Tok..tok..
"Permisi Tuan berikut daftar nama dan Perusahaan yang sudah di kirimkan undangan."
Shaka langsung memeriksa berkas yang diterima dari Ken.
"Saya rasa semuanya sudah tercatat. Ken bagaimana dengan Randy?"
"Tuan Randy akan hadir tuan, saya bertemu beliau beberapa jam lalu di Perusahaan Neo, beliau berpesan akan menghadiri acara ulang tahun Perusahaan."
" Tuan nona Kirana juga akan hadir, Nona Kirana menjadi salah satu tamu undangan artis yang bekerja sama dengan team Pemasaran."
" Apakah kehadiran nona Kirana harus ditolak tuan?" tanya Ken ragu.
"Tidak perlu Ken biarkan Kirana datang,kamu hanya perlu waspada agar tidak terjadi kesalahan."
"Baik tuan, saya pastikan acara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala."
" Tuan untuk jadwal terakhir anda hari ini pukul 19:00 menghadiri undangan makan malam dari tuan Hendry perusahaan Fridjug group di restoran xx."
Shaka mengangguk tanda menerima laporan Ken. Shaka melihat jam di tangannya sudah menunjukkan pukul 18:00.
"Ken sebaiknya kita berangkat sekarang, saya ingin pulang lebih awal hari ini. Saya ingin melihat anak anak sebelum mereka tidur."
"Baik tuan, saya akan menyiapkan mobil." Ken keluar dari ruangan Shaka untuk bersiap siap menuju restoran tempat pertemuan Shaka.
Dalam perjalanan tiba tiba Ponsel Ken bunyi tanda pesan masuk. Dia melihat pesan tersebut dan langsung berkata.
"Tuan ,nona Kirana akan hadir dalam pertemuan makan malam ini."
Shaka cukup terkejut tapi tidak menunjukkannya, dia tetap dengan wajahnya yang datar dan tenang.
...****************...
Kabar tentang pertemuan makan malam Kirana di sebuah restoran ternyata sudah terdengar oleh direktur Skandal News. Dia langsung memerintahkan Elena untuk mewawancarai Kirana.
"Elena saya akan memberikan kesempatan terakhir kepada kamu. Hari ini Kirana ada pertemuan di restoran xx."
" Sebaiknya kamu memberikan berita eksklusif tentang kedekatannya dengan tuan Shaka Sanjaya."
"Direktur bagaimana saya bisa mendapatkan berita sedangkan tuan Shaka Sanjaya punya pengawal yang sangat banyak." Elena memohon agar dia tidak ditugaskan untuk mewawancarai Kirana hari ini.
"Jika kamu tidak bersedia maka kamu akan saya pecat. Saya tidak mau mempekerjakan pegawai yang tidak punya keahlian sama sekali." Direktur berbicara dengan nada marah dan mengancam.
"Di.. Direktur... baiklah baiklah saya akan melakukannya." Elena langsung bergegas menyetujui perintah direktur karena ancaman pemecatan dirinya.
Elena benar benar frustasi dengan tugas baru yang diberikan direktur kepadanya. Dia sedang memikirkan cara untuk mendapatkan berita yang di inginkan.
"Bagaimana saya melakukannya? Apakah Kirana mau saya wawancarai? bagaimana jika dia datang bersama tuan Shaka Sanjaya? Bisa bisa saya di usir belum lagi dia punya banyak pengawal." Elena benar benar pusing untuk menyusun langkah apa yang harus dia lakukan.
Direktur mendatangi Elena yang masih bingung dengan langkah yang akan dia lakukan.
"Elena sebaiknya kamu mencari tau dulu sebelum melakukan wawancara, hari ini kamu bisa memastikan apakah dia datang bersama tuan Shaka? Kamu bisa memotretnya secara diam diam. Jika sudah ada buktinya kamu bisa meminta wawancara dengannya."
Elena mengerti tujuan pembicaraan dari direktur.
