Adellia Mahesa, biasa di panggil Adel. Adel adalah anak dari pasangan Kevin Mahesa dan Sintya Mahesa. Saat ini Adel sedang menjalani studynya di ibu kota Jakarta. Adel mendapatkan beasiswa dari universitas ternama yang ada di kota tersebut karena kecerdasannya. Tahun ini Adel baru masuk semester empat. Sesuai dengan cita-citanya selama ini, Adel ingin menjadi seorang guru TK. Entahlah, padahal dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia bisa saja bekerja di sebuah perusahaan besar. Namun karena kecintaannya kepada anak kecil, Adel memilih menjadi seorang pengajar kanak-kanak. Mungkin karena Adel anak tunggal jadi ia merasa kesepian selama ini. Saat Adel mengambil cuti, pasti ia akan ikut membantu mengajar di sekolah yang ada di dekat tempat tinggalnya.
Adel menempati sebuah rumah kost yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat kuliahnya. Setiap hari Adel pulang pergi kuliah dengan berjalan kaki, lumayan kan bisa menghemat pengeluaran. Kamar kost yang berukuran 5×5 itu ia tempati berdua bersama sahabatnya yang bernama Susan. Awalnya Adel hanya sendirian disana, dan tempat kost Susan juga lumayan jauh dari kampus. Namun setelah ia berteman baik dengan Susan, Adel meminta Susan untuk pindah bersamanya. Lumayan kan satu kamar di tempati berdua, jadi bayarnya bisa patungan. Begitulah kehidupan anak kost-kostan, harus pinter-pinter mengatur keuangan.
Adel adalah tipe orang yang ceria, ramah, supel dan mudah bergaul. Dulu saja saat ia baru beberapa hari masuk kuliah, ia sudah memiliki seorang teman yaitu Susan yang sekarang menjadi sahabatnya.
Adel terlahir dari sebuah keluarga sederhana. Mulanya, papa Kevin adalah seorang karyawan rendahan di sebuah perusahaan yang ada di kota Jakarta. Namun, karena suatu hal ia memilih resign dari perusahaan tersebut dan kembali ke kota asalnya. Papa Kevin memutuskan untuk membuka sebuah toko bakery bersama mama Sintya di kota tempat asalnya. Karena kepiawaian mama Sintya dalam membuat kue, toko yang dulunya hanya sebuah ruko kecil itu sekarang alhamdulillah sudah menjadi besar.
Adel memiliki seorang kekasih yang bernama Reyhan Pranata. Sebut saja namanya Reyhan. Reyhan adalah anak dari pasangan Daniel Pranata dan Erika Pranata. Saat ini Reyhan juga kuliah di tempat yang sama dengan Adel. Namun ia sudah semester akhir. Adel dan Reyhan sudah berpacaran selama setahun ini. Reyhan adalah pemuda yang baik dan bertanggung jawab. Reyhan memiliki adik perempuan yang bernama Cellin Pranata yang saat ini duduk di kelas XII.
Reyhan sering bermain ke kostan Adel bersama teman-temannya. Karena salah satu dari temannya ada yang ngekost disana, Aprilio namanya. Biasanya Reyhan akan meninggalkan mobilnya di kampus kemudian mereka akan berjalan kaki ramai-ramai menuju kostan. Memang kostan Adel ini adalah kost umum, jadi muda-mudi bisa berbaur menjadi satu. Hanya kamar tidurnya saja yang di pisahkan. Kamar kost cowok ada di bagian depan, sedangkan kamar kost cewek ada di bagian belakang. Halaman depan kost Adel banyak di tanami pepohonan yang berjajar rapi di pinggir seperti sebuah pagar. Mungkin memang sengaja di buat seperti itu oleh pemilik kostan. Banyak juga bangku-bangku panjang yang sengaja diletakkan oleh pemilik kostan di bawah pohon yang rindang sebagai tempat bersantai. Biasanya juga banyak anak-anak kost yang mengerjakan tugas kelompok disana. Di kostan Adel juga terdapat kantin dan sebuah toko kecil yang menjual berbagai kebutuhan anak kost.
Saking nyamannya kostan Adel, membuat Reyhan betah berlama-lama disana hingga terjadilah sesuatu yang membuat Adel menyesalinya seumur hidup.
*****
*****
*****
*****
*****
Hay Hay gaess, ini kamar baru buat Adel takodel-kodel ya 🤭
Kamar lama di tahan sama Mimin, karena katanya mengandung kontroversial 😢 Jadi terpaksa emak buka kamar baru 😂 Dan cerita Adel takodel-kodel emak pindah disini ✌️🙏
Lope-lope sekebun Pare 😘😘
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
"Hiks.. hiks.." Adel nampak menangis di sudut kamar kostnya dengan memeluk lututnya erat. Saat ini Adel hanya berdua dengan Reyhan. Biasanya mereka bertiga dengan Susan, atau bahkan beramai-ramai dengan teman-teman Reyhan. Susan saat ini sedang pulang ke kampung halamannya dan esok ia baru akan kembali. Tadi sore memang hujan deras hingga membuat Reyhan terjebak hujan disana.
