NovelToon NovelToon

The Heiress Of The Legendary Family [S1]

Diusir

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hutan, tempat yang sunyi dan tenang serta damai. Hutan memiliki banyak pohon dan merupakan rumah bagi satwa-satwa liar yang belum terjamah manusia. Sulit bagi orang biasa untuk tinggal di tengah hutan, namun berbeda dengan anak ini.

"Ah! Ketemu!" pekik seorang anak perempuan berumur 12 tahun.

Rambut anak itu dikepang dua dengan warna biru safir yang cerah. Matanya juga berwarna safir dengan corak seperti permata.

Keadaan anak itu menyedihkan. Bajunya robek dimana-mana dan terdapat banyak tambalan di sana. Rambutnya terkesan kusut dan berantakan. Pakaiannya compang-camping. Di kulitnya terdapat beberapa luka sayatan kecil akibat ranting pohon.

Dan masalahnya.... Bagaimana anak itu bisa bertahan hidup di sana?

"Akhirnya aku menemukan makanan yang bisa dimakan! Horee!!" Anak itu memetik sebuah buah kecil berwarna kuning keemasan di sebuah daun yang berada di tanah. Buah itu memantulkan cahaya dan bersinar dalam kegelapan, entah bagaimana caranya.

Gadis itu melahap buah berwarna kuning keemasan itu.

Hap

"Ummhhhh.... ENYAAKKK!!!" girangnya sambil menggoyang-goyangkan kepalanya.

Cara ia bertahan hidup di hutan belantara ini tentu saja dengan memakan makanan yang bisa dimakan. Ia memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara bertahan hidup di alam. Ia harus berterima kasih pada daya ingatnya yang sangat kuat serta insting bak hewan liar.

Tapi, siapa sebenarnya anak itu, dan mengapa ia bisa berada di dalam hutan ini sendirian?

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

...༺♥༻...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...꧁ ༺ ᴛʜᴇ ʜᴇɪʀᴇꜱꜱ ᴏꜰ ᴛʜᴇ ʟᴇɢᴇɴᴅᴀʀʏ ꜰᴀᴍɪʟʏ༻ ꧂...

.......

.......

...『"ᴘᴏᴋᴏᴋɴʏᴀ, ꜱᴇʟᴜʀᴜʜ ᴋᴇʙᴜꜱᴜᴋᴀɴ ᴋᴀʟɪᴀɴ ᴀᴋᴀɴ ᴀᴋᴜ ᴜɴɢᴋᴀᴘ!"』...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...༺♥༻...

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

Seorang anak nampak duduk termenung di sebuah gubuk kecil di tengah hutan belantara. Tubuhnya penuh dengan luka, dan pakaiannya benar-benar sangat lusuh.

Matanya menatap sendu ke arah pepohonan, terutama seekor anak burung yang tengah mencoba untuk terbang.

Anak burung yang belum dapat terbang itu menjatuhkan dirinya dari dahan. Saat terjun, ia dapat mengepakkan kedua sayapnya dan pergi meninggalkan sarangnya.

Anak yang duduk termenung itu menatap kosong ke arah anak burung yang pergi. 'Kapan aku bisa bebas seperti anak burung itu?....' pikirnya penuh dengan kesedihan.

Anak itu bernama Casilda, putri sulung yang tidak diakui sebagai bagian dari keluarga Emerald karena ia merupakan anak di luar nikah.

Ibunya yang bernama Iris sangatlah cantik bagaikan seorang dewi. Rambutnya lurus berwarna biru safir dengan warna mata yang sama. Sifatnya gemar menolong, membuat Tuan Muda Emerald—ayah Casilda—jatuh cinta dan sangat ingin menikahinya.

Namun, kedua orang tua dari ayah Casilda sama sekali tidak mengizinkannya. Mereka mengira Iris adalah perempuan murahan yang sama sekali tidak pantas untuk anak mereka, pewaris Emerald selanjutnya.

Ayah Casilda yang terbakar nafsu pun melakukan hal yang tak bermoral pada wanita tak bersalah itu. Saat mengetahui bahwa wanita yang dicintainya sedang mengandung, ia sangat semang dan segera menghampirinya.

Tunangan dari ayah Casilda cemburu, dan ia memasukkan racun ke dalam makanan yang dikonsumsi Iris. Hal itu membuat keadaan Iris semakin memburuk dan pada akhirnya meninggal dunia saat melahirkan Casilda.

Efek dari racun itu tidak hanya berlaku pada Iris saja, tetapi juga Casilda. Anak malang itu tidak memiliki mana karena racunnya, dan membuatnya menjadi aib bagi keluarga Emerald.

Ayah Casilda sangat membenci anaknya sejak kejadian itu. Hasutan dari sang ibu membuat ayah Casilda menjadi semakin membenci sang anak. Setelah kelahiran Casilda, sang ayah menikah dengan tunangannya dan memiliki anak bernama Misha Emerald.

Misha memiliki wajah yang sangat mirip dengan ibunya dan warna rambutnya menurun dari sang ayah. Rambutnya berwarna hijau emerald dan mata berwarna coklat terang khas keluarga Emerald yang merupakan ras Dryad—penjaga hutan.