"Uwahh direktur ide anda sangat bagus Baiklah saya akan mendapatkan berita eksklusif tentang kedekatannya mereka. Sampai jumpa direktur."
Akhirnya Elena memutuskan untuk berangkat menuju lokasi restoran tempat pertemuan Kirana,tuan Shaka dan beberapa pebisnis lainnya.
Shaka dan Ken sampai di restoran yang dituju,tiba tiba telepon nya berdering. Shaka menjawab
"Halo"
"Tuan anak anak menanyakan hari ini apa mereka bisa bermain dengan tuan di rumah? anak anak ingin melihat tuan sebelum mereka tidur."
Shaka melihat jam ditangannya lalu menjawab.
"Pak Mul hari ini sepertinya saya akan pulang lama, Tolong urus anak anak, sampaikan pada mereka saya akan usahakan hari ini pulang cepat."
"Baik tuan, saya akan menjelaskan kepada anak anak." Pak Mul menutup telepon dan terkejut ternyata anak anak mendengar pembicaraan antara dia dan tuan Shaka.
"Anak anak hari ini tuan Shaka akan usahakan pulang lebih cepat. Jadi kalian mohon menunggu jangan membuat keributan ya."
Evan tidak berharap lebih untuk ayahnya, karena ayahnya tidak pernah memperhatikan mereka. Mereka hanya di asuh oleh asisten rumah tangga dan sekali sekali bertemu dengan ayahnya.
Hana langsung masuk ke kamarnya dan berkata.
"Kenapa ayah tidak peduli lagi dengan kita?"
Manse hanya bisa mendengar Kakaknya kesal karena ayahnya. Pak Mul menemani manse masuk ke kamarnya.
Setelah Shaka selesai berbicara dengan asisten rumah tangga nya, mobil Kirana juga sampai di depan lobi restoran. Kirana langsung mendatangi Shaka ke arah mobilnya.
"Shaka apa kabar?" Kirana menyapa Shaka dengan senyumannya.
Shaka hanya senyum tipis dan menjawab
"Baik." lalu mengajak Kirana masuk ke dalam restoran yang mereka tuju.
...****************...
Seperti mendapatkan undian berhadiah, Elena sangat senang hasil foto yang didapat luar biasa sesuai dengan yang dia inginkan. Dia mendapat hasil jepretan ketika Kirana dan Shaka sedang dekat dan berjalan bersama. Dia berpikir ide nya untuk menjadi paparazi sehari berhasil.
Tak di sangka ternyata sang empunya foto melihat Elena yang sedang sembunyi di taman bunga hotel. Raut wajahnya langsung berubah kesal.
"Kirana sebaiknya kamu duluan masuk saja, saya ada urusan sebentar."
"Baik Shaka." sampai jumpa di dalam, sambil tersenyum.
Shaka langsung mendatangi tempat dia melihat seorang paparazi yang mengambil fotonya dengan Kirana.
"Apa yang sedang kamu lakukan?." Tanya Shaka tiba tiba dan membuat Elena terkejut.
Senyum Elena seketika hilang dari wajahnya berubah menjadi terkejut.
"A..apa... s..saya.."
Tanpa basa basi Shaka langsung merampas kamera Elena dan melihat hasil jepretan Elena. Shaka langsung menghapus Foto dirinya dengan Kirana. Sambil melihat hasil foto Elena dimana foto foto artis sedang ciuman diam diam langsung mencaci Elena.
"Apakah kamu mencari uang dengan cara ini? Kamu mengambil foto orang lain dengan diam diam seperti ini?"
"Sebaiknya kamu mencari pekerjaan yang layak jangan pekerjaan murahan seperti ini."
Elena ikut marah..
"Apa.. Murahan? Kamu.."
Elena marah sambil menunjuk ke arah Shaka tapi Shaka langsung menurunkan tangan Elena dan mengingatkan Elena untuk tidak mengulangi hal ini lagi.
Shaka benar benar kesal terhadap Elena karena sudah berani mengambil gambarnya diam diam.
