NovelToon NovelToon

Terjerat Hasrat Vampir Cantik

Episode 1: Terbangun

Saat ini dipinggiran sebuah hutan, terlihat ada sekelompok serigala sedang bertarung satu sama lainnya.

Terlihat sosok Serigala besar melindungi sesosok Serigala kecil.

Sang Serigala besar terlihat kewalahan dengan musuh dan terluka parah.

"Calvin, kamu harus segera pergi dari sini,"

"Ibu... Tidak Ibu... Calvin mau disini... Calvin takut... Lalu Ayah... Kita tidak menyusul Ayah disana?"

"Calvin sayang, dengarkan Ibu, kamu pergi yang jauh, masuki hutan ini, jangan menengok kebelakang, Ibu akan ada disini nanti bersama Ayahmu, jadi semua baik-baik saja oke?"

"Apakah begitu?"

"Ya, jadi cepat pergilah...."

Setelah itu, sang Werewolf kecil mengerikan diri dari sana dalam wujud serigala kecilnya, mencob berlari tidak tentu arah di hutan yang gelap.

Namun sayangnya, dia berhasil di ikuti oleh beberapa Werewolf besar lainnya.

Dalam ketakutan, Werewolf kecil itu menemukan sebuah lubang misterius ditanah.

Merasa terdesak, Werewolf kecil itu memasuki lubang besar itu.

Mencoba mencari tempat bersembunyi...

Sampai tiba-tiba dia menemukan sebuah peti mati.

Sang Werewolf kecil ketakutan, apalagi setelah mendengar auman Werewolf di atas tempat dirinya bersembunyi.

Dengan takut-takut, Sang Werewolf kecil membuka peti mati itu.

Sepintas Sang Werewolf kecil sedikit terkesima dengan apa yang dilihatnya.

Ada sesosok wanita berpakaian serba putih, dengan rambut silver yang indah, dan kulit yang begitu putih bersinar.

Sosok memukau bagaikan seorang malaikat.

Sang Werewolf kecil, lalu memasuki peti itu, dan menutupnya lagi, menyisakan sebuah lubang kecil.

Dia mendengar dari luar ada suara-suara Werewolf lain mengejarnya membuat dirinya ketakutan.

Karena ketakutan, sang Werewolf kecil kembali berubah menjadi wujud manusianya, meringkuk dalam peti itu. Sosok yang mirip seorang bocah berumur lima atau enam tahun.

Mengatasi ketakutannya, sang Werewolf kecil menatap wanita dihadapanya itu, yang terlihat tertidur pulas.

Werewolf kecil itu binggung, lalu mulai mengamatinya dan meraba-raba wajah cantik didepannya itu, sampai tangan kecilnya tidak segaja menyentuh taring di bibir gadis itu, membuat tangannya berdarah.

Karena ketakutan lagi, sang Werewolf kecil segera kembali ke bentuk serigalanya lagi.

Dalam kegelapan, hal pertama yang Anastasya rasakan adalah sebuah rasa manis yang tak tertahankan yang ada di mulutnya.

Rasa manis yang membuatnya ingin untuk menikmatinya lagi.

Anastasya mulai membuka matanya, tangannya mulai meraba bibirnya merasakan setetes darah merah yang lezat disana.

Sangat manis....

Hal yang dia rasakan yang lainnya adalah kegelapan di dalam sebuah peti.

Segera, Anastasya membuka peti mati itu, dan cahaya bulan purnama terlihat bersama dengan sesosok serigala kecil yang tubuhnya penuh luka meringkuk di ujung peti.

Lalu tatapan mata merah itu beralih kesekitarnya dimana disana ada beberapa Werewolf Besar yang menatap kearahnya.

Sekali lagi, Anastasya menatap Werewolf kecil itu, dan menatap Werewolf besar.

"Tolong Aku...." Guma suara kecil itu.

Anastasya masih sedikit pusing dan belum menyesuaikan pikirannya, namun dirinya paham tentang situasinya.

Si kecil sepertinya sedang diburu oleh para Werewolf Besar?

Apakah sekarang Para Werewolf menjadi semakin tidak tahu malu?

Dulu, mereka berani membunuh Manusia yang seharusnya mereka lindungi.

Namun sekarang, mereka bahkan memburu sesama Werewolf?

Dan yang paling parah yang mereka baru hanyalah sesosok Werewolf kecil yang terlihat tidak berdaya.

Anastasya segera mengendong Werewolf kecil itu ke tangannya, membuat Werewolf kecil merasa semakin ketakutan.

Anastasya lalu keluar dari peti mati itu, dan menatap Para Werewolf Besar yang saat ini sedang waspada.

Anastasya memegagi belakang leher Werewolf kecil itu dengan ekpersi jijik,

"Kalian mengiginkan hal ini?"

"Ya, serahkan dia!"

Werewolf kecil itu menjadi gemetar ketakutan.

Anastasya tertawa ketika melihat itu, lalu segera membawa Werewolf kecil itu keperluannya dan berkata,

"Tapi mahluk kecil ini adalah milikku. Kalian berpikir ingin mengambilnya? Jangan pernah bermimpi,"

Werewolf kecil itu menatap wajah wanita yang memeluknya itu, merasa sedikit malu tiba-tiba.

