebagai anak kandungku. Bisa saja Sindi memalsukan hasil Tes DNA antara aku dan kau saat kau masih bayi dulu."
"Jangan memanggilku ayah lagi Arjuna, karena aku bukanlah ayahmu. Ayahmu adalah satu dari seribu pria berhidung belakang yang pernah tidur bersama ibumu dulu."
Amarah Arjuna kian membara, ia melirik kebelakang dan melihat sang ayah dengan tatapan yang begitu intens. Tak segan-segan, Arjuna pun melayangkan pukulan pada wajah sang ayah. Namun sayangnya, pukulan itu bisa ditahan oleh sang ayah.
Dan sang ayah pun melakukan serangan balik, ia menghantamkan tinjuan maut dengan kepalan tangannya ke perut Arjuna, sehingga membuat Arjuna jatuh ke tanah dan meringis kesakitan, dengan memegangi perutnya yang terasa sangat nyeri.
"Aaaaghhh" ringis Arjuna sambil memegangi perutnya.
Sang ayah berlutut dan mencengkeram keras dagu Arjuna. "Aku adalah tuan besar Sandiaga, wanita seperti ibumu sudah beberapa kali aku temui. Jadi jangan pernah bermimpi untuk bisa menjadi anak sulungku, karena kau bukan anakku, paham!."
Sandi menghempaskan keras dagu Arjuna, ia mengambil rokok yang masih ia sebat dimulutnya. Lalu ia mengambil tangan Arjuna dan membalikan tangan itu, Sandi menuliskan hirup L besar di tangan Arjuna menggunakan api rokoknya.
Arjuna diam tak berkutik, sambil menahan sakitnya yang bukan main. Setelah itu, Sandi yang notabenenya adalah ayah Arjuna, langsung menghempaskan tangan itu yang sudah berlumurkan darah.
"L untuk LOSER, Arjuna Rakesagara!."
Sandi pergi meninggalkan Arjuna yang meringis kesakitan di tanah, ia nampaknya sangat tidak mempedulikannya anak sewata wayangnya tersebut dengan istri pertamanya.
"Ayah... Aku akan membalaskan dendam bunda." Batin Arjuna.
.........
7 tahun kemudian.
Berita di TV membeberkan penangkapan seorang bos mafia sindikat pembunuh bayaran, dan penggelapan dana perusahaan, ia telah di tangkap oleh polisi tadi malam. Berita itu bukanlah berita biasa, karena berita itu telah menyangkut seorang pengusaha ternama di Kota Sanjung.
ALGERIA MAHESA, terdakwa sebagai pimpinan mafia tersebut. Ia dibawa ke pihak yang berwewenang untuk di interogasi lebih lanjutnya. Raut wajahnya yang nampak meremehkan polisi, dan badannya yang penuh dengan luka jahitan membuatnya tak sedikit pun takut pada polisi.
Ia dibawa ke ruang penyiksaan, dengan kedua tangan yang terikat ke atas dan terus-terusan di siram air kotor oleh penyidik, agar Alge membuka suaranya. Namun, Alge hanya memberikan senyum sinis pada sang penyidik tersebut.
"Kalian ini bodoh atau memang benar-benar bodoh? Kalian mempercayaiku sebagai bos mafia itu, tapi kalian sendiri yang memperjaraiku sudah tiga bulsn ini" celetuk Algeria yang menyidir polisi.
"Diam! cepat beritahu kami dimana kalian menyembunyikan bos kalian!" tegas salah satu seorang polisi.
"Lho, bukankah kalian sendiri yang mengira aku adalah bos mafia itu?" tanya Algeria yang menyidir kembali polisi itu.
"Kalian ini terlalu bodoh, jadi lepas saja seragam kalian! kalian lebih pantas menjadi badut negara ketimbang abdi negara." sambung ucapan Algeria.
Tak lama dari itu pun, sang polisi tersebut menghantamkan pukulan ke wajah Algeria.
BRUGGGH! BRUGGGH! BRUGGGH!
