NovelToon NovelToon

Antara Dua Alam Yang Berbeda

01. Sesuatu lewat di depanku.

" haha....Ma, bonekaku lucu kan?" ujar ku pada Mama yang duduk di atas sofa.

" Iya, lucu kok!, Riska Mama mau kedapur bentar ya" ujar Mama sambil bangkit dan meninggalkan ku sendiri diruang tengah.

" Iya ma, tapi jangan lama-lama ya" ucapku lagi.

" Mama mau panaskan lauk aja kok, nggak bakalan lama, tenang aja" jawab Mama.

" Iya ....hehehe" aku terkekeh sambil memeluk dan mencium bonekaku.

Tiba-tiba ada sesuatu yang lewat dengan cepat di depanku, sontak saja aku terkejut.

" Apa itu?" ucapku didalam hati.

" Mama kah?" kata hati ku lagi.

Tiba-tiba sesuatu itu lewat lagi, dan kali ini berdiri di dekat lemari.

" Wah ! kepalaku kenapa sih, itu kenapa ada cewek di dekat lemari?, aneh....padahal dirumah kan cuma ada mama dan aku, ah ngak penting, mending aku main boneka lagi" ucapku dalam hati.

" Riska !" suara bayangan itu.

" Riska !" suara bayangan itu lagi yang membuat aku terlelap, pikiranku kosong.

" Riska ! Riska !" tiba-tiba suara mama memanggilku.

" Ah, tu kan cuma bayangan ku!" aku terkejut karna Mama memanggilku dan sosok gadis itu pun menghilang.

" Riska!, dari tadi Mama panggil, kamu kenapa nggak jawab?".

" Tadi terlalu asyik main boneka ma, hehe.." jawab ku sambil tertawa kecil.

" Lain kali jangan gitu, ya udah tolong kamu ambilkan garam di dekat lemari dapur."

" Iya ma..siap."

"Tadi disini kan, nah ini dia garamnya" gumam ku.

...----------------...

"Lalala, emang ya sepeda kalau dibawa sore-sore gini mantep bah!, besok kan sekolah, jadi hari ini aku senang - senang dulu deh.!".

Saat sedang jalan-jalan sambil mengayuh sepeda aku melihat seorang laki-laki yang memakai celana pendek, baju ala Belanda memakai topi keemasan ala kerajaan, dan juga memakai sepatu boot berdiri menatapku dengan wajah berdarah-darah.

" Orang itu kenapa sih ?, udah bajunya aneh lagi, tapi kalau dipikir-pikir itu kayak di film - film nggak sih.. hahaha " aku tertawa sendiri.

Keesokan paginya....

" Ma, Riska berangkat ke sekolah dulu ya" ucapku sambil pamitan pada Mama.

" Belajar yang rajin..!"

" Iya ma, salam dulu ma...!"

" Udah siap, ayo berangkat" ujar Papa.

" Iya Pa, udah siap!, dada Ma, dada...sambil melambai tangan.

" Hati - hati" jawab Mama lagi.

Di dalam perjalan...

" Riska, papa pengen kamu dapat juara yang bagus tahun ini ya" pinta Papa.

" Ya, pa..nanti akan Riska usahain belajar yang lebih giat lagi" jawab ku dengan semangat.

" Kalau kamu dapat juara bagus, papa beliin kamu teddy bear jumbo".

" Beneran ..? Papa mau beliin Riska teddy bear jumbo?, wah!seneng banget Pa".

" Iya, nah! udah sampai, jangan lupa salim guru nya tu, udah berdiri di pintu gerbang".

" Iya Pa, Riska usahain biar dapat juara, Riska pergi dulu ya Pa."

" Jangan lupa belajar yang rajin."

Aku tersenyum dan turun dari mobil berjalan menuju pintu gerbang sekolah yang di sana itu sudah ada guru ku yang menyambut kedatangan murid - muridnya.

