NovelToon NovelToon

Love In Friendship

Bab 1 - Prolog

Menceritakan seorang gadis cantik, anggun, baik namun penyendiri. Dia adalah bernama Lisa Anggraini berusia delapan belas tahun yang hidup dalam kesendirian.

Karena kediamannya yang enggan mencari teman, teman-temannya pun menjauhinya karena ketidakmauan gadis itu sendiri. Sehingga suatu saat Lisa tidak mengumpulkan tugas sekolah karena gadis itu tidak diberitahu oleh teman-temannya tentang adanya tugas tersebut.

Sampai akhirnya, ia menyadari bahwa sifatnya ini salah dan di jauhi sama teman kelasnya, ia mencoba ingin merubah sifatnya tersebut. Lisa pun datang ke ruang guru, gadis itu menemui gurunya yang bernama guru Agus bahwa ia tidak ingin sendirian lagi tanpa teman. Sang gurunya pun menyarankan Lisa untuk bergabung di dewan OSIS, awalnya Lisa ragu namun akhirnya ia setuju.

Sang guru pun mengajak Lisa untuk ke tempat yang dituju dan mereka berdua pun akhirnya tiba di depan pintu yang bertuliskan 'Ruang Dewan OSIS' guru Agus membuka pintu tersebut dan menampakkan seorang laki-laki yang sedang menata ruang tersebut.

Lisa melihat ke arah depannya dan betapa terkejutnya Lisa saat melihat laki-laki itu.

"Kamu ...," ucap Lisa membulatkan matanya. Laki-laki di hadapannya hanya menyipitkan matanya menatap wajah gadis di depannya.

****

Lisa berjalan menuju ke kelasnya sembari memegang tas miliknya. Saat ia berjalan, ia melihat botol minuman yang berglinding ke arahnya, ia mengambil botol minuman tersebut dan melihat pemilik dari botol itu.

"Hei! Botol minumannya jatuh," ucap Lisa memanggil orang di depannya itu. Namun, sepertinya orang tersebut tidak mendengar panggilan Lisa.

Lisa pun akhirnya memutuskan untuk mengejar orang tersebut untuk menyerahkan botol itu. Tapi naas-nya dia malah tidak sengaja menginjak kakinya sendiri sehingga ia terjatuh. Lisa membelalakkan matanya saat melihat botol minuman tersebut berada di bokong laki-laki di hadapannya itu.

Iya ... botol minuman itu mengenai pantat laki-laki itu, Lisa pun segera melepaskan tangannya dari botol itu dan segera berdiri. "Maaf, aku tidak sengaja."

Laki-laki itu menatap Lisa dengan tatapan tajam dan dingin lalu menghampiri gadis itu. "Kalau berjalan itu pakai mata! Jangan pakai dengkul!"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut laki-laki itu pun langsung pergi meninggalkan Lisa yang telah melebarkan kedua matanya tak percaya. "Aku kan tidak sengaja melakukannya, aku juga sudah meminta maaf kepadanya, tapi kenapa dia malah mengatai aku?"

"Hei.. kau!" ucap Lisa dengan nada sedikit tinggi membuat yang berada di sana menatap ke arahnya termasuk laki-laki itu.

"Jangan karena kamu memiliki wajah tampan, kau seenaknya mengatai orang yang tidak sengaja melakukannya!" ujar Lisa dengan suara tinggi dan tatapan kesalnya pada orang yang baru ditemuinya beberapa saat lalu.

Laki-laki itu hanya menatap gadis itu tanpa berniat membalas ucapan gadis itu. Ia kembali berjalan mengabaikan panggilan gadis itu yang memanggilnya dengan kesal.

"Rupanya kalian sudah saling kenal ya? Baguslah kalau begitu jadi bapak tidak perlu mengenalkan kalia-"

"Kami sama sekali tidak kenal pak!" potong Lisa dengan cepat. Gadis itu menatap laki-laki di hadapannya itu dengan tajam. Sedangkan laki-laki itu hanya menghiraukan tatapan tersebut dan melanjutkan pekerjaan yang tertunda.

"Ah, begitu kah?" ucap pak Agus. Sang guru melirik ke arah keduanya secara bergantian yang mengeluarkan aura gelap yang seakan keduanya ingin menerkam satu sama lain.

'Dasar sombong! Mentang-mentang dia berada di bagian OSIS dia berlagak tidak tahu diri!' batin Lisa.

.

.

.

...**Terimakasih atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. ...

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏**...

Bab 2 - Tidak Suka!

Lisa berjalan dengan gontai menuju ke arah kelasnya. Saat sedang berjalan, ia melewati enam orang yang sedang bermain-main bola. Sampai tanpa sengaja bola tersebut mengenai kepalanya.

Bruk!!!

"Auw." Lisa memegang kepalanya yang terkena bola tersebut sambil menunduk, rasa sakit ia rasakan di kepalanya, hingga tangan seseorang menyentuh lengannya. Lisa pun yang terkejut refleks mendongakkan kepalanya dengan cepat dan disaat bersamaan menghantam wajah orang tersebut.