Cairan merah yang ternyata itu adalah darah keluar dari dalam hidung Alge. Bukannya meringis kesakitan, Algeria malah tertawa terbahak-bahak menertawai polisi tersebut.
"HAHAHA, HAHAHA, HAHAHA"
Merasa tak menemukan apa-apa, Algeria pun di bawa kembali ke dalam sel tahanannya lagi. Ia tersenyum bangga untuk dirinya sendiri, karena usahanya telah berhasil untuk membuat polisi geram.
"Sesuai dengan rencanamu EL, mereka mengira kasus ini adalah ulah mafia. Sehingga mengira akulah pimpinan mafianya, mereka belum tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Permainan baru dimulai malaikat berhati iblis, nikmatilah permainanmu.!"
Batin Algeria, ia tersenyum sinis sambil masuk ke dalam sel tahanannya yang berhuni empat orang badas.
.........
Seorang pria penting datang ke tempat pencucian mobil, ia langsung meminta pada pegawai di sana untuk membersihkan mobil mewahnya tersebut. Alangkah terkejutnya ia, ketika melihat darah dagingnya sendiri menjadi salah satu pegawai steam mobil di sana.
"Arjuna" sahut pria itu.
"Ay... Ayah" beonya.
Dengan kasar dan keras, Sandi menampar pipi kanan Arjuna hingga biru.
PLAAAAK!
Suara dan tamparan itu sangat keras, sehingga membuat Arjuna jatuh tersungkur ke bawah.
"Aku bukan ayahmu! dan aku tidak pernah memiliki putra sepertimu!." ucap Sandi dengan nada penuh ketegasan.
Keempat pegawai di steam mobil itu pun, menghentikan aktivitasnya masing-masing. Mereka melirik ke arah Arjuna dan Sandiaga yang kini telah menjadi tontonan.
"MANA PEMILIK STEAM MOBIL INI!" teriak Sandi.
Pak Gatot sebagai pemilik steam mobil ini pun langsung keluar dari ruangannya. Ia berusaha menjelaskan pada Sandi, agar mau memaafkan kelalaian Arjuna saat bekerja. Namun Sandiaga bersikeras agar Arjuna dipecat, dengan begitu Arjuna akan tetap pengangguran dan akan terus menderita tanpa Sandi.
Pak Gatot tidak bisa berbuat apa-apa, ia menghela nafas dalam-dalam. Karena ia harus merelakan pegawai kesayangannya itu, Arjuna hanya memberikan senyuman pada pak Gatot sebagai tanda terima kasih Arjuna, karena pak Gatot sudah mau menerima Arjuna sebagai pegawainya.
...BERSAMBUNG...
Arjuna melanjutkan hidupnya sebagai ojek online setelah ia akhirnya di keluarkan dari pekerjaannya yang dulu menjadi tukang cuci mobil. Juna pergi dengan motor supra x miliknya ke suatu tempat untuk menjemput costumernya dengan mengandalkan aplikasi Yo-Jek di ponselnya.
Sampailah ia di depan mini market, ia melihat seorang gadis SMA yang berdiri di sana. Tanpa pikir panjang, Juna langsung menghampirinya karena ia pikir itu adalah costumernya yang telah memesan lewat aplikasi.
“Permisi mba, dengan mba Safi?” tanya Arjuna untuk memastikannya
“Betul mas, ini Mas Juna ya?” tanyanya balik.
Arjuna pun menggangguk pelan. “Betul mba, saya Juna. Ayo naik, mau diantar kemana?”
“Jangan panggil mba dong mas, panggil saya adek atau Safi saja” ujar Safi menjelaskan, perlahan ia pun mulai naik jok belakang motor Juna.
Juna memberikan Safi helm. “Ya sudah baik Fi, ini kamu mau kemana ya?” tanya Arjuna skali lagi.
Sambil memasangkan helm di kepalanya, Safi pun menjawab. “Antarkan saya ke hotel goyo ya mas, pacar saya sudah menunggu saya di sana” jawab Safi dengan enteng.
