NovelToon NovelToon

Adik Madu Pilihan Suamiku

Masa Lalu

"Lagi sibuk mas?" tanya Dinda kepada Yusuf, yang tengah asik menatap layar laptopnya.

Yusuf pun menoleh sejenak ke arah Dinda.

"Mas sedang mengamati surat perjanjian kerjasama dengan perusahaan AMARTA grup Din," jawab Yusuf disertai dengan senyuman manis kepada Dinda.

"Ada apa Dinda? pasti ada hal penting yang ingin Dinda sampaikan ya," tanya Yusuf menebak kehadiran sang istri ke ruang kerja miliknya.

Dinda lalu duduk di samping suaminya itu. Yusuf langsung mengambil jemari kiri milik Dinda, "Nanti malam acara pernikahan Nayla mas, kita jadi datang kan ke rumah bude Ratih?" tanya Dinda dengan sangat lembut dan hati-hati.

Nayla yang merupakan sahabat karib dari Dinda sejak sekolah di bangku SMA hingga sekarang, ternyata adalah sepupu dari sang suami.

"Oh iya Din, mas hampir saja lupa, malam ini ya acara pernikahannya? Insya allah kita datang Din," jawab Yusuf dengan tangannya yang masih menggenggam salah satu tangan Dinda.

...****************...

Setelah melaksanakan shalat magrib secara berjamaah, akhirnya Dinda sekeluarga berangkat menuju rumah bude Ratih. Perjalan dari rumah Dinda menuju rumah bude Ratih membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit. Si kembar Farhan dan Farra pun sudah tertidur lelap di jok belakang mobil yang dikendarai oleh Yusuf.

Bude Ratih adalah kakak kandung dari ibu mertua Dinda, yaitu ibu Ratna. Dan Nayla adalah satu-satunya anak perempuan di keluarga bude Ratih. Sedangkan Hafiz sendiri merupakan manager di salah satu perusahaan yang Yusuf kelola.

Akhirnya Yusuf dan keluarga kecilnya tiba di kediamaan bude Ratih. Yusuf kemudian memarkirkan mobilnya di halaman rumah bude Ratih tersebut. Malam ini, di tempat bude Ratih sudah dipenuhi oleh keluarga dan tamu undangan yang sengaja datang untuk menghadiri acara ijab kabul pernikahan Nayla dan Hafiz.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh," ucap Dinda saat memasuki rumah bude Ratih yang sudah dipenuhi oleh banyak tamu, untuk menyaksikan acara ijab kabul pernikahan Nayla dan Hafiz .

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab orang-orang yang berada di dalam rumah bude Ratih secara serempak. Semua mata secara refleks langsung tertuju kepada Dinda, karena melihat penampilan Dinda yang bercadar, lain dari pada yang lain. Malam itu Dinda sengaja memakai gamis berwarna cream senada dengan niqab yang dia kenakan. Begitu juga baju koko yang dikenakan oleh sang suami senada dengan warna gamis miliknya. Serta si kembar Farhan dan Farra, yang juga ikutan couple dengan kedua orang tuanya.

Dinda pun menyalami satu per satu orang yang ada di dalam rumah Bude Ratih. Farhan dan Farra pun membuntuti sang Ibu.

"Eh...Si Kembar sudah datang!" ucap Bu Ratna, Nenek dari Si Kembar Farhan dan Farra. Bu Ratna lalu memeluk kedua Cucu Kembarnya itu.

"Duh Cucu Oma, sudah besar rupanya dan semakin menggemaskan saja kalian ini," ucap Bu Ratna sembari mencubit pipi tembem kedua Cucunya itu.

"Hai Kembar! sini sama Aunty!" ajak Zahra yang sangat antusias melihat kedatangan Si kembar. Zahra adalah Adik kandung satu-satunya Yusuf. Zahra lalu memeluk Dinda dengan erat, setelah puas melepas rindu dengan sang Kakak Ipar, Zahra mengajak Si kembar untuk bermain.

"Sehat bu?" tanya Dinda sambil mencium tangan mertuanya dengan takzim, kemudian mencium pipi kiri dan kanan Mertuanya itu.

"Alhamdulillah sehat Ndok. Gimana kabar kalian, kalian baik-baik saja semuanya kan?" tanya Bu Ratna memastikan keadaan keluarga anak dan menantunya itu .