"

"

" Wah, Riska udah datang aku mau omongin sesuatu nih!" ujar Mauliza di koridor menuju kelas.

" Kamu mau omongin apa?, cepetan aku mau masuk nih.." ucapku penasaran.

" Jangan buru-buru dong!, kita tunggu Azka dulu" Mauliza menahan Riska yang mau pergi.

" Hah..! yang benar aja bah, ya udah deh, tapi ingat kalau Azka lama....aku masuk duluan ya, mau ngulang dulu apa yang aku belajar tadi malam."

" Cieee... Riska lagi rajin nih..!" tiba-tiba gadis sebaya mereka mendekat.

" Eh, Azka udah datang tuh..!".

" Lagi pada nungguin aku nih ya..hahaha."

" Iya, Mauliza.. cepat katanya mau bicara, ayo dong buruan."

" Iya, iya..jadi kemarin itu aku melihat ada sesosok orang pakek baju putih rambutnya pendek berwarna coklat kekuningan gitu, berdiri di belakang rumah ku" jelas Mauliza.

" Hah..! yang benar aja?, kalau aku sih ngeliat nya di sungai tadi malam".

" Kalian jangan percaya yang begituan deh, memangnya Azka kamu liat apa di sungai?".

" Bayangan gitu ...ih serem deh" ujar Azka.

" Itu pasti bayangan orang yang lagi mancing ikan, alah.. jangan langsung percaya yang gituan".

" I..iya sih..! " gumam Azka.

" Terus ..yang aku lihat apa ?" tanya Mauliza.

" Itu mungkin orang kampung sebelah, kan ada tu cewek bule yang suka ngintip orang mandi " ujar Riska.

" Memang iya ada sih, tapi memangnya untuk apa dia disitu?".

" Mungkin mau jadi ***** kali ya, haha" disambung tawa ketiganya.

" Udah - udah, yuk masuk ke kelas" ucapku sambil mengajak mereka berdua, mengangguk setuju.

Aku dan kedua sahabatku masuk ke dalam kelas.

Pada saat jam pelajaran

" Sssst !,sstt!, sstt, Riska"panggil Mauliza secara berbisik karena jam pelajaran sedang berlangsung.

" Hah,,? oh Mauliza?" gumam ku

" Ada apa?".

" Ris, temenin gue ke toilet yuk!' bisik Mauliza.

" Tapi kan lagi jam pelajaran.." ucap ku dengan berbisik.

" Ayo lah.., udah sekarat nih!"

" Hah ! sekarat ?"

" Ayok, ayok .., pliss temenin ya."

" Ya udah deh, tapi kamu yang bilang ya."

Belum sempat Mauliza mengangguk tiba-tiba.

" Hei kalian!!" teriak guru membuat aku dan Mauliza terkejut.

" Kenapa bisik - bisik ?!, ini lagi jam pelajaran, kalau kalian tidak mau belajar, kalian bisa keluar !" tegas guru.

" Ma..maaf Buk, saya tadi diajak temenin Mauliza ke kamar mandi makanya kami bisik-bisik " jelas ku kepada Buk guru yang melotot.

" Oh, kalau mau kekamar mandi bilangnya ke ibu, bukan ke teman mu faham..!, sekarang pergi sana ke kamar mandi, takutnya mencret di celana nanti, nggak ada yang mau bersihinnya".

" Iya Buk.." serentak aku dan Mauliza menjawab nya.

" Yok kita ke kamar mandi!" ucap Mauliza nggak sabaran lagi.

" Iya, iya."

Bergegas aku dan Mauliza keluar dari kelas menuju kamar mandi.

Di kamar mandi!, " Mauliza ! jangan lama dong!" ucapku dari luar yang tidak sabar lagi nungguin.

" Iya ! dikit lagi !" teriak Mauliza dari dalam kamar mandi.