"Jika kamu tidak menyerahkannya, kamu akan mati!!" Kata Werewolf besar disana.

Anastasya lalu meletakkan Werewolf kecil kembali kedalam peti mati, dan mengelus kepala Werewolf kecil,

"Kamu disini saja,"

Werewolf kecil itu menggeleng ketakutan.

"Ti... Tidak.... Kakak tidak boleh kesana,"

Anastasya hanya tersenyum, lalu segera memalingkan wajahnya.

Mata merahnya menjadi semakin merah, menatap horror pada Para Werewolf disana.

Walaupun ini Bulan Purnama dimana puncak Kekuatan Werewolf, namun bukan berarti dirinya tidak bisa melawan mereka.

Kuku-kuku Anastasya berubah panjang, dan dan dia mulai menunjukan taringnya.

"Hehehe... Ini adalah santapan yang bagus malam ini,"

Anastasya mulai meloncat dalam sekejap kearah salah satu dari mereka, sampai mereka tidak cukup cepat bereaksi.

Anastasya mengigit salah satu Werewolf itu, menghisap darahnya dengan cepat sampai Werewolf itu terkapar ditanah.

"Rasanya sangat menjijikkan," gimana Anastasya sambil mengusap darah di bibirnya.

"Vampir sialan!!!"

Werewolf lain menjadi marah, dan menyerang, berhasil sedikit melukai tangan Anastasya.

Darah mulai keluar dari tangannya, namun Anastasya malah tersenyum, dan melukai tangannya lebih banyak, membuat darah keluar lebih banyak, namun darah-darah itu bukannya jatuh ketanah namun malah berhenti di udara, lalu mulai membentuk jarum-jarum kecil.

""

Anastasya hanya mengerjakan jarinya, dan ribuan jarum dari darah mulai menyerang rombongan Werewolf, itu berlangsung dalam sekejap, melukai para Werewolf dan menusuk sampai organ internal mereka.

Jarak Anastasya dengan mereka cukup dekat hingga cipratan darah mereka mengenai tubuhnya, namun Anastasya tidak terlalu peduli.

Setelah melihat mereka semua jatuh, Anastasya kembali kedalam peti mati, dan mengambil Werewolf kecil itu kedalam pelukannya.

Werewolf kecil itu menatap dengan tabjub apa yang dilihatnya.

"Huh? Sekarang apa yang harus Aku lakukan padamu?"

Werewolf kecil itu tidak memiliki waktu untuk kagum lalu segera berkata,

"Ayah... Ibu... Disana," tujuk Werewolf kecil itu menuju kesuatu arah.

Anastasya merasa ini akan merepotkan, namun tidak apa-apa, setidaknya dirinya bisa melampiaskan sedikit rasa marahnya kepada Para Werewolf kurang ajar itu.

Anastasya lalu pergi keluar lubang, menuju ke lokasi yang Werewolf kecil itu tujukan.

Dalam perjalanan, mereka bertemu dengan beberapa Werewolf.

Namun mereka tetap bukan tandingan Anastasya.

Sampai mereka tiba di lokasi yang di maksud, dimana ada begitu banyak Werewolf disana dan di tengahnya ada sepasang Werewolf yang mati.

Si Werewolf kecil mengenali Werewolf yang berkelimang darah di tengah-tengah itu.

"Ayah... Ibu... Mereka berdua Ayah dan Ibuku.... Tidak.... Tidak...."

Anastasya merasakan Werewolf kecil dalam pelukannya bergetar dan mulai menagis.

Melihat makhluk kecil itu menagis setelah kehilangan orang-orang yang dia sayangi, membuat Anastasya tersentuh, dirinya mengerti perasaan bagaimana ditinggalkan oleh orang terkasih.

Namun sekali lagi, ada terlalu banyak Werewolf disana.

"Sial, ada sebanyak ini? Apakah mereka memburu Alpha Werewolf atau sesuatu?"

Dan ternyata dugaan Anastasya benar, dari salah satu rombongan itu, Anastasya melihat Werewolf paling besar, yang terlihat seperti seorang pemimpin, dirinya juga melihat salah satu mayat adalah Werewolf besar.

Anastasya mulai berpikir ini mungkin pertarungan antar Klan untuk memperebutkan wilayah?

Namun bukankah begitu curang untuk bahkan memburu anak-anak?

Sekali lagi, Anastasya meletakkan Werewolf kecil itu di tanah dekat dengan mayat kedua orang tuanya.

Anastasya merasa ini akan lebih merepotkan daripada yang dirinya kira.

Dan benar saja, melawan terlalu banyak Werewolf dan bahkan ada Alpha Werewolf disana, sangat susah.

Anastasya baru saja bangun dari tidurnya, beruntung dirinya sempat minum darah Werewolf, kekuatannya pulih cukup banyak.

Namun tetap saja...

Anastasya mulai mengunakan kontrol darahnya untuk menyerang mereka, lalu secara membabi-buta menyerang mereka dengan kuku-kukunya.

Pertarungan jarak dekat adalah keahlian Para Werewolf, Anastasya merasa tidak diuntungkan.

Anastasya mulai mengeluarkan darah lebih banyak, sangat banyak hingga bisa menjadi semacam badai darah.