"Alhamdulillah baik Bu, kami semua baik- baik saja, berkat doa Ibu," jawab Dinda dengan sangat lembut.

Bu Ratna kemudian memperhatikan tubuh menantunya itu dengan seksama.

"Kayanya Ibu perhatikan kamu kurusan ya Ndok," selidik Bu Ratna sambil terus memperhatikan tubuh dan wajah Dinda yang semakin tirus.

"Iya Bu turun dua kilo, tidak masalah kok Bu," jawab Dinda menenangkan sang Ibu Mertua dengan mengusap-usap lembut pundak sang mertua.

"Kamu sih ngeyel kalau dibilangin, kan sudah Ibu bilang, pake pembantu Ndok, ini masih aja kekeuh mau urus semua keperluan rumah tangga sendiri. Begini kan jadinya, kamu makin kurus kan jadinya!" ucap Ibu Mertua Dinda sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Dinda masih sanggup kok Bu mengurus semua urusan rumah tangga sendiri, biar Dinda juga bisa memantau setiap perkembangan Si Kembar Bu. Dinda sangat menikmati setiap momennya, jika bisa mengerjakan semuanya sendiri, " jelas Dinda kepada sang Ibu Mertua.

"Yo wes, kalau itu sudah menjadi keputusanmu dan suamimu Ibu ikut saja, tapi ingat pesan Ibu. Jangan sampai karena kamu terlalu lelah mengurus segala urusan rumah, kamu sampai melalaikan kewajibanmu sebagai seorang istri ya Ndok, kamu ngerti kan maksud Ibu," pesan Ibu Ratna agar kehidupan rumah tangga Dinda dan suami tetap harmonis.

"Iya Bu, terima kasih atas nasehat dan perhatian Ibu, Insha Allah Dinda akan selalu menjaga apa yang sudah Dinda miliki Bu," ucap Dinda mencoba meyakinkan sang Ibu Mertua dengan berjuta kekhawatirannya itu.

Dinda dan Bu Ratna lalu duduk berdampingan, sedang kan Si Kembar tengah asik bermain hape di kamar Bude Ratih, ditemani Zahra.

Acara pun dimulai dengan sangat hikmat dan haru. Pasangan pengantin Nayla dan Hafiz tampak sangat serasi malam itu.

Tidak banyak dari keluarga besar Yusuf yang tahu, kalau Dinda adalah istri dari Muhammad Yusuf Ibrahim. Karena acara akad dan resepsi digelar di kampung Dinda dengan sangat sederhana.

Karena banyak yang tidak mengetahui kalau dirinya adalah istri dari Yusuf, oleh karena itu Dinda tidak pernah berhenti tersenyum dari balik cadarnya.

"Eh...eh...itu beneran kan si Yusuf yang cupu itu? ponakan bude Ratih," ucap salah seorang wanita yang berada tak jauh dari Dinda, sambil berbisik kepada teman di sebelahnya. Mendengar nama suaminya disebut, reflek Dinda pun mencuri dengar obrolan dari para wanita itu.

"Iya bener itu Yusuf. Sekarang udah berubah ya, jadi lebih gagah dan keren," jawab wanita yang satu lagi.

"Eh bukannya dulu Yusuf sempat ngejar-ngejar kamu ya Nilam?" tanya wanita di sebelahnya kepada wanita bernama Nilam.

"Iya itu kan dulu sekali Rum, zaman kami masih SMA dulu, semenjak Yusuf tidak tinggal di sini dengan bude Ratih, aku sudah tidak pernah lagi tahu kabarnya, kami sudah loss contact Rum," ungkap wanita yang dipanggil temannya dengan nama Nilam itu.

Dinda lalu memperhatikan dengan seksama wanita yang bernama Nilam itu.

"Sekarang kan Si Yusuf udah keren dan gagah pasti uangnya banyak tuh, Kamu pepet aja lagi dia Lam, siapa tau jodoh. Lagian Kamu gak bosen apa, lama jadi janda?" usul temennya Nilam yang membuat Dinda sedikit kesal, tapi Dinda mencoba meredam kekesalannya, karena banyak yang tidak tahu jika Yusuf sudah menikah.

"Ih Aku malu ah, kan Aku sekarang udah janda, apa masih mau Dia sama Aku," ucap Nilam tidak pede dengan status jandanya.

