Langit Singosari yg semula terang benderang itu berubah menjadi hitam gelap berpayung mendung. Sinar mentari begitu cepat pergi atau bersembunyi terhalang oleh gumpalan awan hitam yg makin luas menelan bumi dan semesta.
Seorang gadis cantik dengan kulit kuning langsat rambut hitam terjurai ke punggung sedang bertapa di atas sebuah bukit untuk memohon kepada sang Hyang wenang penguasa alam semesta agar tanah Singosari kembali aman tanpa bencana dan musibah seperti yg sering terjadi pada abad ini. Bencana dan musibah itu terjadi semenjak Singosari runtuh dikuasai raja iblis Banaspati yg adalah makhluk halus yg berujud manusia dengan kepala harimau. Banaspati yg datang dan menduduki istana Singosari bersama ratusan pasukan makhluk gaib tentu sulit dikalahkan.
Putri ayu Kencana adalah istri dari Gusti Kertajaya yang merasa cemburu kepada seorang bocah yang sedang dilatih oleh begawan Sentanu ilmu bela diri . Bocah kecil itu adalah masih putra dari Kanjeng Gusti Kertajaya dari istri selir nyai Gandasari..
Begawan Sentanu yg sudah berbulan- bulan bertapa belum menerima wangsit dari sang hyang Wenang penguasa alam semesta kecuali kilatan petir yg terlihat berulang menyambar dan menerangi langit yg gelap. Itulah firasat yg senantiasa menghantui rakyat Singosari. Pertanda buruk sudah tergambar di langit bila bumi dan penghuninya selalu dilanda bencana dan berbagai musibah. Pagebluk atau kematian yg terjadi setiap hari. Biasanya kematian karena santet yg dikirim oleh para penyihir, tetapi kali ini bukan santet melainkan para Jim setan yg menyedot darah manusia sebagai tumbal. Darah warga Singosari diisap setan yg gentayangan ke seluruh desa kekuasaan Banaspati. Karena itulah begawan Sentanu yg masih kerabat raja Singosari yg runtuh itu memohon dikirim seorang pendekar yg mampu menandingi kekuatan raja iblis yg sekarang menguasai bumi Singosari. Dewa sang hyang Brahma penguasa alam semesta dan kehidupan diatas bumi datang menghampiri begawan Sentanu yang sedang duduk bersila sambil memberi aba- aba kepada bocah kecil bernama Wirapati.
" Glegerrrr !!'
Ledakan dahsyat itu kembali terdengar saat begawan meditasi berkonsen dengan doanya. Ledakan dahsyat itu terdengar sangat mengguncang tempat duduk begawan yg hanya sebongkah batu sebesar rumah. Hampir saja orang tua itu terjatuh karena guncangan dahsyat itu. Wirapati menghentikan latihannya karena takut saat batu besar tempat begawan Sentanu duduk bergoncang.
"Ya sudah, kita berhenti latihan dulu Wiro." kata begawan Sentanu sambil berjalan menuju sebuah goa yang berada tidak jauh dari tempat itu.
Ketika terdengar suara petir menyambar, orang tua itu sangat kaget karena ia melihat selarik sinar kuning memancar sangat terang di angkasa seperti pusat galaxi. Sinar yg sangat menyilaukan itu mengarah kepada begawan Sentanu. Orang tua itupun bergegas berdiri sambil merentangkan tangannya sambil tengadah ke langit. Ia berharap permintaannya dikabulkan oleh sang hyang penguasa alam.
" Jleggkk." tiba2 sosok bayangan manusia telah berdiri di hadapannya. Gusti ayu Kencana yang datang bersama seorang pengawal Singosari.
"Ampuuun kanjeng ratu, adakah kepentingan sehingga paduka datang ke padepokan ini?" tanya Sentanu yang agak panik atas kedatangan Gusti ayu Kencana.
"Ketahuilah Paman, Wirapati akan kubawa ke pengungsian untuk menemani Gusti Kertajaya."
