NovelToon NovelToon

Ayah Misterius Sang Kembar Tiga

Bab 1 Dianggap sebagai pelacur

Di kamar hotel

" Sangat panass.. "

Viona Hariss terbangun dalam keadaan linglung. Dia mendesah pelan.

Dia merasa tidak nyaman , seluruh tubuhnya seperti sedang berada dalam lautan api, Sangat panas.

Viona mencoba mengubah posisinya di tempat tidur namun ia masih tetap merasa tidak nyaman. Wajahnya semakin memerah akibat efek obat yang ia minum dan nafasnya semakin terasa sesak.

Viona mencoba untuk duduk namun pandangannya terasa silau. Dia tidak dapat melihat dengan jelas di mana dia berada sekarang ini !

Rasa aneh di dalam tubuhnya semakin menjadi-jadi seolah-olah banyak serangga yang menggerayangi tubuhnya Viona mencoba mengulurkan tangannya untuk merobek pakaian yang menempel di tubuhnya.

Beberapa kancing yang menempel di gaun merahnya sudah terlepas sehingga memperlihatkan dadanya yang seputih salju setelah itu Viona merasa sedikit lebih nyaman karena merasakan ada sedikit kesejukan.

Tidak nyaman, panas dan kering

Itulah yang saat ini viona rasakan pada dirinya.

Dia mencoba turun dari tempat tidur untuk mencari air karena merasa haus dan panas. Dia membutuhkan air. Mungkin setelah minum ia akan merasa jauh lebih baik.

Kedua kaki putih, ramping dan lembut menginjak karpet lembut seperti cahaya putih yang bersinar.

Pandangannya tampak buram Viona melihat sebotol air di atas meja bunda yang tidak jauh dari ia berdiri.

Viona berjalan terhuyung-huyung kearah meja itu ia segera meraih botol itu dan meminumnya .

Viona minum dengan rakusnya seakan-akan ada orang yang akan merebut air itu dari tangannya sehingga air yang ia minum tumpah membasahi gaunnya.

Gaun yang basah itu semakin memperlihatkan lekukan pada tubuh viona yang membuatnya semakin menarik.

Pada saat ini, pintu kamar mandi tiba-tiba terbuka, tampak seorang pria melangkah keluar dengan handuk putih yang hanya di sematkan di pinggangnya, rambutnya yang basah masih meneteskan air.

Tetesan air itu bergulir di atas dadanya yang bidang lalu mengalir melalui otot perut yang tampak seksi lalu terserap ke handuk mandi yang longgar.

Pria itu tampak tertegun sejenak lalu dengan sedikit mengernyit dia mengibaskan rambutnya yang hitam legam seolah-olah ada sesuatu yang meledak di tubuhnya.

Saat ia membuka matanya sekali lagi, matanya langsung memerah, dia merasa ada sesuatu yang tidak beres. Apa mungkin ada yang salah dengan anggur itu?

Secara reflek dia langsung melirik gelas anggur yang ada di samping tempat tidur itu.

Dia meraih viona dengan tangannya yang kokoh dan bertanya dengan nada dingin,

" Kamu dikirim oleh kakekku, yah?? "

Dia pasti wanita yang dikirim oleh kakeknya lagi. Kakek benar-benar sudah gila dia terlalu terobsesi untuk segera memiliki cicit sehingga dia menaruh obat di minumannya.

Viona jatuh dalam pelukannya lalu dengan sembarangan tangannya menarik sehingga handuk yang pria itu pakai terlepas.

Tangannya menyentuh kulit sang pria dan merasakan kesejukan yang dia inginkan.

Viona mendengus lalu mengangkat tangannya ke leher pria itu dan membuat tubuhnya menempel dengan tubuh sang pria.

Alex Brama mengerutkan keningnya. Dia yang memang sudah berhasrat dan merasa tidak nyaman saat di peluk oleh wanita ini menjadi semakin panas dan ia ingin melampiaskannya.

Tubuhnya yang lembut terus menempel padanya sehingga efek obat itu langsung bereaksi dengan cepat.