Ada ribuan, tidak mungkin pilihan ribu jarum darah di langit-langit.

Anastasya memuntahkan darah dari mulutnya, karena terlalu berlebihan menggunakan kekuatannya.

""

Hal itu hampir menyapu bersih semua Werewolf disana dan hanya menyisakan seorang Alpha Werewolf yang juga terluka parah.

"Kamu!! Kamu beraninya!!"

Anastasya saat ini lemah, dan serangan Werewolf itu berhasil melukai bagian perutnya.

Anastasya berpikir apakah ini akhir dari hidupnya?

Kekuatan yang dimilikinya ternyata tidak sebesar sebelumnya dan dirinya sudah menggunakan terlalu banyak tenaga sebelumnya.

Werewolf itu berubah menjadi wujud manusianya, lalu mencekik leher Anastasya.

"Dasar Vampir sialan! Kamu berani untuk menggagalkan rencanaku!"

Anastasya tidak berkata apa-apa.

Yah, mungkin ini akhirnya....

Toh tidak ada penyesalan dalam dirinya.

Hanya...

Dirinya sedikit kasihan pada Werewolf kecil sebelumnya.

Tepat ketika dirinya berpikir hal itu, sosok Werewolf kecil sebelumnya itu loncat dan mengigit tangan orang yang mencekik Anastasya itu.

"Cih, Apa-apa dengan sampah kecil ini?"

Werewolf itu berusaha menyingkirkan gigitan ditangannya, namun Werewolf kecil itu tidak melepas gigitannya, bahkan setelah dipukul beberapa kali, taring kecilnya menusuk tangan Sang Werewolf besar sampai berdarah.

Anastasya menatap Werewolf kecil itu, yang seolah....

Ingin menyelamatkan dirinya?

Ini adalah perasaan baru dalam hidupnya, tidak ada seseorang yang pernah mencoba menyelamatkan dirinya sebelumnya, itu karena dirinya sendiri terlalu kuat, sehingga tidak membutuhkan seseorang yang perlu melindunginya.

Namun ada apa dengan Werewolf kecil ini?

Anastasya melihat suatu tekad dimata kecil itu.

Membuat hatinya benar-benar terteguh.

Gigitan Werewolf kecil itu sepertinya cukup berpengaruh hingga Werewolf sebelumnya melepaskan cekikannya pada Anastasya, lalu dia terlihat memukul-mukul Werewolf kecil ditangannya, sampai Werewolf kecil itu terluka dan akhirnya terlempar kearah tanah, dan berubah menjadi wujud manusianya.

Anastasya melihat ketika Werewolf kecil itu sekarang memiliki bentuk seorang anak kecil.

"Sialan kamu!!"

Anastasya mengambil kesempatan ini untuk menggunakan sisa energi terakhirnya, melapisi tangannya degan darah, lalu segera bergerak cepat, untuk menembus dada Werewolf itu, menembus jantungnya, hingga darah mengenai seluruh tubuh Anastasya, yang saat ini begitu lemas dan tidak berdaya, kehabisan semua energinya.

Apalagi, Werewolf sebelumya juga sempat menusuk arena dekat jantungnya dalam serangan dekat ini, hampir menghancurkan jantungnya.

Namun untungnya Werewolf didepannya sudah mati, Anastasya segera melemparkan Werewolf itu ketanah, sedang dirinya sendiri terbaring di tanah tanpa energi.

Melihat energi hidupnya semakin habis.

Anastasya berpikir, yah...

Ini mungkin benar-benar akhir...

Ketika dirinya mati, tubuhnya akan berubah menjadi debu, dan tidak akan ada lagi sisa keberadaannya di tempat ini...

Ini miris, namun itulah akhir dari seorang Vampir.

Ketika Anastasya berpikir seperti itu, tiba-tiba dirinya menemukan rasa manis di mulutnya.

Sama seperti rasa manis yang membangunkannya dari tidur panjangnya.

Anastasya lalu melihat dimana, Werewolf kecil melukai tangannya, lalu meletakkan tangan berdarah itu di mulutnya, sambil berkata,

"Dalam legenda bilang, Vampir sangat menyukai darah Werewolf karena bisa memilihkan kekuatan dan membuat mereka lebih kuat. Jadi, Kakak minumlah darahku...."

Itu adalah kata-kata sederhana yang membuat Anastasya terkejut, namun dirinya tidak memiliki pilihan, hanya lalu mengigit tangan kecil itu, tetap berusaha mengendalikan dirinya agar tidak menghisap terlalu banyak.

Namun rasa manis ini benar-benar berbeda dari darah Werewolf menjijikkan sebelumya.

Apakah Werewolf kecil ini Calon Alpha?

Darah Werewolf Alpha adalah yang terbaik dari yang terbaik, langka dan sangat unik, dalam meningkatkan kekuatan Vampir.

Paling dicari, namun yang paling sulit juga karena Alpha Werewolf adalah yang paling kuat.

Darah Werewolf mati adalah yang paling buruk, jadi Anastasya tidak ingin meminum darah Werewolf yang di bunuhnya, darah dari yang sudah mati bisa menjadi sangat tidak enak dan tidak lagi memiliki manfaat.

