NovelToon NovelToon

Arliyana, Gadis Satu Milyar

#Awal Cerita

"Hiks Hiks.."

Tangisan itu memecah dinginnya malam yang saat itu juga berselimut kabut tebal. Hujan mulai turun rintik-rintik membuat suasana malam itu bertambah dingin dan mencekam.

Tapi wanita itu tidak sendirian. Dia bersama seorang ayah yang sedang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit.

"Ayah nona sudah sangat kritis. Butuh tindakan operasi dengan segera supaya nyawanya bisa selamat.."

Iya..

Dia punya nasib yang begitu buruk akhir-akhir ini. Mendadak hatinya begitu ngilu usai kejadian tragis menimpa ibunya yang mengalami kecelakaan dan harus tewas di tempat dengan cara yang cukup mengenaskan. Sementara, ayahnya yang memang sedang dalam kondisi sakit parah juga mendadak kritis.

Malam ini otaknya hampir meledak. Dia tidak tahu lagi harus berbuat apa. Menyerah? seharusnya juga tidak mengambil keputusan itu. Tapi nyatanya, hidup ini terlalu pahit. Hutang kesana kemari, dan gali lobang tutup lobang hanya untuk mencukupi biaya pengobatan ayahnya. Sekarang dia menjadi wanita yang sangat miskin.

Bip Bip Bip..

Suara itu selalu menghantui pikirannya. Ayahnya yang belum juga sadar akibat penyakit jantung yang memang sudah di derita sekian lama, dan selang infus yang menjalar ini.. Arkh.. sepertinya hatinya makin teriris. Belum lagi biaya pengobatan dan rawat inap rumah sakit yang pastinya sangat besar. Ujian apa ini ?

Arliyana..

Wanita yang sedang duduk berpangku tangan itu namanya Arliyana.. Gadis muda dengan seribu kisah memilukan, membuat siapa saja yang mendengar jeritannya ikut merasa perih.

Tapi kali ini tidak!!

Dia juga harus bangkit dari kepedihan. Mendadak dia punya kekuatan yang datang entah darimana asalnya. Dia tidak punya pilihan lain. Dia harus menerima tawaran dari kawannya..

Menjadi wanita malam...

....

Suara musik yang diputar cukup keras terdengar memekakkan telinga. Menatap beberapa orang dengan begitu risihnya, membuat Liyana pada awalnya merasa ragu.

Hhh..

Tapi tidak ada jalan yang lain. Ini adalah jalan satu-satunya, dan dia sudah tidak punya pilihan lain..

Maaf ayah, putrimu ini akan segera menjadi wanita kotor dan berlumur dosa..

Ingin menangis?

Siapa yang tidak ingin meluapkan perasaan ini?! betapa sedih dan sakitnya, bahkan dia juga tidak bisa lagi mengendalikan kesedihan ini. Tapi jika terus larut dalam kesedihan, lalu apa gunanya dia hidup? sekarang, menyelamatkan nyawa ayahnya adalah poin yang paling penting..

"Hana!"

Panggilnya lirih pada seorang wanita yang sedang asik bermesraan dengan seorang pria..

Wanita itu menoleh..

"Arliyana?"

Tidak hanya terkejut, wanita bernama Hana itu bahkan seketika meninggalkan pria yang sebenarnya akan menjadi pelanggannya malam ini. Semua demi Liyana, sang sahabat.

"Kenapa kamu disini?"

Liyana menahan air matanya. Dia sudah siap!!

"Buat aku jadi seperti kamu.."

Tapi seberapapun dia menahan kesedihan, toh.. air mata itu tidak bisa sinkron dengan hatinya. Dia bahkan menangis tersedu-sedu atas keputusannya sendiri. Semua ini memang keterpaksaan.

"Duduk dulu.."

Liyana menuruti sang sahabat. Menangislah dia dalam pelukan Hana selama beberapa menit, lalu akhirnya berusaha menjadi tangguh.

"Aku butuh lima ratus juta untuk operasi jantung ayahku.."

"Kamu boleh memilih menjadi seperti aku, tapi aku tidak mau kamu mengambil keputusan yang salah.."

"Aku sudah yakin.."

"Pikirkan lagi baik-baik, pulanglah dulu ke rumah kamu, dan kemudian, kembali lagi besok untuk membicarakan hal ini lagi.." mengusap bahu Liyana, "aku tidak mau kamu menyesal.."