Lalu Alex mencium bibir Viona tanpa bisa dikendalikan. Bibirnya seperti permen yang lezat, tadinya Alex hanya ingin mencicipinya namun lambat laun ia merasa ini tidak cukup dan menginginkan yang lebih.

Keduanya jatuh dengan keras ketempat tidur yang besar dan lembut, terjalinlah cinta satu malam antara Alex dan Viona.

" Aduhh... "

Viona mendesah pelan. Namun tangan kecilnya merangkul leher Alex sehingga Alex tidak bisa mengendalikan dirinya lagi dan menagih bagiannya dengan mendesak.

Sudah tidak tau berapa lama dan sampai berapa kali mereka melakukannya yang jelas Viona sudah tidak dapat bertahan sehingga ia pingsan.

Keesokan harinya,

Viona dibangunkan dengan ketukan di luar pintu, ia langsung terduduk dengan pikiran yang kosong.

Dia bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi tadi malam?

Saat pintu di dorong,

Sekelompok orang bergegas masuk ada wartawan, ada juga polisi

" Jangan bergerak ! Razia pornografi, angkat tanganmu di atas kepala dan berjongkok di lantai. "

Viona masuk kantor polisi dan dianggap sebagai pelacur.

Viona tidak menyangka hal seperti ini akan terjadi dalam hidupnya.

Polisi memberitahu keluarga Hariss yang kemudian membebaskan viona dengan jaminan.

Saat viana pulang ke rumah keluarganya Hariss, semua anggota keluarga nya menuding dirinya.

" Kakek.. "

Kakeknya duduk di kursi utama dengan pandangan yang tajam menatap viona ia tak pernah menyangka bahwa cucunya melakukan perbuatan yang memalukan keluarga.

" Aku tidak melakukannya. Aku benar-benar tidak melakukannya, jelas-jelas aku sedang tidur di rumah. Aku tidak tau bagaimana semua ini terjadi, kakek percayalah. "

Viona mencoba menjelaskan apa yang terjadi.

Sampai sekarang pun viona masih tidak tau apa yang terjadi.

Mama tirinya mendengus dengan dingin " Kamu tidak tahu? Sudah ditangkap pun kau masih mau mengelak? Kalau bukan polisi memberitahu kami, kami pun tidak tahu bahwa putri sulung keluarga ini menjadi pelacur. Kalau dipikir-pikir aku merasa malu sekali dengan kelakuanmu ini. "

Evelin juga ikut berbicara " Kak, apa kamu tidak merasa jijik? Masa kamu bisa tidur dengan siapa saja? Apa kamu tidak takut tertular penyakit? "

Raut wajah kakek pun berubah dingin setelah mendengar ucapan yang di lontarkan sang adik.

" Cukup jangan bicara lagi. "

" Viona, mulai besok kamu pergilah ke texas untuk bersekolah di sana, tanpa izin dariku kamu tidak boleh kembali ke kota ini. "

Setelah mengatakan hal itu lalu si kakek bangkit dan pergi seolah-olah dia tidak ingin melihatnya.

" Kakek.. " Viona memanggil dengan kencang namun kakeknya pergi tanpa mau menoleh kebelakang.

Vera tidak menyangka, sudah sampai seperti ini pun si kakek itu masih lebih menyukai viona. Rencananya ia ingin mengusir viona pergi dari rumah ini agar putrinya menjadi satu-satunya nona besar di keluarga Hariss. Aku harus menghancurkan viona.

Matanya menyipit sedikit. Bersekolah di luar negeri? Jangan mimpi! Dia harus membuat viona mati dalam perjalanan ke texas.

.....

Enam tahun kemudian, bandara di kota furton

Viona menyeret kopernya dan berjalan keluar dari bandara dengan cepat sambil diikuti oleh tiga anak yang seperti di ukir dengan giok sehingga menarik banyak perhatian orang.

Kedua bocah lelaki itu terlihat hampir sama persis, wajahnya sangat tampan setampan karakter dalam komik.

