NovelToon NovelToon

Sang Maharani Yuan Shiang

Istana Kekaisaran Yuan.

Di paviliun angsa yang indah tampaklah seorang gadis remaja usia lima belas tahun yang amat cantik jelita sekali sedang duduk merenung menatap langit di sore hari.

" Yang Mulia... "

Panggil seorang pemuda usia tujuh belas tahun yang amat tampan sekali mendatangi taman bunga tulip.

" Yu Xian, kenapa kau baru datang ke taman bunga tulip ku? "Tanya gadis jelita itu kepada pemuda itu.

" Maaf, Yang Mulia.. Hamba baru saja selesai tugas di kemiliteran Kekaisaran Yuan. " Jawab Yu Xian, nama pemuda itu.

" Oh, begitukah? " Tanya Yuan Shiang nama gadis jelita itu.

" Iya, hamba membahas perbatasan di kota Li An dengan para Jenderal dan Panglima di kantor pusat kemiliteran Kekaisaran Yuan di kota Ning di Ibukota Kekaisaran Yuan. " Jawab Yu Xian berdiri dengan membungkuk hormat kepada Yuan Shiang yang kini menjadi Kaisar wanita yang bergelar Sang Maharani Yuan Shiang.

Yuan Shiang memandangi Yu Xian yang tidak berani menatap gadis jelita yang dahulunya teman sekolah di lembaga pendidikan tinggi Kekaisaran Yuan, tetapi kini Yuan Shiang adalah seorang pemimpin tunggal di Negeri Yuan.

" Yu Xian, bisakah kau tak menundukkan wajah mu terus menerus sejak tadi? " Tanya Yuan Shiang berdiri begitu dekat dengan Yu Xian.

" Yang Mulia, hamba tidak berani memandang Anda, Yang Mulia. " Jawab Yu Xian semakin menundukkan wajah dan ia sujud hormat di hadapan Yuan Shiang.

" Yang Mulia... "

Suara dayang istana menyadarkan Yuan Shiang untuk kembali ke pekerjaannya sebagai Maharani.

" Sudahlah... Kau pergilah sana... "

" Iya, Yang Mulia. " Jawab Yu Xian dengan sikap hormat kepada Yuan Shiang yang berjalan anggun menuju ke arah tempat kerjanya.

Di ruang kerja Yuan Shiang mempelajari jurnal kerja yang di kirimkan oleh kepala kasim Fang kepadanya dengan serius dan teliti sekali untuk meningkatkan taraf kemajuan Negeri Yuan.

" Laporan tentang produksi bahan baku untuk pembuatan mekanisme senjata anak panah dan busur otomatis. " Kata Yuan Shiang membaca buku kerja dengan sungguh hati.

" Kakak Shiang, apakah kamu ada waktu untuk ku? "

Tanya Yuan Chen adik tirinya yang terbesar dan usianya pun sebaya dengan Yuan Shiang, yaitu sama-sama berusia lima belas tahun.

Yuan Shiang menutup buku kerjanya untuk ia bisa memberikan waktunya untuk adiknya bisa bicara dengannya.

" Iya, Chen kamu ingin bicara apa dengan ku? "

" Aku menyukai Yu Xian, Kak. " Jawab Yuan Chen.

" Oh..? "

" Kakak Shiang, apakah kamu tak keberatan jika aku menjalin hubungan asmara dengan Yu Xian? " Tanya Yuan Chen yang mengejutkan hati Yuan Shiang yang seketika itu juga merasa sedih sekali.

" Tidak, aku sama sekali tak keberatan. " Jawab Yuan Shiang tersenyum manis sekali.

Yuan Chen berseri -seri mendengar jawabannya.

" Terimakasih, Kakak Shiang. " Kata Yuan Chen nada bahagia.

Lalu usai Yuan Chen pergi dari ruang kerjanya, ia memanggil Yu Xian untuk menghadap dirinya di ruang kerjanya.

" Yu Xian, berani sekali kamu membuat adikku jatuh cinta kepadamu!! "

" Maafkan hamba Yang Mulia... Hamba tidak berani membuat Puteri Yuan Chen jatuh cinta kepada hamba. " Kata Yu Xian segera suiud.

