NovelToon NovelToon

MENDUNG DI ATAS LUKA

Part 1

POV Alea

Hari ini di mana titik terendah ku.

Pulang lebih cepat dari kampus di sebabkan badan ku lemas dan muntah-muntah terus.

Aku berfikir sejenak ternyata sudah telat tiga bulan, ku pikir karena banyak beban pikiran yang terjadi. sehingga mengakibatkan telat datang masa periode.

Ku beranikan diri untuk membeli alat tes kehamilan untuk memastikan ini benar atau salah.

Ku paksakan pergi ke apotik terdekat untuk membeli alat tersebut meskipun badan Ku masih terasa lemas.

Ku pergi dengan berjalan kaki, sebab apotik tersebut tidak begitu jauh dari rumah.

Setelah berada di luar pagar rumah, dengan terik matahari yang sangat membakar kulit. Tetapi tidak mengurung kan niat Ku untuk pergi ke apotik entah apa yang terjadi, dunia ku gelap pada saat itu dan tidak mengingat apapun.

Sore harinya ketika aku tersadar ternyata sudah berada di sebuah klinik, ada tetangga yang baik hati mengantarkan ku ke rumah sakit.

Di saat aku sedang memikirkan apa yang terjadi, datang lah Ibu dan ayah tiri ku.

Di susul juga oleh dokter dan beberapa perawat.

Dokter pun memeriksakan keadaan ku untuk yang kedua kalinya, sebab ini sudah berganti shif dari siang ke sore di mana, para perawatnya pun sudah berganti.

Setelah beberapa saat keadaan ku di periksa dan, dokter berkata bahwa aku sedang mengandung.Dan usia kandungan pun sudah memasuki minggu ke tiga belas itu artinya sudah tiga bulan lebih.

Ibu ku yang menyaksikan penjelasan dokter agar menjaga ku dan bayiku hanya diam tak bergeming di tempat semula, mungkin ibu juga kaget dengan pernyataan dokter.

Anak yang selama ini di banggakan nya, ternyata telah mencoreng nama baik keluarga.

Jangankan untuk menyapa, melihat pun ke arah ku ibu sudah tidak sudi melihat ku dia tidak bertanya siapa orang yang telah membuat ku seperti ini.

Jika dia tahu yang sesungguhnya apa dia akan percaya terhadap apa yang di ucapkan ku.

Di langsung keluar dari ruangan ku setelah mendengar penjelasan dari dokter, tinggal lah ayah tiri ku yang masih berada di dalam.

Dia mendekat ke arah ku, terus berbicara dengan nada ancaman! jika aku berani memberi tahu ibu bahwa aku hamil karena dia, maka keselamatan ibu terancam.

Aku pun tidak membalas apapun hanya diam saja, dan mengalihkan pandangan ku ke arah lain.

Dia tersenyum sinis sambil menatap tajam ke arah ku, dengan gaya angkuh nya dan seperti orang tidak bersalah.

Dia melangkah keluar ruangan sambil memasukkan kedua tangan nya ke saku celana, melangkah dengan gaya angkuh nya.

Setelah kepergian nya, aku hanya bisa menangis dan meratapi nasib yang malang.

Tubuh kecil ku meringkuk sambil di tutup selimut, dan aku menangis di bawah selimut berharap tidak ada yang tahu saat ini bahwa hidup ku telah di selimuti awan hitam, dan mungkin setelah ini akan ada hujan badai yang memporak porandakan kehidupan ku.

Setelah cukup lama aku menangis, rasa lelah pun sudah menguasai diri tanpa di sadari aku tertidur.

*****

Keesokan harinya.

Dokter telah memberiku ijin bahwa sudah bisa pulang, dan harus istirahat yang cukup mengingat kondisi kehamilan masih rentan.

Aku pun hanya diam tak menjawab apapun, pandangan ku kosong!. Entah harus pergi ke mana setelah ini, apakah Mama masih mau mengakui ku sebagai putrinya atau tidak. Setelah tahu keadaan ku saat ini.