Sementara yang satu lagi seorang gadis mungil nan imut dengan dua kuncir kuda yang tinggi dan menggunakan rok kuning pastel, dia tampak mengemaskan sekali dengan boneka barbie yang ada di tangannya.

Beberapa orang memotret mereka secara diam-diam dengan berbisik-bisik.

" Mereka itu artis kali yah?? Tampak cantik dan tampan sekali. "

" Aku belum pernah melihat orang yang begitu cantik sebelumnya!. "

" Mamanya juga sangat cantik! "

Pada saat ini, terdengar derap langkah kaki yang tergesa-gesa dan keluar dari Pintu VIP di sisi lain. Tampak sekelompok pria berjas hitam berjalan keluar dengan cepat. Pria yang berada paling depan adalah pria yang menarik banyak perhatian.

Dia mengunakan mantel hitam dengan perawakan yang tinggi dan gagah, wajahnya sangat tampan dan terlihat sangat tegas serta mata dan alis yang menunjukkan aura dingin seolah-olah orang yang melihat seakan segan untuk mendekatinya.

Dengan cepat, orang banyak itu tertarik melihatnya dan gadis kecil yang lucu tadi juga mengalihkan pandangannya saat mendengarkan komentar orang-orang di sebelahnya.

Lalu dia berseru " Papi.. "

Karena pria tampan itu terlihat sama persis dengan kedua kakak laki-lakinya jadi pasti dia adalah papinya yang belum pernah dia temui.

Dia mengangkat sedikit matanya dan berlari kearahnya.

Melihat putrinya berlari, viona segera memberitahu kedua putranya.

" Fedric, Felix kalian tunggu mami di depan pintu yah, mami mau mencari adik kalian dulu, oke? "

Kedua bocah lelaki yang tampan itu langsung mengangguk " Oke, Mami!. "

Viona menyerahkan koper ke mereka berdua lalu menyusul ke arah Felicia.

Saat tiba di gerbang bandara, viona meraih putrinya yang sedang berlari.

" Felicia, kamu mau pergi kemana? Apa kamu tidak takut di culik oleh orang jahat? "

Gadis ini memang tidak bisa membuat orang merasa tenang dan selalu nakal sejak kecil. Kalau sampai dia hilang, viona akan merasa akan sangat sedih sekali dan merasa keluarganya habis sudah.

" Aahh, mami! Cepat kau lepaskan aku! Aku melihat papi. Dia tampak persis seperti kakak! Aku mau papi. "

Gadis itu begitu terburu-buru sehingga matanya yang besar menatap terus-menerus ke punggung si pria tampan itu. Dia khawatir si pria itu akan menghilang.

Viona mengikuti arah yang di tunjuk oleh anaknya dan berfikir dalam benaknya, apa benar dia benar-benar si pria itu?

Kebetulan dia juga ingin bertanya kepadanya, apa yang terjadi waktu itu?

Viona membawa Felicia berjalan ke arah mobil yang dia katakan tadi dan mengetuk pintu jendelanya untuk melihat apakah pria yang ada di dalam mobil itu benar-benar mirip dengan putranya?

Dan juga, kalau Felicia si gadis kecil ini belum melihatnya, dia juga pasti tidak akan menyerah dia pasti akan kabur lagi.

Mendengar ketukan di jendelanya lalu orang yang berada di dalam mobil dengan perlahan menurunkan jendelanya.

Bab 2 Salah Mengenal Orang

Pria di dalam mobil itu menunjukan wajahnya namun dia tidak terlihat seperti kedua anak lelakinya seperti yang di bicarakan oleh Felicia. Karena dia adalah pria paruh baya botak dengan sepasang kacamata berbingkai hitam di hidungnya.

Mata Felicia menatap dengan kecewa dan kepala kecilnya terkulai.

Pria itu memaki dengan beberapa kata tetapi dengan cepat Viona meminta maaf kepadanya dan mengatakan bahwa dia sudah mengenal orang yang salah.