Itulah kenapa Vampir lebih suka menangkap Werewolf hidup-hidup dan menyiksa mereka, dan itulah kenapa Werewolf sangat benci dengan Vampir.

Anastasya sedikit menikmati rasa manis di mulutnya, hingga jantungnya bisa beregenerasi segera, setidaknya lolos dari masa kritisnya.

Namun Anastasya juga tidak berani menghisap terlalu banyak, dan segera melepaskan tangan kecil itu.

Sekarang tatapan Anastasya bertemu dengan Werewolf kecil itu yang terus menatapnya, lalu Werewolf kecil itu berkata,

"Nona Malaikat sangat cantik,"

Anastasya lalu menatap kearah tubuhnya yang penuh darah dan pakaian putihnya yang compang-camping, bahkan wajahnya penuh dengan darah.

Anastasya tidak bisa untuk tidak berpikir, Werewolf kecil didepannya sepertinya kehilangan kewarasannya?

Bagaimana dirinya bisa disebut malaikat terlebih cantik dalam kondisi ini?

Dirinya sepertinya bertemu Werewolf kecil yang gila.

"Adik kecil, lain kali jangan pernah memberikan atau menawarkan darahmu pada Vampir, karena itu sangat berbahaya. Darah Werewolf sepertimu bisa membuat Vampir menjadi candu,"

"Tapi tidak apa-apa jika itu untuk Kakak, Aku akan menawarkan apapun yang Aku miliki. Terimakasih karena telah menolongku,"

Bersama dengan bulan purnama di langit, itu adalah sebuah pertemuan yang akan merubah takdir mereka.

Kearah takdir yang tidak akan pernah mereka kira atau temui.

Episode 2: Dendam Masalalu

Malam masih panjang, Bulan Purnama dilangit yang seharusnya menjadi sesuatu yang indah malah merupakan sebuah tragedi untuk Sang Werewolf kecil.

Setelah mengucapkan terimakasih pada Anastasya, Werewolf kecil itu lalu kembali menatap kearah mayat orang tuanya.

Anastasya jelas binggung harus bersikap seperti apa.

Dia menatap diam ekspresi kecil yang sedih itu.

Hal ini mengingatkan dirinya pada hari dimana dirinya juga kehilangan orang yang paling dirinya cintai.

"Kakak, Apakah Aku tidak akan pernah melihat Ayah dan Ibu lagi?"

Itu adalah sebuah pertanyaan yang jawabannya sudah jelas.

Anastasya merasa tidak tahan dengan hal itu, lalu segera berniat pergi dari sana.

"Kakak mau kemana?"

Anastasya lalu kembali menatap Werewolf muda itu, dan berkata,

"Ini saatnya kita berpisah,"

Werewolf kecil itu, lalu segera memeluk Anastasya, mencoba mencegahnya pergi.

"Tidak.... Kakak tidak bisa pergi..."

"Adik kecil, Kamu harus tahu jika Aku adalah Vampir mengerti? Kita tidak cocok satu sama lain, ku yakin kamu akan segera menemukan rombongan mu yang lain,"

"Tidak... Aku ingin bersama Kakak..."

Anastasya merasa tidak tahan dengan rengekan itu, segera memegang kepala anak itu.

Hingga Sang Werewolf kecil perlahan-lahan kehilangan kesadarannya.

"Kakak... Jangan tinggalkan Aku....."

Anastasya mengunakan beberapa kekuatannya untuk membuat anak ini pingsan, namun Anastasya tidak terlalu bisa mengendalikan kekuatannya hingga menyebabkan beberapa kesalahan kecil.

"Sial, apakah Aku melakukan kesalahan dan menggunakan penghapus ingatan? Namun harusnya hanya sebagian sudahlah itu tidak penting,"

Anastasya lalu mulai membawa Werewolf kecil yang sudah kembali ke bentuk serigalanya itu kembali ke pelukannya.

Dirinya harus mengurus hal-hal lusuh ini.

Mingkin dirinya bisa menemukan Keluarga atau Kerabat dari Werewolf kecil ini?

Anastasya lalu menatap kearah sekitarnya, memang tidak ada yang tersisa di sana, lalu Anastasya mulai berjalan menuju Rumah Besar di pinggiran hutan.

Di perjalanan dirinya melihat banyak mayat Werewolf.

Dirinya hanya berpikir jika itu pasti pertarungan yang cukup sengit.

Sampai tiba-tiba dirinya merasakan keberadaan Werewolf.

Ketika Anastasya menatap kearah pintu masuk, ternyata ada sekelompok Werewolf disana, dan salah satunya mengubah diri menjadi bentuk manusia.

Beberapa mulai melolong penuh kemarahan kearah Anastasya.

"Vampir Sialan!! Apa yang kamu lakukan pada Keluargaku!!! Dan.... Apa yang kamu lakukan pada Keponakanku!! Lepaskan dia!!"

Menatap rombongan itu, Anastasya kira mereka mungkin bala bantuan yang datang.

Ini bagus, Anastasya lalu segera melemparkan Werewolf kecil itu ke kearah seseorang yang terlihat seperti pemimpin dan berkata,

"Aku tidak membutuhkan makhluk kecil seperti ini, ambillah,"

Setelah mengatakan itu, Anastasya berubah menjadi kumpulan kelelawar, dan menghilang tanpa bekas dari tempat itu.