"Di coba saja Lam, Aku yakin pasti Yusuf masih cinta sama Kamu, Kamu lupa bagaimana dia dulu ngemis-ngemis cinta kamu?" ucap teman Nilam semangat empat lima, seperti kompor beledug.

"Sudahlah ayo kita ambil makan, terus kita pulang, besok aku harus berangkat kerja pagi-pagi sekali!" ajak Nilam kepada kedua temannya itu.

Dinda memperhatikan Nilam mulai dari kaki sampai kepala.

"Pantas mas Yusuf tergila-gila dengan wanita itu dulu, secara penampilan dia perfect. Ah...tapi itu semua hanya masa lalu, yang tidak perlu untuk aku dan suamiku ungkit kembali," monolog Dinda dalam hati lalu pergi menuju keberadaan sang suami.

Yusuf tersenyum saat sang bidadari hatinya datang menemuinya.

"Mas sudah lapar belum?" tanya Dinda lembut sembari menggenggam tangan Yusuf. Seakan ingin menunjukkan kepada yang lain, kalau Dinda adalah istri dari Yusuf.

"Lapar Din, tapi tolong ambilkan ya, nanti kita makan di dalam saja!" pinta Yusuf yang selalu manja kalau sudah dekat dengan sang istri.

Lalu Dinda meninggalkan Yusuf untuk mengambil makan di meja prasmanan. Saat sedang mengantri di meja prasmanan, tiba-tiba dari kejauhan Dinda melihat Yusuf berbicara dengan wanita yang bernama Nilam itu. Mereka berdua nampak sedang membicarakan sesuatu yang serius. Sampai Yusuf berani memegang tangan wanita bernama Nilam itu.

Deg

Dinda shock melihat itu semua.

"Ada apa ini, ada hubungan apa mas Yusuf dengan wanita itu, atau...?" tanya Dinda dalam hatinya.

Kepolosan Yusuf

"Mas...!" ucap Dinda yang sengaja mempercepat langkahnya untuk segera menghampiri suami dan wanita yang Dinda ketahui bernama Nilam itu. Dinda tidak ingin memberikan kesempatan ataupun peluang kepada wanita mana pun untuk merebut sang suami dari genggamannya. Dinda selalu mengingat pesan mertuanya, kalau Dinda harus mempertahankan apa yang sudah Dinda miliki.

Yusuf pun merasa kaget dengan kedatangan sang istri, reflek Yusuf langsung melepaskan genggaman tangannya dari tangan Nilam.

Dinda lalu merangkul tangan sang suami sembari menunjukkan kepada Nilam kalau laki-laki bernama Yusuf adalah miliknya kini.

"Din, kenalkan ini Nilam teman sma ku saat aku dulu tinggal disini," ucap Yusuf agak sedikit kaku.

"Assalamualaikum Nilam. Senang bisa berkenalan dengan kamu. Perkenalkan juga saya Adinda Zulaikha , istri dari Muhammad Yusuf Ibrahim. " ucap Dinda tegas.

"Ya saya Nilam, maaf Suf saya harus segera pulang. sampai jumpa lagi, mari Din," ucap Nilam terburu buru diikuti kedua orang temannya tadi yang duduk tidak jauh dari Dinda.

Yusuf jadi salah tingkah karena kejadian tadi.

"Ayo mas kita makan, ini sudah Dinda ambilkan" ucap Dinda tidak lupa dengan senyum manisnya.

Yusuf pun berlalu masuk ke dalam rumah bude Ratih tanpa membalas ajakan dari Dinda.

Yusuf masih saja diam, tidak seperti tadi saat akan berangkat .

Dinda kemudian mencoba untuk mencairkan suasana.

"Ada yang ingin mas ceritakan dengan Dinda,"

tanya Dinda mencoba membuka obrolan agar sang suami kembali lagi seperti sedia kala.

"Mas kok merasa kasihan dengan si Nilam ya Din, mantan suaminya suka melakukan kdrt dan selingkuh dengan perempuan lain, Nilam kerap kali mendapatkan perlakuan buruk dan Nilam yang harus bekerja keras untuk membayar seluruh hutang keluarga suaminya itu." ungkap Yusuf tanpa memikirkan perasaan Dinda.