Liyana mengangguk saja. Dia mengusap air mata yang sedari tadi terus berjatuhan menetes di pipinya. Dia akhirnya tersenyum dan kemudian, berbicara begitu yakin dengan keputusannya kali ini.

"Aku cukup cantik, harganya pasti akan sangat mahal, apalagi aku masih suci, tawarkan aku pada pengusaha kaya besok malam. Aku ingin harga lima ratus juta untuk satu malam besok, dan seterusnya, harganya disama ratakan saja dengan kalian.."

"Liyana?" tidak menyangka.

Hana bahkan hanya menggelengkan kepalanya saja. Yang selama ini dia tahu, Liyana adalah wanita suci yang benar-benar tidak mau disentuh oleh pria manapun, tapi karena keadaan yang mendesak, gadis itu bahkan berani melepas kesuciannya.

"Tolong bukakan pintu untukku, aku mau ayah sembuh.."

Hana hanya mengangguk. Tidak dapat dipungkiri memang, dia tidak bisa membantu apapun selain menawarkan pekerjaan ini. Maafkan sahabat kamu Liyana, andai saja Hana orang kaya, kamu tidak perlu mempertaruhkan harga diri kamu demi uang. Tapi sayangnya, dia bahkan jauh lebih buruk dari kamu..

"Aku akan membantu kamu.."

Memeluk.

"Jangan bersedih lagi, kamu hanya tidak punya jalan lain lagi, jadi jangan pernah salahkan diri kamu lagi, Liyana.."

.....

"Tuan, ada berkas baru yang harus anda tanda tangani.."

Asistennya memberi sebuah berkas.

"Hemm.. Berkas apa ini?"

"Itu berkas tentang proyek baru pembangunan di sebelah barat kota yang akan kita mulai satu bulan lagi.."

"Begitu, ya.."

Tuan muda itu membaca berkasnya, dan kemudian mencoret bagian bawah kertas dengan tanda tangannya..

"Berikan ke bagian perbendaharaan, kita butuh dananya segera.."

"Baik tuan.." ( Pergi ).

Asisten tuan muda itu keluar dan tidak sengaja berpapasan dengan seseorang. Dia pun tidak lupa untuk menundukan kepalanya..

"Selamat datang tuan muda Goyuan.."

"Terima kasih.."

Dia melanjutkan perjalanan keluarnya, sementara tuan muda bernama Goyuan terlihat masuk menemui Tuan Lishian..

"Kenapa menemui aku di jam kerja? apa ada yang lebih penting dari urusan kantor?" tanya Lishian pada Goyuan, sementara kedua matanya masih saja fokus pada setumpukan berkas di atas meja.

"Tidak, hanya mau mengajak minum malam ini, aku dengar, ada wanita yang menawarkan harga lima ratus juta untuk satu malam.."

"Cihh.. Lima ratus juta untuk satu malam? apa dia bidadari?"

"Dia masih suci, siapa saja yang mau bermalam dengan dia, katanya akan sangat puas karena wajahnya yang cantik dan mempesona.."

Duduk berhadapan..

"Hanya masih suci, cantik dan mempesona.. Apa tidak ada yang lebih dari itu?"

"Dia sebenarnya tidak mau melakukan pekerjaan ini, ya, tapi dia terpaksa melakukannya, katanya untuk biaya operasi ayahnya di rumah sakit.." ( menggoyangkan kursi ), "mau tidak? Kalau mau, aku pesankan sekarang juga, masih belum ada yang mau mendaftar karena harga yang terlalu tinggi, jadi aku tawarkan padamu.."

"Aku tidak mau, aku hanya akan menemani kamu minum saja.."

"Kalau menemani aku minum, aku sudah punya teman, jadi tidak usah khawatir.."

"Ya sudah, aku akan jadi nyamuk saja malam ini.."

"Apa akhir-akhir ini kamu tidak bergairah? Kenapa selalu menolak saat aku tawarkan wanita kepadamu?" tanya Goyuan pada saudara sepupunya.

Lishian mendadak ingat suatu hal yang terjadi pada beberapa malam yang lalu..

Flashback on !!

"Kalau kamu tidak mau berhenti dari dunia malam, maka aku harus segera menikahkan kamu dengan putri tuan besar Dong Fi, yaitu Nona Fi Chan.."

"Menikah? Usia dua puluh sembilan tahun, mau menikahi wanita yang berusia tiga puluh lima tahun? apa wanita seperti itu masih pantas disebut putri?" ( menentang ).