Tiba-tiba ada seorang wanita yang berjalan ingin masuk ke salah satu toilet, wanita itu sedikit aneh tampak wajahnya pucat pasi, rambut panjang ikat kesamping kiri hingga dada bagian kiri tertutup memakai baju biru langit dan warnanya hampir menjadi putih karena rusuh, panjang bajunya kira-kira selutut dengan noda berwarna merah di bagian dada dan di bagian pinggang sampai perut dan di bagian rok yang membuat baju kotor akan noda merah tersebut.

" Siapa itu ?, apa kakak kelas ?, kayaknya nggak mungkin deh, guru juga nggak mungkin, hidungnya mimisan, ah mungkin anaknya guru kali ya.., tapi kenapa ke kamar mandi Siswa ?, apa disana toilet guru ada yang pakek ?" batinku penuh tanda tanya.

" Em..,kak!" panggil ku membuat wanita itu menoleh ke arahku.

" Kak, Kakak sakit ya? hidung kakak mimisan, nih..aku ada bawa tisu di lap dulu mimisan nya" ucapku sambil memasukkan tangan ke dalam saku rok ku. Wanita itu Hana tersenyum dan terus berjalan ke dalam toilet, aku jadi bingung jadinya.

" Huff!, yang kulihat makin aneh - aneh aja deh" gumam ku dalam hati.

" Ris, yok balik ke kelas " ucap Mauliza yang keluar dari kamar mandi melihat ku lagi termenung.

" Ris,.!" panggil Mauliza.

" Ris..!" panggil Mauliza sekali lagi dan mulai merasa kesal.

" Riska...!".

" Eh, ayam-ayam!" aku sangat terkejut di buatnya.

" Huh..! kamu kenapa sih? ayok ke kelas!"

" Ah, iya!" Jawab ku sambil berlari di belakang Mauliza.

02. Hari Pertama Masuk Sekolah

" Mah, Mama..!, Mama di mana?"

Kegelapan sepanjang jalan, tak seorang pun ada di sana, aku merupakan anak perempuan yang masih berusia 12 tahun menyusuri sebuah lorong yang gelap gulita.

" Ini di mana?, kenapa gelap sekali.."

Di ujung lorong, ada seorang wanita sedang berdiri, aku berpikir itu adalah mama ku yang berjalan mendekati wanita itu.

" Mama!, Mama..!"

Aku berlari kearah wanita itu dan dapat memegang pundak wanita yang berdiri membelakanginya. Begitu wanita itu menoleh, wajah ku pucat pasi karena aku dapati wanita itu berdiri di depan ku, ternyata bukanlah mama ku.

" Riska...!" suara angin lalu seperti memanggil - manggil nama ku.

" Riska....!" suara itu lagi.

"Aaaa..!, kenapa sih!, aku pengin ke temu mama! ucapku yang masih tidur.

" Bruh..!" aku terbangun dari mimpi ku dan mendapati mama di depan ku, keringat dingin mulai berjatuhan, mama yang menyaksikan ku kelihatan sangat bingung.

" Kamu kenapa ?" tanya Mama.

" Ga-gapapa kok Ma".

" Mimpi buruk ya..?" tanya Mama lagi.

" Mungkin ...!" tapi tadi kayak nyata, dan siapa wanita itu tadi" batin ku.

" Udah, udah..! cepat bangun telat sekolah nanti!"

" Iya Ma.." jawab ku sambil menarik selimut lagi.

Kejadian dalam mimpi itu masih melekat di kepala ku, aku jadi heran dan tidak percaya akan makhluk gaib, tapi aku berpikir bahwa didalam mimpi ku itu mungkin saja ada seorang wanita yang ada kaitannya dengan takdir ku nanti. Ingatan tentang mimpi tetap terngiang-ngiang sampai aku memasuki SMP, sekarang kedudukan ku di bangku SD telah tergantikan menjadi SMP.

" Riska! cepat bangun, keburu siang nih!, hari ini kamu kan hari pertama masuk SMP" teriak Mama lagi.