"Padahal Nilam itu dulunya kembang desa loh Din, banyak lelaki yang tergila gila padanya, termasuk mas. Nilam sangat pintar disekolah tapi sayang perekonomian keluarganya sangat susah, itulah yang menyebabkan Nilam akhirnya menikah dengan mantan suaminya yang tadinya kaya raya. Tapi dari cerita yang mas dengar, karena mantan suami Nilam itu gila perempuan dan judi akhirnya mereka jatuh miskin. Itulah kalau mencintai karena harta Din, harta itu yang akan membuat kita sakit," ucap Yusuf menjelaskan kepada Dinda.

Yusuf memang sangat polos dalam segala hal apalagi dengan sang istri Dinda. Tak ada sedikit pun rahasia yang Yusuf simpan dari istrinya. Bahkan karena terlewat polosnya sampai sampai Yusuf tidak pernah tahu kalau kejujurannya kerap kali menyakiti hati sang istri Dinda.

Flashback on

Pernah suatu ketika saat Dinda nampak sangat kelelahan karena harus mengurus rumah dan kedua anak kembarnya sang suami Yusuf mencoba memberi solusi untuk Dinda.

"Kamu capek ya Din? " tanya Yusuf sambil mengurut lembut pundak sang istri.

"Sudah menjadi tanggung jawabku sebagai istri dan Ibu untuk mengurus kalian semua mas. " balas Dinda.

"Coba kamu ikuti saran ibu untuk mengambil asisten rumah tangga dan baby sitter untuk membantu meringankan pekerjaan kamu di rumah Din" usul Yusuf mencoba memberi solusi kepada sang istri.

"Aku menikmatinya mas, aku menikmati semuanya rasa lelah, rasa penat, rasa letih, karena bagiku ini adalah sebuah anugerah dari Allah SWT, ini adalah bakti ku sebagai seorang istri kepada suami, bagiku tugas seorang istri tidak bisa digantikan oleh pembantu. " ucap Dinda dengan tegas menolak solusi dari sang suami.

"Andainya mas punya istri dua ya Din, pasti kamu gak akan selelah ini," canda Yusuf, yang sontak membuat Dinda melotot horor.

"Boleh kok kalau mas mau nikah lagi, Dinda izinkan?" ucap Dinda sedikit jengkel dengan perkataan suaminya itu.

"Bener nih kamu izinin mas nikah lagi?" tanya Yusuf tak percaya.

"Benar, asal alasannya jelas," ucap Dinda tegas.

"Maksudnya alasan apa Din, mas jadi bingung?" tanya Yusuf minta penjelasan.

"Dalam Islam seorang suami boleh melakukan poligami jika sebagai berikut :

1.Istri tidak dapat menjalankan kewajiban sebagai istri

2.Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan

3.Istri tidak dapat melahirkan keturunan. Jika sang istri ada kekurangan dari salah satu atau semuanya, maka sang suami diperbolehkan untuk berpoligami. Jadi tidak sembarangan mas, seorang suami mengambil keputusan untuk berpoligami. Dan jika sudah terjadi poligami, sang suami harus berlaku adil dari semua hal, terutama nafkah lahir maupun batin," papar Dinda menjelaskan panjang lebar kepada Yusuf agar suaminya itu paham.

"Repot juga ya Din, sedangkan Mas sendiri tidak ada alasan untuk menikah lagi, karena istri Mas ini adalah istri yang sempurna," ucap Yusuf sembari mencubit gemas pipi Dinda.

"Syukurlah kalau begitu Mas, karena Dinda sangat berharap jika Dinda adalah satu-satunya wanita yang ada di hati Mas," harap Dinda .

"Mas sangat mencintai Kamu, Mas tidak mau kalau Kamu terlalu lelah mengurus Mas dan segala keperluan Mas, karena Mas butuh Dinda untuk selalu menguatkan Mas," ucap Yusuf kemudian memeluk erat sang istri.

Ya begitulah Yusuf, seorang pengusaha sukses tapi selalu terlihat lemah dan manja kalau sudah bersama sang istri.

flashback off

"Kita doakan saja Mas semoga Nilam diberikan jodoh lagi yang lebih baik, agar dia dapat hidup dengan bahagia," ucap Dinda berusaha tegar mendoakan wanita yang dicintai suaminya dulu.

"Iya Din, Mas juga berharap seperti itu, Nilam yang dulu dengan yang sekarang sangat berbeda jauh. Nilam yang dulu sangat cantik dan sekarang dia terlihat sedikit lebih tua, walaupun masih tetap cantik, " ucap Yusuf yang lagi lagi menyakiti hati Dinda.