"Lishian, kamu ini harus segera menikah, jangan terlalu lama menikmati dunia seperti itu, kamu tidak tau apa akibatnya nanti.."

"Terserah ayah saja, aku hanya tidak mau membuang masa mudaku dengan pernikahan.."

"Yu Huo.. Jangan terlalu marah begitu, kamu punya riwayat darah tinggi, ingat itu.." ( sang istri mengusap pundak suaminya ).

"Jika kamu tidak mau menikah dengan Fi Chan, maka kamu harus membawaku calon menantu yang lebih baik dari Fi Chan, buktikan padaku, kalau kamu juga bisa memikirkan pernikahan.."

" Hehh.. Kalau begitu, maka tunggu saja.."

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

#Bertemu di Bar

Malam itu, sesuai janji mereka, Arliyana sudah bersiap dengan begitu anggun. Penampilan yang sederhana namun terkesan cantik dan manis. Wanita ini memang terlihat begitu manis.

"Liyana!"

Liyana sekarang berada di sebuah ruangan khusus di bar tersebut. Dia memang masih terlihat begitu tidak percaya diri. Maklum saja, ini adalah awal kehidupan pahit baginya, jadi rasanya agak takut juga.

"Kamu terlihat begitu cantik.."

"Apa sudah ada orang yang memesan?"

Hana menggeleng saja. Bahkan orang paling kaya di kota ini, yang biasanya rela merogoh kocek dalam hanya untuk menikmati rasanya perawan, malam ini bagai menghilang ditelan bumi. Ini ujian atau keberuntungan? Tidak ada yang tahu pasti..

"Tunggu saja dulu, aku yakin sebentar lagi akan ada orang kaya yang memesan kamu, lagipula bar ini tempat berkumpulnya tuan-tuan kaya, mereka selalu siap mengeluarkan uang seberapapun banyaknya, hanya untuk sebuah kesenangan saja.."

"Iya.." ( tertunduk ).

Liyana bahkan tidak tahu apakah dia harus merasa senang karena tidak ada laki-laki yang memesannya, atau dia harus sedih karena itu artinya dia tidak bisa mendapat uang lima ratus juta. Bimbang sekali.

Sementara itu, malam sudah makin larut. Usai menyelesaikan pekerjaan di kantornya, Lishian tentulah menepati janji untuk ikut minum dengan Goyuan.

Dia terlihat agak suntuk malam ini. Sebenarnya di malam-malam sebelumnya juga sama. Dia yang biasanya memesan beberapa wanita cantik untuk menemaninya, entah kenapa akhir-akhir ini tidak ingin lagi.

Dia hanya berpikir dengan siapa dia akan menikah nantinya. Apa dia terlalu merumitkan keadaan?

"Duduk, duduk.."

Seseorang memintanya untuk duduk. Terhitung ada lima tuan muda tampan yang datang malam itu. Seperti biasa, mereka akan bersenang-senang dengan para wanita, dan beberapa minuman di dalam sebuah ruangan.

"Aku mau pesan sepuluh botol bir yang paling enak disini. Kirimkan segera ke ruangan biasa.."

"Baik tuan.."

Lelaki muda bernama Ellon itu akhirnya menyusul kawan-kawannya yang sudah pergi lebih dulu.

"Dimana minumannya?"

"Tenang, sudah aku pesankan.." ( duduk ).

Dua orang lainnya, Zixin dan Shuimo terlihat sedang asik bergerak tawa sambil menggunjingkan kabar lima ratus juta itu. Benar-benar hal yang membuat geli bagi mereka.

"Hei, Lishian!! aku lihat selama ini kamu sedang jarang bermain, apa tidak tertarik dengan rasa lima ratus juta itu?" ( meledek ).

"Dia bahkan hanya diam saja datang kemari, jika mau menjadi patung, maka jangan ikut kami kesini.." ( Ucap Zixin menimpali ).

.......

Sementara itu, Liyana yang masih sama sedari tadi, tidak berkutik di depan kaca rias, sambil sesekali berkeluh kesah yang tiada habisnya.

Brak!!

Hana membuka pintu dengan keras, membuat Liyana menjadi sangat terkejut. Sebenarnya ada apa dengan wanita ini.

"Liyana, ada beberapa tuan muda yang datang kesini, dia adalah tuan muda dari keluarga kaya raya yang sering memesan wanita cantik dengan harga fantastis. Apa kamu mau coba?"