Emerald adalah salah satu dari lima keluarga yang sangat berpengaruh di kekaisaran. Emerald dan keempat keluarga lainnya bukanlah keluarga kekaisaran, namun mereka memiliki kedudukan yang sangat tinggi pada kekaisaran.

Kedudukan Emerald dan keempat keluarga lainnya setara dengan keluarga kekaisaran, karena merekalah yang menjadi pahlawan pada masa lampau, terutama sebuah keluarga dengan wilayah yang paling besar, Sapphire.

Keluarga-keluarga itu memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, yaitu warna rambut mereka. Setiap keluarga memiliki warna rambut sendiri, Emerald berwarna hijau dan Sapphire berwarna biru.

Casilda memang merupakan bagian dari keluarga Emerald—walau tidak dianggap—namun dirinya berbeda dari para Emerald lainnya. Ia sangat mirip dengan Iris, ibunya, dan membuat Misha selalu memukulinya karena sama sekali tak mirip dengan Emerald.

Bahkan ibu dari ayah Casilda sempat curiga bahwa Iris menjalin hubungan dengan pria lain, dan Casilda adalah hasil dari hubungan itu. Pemikiran sang ibu membuat ayah Casilda semakin marah. Ia ingin sekali mengusir Casilda dari wilayahnya, namun wajah dari sang anak sangat mirip dengan Iris, membuatnya tak tega untuk melepasnya.

Sang ayah mengizinkan Casilda untuk tinggal di wilayahnya dan memberinya uang lewat pelayan-pelayan yang ia suruh. Namun, siapa yang mengetahui bahwa pelayan-pelayan itu justru mengambil uang yang seharusnya diberikan kepada Casilda untuk kepentingan mereka sendiri.

Casilda tak keberatan sama sekali. Toh, ia tak sudi menggunakan uang dari orang yang sama sekali tak ia anggap sebagai ayahnya.

Memangnya ada, ayah yang membenci anaknya sendiri hanya karena hal sepele?

Lagipula, di hutan ini banyak sekali buah-buahan yang bisa ia makan tanpa mengeluarkan uang sama sekali. Jadi, buat apa uang yang diberikan kalau tidak digunakan sama sekali? Rugi, bukan?

Casilda tahu, kebutuhannya di sini sudah cukup terpenuhi. Walau ada beberapa hal yang membuat kehidupannya menjadi buruk, seperti Misha dan ibunya, serta nenek dari pihak Emerald.

Casilda menghela napas. Bagaimanapum caranya, ia harus pergi dari tempat ini. Ia tak ingin lagi berharap pada sang ayah yang tidak peduli padanya. Hal itu dikarenakan datangnya pengelihatan masa depannya beberapa hari yang lalu.

Dari pengelihatan masa depannya, seluruh kerajaan hancur lebur. Kebakaran dimana-mana. Tak ada yang tersisa di sana. Casilda melihat dirinya di masa depan tengah terduduk lemah dengan air mata yang menetes deras sambil melihat ke sebuah titik.

Casilda menengok guna melihat apa yang dilihat dirinya di masa depan. Ternyata di sana terdapat banyak orang yang dibakar hidup-hidup. Ada yang mati karena tertusuk dahan-dahan pohon yang sangat banyak. Ada juga yang mati dalam keadaan sangat menyedihkan.

Casilda mendadak menjadi mual. Pemandangan di depannya ini begitu mengerikan! Sebenarnya, apa yang terjadi di masa depan ini? Kenapa semua ini dapat terjadi?

"KENAPA?! KENAPA KALIAN SEMUA MEMBUNUH MEREKA?!" Sebuah teriakan menyadarkan Casilda. Ternyata teriakan itu berasal dari dirinya di masa depan. Gadis itu dapat melihat dengan jelas bahwa dirinya pada masa depan sedang sangat marah.

"KENAPA KALIAN MEMBUNUH MEREKA?! APA SALAH MEREKA?!" tanya Casilda dari masa depan dengan air mata yang masih bercucuran.

"Kenapa katamu? Hmph, benar-benar bodoh. Itu karena mereka memungutmu, Dasar Aib" sarkas seseorang yang berada di depan Casilda di masa depan.

Casilda dari masa kini tersentak kaget. Ia bahkan baru menyadari jika ada orang lain di sana. Dirinya tak bodoh untuk menyadari siapa orang itu. 'A-Ayah?!' pekiknya di dalam hati.

Ya, sosok itu adalah ayah dari Casilda itu sendiri. Orang yang begitu ia sayangi ternyata membunuh orang-orang yang tak bersalah.

"MEREKA HANYA MEMBANTUKU SAJA! MEMANGNYA ITU ADALAH KESALAHAN?!" sentak Casilda dari masa depan. "KALAU MEMANG ITU ADALAH SEBUAH KESALAHAN, MAKA ITU SEMUA ADALAH SALAH KALIAN!! KALIAN DULUANLAH YANG MEMBUANGKU! KALIAN DULUANLAH YANG MENELANTARKAN MEREKA!! ITU SEMUA SALAH KALIAN!!"

Casilda dari masa kini sontak melihat ke bara api yang membara. Ternyata orang-orang yang dibakar di sana adalah penyelamat hidupnya. Ia kembali menoleh ke arah ayahnya yang sama sekali tak merasa bersalah. Ia kesal, ditambah lagi dengan kehadiran beberapa orang yang ia kenal betul.