Sambil Menggendong Felicia lalu viona berkata,

" Felicia, sudah yah kita pulang. "

Di tengah malam, Viona mengendarai mobil Yaris bekasnya dan berhenti di depan pintu rumah Sakit Sumber Sehat dengan terburu-buru.

" Hei, jangan parkir disini!! "

Tanpa memperdulikan satpam yang menghalanginya, Viona segera menggendong putri kecilnya yang duduk di kursi sebelah supir lalu masuk ke dalam rumah sakit tanpa alas kaki.

Saat ini Viona tidak dapat mendengarkan apapun dan tak bisa melihat apapun. Seluruh benaknya hanya berfikir untuk mencari pertolongan pertama bagi putrinya!

" Dokter, Dokter!! "

Viona berlari menuju ke UGD dengan putrinya yang di gendong di lengannya, dengan gemetaran di sekujur tubuhnya dia berkata " Tolong selamatkan putriku, cepat dia demam sampai kejang-kejang!!. "

Air matanya berderai jatuh saat dia berbicara.

Dokter buru-buru mengambil anak yang sedang pingsan lalu ia berkata " Tunggu di luar, kami akan memberikan pertolongan pertama untuknya. "

Dengan cepat dokter memberi pertolongan pertama pada Felicia dan perawat yang ada di sampingnya berjalan ke arah viona sambil berkata,

" Maaf bu anda harus melunasi biaya administrasinya dulu, ini dokumennya anak ini harus di rawat inap. "

Viona mengangguk dan berkata " Oke, oke tolong kalian selamatkan putriku. "

Tidak boleh sampai terjadi apa-apa pada Felicia. Bagaimana kalau demam itu merusak otaknya? Saat pulang dari kota Clarke dia masih tampak baik-baik saja namun tak disangka malamnya dia malah demam.

Viona sama sekali tidak berani membayangkannya. Dia berjalan ke loket pembayaran sambil menangis.

Pada saat yang sama terdengar derap langka kaki yang cepat dari arah pintu masuk, sekelompok orang berjas hitam melangkah maju sementara pria yang berada paling depan berpostur tinggi dengan raut muka yang dingin.

Dia mengenakan mantel berwarna hitam yang dikancingkan hingga ke atas dengan cermat, yang semakin menambahkan aura dinginnya.

Paras wajahnya yang tegas dengan mata gelapnya yang tampak sedikit terangkat memperlihatkan temperamennya yang keras.

Bibirnya yang tipis seperti dipahat dengan sempurna dan seluruh tubuhnya memancarkan keagungan dan kemuliaan yang seolah-olah tidak ada satu pun orang yang berani mendekatinya.

Kemanapun dia lewat orang-orang pasti akan memberikan jalan untuknya.

Viona bergegas maju dengan kepala tertunduk, dia sama sekali tidak memperhatikan orang yang ada di depannya.

Tiba-tiba, kepalanya terasa sakit viona tanpa sengaja menabrak dinding cukup keras.

" Aahh... "

Viona langsung kehilangan keseimbangannya dan jatuh ke satu sisi, Aroma yang familiar menyeruak masuk kedalam hidungnya dan secara refleks pria itu mengulurkan tangannya yang panjang dan memeluk pinggang Viona yang ramping untuk mencegah ia jatuh ke lantai.

" Terima Kasih! "

Viona mengangkat kepalanya, Tataannya bertemu dengan mata hitam yang tegas, untuk beberapa saat Viona membeku.

Pada musim dingin saja Viona merasa tidak sedingin tatapan pria yang ada di depannya, Apakah orang ini terbuat dari Es??

Alex membantu Viona berdiri tegap dengan tanpa ragu dia berkata " Nona, tolong perhatikan jalan saat berjalan jangan banyak melamun!! "

Setelah selesai berbicara Alex melanjutkan langkahnya ke depan dan hanya menyisakan punggung nya yang lebar.

Viona tercengang, sampai Alex berjalan menuju ke arah lift barulah seakan Viona tersadar kembali ke akal sehatnya dengan enggan lalu menoleh dan mengatakan sesuatu.