"Benarkah??"

"Iya, mereka sedang menunggu seorang pelayan mengantarkan bir ke dalam ruangan mereka, dan aku rasa, kamu bisa masuk untuk menawarkan diri.."

Drrrttt Drrrttt

Mendadak ponsel Hana berdering..

Ada panggilan masuk dari orang yang biasa memesannya, tuan Ellon..

"Hallo, tuan.."

' Aku ingin tahu wanita seharga lima ratus juta itu sekarang..'

"Ah?? Baik, baik, aku akan segera mengaturnya.."

Menutup sambungan..

"Lihat, kan, Liyana, ada yang memesan kamu, pria muda yang kaya.. bagaimana?"

"Iya, aku bersedia.. " ( agak sedih ).

"Baguslah, sekarang, coba antarkan minuman ini ke ruangan mereka. Aku akan menunjukkannya padamu.. Semangat, ya.. Jangan sedih begitu.."

"Iya, Hana.." ( tersenyum ), "aku sangat senang.."

"Hei, jangan menggoda Lishian terus menerus begitu, dia sedang merasa terguncang akhir-akhir ini.."

"Ah?! Benarkah??"

"Dimana ini minumannya, aku sudah ingin menenggaknya sampai habis, tapi dia bahkan belum juga datang.."

"Tenanglah, aku sudah memberi kejutan didalamnya.."

Diluar ruangan..

"Ayo, Liyana, ini kesempatan yang bagus.."

Liyana mengangguk saja. Bagaimanapun, dia harus senang saat melayani tuan muda itu nanti.

"Fiuhh...."

' Aku sudah yakin..'

Liyana memantapkan langkah kakinya dan berusaha untuk membuka pintu.

Cklek..

Raut wajahnya masih ditekuk sempurna. Bagaimana ini? Dia bahkan masih terus menunjukkan kesedihan itu diwajahnya.. Sepertinya ini akan mengacaukan rencana..

"Maaf, tuan-tuan, ini pesanan anda.."

Lishian mendongak, lalu menatap Liyana dengan penuh perasaan yang tidak bisa dimengerti.

Wanita ini..

Begitu manis...

Semua orang ikut menoleh, menyapa siapa yang segera menjadi santapan malam ini..

"Siapa wanita ini??" ( Zixin meledek ).

"Apa dia lima ratus juta itu? Hahahaha.."

Semua orang yang berada di sana tertawa.

' Apa terasa aneh dengan harga lima ratus juta itu?'

Benak Arliyana.

"Cantik juga wajahnya, manis dan... putih bersih.." ( mencolek dagu Liyana ).

Liyana mengerutkan wajahnya, dia bahkan ternyata belum punya nyali sedikitpun untuk terbiasa dengan perlakuan seperti ini. Memalukan sekali..

"Jangan nakal, Zixin, ini pesananku.." Ellon membawa Liyana ikut duduk, dan menarik gadis kecil itu..

Memangku..

"Ah?" Arliyana mulai merasa tidak nyaman.

"Kenapa wajah kamu begitu?? Masih belum terbiasa, ya.. tenanglah, aku akan membuat kamu terbiasa denganku ." ( Tersenyum ).

Ellon ini sebenarnya manis juga jika dilihat-lihat. Tapi sayangnya, dia juga punya kebiasaan buruk, suka main di dunia malam seperti beberapa kawan yang lain.

Sementara Goyuan masih saja asik dengan tatapan keponya dengan Lishian. Dia memang merasa ada yang aneh dengan lelaki ini.

"Kenapa kamu?? Tidak mood?" tanya Goyuan pada saudara sepupunya.

"Hanya ingin.. mencairkan otakku yang beku.." Jawab Lishian sambil meraih satu botol bir di atas meja.

Menuangkan minum.

Meminumnya.

Gluk!

Dia bahkan terlihat sangat tampan dengan ekspresi datar itu..

"Nikmati lima ratus juta itu sebelum kamu menyesalinya.."

Lishian mendongak lagi, melihat gadis yang begitu kecil itu tengah berada di dalam pangkuan Ellon, dan dengan asiknya, Zixin dan Shuimo juga ikut menggodanya..

"Aku punya tawaran bagus.." ( ucap Shuimo ).

"Apa memangnya??"

"Bagaimana kalau lima ratus juta untuk berlima, jadi masing-masing dari kita akan menyelamatkan ayah gadis ini dengan uang seratus juta, bagaimana?"