" Apakah kau tahu tadi Yuan Chen bilang ia suka kepadamu dan ingin menjalin hubungan asmara denganmu kepadaku di kantor ku ini? ! Apakah sikapmu tadi kepadaku merupakan jawaban yang ku ingin tahu darimu yang datang kepada ku dengan sikap yang berbeda dengan sikapmu sebelum aku menjadi Maharani Yuan Shiang? " Tanya Yuan Shiang yang membalikkan tubuh menghindari tatapan mata Yu Xian.

" Yang Mulia, hamba tidak tahu dan hamba tidak pernah mau tahu tentang perasaan suka dari Putri Yuan Chen terhadap hamba karena hamba hanya tahu diri hamba harus membiasakan diri untuk menghormati anda sebagai Kaisar Negeri Yuan kita saat ini. " Jawab Yu Xian memandangi punggung Yuan Shiang dengan sendu.

" Sekarang kau sudah tahu perasaan adikku padamu ini..., Aku ingin kau menjalin hubungan asmara dengannya sesuai dengan keinginannya dan bahagiakan dirinya dengan sepenuh hatimu. " Kata Yuan Shiang yang bertekad untuk dirinya bisa menjaga Kekaisaran dari semua orang yang berada di dalam Istana Yuan.

" Baiklah, hamba patuh kepada perintah Anda. "

Jawab Yu Xian patuh kepada Yuan Shiang namun hatinya terasa sedih sekali harus patah hati karena cinta pandangan pertama yang gagal terhadap Yuan Shiang.

Yuan Shiang termenung seorang diri di kamar pribadinya usai memikirkan percakapannya dengan Yu Xian di ruang kerjanya dan kini ia harus melihat adiknya dan pria yang dicintainya selalu dekat satu sama lainnya.

" Aku harus melupakan cinta pribadi ku untuk rakyat ku. " Kata Yuan Shiang menatap langit di luar jendela kamarnya.

Gadis ini terkejut oleh bayangan yang berada di atas genteng menara tertinggi di istana Yuan. Ia pun tertarik untuk mengetahui bayangan itu dari dekat.

Brrr!

Yuan Shiang melayang cepat ke genteng menara tertinggi di Istana Yuan dan ia melihat raut pria usia tiga puluh tahunan memandangi dirinya dengan tatapan mata tajam sekali namun lembut.

" Siapakah kamu? " Tanya Yuan Shiang berdebar.

" Aku Yu Qian, " Jawab pria itu yang mendekati Yuan Shiang begitu cepat dan mengejutkan hati Yuan Shiang karena pria ini ingin memelukmya.

Plakk!

" Lancang! Kau pikir kau ini siapa? Ah! "

Suara Yuan Shiang yang berwibawa sekali telah membuat pria itu kagum.

" Maaf, Aku cuma ingin membersihkan debu di atas bahumu saja. " Jawab Yu Qian.

" Kau berani menyelinap masuk ke istana Yuan tanpa ada seorang pun tahu kehadiran kamu di istana Yuan. "

Kata Yuan Shiang dengan mengangkat alisnya yang indah.

" Aku ingin minta izin untuk aku bisa bermain musik di ruang musik di istana Yuan anda, Yang Mulia. " Kata Yu Qian duduk di atas genteng.

" Iya, baiklah asalkan kamu tak keluyuran di istana lainnya. " Kata Yuan Shiang yang tertarik dengan pria di hadapannya.

" Yang Mulia.. "

Yu Qian memberi senyuman yang memikat hati gadis remaja itu.

" Apa?"

Yu Xian menarik lengan Yuan Shiang untuk pria ini bisa mendekati gadis itu lalu mencium bibir lembut Yuan Shiang sampai gadis ini kaget sekali lalu melayang turun kembali ke kamarnya dengan jantungnya tak berhenti berdetak.

" Yuan Shiang, Aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku, lalu aku akan merebut takhta mu darimu langsung. " Kata Yu Qian tersenyum aneh.

Yu Qian melayang pergi dari menara tertinggi di istana Yuan menuju ke arah rumah kediaman Zhao yang tak jauh dari Istana Kekaisaran Yuan.

" Xian gege..Kau darimana saja? " Tanya seorang gadis muda yang cantik jelita.

" Hao Mei, kenapa kamu belum tidur? " Tanya Yu Qian tersenyum lembut kepada Zhen Hao Mei nama gadis itu.

" Aku menunggumu. " Jawab Zhen Hao Mei nada manja sekali kepada Yu Qian yang membalasnya dengan rangkulan yang lembut.