" Pak, tolong anda juga perhatikan jalannya yah!! "

Jelas-jelas pria itu yang menabraknya, kan??

Benar-benar pria yang dominan.

Alex yang berada dalam lift mendengar ucapan Viona langsung menoleh.

Baru pada saat itu lah Alex memperhatikan bahwa Viona hanya mengenakan piyama kuno dengan rambut yang berantakan serta matanya yang merah dan bengkak karena menangis.

Dia benar-benar tampak menyedihkan sekali, pandangan Alex beralih ke kaki Viona yang tidak menggunakan alas kaki, jari-jari kakinya juga memerah karena kedinginan serta jemarinya tampak ada sebuah luka kecil.

Pintu lift tertutup perlahan, yang akhirnya benar-benar membuatnya hilang dari pandangannya secara perlahan.

Alex Langsung menarik tatapannya dan langsung menuju bangsal VIP yang ada di lantai 10.

Enam tahun yang lalu dia menghabiskan malamnya dengan seorang wanita kemudian pada keesokan harinya, dia menerima kabar dari kepala pelayan bahwa kakeknya sakit parah dan mengalami koma di rumah sakit.

Setelahnya dia memanggil banyak dokter terkenal di dunia namun belum ada satu pun dokter yang bisa menyembuhkannya.

Dan malam ini, kakeknya tiba-tiba kembali sehingga Alex langsung datang ke rumah sakit.

Di depan pintu bangsal tampak seorang pria kurus dan tinggi yang mengenakan jas putih.

Dia adalah Ronald Subroto temannya Alex.

" Alex, kakekmu sudah sadar dan ingin bertemu denganmu!! "

Alex mengangguk sedikit lalu berkata " Aku akan menemui kakekku. "

Lalu Alex mendorong dan membuka pintunya kemudian masuk ke dalam bangsal.

Tubuh kakeknya tampak dipenuhi dengan berbagai macam selang.

Saat dia melihat ada seseorang yang datang lalu dengan sungguh-sungguh ia menatap ke arah Alex lalu dia mengangkat tangannya secara perlahan.

Alex bergegas menghampiri dan menggenggam tangan kakeknya sambil berkata dengan nada bergetar karena merasa senang,

" Kakek, akhirnya kamu siuman!! "

Dia melihat kakeknya mengendurkan genggamannya dan menunjuk ke mulutnya membuat Alex mengerti bahwa kakeknya ingin mengatakan sesuatu jadi Alex mendekatkan telinganya.

Dengan susah paya kakeknya berkata " Menikah, Menikahlah dengan putri sulung dari keluarga Hariss.. Nona Viona Hariss.. "

Bab 3 Membuat Janji

Mata Alex tampak sedikit berbinar. Dia sudah mencari wanita itu sejak enam tahun yang lalu, pada saat itu ia sedang terburu-buru untuk pergi ke rumah sakit jadi dia tidak mengganggu tidurnya.

Dan saat dua meminta seseorang untuk datang ke hotel mencarinya, tapi dia sudah pergi.

Selama enam tahun terakhir dia sudah tergila-gila dengan wanita itu, dia terobsesi padanya sehingga sama sekali tidak tertarik dengan wanita lain.

Ini menjadi seperti sebuah penyakit rahasianya, Sepertinya wanita itu memang dikirim oleh kakeknya.

" Tit.. tit.. titt... "

Begitu kakek mengucapkan kata itu , instrumen di sampingnya mulai mengeluarkan suara alarm yang kencang.

" Kakek aku sudah dengar. Aku akan menikahi putri sulung dari keluarga Hariss, kakek tenang saja!! " Alex mencoba menyakinkan kakeknya.

Mendengar suara alarm itu Ronald langsung bergegas masu dengan di ikuti beberapa suster, mereka langsung bergegas menuju ke ruangan ICU.

Pada saat yang sama di depan ruangan ICU.

" Dokter kapan putri saya bisa siuman?? Apa saya bisa masuk menemaninya? "

Viona bertanya pada dokter dengan cemas, matanya memerah seolah-olah dia akan menangis lagi.