"Benarkah? Bergilir?"

' Apa ?? Bergilir ?? Satu orang saja aku sudah sangat takut, tapi untuk pertama kali melakukannya, langsung digilir lima orang.. Nasibku sungguh buruk..'

Pasrah..

"Bagaimana? Setuju tidak??"

"Aku setuju.."

Semua orang di sana sudah menyetujuinya, tinggal bagian Lishian saja.

Tapi pria itu membuat semua orang menunggu. Dia perlu berpikir keras untuk itu.

' Tapi, wanita ini begitu cantik dan manis.. Wajahnya sungguh mempesona, sayang, dia punya nasib buruk..'

"Jangan ada yang sampai menyentuh dia.." ( wajah tanpa ekspresi ).

"Apa??"

"Ah?" ( Liyana bingung ).

"Kenapa?! Dia wanita yang lebih dulu aku pesan.." ( Ellon tidak terima ).

"Dia bukan sedang ingin membujuk kita, kan?" tanya Shuimo dengan wajah keponya.

"Jangan-jangan, dia memang sudah sembuh dari pikiran kotornya.."

"Lishian, apa maksud kamu?" ( Goyuan nampak tidak percaya ).

Iya, memang.. selama ini, Lishian terkenal paling mudah dibujuk untuk bersenang-senang, tapi ternyata tidak untuk malam ini. Dia terlihat begitu aneh..

"Berapa harga yang pantas??" tanya Lishian pada Arliyana sambil melihat isi dompetnya.

"Hei, Lishian, aku sudah membayar lima ratus juta dengan lunas, jadi kamu jangan ikut campur.." Shi Xuellon nampak tidak terima.

"Kalau begitu, tarik kembali uang kamu, aku akan membayar wanita ini satu milyar.."

"Apa?" semua orang terkejut.

' Satu milyar ???'

Benak Arliyana lagi.

Lishian menenggak satu gelas bir, dan kemudian berdiri..

"Ada yang ingin menawar lebih tinggi?"

"Hhh," mendorong Liyana, "aku bukannya tidak mampu, tapi membayar satu milyar hanya untuk gadis kecil yang masih suci, aku merasa sayang pada uangku.." Jawab Ellon.

Gluk !!

"Arkh!! Ambillah jika kamu mau.." Sambung Xuellon lagi.

"Sepakat.." Lishian tersenyum miring.

Tiga orang lainnya hanya melongo saja mendengar perbincangan dua orang ini.

"Kalau begitu, dia sudah jadi milikku sepenuhnya.."

"Hh.. Bawa saja dia..." ( mengambil minum lagi ), " jangan lupa untuk mengembalikan uang lima ratus juta itu kembali padaku.."

"Aku akan minta orangku mengembalikan uang lima ratus juta itu.."

Dengan segera, Lishian membawa Liyana untuk segera pergi dari sana. Liyana yang hanya gadis polos tidak tahu apapun akhirnya menurut saja.

Kreb!!

Pintu ditutup dari luar..

"Aku bukannya sayang dengan uangku, tapi aku memang tidak mampu untuk harga segitu.." ( ledek Zixin ).

Semua orang di dalam ruangan itu menertawakan lelucon sederhana yang keluar dari mulut Zixin. Tapi Goyuan tidak. Dia masih melihat sang sepupu ini dengan raut wajah yang aneh.

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

#Jadilah Wanitaku

"Tuan, tuan mau bawa aku kemana??"

Liyana tidak bisa menolak dan terus memaksakan langkah kakinya mengikuti pria tersebut.

Liyana merasa sedikit takut. Maklum saja, banyak pria bertubuh kekar yang selalu mengikuti mereka saat berjalan. Para pria itu sepertinya pengawal dari tuan muda ini. Tapi nama tuan muda yang saat ini sedang menggandengnya saja, dia bahkan tidak tahu.

"Tuan katakan padaku.."

"Jangan berisik.. Aku akan membawa kamu ke tempat yang lebih baik daripada tempat ini.."

"Setidaknya katakan dulu siapa nama anda tuan!"

"Panggil aku Lishian, dan kamu, tidak perlu mengatakan siapa namamu! karena aku sudah tahu dari Ellon! jadi sekarang, tugas kamu hanya diam!!"

Liyana hanya diam saja. Rasanya tidak ada keberanian lagi untuk melawan pria ini karena rasa takut yang sangat dalam.