'Misha... Ibu Tiri.... Kakek... Nenek... Ternyata kalian yang....'

"Hmph, sudahlah, Ayah. Kenapa harus mengurusnya? Itu sama sekali tak ada gunanya" dengus Misha dengan kesalnya. "Daripada membuang banyak waktu lebih baik kau kuhabisi saja." Ia mendekati Casilda dari masa depan.

"O-oy oy!! Apa yang ingin kau lakukan?!" tanya Casilda dari masa kini dengan panik. Ia merasakan bahaya yang terpancar dari tubuh Misha.

Tentu saja pertanyaan yang Casilda Kecil lontarkan tak didengar oleh Misha. Gadis remaja itu terus berjalan dan berhenti di depan Casilda Dewasa yang menatapnya tak percaya.

"Mi-Misha.... Tak kusangka kau sejahat ini..." lirih Casilda Dewasa dengan sendu.

"Ya, dan aku tak menyangka jika kakakku begitu bodoh seperti ini" sambung Misha dengan cueknya. Ia mengarahkan ujung senjatanya pada leher Casilda. "Tak perlu berterima kasih, kakakku yang bodoh." Dan dengan begitu, Misha membunuh Casilda dengan cepat.

Casilda tersadar dari mimpinya. Keringatnya bercucuran. Ia kini tengah duduk di atas tumpukan jerami. Dilihatnya ruangan yang ia tempati. Fyuh, ini masih kamarnya.

Anak itu memegangi kepalanya yang masih bercucuran keringat. 'Itu tadi... Hanya mimpi atau pengelihatan masa depan?' pikirnya dengan ragu.

Ia merasa bahwa itu bukan sekedar mimpi, namun itu terlalu mustahil jika dikatakan bahwa itu adalah pengelihatan masa depan, mengingat ia sama sekali tak punya mana untuk melakukannya.

Di tengah kegundahannya, Casilda menyadari sesuatu. Di masa depan nanti ia akan dibunuh oleh Misha pada bagian leher. Dengan ragu ia menyentuh lehernya sendiri. Dan tidak disangka, ternyata di sana terdapat bekas luka yang ia yakin belum pernah ada sebelumnya. Dan bekas luka itu... Sama seperti yang ia lihat pada mimpi tadi.

Kacau, pikirannya kacau. Ternyata itu semua bukanlah mimpi, melainkan kenyataan. Ternyata orang-orang yang ia percaya telah mengkhianatinya.

'Aku tak boleh terus-terusan seperti ini! Aku tak mau menjalani kehidupan seperti ini!! Aku tak mau!! Aku harus kabur dari sini!!' Dan begitulah kejadian yang menjadi alasan mengapa Casilda ingin sekali kabur dari Kediaman Emerald ini.

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

...༺♥༻...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...꧁ ༺ ᴛʜᴇ ʜᴇɪʀᴇꜱꜱ ᴏꜰ ᴛʜᴇ ʟᴇɢᴇɴᴅᴀʀʏ ꜰᴀᴍɪʟʏ༻ ꧂...

.......

.......

...『"ᴘᴏᴋᴏᴋɴʏᴀ, ꜱᴇʟᴜʀᴜʜ ᴋᴇʙᴜꜱᴜᴋᴀɴ ᴋᴀʟɪᴀɴ ᴀᴋᴀɴ ᴀᴋᴜ ᴜɴɢᴋᴀᴘ!"』...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...༺♥༻...

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

Malam harinya setelah ia merenung seharian, Casilda sedang berada di Kediaman Utama untuk makan malam. Sudah menjadi hal biasa dimana dirinya diwajibkan untuk mengikuti makan malam bersama.

Alasannya? Apakah untuk merawatnya agar tidak kelaparan?

Oh tentu saja tidak. Alasan kenapa dirinya diharuskan mendatangi kediaman utama tidak sebaik yang diharapkan.

"Apa-apaan itu?! Kenapa kau pakai baju yang sangat kusam dan kumal?! Apa kau tak bisa mencontoh adikmu itu?! Lihatlah dia, setiap hari memakai baju cantik dan terawat, sementara kau?! Haahh, dasar sampah tak berguna!" hardik sang ayah.

Misha yang dipuji pun hanya menyunggingkan senyum meremehkan ke Casilda yang sedang menunduk kesal.

"Tentu saja, suamiku. Misha, anak kita akan selalu tampil bersinar. Tak seerti anak yang tak tahu terima kasih ini!" kata ibu Misha dengan sarkas.

"Sudah kubilang jangan menikah dengan wanita itu, tapi kau malah tak percaya!" kesal nenek Casilda "Lihat saja anak ini, dia bahkan tak memiliki sihir sama sekali. Benar-benar sampah yang membuat malu saja!"

Kakek Casilda hanya diam dan menyimak pembicaraan mereka tanpa memiliki niat untuk membela cucu pertamanya.

Casilda diam. Ia kesal, namun sudah terbiasa. Setiap hari dirinya disuruh untuk datang kemari hanya untuk dibanding-bandingkan dengan sang adik saja. Jika ia tak datang, maka hukuman cambuk sebanyak ribuan kali akan menunggunya.