Dengan langkah gontai, aku berjalan ke luar dari area rumah sakit untuk menuju ke rumah dengan penuh harap. Bahwa ibuku bisa menerima keadaan ku dalam keadaan seperti ini.

Setelah beberapa saat ku menunggu angkutan umum, akhirnya datang juga.

Perjalanan pun tidak terlalu jauh untuk segera sampai di rumah.

Aku pun turun dari kendaraan tersebut, lalu berjalan perlahan untuk segera masuk ke dalam rumah

Rasa lemas tubuh ku masih belum sepenuhnya hilang, dengan langkah lemas ku melangkah dengan penuh hati-hati. E

Ku buka pintu rumah perlahan, ternyata sudah ada ibu ku yang telah menanti kedatangan ku. dan ada koper yang sudah ada di depan pintu, aku pun memberanikan diri untuk bertanya terhadap sang ibu.

Dan jawabannya langsung menyuruh ku untuk membawa koper itu ke luar rumah.

Aku berusaha sebisa mungkin untuk memberikan penjelasan terhadap sang ibu, tetapi dia sama sekali tidak mau mendengarkan nya. Malah menyeret ku untuk keluar dari rumah dan melemparkan koper dan menyuruh ku untuk segera pergi. Padahal hari sudah semakin sore bahkan langit pun sudah mulai gelap, pertanda akan segera turun hujan.

Aku pun tidak bisa berbuat apapun selain menuruti semua keinginan sang ibu, dengan langkah yang penuh luka dan hati terasa perih bagai di sayat belati. Di saat seperti ini seharusnya sang ibu lah bisa memahami keadaan anak nya, atau bisa menerima sedikit penjelasan. Tetapi ini semua tidak terjadi, sungguh malang nasib ku bukan?

Aku berjalan tanpa membawa apapun, koper yang sudah di siapkan ibu pun tidak ku bawa. Sebab aku pun tak tahu harus pergi ke mana dan berlindung pada siapa, yang seharusnya melindungi pun bahkan dengan lantang nya mengeluarkan suara dan menyuruh ku pergi dari rumah dan jangan pernah memanggilnya ibu lagi.

Sudah tidak ada harapan lagi untuk melanjutkan hidup, putus asa sudah dan aku berpikir tidak akan ada seorang pun yang mau dekat dengan seorang wanita yang sedang hamil tanpa suami. Sudah pasti semua orang akan menggunjing ku dan akan berkata perempuan murahan, dan semua kata itu terus menari di kepala ku.

Awan mendung pun sudah menyelimuti bumi mungkin sebentar lagi akan turun hujan, gelap sudah rasanya pandangan ku saat ini,ku terus berjalan menyusui jalan yang tadinya terang sudah berganti gelap, awan hitam sebentar lagi akan menurunkan hujan.

Mungkin kah mendung saat ini mewakili perasaan ku pada saat ini,gerimis pun sudah mulai turun dan mulai membasahi kepalaku.

Tetapi aku bahagia saat hujan datang itu tandanya alam pun bersahabat, aku ingin berteriak dan menangis di bawah deras nya hujan. Agar tidak ada satu orang pun yang mengetahui bahwa aku sedang menangis.

Hujan pun semakin lama semakin deras, dan aku menangis berteriak di bawah air hujan.

Hatiku sedikit lebih lega setidaknya hujan sudah mampu membuat ku lebih tenang dan bisa mendengarkan semuanya yang aku utarakan.

Namun di saat itu pula aku berpikir bahwa hidup pun sudah tidak ada artinya lagi, dan aku berjalan mendekat ke arah jembatan tinggi yang menghubungkan antar kota itu.

Aku melangkah kan kaki untuk naik ke atas jembatan lalu akan melompat, mungkin kah ini jalan terbaik saat harus mengakhiri semua.

Part 2

"Hai wanita bodoh, apa yang kau lakukan! " Bentak seseorang sambil menarik tangan Alea.

Alea pun tidak menjawab apapun, dia hanya diam.

Tubuhnya yang sudah basah kuyup, mereka berdua berada di bawah deras nya air hujan.