"Baiklah kalau itu yang diinginkan Gusti Kertajaya" kata Sentanu yang pasrah saja ketika bocah kecil itu diminta putri Kencana.
Setelah Wirapati dibawa oleh ibu tirinya untuk berkumpul bersama baginda gusti Kertajaya, Sentanu kembali konsentrasi menengadah ke langit minta petunjuk sang hyang Wenang.
Sedang bocah berumur 10 tahun itu dibawa putri Kencana ke tengah hutan bersama pengawal Giling Wesi. Bocah kecil itu diikat oleh pengawal Giling Wesi dan dibawa diatas kudanya. Wirapati yang tak berani berontak karena masih anak -anak dan takut karena yang membawanya adalah pengawal kerajaan.
"Sudah tenggelamkan saja ke dasar telaga itu Giling" perintah putri Kencana. Tubuh bocah kecil yang diikat dengan sebuah batu besar diceburkan ke tengah telaga yang sangat dalam di tengah hutan.
"Byuuuurrr!!"
" Ha ha ha matilah kamu anak setan!" gumam putri Kencana yang inginkan kematian bocah itu karena dianggap duri dalam daging bila terus dibiarkan hidup dalam istana Singosari.
"Sudah paman Giling, kita kembali ke pengungsian. Pasti anak- anakku tidak ada yang mengurus." kata Putri Kencana.
"Sendika dawuh kanjeng ratu" jawab pengawal sambil naik keatas kuda bersama putri Kencana.
Lima tahun kemudian,
Kertajaya masih berada dalam padepokan pengungsian hingga dua putranya sudah mulai besar. Sedang Putri Kencana pura- pura menangis ketika mendengar berita putra tirinya Wiropati pergi entah kemana. Begawan Sentanu juga tak menaruh prasangka kalau Wiropati telah mati ditenggelamkan ke dasar telaga oleh ibu tirinya.
Namun ketika untuk yang terakhir ia bertapa di gunung Macan, tanda- tanda akan datangnya Wahyu itu mulai ia rasakan ketika usai hujan deras disertai petir yang menyambar- nyambar, sosok bayangan hitam melesat dari langit dan meluncur ke hadapannya.
"Jlegggkk!!"
Sentanu sangat terkejut menoleh dan memandang wajah batangan itu. Tak terlihat wajahnya karena tertutup oleh kerudung gelap.
" Aku adalah pendekar sakti utusan dari dewa pelindung Brama" kata pemuda tampan itu sambil mengulurkan tangan kepada begawan Sentanu. Begawan Sentanu tentu saja sangat senang menerima kedatangan pendekar muda itu sehingga ia langsung menyambut dengan uluran tangan. Tapi apa yg terjadi sungguh diluar dugaan begawan ketika tangannya menyalami justru ditarik dan dilemparkan oleh pendekar muda itu.
" Hiiiiaaaahhhhh !!"
Tapi bersamaan dengan terlemparnya begawan Sentanu, seorang pendekar lain datang menangkap tubuh begawan yg jatuh ke jurang.
" Hup !!"
" Wiro Sabrang !" gumam pendekar yg telah melempar begawan ke dalam jurang.
Wiro Sabrang adalah Wiropati murid begawan Sentanu yg diselamatkan dari amukan raja iblis yg waktu itu masih bocah. Tapi entah kenapa Wiro menghilang pergi entah kemana hingga Sentanu tidak lagi melihatnya selama beberapa tahun. Ternyata Wiro Sabrang telah kembali lagi dalam kondisi yg lebih baik.
" Guru..!!" kata Wiro sambil meletakkan begawan Sentanu ke sisi yg aman. Sedang ia bergegas menyerang pendekar muda yg tak lain adalah utusan Banaspati yg memburu begawan Sentanu.
