NovelToon NovelToon

Mutiara Yang Ternoda

Tipu daya

Hari ini, genap usia Mutiara 18 tahun. gadis cantik hidung mancung, kulit putih bersih seperti wanita Arab. bahkan banyak yang mengatakan jika Mutia adalah wanita paling cantik dibandingkan saudara tirinya Angel, hal ini jugalah yang membuat Angel selalu merasa iri terhadap Mutiara.

Sayangnya, perjalan hidup Mutiara tidak seindah wajah cantiknya. meskipun dia anak orang yang cukup berada, namun semenjak Mama meninggal dan papanya menikah lagi, saat itulah kehidupan Mutiara yang indah mulai berakhir, karena sang papa lebih mencintai istri barunya yang cantik.

Mama Dian, sebutan untuk Mama tirinya, yang juga memiliki seorang anak perempuan yang bernama Angela dari pernikahan sebelumnya.

"Bagaimana pun caranya, kita harus berhasil membuat Mutiara pergi dari rumah ini ma." ucap Angela.

"Ya, mama juga sudah tidak sabaran menguasai rumah ini tanpa ada gadis sialan itu dirumah ini lagi." ucap Dian.

"Ma aku ada ide, yang pasti papa akan mengusir dan sangat membenci anak kesayangannya itu." bisik Angela.

"Kali ini apalagi ide mu?" tanya Dian saat melihat putrinya Angela tidak pernah menyerah, dia kembali mengatur rencana untuk mencelakai Mutiara.

Angela mendekatkan mulutnya, lalu membisikkan ketelinga mama. yang ampuh membuat mamanya tersenyum lebar.

"Tumben kali ini idemu cemerlang, baiklah mama setuju."

"Kali ini usaha ku tidak boleh gagal." bathin Angela seraya akan mengajak Mutiara memasuki tempat yang belum pernah dimasuki oleh gadis polos itu sebelum nya.

****

Malam ini, Angela masuk ke dalam kamar Mutiara sambil mengendap-endap agar tidak ketahuan papa.

"Kak Angela."

"Sssstt..."

Angela meletakkan jari telunjuknya dibibir, lalu melangkah mendekati Mutiara.

"Ada apa kak?" tanya Mutiara penasaran, karena tidak biasanya Angela memasuki kamarnya.

"Mutiara, temani kakak keluar malam ini ya."

"Tapi kak, ini sudah malam. aku takut dimarahi papa."

“Ayolah Mutia, untuk kali ini saja temani kakak. tolong ya dek.” bujuk Angela.

"Mutia takut kak, dan aku belum pernah keluar malam-malam begini." Jawab Mutiara.

"Ngak usah takut, ada kakak disamping mu. kita hanya sebentar kok disana, setelah bertemu dengan teman lama kakak, kita akan segera pulang kembali."

Angela mengatup dua belah tangannya memohon agar Mutiara luluh dan bersedia ikut, semua rencana sudah diatur Angela sedemikian rupa. dia sangat yakin kali ini bakal berhasil menjebak Mutiara.

"Baiklah kak." 

Mutiara pasrah, seiring langkah mengikuti Angela. memasuki tempat yang penuh gemerlap cahaya lampu dan musik yang memecah gendang teliga, Angela tersenyum sambil membimbing adiknya yang masih remaja dan lugu itu memasuki Klub malam yang terdapat dilantai sebelas hotel, yang berdekatan dengan seorang mucikari tua yang bernama Jarwo.

“Minumlah dek, ini minuman yang sangat enak dan termahal di tempat ini. Kakak yakin kamu bakal suka.” Ujar Angela membantu meminumkan.

“Tapi Kak.” 

Mutiara mencoba untuk menolak, namun sang kakak terus memaksa dan membujuknya. bahkan terus menyodorkan minuman kemulut Mutiara yang masih berusaha menolak.

“Minuman ini ampuh mengurangi beban pikiranmu, bahkan mampu membuat kita terbang melayang saking enaknya.” bujuk Angela. sehingga tanpa ragu Mutiara langsung meneguk minuman tersebut meskipun sedikit tapi mampu membuat kesadarannya berkurang.

“Kepalaku pusing kak.” Mutiara memijid pelipisnya, berusaha untuk tetap sadar.

Melihat hal itu Angela mengulum senyum saling memberi kode dengan teman-temannya. paling tidak malam ini, Mutiara akan memberikannya banyak uang, Karena Angela juga sudah mempertaruhkan Mutiara dengan imbalan yang sangat fantastis untuk gadis secantik dia.

“Mutiara kamu pusing ya dek, sebaiknya kamu istrahat dikamar yang sudah kakak pesan. Nanti kamu langsung masuk saja ke No 302, jangan salah ya dek.” Bujuk Angela yang masih ingin melanjutkan minum-minum bersama teman-temannya.