" Saya bisa saja langsung menutup perusahaan kamu, tapi saya masih punya hati untuk memperingatkan kamu. Jangan pernah mengambil gambar saya tanpa seijin saya. Jika kamu masih berani siap siap terima perusahaan mu gulung tikar."
Tanpa aba aba lagi Shaka langsung berpaling menuju ke restoran tempat dia harus mengadakan pertemuan. Gara gara gadis sialan saya harus terlambat.
Melihat Shaka yang pergi Elena langsung teriak kepada Shaka dan Ken pun buka suara.
"Maaf nona, sebaiknya nona berhenti dan jangan mencari masalah dengan tuan Shaka."
Setelah mengatakan itu Ken pergi mengikuti tuannya yang sudah duluan meninggalkan Elena.
Elena yang tidak terima dengan yang dia dengar dan terima masih marah dan kesal.
"Dasar brengsek , laki laki sialan, bisa bisanya kamu mengatakan murahan? "
"Hah.."
"Awas aja kamu, aku akan mencari kelemahan mu. Akan ku jadikan skandal mu berita eksklusif ku."
Elena pun semakin bertekad untuk diam diam mengikuti Shaka untuk mencari kesalahan Shaka yang bisa dijadikan berita.
Pertemuannya dengan Shaka benar benar membuatnya kesal. Sesampainya di kantor Elena langsung mencari informasi lebih dalam tentang Shaka Sanjaya.
Elena terkejut ternyata dia kehilangan istrinya dalam kecelakaan mobil. Sejenak hatinya tersentuh mengingat kejadian istrinya tapi Elena langsung teringat omongan kasar Shaka yang mengatai pekerjaannya murahan.
Dia mengingat bahwa Kirana adalah satu satunya wanita yang dekat dengan Shaka tapi tidak pernah terdengar bahwa mereka menjalin hubungan.
Hal itu membuat banyak orang penasaran dan ingin mengetahui sejauh mana hubungan mereka. Elena pun bertekad untuk mengungkap pertanyaan itu.
Pertemuan Shaka malam ini berjalan dengan lancar, walau dia harus rela pulang terlambat lagi karena insiden pertemuannya dengan seorang paparazi yang dianggapnya murahan itu.
Shaka berkata dalam hati dengan muka datarnya.
"Sebaiknya kamu tidak mencari masalah lagi dengan saya."
.......
Pagi Hari
Elena menjenguk ayahnya yang sedang di rawat di rumah sakit. Kondisi kesehatan ayah Elena semakin hari semakin memburuk. Ayahnya sempat tidak mengenali dirinya.
Ayah bagaimana kabar ayah? Tanya Elena sambil mendekat dan hampir memeluk ayahnya. Reaksi ayahnya membuat dia terkejut.
"Kamu siapa? apakah kamu perawat baru di sini? sambil melihat Elena yang mendekat.
"Ayah"..
Ini Elena, putri ayah. bagaimana ayah bisa tidak mengenaliku? tanya Elena sambil meneteskan air mata.
Elena langsung memanggil dokter untuk memeriksa kondisi ayahnya.
"Dokter..''
''Dokter kenapa ayah saya seperti ini? dia tidak mengenali saya? apa yang terjadi dengan ayah saya dokter?'' Elena menghujani dokter dengan berbagai pertanyaan.
Dokter akhirnya memeriksa ayah Elena dengan mengajaknya berbicara, karena dokter sudah tau betul gejala penyakit ayah Elena yang terkadang lupa dan tidak mengenali orang. Setelah ayah Elena tenang dan dokter akhirnya menyuruhnya untuk kembali istirahat.
"Elena"
''Saya akan bicara jujur kepada kamu, terkait kondisi ayah kamu. Sebenarnya ayah kamu seperti ini selain dari penyakit yang lama, ayah kamu juga mengidap Tumor. Ayah kamu hanya bisa bertahan sampai 6 bulan lagi.''
"Ayah ...'' Elena langsung berurai air mata mendengar penjelasan dokter.