" Oh, sayang maafkanlah aku yang nyaris telah mengabaikan dirimu yang telah menunggu ku dirumah sampai kau belum tidur. " Kata Yu Qian menggendong Zhen Hao Mei menuju ke kamar di dalam rumah marga Zhao.

Bersambung!

Aku Adalah Sang Maharani Yuan Shiang

Yu Qian tersenyum memikirkan cara yang paling menyakitkan untuk balas dendam terhadap ayah kandung dari Maharani Yuan Shiang yang telah mengalahkannya saat ia ingin mengambil Liang Xiao Feng untuk dirinya sendiri di kota Air.

" Aku sangat sakit hati terhadap Yuan Lin biadap itu yang sudah mengambil Selina dariku dan kini saatnya aku lampiaskan sakit hati ku kepada Yuan Shiang putri kesayangannya. " Batin Yu Qian.

Yu Qian juga sudah memiliki seorang istri yang bernama Zhao Hao Mei putri seorang hartawan ternama Zhao Li Kun yang tinggal di ibukota Kekaisaran Yuan.

" Qian gege, kenapa kau menolak ku? " Tanya Zhao Hao Mei meratapi nasibnya setelah ia menikah dengan Yu Qian selama lima belas tahun masih belum juga di sentuh secara lahir dan batin oleh Yu Qian.

" Karena aku tak pernah mencintaimu. " Jawab Yu Qian kaku.

" Lalu kenapa kau mau menikah dengan ku bila kau tak pernah mencintai ku? " Tanya Zhao Hao Mei di bawah sepasang kaki Yu Qian dengan ratapannya yang memilukan.

" Karena kau memiliki hubungan saudari dengan orang yang ku sayangi tapi tidak bisa aku miliki." Jawab Yu Qian merampas surat hak milik seluruh harta rumah keluarga Zhao.

" Oh, kau kejam sekali kepadaku.. Aku begitu amat tulus mencintaimu. " Kata Zhao Hao Mei yang kini di tarik keluar dari orang-orang suruhan Yu Qian yang sudah membunuh Zhao Li Kun secara keji dan rahasia.

" Perkosa dia dan buang dia ke jalanan. " Perintah Yu Qian kejam.

Zhao Hao Mei menjerit-jerit di tarik dan di siksa di gudang oleh para anak buah Yu Qian sampai Zhao Hao Mei menghembuskan napas terakhirnya di gudang.

"Lapor Tuan, Nyonya telah meninggal dunia. " Lapor anak buahnya membawa keluar Zhao Hao Mei dari gudang dalam tubuh memar dan kaku tak lagi bernyawa.

" Bodoh sekali kalian! Aku ingin dia hidup merana bukan aku ingin dia mati dengan mudah..! Ahh, ku bunuh kalian semua untuk menemaninya di alam baka. " Kata Yu Qian marah menampar para anak buahnya hingga bergelimpangan di tanah depan taman dekat gudang rumah keluarga Zhao.

Istana Kekaisaran Yuan.

Yuan Shiang mengadakan rapat mengenai sumber daya alam yang harus sesuai dengan sistem yang di terapkan olehnya yakni memanfaatkan sumber daya alam dengan sebaik mungkin untuk kepentingan masa depan generasi mereka akan datang.

" Manfaatkan segala sumber daya alam yang ada di bumi negeri Yuan kita yang selaras dengan kita sebagai sumber daya manusia yang memiliki nilai etika, moral dan budi pekerti dalam melestarikan hutan, gunung, lautan, sungai, danau, sawah dan hal lainnya.. Pertanian harus pakai sistem yang sesuai dengan bidangnya begitu juga pemakaian bahan pokok dan sumber energi yang kita dapatkan dari laut, gunung, tanah dan sebagainya. " Kata Yuan Shiang yang selain rapat di istana Yuan, ia juga turun langsung ke sumbernya.

Yuan Shiang mengajarkan cara menanam padi dan sebagainya di pertanian, perkebunan dan perhutanan ke seluruh petani yang di kunjungi di wilayah masing-masing.

" Sistem pendidikan pun harus di mulai dari usia dua tahun untuk di ajarkan kemandirian dalam dirinya sendiri dengan bimbingan orangtua yang sangat memperhatikan segala aspek untuk anak-anaknya dapat bertahan hidup di kemudian hari. " Kata Yuan Shiang yang juga datang ke sekolah -sekolah di seluruh wilayah Yuan dan bertemu dengan para guru, murid-murid dan orangtua.