Wiro Sabrang yg saat pergi meninggalkan pondok begawan masih bocah dan tidak memiliki senjata apapun.Tapi kini ia telah tumbuh menjadi seorang pendekar yg sangat sakti. Terbukti berani menghadapi pendekar siluman itu.
" Hiiiiaaaaatttt"
Pendekar siluman itu dengan cepat melesat dengan pedang membabat leher Wiro Sabrang. Tapi Wiro Sabrang yg sebenarnya sudah dikenal oleh pasukan dari Banaspati setelah berkali - kali menghalangi serangan mereka ke desa.
Golok setan yg berada di tangan Wiro memancarkan cahaya biru yg kemilau menuju wajah pendekar tampan itu hingga merubahnya menjadi wajah tengkorak yg sangat seram. Begawan Sentanu baru tahu jika yg disangka dewa pelindung itu prajurit dari raja iblis.
" Kurang ajar !!" ujar pendekar siluman itu saat wajahnya disulap oleh golok Wiro menjadi aslinya.
Dari jarak cukup jauh begawan geleng kepala menyaksikan kecepatan Wiro Sabrang bekas muridnya itu dalam menghadapi lawannya yg bukan manusia. Nanti ia akan tanyakan asal usul golok sakti ditangan Wiro Sabrang. Sinar biru yg terpancar dari golok di tangan Wiro Sabrang telah merubah ujud wajah tampan pendekar siluman itu menjadi ujud aslinya tengkorak berambut panjang terjurai ke punggung.
" Ha ha ha Wiro.. kebetulan sekali aku bisa menangkapmu kali ini tidak perlu memburu jauh2." kata pendekar siluman yg tak lain adalah Wonopati adik dari raja Iblis Banaspati.
" Wonopati masih hidup" gumam Wiro dalam hati. Karena seingat Wiro, ia telah membinasakan pendekar iblis itu saat bertarung di dalam alun2. Sambil merentang tangan kiri kedepan Wiro Sabrang mulai menghunus golok setan di tangan kanan diarahkan ke langit bersiap menebas leher Wonopati.
" Claaappp !!"
" Wuuuuuzzzzz !!"
Sinar gemerlap itu muncul dari pedang di tangan Wonopati beradu dengan sinar biru dari golok setan di tangan Wiro Sabrang. Maka terdengar ledakan yg sangat dahsyat menggelegar menggetarkan semesta. Gunungpun ikut bergetar dan bebatuan diatas bukit runtuh bagai gempa bumi saja.
Begawan Sentanu yg berada di tempat agak bawah merasakan goncangan tanah yg dipijak. Begawan Sentanu berdiri tegang memandang sinar biru yg mengembang seperti galaksi membakar tubuh manusia berkepala tengkorak itu. Kemudian sinar biru itu menghilang ditelan kegelapan ketika tubuh siluman Wonopati juga lenyap dari pandangan Wiro.
" Hmm setan alas !" gumam Wiro Sabrang setelah melihat lawannya lenyap melarikan diri seperti saat bertarung di alun2 Singosari. Wonopati selalu kabur dengan menghilang begitu saja.
****
Raden Kertajaya yg sakit parah dalam peperangan sudah mulai bisa duduk dan bicara di tempat pengasingan. Seorang begawan penasehat Kraton yg selalu menemani istirahat memberi tahu jika Kraton itu harus memiliki pusaka untuk menjaga kekuatan istana. Keris Nogososro atau pusaka lain yg bertuah.
Kedatangan begawan Sentanu mengajak Wiro Sabrang benar2 sangat ditunggu oleh Raden Kertajaya karena ia sudah hampir 6 tahun pergi mencari pusaka itu. Raden Kertajaya sudah bermimpi kejatuhan bulan semalam. Itu pertanda beliau akan mendapatkan mujijat yg sangat besar.
" Ampun Gusti, hamba datang bersama pemuda tampan ini yg tidak lain adalah putra dari nyimas Gandasari garwo ampil paduka." kata begawan Sentanu sambil menyembah.