Lisa membelalakkan matanya sembari menutup mulutnya karena kaget saat gadis itu melihat seseorang tengah menahan sakit di bagian hidungnya. Ia segera mendekatkan dirinya kepada laki-laki di hadapannya. "Maafkan aku, aku tidak sengaja. Maafkan aku, aku tidak bermaksud melukaimu."

"Ah, untung saja hidungku tidak berdarah," ucap laki-laki itu, lalu melihat ke arah gadis itu sembari tersenyum, "Apa kamu tidak apa-apa?" imbuhnya lagi sembari memastikan gadis itu tidak terluka.

Laki-laki itu pun menoleh ke arah orang yang tidak sengaja melemparkan bolanya pada Lisa. "Kalian! Seharusnya kalian tidak bermain bola di tempat ini, jika kalian ingin bermain bola bermainlah diluar jangan disini!"

"Baik, ketua." sahut salah satu diantara mereka yang tadi melempar bola itu.

"Yasudah, kalian meminta maaflah pada dia!" perintah laki-laki itu.

Mereka pun akhirnya menghampiri gadis tersebut dan meminta maaf atas kesalahan mereka. Lisa pun memaafkan mereka semua sembari tersenyum manis. Sedangkan laki-laki yang berdiri di depannya memerhatikan gadis itu.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja. Em, apakah itu sakit?" ucap Lisa kembali. Gadis itu sungguh tidak enak hati terhadap laki-laki itu.

Laki-laki itu pun menggelengkan kepala. "Tidak apa-apa, lagipula hidungku tidak berdarah! Baiklah, sekarang aku pergi dulu... Oh ya? Kamu hati-hati ya dan belajarlah dengan tekun!"

Laki-laki itu melewati Lisa dengan membawa beberapa buku. Lisa membalikkan badannya melihat laki-laki yang menolongnya itu seraya berkata. "Apakah dia ketua OSIS?"

Laki-laki yang sudah menjauh itu tidak mendengar perkataannya. Ia tiba di depan pintu yang menunjukan ruang OSIS dan membuka pintu sambil membawa beberapa buku.

****

Ceklek!! suara pintu terbuka dan menampilkan Andre dengan membawa beberapa buku yang ia bawa.

"Wah, ketua OSIS kita sepertinya sedang sibuk sampai lupa pada ruangan ini," ucap Devan Pratama salah satu bagian dari dewan OSIS tersebut.

Laki-laki yang baru memasuki ruang OSIS itu tersenyum sembari meletakkan buku-buku yang dipegangnya, lalu meletakkannya di salah satu meja di sana. "Tommy apakah tadi pak Agus datang kesini?"

Laki-laki yang Tommy tersebut menolehkan kepalanya sembari meletakkan ponsel yang sedang ia mainkan. "Em.. tadi pak Agus datang kemari membawa seorang siswi dari kelas sebelah untuk ...," laki-laki bernama Tommy tersebut menahan ucapannya.

"Untuk ...? Untuk apa?" tanya Devan penasaran.

Laki-laki yang bernama Andre itu menghampiri Keduanya dan duduk di depan mereka. "Apakah pak Agus mengajak siswi itu untuk bergabung di sini?"

Tommy menatap Andre tanpa ekspresi lalu menganggukkan kepala. "Em."

"Hah?! Pak Agus mengajak siswi kelas sebelah untuk bergabung dengan kita? Di dewan OSIS ini?" tanya Devan memastikan.

"Iya."

Andre mengangguk kecil sembari memikirkan sesuatu. "Lalu kamu bilang apa kepada pak Agus?"

"Hooh, kau bilang apa?" sahut Devan yang setuju dengan pertanyaan Andre.

"Aku menolak!"

Andre menatap wajah temannya itu sembari tersenyum, ia tahu bahwa temannya yang tidak banyak bicara itu tidak suka jika ada orang lain bergabung bersama dengan mereka. "Tommy, seharusnya kamu tidak boleh melakukan hal itu. Kita juga membutuhkan seseorang untuk membantu kita di sini."

"Tapi kita bisa melakukannya bertiga tanpa harus ada orang lain, dan kita tidak mungkin menerima seorang cewek di dalam ruangan ini," balas Tommy dengan sedikit menaikan nada bicaranya, laki-laki itu terlihat sangat tidak suka.

Andre hanya tersenyum mendengar penuturan sahabatnya itu yang juga merupakan wakil ketua OSIS.

.

.

.

...**Terimakasih atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel....

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏**...

Bab 3 - Berdegup Kencang

"Apa kalian akan langsung pulang setelah ini?" tanya Andre pada kedua temannya.

Devan mengangguk. "Em, kita akan langsung pulang. Iya 'kan Tom?"