" Yang Mulia, anda sungguh baik sekali dan sangat keibuan dalam melayani rakyat anda. " Kata salah satu dari warga Kota Rao yang hadir di rapat tersebut.

" Yang Mulia, kami tidak pernah menyangka bahwa ada seorang wanita semuda anda sanggup dalam menangani negara sebesar Yuan " Kata salah satu dari tokoh dunia persilatan yang awalnya menolak di pimpin oleh wanita.

" Wanita harusnya berada di belakang pria bukan di depan pria...! Aku tak sudi menjadi bawahan wanita yang seharusnya cukup menjadi istri dan ibu serta menantu yang baik bukan sebagai seorang kepala negara dan melebihi derajat pria. " Kata seorang pria tua di rapat itu dengan tegas menolak Yuan Shiang.

" Aku juga menolak kamu sebagai rakyatku yang berhati dan berpikiran sempit dan picik. " Kata Yuan Shiang melemparkan sebilah pedang kepada Yu Xian yang segera menggunakan pedang itu untuk menghukum mati pria tua yang menolak Yuan Shiang sebagai pemimpin negeri Yuan.

Crakk!

" Kau sungguh arogan dan berhati dingin sekali baru di tolak saja sudah menghukum mati rakyat kamu sendiri...?! " Hardik seorang pria jubah rahib menentang Yuan Shiang.

" Huh barangsiapa menolak kebijakan ayahku yang menjadikan aku sebagai pemimpin negeri Yuan, maka orang itu ku nyatakan sebagai kepala pemberontak atau pengkhianat negeri Yuan dan bagi pengkhianat haruslah mati. " Kata Yuan Shiang amat tegas.

Ia melemparkan pedangnya ke arah pria jubah rahib yang kaget sekali dengan lontaran pedang di tangan seorang gadis remaja lima belas tahun yang masih amat muda sekali itu.

Trang!

" Aghhh! " Teriak pria berjubah rahib itu yang kaget pedangnya patah teradu pedang di tangan Yuan Shiang.

Yuan Shiang tak menyia-yiakan kesempatan untuk menebas habis sang penolaknya dengan pedang ranting bulu angsa emas ciptaan Yuan Lin ayah kandungnya sendiri.

Crak!

Yu Xian segera mengumumkan dengan tegas dan berwibawa ke seluruh orang yang hadir di Istana Kekaisaran Yuan atau lebih tepatnya di halaman belakang Istana Kekaisaran Yuan.

" Wahai kalian semua yang barangsiapa berani menentang Yang Mulia Maharani Yuan Shiang maka akan di anggap sebagai pemberontak yang pantas di hukum mati sebagai daftar hitam di sejarah negeri Yuan. "

Suara Yu Xian yang berwibawa dan sikap Yuan Shiang yang amat agung membuat seluruh orang yang melihat peristiwa hebat itu segera bertekuk lutut di bawah sepasang sepatu indah Yuan Shiang.

" Hormat kami kepada Yang Mulia Maharani Yuan Shiang...!! "

Serentak semua yang hadir menyatakan sebagai rakyat dari Maharani Yuan Shiang.

" Aku adalah Sang Maharani Yuan Shiang. Aku ini pemimpin Kalian semua sebagai ibu, ayah, anak dan guru bagi kalian semua para rakyatku yang terkasih. " Kata Yuan Shiang dengan nada yang sangat berkarismatik sekali.

Di atas pohon yang sangat tinggi telah tampak pria muda yang menatap kagum Yuan Shiang dengan senyuman khasnya yang sangat amat menawan hati.

" Sosok wanita yang sangat hebat sekali.. Aku jadi ingin berkenalan dengan mu, Yang Mulia. Tapi, Aku tunggu saatnya tiba bagiku untuk berkenalan dan bertemu langsung denganmu. " Kata pemuda usia dua puluh tahun yang di jambak rambutnya oleh gadis di bawah pohon tinggi.

" Aduduhhh!! "

" Han, kau sedang apa di situ? Ayo turun dan bantu ayah di toko. " Kata gadis galak yang menariknya jatuh ke tanah.

" Uuhhh, Jia Le dasar kau tak bisa membiarkan ku santai sebentar saja. " Gerutu Li Jia Han nama pemuda usia dua puluh tahun yang berprofesi sebagai salah satu dari pegawai toko cinderamata di kawasan utara Ibukota Kekaisaran Yuan.