"Kakak, apakah kau ini bisu? Kenapa tak menjawab? Ah, atau jangan-jangan kau juga tuli? Ahahaha, menyedihkan sekali, ya..." sindir Misha.

Casilda tak kuat. Ia tak kuat lagi.

"Hmph, kau bahkan hanya diam saja. Benar-benar sangat pengecut. Kau tak pantas menjadi bagian dari Emerald." Kakek Casilda yang sedari tadi hanya diam akhirnya berkata dengan dingin.

"Dia kan memang bukan bagian dari keluarga kita! Seharusnya dari dulu dia sudah pergi dari tempat ini!" ucap nenek Casilda dengan kesal.

"Iya, itu benar" imbuh ibu Misha.

Cukup, Casilda tak tahan lagi. Ia menatap keluarganya yang tengah menatapnya bak melihat kotoran. "Memangnya... Siapa yang sudi tinggal bersama kalian?" Ucapan Casilda membuat seisi ruangan itu menjadi hening.

"Kalian mengatakan diriku ini adalah sampah, bukankah kalian sendiri yang sampah? Kalian menghina ibuku tanpa rasa bersalah sedikitpun. Bahkan hewan saja tidak melakukan hal itu!" Casilda mengambil napas.

"Ah, benar, kalian kan jauh lebih rendah daripada hewan. Ups, maafkan aku." Sisi sarkastik Casilda mulai bangkit. Ia tak peduli dengan apa yang terjadi pada dirinya setelah ini.

PRYANGGG

"CUKUP, DASAR ANAK SAMPAH! KALIAN SEMUA CEPAT USIR ANAK AIB INI DARI SINI!" Amarah ayah dari Casilda tak dapat dibendung lagi, dengan cepat ia memerintahkan para pelayan untuk mengusir Casilda dari wilayah Emerald.

Ibu Misha yang melihatnya tersenyum miring, pengganggu utamanya telah diusir. Dengan begini ia bisa menjadi Nyonya Besar Emerald dan putrinya akan menjadi Pewaris Emerald.

Para pelayan dengan cepat menyeret Casilda keluar dsri wilayah Emerald yang berupa hutan yang sangat luas. Mereka mendorong Casilda untuk keluar dari gerbang hutan dengan tidak berperikemanusiaan.

"Hmph, pergilah dari sini dan jangan pernah kembali lagi, dasar Anak Jal*ng!" bentak seorang pelayan sebelum mereka meninggalkan Casilda yang terduduk di tanah.

Casilda menatap kepergian mereka dengan mata yang sedikit terbelalak. Ia kemudian menyunggingkan senyum karena telah berhasil menjalankan rencana nekadnya dengan sangat mulus.

'Tak kusangka akan semudah ini, aku harus berterima kasih kepada Ayah yang sangat tempramen...'

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC.

Hutan Keramat

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Casilda adalah seorang anak yang sangat pintar, rajin, dan mandiri. Sejak masih berada di Kediaman Emerald, ia selalu membaca buku diam-diam di perpustakaan.

Banyak pengetahuan dan hal-hal baru yang bisa ia dapatkan di perpustakaan. Salah satunya adalah kemampuan bertahan diri dan buah-buahan yang bermanfaat dan bisa dimakan.

Ia mempelajari semua itu karena dirinya yakin bahwa suatu saat ia akan diusir dari Kediaman Emerald dan bertahan hidup di hutan. Dan hal itu memang benar terjadi. Dirinya sekarang tinggal dan menetap di sebuah hutan yang disebut sebagai "Hutan Keramat".

Hutan Keramat adalah sebuah hutan yang sangat berbahaya. Ditumbuhi tanaman-tanaman beracun dan hewan-hewan mematikan yang eksotis. Sangat banyak rawa dalam di hutan ini dan letak pohon-pohonnya menyerupai labirin.

Tulang belulang manusia banyak tersebar di seluruh area hutan. Manusia-manusia itu adalah korban keganasan Hutan Keramat ini. Hutan Keramat menyerap mana dari orang-orang yang berani memasuki tempat ini.

Casilda memanglah seorang manusia, namun ia berbeda dari yang lainnya. Jika orang lain memiliki pusat kekuatan bernama "mana", maka ia memiliki pusat kekuatan bernama "indra".

Kelima indranya sangat peka dan terlalu sensitif, terutama indra peraba. Kepekaan kelima indranya itu memunculkan indra-indra yang baru, yaitu indra keenam, indra ketujuh, dan indra kedelapan.

Karena pusat kekuatannya adalah indra, dirinya dapat bertahan hidup di Hutan Keramat itu. Selain itu, dirinya telah meminta izin kepada penunggu Hutan Keramat dengan menggunakan indra keenam miliknya.

Sang penunggu Hutan Keramat pun juga memperbolehkan Casilda untuk mengambil segala sesuatu yang ada di sana untuk bertahan hidup.

Dan begitulah cara unik yang dilakukan oleh Casilda untuk dapat bertahan hidup di sebuah hutan yang sangat mematikan.