Setelah beberapa saat Alea pun mendongak menatap wajah orang itu.

"Apa yang kamu lakukan! jangan pernah menghalangi ku, ibu ku saja tidak perduli dengan apa yang terjadi pada ku saat ini. kenapa kamu lakukan ini! " kata Alea dengan sedikit berteriak.

"Apa kamu sudah gila! terus dengan kamu lakukan ini apa masalah mu akan selesai?Bisa saja ini masalah baru buat mu! " kata orang tersebut sambil menatap tajam wajah Alea yang sudah pucat dan bibir nya sudah bergetar akibat kedinginan.

"Jangan pernah kamu berpura-pura baik di hadapan ku, semua orang sama saja! Jahat kalian semua, bajingan... " Alea berbicara sambil berteriak.

Setelah beberapa saat Rangga pun membiarkan Alea terus berbicara dengan nada yang tinggi, hingga pada akhirnya Alea pun hilang kesadaran nya.

Rangga pun langsung menangkap tubuh ringkih Alea, dia langsung membawanya ke dalam mobil.

Lalu menutup tubuh itu dengan jas nya, meskipun pakaian yang di kenakan Alea belum di buka.

Setelah beberapa saat dalam perjalanan akhirnya sampai juga di rumah, Rangga langsung menggendong Alea untuk segera di bawa ke dalam kamar. Setelah sampai di dalam kamar Alea di letakan di atas tempat tidur, lalu dia keluar dari kamar itu.

"Bi tolong gantikan pakaian nya! " perintah Rangga terhadap salah satu pelayanan yang ada di rumah itu.

"Baik den,,, saya akan ganti tapi pakaian nya di mana den?" tanya sang pelayanan tersebut.

"Ambil di kamar Dea..." jawab Rangga sambil pergi berlalu meninggalkan sang pelayanan, sebab pakaian nya juga basah dia harus berganti pakaian juga.

Pelayanan pun segera mengambil pakaian di kamar Dea, untuk segera mengganti pakaian Alea.

Setelah beberapa saat pelayanan sudah kembali dengan membawa ganti untuk Alea. Dia pun dengan sangat hati-hati mengganti pakaian Alea setelah beberapa saat pakaian pun sudah di ganti.

Rangga sudah selesai berganti pakaian, dia juga telah menghubungi dokter keluarga untuk segera datang.

Rangga turun dari kamarnya lalu kembali ke kamar yang di tempati Alea, setelah beberapa saat Rangga sudah berada di dalam kamar sambal menatap Alea dengan iba, entah kenapa saat dia menatap wajah gadis malang itu rasa sakit juga ikut terasa di hatinya.

"Kamu mirip sekali dengan dia, andai saja itu bener pasti aku sangat bahagia bisa menemukan mu tapi sayang kamu itu bukan dia" kata Rangga dalam batin.

Sesaat Rangga pun terus menatap wajah Alea dengan lekat, sambil duduk di tepi ranjang.

Ketukan pintu pun membuyarkan lamunan nya"Permisi Den, ini dokter Bella sudah datang! "kata seseorang di luar kamar.

" Masuk lah"Rangga pun mempersilahkan dokter Bella untuk segera masuk.

Dokter Bella pun langsung masuk ke dalam kamar, setelah mendapat persetujuan dari Rangga.

"Tolong periksa dia! " kata Rangga sambil bergeser duduk nya, agar dokter Bella ada ruang untuk memeriksa kan nya.

"Tunggu dulu... ini siapa? " tanya Dokter Bella.

"Jangan banyak tanya! tugas mu hanya memastikan keadaan dia" jawab Rangga.

"Baiklah Bos! "

Setelah beberapa saat Bella memeriksa keadaan Alea, lalu dia memastikan beberapa kali.

"Apa dia sedang mengandung? " tanya Dokter Bella.

"Mana ku tahu, baru juga menemukan nya tadi di jalan pulang dia mau bunuh diri. Dan aku cegah dia untuk melakukan itu, setelah itu langsung tidak sadarkan diri! " jawab Rangga.