Tommy melihat Devan lalu menganggukkan kepalanya. Andre terlihat tersenyum lalu mengangguk sambil menepuk-nepuk pundak mereka berdua. "Baiklah, kalian hati-hati di jalan ya."

Devan dan Tommy mengangguk bersamaan lalu mereka keluar dari ruang OSIS nya ditemani Andre yang mengantarkan mereka ke depan sekolah. Karena Andre masih ada yang harus ia urus sebelum pulang kerumahnya.

Setelah mengantarkan teman-temannya Andre kembali ke ruangan dewan. Saat tengah berjalan menuju ruangan tersebut, ia tidak sengaja melihat Lisa yang masih terduduk di bangku kelasnya dari luar jendela. Ia pun berhenti sejenak untuk melihat gadis tersebut.

Setelah beberapa saat, ia mencoba menghampiri gadis itu. Lisa yang sedang terduduk dengan buku di tangannya menyadari seseorang yang memasuki kelasnya. Gadis itu menatap ke arah laki-laki yang tidak lain adalah Andre, Lisa segera berdiri dan bertanya kepada Andre tentang apa laki-laki itu datang ke kelasnya. "Kamu, Ada apa? Apakah mencari seseorang?"

Andre tersenyum. "Maaf jika aku mengganggu mu, aku hanya mengecek seluruh kelas apakah masih ada orang atau enggak, tapi aku malah melihatmu masih disini. Kenapa tidak pulang? Ini sudah dari tadi sejak bel pulang sekolah dibunyikan."

Lisa yang hanya diam sembari melihat laki-laki di depannya tanpa menjawab pertanyaannya. Kemudian Lisa menundukkan kepalanya sembari menatap buku yang tadi di bacanya. Merasa pertanyaannya diabaikan oleh gadis itu, Andre berniat untuk keluar karena ia berfikir bahwa mungkin kedatangannya membuat gadis itu tidak nyaman.

"Baiklah, jika kamu masih ingin disini," ucap Andre sembari melirik gadis itu.

"Kalau begitu aku permisi dulu," imbuhnya lagi. Andre pun melangkahkan kakinya menuju keluar pintu, saat telah sampai di depan pintu kelas Lisa memanggilnya sehingga laki-laki itu menghentikan langkahnya.

Andre membalikkan badannya dan menatap gadis itu. Lisa yang sudah berdiri menghampiri laki-laki itu. "Apakah aku tidak cukup pantas jika bergabung di dewan OSIS?"

Andre mengedipkan matanya beberapa kali, karena dirinya tidak faham maksud dari perkataan gadis di depannya itu. "Hah?"

"Kemarin aku sama pak Agus datang ke ruang dewan karena pak Agus mengatakan bahwa kalian masih membutuhkan anggota, jadi aku berniat untuk mengajukan diri untuk bergabung dalam OSIS. tapi wakil dewan OSIS menolaknya dan mengatakan bahwa mereka tidak membutuhkan anggota," ungkap Lisa panjang lebar di depan Andre dengan menundukkan kepalanya.

Andre yang mendengar penuturan gadis di hadapannya itu langsung teringat akan ucapan Tommy kemarin yang mengatakan bahwa laki-laki itu menolak permintaan pak Agus untuk memasukkan anggota baru yang berada di kelas sebelah.

'Jadi yang ingin masuk dalam anggota itu dia?' batin Andre. Kemudian Andre menatap gadis di depannya yang menundukkan kepala. Laki-laki itu menghampiri Lisa dan menyentuh pundak gadis itu dengan kedua tangannya, Lisa yang pundaknya di pegang langsung mendongakkan kepalanya menatap laki-laki itu.

Deg! deg! deg!

Secara bersamaan wajah mereka bertemu dengan jarak yang sangat dekat, sehingga membuat jantung diantara mereka berdetak kencang. Andre pun langsung melepaskan genggamannya pada gadis itu sembari tersenyum kikuk. "Em, aku permisi."

Andre pun keluar meninggalkan Lisa yang masih berdiri di tempatnya. Ia menatap kepergiannya tanpa laki-laki itu membalas perkataannya tadi.

"Dia kenapa?" ucap Lisa bingung sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Disisi lain. Andre terlihat menutup pintu dengan keras, ia membalikkan badannya membelakangi pintu. "Hah.. Aku kenapa? Kenapa jantungku tiba-tiba berdegup dengan begitu keras?" gumam Andre pada diri sendiri. Ia pun menggelengkan kepalanya mengusir pikiran anehnya yang terlintas di benaknya.

.

.

.

...**Terimakasih atas sempatnya sudah mampir ke novel aku yang amburadul ini. Maaf, Jika novel ini masih gak jelas ya! Mohon Dimaafkan, karena saya juga masih pemula untuk belajar membuat novel. ...

...Untuk itu jangan lupa untuk tinggalkan like ya, bagi yang berbaik hati. Sekali lagi terimakasih banyak sudah mampir. 🙏**...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!