" Oh pemuda tampan itu masih Sentono Kraton ya ?" tanya Gusti Kertajaya agak terkejut gembira sambil menatap wajah Wiro Sabrang. Pemuda itupun ikut menyembah seperti yg dilakukan begawan Sentanu.
Gusti Kertajaya merasa gembira kedatangan seorang pemuda tampan yang ternyata masih keturunan beliau dari istri selir yang terlupakan. Raden Kertajaya mengangguk - angguk mendengar cerita dari begawan Sentanu bahwa pemuda itulah yang menyelamatkan Begawan dari serangan iblis Wonopati panglima dari Banaspati. Tapi Raden Kertajaya penasaran melihaf pusaka golok yang terselip di pinggang pemuda itu. Ia ingin melihat seperti yang ia dambakan.
"Jadi kamu yang mengusir iblis itu anak muda ?"
"Betul Gusti."
"Siapa namamu ?"
"Hamba Wiro Sabrang "
"Bolehkah aku pinjam golok yang kamu gunakan untuk mengusir setan itu ?" tanya Raden Kertajaya. Wiro Sabrang lantas mencabut golok beserta sarungnya dari pinggang dan memberikan kepada Gusti Kertajaya. Namun apa yang terjadi membuat raja tua dan segenap pengawal dalam padepokan terkejut. Golok itu menyala dan membakar tangan Gusti Kertajaya.
"Aaaccchhh.."
Pegangan tangan raja tua itu melonggar dan golok melesat masuk ke dalam sarungnya. Begawan Sentanu sangat kagum betapa muridnya Wiro Sabrang sangat sakti mampu menjinakkan golok yang bertuah itu. Atau mungkin golok itu sudah menyatu dengan jiwa Wiro Sabrang pemiliknya.
"Tolonglah Wiro, sembuhkan sakit gustimu Raden Kertajaya dari sakitnya yg cukup lama" kata begawan Sentanu membujuk muridnya. Wiro Sabrang bergegas mengambil golok yang tergeletak di meja dan menggerakkan mengusap seluruh tubuh Raden Kertajaya.
"Kclapp !!"
Sinar kemilau yang terpancar dari pusaka itu membias ke tubuh Kertajaya hingga ia merasa kembali segar mampu berdiri tegak.
Tentu saja semua yang ada dalam ruangan itu terkesima dan sangat senang karena Gusti Kertajaya telah sembuh dan kuat berdiri tegak.
"Oh..aku sudah kembali sehat. Terima kasih Wiro anakku," kata Kertajaya sambil memeluk Wiro Sabrang.
Dalam padepokan pengungsian itu ada permaisuri sepuh nyai Ratih dan dua anaknya laki-laki yang dicalonkan jadi pengeran Pati atau panglima perang. Singayuda dan Sungajati. Kedua pengeran itu terlihat iri melihat ayahnya memeluk Wiro yang baru diketahui kalau ia juga putra dari Kertajaya terlahir dari istri selir.
"Mulai hari ini kita buat rencana serangan terhadap Banaspati yang menduduki Kraton Singosari. Dan aku angkat Wiro Sabrang menjadi Senopati atau panglima perang. Bagaimana begawan ?" kata Gusti Kertajaya.
"Kalau hamba sih sangat setuju.Tapi apakah tidak lebih baik jika paduka Gusti adakan rapat Dengan putra-putra pangeran Singoyuda dan Gusti Singojati?" jawab Sentanu.
Pangeran Singoyuda tampak mengerutkan kening pertanda tidak setuju dengan usulan sang ayah. Tapi sebagai anak dia tidak berani menolak langsung di hadapan Kertajaya.
"Bagaimana kamu Wiro, sanggup gak kamu membunuh dan mengusir raja iblis itu? Kalau kamu bisa membunuh raja iblis itu aku angkat kamu jadi Senopati Singosari" kata Kertajaya. Wiro Sabrang tidak bisa menolak tapi juga tidak mengatakan sanggup karena itu bukan kuwajiban seorang pendekar.