"Hey, maafkan aku." Reyhan mengelus kepala Adel lembut.
"Ke-kenapa kamu lakuin ini ke aku?" Adel mencoba bertanya dengan suara paraunya karena sejak tadi air matanya tak berhenti mengalir. Entah setan apa yang merasuki mereka berdua hingga mereka melakukan perbuatan terkutuk seperti itu.
"Maaf, aku khilaf." Jawab Reyhan kemudian memeluk Adel erat.
"Aku janji akan bertanggung jawab." Sambung Reyhan lagi.
"Gimana kalau nanti aku hamil? Hiks.. hiks.." Berbagai pikiran buruk berkecamuk di kepala Adel.
"Aku akan menikahi mu sayang, Oke!" Reyhan mengecup dalam kening Adel, dan Adel hanya bisa menganggukkan kepalanya. Kemudian kecupan itu turun ke bibir dan Reyhan mulai menyes@pnya kembali. Adel yang kembali terbuai dengan sentuhan lembut Reyhan pun membalas pagutan Reyhan. Dan mereka pun mengulangi kembali apa yang tadi sudah mereka lakukan.
"Aaaaaahh!" Des@h Adel saat Reyhan kembali menyentak masuk ke dalam miliknya. Des@h@n yang keluar dari mulut Adel membuat Reyhan semakin menggila.
"Aaahh Rey, pelan-pelan!" Adel mencengkeram punggung Reyhan erat.
"Nikmati saja sayang." Reyhan kembali *****@* bibir Adel. Malam ini kostan Adel di penuhi dengan suara des@h@n dan erangan mereka berdua. Beruntung hujan deras mengguyur malam ini hingga mampu menyamarkan suara mereka berdua.
"Papa, mama, maafkan aku." Tangis Adel menyesali perbuatannya saat ini. "Bagaimana jika nanti aku hamil? Bagaimana jika nanti orang tuaku tau dengan apa yang aku lakukan ini? Aku merasa seperti seorang pel@cur. Pel@cur saja masih ada harganya, ia rela menjual dirinya demi uang. Terus aku apa? Rela membuka p@h@ ku lebar, demi apa? Demi cinta? Tuhan maafkan aku." Adel hanya bisa meratap pilu dalam hatinya.
Entah berapa kali mereka melakukannya semalam, hingga Adel tak tau jam berapa semalam ia tertidur. Saat Adel terbangun, badannya terasa sakit semua. Apalagi area pangkal p@h@nya yang rasanya luar biasa perihnya. Di lihatnya jam yang menggantung di dinding kamar kostnya yang ternyata masih jam setengah empat subuh. Adel kemudian melirik ke samping dimana Reyhan yang masih tertidur lelap. Di goyangkannya tubuh Reyhan pelan agar lekas bangun dan segera meninggalkan kost, mumpung masih belum subuh. Karena biasanya orang-orang akan memulai aktivitasnya setelah subuh. Adel takut ada yang melihat mereka berdua di dalam kamarnya.
"Rey, bangun!"
"Heeemb!" Reyhan hanya mengeliat tanpa membuka matanya.
"Hey, bangun cepat. Ini udah hampir subuh. Cepetan pergi sana! Nanti keburu orang-orang bangun dan lihat kita." Reyhan langsung terlonjak dan duduk sambil mengucek matanya.
"Jam berapa ini?"
"Udah hampir subuh ini, cepetan mandi sana terus pergi dari sini." Adel mendorong tubuh Reyhan agar segera membersihkan diri.
"Iya, iya sayang! Aku bersihin diri dulu baru pergi." Reyhan langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. Beruntung kamar mandinya ada di dalam kamar.
Setelah selesai membersihkan diri, Reyhan pun segera pamit pulang.
"Aku pulang dulu, nanti kita ketemu di kampus." Pamit Reyhan kemudian mengecup kening dan bibir Adel singkat.
"Aku gak kuliah hari ini. Badan ku sakit semua rasanya. Ini juga sakit!" Adel menunjuk bagian bawah tubuhnya dengan ekor matanya.
"Maaf!" Hanya kata itu yang keluar dari mulut Reyhan. Memangnya apa lagi yang bisa ia lakukan selain itu? Reyhan mengecup bibir Adel sekali lagi kemudian segera pergi dari kostan tersebut.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
Hari sudah beranjak siang saat Adel membuka matanya. Diliriknya jam yang ada di dinding ternyata sudah jam sembilan. Memang tadi saat Reyhan pergi, Adel tidur kembali karena masih merasa ngantuk. Adel mencoba untuk bangun, namun kepalanya terasa pusing. Apalagi bagian bawah tubuhnya yang masih terasa perih dan sedikit nyeri.