Arjuna menelan salivanya dalam-dalam, pasalnya hotel goyo itu adalah hotel yang terbilang sangat murah untuk tarif permalamnya. Apalagi Safi ini masih duduk di sekolah menengah atas dan ia mau ke sana dengan pacarnya, bagaimana tidak kalang kabut pikiran Arjuna melihat tingkah laku anak remaja zaman sekarang.
Dengan pelan, Arjuna melajukan motornya di kecepatan 20 km/h. Arjuna sengaja memelankan laju kendaraannya karena ia ingin membuat remaja nakal itu geram.
“Makan nih motor tua” ucap Arjuna di batinnya.
“Mas Juna, gas motornya kencengin dong. Pacar safi udah nungguin Safi dari tadi ini, nanti dia marah karena gak jadi ngerjain tugas biologi” celetuk Safi.
Nah kan, betul firasat Arjuna apa. Sepertinya ada yang tidak beres dengan remaja satu ini, tanpa membalas perkataan Safi. Arjuna langsung menaikkan pedal gas motornya dikecepatan 120 km/h.
“DUH… ADUH… MAS JUNA MAU BAWA SAFI KE ALAM BAKA YA!” celetuk Safi yang mengeluh pada Arjuna.
Puas karena telah mengerjai remaja satu ini, Arjuna pun memelankan kecepatan kendaraannya seperti normal di kecepatan 50 km/h.
“Hehehe, maaf Safi. Bukannya tadi kamu yang minta kencengin gas motornya biar cepatsampai? Mas Juna Cuma nurut-nurut aja, toh Mas Juna juga ngga salah” ucap Arjuna yang meminta maaf tadi ia seperti sedang membela diri.
“Iya, tapi jangan di bawa ngebut juga dong mas! Safi jadi takut, gimana kalau Safi mati!” tegas safi yang kesal.
“Ya tinggal dikubur atau nggak tinggal dibakar di alam kubur” ketus Arjuna yang membuat Safi spontan diam.
Mau bagaimana pun juga, Safi adalah costumernya Arjuna. Jadi Arjuna harus pandai-pandai meluluhkan hati costumernya, apalagi ini adalah anak remaja yang usianya masih terbilang labil.
“Fi, kita sudah sampai” sahut Arjuna.
Safi langsung turun dari motor Arjuna, ia tak lupa melepaskan dan memberikan helm milik Arjuna.
“Ini mas.” Lalu ia merogoh saku di seragamnya yang masih berlogo cokelat itu, uang sebesar dua puluh lima ribu rupiah ia berikan pada Arjuna sebagai tarif ojeknya yang sesuai sama di aplikasi.
“Sip, makasi ya… Jangan lupa bintang lima dan ulasannya di aplikasi” ujar Arjuna sambil mengambil uang upahnya.
“Iya, nanti Safi kasih bintang kejoranya lima dikurangi dua.” Ketus safi yang langsung pergi meninggalkan Arjuna.
Arjuna nampak berpikir sebentar, ia menghitung lima dikurang dua dengan menggunakan tangan kirinya.
“Lima, dikurang dua… Ya lima, soalnya yang dua ngga jadi dipinjem.” Celetukl Arjuna yang melihat kepegian Safi dan masuk kedalam hotel goyo tersebut.
“Bodo amat, mau hamidun sekali pun eike no peduli!” ketus Arjuna sambil meletakkan helm costumer di jinjingan motornya.
FYI : Hamidun (Hamil Di Luar Nikah)
Ekor matanya melesat tajam ketika melihat seseorang yang ia kenali, siapa lagi jika bukan Sandi ayah kandungnya yang telah membuangnya dan almarhumah ibunya demi janda kembang anak satu.
“Cih, tampang doang kaya. Tapi maennya di hotel goyo, selingkuh elit setia sulit!.” Cibir Arjuna yang melihat ayah kandungnya keluar dari hotel goyo bersama dua wanita seksi.