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

...༺♥༻...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...꧁ ༺ ᴛʜᴇ ʜᴇɪʀᴇꜱꜱ ᴏꜰ ᴛʜᴇ ʟᴇɢᴇɴᴅᴀʀʏ ꜰᴀᴍɪʟʏ༻ ꧂...

.......

.......

...『"ᴘᴏᴋᴏᴋɴʏᴀ, ꜱᴇʟᴜʀᴜʜ ᴋᴇʙᴜꜱᴜᴋᴀɴ ᴋᴀʟɪᴀɴ ᴀᴋᴀɴ ᴀᴋᴜ ᴜɴɢᴋᴀᴘ!"』...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...༺♥༻...

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

"Casilda......."

Sang empu yang dipanggil menoleh. "Ah, Kak Gneer!"

Sosok yang Casilda panggil dengan nama Gneer itu menyunggingkan senyuman kepada anak perempuan yang telah menetap di hutannya selama 5 tahun.

"Ada apa, Kak Gneer?" tanya Casilda sembari menghampiri sosok itu.

"Kau mau mencari buah-buahan, bukan?" tanya Gneer, dan Casilda mengangguk sebagai balasan. "Kalau begitu, coba kau cari di dekat goa yang berada di sana. Aku dengar dari para hewan, di sana sangat banyak buah-buahan segar dan enak" tunjuk Gneer ke arah barat daya.

Casilda yang mendengar kata "enak" pun langsung bersemangat dan pergi ke arah yang dituju oleh Gneer. "Terima kasih, Kak Gneer!! Aku pergi dulu!" ujar Casilda dengan berlari sangat cepat ke arah goa.

Gneer melambaikan tangannya dan tersenyum lembut sembari menatap punggung Casilda yang semakin menjauh.

'Saya sudah menyuruh putri Anda untuk pergi ke sana, Yang Mulia... Semoga Beliau segera mengetahui apa yang terjadi dengan Anda dan keluarga Anda serta kebenaran dunia yang ditutupi oleh kegelapan....'

.

.

.

.

.

"Woaahh!! Kak Gneer memang benar, di sini ada banyak buah-buahan yang terlihat enak!" pekik Casilda heboh.

Ia sekarang berada di pepohonan yang terletak di dekat goa yang ditunjuk Gneer tadi. Ada banyak sekali buah-buahan di sana. Dan ajaibnya, buah-buahan itu semuanya dapat dimakan. Casilda mencoba buah-buahan itu satu persatu.

Hap.

"Woaaahhhh!!! Enak bangett!!!" girangnya.

Casilda adalah seorang gadis yang sangat gemar makan. Ia dapat makan apapun, kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan bagaimanapun juga.

Ia belum pernah memakan makanan apapun selain buah-buahan. Ah, jangan lupakan makanan basi yang selalu diberikan padanya saat masih berada di Kediaman Emerald.

Casilda senang, sangat senang berada di Hutan Keramat ini. Dirinya dapat bebas dan memakan buah-buahan yang bahkan jauh lebih baik daripada yang berada di Hutan Emerald.

Di sini ia juga memiliki teman. Gneer dan para bawahannya, hewan-hewan, dan makhluk-makhluk halus yang juga tinggal di hutan ini.

Dirinya juga sering membuat pil untuk dijual kepada orang-orang yang tinggal di desa yang dekat dengan Hutan Keramat.

Casilda dianggap sebagai alkemist handal yang mampu membuat pil apapun dan ramuan apapun. Selain itu, dirinya juga bisa memasak dan melakukan berbagai aktivitas bermanfaat lainnya.

Intinya, Casilda itu sempurna. Bisa-bisanya para Emerald membuang berlian yang sangat berharga.

Ia mengambil beberapa buah dan memasukkannya ke dalam keranjang yang selalu ia bawa. Gadis berusia 12 tahun itu pun pergi dari mulut goa dan menuju rumahnya untuk membuat pil.

.

.

.

.

.

Semua bahan sudah disiapkan. Berbeda dengan alkemist lainnya, Casilda hanya menggunakan buah-buahan yang bahkan tidak digunakan untuk membuat pil.

Ia membuat pil-pil serta ramuan-ramuan itu secara otodidak. Casilda menggunakan indra perasa miliknya untuk mengetahui apakah pil serta ramuan yang ia buat itu dapat dikonsumsi dan dapat digunakan.

Casilda menaruh buah-buahan beraneka macam bentuk dan warna di atas meja besar. Buah-buahan itu ia bagi dalam beberapa kelompok, menurut pil yang akan dibuatnya. Ia juga mengambil beberapa toples berisi buah- buahan yang ia petik kemarin. Buah-buahan itu masih segar dan masih dapat digunakan untuk membuat pil.

Casilda mencoba sebutir buah yang berwarna merah. "Yack! Pahit!" pekiknya. Itu artinya, buah yang ia makan masih segar dan bisa dibuat menjadi pil.

Gadis bersurai safir itu menaruh buah-buahan yang berada dalam satu kelompok ke dalam sebuah toples kaca berukuran sedang. Ia meletakkan tangan kanannya di atas toples itu.

Sriiinggg

Cahaya keluar dari tangan kanannya dan menyinari seisi ruangan. Buah-buahan yang berada pada toples itu berubah menjadi tiga butir pil berwarna kebiruan. Casilda mengambil sebuah pil dan menerawangnya lewat cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah jendela.