Wiro Sabrang dulu pernah diangkat murid oleh begawan Sentanu. Tetapi sejak dia tenggelam di laut dan diselamatkan dewa Laut Antaboga hingga diajarkan ilmu kedigjayaan, ia bukan lagi kawula dari kerajaan Singosari. Wiro Sabrang adalah seorang pendekar yg punya misi melindungi kaum lemah dari Angkara murka. Jika memang dalam situasi terdesak dan diancam maka Wiro akan melawan sekuat tenaga.
"Maafkan Gusti, hamba tetap akan membantu jika paduka dalam ancaman raja iblis. Tapi jika tidak, hamba ingin melanjutkan perjalanan hamba" kata Wiro Sabrang. Tentu saja jawaban itu sangat enak didengar oleh kedua putra Kertajaya yg merasa punya kuwajiban melindungi sang ayah.
"Ya jelas aku ini dalam ancaman raja iblis. Itu istanaku direbut, dan aku mengungsi sampai disini, karena aku menghindar dari serangannya"
"Menurut hamba, putra mahkota paduka itu lebih berkewajiban melindungi paduka, jika mereka menjadi Senopati perang." jawab Wiro Sabrang melirik kepada Singoyuda. Dua pangeran itu menunduk diam. Wiro Sabrang pun lantas berdiri setelah menyembah kepada Kertajaya.
Kertajaya yg sudah bisa berdiri kemudian memeluk Wiro sambil berbisik.
"Tolonglah Wiro. Aku tahu, hanya engkaulah yg bisa mengusir raja iblis itu dari Singosari. Karena engkau memiliki pusaka golok setan yg sangat sakti."
"Tapi hamba mohon maaf..." kata Wiro yang langsung lenyap dari pandangan Kertajaya. Wiro pergi entah kemana karena ia hanya melangkah keluar pendopo dan lenyap bersama angin lalu. Kertajaya menarik nafas.
"Singoyuda ! Susul dia"
"Sendika ayahanda"
Kedua putra Kertajaya itu langsung keluar mengikuti jejak Wiro Sabrang walau mereka tak tahu ke arah mana pendekar muda itu pergi.
Saat dua pangeran itu sudah terlihat berdiri di tepi hutan, maka mereka segera melihat sosok bayangan hitam berdiri tak jauh dari lereng bukit Gundul.
"Itu dia ! Kakang Yuda tangkap saja dari samping, aku akan hajar dengan pedang." kata Singojati.
Tapi baru saja mereka mengendap- endap dari belakang, Sosok bayangan itu lenyap. Dan terdengar suara petir menyambar bersautan.
"Glegerrrr !!"
"Heeeeaaaahhh !!"
Sebuah serangan yg sangat dahsyat datang menghajar kepala dua pangeran itu hingga roboh hampir jatuh ke jurang.
"Ohhh..ampuuun..!!"
"Ha ha ha ha..kini saatnya aku memangsa tubuhmu yg empuk bodoh " kata sosok hitam yg berubah menjadi seekor manusia berkepala buaya.
Singoyuda sangat ketakutan merangsek ke belakang ketika tangan makhluk raksasa itu mulai menghampiri kepalanya hendak menerkam dan menggigitnya.
"Ohhh..aduhh !!" rintih Singoyudo yg tangannya berdarah terkena cakar dari makhluk itu. Disaat yg sangat menakutkan itu tiba2 datang hembusan angin panas dari atas langit menyambar kepala makhluk itu.
"Wuuuuuzzzzz !!!"
"Waaaaasscchh"
Makhluk berkepala buaya itu menjerit dan tumbang karena lehernya dibabat golok seorang pendekar yg terjun dari atas awan. Dialah Wiro Sabrang yg dicari Singo Yuda.