"Ssstttttt!" Desis Adel saat mencoba melangkahkan kakinya. Adel ingin ke kamar mandi untuk membersihkan diri agar badannya terasa segar kembali.
*****
Adel segera merapikan kamar yang nampak luar biasa berantahkannya itu. Takutnya nanti tiba-tiba Susan datang dan curiga melihat keadaan kamar yang seperti kapal pecah. Adel mengganti sepreinya dengan yang baru karena terdapat banyak noda darah keperawanannya disana. Kemudian segera ia rendam ke dalam bak, setelah itu Adel mencari sesuatu yang bisa ia makan di dapur kecil yang ada di dalam kamar kostnya. Namun tidak ada apapun selain mie instan. Mau pergi ke kantin pun rasanya malas, jadi ia putuskan untuk membuat mie instan saja.
Setelah menyelesaikan sarapannya yang sedikit kesiangan itu, Adel kembali merebahkan tubuhnya ke atas kasur. Rasanya kepalanya masih sedikit pusing, hingga tak terasa ia tertidur kembali.
*****
Adel terbangun saat merasakan ada yang menyentuh keningnya. Di bukanya perlahan matanya ternyata Susan sudah duduk di pinggir kasur.
"Kamu demam Del?" Tanya Susan namun Adel tak menjawabnya.
"Kapan tiba?" Tanya Adel balik. Memang mereka memegang kunci masing-masing, jadi mereka bisa keluar masuk tanpa mengetuk pintu. Adel melirik jam yang sudah menunjukkan pukul sebelas siang.
"Barusan! Aku pikir kamu kuliah, eh gak taunya malah molor. Udah minum obat belum?" Adel hanya menggeleng lemah karena memang ia belum minum obat sama sekali.
"Kepala ku pusing, mau beli obat ke toko takut jatuh, jadi aku tiduran aja." Jawab Adel seraya mendudukkan diri kemudian bersandar ke tembok.
"Udah makan?" Tanya Susan lagi. Dan lagi-lagi Adel hanya menggeleng.
"Tadi makan mie instan!"
"Ck! Sebentar aku beli ke kantin dulu sekalian beli obat." Inilah yang Adel suka dari Susan. Orangnya penuh perhatian, Adel seperti tinggal dengan saudaranya sendiri. Padahal saudaranya belum tentu juga memperlakukannya seperti itu.
*****
"Ayo kita makan dulu, habis itu minum obat." Susan menyodorkan sebungkus nasi kepada Adel. Mereka pun akhirnya menikmati makan siangnya bersama di dalam kamar kost.
Tepat saat mereka menyelesaikan makannya, pintu kamar kost mereka di ketuk dari luar.
Tok.. tok.. tok..
Susan segera beranjak untuk membukakan pintu. Nampak Reyhan berdiri menjulang di depan pintu dengan menenteng kantong kresek hitam.
"Hay San, udah balik?" Sapa Reyhan kepada Susan yang hanya di jawab anggukan oleh Susan.
"Masuk Rey!" Susan mempersilahkan Reyhan masuk ke dalam kamar kost dan membuka lebar pintunya. Reyhan pun segera masuk dan menghampiri Adel.
"Udah makan?" Reyhan menyodorkan kantong kresek tersebut kepada Adel.
"Udah barusan." Adel tetap menerimanya meskipun ia tau itu adalah makanan. Lumayan kan, bisa buat makan nanti.
"Ya udah di makan nanti." Reyhan mengulas senyumnya.
"Dia demam badannya, untung aja aku datang tepat waktu." Lapor Susan ember.
"Hah, kamu demam sayang?" Reyhan langsung memegang kening Adel, namun Adel segera menepisnya.
"Udah baikan, udah minum obat juga." Adel melotot ke arah Susan yang hanya terkikik.
"Mau aku anterin ke dokter?" Tawar Reyhan yang nampak khawatir karena melihat wajah Adel yang nampak sedikit pucat.
"Gak usah, bentar lagi juga baikan." Tolak Adel mencoba tersenyum agar Reyhan tak khawatir dengannya.
"Yakin?" Tanya Reyhan ragu.
"Iya sayang, udah sana aku mau istirahat." Usir Adel agar Reyhan segera pergi. Adel merasa canggung setelah kejadian semalam. Bahkan menatap Reyhan saja ia malu.
*****
*****
*****
*****
*****
Lope-lope sekebun Pare 😘😘
Jangan lupa Like Komen dan Votenya, kopi juga boleh ☕☕😂😂
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!