Membuat Para Werewolf itu menjadi binggung.

####

Anastasya terus terbang kembali ke arah hutan, kearah lubang tempat Peti Mati yang dirinya tempati.

Ketika sampai disana atas lubang, Anastasya mulai mencari-cari sesuatu.

Lalu dirinya segera menemukan sebuah batu nisan disana, yang sudah terlihat hanya seperti tatanan batu.

Dengan ekpersi sedih, Anastasya menatap Batu Nisan itu.

"Stefan Cartwright.... Jika kita tidak pernah bertemu, kamu pasti tidak akan mengalami semua tragedi itu,"

Anastasya mulai menangis ketika menatap batu nisan itu, mengigat kembali soal Mantan Kekasihnya.

"Para Werewolf sialan itu...."

Namun semuanya sudah lama berlalu.

Anastasya sudah melakukan segalanya untuk mencoba balas dendam dan memburu Para Werewolf bahkan menemukan dalang dibalik insiden itu, namun pada akhirnya, tetap tidak bisa membuat dirinya lega.

Kehampaan dalam hatinya, malah semakin banyak.

Karena dirinya tetap tidak akan pernah melihat Kekasihnya lagi.

Kekasihnya padahal hanya seorang manusia biasa...

Namun dia harus berbasis tragis karena dirinya...

Werewolf seharunya melindungi Manusia...

Dirinya bahkan tidak pernah merubah Kekasihnya menjadi Vampir...

Namun mereka tetap begitu tega untuk membunuh Kekasihnya...

Saat itu, dirinya juga begitu lelah setelah balas dendam, hampir kehilangan seluruh kekuatannya.

Namun dirinya takut untuk mati, karena ketika Vampir mati, mereka berubah menjadi debu dan keberadaannya akan menghilang seolah-olah tidak pernah ada.

Memikirkan hal itu, Anastasya saat itu mulai memikirkan untuk bisa terbaring di makam yang sama dengan Kekasihnya.

Dengan harapan, mungkin nanti setelah terbagun, dirinya bisa melupakan kesedihannya.

Namun sekarang ketika dirinya terbangun, rasa sakit hati dan kesedihan di hatinya masih sama.

Sungguh, dirinya tidak ingin jatuh cinta lagi...

Terasa sangat menyakitkan ketika ditinggal seperti ini.

Anastasya terus termenung disana untuk waktu yang lama.

Baru setelah beberapa saat, Anastasya mulai memikirkan untuk mencoba mencari pengikutnya atau kenalan lamanya.

"Berapa tahun telah berlalu?"

Anastasya juga tidak tahu, dia mulai kembali terbang dan pergi keluar hutan mendatangi desa terdekat.

Dirinya terkejut setelah tahu jika mungkin sekitar 200 tahun telah berlalu sejak kejadian itu.

Jika hanya 200 tahun, sepertinya dirinya masih bisa menemukan beberapa kenalan?

Dengan keputusan itu, Anastasya mulai menyamar dengan kerumunan manusia, untuk mencari teman-temannya berada.

Dan hari-hari segera berlalu dengan cepat tanpa hasil. Dia mulai menyusup dimalam hari, mencoba menemukan apakah ada rumor soal Vampir atau hal-hal lainnya.

Sampai suatu hari, Anastasya yang sendirian menelusuri sebuah jalan, tiba-tiba disergap oleh rombongan Werewolf.

"Menurut ciri-ciri, Vampir ini yang membantai Klan Drake dan Klan Hawkins,"

Anastasya yang mendengar itu jelas merasa kaget.

Dirinya memang segaja tidak menyembunyikan hawa keberadaan Vampirnya, dengan harapan seseorang yang mengenalnya akan mengenalinya atau menyadarinya, sehingga mereka bisa segera bertemu.

Namun siapa yang mengira akan ada rumor semacam itu?

Membantai Klan Drake dan Klan Hawkins apa?

Anastasya lalu teringat kejadian malam itu ketika dirinya bertemu dengan Werewolf kecil.

Sial.

Dirinya tidak pernah mengira jika akan terjadi hal-hal merepotkan seperti ini.

"Serang dia!!"

Anastasya yang di keroyok itu, jelas tidak punya pilihan selain membela dirinya sendiri.

Dan terjadilah pertempuran sepihak.

Para Werewolf tidak akan pernah menyerah bahwa Vampir yang mereka kejar akan sekuat itu.

Tidak, harusnya kekuatan ini cukup maksud akal mengingat rumor nya bahwa Vampir ini yang membantai sendirian Dua Klan Besar milik Werewolf.

Anastasya yang masih menyimpan kebencian pada kaum Werewolf jelas, tanpa ampun membantai mereka.

Hal itu jelas membuat banyak keributan.

Anastasya menatap mayat Werewolf didepannya.

"Ukhh.... Lebih baik di masa depan aku akan menyembunyikan diri, terlalu merepotkan jika bertemu masalah semacam ini,"

Dengan keputusannya itu, Anastasya mulai menyembuyikan hawa keberadaan Vampirnya, dan mulai berbaur dan bersembunyi lebih dalam sebagai Manusia, ambil tetap mencoba mencari beberapa teman atau kenalan nya.