Wu Jia Le adalah putri pemilik toko cinderamata yang sangat galak sekali kepada Li Jia Han yang di nilainya sebagai pemuda kampungan yang suka bermalas-malasan saja namun selalu di sayangi oleh ayahnya Bos Wu Zhun.

" Heran aku apa yang hebatnya si Pembuat Onar Jia Han itu. " Omel Wu Jia Le bertolak pinggang di bawah pohon sakura di halaman rumah dan juga tokonya menjadi satu bangunan berlantai dua.

Bersambung!

Awal Untuk Yuan Shiang.

Pintu ruang musik terbuka untuk Yu Qian yang telah dapat izin dari Maharani Yuan Shiang untuk ia bisa bermain musik guqin untuk menghibur diri Sang Maharani.

Petikan yang indah mengalun merdu terdengar begitu menghanyutkan kalbu yang sedingin dan sekosong yang di miliki oleh Yuan Shiang yang telah alami patah hati karena cinta pertamanya yang jatuh pada Yu Xian teman satu sekolahnya di lembaga tinggi pendidikan Kekaisaran Yuan telah bertunangan secara resmi dengan adik tiri Yuan Shiang yang bernama Yuan Chen.

Kehadiran Yu Qian telah mengikis batu es di hati Yuan Shiang yang sebenarnya sudah bertekad kuat untuk dirinya tidak lagi jatuh cinta dengan pria manapun jua dan hidupnya hanyalah untuk rakyatnya saja.

" Yang Mulia, kenapa anda diam saja sejak awal hamba datang ke ruang musik dan bermain musik alat musik guqin untuk anda? " Tanya Yu Qian ramah di telinga Yuan Shiang.

" Aku mendengarkan musik mu untukku resapi baik-baik agar Aku bisa promosikan mu untuk kau bisa masuk ke bagian seniman istana Kekaisaran Yuan. " Jawab Yuan Shiang menatap lurus Yu Qian di hadapannya.

" Ouh, hamba sungguh mendapatkan suatu kehormatan istimewa apabila hamba benar -benar bisa masuk ke bagian seniman istana Kekaisaran Yuan untuk membantu Anda di setiap acara-acara istimewa di kenegaraan. " Kata Yu Qian melipat kedua tangan di atas meja alat musik guqin.

Yuan Shiang tersenyum kecil sebelum ia bicara lagi. " Aku sangat menyukai permainan musikmu yang tak kalah hebatnya dengan para seniman kelas atas di istana ku ini. "

Yu Qian pindah duduk dan mendekatkan dirinya kepada Yuan Shiang yang berdebar kencang saat Yu Qian merengkuh wajahnya dan mencium bibirnya dengan mesra sampai ia tak bisa menolak sentuhan lembut bibir Yu Qian pada mulutnya.

" Yang Mulia, hamba minta maaf apabila hamba berani untuk mencium anda tapi jujur hamba sangat mencintai anda sejak awal kita jumpa dan hamba tak pernah mengharapkan lebih dari anda karena hamba hanya ingin anda tahu kalau hamba akan selalu ada untuk anda. " Kata Yu Qian lembut.

" Yu Qian... "

" Yang Mulia anda masih terlalu muda untuk anda bisa pahami dunia ini namun hamba bisa bantu anda dengan hamba selalu bersama dengan anda bila anda memerlukan hamba. " Kata Yu Qian merayu Yuan Shiang dengan luarbiasa pintarnya.

Yuan Shiang merasakan kehangatan yang begitu hebat menjalar ke setiap relung hatinya saat Yu Qian bicara begitu manis untuknya dan di tambah lagi Yu Qian mencium kembali bibirnya.

" Yu Qian, apakah kamu benar-benar mencintai aku setulus hatimu? " Tanya Yuan Shiang yang mulai terlena dengan rayuan maut Yu Qian.

"Iya, Yang Mulia. " Jawab Yu Qian yang telah memainkan rongga mulut Yuan Shiang dengan hebatnya.

Namun di saat Yu Qian melancarkan niatnya untuk merusak Yuan Shiang tiba-tiba seekor ular kecil merayap di antara mereka berdua dan membuat Yuan Shiang melompat ke atas meja Guqin.