"Mas berniat untuk mempekerjakan Nilam di perusahaan mebel Mas yang baru Din, dia itu sangat pintar, sayang kalau wanita sepintar dia hanya bekerja di pabrik permen." usul Yusuf yang lagi-lagi membuat hati Dinda bagai disayat sembilu . Perempuan mana yang tidak sakit hatinya, saat sang suami memuji perempuan lain di depan sang istri.

Sungguh kepolosan Yusuf kalau diberi level mungkin bisa sampai level 100.

"Apa tidak masalah mempekerjakan Nilam di perusahaan baru Mas? sedangkan perusahaan itu baru loh Mas, butuh orang-orang dengan skill tinggi untuk membuat perusahaan itu maju Mas." usul Dinda berharap sang suami mau mendengarkan nasehatnya.

"Benar juga Kamu Din, Kamu memang pintar, dari dulu Mas sangat kagum dengan kepintaran Mu, makanya Mas langsung jatuh hati padamu!" gombal Yusuf sembari mencolek hidung Dinda dari balik cadar, yang sedikit mencairkan suasana yang tegang pasca kehadiran Nilam sang pujaan hati Yusuf.

Yusuf kemudian berpamitan keluar menuju sekumpulan bapak-bapak yang ada di pesta itu.

"Mbak si kembar sudah pada tidur di kamar bude Ratih," tiba-tiba Zahra datang memberitahukan kondisi kedua ponakan kembarnya itu.

"Oh ya sudah, biarkan saja Zahra, Kamu sudah makan belum?" tanya Dinda yang dibalas dengan gelengan kepala oleh Zahra.

"Nanti aja Mbak, masih kenyang." jawab Zahra singkat.

"Oh iya Ra, Mbak mau tanya.Kamu kenal sama Nilam gak?" tanya Dinda kepada Zahra.

"Kenalah Mbak! mbak Nilam cinta pertama Mas Yusuf kan!! ups." ucap Zahra lalu menutup kedua mulutnya karena merasa keceplosan.

"Iya Mbak udah tau kok," ucap Dinda meyakinkan Zahra, kalau sebenarnya Dinda sudah tau semuanya. Hanya saja, ingin mendengar kesaksian dari orang lain agar lebih jelas.

"Kamu bisa ceritakan sama Mbak, bagaimana hubungan Mas Mu dengan Nilam itu dulu?" tanya Dinda masih penasaran dengan cerita masa lalu Nilam dan Yusuf. Walau Dinda tahu tidak ada yang Yusuf tutup-tutupi darinya.

Zahra tampak ragu untuk bercerita. Tapi karena Dinda memelas, akhirnya Zahra pun buka suara juga akhirnya.

"Mas Yusuf dan mbak Nilam itu tadinya sahabatan Mbak. Tapi akhirnya mas Yusuf jatuh cinta pada mbak Nilam, wajar kalau mas Yusuf jatuh cinta sama dia. Mbak Nilam itu kembang desa Mbak, dia dulu sangat cantik. Mas Yusuf sangat tergila-gila dengan mbak Nilam. Setelah tahu kalau Mas Yusuf suka sama dia, mbak Nilam pun mulai menjauh, mungkin dia malu, karena dulu mas Yusuf sangat cupu plus culun. Enggak banget deh pokoknya. Kambing aja gak mau kali kalo liat mas Yusuf dulu. Karena terus dikejar-kejar dengan mas Yusuf, akhirnya mbk Nilam memberi tantangan. Kalau mas Yusuf bisa menjadi orang sukses dan kaya, dia mau jadi pacar mas Yusuf. Padahal itu hanya cara dia supaya mas Yusuf mundur, eh...tapi bagi mas Yusuf itu adalah pecutan keras untuknya. Akhirnya mas Yusuf berubah dan jadi seperti sekarang. Saat mas Yusuf ingin membuktikan kesuksesannya kepada mbak Nilam, mas Yusuf harus menelan pil pahit, karena sang gadis pujaannya sudah menikah dengan anak saudagar tanah di kampung yang kaya raya. Begitu ceritanya Mbak." ungkap Zahra menceritakan masa lalu sang kakak dengan Nilam.

Mendengar cerita dari Zahra, Dinda merasa harus waspada dengan kehadiran Nilam kembali. Jangan sampai apa yang Dinda miliki diambil oleh orang lain.