Pil itu membiaskan cahaya matahari dan berubah menjadi warna ungu. Saat ditaruh di tempat yang tidak ada cahaya mataharinya, pil itu kembali berubah warna menjadi kebiruan.

"Oke, pil mana sudah jadi." Casilda melakukan hal yang sama dengan buah-buahan lainnya. Ia mengubah struktur atom pada buah-buahan itu dan memadukannya dengan buah-buahan lainnya.

Ia menggunakan indra kedelapannya untuk mengubah buah-buahan menjadi pil atau ramuan tanpa menggunakan alat apapun.

Pil-pil yang ia buat serta ramuan-ramuan itu kemudian ia jual ke desa terdekat. Kira-kira pil-pil serta ramuan-ramuan itu berada pada level B sampai A, yang dapat dijual dengan harga yang mahal.

Uang hasil menjual pil-pil serta ramuan-ramuan itu akan ia simpan karena firasatnya mengatakan bahwa hasil penjualan harus disimpan terlebih dahulu.

Memang terkesan aneh, ada orang yang mempercayai firasat dan instingnya. Namun, Casilda menyadari bahwa firasat dan instingnya sangatlah kuat dan harus dipercaya.

Ia memang tidak mengetahui apa yang akan terjadi, tapi ia harus percaya pada dirinya sendiri.

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

...༺♥༻...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...꧁ ༺ ᴛʜᴇ ʜᴇɪʀᴇꜱꜱ ᴏꜰ ᴛʜᴇ ʟᴇɢᴇɴᴅᴀʀʏ ꜰᴀᴍɪʟʏ༻ ꧂...

.......

.......

...『"ᴘᴏᴋᴏᴋɴʏᴀ, ꜱᴇʟᴜʀᴜʜ ᴋᴇʙᴜꜱᴜᴋᴀɴ ᴋᴀʟɪᴀɴ ᴀᴋᴀɴ ᴀᴋᴜ ᴜɴɢᴋᴀᴘ!"』...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...༺♥༻...

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

Casilda telah menjual pil-pil serta ramuan-ramuan yang ia buat. Hasil penjualannya setara dengan lima juta rupiah.

Dirinya terlalu banyak membuat pil, dan pil-pil yang ia buat pun dimakannya karena ia juga sedang kelaparan.

".....Kau memakan pil-pil itu?..." tanya sesosok makhluk halus yang tiba-tiba muncul di samping Casilda.

"Habis, aku laper, sih" ujar Casilda dengan watadosnya.

Sesosok makhluk halus itu sweatdrop melihat Casilda memakan pil-pil seperti sedang memakan permen cicak. Padahal orang biasa akan sangat menyayangkan pil-pil itu dan mendewakannya, berbeda dengan Casilda.

Gadis itu dengan tidak santainya memakan satu persatu pil-pil miliknya. Di hutan tidak ada makanan matang, dan Casilda harus membuatnya sendiri.

Dan terkadang, Casilda sangatlah malas untuk melakukan segala sesuatu, namun ia butuh makan. Maka gadis itu akan memakan pil-pil yang dibuatnya sampai dirinya kenyang.

Hampir setiap hari ia memakan pil-pil itu. Dirinya bahkan tidak tahu nama dan manfaat pil-pil itu, dan ia tak peduli. Yang penting ia bisa makan, itu saja sudah cukup.

Walau samar, Casilda dapat merasakan ada yang berbeda di tubuhnya. Hal itu membuat Casilda sedikit takut. 'Apa gara-gara pil-pil ini aku akan menjadi mutan?' pikirnya horor.

Pada akhirnya ia menepis pikiran absurdnya itu. 'Alah, palingan cuma jadi makhluk halus.'

Hari-hari telah ia lalui dengan kejadian-kejadian aneh. Mulai dari adanya rune sihir kuno yang ia anggap sebagai tanda ritual pemujaan setan, api yang entah darimana datangnya saat ia sedang tidur, angin yang terkadang menggaggunya, dan masih banyak lagi.

Ia sempat curiga pada para penghuni hutan, namun mereka semua memiliki alibi. Saat ia bertanya pada Gneer, lelaki itu hanya tersenyum dan menepuk rambutnya. Ini aneh, bukan?

Ia tahu bahwa Gneer menyembunyikan sesuatu darinya. Ia sempat takut jika Gneer adalah anak buah dari orang yang sudah tidak ia anggap sebagai ayahnya lagi.

Namun, instingnya mengatakan bahwa Gneer bukanlah orang jahat. Gneer menyembunyikan sesuatu dan akan memberitahukannya kepada Casilda saat waktunya sudah tepat.

Instingnya juga mengatakan bahwa dirinya harus mencari sebuah "harta karun" tersembunyi di hutan ini untuk dapat membuat Gneer membuka mulutnya.

Terkadang Casilda heran dengan firasatnya itu. Walau begitu, firasat dan instingnya-lah yang membantunya dalam segala hal, dan ia harus mengikuti dan mempercayainya. Karena dirinya yakin akan ada sesuatu yang mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi. Ia yakin.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC.