" Emm.., ya Ma lima menit lagi" ucap ku dengan perasaan malas.

" Riska !, kalau kamu nggak mau bangun sekarang, Mama suruh potong uang jajan kamu!"

tegas Mama yang berdiri di depan pintu kamar.

" Set..!" ucapan Mama membuat ku yang tertidur langsung terduduk bagaikan robot.

" Jangan dong ma..., uang jajan Riska jangan di potong".

" Cepetan mandi sana, habis tu sarapan dulu baru berangkat sekolah".

""""'Terdiammm ---

" Tunggu apa lagi? buruan..!".

Aku langsung loncat dari kasur, berlari menuju kamar mandi dengan cepat, Mama hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat sikap ku yang seperti itu.

Tidak lama kemudian aku pun siap mandi, dan berpakaian dengan begitu rapi tidak lupa pakai minyak wangi, dan sarapan pagi bersama orang tua di meja makan.

...----------------...

Aku berjalan sambil menatap sekolah baru ku, kehidupan di sekolah SMP ku baru dimulai hari ini.

"Aaaaaaa!!, Riska" teriak Mauliza yang tiba-tiba membuat aku kaget.

" Eh, copot.., copot!!, Mauliza...bisa nggak sih jangan kek gitu?, kaget tau, kalau jantung ku copot giman?".

" Hahaha, sorry, sorry..maaf ya, akhirnya kita satu sekolah lagi.." ucap Mauliza dengan kegirangan.

" E..Hem!"

Tiba-tiba ada orang di belakang ku, yang membuat aku dan Mauliza menoleh.

" Eh, Azka! wah...kangen deh sama kamu" aku merangkul nya dan memeluk Azka.

" Iya tuh! udah lama kita nggak barengan ".

" Hhhh, kalian ini ada-ada aja, udah ayo kita masuk kelas.

"Selamat pagi anak-anak" ujar guru si depan kelas.

" " Pagi Buk!!" serentak murid -murid menjawab.

" Hari ini adalah hari pertama kalian masuk sekolah, jadi kita akan mulai pembelajaran dengan perkenalan diri terlebih dahulu, kalian akan maju satu persatu ke depan kelas dan memperkenalkan diri kalian masing-masing.

" Iya Buk!!" jawab murid-murid sentak.

" Tapi sebelum nya Ibuk yang akan duluan memperkenalkan diri, nama Ibuk, Nurlaila, panggil aja buk Laila, kelahiran 1998, ibuk adalah wali kelas kalian, sekarang giliran kalian, dimulai dari yang paling depan dulu ya, kamu..!, coba maju ke depan " ujar Buk Laila.

" Kenapa harus aku duluan sih" batinku berkata.

" Iya Buk" jawab ku sambil beranjak bangun dari kursi.

" Perkenalkan namaku Riska, asal kota juang, kelahiran 2006".

"Anak-anak apakah ada yang ingin di tanyakan" ucap buk guru.

" Saya Buk" tunjuk salah satu murid cowok.

" Iya ingin tanya apa?"

" Udah punya pacar belum?"

hahaha .... semua ikut ketawa.

" Ya ampun..kok itu sih yang ditanya" batinku berkata.

" Em,.bisa di ganti pertanyaan, ibuk rasa kalian belum pantas untuk itu" ujar buk Laila.

" Ya buk, kamu punya berapa saudara kandung?" tanya murid yang lain.

" Emm aku anak tunggal ".

" Wow.. ternyata kamu anak tunggal " gumam beberapa siswa yang lain.

" Hobinya apa" pertanyaan dari murid yang lain.

"...Main game..". jawab ku singkat.

" Wah..wah..wah" gumam murid yang lain.

" Selanjutnya..., Riska kamu boleh duduk " ujar Buk Laila.

" Iya Buk..".

" Lanjut ..kamu disebelah nya Riska" panggil Buk Laila.