"Elena"
''Saya harap kamu bisa lebih sabar menjaga ayah kamu. Ayah kamu akan sering mengalami halusinasi, tidak mengenali orang dan juga akan sering lupa barang barangnya. Saya akan tetap menjalankan kemoterapi untuk membantu ayahmu bisa lebih sehat. Sebaiknya kamu membuat ayah kamu bahagia, dan lakukan apa yang membuat ayah kamu bahagia di saat seperti ini.''
"Deg.''
Elena kembali menangis.
''Bagaimana ayah bisa sampai seperti ini? apa yang harus Elena lakukan ayah.?'' Elena lemas dan hampir terjatuh mengingat kondisi ayahnya.
''Saya turut prihatin untuk ayah kamu Elena, saya akan tetap berusaha melakukan yang terbaik lewat kemoterapi agar ayah kamu bisa membaik.''
''Terima kasih dokter. Saya benar benar bersyukur dokter sangat banyak membantu ayah saya.''
"Baiklah Elena"
''Saya tinggal dulu ya, saya mau memeriksa pasien yang lain.'' Dokter pun pergi meninggalkan Alena.
Elena masuk ke ruangan ayahnya dan melihat ayahnya yang sudah tidur.
'' Ayah maafkan aku belum bisa membahagiakan ayah sampai saat ini.''
Elena menemani ayahnya beberapa saat sebelum dia harus berangkat ke kantor.
...*******...
Pagi hari seperti biasa Shaka akan berangkat kerja ke kantornya di temani oleh sekertaris Ken.
Sesampainya di kantor , meja Shaka sudah banyak menumpuk berkas yang harus di tanda tangani dan harus di periksa. Belum dengan jadwal rapat hari ini. Shaka sibuk dengan berkas di mejanya.
Tok.. tok..
''Tuan berikut jadwal rapat yang akan tuan hadiri hari ini. Pertama rapat dengan divisi pemasaran. Setelah itu rapat dengan Perusahaan Dings Group terkait kerjasama proyek Hotel yang akan di buka di kota xx.''
Shaka mengangguk tandanya dia mengerti dengan jadwalnya hari ini.
''Ken kuharap hari ini kita bisa pulang lebih awal. Jika ada rapat mendadak kamu saja yang menghadiri. Saya sudah janji dengan anak anak di rumah.''
''Tuan hari ini jadwal terakhir tuan menghadiri rapat team panitia acara tuan. Mereka mau membahas beberapa konsep dengan artis yang di undang, termasuk nona Kirana tuan.''
''Jika tuan tidak bersedia saya akan menggantikan tuan di pertemuan ini.''
"Shaka berpikir sejenak"
"Pasti anda akan menghadiri rapat ini tuan Shaka. Mendengar nama nona Kirana anda langsung berpikir. Ken mulai sadar dengan tingkah tuannya.
''Ken sebaiknya kita pergi saja menghadiri pertemuan ini'' Jawab Shaka sambil melihat Ken.
"Baik tuan"
Ken mulai bertanya tanya dalam hati tentang tuannya. Apakah anda menyukai nona Kirana? Saya yakin anda tidak menyukai nya tuan tapi kenapa anda bertingkah seperti anda menyukainya?
''Ah...''
''Sebaiknya saya tidak usah memikirkan tuan Shaka, ikutin aja maunya Shaka.''
...**********...
Hari ini Kirana sangat senang karena ada rapat dengan team perusahaan Shaka. Kirana bersiap siap untuk datang ke Hotel tempat akan di adakan nya acara ulang tahun perusahaan Shaka.
Kirana mengingat masa mereka sewaktu kuliah di universitas yang sama, Kirana tau betul sejak kuliah Shaka adalah orang yang sangat hebat dalam segala hal. Tidak heran bahwa perusahaan yang di pegang Shaka semuanya berhasil. Shaka masih mendapat julukan CEO muda yang hebat.
"Shaka"
''Kapan kamu akan sadar dengan perasaan saya?''