Felicia tidak pernah terpisah darinya semenjak dia lahir.

Ini semua salahnya karena tidak merawat anaknya dengan baik.

" Dia masih harus dipantau selama 24 jam, sebaiknya anda kembali dulu nanti kembali lagi kesini setelah 24 berlalu kami akan menjaganya dengan baik disini!! " Ujar sang dokter yang kemudian beranjak pergi dari hadapan viona.

Viona memutuskan untuk tetap menunggu putrinya di ruang tunggu.

Setengah jam kemudian, Alex tiba di depan pintu ICU dimana seorang perawat sedang menunggunya.

" Bagaimana, kondisi kakekku?? "

Perawat dengan cepat melirik dokumen di tangannya dan menjawab,

" kakek anda masih dalam kondisi kritis. Beliau masih harus di pantau selama 24 jam ini, sebaiknya anda istirahat dulu dekan telah menyiapkan tempat istirahat untuk anda!! "

Mereka semua mengenal Alex Brama, dia adalah teman baik dari dekan rumah sakit ini. Dia sudah datang ke rumah sakit ini selama bertahun-tahun untuk menemui kakeknya setiap hari, dia benar-benar cucu yang sangat berbakti.

Alex menggunakan kepala dan berkata " Baiklah, terima kasih! "

Setelah dia membalikan badannya dan mendapati seorang wanita yang sedang meringkuk di ruang tunggu, melihat matanya yang besar dan cerah itu hati Alex tampak sedikit terkejut.

Dia merasa ada rasa familiar yang sulit untuk dijelaskan, seolah-olah dia pernah melihatnya sebelumnya.

Wanita itu memeluk lututnya dan membenamkan kepalanya diantara kedua kakinya, jemari kakinya yang kecil di selipkan dengan tak berdaya dan tampak sangat menyedihkan.

Alex menatapnya dan tanpa diduga ia melepaskan mantel hitamnya memakaikannya ke tubuhnya wanita itu, lalu berjalan kearah lift.

Viona mengangkat kepalanya karena ia merasa bahunya sedikit hangat lalu melihat punggung kekar itu langsung berseru,

" Terima kasih, bagaimana cara aku mengembalikan bajumu nanti?? "

Alex melangkang masuk ke dalam lift dan mengatakan sesuatu sebelum pintu lift tertutup,

" Tidak perlu dikembalikan, tidak perduli siapa yang sakit namun anda harus memastikan kesehatan ada sendiri kalau tidak bagaimana cara anda bisa merawat orang yang sakit!! "

Alex yang biasanya selalu bersikap dingin tiba-tiba bisa mengatakan hal ini kepada wanita yang tidak dia kenal hari ini?

Dia sendiri pun merasa terkejut.

Setelah pintu lift tertutup lalu dia menyimpulkan bibirnya seperti sedang mengejek kemudian menggelengkan kepalanya.

Viona membungkus erat mantel itu ke tubuhnya, suhu tubuh pria itu masih terasa di mantel yang di berikan.

" Mami.. "

Pintu lift terbuka memperlihatkan dua anak laki- laki dan satu orang dewasa berjalan keluar dari dalam lift, yang berjalan paling depan adalah seorang anak kecil yang menggunakan mantel hitam dan di lengannya tampak jaket berwarna putih.

Sedangkan anak laki- laki yang ada di belakang mengunakan seragam bisbol abu-abu dan putih sambil membawa sepasang sepatu bot salju.

Kedua anak itu terlihat sama persis dengan bentuk wajah dan paras yang tampan, di lihat sekilas pun orang akan tau kalau mereka anak kembar.

Fedric adalah putra sulungnya, dia berjalan dengan tenang ke sisi Viona, tampak ada sedikit kesedihan dimatanya.

" Mami, pakailah jaket mu! "

Dia melihat maminya sudah mengenakan mantel pria, dia menduga bahwa mantel itu di berikan oleh seseorang yang baik hati.