Pagi ini semua murid memperkenalkan diri mereka masing-masing tanpa terkecuali hingga akhirnya bel istirahat pun berbunyi.

" Baik lah sekarang kalian boleh istirahat..".

Yeyyyyy....sorak semua murid.

" Ris, jajan yok" ajak Mauliza.

" Iya, nih..yok Riska" ajak Azka lagi.

" Ya udah aku ikut".

" Em..hai !!!" sapa seorang murid cowok.

" Kamu Riska kan?" tanyanya lagi.

" Iya, emang kenapa?" jawabku dengan jutek.

" Kamu kenal nama aku kan?".

" Gak" jawab ku singkat.

" Lah.. tadinya udah berkenalan di depan kelas".

" Aduhhh, ribet banget sih nih cowok, aku kan ketiduran tadi" ucapku dalam hati.

" Aku nggak ingat lagi, lupa...udah dulu ya aku mau ke kantin" ucapku sambil pergi dari nya.

Sepertinya cowok itu berniat untuk memanggil ku, tapi melihat aku sudah jauh pergi, dia mengurungkan niatnya.

" Yaah! padahal mau kenalan, nggak gagal deh punya gebetan" gumam cowok itu yang bernama Wahyu.

...----------------...

Di koridor kelas, Riska melewati beberapa ruangan, rupanya banyak ruangan-ruangan yang tidak terpakai lagi, bahkan sudah kosong.

Namun ada beberapa keanehan di ruangan itu, seperti ada hal yang mistis di sana yang membuat ku seperti penasaran untuk masuk dan melihat ke dalam ruangan tersebut.

" Ruang itu aneh banget sih..!" gumam ku.

" Ris... kenapa terus-terusan ngeliat ke situ"? tanya Azka.

" Nggak ada kok, yuk lanjut jalan".

Kami bertiga terus berjalan menuju kantin, namun belum jauh kami melangkah dari ruangan itu, tiba-tiba ada kerikil yang terlempar ke arah Mauliza, pada ketika bersamaan itu pula aku melihat ada seorang gadis cantik yang melempar kerikil, gadis itu keluar dari ruangan di sana dengan menggenggam kerikil yang siap untuk di lemparkan.

" Aduh..! kerikil dari mana sih ini?" ucap Mauliza dengan kesal.

" Arah nya dari sana" ucap Azka sambil menunjuk ke lorong.

" Siapa sih yang iseng.., apa kakak kelas ya, pa mungkin sejahat itu?" oceh Mauliza.

" Ya ampun mengapa mereka tidak melihat?, padahal jelas-jelas gadis itu disana, masak sih aku doang yang melihat nya" batin ku berkata.

Aku melihat gadis cantik itu menatap kearah mereka, dan siap-siap melempar lagi, aku langsung berteriak.

" Azka, Mauliza cepat lari, kerikilnya mau di lempar lagi!"

" Dari mana?, kok kamu tahu?".

" Alah... jangan banyak tanya!" aku terpaksa menarik tangan mereka dan lari dengan cepat.

03. Anak kecil dalam lemari

"Huh...huh..huh " suara nafas yang tak beraturan milik kami bertiga.

" Aduh...Ris...kencang banget sih lari nya.." ujar Azka.

" Emangnya mereka nggak lihat apa?, kalau anak itu mulai melempar kerikilnya " ucapku dalam hati.

" Udah lah, kita jajan aja dulu, beli minum, capek aku..." ujar Azka.

" Hooh, sama!"

" Kok makin aneh aja sih" dalam hati ku.

" Ris, kok diam aja dari tadi?, ada yang salah? " tanya Mauliza.

" Nggak sih, cuma kepikiran tentang kerikil tadi.."

" Iya, sih.., kakak kelas di sini jahat-jahat ya?.." kata Mauliza.

" Tapi yang aku lihat bukan kakak kelas yang lempar, tapi gadis kecil..." ujar ku.