"Hamm, Baiklah biarkan dia istirahat mungkin sebentar lagi akan siuman dan ini resep vitamin nya tebus di apotek! " perintah dokter Bella.

"Baiklah, terimakasih banyak tapi dia nggak apa-apa kan? " tanya Rangga.

"Dia hanya kelelahan, istirahat yang cukup dan pastikan makan makanan yang mengandung gizi seimbang agar ibu dan bayinya sehat! " Nasehat dokter Bella.

"Terimakasih banyak ya, maaf sudah mengganggu waktu nya apalagi ini sedang hujan! " kata Rangga.

"Nggak masalah kan rumah kita dekat,lagi pula kalau aku nggak datang pasti ujung-ujungnya di ancam! " jawab dokter Bella sambil tersenyum tipis.

"Kan itu jurus andalan" kata Rangga.

"Ini rumah ko sepi pada ke mana? nggak biasanya seperti ini! " tanya dokter Bella.

"Mereka lagi ke rumah Papa, katanya lagi nggak enak badan makanya nginep di sanah udah beberapa hari" jawab Rangga.

"Owh, pantas saja sepi, ya sudah aku permisi dulu " kata dokter Bella, sambil mengambil kembali tas yang berisikan peralatan untuk memeriksa pasiennya .

Rangga pun bangkit dari duduknya lalu mengantarkan dokter Bella sampai ke depan.

Setelah kepergian dokter Bella, Rangga pun masuk kembali lalu pergi ke dapur memerintahkan salah satu pelayanan untuk menebus obat di apotek. Dan yang lainnya di minta untuk mempersiapkan untuk makan Alea jika sudah bangun nantinya.

Setelah selesai memberi tugas terhadap para pelayanan, dia pun kembali ke kamar Alea.

Setelah berada di dalam kamar dia duduk di salah satu sofa yang ada di sanah, sambil menatap wajah gadis malang itu.

Di saat Rangga sedang menatap wajah gadis malang itu, Alea pun menggeliat dia mengerjapkan mata lalu perlahan membuka mata lalu melihat ke sekeliling.

Dia kaget saat berada di dalam ruangan asing, dengan gerakan cepat dia langsung bangun dan duduk sambil menarik selimut lalu menutup tubuh bagian dadanya.

"Kamu siapa? terus baju aku ke mana? pasti kamu sudah macam-macam dengan tubuh ku? " semua rentetan pertanyaan itu pun keluar dari mulut Alea.

"Hai wanita bodoh, siapa juga yang sama orang yang sedang hamil apalagi tubuh mu itu terlalu kurus sehingga tidak ada isinya. bukan selera ku" kata Rangga dengan nada mencibir.

"Iya aku wanita bodoh, dan sudah nggak ada yang menginginkan ku! bahkan ibu saja sudah nggak mau melihat ku lagi" ucap Alea sambil berderai Air mata dengan memeluk lutut nya.

"Bukan seperti itu maksudnya! " Rangga pun jadi salah tingkah saat melihat Alea seperti itu. Lalu dia bangkit dari sofa terus mendekat ke arah Alea.

"Stop di situ jangan mendekat, kamu orang jahat...jahat kalian semua! " teriak Alea sambil melemparkan bantar dan membabi buta, dia sambil menangis histeris.

Rangga pun bingung harus melakukan apa, dia hanya melihat dan membiarkan Alea mengamuk.

Daripada lebih parah dan akan melakukan hal yang aneh lagi, Rangga lebih memilih membiarkan nya.

Setelah beberapa saat Alea mengamuk dan akhirnya dia meringkuk di atas tempat tidur sambil memeluk tubuh nya sendiri, Rangga dengan perlahan mendekat ke arahnya. Lalu duduk di samping Alea tetapi dia tidak merespon Rangga bahkan seolah tak melihat apapun.

Rangga pun dengan ragu mengangkat tangannya lalu mengusap kepala gadis malang itu sambil berkata "Bagaimana aku bisa membantu kamu jika terus seperti ini" kata Rangga sambil mengusap lembut rambut Alea.

Alea tidak merespon apapun, hanya air mengalir lewat sudut matanya.