Goa Aneh di Hutan Keramat

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari ini seperti biasa Casilda mencari buah-buahan di mulut goa yang sekarang telah menjadi spot favoritnya.

Tempat itu benar-benar rimbun dan sejuk serta damai. Uniknya, aura di sekitar goa itu terasa sedikit berbeda dengan wilayah Hutan Keramat lainnya.

Casilda memetik sebuah anggur berwarna hitam dan mencobanya. "Huek! Asaamm!!" Ia menggeliat tidak enak.

Gerakannya itu membuat sebutir buah terjatuh dari keranjangnya dan masuk ke dalam goa. "Ah! Tunggu!" Casilda menaruh keranjangnya di tanah dan mulai memasuki goa itu.

Memang benar, hanya ada satu butir buah saja yang jatuh. Namun, ia adalah orang yang tidak mau rugi. Dirinya dengan cepat berlari untuk mengejar buah yang sedang kabur (?) itu.

"Gotcha! Akhirnya tertangkap juga kau!" Casilda akhirnya dapat menangkap buah yang terjatuh itu. Ia melihat sekeliling. Bagaimana dirinya tidak menyadari bahwa ini adalah goa kristal? Ini sungguh menakjubkan!

"Menakjubkan apanya? Nggak ada buah di sini, nggak seru, ah" kesal Casilda.

Gadis tukang makan itu pun berbalik arah dan menuju pintu masuk goa. Setelah sampai di sana, ternyata pintu masuknya tertutup batu yang sangat besar.

"Demi makanan! Kenapa ada batu di sini?" gerutunya.

(*"demi makanan" memiliki arti sama seperti "ya ampun")

Ia melihat sebuah tulisan di batu yang tertulis 'kau harus mencari harta karun terlebih dahulu untuk dapat keluar dari tempat ini'. Casilda tersenyum kesal. Rupanya goa pun dapat mempermainkannya.

"Oke, siapa takut! Kalau harta karunnya bukan hal yang aku inginkan, jangan salahkan aku jika kau aku hancurkan!" tunjuk Casilda kepada batu itu. Casilda pun kembali memasuki goa, meninggalkan sebuah batu yang sedang sweatdrop karena kelakuan absurdnya.

'Kenapa malah aku?'-Batu.

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

...༺♥༻...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...꧁ ༺ ᴛʜᴇ ʜᴇɪʀᴇꜱꜱ ᴏꜰ ᴛʜᴇ ʟᴇɢᴇɴᴅᴀʀʏ ꜰᴀᴍɪʟʏ༻ ꧂...

.......

.......

...『"ᴘᴏᴋᴏᴋɴʏᴀ, ꜱᴇʟᴜʀᴜʜ ᴋᴇʙᴜꜱᴜᴋᴀɴ ᴋᴀʟɪᴀɴ ᴀᴋᴀɴ ᴀᴋᴜ ᴜɴɢᴋᴀᴘ!"』...

...。☆✼★━━━━━━━━━━━━★✼☆。...

...༺♥༻...

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

.......

Casilda berjalan dengan tegap tanpa menengok ke arah kristal-kristal itu sedikitpun. Ia sama sekali tidak tertarik. Toh, memangnya kristal bisa dimakan? Tidak, kan?

Memang benar, kristal akan sangat mahal bila dijual. Tapi, kristal-kristal itu kan bukan miliknya. Ia tak mau kena azab saat ketahuan mencuri.

Lagipula, walau kristal-kristal itu miliknya, paling akan ia gunakan untuk bahan tambahan dalam membuat pil. Siapa tahu bisa berguna.

Sepanjang jalan, kristal-kristal itu bersinar saat Casilda melewati mereka. Gadis itu merasakan adanya sihir cahaya di dalam kristal-kristal itu.

'Menggunakan kristal sebagai lampu... Sebenarnya orang yang membuat goa ini sekaya apa?' pikir Casilda dengan herannya.

Goa ini adalah goa buatan, bukan goa alami. Dari auranya saja sudah berbeda. Dindingnya dikikis halus dengan sihir dan ketiadaan rumput di dalam goa membuat deduksi Casilda semakin terbukti.

Jika ini adalah goa alami, seharusnya ada rumput-rumput liar yang tumbuh di dalam goa. Tapi, ini tidak. Tidak ada stalagtit di goa dan tidak ada kelembaban di sini. Casilda yakin 100% bahwa goa ini dibuat oleh seseorang jutaan tahun yang lalu.

Tapi masalahnya, siapa?

'Hmph, untuk apa memikirkan hal itu? Sebaiknya aku segera mencari harta karun gaje dan kembali ke rumah untuk membuat pil.'

Casilda menambah kecepatan berjalannya hingga sampai di sebuah jalan buntu. "Demi uang! Malah ada jalan buntu di sini!" geram gadis itu.

Ia menghentak-hentakkan kakinya ke tanah dengan kesal. Sepertinya goa ini memang mempermainkan dirinya.

Gratak

Atau tidak.

Dinding di depan Casilda perlahan mulai runtuh dan memperlihatkan sebuah relief aneh berbentuk panel-panel seperti komik yang menempel di sana. Casilda mendekatkan wajahnya untuk dapat melihat relief itu. Ada gambar ombak, pohon, api, langit malam, dan petir di sana.