Kirana sedih karena sampai saat ini Shaka belum melihat dia sebagai wanita.
Setelah selesai rapat dengan perusahan Dings Group, Shaka dan Ken langsung menuju hotel tempat dimana rapat team panitia nya melakukan rapat.
"Ken, Apakah semuanya sudah berkumpul? saya rasa rapatnya bisa di mulai lebih cepat dari jam yang di tentukan.''
Shaka benar benar ingin pulang lebih awal hari ini. Bagaimana pun juga Shaka mengerti bahwa dia harus memperhatikan anak anaknya secara langsung.
"Baik tuan"
Tanpa aba aba Ken langsung menghubungi Manager Meri sebagai pelaksana acara.
"Halo"
''Ibu Meri pertemuan hari ini tolong di mulai lebih awal karena tuan Shaka ada janji lain. Mohon semua nya bersiap siap dan kita akan mulai rapatnya lebih awal.''
"Baik pak Ken, Saya akan meminta semuanya stand by sebelum tuan Shaka sampai di lokasi.''
"Terima kasih"
Tut..Tut.. Ken memutuskan sambungan telepon dengan ibu Meri.
Semua pegawai dan undangan yang akan mengadakan rapat akhirnya berkumpul sesuai yang di harapkan Shaka, termasuk Kirana juga sampai lebih awal.
Rapat di mulai oleh ibu Meri, menjelaskan beberapa konsep acara, begitu juga dengan Kirana cukup aktif dalam rapat ini memberikan ide-ide sehingga membantu ibu Meri sebagai manager acara bisa lebih mudah menyelesaikan konsep yang dipakai.
Shaka dan Ken masih belum memberikan sepatah kata, Mereka masih mendengarkan pegawai yang berdiskusi, karena tujuan tuan Shaka memang hanya memantau saja.
Setelah beberapa jam berlangsung akhirnya konsep untuk acara selesai di putuskan dan sudah di terima oleh tuan Shaka. Semua persiapan konsep dan ide telah selesai tinggal menunggu waktu yang ditunggu yaitu di hari H acara untuk dilaksanakan sesuai hasil rapat hari ini.
Shaka senang karena hari ini bisa pulang lebih awal sesuai rencana. Dia akan mengajak anak anaknya untuk bermain bersama sebelum tidur.
"Syukurlah hari ini bisa pulang lebih awal"
"Iya tuan, sebaiknya kita langsung jalan sekarang agar bisa sampai lebih cepat. Saya akan menghubungi pak Mul bahwa kita dijalan menuju rumah.''
"kuharap nona Kirana tidak mengganggu anda Tuan" Ken berbicara dalam hati sambil melihat ke arah Kirana yang sedang asik ngobrol dengan teman temannya. Ken benar benar di buat bingung oleh tuan Shaka yang bersangkutan dengan Kirana tidak akan di lewatkan.
...***...
Ketika Shaka dan Ken hendak menuju mobil tiba tiba Kirana menghampiri keduanya.
"Shaka bisakah kita ngobrol sambil minum kopi?"
"Kita sudah lama tidak melakukan nya,saya harap kamu tidak akan menolak."
"Kirana maaf hari ini saya sudah ada janji dengan anak anak di rumah." Shaka menolak ajakan Kirana.
"Ohh benarkah?"
"Bagaimana keadaan anak-anak?". Kirana bertanya karena penasaran keadaan anak anak Shaka.
"Anak -anak semuanya baik baik saja." jawab Shaka santai, lalu ingin pamit kepada Kirana.
"Kalau begitu kami akan pulang lebih dulu, Sampai jumpa."
Kirana yang ingin ngobrol dengan Shaka pun akhirnya mencari ide untuk bisa bersama Shaka. "Shaka bolehkah saya ikut ke rumahmu? saya rasa ini belum terlalu malam untuk saya bisa ketemu anak anak."
Shaka berpikir sejenak,lalu menjawab.
"Baiklah ayok kita berangkat sekarang."