Yah, walaupun Anastasya sendiri tidak memiliki keinginan apapun ketika kembali bangun.

Ya...

Untuk Apa dirinya bangun?

Akan lebih baik jika dirinya bisa tidur dalam keabadian.

Karena Werewolf kecil itu?

'Nona Malaikat sangat cantik,'

Tiba-tiba kata-kata gila itu teringat di benaknya.

Sial, dirinya bertemu Werewolf dan terkena sial karenanya, dan sekarang dirinya malah di buru.

Memang, tidak ada hal baik jika bertemu dengan Werewolf.

Episode 3: Hasrat Tidak Tertahankan

14 Tahun Kemudian

Saat ini, adalah malam yang indah, terlihat cahaya bulan menerangi malam, sama dengan bintang-bintang kelap-kelip di langit, apalagi tanpa awan sedikitpun.

Namun sepertinya tidak semua orang menikmati malam itu.

Misalnya saja, saat ini disalah satu pinggiran kota, di daerah bangunan terbengkalai, terlihat beberapa orang di sana.

Tidak, daripada orang, ini tidak begitu mirip dengan manusia.

Karena mata mereka semua berwarna merah darah, dan memiliki taring yang terlihat dari luar mulut mereka.

Mereka adalah sekumpulan makhluk malam, makhluk predator untuk manusia, mahluk penghisap darah manusia, yang sangat suka memburu dan memperdaya manusia untuk menjadi mangsa mereka.

Mereka selalu bersembunyi di balik bayang-bayang kegelapan malam.

Mahluk buas, yang memiliki wujud seperti manusia, namun sebenarnya mereka adalah monster peminum darah, Vampir.

Terlihat rombongan Vampir itu, tengah mengelilingi seorang gadis.

"Nona Anastasya, sebaiknya anda segera ikut kami segera. Tuan Nathan sebentar lagi akan bangun, dia pasti sangat gembira jika Nona ada disana saat dia bangun,"

Anastasya saat ini dikelilingi oleh rombongan Vampir itu, terlihat menunjukkan wajah tidak senang.

"Hah? Siapa kalian berhak menyuruhku? Bilang pada Tuan Kalian, Aku ada akan pernah bersamanya selamanya!!"

"Nona Anastasya tidak bisa menentang takdir. Kalian adalah Sepasang Vampir darah Murni yang ditakdirkan untuk bersama,"

"Diam!! Aku tidak ada urusannya dengan Si Brengsek itu lagi!"

"Jika Nona masih memaksa, kami terpaksa untuk membawa anda secara paksa,"

Mendengar ancaman itu, Anastasya tertawa dan berkata,

"Jangan pernah kalian bermimpi untuk menangkapku!!"

Dan begitulah awal dari pertarungan malam itu.

Anastasya jelas sebenanya cukup kuat, namun saat ini dia berada dalam kondisi yang cukup baruk.

Karena dia sangat jarang meminum darah manusia.

Hal ini membuat kekuatannya semakin melemah dan melemah, sejak dia terbagun sepuluh tahun lalu.

Apalagi, dalam sepuluh tahun ini, tidak hanya dia dikejar oleh Kaum Werewolf, dia juga dikejar oleh Pengikut dari Mantan Tunangannya yang dia benci, Sesama Vampir Darah Murni.

Hanya mengunakan 'Blood Controller' sebenatar, Anastasya sudah cukup kelelahan.

Beberapa luka terlihat megenai tubuh Anastasya, dan pemulihan berlangsung cukup lama.

Regenerasinya melambat karena kekurangan darah.

"Nona Anastasya sebaiknya menyerah saja!!"

Beberapa Vampir disana terlihat lega melihat ternyata serangan mereka bisa kena.

Karena lawan mereka adalah Vampir Darah Murni yang kabarnya sangat kuat, mereka sedikit takut pada awalnya namun ternyata, Vampir didepan mereka tidak seperti Vampir Darah murni yang begitu kuat seperti yang di ceritakan turun temurun.

"Jangan harap!!"

Anastasya saat ini memegagi tangannya yang patah.

Itu menyakitkan, dan Anastasya lalu mulailah konsentrasi untuk fokus ke kemampuan regenerasi nya pada pemulihan tulangnya yang patah.

Jelas, Anastasya saat ini dalam situasi terburuk.

Dirinya belum minum darah cukup lama, rasanya tenggorokannya seperti terbakar, hampir kehilangan kewarasannya.

Belum lagi, luka yang dirinya derita, dan efek samping penggunaan 'Blood Controller' yang terlalu berlebihan yang memberikan beban tambahan pada tubuhnya.

Kepalanya sangat sakit, hingga terasa ingin meledak.

Dirinya juga bingung bagaimana untuk lolos dari sana.

Empat belas Tahun, selama ini bersembunyi dan hidup dalam bayang-bayang berkat kejaran orang-orang tidak berguna.

Hal-hal ini jelas membuat dirinya sangat lelah secara mental dan fisik.

Ketika Anastasya sedang berpikir itu, beberapa orang tiba-tiba datang.

"Nona Anastasya, sebaiknya segera lari kami akan mencoba menghadapi mereka,"

"Itu benar, Kami juga sudah menyiapkan Identitas baru untuk Nona," kata salah satu orang sambil melemparkan sebuah tas, dan Anastasya menangkap hal-hal ini.