Dua pangeran itu diselamatkan oleh Wiro dari ancaman maut siluman buaya. Sementara itu makhluk raksasa itu terus menyerang dengan cakarnya yg berkuku tajam merobek kulit Singojati karena tak mampu berlari menghindar.
"Aaaaaaaaccchhh" Erang pengeran itu ketika kakinya terpotong dan darah mengucur dari tubuhnya sangat deras. Wiro Sabrang menebaskan pusakanya golok setan ke tubuh makhluk siluman itu.
"Craassshhh!!"
"Bluuaaarrrr!!"
Ledakan dahsyat kembali terdengar saat pusaka Wiro Sabrang menghajar tubuh siluman buaya itu. Setelah ledakan dahsyat itu menghancurkan tubuh siluman buaya dan lenyap dari pandangan mata, Wiro melompat dan berdiri disisi Singoyudo yg tergeletak tak berdaya.
"Maafkan kami kakang Wiro..kami bermaksud mengajakmu pulang ke padepokan." kata Singojati yg kakinya nyaris putus diterkam buaya siluman. Wiro tidak mengucapkan sepatah katapun selain mengusap luka Singoyudo dengan telapak tangannya sambil menyalurkan tenaga gaib. Tak dapat dibayangkan betapa sakti Wiro Sabrang hingga mampu menumbangkan siluman buaya yg tak lain adalah pengawal dari raja iblis Banaspati. Bahkan dengan golok setan di tangannya Wiro Sabrang yg masih punya darah keturunan Kertajaya itu mampu menyembuhkan sakit ayahanda raja Singosari.
"Maafkan kakang, bila kami telah cemburu kepada putusan ayahanda mengangkatmu menjadi senopati. Hingga kami mengikuti langkahmu untuk mencelakaimu. Ternyata engkau memang seorang pendekar mumpuni " gumam Singoyudo dalam hati ketika merasakan luka tubuhnya sembuh setelah disentuh pusaka Wiro Sabrang.
Wiro Sabrang berdiri dan melesat terbang menghilang ditelan awan sebelum kedua pengeran yg berniat jahat itu membuka mulut untuk meminta maaf.
"Kakang Wiro!!"
Kepergian Wiro Sabrang adalah untuk melanjutkan petualang. Terutama sekali ia ingin bertemu dengan gurunya Antaboga untuk mendengar kabar tentang raja iblis yg mulai mengembangkan kekuasaannya dengan menyerang raja-raja di tanah Jawa dan menduduki istananya. Wiro Sabrang akan sangat berduka bila kekejaman raja iblis itu makin bertambah saat menyiksa para petani untuk melakukan ritual yang menjadikan anaknya sebagai tumbal.
Antaboga sang dewa laut itu berkuasa atas laut selatan hingga seluruh lautan Hindia yang dikelilingi pulau2 Sumatera hingga Papua. Wiro yang hampir mati setelah diceburkan ke laut oleh ibusuri dari Kertajaya agar tidak menjadi ahli waris atau yang menggantikan Gusti Kertajaya kelak, akhirnya hidup setelah ditolong Antaboga. Bila kini ibusuri itu akhirnya melahirkan dua pengeran Singoyuda dan Singojati, Singosari runtuh difuduki raja iblis Banaspati.
Wiro Sabrang sebenarnya adalah seorang pendekar legend di jaman prasejarah. Oleh karena pada saat itu terjadi gempa bumi yang sangat dahsyat sehingga mematikan seluruh kehidupan alam, Wiro Sabrang tenggelam di dasar lautan es yang menjadikan tubuhnya beku. Setelah 1000 tahun kemudian jaman telah berubah, dan Dewa Brahma memberinya kehidupan kembali karena Wiro Sabrang adalah seorang ksatria yang berjiwa besar serta penuh kedamaian. Wiro kemudian berreinkarnasi ke dalam jasad bocah kecil Wiroso yang ditenggelamkan ke dalam air laut.