" Hah !!, yang bener ?" serentak keduanya terkejut.

" Iya, aku sampai heran kenapa kalian nggak lihat."

" Rumornya, ya..., lorong itu angker, termasuk ruangannya juga" kata Azka.

" Halah ! aku tu nggak percaya yang kayak begituan.., aku yakin gadis kecil itu nyata!, mungkin kalian aja yang nggak fokus ke ujung koridor."

" Huff, mungkin aku juga tadi nggak lihat ke situ" ujar Azka.

" Tapi.... apa nggak salah? atau kamu ngeliat makhluk?"

" Nggak, aku yakin nggak salah lihat!"

" Udah cukup kita bahas itu, lama-lama nanti keburu bel loh".

Siang hari....

"Mah... Riska pulang..."

Aku masuk, melepas kaos kaki beserta sepatu, kemudian berjalan ke arah dapur dan mendapati ku yang sedang memasak. Melihat aku sudah pulang mama langsung saja menyapa.

" Gimana sekolah hari pertama?, aman?" tanya Mama.

" Rasa nya hampa ma.." ujar ku, sambil menjatuhkan kepala ke meja makan.

" Maksudnya gimana?, Mama pikir kamu senang, karena ada kawan-kawan mu di sana Azka dan Mauliza".

" Senang-senang aja sih Ma.., tapi ada kejadian aneh lagi tadi ma!" ucapku kepada Mama.

" Kayak di SD dulu ya?" tanya Mama.

" Ho'oh "! jawab ku seperti nggak ada semangat hidup.

Aku melamun sendiri sambil memikirkan hidup ku.

" Udah nggak usah dipikirkan, ganti baju sana, nanti kotor"

" Nanti aja ma...! lapar nih.

" Nggak, ganti baju dulu !, capek mama nyucinya, kalau nggak mau nggak boleh makan!".

" Iya deh iya" jawab ku sambil bergegas bangun dari tempat duduk dan masuk kekamar.

Klap....suara pintu kamar.

" Baju, baju, baju, baju, baju...,dimana kamu..." gumam ku seraya bernyanyi.

" Bajunya dimana sih?"

Saat sedang mencari baju, aku kemudian membuka lemari dan tiba-tiba saja ada gadis kecil sedang duduk di dalam lemari yang membuat aku sangat terkejut.

" Alamak!!!, kok ada anak gadis cantik, dari mana datang nih anak" ucapku dalam hati.

Anak itu langsung berlari keluar dengan cepat ketika melihat ku.

"Eh,eh,eh,.. kok cepat banget anak itu lari, anak siapa itu sih".

Kemudian aku cepat-cepat ganti baju, dan kemudian pergi ke dapur.

" Mama !" panggil ku seraya berjalan menuju dapur.

" Iya, kenapa?, Mama masih di dapur!".

Aku langsung pergi ke dapur begitu mendengar suara Mama, namun, saat aku ke dapur ternyata aku tidak mendapati Mama di dapur".

" Lah, Mama kemana?, kok nggak ada, terus yang jawab tadi suara siapa?"

Aku jadi merinding, kemudian aku pergi ke halaman rumah dan ternyata aku menemukan mama sedang menyirami bunga.

" Eh, Mama disini?" tanya ku.

" Iya, Mama tadi habis masak langsung ke sini, kenapa emangnya cari Mama!" ujar mama.

" Udah Mala di sini ma" tanyaku lagi.

" Kira-kira dari sepuluh menit yang lalu ".

" Lah, tadi kan..., di dapur siapa dong?" batin ku berkata.

" Udahlah, ke intinya aja..." dalam batinku, membuat Mama terlihat bingung.

" Kamu kenapa?" tanya Mama.

" "Nggak Ma, em..tadi di dalam ada gadis kecil cantik, Mama tahu nggak siapa?" tanyaku

" Gadis kecil cantik ya..., oh iya si Aci tadi masuk, katanya pesawat kertasnya terbang masuk ke dalam, jadi tadi dia minta izin dan masuk kedalam " jelas mama.