Momen itu pun diabadi kan oleh Arjuna untuk memanas-manasi ibu tirinya, jika tidak bisa sekali pun. Ia akan memamerkannya dihadapan teman-teman kontrakkan Arjuna.
“Juna doain semoga ayah cepat-cepat kena penyakit HIV, aamiin”
...…...
Hari sudah sangat gelap, Arjuna berdiam diri di depan teras kontrakkannya sambil melihat-lihat hasil jepretan fotonya tadi. Ponsel sumsang yang telah menemani Arjuna selama 10 tahun ini, menjadi saksi bisunya awal mulanya dendam Juna pada ayah kandungnya.
Sebuah notif dari aplikasi Yo-Jek miliknya berbunyi, sebuah notifikasi yang menunjukan bahwa itu adalah sebuah ulasan dari penumpang. Karena penasaran, Arjuna pun langsung melihatnya, dilihat dari username nya itu adalah Safi yang berusername Safi bukan sapi.
Arjuna dengan serius membaca komentar yang telah safi berikan, betapa terkejut dan diiringi gelak tawa ia merasa lucu ketika membaca komentar yang Safi berkan.
Dari pengguna Safi bukan sapi. “Bintang empat, mas-mas ojolnya jutek banget tapi ramah. Dia cukup ngeselin juga, tadinya mau kasih dia bintang tiga tapi enggak jadi deh. Karena dia ganteng pake banget, mirip orang arab tapi blesteran orang korea. Yang mau manas-manasin mantan pacarnya boleh banget nih order ojek online di dia, rekomen banget bestie”
Entah kenapa, Juna merasa salting ketika dirinya dipromosikan oleh bocil yang satu ini.
FYI : Salting (Salah Tingkah), Bocil (Bocah Kecil)
“Dasar bocil, rekomen-rekomen palamu. Enak aja main promosiin orang tanpa izin, ganteng-ganteng gini mahal tau!” ketus Arjuna yang seketika berubah menjadi kesal.
Dimas yang merupakan tetangga kontrakkan Arjuna pun keluar dari dalam kontrakkannya, ketika mendengar dengussan kesal Juna. “Jun, kenapa ente?” tanya Dimas.
Arjuna menoleh ke arah kanannya. “Eh Mas, gak papa Mas. Itu tadi, ada cicak lagi tawuran antar RT” jawab Arjuna dengan spontan. Dimas pun menghampiri Arjuna di teras kontrakkanya, ia duduk sila di sofa panjang depan teras Juna.
“Denger-denger, ente katanya dikeluarin dari tempat kerja ente?” tanya Dimas, Arjuna pun melirik Dimas yang menanyai pekerjaannya itu.
“Tempat kerja yang mana Mas? Kalo di tempat pencucian motor mobil sih emang iya, tapi alhamdulilah sekarang udah dapet gantinya walaupun jadi ojek onine” jawab Arjuna.
“Syukur deh, ane seneng dengernya. Tapi kata si Marsel, ente punya perusahaan? Tapi kenapa milih jadi ojol sih?” tanya Dimas kembali yang penasaran.
“Hehe, gabut bang. Jadi CEO banyak banget mikul beban, mending cosplay jadi ojol” jawab Arjuna yang ngawur.
Dimas pun menepuk keningnya dengan tangan kanannya. “Ente kadang-kadang ente!”
...BERSAMBUNG ...
Follow IG : @stmaemunahsr
Keesokan harinya, Arjuna tengah bersiap-siap untuk pergi bekerja. Melewati hari-hari yang yang begitu panjang tanpa seorang ibu yang menemaninya, Juna hidup mandiri dan penuh dengan penderitaan.
Masih sampai detik ini Juna meletakkan bingkai foto sang ibunda di ruang tamu, berharap sang ibu datang berkunjung walaupun itu tidak mungkin.
"Ma, Juna pergi narik dulu ya. Juna selalu doain mama agar tenang di alam sana, mama gak usah khawatir karena Juna sekarang sudah besar. Dan lagi, Juna sudah punya perusahaan ojek online milik Juna sendiri, Mama pasti bangga sama Juna" gumam Arjuna sambil melihat foto mendiang ibunya.