Itu adalah pengikut Anastasya.

Ya, saat ini dirinya tidak memiliki pilihan selain bergantung dengan mereka berdua.

Mereka berdua, walaupun bukan darah murni, mereka juga cukup kuat.

"Ukhh.... Aku akan mengandalkan kalian...."

Dari sana, Anastasya mecoba melarikan diri dan bersembunyi.

Setelah lari cukup jauh, dan memasuki kota, Anastasya memeriksa isi Tas itu, ini ada sekantong darah manusia.

Anastasya menatap kantong darah itu dengan ekspresi wajah marah.

Dirinya sangat benci darah manusia....

Anastasya yang tangannya masih lemah itu, malah tidak sengaja menjatuhkan kantong darah itu hingga tercecer ditanah.

Aroma darah segera memenuhi penciuman Anastasya.

Aroma yang sangat mengoda dan membuat Anastasya begitu haus.

Namun sekali lagi, darah itu sudah jatuh di tanah dan tercampur dengan tanah.

Anastasya merasa jijik ketika memikirkannya.

Dia coba mengendalikan dirinya dan sekali lagi berjalan dari sana, menuju ke tempat lainnya.

Anastasya berlarian ke arah tertentu sampai dirinya tiba di kerumunan orang.

Ini terlihat seperti sedang ada Festival disekitar sana.

Ada begitu banyak orang itu artinya, ada begitu banyak darah manusia hidup.

Anastasya mulai meneteskan air liurnya, merasakan aroma dan darah dari manusia-manusia hidup itu.

"Tidak... Tidak... Aku tidak bisa seperti ini..."

Anastasya mencoba memegagi kepalanya yang sakit, sampai dirinya tidak sengaja menabrak orang hingga dirinya jatuh.

Anastasya yang jatuh segera berdiri, dan sekali lagi berlari ke tempat yang kira-kira tidak ada orang.

Dalam keadaan kelaparan dan begitu banyak manusia di sekitarnya jelas bukan hal baik.

Namun, rasanya sangat menyakitkan.

Rasa haus darah dari Vampir yang kelaparan adalah yang paling buruk, namun sebagai Vampir Darah Murni, dirinya memiliki kemampuan pengendalian diri yang baik.

Anastasya terus lari, ke tempat yang lebih sepi.

####

Di tempat lainnya, saat ini disalah satu gang di sekitar Kota, terlihat ada beberapa Serigala berkumpul.

Serigala-serigala itu lalu segera berganti ke wujud manusia mereka.

Diantara Para Werewolf itu, ada Werewolf paling indah dengan bulu berwarna putih, dan yang paling besar, yang juga yang terakhir berubah menjadi wujud manusianya.

Ketika sosok itu berubah, itu menjadi sosok seorang Pria yang sangat tampan, tinggi dan memukau.

"Ketua, Aku dengar disekitar sini sebelumnya ada keberadaan Vampir," kata salah satu orang pada sosok yang terlihat paling tinggi itu.

"Baik, mungkin Vampir itu menyamarkan diri diantara manusia? Sebaiknya kita berpencar lagi,"

"Baik, Ketua,"

Beberapa orang itu segera pergi dari sana dan menyisakan dua orang disana.

"Calvin, menurutmu kali ini kita akan bertemu dengan Vampir yang kita cari?"

"Entahlah, Aku juga tidak tahu bisa saja ia bisa saja tidak,"

"Ini adalah Vampir yang membantai Anggota Keluargamu, Klan Drake,"

Pemuda yang diajak bicara itu terdiam.

"Aku tidak benar-benar ingat hal yang terjadi hari itu, entah kenapa aku masih yakin sampai saat ini yang membunuh Keluargaku bukan seorang Vampir,"

"Tapi, kamu sendiri lihat buktinya bukan? Orang yang Ayahku lihat di TKP saat itu adalah Vampir, Vampir Wanita berambut Silver yang unik, yang bisa mengendalikan Darah. Hanya sedikit Vampir yang memiliki Kemampuan ini, mereka kabarnya Darah Murni langka, yang akhirnya terbangun dari tidur panjang mereka,"

"Sudahlah, Lucas. Berhenti bicara omong kosong, sebaiknya kita berpencar saja, sana kamu pergi ke arah sana, kita hanya akan memeriksa apakah Vampir ini membahayakan Manusia atau tidak,"

"Baik-baik, Pemimpin. Sang Alpha Werewolf Pemimpin kami ini, benar-benar sangat berdedikasi menjalankan tugasnya,"

"Diamlah,"

Dua orang itu berpisah, segera Calvin menuju ke daerah pinggiran kota.

Dan apa yang dia temukan cukup menarik, dia kebetulan bertemu rombongan Vampir yang saling bertarung satu sama lainnya, ada banyak banyak debu di udara, sepertinya tanda dari beberapa Vampir telah mati sebelumnya di tempat itu.

"Heh? Rupanya tidak hanya kaum Werewolf yang suka bertarung dengan sesamanya, Para Vampir juga,"

Calvin melihat, diantara rombongan itu, sepertinya hanya melawan dua orang Vampir yang terlihat kewalahan.