Cinta tak sampai

Pov Yusuf

Namaku Muhammad Yusuf Ibrahim , aku terlahir dari seorang ibu yang bernama Ratna Lestari dan nama ayahku Taufik Ismail.

Ayah seorang pensiunan tentara Angkatan Udara dan ibu adalah seorang pengusaha di bidang Garment. Saat aku kecil, kedua orang tua ku sangat sibuk dengan pekerjaan mereka. Sehingga aku terpaksa dititipkan kepada bude Ratih, yang tak lain adalah kakak kandung dari ibuku.

Karena seringnya aku dititipkan dan orang tuaku lelah harus bolak-balik , akhirnya ayah dan ibuku memutuskan agar aku dan adikku Zahra Tania untuk tinggal sementara dan bersekolah di rumah bude Ratih .

Bude Ratih sangat menyayangi kami selaku keponakannya, begitu juga dengan pakde Jamal suami dari bude Ratih, beliau sangat menyayangi kami berdua. Pakde Jamal berprofesi sebagai kepala sekolah di SMA dekat dengan rumahnya. Dan bude Ratih hanya seorang ibu rumah tangga biasa.

Bude Ratih memiliki anak gadis bernama Nayla Clarissa , aku dan Nayla hanya terpaut usia dua tahun.

Tentunya lebih tua aku dibandingkan Nayla. Sedangkan Nayla mempunyai dua adik laki-laki bernama Yoga Pratama dan Rama Pramudya.

Aku dan Nayla masuk di sekolah yang pakde Jamal pimpin.

yaitu SMA Kedamaian.

Di SMA itulah aku bersahabat dengan seorang gadis yang sangat baik kepadaku, walaupun aku dulu berpenampilan sangat cupu dan culun, tapi Nilam selalu memberikan perhatiannya kepadaku, yang membuat aku jatuh hati kepadanya. Nilam mau menjadi sahabatku karena menurut Nilam aku ini orangnya polos bahkan hampir bisa dibilang Naif. Karena kepolosan ku inilah, yang membuat Nilam menjadi nyaman denganku. Nilam gadis yang sangat pintar dan juga cantik, bisa dibilang Nilam itu kembang desa di tempat bude Ratih.

Nilam lahir dari orang tua yang sangat sederhana, kadang sering kali Nilam bersekolah tanpa uang jajan. Akan tetapi, kecerdasan Nilam sungguh luar biasa untuk diacungkan jempol.

Saat kelulusan sekolah, aku beranikan diri untuk menyatakan perasaanku kepada Nilam.

Tapi bukannya menerima ataupun menolak, Nilam malah memberikan tantangan kepadaku.

"Kalau Kamu bisa jadi orang sukses, Aku mau jadi pacar Kamu bahkan jadi istri kamu!" tantang Nilam yang membuat aku bingung.

"Maksudnya?" tanyaku yang masih belum paham dengan arah kata-kata Nilam itu.

"Aku sudah lelah hidup miskin Suf, Aku ingin sekali memiliki suami yang sukses dan kaya, jadi Aku tidak perlu untuk susah-susah bekerja, kalau suamiku kaya tentunya orang tua Ku tidak akan susah seperti sekarang, Aku sudah lelah jadi orang miskin Suf. " jelas Nilam kepadaku .

"Aku lelah tiap hari orang tuaku selalu di datangi koperasi atau rentenir, Aku lelah tiap hari menyaksikan orang tuaku dibentak oleh orang. Hati ini sedih Suf, makanya kalau Kamu mau menjadi pacarku, Kamu harus sukses dulu ya!" Nilam menjelaskan kepadaku tentang derita hidupnya yang semakin membuatku untuk cepat-cepat mengabulkan keinginannya.

"Aku janji Lam sama Kamu, Aku akan mewujudkan keinginan mu dan setelah Aku jadi orang sukses, Aku akan segera melamar Kamu."

janjiku kepada Nilam yang dibalas dengan anggukan dan senyuman manis dari Nilam.

"Iya Aku doakan semoga Kamu jadi orang sukses, Aku tunggu janji Kamu Suf. " ucap Nilam sambil tersenyum a

dengan amat manis.

Janji itu yang mampu membuatku menjadi sukses seperti sekarang. Aku sengaja bekerja dengan sangat keras agar mimpiku dan Nilam cepat terlaksana.