" Oh.. gitu ya, ya udah deh, ma..Riska tadi cuma nanya itu aja".

" Makan siang di meja dapur ya" ujar Mama.

" Iya Ma..!"

" Hemm....

" Aku bingung nih!, kok bisa sih anak itu di kamar?, dalam lemari lagi" gumam ku.

" Shuuuuh......shuuuuh.....fuhhhh" Suara aneh berlalu dengan angin.

" Hah?, suara apa tuh?, insting ku tadi sih ada suara, mungkin suara angin kali ya.."

" Riska...." suara bisikan.

"Kok jadi ngeri sendiri ya."

" Riska....." suara itu muncul lagi.

" Ih, makin ngeri kok..."

" Riska ! panggil Mama.

" Eh suara Mama?, huff amann..,ku pikir suara apa tadi, Mama tu nakutin aja!" gumam ku.

" Riska !!".

" Iya Ma!!, bentar!".

Ternyata suara tadi Mama yang memanggil ku.

...****************...

"Oi, ngapain bengong" ucap Azka yang melihat aku duduk diam di meja ku.

" Hufff, bete nih..." ujar ku membuat Azka dan Mauliza mengernyitkan alisnya.

" Bete kenapa?" tanya Mauliza.

" Nggak ah.." aku tidak ingin menceritakan apa-apa.

" Kenapa sih?" kepo Mauliza.

" Udah lah ke kantin aja yuk " ajak aku mengalihkan pembicaraan.

Aku, bergegas pergi ke kantin di ikuti Mauliza dan Azka di belakang dengan perasaan bingung.

Beberapa bulan kemudian......

" Tak terasa ya, udah hampir ujian aja, emang waktu berjalan begitu cepat ya" ujar Azka.

" Iya, hp ku pasti bakalan si sita sama papa" keluh ku.

" Kalau aku di awasi sama Ortu".

Saat kami sedang bicara di meja kantin, seorang cowok bernama Nanda menghampiri".

" Hai, boleh pinjam temannya nggak" ujar Nanda.

" Hah, yang mana?" tanya Mauliza.

Cowok itu pun tersenyum sejenak membuat kami kebingungan penuh tanda tanya.

" Gue tanya bukan sama lo kok, yang gue tanya sama dua teman Lo yang di kiri sama yang di kanan" ujar Nanda pada Mauliza.

" Owh, nggak papa ambil aja, kami ikhlas kok, ya kan Riska?" kata Azka.

" Ho'oh, benar tu nggak papa kok" jawab ku.

" Eh,eh,eh, ini maksudnya gimana sih?, aku yang di pinjam gitu?" ujar Mauliza kebingungan.

" Iya, cepat nih, dia udah nungguin" aku membangun kan Mauliza dari duduk dan mendekatkan pada Nanda.

" Gue pinjam bentar ya" ujar Nanda sambil menarik lengan Mauliza.

" Lama juga nggak papa, dada.." ujar Azka seraya melambai kan tangan yang melihat mereka menjauh.

" Hahahaha" kami tertawa.

" Kira-kira Mauliza di bawa kemana ya" tanya ku penasaran.

" Pasti mau di jadikan gebetan tu" jawab Azka.

" Tapi kok aku malah jadi penasaran ya".

" Iya nih, ikuti yuk, tadi mereka masuk koridor sebelah kiri" ucap Azka sambil menunjuk ke arah koridor sekolah.

" Ya udah yuk, aku juga penasaran" jawabku.

kami pelan-pelan mengikuti mereka dari belakang yang pergi berdua, timbul ke khawatiran kami terhadap Mauliza karna Nanda itu cowok yang belum kami tahu sifat dan watak nya, pelan tapi pasti, akhirnya kami bisa menguping pembicaraan mereka.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!