Ada sedikit penyesalan juga dihatinya mengapa bisa mengambil jalan pintas macam ini. Seharusnya dari awal dia sadar, sudah pasti akan berhadapan berbagai macam pria untuk pekerjaan ini. Tapi mengapa dia baru menyadarinya sekarang?

"Masuk ke dalam mobil.." ( dingin ).

"Tapi tuan, katakan dulu padaku akan pergi kemana?"

"Bisakah kamu diam dan ikuti saja arahan dariku?"

"Ba-baiklah.." ( kalah sudah ).

Tidak ada pilihan lain selain mengalah dan mengikuti setiap kata yang dilontarkan pria tersebut.

Liyana masuk ke dalam mobil, dan disusul juga oleh pria itu masuk. Sang sopir sudah terlihat duduk di depan, dan beberapa saat kemudian, mobil akhirnya dijalankan.

"Tuan? Setidaknya bicara dulu dan perkenalkan namamu, jangan main membawa aku kabur begitu saja.."

Sifat gadis ini memang masih terlalu kekanak-kanakan. Umurnya memang baru menginjak angka dua puluh tahun. Pantas saja masih terlihat begitu imut.

"Namaku Lishian, aku berusia dua puluh sembilan tahun.. sudah cukup.."

"Tapi, tuan Lishian, mengapa anda membawaku pergi dari sana? Bukankah kita hanya akan melakukannya di bar itu saja ??"

"Melakukan apa?? Apa kamu begitu ingin ??"

"A??" ( bingung ), "bukankah tuan memesan saya untuk melakukan itu dengan tuan ??"

"Cihh.. Aku tidak terlalu tertarik dengan seorang wanita.."

"Apa? Apa tuan punya kelainan ??"

Pak!!

Menjitak dahi Liyana..

"Aduh! Sakit tuan.."

"Bicara sembarangan.. Memangnya aku ini pria abnormal apa!? Aku hanya ingin melakukan perjanjian dengan kamu.."

"Perjanjian apa??"

"Menikahlah denganku.."

"Apa?"

Jantung berhenti sejenak..

Mendadak mematung..

"Berlebihan sekali wanita ini.."

"Tidak, tuan, apa kamu memang orang gila?? Atau sedikit... tidak waras?? Menikah? Kita baru saja saling mengenal beberapa menit yang lalu, dan tuan dengan mudahnya, melamarku? Apa ini semacam keberuntungan, atau neraka??"

"Ada keberuntungan, tapi ada nerakanya juga kalau kamu tidak mau patuh.."

"Aku tidak mau!! Enak saja!! baru bertemu langsung melamar.."

"Berhenti!"

Ciiitttt..

Mobil diberhentikan secara mendadak, membuat Liyana yang kaget ikut terpental ke depan, dan terbentur jok depan.

"Aduh!!" ( mengusap jidat ).

Malang sekali nasib Liyana setelah bertemu lelaki ini.

"Kenapa memberhentikan mobil secara mendadak?" tanya Liyana pada sang tuan.

"Kalau kamu mau menikah denganku, maka aku akan menanggung seluruh biaya rumah sakit ayah kamu, termasuk biaya operasi lima ratus juta itu, dan biaya hidup kalian selanjutnya, tapi kalau kamu tidak mau, ya, sudah.."

"Apa? Jadi tuan membayar saya untuk ini ??"

"Memangnya untuk apa? Aku punya permasalahan dengan keluargaku, dan lebih parahnya lagi, ayahku.. Dia minta aku menikah untuk mewarisi hartanya kelak, dan aku tidak bisa mendapatkan semua itu tanpa menikah terlebih dulu.."

"Apa? Jadi tuan mau kita menikah untuk keuntungan masing-masing begitu?"

"Apa kamu tidak mau?? Kalau tidak, ya, aku tidak akan memaksa.. silahkan jawab dulu sekarang sebelum mobil melaju.."

Liyana sedang berpikir keras. Mana mungkin dia bisa menikahi pria arogan dan sombong ini, tapi, bagaimana dengan pengobatan ayah?!

Biayanya cukup mahal, dan dia tidak punya apapun selain tubuhnya. Tapi.. Menikah juga bukan hal mudah dan bisa dipermainkan begitu saja.

"Waktumu hanya sepuluh menit untuk berpikir, dan sekarang hanya tersisa.." ( melirik jam tangan ), "dua menit lagi.."