Hanya butuh waktu dua tahun bagiku untuk membuktikan semua janjiku pada Nilam, dari hasil jerih payahku akhirnya aku menjadi seorang pengusaha muda di bidang property dan meubel. Aku menceritakan tujuan ku dan meminta izin kepada ayah dan ibu ku, kalau aku ingin melamar Nilam. Kedua orang tua ku sangat mendukung apa yang menjadi keputusan ku, selagi itu memang yang terbaik untuk ku.

Akhirnya tibalah saat di mana aku akan menemui Nilam untuk melamarnya menjadi istri ku.

Selama aku bekerja keras untuk mewujudkan keinginan Nilam ,aku dan dia sama sekali tidak pernah saling memberi kabar selama hampir dua tahun.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dari rumah ku, akhirnya aku sampai juga di kampung bude Ratih. Tidak ada perubahan yang signifikan dari kampung itu. Sebelum menuju ke rumah Nilam, aku mampir terlebih dulu ke rumah bude Ratih untuk bersilaturahmi.

Sesampainya di rumah bude, aku langsung disambut oleh Nayla yang saat itu sedang bersama dengan temannya itu.

"Assalamu'alaikum," ucapku sembari membuka gerbang rumah bude Ratih.

"Waalaikumsalam... Mas Yusuf!" tanya Nayla yang tidak percaya kalau yang didepannya itu adalah aku, saat itu Nayla sedang berdua dengan temannya dan langsung mencium punggung tanganku. Teman Nayla hanya menundukkan wajahnya tanpa mau menatap kepadaku.

"Bude ada Nay?" tanya ku sambil menyerahkan buah tangan yang aku bawa kepada Nayla, yang di sambut dengan senyuman sumringah oleh Nayla.

"Ada Mas di dalam sedang masak," jawab Nayla.

"Mas ke dalam dulu ya, Mas ingin bertemu bude," ucapku kemudian berlalu pergi meninggalkan Nayla dan temannya di ruang tamu.

Saat melihat ku bude tampak shock, karena melihat aku sekarang yang sudah berubah menjadi laki-laki yang gagah dan keren, tidak ada lagi Yusuf si cupu.

"Bude, " ucapku sembari mencium tangannya. Bude tampak terdiam sesaat melihat wajah dan penampilanku yang baru.

"Ya Allah Gusti, Kamu toh ini Suf, Bude sampai nggak mengenali Kamu loh. Kamu sudah berubah Suf, makin ganteng," ucap bude Ratih bahagia bertemu denganku.

"Bude sehat?" tanyaku kepada bude Ratih.

"Alhamdulillah , Bude dan Pakde Mu sehat semua," jawab Bude yang masih tidak percaya dengan perubahan Ku sekarang.

Akhirnya aku menceritakan maksud dan tujuan ku kembali ke kampung bude.

Bude sangat kaget ketika aku berkata kalau aku akan melamar Nilam.

"Haram Suf, melamar orang yang sudah menikah," ucap bude bagai petir di siang bolong bagi ku.

"Maksud Bude gimana! apakah Nilam sudah menikah?" tanyaku dengan hati yang tak percaya.

"Iya Suf, sekitar satu tahun yang lalu Nilam menikah dengan anak seorang saudagar tanah, Jaka namanya, " jawab bude Ratih.

Aku sangat shock dengan apa yang sudah bude katakan kepadaku.

Dalam hatiku bertanya-tanya kenapa Nilam sampai hati meninggalkanku, padahal kan aku sedang berusaha menjadi seperti yang Nilam inginkan.

Akhirnya aku urungkan untuk melamar Nilam, aku pun pulang dengan langkah gontai masuk kedalam mobil setelah berpamitan dengan bude Ratih dan Nayla.

Sesampainya di rumah aku ceritakan semua informasi yang ku dapat dari bude Ratih. Ibu mencoba menguatkan ku.

"Berarti Nilam itu bukan jodoh Kamu Mas, Kamu masih sangat muda dan sukses Kamu bisa mencari yang lebih dari Nilam, percaya sama Ibu," ucap ibu.

Aku hanya mengangguk saja mendengar ucapan ibu.

Pupus semua harapan ku untuk bersanding dengan Nilam. Apa yang aku impikan selama ini hancur dengan sekejap.

"Kenapa kamu gak sabar nunggu aku Lam?" ucapku dalam hati.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!