Namun dalam perjalanan Wiro Sabrang menghadapi banyak halangan terutama para iblis yang ingin menghentikan langkahnya membela kebenaran serta menumpas kebiadaban iblis penguasa bumi.
Angin bertiup sangat kencang disertai suara petir menyambar bersaut- sautan dilangit seakan sang hyang penguasa alam semesta sedang murka. Wiro masih berdiri diatas tanah ditepi tebing yang berbatas wilayah Singosari dan Jenggala. Jenggala yg konon telah dikuasai seorang brahmana dari Hindia kini sedang dalam ancaman raja iblis Banaspati. Namun karena Jenggala juga memiliki raja yg menyembah berhala, sehingga aman dari ancaman itu. Karena berhala adalah tempat bersemayam para setan dan iblis yg dijadikan sesembahan manusia untuk melakukan sesuatu.
Suara petir itu tak henti menggelegar dengan disertai pancaran cahaya sinar biru memutih sangat menyilaukan mata. Wiro berdesakep menuilangkan kedua tangannya ke dada sambil menyipitkan mata ketika sinar biru itu melebar hingga menimbulkan bias sinar yg sangat terang.
" Jlegg !!"
Sinar terang itu kemudian menyusut kecil dan muncul sosok bayangan makhluk tinggi langsing dengan rambut panjang terurai berkibar tertiup angin. Sesaat kemudian tiupan angin topan yg sangat dahsyat itu melemparkan sosok bayangan benda mirip bongkahan batu menggelinding dari atas bukit dan berhenti di depan Wiro Sabrang.
" Sanjaya !!" gumam Wiro dalam hati. Wiro mengenal raja-raja tanah Jawa karena ingin memperebutkan golok setan yg dimilikinya.
" Ha ha ha ha. akhirnya aku menemukan pusaka itu di tanganmu kisanak." kata Sanjaya sambil memandang Wiro Sabrang agak meremehkan pendekar muda itu. Antaboga sudah memberi ilmu kedigjayaan kepada Wiro Sabrang yg amanah mengemban fatwa dari dewa laut itu. Pusaka golok setan yg sangat dicari semua pendekar dan raja untuk menjadi pusaka kejayaan sebuah kerajaan. Karena itulah Sanjaya meminta dewa perusak Siwa untuk merebut pusaka itu dari tangan Wiro Sabrang.
Sanjaya tampak mulai menggerakkan kedua tangan untuk mengerahkan ilmu kadigjayaan sambil matanya terus mengawasi gerak Wiro Sabrang.
"Hiiiiiaaaaatttt!!"
"Wuuuuuuzzzzzz!!"
Badai yang sangat dahsyat terhembus dari telapak tangan Wiro Sabrang menahan serangan tenaga dalam Sanjaya yang sangat dahsyat. Belum sempat Wiro Sabrang mengelak dan mengayunkan golok setan di tangannya sudah diserang dari arah samping oleh dewa Siwa yg berwujud makhluk tinggi besar dengan kepala buaya.
"Hiiiiaaaaatttt!"
"Bluaaaaarrrrr!!"
Wiro Sabrang terpental ke belakang hingga 50 meter sehingga secara refleks bayangan Antaboga muncul dari sinar yang terpancar golok Setan. Antaboga tidak ingin muridnya diperlakukan curang oleh Sanjaya yang ternyata menyewa iblis yang menyebut dirinya dewa Siwa. Siwa sangat terkejut ketika sosok bayangan ular naga raksasa itu menggelepar di langit dengan kekuatan tak terhingga. Ekornya yang bersisik dan bergigi tajam itu mengibas kekiri dan kekanan hingga meruntuhkan bebatuan bukit dan menyemburkan api yang sangat panas.
"Antaboga!" gumam Sanjaya yang tentu kenal karena wilayah kerajaan Jenggala di dekat pantai selatan Laut Kidul. Sanjaya kembali terpuruk ketika serangan Wiro Sabrang kian liar dan mengganas mendesak posisinya.
"Bluuuaaaaarrrr!!"