“Baik kak.”

Presdir tampan

Mutiara membuka perlahan matanya yang terasa berat, tubuh dan tulangnya tersangka sakit. namun tidak kalah perih lagi bagian pribadinya yang terkoyak seperti habis dimasuki benda besar dan panjang.

"Aaaagghhh...periiih banget."

Tepat disisi sebelah kirinya, dia melihat seorang pria yang sangat tampan tertidur pulas. seketika Mutiara terpesona akan ketampanan dan kharismatik yang dimiliki pria itu. ibarat sebuah film kejadian semalam mulai berputar secara perlahan di memori ingatanya.

"Astaga, pria ini sudah merenggut sesuatu yang berharga dihidup ku."

Mutiara merasa kehidupannya sudah hancur, susah payah dia menyeret langkah meninggalkan laki-laki yang tidak dia kenal sama sekali, namun dia sudah yakin jika semua ini merupakan rencana yang diatur oleh kakak tirinya Angela.

"Awas kamu Angela, aku akan membuat perhitungan dengan mu."

Sampai dirumah, Mutiara melihat suasana rumah yang sepi. dia menumpahkan segala tangis. menyesali kebodohannya, bahkan papanya juga tidak peduli karena dia tidak pulang semalaman. cukup lama Angela menangis hingga dia terbangun saat pintu kamarnya dibuka paksa.

"Katakan, kemana kamu semalam?" todong mama Dian dengan tatapan tajam.

"Lihatlah, gara-gara kamu. anakku Angela harus menjadi budak nafsu Jarwo. yang seharusnya itu merupakan tugasmu." umpat Dian seraya menjambak rambut Mutiara. dia sangat marah karena yang seharusnya mereka korbankan pada Jarwo adalah Mutiara, namun karena dia tidak ada maka terpaksa Angela yang menjadi gantinya.

"Itu karena kesalahan kak Angela sendiri, dia yang menjebak ku."

"Tapi kenapa kamu tidak masuk kekamar seperti yang disebutkan oleh Angela."

"Aku tidak tahu, aku salah masuk kamar karena kondisi ku yang sudah kamu campur dengan obat sialan itu, seseorang yang tidak aku kenal telah merampas kehormatan ku juga." Mutiara mulai berani melawan.

"Dasar gadis murahan." bentak Angela, karena dia ikut terjebak dalam rencana yang sudah dia buat.

"Kamu yang murahan, semenjak kedatangan kalian dirumah ini. hidup ku seperti di neraka." teriak Mutiara.

"Berani ya kamu berbicara seperti itu pada kami, lihatlah siapa yang akan keluar dari rumah ini nantinya." ucap Dian tersenyum sinis, karena dia sangat yakin jika suaminya pasti lebih berpihak padanya dibandingkan Mutiara.

Pertengkaran antara Mutiara, mama Dian dan Angela semakin memanas.

"Ada apa ini ribut-ribut."

Hendrawan yang baru pulang dari kantor, langsung menghampiri mereka yang langsung terdiam karena takut akan ketahuan dengan apa yang sudah terjadi semalam.

"Tidak ada kok mas, ini kami cuma sedang berdebat saja. dan sekarang juga sudah selesai kok. masalah kecil jadi jangan diambil pusing." bujuk Dian menyambut hangat kedatangan suaminya, mereka berjalan berangkulan menuju kamarnya.

Sedangkan Mutiara menutup rapat pintu kamarnya sendiri, hatinya sangat sakit. bahkan papa kandungnya sendiri terkesan tidak memperdulikannya nya lagi.

"Kalian semua jahat, tidak ada yang memperdulikan aku." gumam Angela perih.

***

Dikamar President swite, Presdir tampan dengan segala pesona, mengeliat merenggang kan otot-otot tubuhnya yang terasa kaku dengan mata terpejam, namun tiba-tiba dia kembali membuka mata ketika teringat kejadian semalam. tangan kekarnya langsung menyibak selimut tebal disebelah nya.

“Kosong dimana gadis yang semalam bercinta dengan ku?” gumam Devano, sambil menatap fokus bercak merah disepray berwarna putih tersebut.

“Ternyata gadis itu benar-benar masih suci, apa alasan gadis itu masuk kekamar ku ataukah dia memang wanita pilihan yang sudah dikirim Mark untuk menemaniku semalam.” Devano mengusap rambutnya frustasi karena sejujurnya dia kurang menyukai **** bebas sebelum pernikahan, namun sekarang dia sudah merusak kehormatan seorang gadis.

“Apa dia sedang mandi?” Devano berjalan menuju kamar mandi untuk memastikan namun juga kosong.

“Aaahh, untuk apa juga aku ambil pusing. bukankah tujuan ku datang ke tempat ini untuk urusan bisnis." Devano segera bersiap-siap karena rapat besar sudah menunggunya.