Ia mengambil helm, lalu memasangkannya di kepalanya. Juna memanaskan motornya, lalu tak lama kemudian ia melesatkan motornya ke jalan raya.
Namun, nasib sial menghampiri Juna ketika ia baru saja keluar dari area kontrakkannya.
GUBBBRAK! Juna dan motor supra x kesayangannya ditabrak oleh seseorang yang berada dimobil mewah berwarna merah itu, orang itu pun keluar saking paniknya ia hendak ingin kabur, namun Bang Dimas yang selaku tetangga di kontrakkan Arjuna pun langsung menghentikkannya.
"Woi mau kemana ente?! Jangan coba-coba buat kabur ya! ente harus tanggung jawab!" ucap Dimas penuh ketegasan disetiap kalimatnya.
"Aduh, saya takut nanti dimarahin papi saya pak!" ucap sang penabrak tersebut, yang ternyata adalah seorang wanita.
"Takut! Takut! Ente mau tanggung jawab apa mau ane bawa ke kantor polisi! Lihat tuh ulah ente, gara-gara ente, temen ane jadi korban" celetuk Bang Dimas.
Wanita itu pun melirik Arjuna yang tengah meringis kesakitan, sambil memegang kakinya yang terkilir.
"Okey, okey! aku akan tanggung jawab mas" ucapnya.
Bang Dimas melepaskannya, namun tidak untuk Arjuna yang langsung menangkap wanita itu. Dan hendak akan menjitak kepala wanita itu, walaupun dengan kaki yang terseret karena rasa yang nyeri.
Bang Dimas memberhentikan tindakkan Arjuna yang bodoh itu, nampak di raut wajah Arjuna yang begitu emosi dengan wanita itu.
"Mas jangan mas!" ucap wanita itu, ia berlindung dibelakang Dimas untuk menghindari amukan Arjuna.
Arjuna terdiam, ketika ia melihat wajah wanita itu yang sangat mirip dengan saudari tirinya.
"Arabela?" gumam Arjuna yang menatap intens saudari tirinya tersebut.
Ia pun bingung dengan Arjuna, ia diam tak berkutik melihat Arjuna. "Kamu tahu aku? tapi aku enggak kenal kamu" ucapnya dengan spontan.
Arjuna melirik malas, dan langsung meninggalkan wanita itu dan juga Bang Dimas pergi tanpa sepatah kata apa pun.
Dimas segera menghentikan Arjuna, ia nampak kasihan dengan kondisi Arjuna yang nampak begitu menyedihkan itu, dengan menyeret kaki kanannya karena sakit tertunduk motor suara x nya tadi.
"Jun, ente mau kemana? biar ane anter aja ye ke kontrakkan" ujar bang dimas.
"Ga usah bang, Juga bisa sendiri" ucap Arjuna yang langsung pergi.
Bela pun nampak begitu keheranan dengan Arjuna yang langsung pergi, ia belum sempat menjawab pertanyaan yang Bela lontarkan tadi. Spontan Bela pun menepuk pelan bahu Dimas, dan Dimas pun menoleh.
"Ape?" tanya Dimas yang begitu masam.
"Dia itu siapa? dan kenapa, dia tahu nama aku ya? abang kenal dengan dia? boleh aku tahu tentang dia? dia begitu membuatku penasaran akan sikap dinginnya" ucap Bela yang memberi pertanyaan yang bertubi-tubi pada Bang Dimas.
"Gak!." Dengan nada yang dingin Bang Dimas pun menjawabnya, dan langsung meninggalkan Bela yang terdiam melongo akan kejadian yang baru saja menimpanya.
Arjuna berjalan sambil mendorong motornya, karena ia tidak mungkin juga mengendarai motornya dengan keadaan kaki kanannya yang seperti ini.
Saat di pertengahan jalan, seorang pengendara perempuan menghentikan motor scopy miliknya. Ia melepas helm dan berjalan menuju Arjuna, Arjuna yang bingung itu pun hanya bengong dan melihat kecantikan wanita itu.