Part 3

Waktu begitu cepat berlalu, sekarang sudah menunjukkan jam dua belas malam.

Perut Rangga merasa lapar sekali sebab dari sore dia belum sempat makan, Alea pun sudah tertidur dengan pulas. Rangga meminta salah satu pelayanan untuk tidur di kamar Alea untuk memastikan bahwa dia tidak akan melakukan hal aneh lagi.

Rangga pun menuju dapur untuk mencari makan yang bisa di makan, setelah sampai di dapur dia mengambil satu potong roti yang penting perut nya terisi.

Dia merasa nggak enak jika harus membangun kan pelayanan hanya untuk menyiapkan makanan untuk nya.

Rangga duduk di salah satu kursi yang ada di dapur sambil menikmati sepotong roti, dia terus berfikir soal Alea.

Entah apa yang harus di lakukan nya, agar bisa menolong gadis tersebut keluar dari masalah nya.

Setelah beberapa saat Rangga pun sudah selesai dengan kegiatan nya, dia langsung kembali ke kamar nya. Sebab hari pun semakin larut dia juga besok nya harus pergi ke kantor, dengan langkah perlahan dia menuju kamar.

Setelah sampai di kamar dia langsung merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur, berharap dengan tertidur dia bisa melupakan semua yang ada dan bisa memulai hari esok dengan penuh semangat.

Setelah beberapa saat nafas rangga pun sudah mulai teratur, pertanda sang pemilik raga sudah tertidur dengan pulas.

*****

Keesokan harinya, sinar matahari pun masuk melewati celah jendela. Alea menggeliat sebab wajahnya terkenal sinar matahari yang masuk lewat celah jendela, dia mengerjapkan mata lalu membuka nya dengan perlahan dan menelisik setiap sudut ruangan.

Dia duduk sambil bersandar di sandaran tempat tdur sambil menatap lurus ke depan. Entah apa yang ada di pikiran nya tatapan nya kosong, seolah semuanya telah hilang dari diri Alea.Yang tersisa hanyalah raga hati dan pikiran nya telah pergi, bersama luka yang ada pada dirinya.

"Non sudah bangun, ini sarapan nya dan ini pakaian gantinya! " kata salah satu pelayanan, yang di tugaskan khusus menjaga Alea.

Tetapi Alea tidak merespon apapun, tatapan nya kosong seolah tak melihat dan mendengar apapun yang ada di sekitar nya.

Pelayanan pun langsung keluar kamar Alea setelah mengantarkan sarapan dan juga pakaian ganti, untuk memberi tahu Rangga apa yang terjadi dengan Alea.

Setelah sampai di luar kamar, Rangga pun sudah siap untuk pergi ke kantor.

"Den... " Panggil pelayanan tersebut terhadap Rangga.

"Iya, Bi... kenapa apa ada sesuatu dengan dia? " tanya Rangga terhadap pelayanan tersebut.

"Itu Den, ko dia tidak merespon apa yang kita omongin,dan pandangan nya pun kosong!" kata pelayanan itu.

"Biarkan saja dulu, Bi... nanti saya konsul lagi sama dokter Bella. Dan jangan lupa kasih dia makan terus kalau sikap nya masih juga seperti itu tolong bantu dia untuk berganti pakaian! " perintah Rangga.

"Baik, Den" jawab pelayanan itu sambil menganggukkan kepala.

Setelah berbicara dan berpesan, Rangga pun pergi berlalu meninggalkan pelayanan tersebut yang masih berdiri di ruang tengah.

Setelah kepergian Rangga, pelayanan tersebut kembali ke kamar Alea untuk memastikan gadis itu sedang melakukan apa? setelah sampai di sanah masih seperti semula duduk dan bengong.

Dengan perlahan pelayanan itu mendekat ke arah Alea, lalu mengambil nampan yang berisikan makanan yang tadi di bawanya.

"Neng makan dulu ya, Bibi suapin! " kata pelayanan itu sambil duduk di tepi ranjang, dia menatap lekat wajah gadis malang tersebut.