“Aku yakin gadis itu adalah wanita baik-baik, aku akan bertanggung jawab seandainya dia kembali mencariku." guna. Devano.

Hamil

Seiring berjalannya waktu, Mutiara merasakan ada perubahan-perubahan aneh pada dirinya. sekarang hampir setiap pagi dia merasa mual dan muntah-muntah, kepalanya begitu pusing.

“Mutiara, kamu kenapa?” Ucap Mama, melihat wajah Mutia yang pucat. sambil menyipit kan mata, dia meraba untuk merasakan kondisi tubuh anak sambungnya.

“Aku pusing dan sering muntah-muntah ma.” Jawab Mutiara lemah, sambil berusaha untuk kuat dan menopang tubuhnya pada dinding kamar mandi.

"Apa kamu hamil? karena kejadian malam itu? lalu siapa laki-laki yang sudah menghamili mu." Todong Angela penasaran sekaligus bahagia, dengan adanya kejadian ini Mutiara akan semakin mudah keluar dari rumah.

"Ini berita bahagia, papa pasti akan marah besar jika mengetahui hal ini." ucap Angela seraya mentertawakan kesialan Mutiara karena perbuatannya.

Mutiara syok, keringat dingin langsung membasahi wajah cantik nya. bagaimana pun dia masih belum siap untuk hamil diluar nikah, belum lagi menghadapi reaksi papanya nanti.

Tubuh Mutiara langsung jatuh kelantai, seraya menagis pilu.

"Benarkah aku hamil?" gumamnya kembali mengusap perutnya yang masih datar.

"Bersiaplah, kami akan mengantarkan kamu periksa ke Dokter, untuk memastikan berita ini."

"Ngak, aku ngak hamil."

"Jangan membantah, cepat ikut kami."

Setelah bersiap, mereka mengunjungi sebuah klinik ternama, Dian dan Angela ingin memastikan secara langsung kondisi Mutiara yang terlihat aneh, yang menunjukkan perubahan dan ciri-ciri kebanyakan yang dialami ibu hamil muda pada umumnya.

Wajah dokter perempuan paruh baya itu menatap lekat Mutiara yang masih terlihat pucat dan lemas. sambil mendengarkan keluhan-keluhan yang dirasakan gadis remaja itu, akhir-akhir ini, kemudian dokter memulai melakukan pemeriksaan nya.

Mutiara *******-***** tangannya cemas, dan terus berdoa semoga hasil pemeriksaan dokter salah. dan dia cuma masuk angin biasa. begitu juga dengan mama Dian. perempuan tersebut terlihat resah dan berharap semoga Mutiara benar-benar hamil.

Dokter menatap Mutiara yang pucat, baru dia memulai menjelaskan hasil memeriksakannya.

“Apakah anak perempuan nyonya ini sudah Menikah?” tanya dokter lagi ingin memastikan.

“Be...belum dok, dia baru saja menyelesaikan sekolahnya." jawab Dian, sambil menatap sinis Mutiara yang terlihat masih lemas.

"Astaga, padahal usia nya masih sangat muda. begitulah pergaulan anak sekarang tidak berfikir panjang sebelum bertindak." ucap dokter.

“Maksud dokter?”

“Anak Nyonya sedang hamil, masuk semester pertama.” Ucap dokter.

“Syukurlah, memang ini yang aku inginkan dari semula." jawab Dian pelan tanpa sadar, membuat Dokter menggelengkan kepalanya heran. karena baru pertama kali dia melihat seorang ibu yang bahagia ketika mengetahui anaknya hamil diluar nikah.

Mutia merasa dunia nya hancur, bibirnya kelu tidak mampu berkata-kata lagi. dia sangat terpukul dan syok, seiring dengan kesadarannya yang ikut hilang.

"Mutia bagunlah..... kamu harus menjelaskan semua ini pada papa, aku tahu jika kamu hanya bersandiwara." teriak Angela.

Cukup lama Mutia pingsan, dialam bawah sadarnya, Mutiara bertemu dengan perempuan yang sangat dirindukannya.

"Mama."

"Iya nak ini mama, Mutiara, kamu sudah mengecewakan mama, nak." ucap perempuan tersebut bersedih.

"Maaf... maafkan dan ampuni Mutia, ma hick... hick..." Mutiara menagis dan mengapai- gapai ingin memeluk mama. namun tangannya tidak pernah mampu.

Seketika Mutiara tersadar, dan mendapati dirinya dalam sebuah ruangan serba putih.

"Aku dimana? apakah aku sudah meninggal. jika benar aku akan iklas mungkin ini adalah pilihan terbaik untuk ku." bergumam sendiri berusa mengumpulkan kesadarannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!