"Mas, butuh bantuan?" tanya wanita itu, dengan spontan Arjuna pun mengangguk pelan.
"Mas sepertinya mengalami kecelakaan, motor mas juga baret, mau saya antar ke rumah sakit untuk memeriksa kesehataan mas?" tanya wanita itu yang seketika mampu menyihir Arjuna.
"Saya butuh pertolongan pertama, mbak cantik..." ucap Arjuna dengan suara manjanya.
"Ya sudah ayo. Saya antarkan ke rumah sakit terdekat, mas bisa titipkan motor milik mas ke cafe itu mas" ujar wanita itu sambil menunjukkan sebuah cafe yang terletak di sisi jalan, dengan bernuansakan brown outdoor.
Arjuna baru tersadar dari lamunannya, ia melihat wanita yang berada di depannya adalah wanita yang begitu cantik.
Wanita itu pun melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Arjuna. "Mas... Mas.... Mas melamun ya?" tanyanya, yang melihat tingkah Arjuna yang seperti salah tingkah.
"Nama saya Arjuna, mbak. Saya CEO dari perusahaan Yo-Jek, mbak berminat mau jadi istri saya tidak?." Ucapan Arjuna nyaris membuat wanita itu shock, dan menampakkan raut wajah yang begitu kaget.
"Mas? Sepertinya kepala mas terbentur sesuatu dan mengakibatkan mas seperti ini? Mau saya panggilkan ambulance? Sepertinya kondisi kepala mas sedang tidak baik-baik saja" ujar wanita itu.
Dari sebrang sana, seseorang menghampirinya dan menyapa padanya.
"Afriska, kamu sedang apa?" tanya seorang pria yang sepantaran dengan Arjuna.
"Aku hendak ingin menolong mas-mas ini kak, dia sepertinya habis kecelakaan" jawab Friska dengan menatap sendu Arjuna.
Dia melirik Arjuna yang nampan memelas tersebut, dan lalu melirik Friska.
"Apa dia tadi yang mengatakan, dia adalah seorang CEO perusahaan ojek online Yo-Jek?" tanya pri itu yang merupakan kakak dari Afriska.
Afriska mengangguk pelan, dan dengan spontan pria itu menghantamkan tinjuannya ke perut Arjuna.
BRUGGH! suara pukulan keras dari pria itu.
Arjuna meringis kesakitan sambil memegang perutnya. "Kakak!" teriak Afriska yang melihat Arjuna meringis kesakitan sambil memegang perutnya.
"Kamu jangan mengada-ngada ya! CEO perusahaan ojek online Yo-Jek itu Tuan Elgara, dan kamu jangan mengada-ngada bisa menikahi adik saya dengan berpura-pura menjadi Tuan El, kamu sendiri saja bekerja di perusahaan tersebut, jadi jangan banyak mengada-ngada dan halu." ucapnya.
"Sudah Kak Vito, kakak hanya menambah sakitnya saja" ucap Afriska yang menghentikan aksi kakaknya tersebut.
"Jika aku benar-benar membuktikan padamu, aku akan menikahi adikmu Kak Vito" ucap Arjuna yang langsung lari terbirit-birit meninggalkan Afriska dan Kak Vito.
"Kau!" pekik Kak Vito, namun Afriska segera menghalangi kakaknya itu.
"Sudah kak sudah, ayo kita bereskan cafe saja" ujar Afriska, Kak Vito pun mengangguk dan menurun pada adik semata wayangnya tersebut.
Di dalam lubuk hati Afriska yang paling dalam, hatinya berbunga-bunga ketika mendengar perkataan dari Arjuna tersebut. Meskipun sangat tidak mungkin, Arjuna itu adalah Elgara. Seorang CEO muda pemilik perusahaan ojek online, dan juga akan menikahi Afriska jika ia berhasil membuktikan pada kakaknya bahwa dia adalah Tuan Elgara.
...BERSAMBUNG...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!