"Bluaaaaarrrrr!!"
Ledakan yang sangat dahsyat diatas langit sangat menggema dan mengguncang bukit serta barisan awan yang pecah. Dewa Siwa terbakar oleh semburan api dari mulut naga raksasa Antaboga.
"Antaboga, kau curang membela bocah edan itu"
"Kenapa engkau mau diadu domba oleh raja bodoh itu?"
"Aku sesembahan dia"
"Begitu juga Wiro Sabrang adalah mutidku"
Dewa Siwa baru tahu jika Wiro Sabrang adalah murid Antaboga. Tapi ia tidak mau mundur diserang habis2 an oleh ular naga raksasa itu hingga harus jatuh bangun dari langit. Begitu pula Sanjaya yang sebenarnya tak mampu menghadapi Wiro Sabrang yang punya ilmu bela diri dangst mumpuni. Bahkan pendekar purba itu sudah menyamai kekuatan iblis yang bisa menghilang saat diserang Sanjaya.
"Hiiiiiaaaaatttt"
"Aaaaaacccchhh"
Saatnya Sanjaya merasakan sakitnya terkena bacokan golok setan yang tidak hanya terluka akan tetapi kehilangan tenaga dan remuk tulang dadanya.
Wiro Sabrang menghentikan serangan saat Sanjaya terkapar di tanah dengan tak berdaya. Tapi Dewa Siwa langsung melompat menangkap tubuh Sanjaya dan meletakkan di tempsat terlindung.
Wiro Sabrang sudah siaga dengan ilmu Cakar Langit dan acungkan golok setan di tangannya yg langsung pancarkan sinar terang dan hembusan angin yg sangat dahsyat .
"Hhheeeeaaaahhh"
"Wuuuuuzzzzz !!!'
"Bluaaaarrrr !!"
Dewa Siwa yang telah keteter membuat Wiro Sabrang menjadi berani menyerang tanpa bantuan Antaboga yang telah kembali masuk ke dalam sarung golok.
Tubuh Wiro Sabrang melayang dengan kecepatan tinggi berbenturan dengan tangan dewa Siwa yg berujud manusia tanpa wajah. Kilatan cahaya yg timbul dari golok setan tak seperti sinar petir biasa, akan tetapi mengisap seluruh benda yg berbentur dengannya hingga lenyap.
Tentu saja raja Sanjaya yg berdiri dibawah pertarungan itu menjadi panik bila dewa Siwa yg diandalkan telah musnah terisap masuk ke dalam golok setan milik Wiro Sabrang. Namun begitu ketika terdengar lagi suara tawa dari dewa perusak itu datang dari arah belakang Wiro, Sanjaya kembali bisa tersenyum.
" Ha ha ha.. kau pikir aku ini apa anak muda ? Siapa yg bisa membunuh aku selain sang hyang Wenang"
Wiro tidak gentar mendengar suara Siwa yg ternyata masih hidup dan siap menyerangnya dengan pukulan setan. Yah namanya juga iblis tidak seperti manusia yang mudah untuk menakhlukkan karena sekali mati tidak hidup lagi. Untung Wiro Sabrang memiliki ajian Bumi Saketi yang mampu memusnahkan wujud iblis hingga tidak akan hidup kembali.
"Hiiiiiaaaaaaattttt'
"Glegeeerrrrrr?!"
Begitu hebatnya serangan dewa Siwa hingga bumipun terbelah dan Wiro Sabrang terjerembab masuk ke dalamnya. Sayang sekali bila pendekar itu dengan tenaga peringan tubuh mampu mengangkat tubuh dengan enteng sambil mengirim aji Bumi Saketi.
"Yuuupp !!"
"Aaaaacccckk!!"
Dewa Siwa terkena sinar berwarna biru yang terpancar dari golok Setan langsung hancur meledak hingga tubuhnya lenyap menjelma kepulan asap putih yang menggulung ke langit.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!