...***...
Elena hari ini masih sedih dengan kondisi ayahnya, di tambah Omelan direktur karena gagalnya mendapatkan berita tentang Kirana dan Shaka.
Elena berjalan sambil uring-uringan tiba tiba Elena melihat reporter Rudi sedang bersama anak tuan Shaka.
"Reporter Rudi apa yang anda lakukan?." "Bagaimana anda bisa tega menggali informasi dari anak tuan Shaka?."
"Wah Elena sedang apa di sini, apa kau juga ingin berbagi informasi yang kudapatkan?". Rudi menjawab Elena dengan nada ejekan.
"Manse jangan katakan apa pun kepada paman ini, apa kamu mengerti?." Elena menarik Manse agar berada di dekatnya.
"mm" Manse menjawab Elena dengan menundukkan kepalanya sambil makan roti yang dibeli oleh reporter Rudi.
"Reporter Rudi anda sungguh keterlaluan, bagaimana anda bisa tega membawa anak ini ke sini?".
"Bagaimana anda bisa melakukan hal tidak pantas seperti ini, anak anak tuan Shaka tidak ada urusannya dengan informasi yang ingin anda tau."
"Silahkan pergi"
"Saya akan mengantar Manse pulang ke rumahnya." Elena mengusir Rudi.
"hah "
"Elena seharusnya kau tidak perlu mencampuri urusan orang lain." Setelah itu Rudi akhirnya pergi meninggalkan Elena dan Manse.
Elena langsung menghampiri Manse.
"Manse apa kau tidak apa-apa?"
"Apa paman itu menyakitimu?."
"Kakak aku baik-baik saja,aku hanya makan roti yang belikkan oleh paman itu." jawab Manse sambil menunjukkan sisa roti ditangannya.
"Manse apa paman itu menanyakan sesuatu?." Tanya Elena yang penasaran
"Iya, tapi aku tidak mengatakan apapun.Paman itu membeli saya roti jadi saya memakannya."
"Baiklah Manse,kau melakukan nya dengan baik."
"Ayok"
"Kakak akan mengantarmu pulang,Ayahmu pasti sudah mencari." Mereka berjalan bersama menuju ke rumah tuan Shaka.
...***...
Dalam perjalanan pulang Sahaja menerima panggilan dari asisten rumah tangga nya pak Mul.
"Halo"
"Tuan Shaka maaf saya mau memberi tahu bahwa Manse menghilang tuan."
mendengar kabar anaknya menghilang Shaka langsung kaget.
"Apa"
"Baiklah pak Mul, saya dalam perjalanan pulang, minta pihak keamanan untuk mencari lewat cctv." Shaka langsung mematikan panggilannya.
Ken yang mendengar kabar Manse menghilang pun menambah kecepatan agar cepat sampai di rumah.
Kirana hanya bisa menenangkan Shaka untuk tidak panik.
"Shaka kamu yang tenang ya, Manse akan baik baik saja."
"Bagaimana saya bisa tenang, Manse masih kecil." jawab Shaka dengan nada sedikit menuntut.
...***...
Elena membawa Manse berjalan menuju arah rumah Shaka. Dalam perjalanan Manse melihat taman bermain dan meminta untuk bermain ayunan di sana.
"Kakak aku mau main ayunan." Minta Manse sambil menunjuk ke arah taman yang ada ayunannya.
"Manse kita harus pulang sekarang, ayah Shaka pasti kwatir mencari kamu." Elena mencoba membujuk Manse agar mau langsung pulang.
"Tidak mau"
"Aku mau main"
Manse memaksa Elena untuk menemaninya bermain.
"Baiklah, setelah ini kita akan langsung pulang ya".
"mm " Manse tersenyum dan menundukkan kepala menjawab Elena.
Di rumah tuan Shaka sudah panik, apalagi mendengar cerita pak Mul.
"Tuan tadi sepulang sekolah Manse baik baik saja di rumah, jadi saya tidak tau siapa yang membawa nya keluar dari rumah."