Terlihat dengan jelas tersimpan seribu luka di hatinya sehingga menjadikan nya seperti ini.

Alea melirik ke arah pelayan tersebut.

"Makan yah! " kata pelayanan tersebut sambil nyodorkan sendok ke mulut Alea, setelah beberapa saat dia tidak membuka nya.

Pelayanan pun terus bersabar menghadapi Alea sampai dia mau membuka mulutnya.

"Neng kalau kamu tidak makan! bagai mana bisa membalas perbuatan mereka yang telah menyakiti mu, jangan kan untuk membalas mereka.Bahkan mungkin mereka akan tertawa puas melihat keadaan mu seperti ini" kata pelayanan tesebut berusaha memancing emosi Alea, dengan mendengar perkataan nya semoga dia bisa merespon ucapan nya.

Pelayanan pun menyodorkan kembali sendok makan ke mulut Alea,dan dia membuka nya dengan perlahan.

Dengan telaten dan penuh kesabaran akhirnya Alea pun menghasilkan makanan yang ada, setelah selesai makan pelayanan pun memberikan vitamin yang sudah di resep kan oleh dokter Bella.

Setelah semuanya beres, Alea di bantu pelayanan untuk membersihkan tubuhnya.

Sebab dengan kondisi Alea yang seperti ini tidak akan mungkin membersihkan tubuh nya.

Setelah selesai dengan semua tugasnya pelayanan tersebut, membawa Alea untuk duduk ke atas sofa yang ada di sanah dia pun menyalahkan televisi.

Agar Alea bisa menikmati tonton pagi, tetapi sama saja dia hanya bengong dan menggigit kukunya.

****

Waktu bergulir begitu cepat pagi telah berganti dengan siang dan siang pun telah berganti dengan sore, di kawasan perkantoran semua orang sudah waktunya untuk pulang kerumah masing-masing.

Setelah seharian bekerja di luar rumah begitupun dengan Rangga, setelah seharian dia bergulat dengan pekerjaan nya.

Rangga sudah menyimpan kembali pekerjaan nya untuk di kerjakan esok hari, dia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi. Sudah merasa pegal sekali punggung nya, ingin segera merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur.

Rangga pun memejamkan matanya sebentar untuk mengurangi rasa lelah yang ada.

Setelah beberapa saat sudah terasa lebih ringan, dia pun bangkit dari duduknya lalu berjalan perlahan untuk segera keluar dari ruangan nya.

Dia terus berjalan melewati lorong perkantoran yang sudah mulai sepi, hanya ada beberapa saja yang belum pulang mungkin mereka lembur.

Rangga pun akhirnya sampai juga di tempat parkir di mana dia sudah di tunggu oleh pak sopir, pintu kendaraan pun sudah terbuka dia langsung masuk kedalam kendaraan itu lalu duduk.

Pak sopir pun menginjak gas dengan perlahan, sehingga kendaraan pun melaju dengan kecepatan sedang.Membelah keramaian jalan, jalanan yang padat dan lampu dari kendaraan pun menyala sehingga menambah keindahan jalan di malam hari.

Setelah cukup lama di perjalanan akhirnya, kendaraan pun sudah mulai memasuki kawasan perumahan hingga pada akhirnya mobil pun berhenti di salah satu bangunan yang sangat mewah.

Pintu gerbang pun sudah terbuka saat mendengar klakson dari kendaraan sangat tuan, penjaga pun dengan sigap langsung membuka nya.

Kendaraan pun sudah berhenti Rangga tidak menunggu pak sopir membuka nya, dia langsung turun dan bergegas untuk segera masuk.

Setelah sampai di dalam dia langsung bertanya terhadap salah satu pelayanan.

"Apa dia baik-baik saja? " tanya Rangga.

"Tidak Den... sepertinya jiwa gadis itu terganggu, selama sehari dia tidak merespon apapun yang saya katakan! " kata pelayanan itu.

"Baiklah, terimakasih banyak sudah menjaga nya dengan baik" ucap Rangga sambil pergi berlalu meninggalkan pelayanan itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!