"Apa? Bukannya baru sebentar aku berpikir?? tuan, aku tidak bisa memutuskannya, aku tidak mau menikah dengan orang yang tidak aku cintai sama sekali.."

"Satu menit empat puluh lima detik.."

"Oh, atau begini saja, tuan bisa meminjamkan aku uang, tapi aku tidak mau menikahi tuan, aku akan berusaha mengembalikan uang itu secepatnya.."

"Bagaimana kamu akan melunasinya?? Bermain ranjang dengan pria?"

Liyana terdiam. Dia berhenti bicara, dan dia sadar diri untuk mengumpulkan uang sebesar itu tidak akan mudah selesai dengan cepat.

"Satu menit dua puluh detik.."

"Oke, aku sudah setuju... aku mau menikah, asal ada perjanjian dulu diantara kita setelah menikah nanti.."

"Aku yang menentukan.."

"Tapi.."

"Tidak ada penolakan.. Jalan pak !!"

Mobil kembali melaju dengan kecepatan tinggi. Rasanya ingin sekali keluar dan lari dari sana. Tapi mungkin saja keputusan ini akan lebih baik dari pekerjaan malam itu.. Hhh.. Semoga saja..

Ciiitttt..

Mobil berhenti di sebuah rumah yang besar, dan diperkirakan luas bangunannya melebihi luas lapangan golf.. Hehehe hanya bercanda.. Ya.. Tapi rumah itu memang begitu luas. Mewah pula.. Apa ini rumah pria itu? Rumahnya sebesar itu?? Apa ini tidak terlalu menyeramkan? Sepertinya laki-laki ini punya kekuasaan yang begitu tinggi di kota ini.

"Keluar!"

Ucap Lishian usai dia keluar dari mobil..

"Tu-Tuan.."

"Aku sudah bilang, tidak akan melakukan apapun padamu kecuali memperistri.."

"Apa kamu benar-benar tidak akan membunuhku??"

Lishian terkekeh. Wanita ini lucu juga.. Dia bahkan begitu polos.

"Aku akan membunuh kamu kalau kamu tidak menurut."

"Jangan! Jangan bunuh aku!" wajah ketakutan.

"Kalau begitu, lakukan apa yang aku perintahkan .."

"Ba-baik.."

Liyana keluar dari mobil mewah itu dan bergerak mengikuti arahan Lishian.

....

Slurp !!!

Yu Huo sedang menyeruput kopinya, dan setelah itu meletakkan kembali di atas meja. Dia kembali membenarkan posisi kacamata bacanya, dan berfokus pada koran ditangan.

Tap tap tap tap..

Langkah kaki orang yang terdengar masuk bahkan tidak membuat tuan besar yang terhormat itu bergeming. Dia bahkan masih dalam posisi yang sama. Duduk dan membaca koran..

Sementara istrinya, Zhe Ruan terlihat bergerak dari arah dapur menuju ke arah dirinya. Wanita itu terlihat membawa satu piring camilan untuk menemani suaminya bersantai. Tapi..

"Lishian??"

Kehadiran Lishian benar-benar membuatnya senang. Tapi melihat seorang wanita di belakang Lishian, membuat raut wajahnya berubah terkejut..

"Siapa wanita itu??"

Mendengar pertanyaan dari istrinya, Yu Huo terlihat penasaran. Dia ingin melihat apa yang dimaksud oleh istrinya itu.

"Wanita siapa yang kamu maksud Zhe Ruan?" ( melepas kacamata ).

Dia menutup koran dan mencoba menatap siapa orang yang dimaksud oleh istrinya.

Pada mulanya, Zhe Ruan dan Yu Huo memang tidak terlalu terkejut.

Karena mereka hanya melihat dengan jelas seorang wanita berpakaian lusuh yang sedang bersembunyi di sisi putranya, Lishian.. Wanita itu, apa dia pelayan? Begitulah pikirnya..

"Lishian, untuk apa kamu membawa pelayan baru di rumah ayah?"

"Apa dia pelayan baru atau..." Sambung Zhe Ruan.

"Dia wanitaku.."

Prang!!

Piring terjatuh dengan tidak sengaja. Seluruh tubuhnya mendadak lemas. Bukan karena senang, anak laki-lakinya ini bahkan hampir membuat jantungnya berhenti berdetak.

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Hayoooo!!

Bakal di terima sama orang tuanya gak ya? ☺️☺️☺️

💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕💕

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!