"Ken cari seluruh wilayah ini, siapa tau Manse ada di sana."
"Baik tuan" Ken dan beberapa anak buahnya langsung berpencar untuk mencari keberadaan Manse.
Shaka juga memutuskan untuk mencari Manse keliling sambil manggil nama anaknya.
"Manse"
"Manse"
Shaka sampai di taman bermain dan memanggil anak anaknya.
"Manse"
Shaka terkejut karena Manse sedang bersama orang lain.
"Manse "
"Apakah kamu baik baik saja?."
Shaka yang merasa lega langsung memeluk anaknya.
"Ayah"
"Aku baik baik saja."
"Ayah , Kaka ini ..."
Manse belum sempat menyelesaikan kalimatnya Shaka sudah lebih dulu marah.
"Kamu.!" Shaka langsung mengenali Elena karena pertemuan pertamanya dengan Elena tidak bisa dia lupakan.
"Tu.. Tuan" Elena ingin menjelaskan apa yang sedang terjadi tapi Shaka tidak memberikan dia kesempatan untuk berbicara.
"Apakah cara kerjamu selalu seperti ini, sampai kamu berani menculik anak saya.?"
"Apa yang ingin kamu ketahui tentang saya, apa kamu ingin tau dengan siapa saya berkencan, apa yang saya lakukan.?"
"hah?"
"Ayok tanyakan sekarang!"
Shaka benar benar marah kepada Elena.
Ken yang melihat tuannya sedang marah mulai mendekat.
"Tuan"
"Sebaiknya kita Kembali saja, saya takut ada orang yang melihat tuan."
Shaka pun mengerti maksud Ken dan hendak meninggalkan Elena, tapi dia ingat harus mengingatkan wanita lagi.
"Ken bawa Manse pulang sekarang!" perintah Shaka dengan nada dingin.
Elena yang tidak merasa bersalah pun tidak habis pikir. Dia sudah menahan air matanya untuk tidak jatuh. Dia kesal dan mencoba meluapkan amarahnya kepada Shaka tapi dia tidak diberi kesempatan untuk bicara.
Shaka sudah menarik Elena di tiang salah satu ayunan di sana.
"Kamu jangan pernah muncul di hadapan saya lagi, jika kamu masih berani saya tidak akan tinggal diam.!"
"ahh benar juga .."
"Saya mau memberikan kamu saran , sebaiknya kamu mencari pekerjaan yang layak , jangan murahan seperti ini." Shaka memberikan peringatan kepada Elena dengan merendahkan pekerjaannya.
Shaka yang mengancam Elena pun akhirnya pergi meninggalkan Elena sendiri.
Elena benar benar tidak bisa menerima hinaan yang dia terima, air matanya pun sudah tidak bisa di tahan lagi.
Elena menangis
"hah.."
"Dasar laki - laki brengsek!"
harusnya kamu membiarkan saya berbicara dulu.
Elena menghapus air matanya, dan mulai menenangkan diri. Elena pun memutuskan untuk kembali ke rumah.
...***...
Tanpa mereka sadari ternyata seorang reporter sedang mengintai Shaka dan Elena. Pada saat Shaka mengunci Elena ke salah satu tiang, sang reporter berpikir bahwa mereka henda ciuman, langsung memotret keduanya.
"haha.."
"Akhirnya saya mendapatkan berita eksklusif tentang tuan Shaka."
"Siapa wanita ini."
"Bagaimana tuan Shaka bisa bersama wanita yang kelihatan nya di bawah umur.?"
berbagai pertanyaan muncul di benak sang reporter, dia berusaha melihat wajah wanita itu tapi dia tidak terlihat terlalu jelas. Gambar tuan Shaka lah yang terlihat sangat jelas.
"Kira - kira apa judul yang cocok untuk berita ini.?" reporter bertanya pada diri sendiri dengan penuh kebahagiaan karena mendapat berita yang sangat di tunggu oleh banyak orang.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!