Felix adalah putra keduanya, wajahnya menunjukan ekspresi protes,

" Mami, kenapa tidak membawa aku dan kakak bersamamu? Kami dapat membantu mami untuk menjaga Felicia!! "

Lalu Felix membungkuk meraih kaki Viona yang dingin ke dalam pelukannya agar terasa hangat, nanti setelah hangat baru ia akan membantu Viona mengenakan sepatunya.

Pria yang ada di belakang mereka menggunakan mantel abu-abu, tampak begitu bersemangat. Namanya adalah Riko.

Dia menuangkan air dalam termos dan memberikannya pada Viona lalu berkata,

" Vio, kenapa kamu tidak memberitahuku kalau Felicia sakit? Aku sudah bilang aku akan menjaga dan merawat kalian. "

Sambil memegang air panas yang diberikan oleh Riko tadi akhirnya Viona pulih dari rasa dingin yang menyerangnya tadi.

Dia tersenyum dan berkata " Riko, kamu sudah menyelamatkan hidup kami. Aku sudah tidak mampu membalasnya jadi aku tidak mau merepotkan lagi!! "

Riko menatapnya dengan getir.

Ternyata Viona masih tidak mengerti maksud hatinya.

Enam tahun yang lalu Viona tidak dapat pergi ke Texas dengan lancar, dia di jual oleh ibu tirinya ke seorang pelaku perdangan manusia.

Dalam perjalan Viona kabur, ia tertabrak oleh mobil Riko.

Riko mengantarnya ke rumah sakit lalu membantunya menyewa sebuah rumah, pada saat itu dia merasa bersalah dan ingin menebus dosanya.

Namun setelahnya, perasaan itu berkembang di hati Riko, dia benar-benar jatuh cinta kepada Viona.

Dia ingin menjaga dan merawat Viona serta anak-anaknya untuk sepanjang hidupnya!!

Namun viona selalu menghindar sehingga membuatnya merasa sedikit tidak berdaya.

" Apa Felicia baik-baik saja?? "

" Yah, untuk sementara dia masih baik-baik saja, masih dipantau. "

Riko duduk di kursi sebelah Viona sambil berkata,

" Aku dengar kamu mengundurkan diri dari perusahaan finansial? "

Beberapa hari yang lalu, Viona di pindahkan ke cabang Clarke lalu dia mengundurkan diri dan pulang ke kota Furton hari ini.

" Aku tidak akan pernah berkerja di perusahaan semacam itu lagi, mereka itu jelas-jelas menipu orang dan orang yang mereka tipu juga kebanyakan orang tua!! "

Viona tampak marah " Aku tidak akan pernah melakukan apapun yang bertentangan dengan hati nurani ku! "

" Kalau begitu kamu berkerja di perusahaan ku saja, aku percaya dengan kemampuanmu!! "

" Aku sudah mencari pekerjaan baru, dengan kemampuanku ini rasanya tidak pantas aku berkerja di perusahaan mu. "

Fedric dan Felix saling bertatapan merasa tidak berdaya, sebenarnya mereka juga bisa menghasilkan uang dengan cara berinvestasi di saham namun mereka tidak berani memberi tahukan kepada maminya.

Kalau tidak mami pasti akan mengira bahwa mereka telah melakukan hal yang buruk.

Mereka selalu mengirimkan uang secara diam-diam ke rekening maminya, namun maminya tidak mengunakan uang itu melainkan dia tetap saja masih melakukan beberapa pekerjaan setiap hari untuk menghasilkan uang.

Mami yang seperti ini membuat orang yang melihatnya merasa sakit hatinya.

.......

Beberapa hari kemudian, di kantor CEO PT AMC.

Alex duduk di kursi ia sedang sibuk menandatangani setumpuk dokumen, asistennya Ray datang untuk memberikan laporan hasil dari kerjanya.

" Pak Alex, keberadaan putri sulung keluarga Hariss sudah diketahui. Namanya Viona Hariss umur 24 tahun dan merupakan satu-satunya putri dari Robert Hariss. "

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!