Pada panel pertama nampak api tengah membakar hutan. Petir menggelegar dalam gelapnya malam. Ombak berdesir hebat di lautan.

Panel kedua, api yang sebelumnya menyambar seluruh hutan sekarang hanya membakar sebuah pohon hingga hangus, sementara pohon lainnya masih rindang.

Panel ketiga menggambarkan serangan petir yang besar ke seluruh hutan. Api yang semula kecil menjadi sangat besar.

Panel keempat, ombak menerjang hutan itu sampai semuanya tenggelam. Api dan petir itu hilang karena diterjang ombak.

Panel kelima, hutan menjadi semakin subur dan tidak ada api maupun petir yang menyerang.

Panel keenam, akar pohon terlalu banyak menyerap air, membuat lautan yang penuh ombak menjadi berkurang. Langit malam menjadi mendung.

Panel ketujuh, lautan kini benar-benar kering, sementara hutan masih berdiri kokoh di sana.

Panel kedelapan, petir kembali muncul di langit, bersamaan dengan munculnya api di dasar laut yang sudah mengering. Petir, api, dan langit malam berada pada sisi kanan, sementara hutan dan langit siang berada pada sisi kiri.

Casilda menatap relief itu bingung. Apa maksud dari benda gaje yang sama sekali tak bisa dimakan ini?

Sekali lagi, firasatnya mengatakan ada sesuatu yang tersirat dari relief ini. Hutan, ombak, petir, api, dan langit malam menggambarkan sesuatu yang nampak di dunia ini.

Tapi.... Apa?

Tangan Casilda tanpa sadar menyentuh relief itu dan seketika dinding yang tertempel relief itu bergerak ke atas. Sebuah ruangan muncul di depan Casilda. Ruangan itu sangat menyilaukan, entah apa yang berada di sana.

Tanah yang Casilda pijak seolah-olah menjadi miring dan membuat gadis itu terperosok masuk ke dalam ruangan rahasia itu.

Brukk

Tubuh kecil Casilda terjerembab ke dalam ruangan aneh yang tersembunyi. Ia melihat isi dari ruangan itu. Begitu mengejutkan!

Sangat banyak koin emas dan uang-uang kertas di sana. Periasan-perhiasan di sana juga sangat banyak. Semuanya tertimbun menjadi satu seperti gunung yang berkilauan.

Casilda mendecakkan lidahnya. "Ck, kupikir ada bahan-bahan untuk membuat pil di sini, ternyata aku salah" decaknya kecewa.

Ia pun berbalik dan pergi dari ruangan itu. Tiba-tiba sebuah pedang terangkat dan mengarah padanya. Casilda yang memiliki insting yang sangat kuat berhasil menghindari serangan pedang itu.

Pedang yang menyerang Casilda menancap di tanau tepat di depan gadis itu. Pedang itu memiliki bentuk yang sederhana, dengan gagang berwarna hijau tosca tua. Bilah pedangnya memiliki dua warna, hitam dan putih.

Pedang itu memiliki aura aneh yang seolah-olah menyuruh Casilda untuk memegangnya. Tangan gadis itu seperti terangkat sendiri dan memegang gagang pedang itu.

Sriingggg

Cahaya menyebar seketika bersamaan dengan Casilda yang memegang pedang itu. Seketika ruangan penuh harta itu lenyap dan hanya meninggalkan sebuah tempat kosong berwarna abu-abu.

Casilda terheran-heran. Kenapa ruangannya mendadak kosong?

Gadis itu memilih untuk tidak memikirkannya dan melepaskan gagang pedang itu dari tangannya. Eh tunggu tunggu, kenapa tak bisa dilepas?

Casilda mengayun-ayunkan tangannya dengan kuat, namun pedang itu tetap tidak bisa lepas. Dengan berat hati gadis itu keluar dari ruangan dengan membawa pedang aneh itu.

Sepanjang perjalanan menuju mulut goa, ia terheran-heran lagi dengan menghilangnya kristal-kristal tadi. Casilda mengangkat bahunya. 'Paling biaya kontraknya sudah habis' batinnya absurd.

Casilda keluar dari dalam goa. Batu yang menghalangi tadi juga hilang, membuat Casilda sedikit sedih. 'Yaahh, padahal aku ingin menghancurkan batu itu....'

Dirinya pun kembali ke rumahnya. Sepanjang perjalanan ke rumah, para hewan mendadak langsung membungkuk saat melihatnya. Pohon-pohon dengan horornya menepi untuk membuatkan jalan pintas untuk Casilda.

Para makhluk halus pun langsung membungkuk saat bertemu dengan Casilda. Gadis itu merasa aneh. Mereka semua ini kenapa, sih?

Karena merasa ngeri, gadis itu langsung bergegas pulang ke rumahnya yang sederhana. Pedang yang ia bawa ditaruh di sabuk kecilnya untuk memudahkannya dalam berlari.

Tak lama kemudian, Casilda sampai di depan rumahnya dengan terengah-engah. Dirinya capek karena berlari menghindari para makhluk yang mendadak gaje itu.

Cklekk

Casilda membuka pintu rumahnya dan...

Sregg

Brugghh

"APA-APAAN INI?!"

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

TBC.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!