Calvin tidak benar-benar peduli, lalu hanya mulai kembali ke bentuk serigalanya, serigala putih dan indah, dan segera menyerang ke rombongan Vampir itu, membuat semua orang yang berada di sana terkejut.

Melihat adanya seorang Alpha Werewolf, rombongan itu langsung menyerang Sang Alpha, dua Vampir yang sebelumnya dikeroyok mengambil kesempatan ini untuk melarikan diri.

Calvin mengunakan kekuatannya, dan mulai membantai Vampir-vampir itu, hanya Para Vampir ternyata cukup hebat sampai bisa sedikit melukai dirinya.

Namun itu tetap bukan apa-apa, Calvin akhirnya membunuh semua Vampir yang ada disana, mengembalikan semuanya ke kehampaan.

Tepat setelah itu, Calvin mulai mengamati keadaan sekitar, dimana dirinya menemukan begitu banyak darah yang tersebar.

"Wow, tempat ini benar-benar kacau, Aku mungkin akan segera menyuruh anak buahku untuk membereskannya, tangan sampai ada manusia yang tahu dengan hal-hal ini. Namun ada beberapa hal yang harus Aku urus,"

Calvin lalu mulai mengunakan Instingnya, mencoba mencari vampir lain yang ada di sekitar sana.

Dia mulai berjalan kearah kota, dalam perjalanan dirinya menemukan jejak darah manusia di tanah.

"Ini... Kantong Darah? Hah, artinya ada vampire yang meloloskan diri,"

Calvin terus berjalan, dan tidak jauh dari sana ada sebuah festival yang penuh dengan manusia.

Memiki firasat tidak benar, Calvin mencoba menelusuri gang-gang kosong didekat sana.

Biasanya, Vampir sangat suka memburu mangsanya, dan di bawa ketempat-tempat sepi.

Calvin mulai berjalan menuju salah satu lorong sepi, lalu mulai menyadari, rasa sakit di tangannya, ada luka berdarah akibat pertarungan sebelumnya.

Tepat ketika Calvin memikirkan itu, dirinya melihat seseorang di ujung gang gelap.

Itu adalah seorang wanita berambut silver panjang, dan tatapan mereka berdua bertemu.

Anastasya mulai mencium aroma darah yang begitu manis dan tidak tertahankan, dan ketika dirinya berpaling dirinya menatap sosok seorang pemuda didepannya.

Aroma manis yang terpancar dari pemuda itu benar-benar membuat hasrat darah yang terpendam dalam diri Anastasya muncul.

Haus....

Sangat haus....

Rasa haus, yang hampir menghilangkan kewarasannya...

Tatapan mata mereka bertemu...

Entah kenapa tatapan mata yang familir...

Anastasya, mulai memegagi lehernya, yang merasa tidak tahan itu.

Mata merahnya, semakin berkilap makin merah, dan tanpa sadar Anastasya mendekati kearah sosok pemuda itu.

Dan entah kenapa, sosok pemuda didepan itu, tidak bergerak sedikitpun, hanya terus menatap kearahnya dan terdiam.

Anastasya yang sudah kehilangan kesadarannya, hanya terus berjalan mendekat...

Semakin dekat, seolah tatapan mata merah itu menghipnotis Pemuda dihadapannya itu.

Anastasya semakin dekat, mulai mengambil tangan pemuda itu, arena dimana tangan Pemuda terluka.

Lalu, mengunakan lidah hangatnya, Anastasya mulai menjilat luka itu, seolah-olah untuk mencicipi setiap darah yang ada di sana.

Sampai akhirnya, Anastasya mulai mengeluarkan taringnya, dan menancapkannya pada pergelangan tangan itu.

Rasa manis yang familiar membanjiri mulutnya...

Ini sangat lezat...

Sangat manis...

Bersama dengan rasa manis itu, membuat kesadaran Anastasya pulih, cukup pulih untuk mengembalikan kewarasannya.

Hal ini jelas membuat Anastasya ketakutan dengan hal yang dirinya lakukan...

Menghisap darah secara langsung pada Manusia...

Hanya ada dua takdir yang Manusia akan miliki setelah di gigit oleh Vampir Darah Murni, pertama yaitu kehabisan Darahnya sampai mati...

Atau yang bahkan lebih buruk dari kematian, berubah menjadi Vampir yang hanya akan haus darah dan perlahan akan kehilangan kesadaran dan kewarasannya....

Mengetahui hal itu, Anastasya segera mundur, dan mencoba menjauh...

Raut wajah Anastasya jelas menjadi pucat, jika memikirkan hal yang dirinya perbuat...

Dirinya laki-laki telah melakukan sebuah kesalahan fatal dan membuat manusia yang tidak tahu apa-apa menjadi korban...

Hal ini kembali mengigatkannya pada kematian Kekasihnya dulu....

Dan sebuah janji yang dulu pernah dirinya buat, untuk tidak lagi meminum darah manusia sscara langsung....

"Tidak.... Tidak.... Ini tidak bisa.... Maaf..... Maafkan Aku..."

Terlihat ada tatapan penuh keputusasaan disana, dan air mata yang turun.

Calvin juga tidak mengerti, kenapa dirinya membiarkan dirinya digigit oleh seorang Vampir.

Namun wajah ini sangat Familiar....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!