" Kurang ajar ular kecil siapakah ini yang sudah menggagalkan niatku?! " Batin Yu Qian kesal dan Ia menginjak mati ular kecil itu.

Yuan Shiang merapikan dirinya dan tersenyum menatap tajam sekali Yu Qian yang kaget sekali di tatap setajam pedang pusaka oleh Yuan Shiang di atas meja Guqin.

" Yang Mulia..?"

" Yu Qian kau tak bisa sembarangan menyentuh aku karena ayahku sudah memberikan ku amanat agar aku tak semudah itu jatuh cinta dan tunduk kepada pria yang ingin menguasauku dan menguasai negeri Yuan ku. " Jawab Yuan Shiang yang menjentikkan senar Guqin hingga lepas dan Ia lontarkan ke arah Yu Qian yang harus sigap bila ia ingin hidup dengan cara menangkis serangan senar Guqin ke arah dirinya oleh Yuan Shiang.

Wuttt, cring, crang!

Yuan Shiang tak berhenti di situ saja karena gadis ini sudah menendang lutut Yu Qian hingga remuk dengan ilmu tendangan harimau sakti ciptaan Sang ayah tercinta Yuan Lin.

Duk, kruk!

" Yang Mulia... Tolong jangan berpikiran negatif pada hamba karena hamba tulus mencinta anda " Kata Yu Qian yang tak pernah menyangka kalau putri Yuan Lin ini sangat sakti dan cerdas luar biasa.

" Aku mana mungkin berpikiran positif terhadap pria begitu manis seperti mu, Yu Qian. " Kata Yuan Shiang yang melemparkan senar Guqin ke arah leher Yu Qian hingga putus.

Werrr, crack!

Sejumlah pengawal datang untuk membawa jasad Yu Qian keluar dari ruang musik pribadi Maharani Yuan Shiang. Usai melakukan hal itu Yuan Shiang meninggalkan ruang musik untuk menemui seseorang yang telah diam -diam menolongnya dengan melempar ular kecil tepat waktu dan menyadarkannya akan licik dan kejinya Yu Qian terhadapnya bila ia sampai jatuh ke dalam pelukan pria usia tiga puluh lima tahun itu.

Yuan Shiang menemukan seorang pemuda usia dua puluh tahun berbaring santai di atas pohon bunga persik di taman bunga depan ruangan pribadinya dan Ia tersenyum mengenali pemuda yang sudah ia lihat di pintu belakang istana Kekaisaran Yuan saat is mengadakan rapat atau perjamuan dengan para tokoh masyarakat yang ingin melihat keagungannya.

" Bukankah kamu pemuda malas yang tinggal di toko cinderamata di kawasan utara Ibukota Kekaisaran Yuan? " Tanya Yuan Shiang yang tersenyum ramah dan manis sekali kepada pemuda itu.

" Wah, Ashiang kau sungguh bermata tajam sekali bisa tahu dan mengingat tentang ku Li Jia Hanya pemuda yang ingin bertemu denganmu secara langsung sesuai amanat ayahmu, Paman Lin Erlang yang ting9 di pegunungan Ermei. " Jawab Li Jia Han di atas pohon bunga persik.

" Eh, kau tak sopan sekali kepadaku memanggil aku dengan panggilan Ashiang bukan Yang Mulia Maharani? " Tanya Yuan Shiang dengan menggigit bibirnya sembari menudingkan jari telunjuknya ke arah pohon bunga persik dengan tepat ke arah Li Jia Han.

" Oh, Aku di minta ayahmu untuk memanggilmu dengan nama kecil mu Ashiang agar dirimu ingat kalau dirimu tak sendirian menangani negara sebesar Kekaisaran Yuan karena ada aku dan keluargamu yang akan membantumu dari luar istana Kekaisaran Yuan. " Jawab Li Jia Han yang turun dari pohon bunga persik dan memberikan surat rahasia Yuan Lin untuk Yuan Shiang.

Yuan Shiang mengambil, membuka dan juga membaca surat dari Yuan Lin ayahnya yang tercinta nya dengan airmata rindu dan juga bimbingan ayahnya terhadapnya dengan ayahnya mengirim Li Jia Han untuk membantu dirinya.

"Ashiang putri ayah tersayang dengarlah ayah kirim Li Jia Han putra dari sahabat terdekat ayah yang berasal dari pegunungan Li untuk bantu kamu di sisi mu sebagai tunangan yang ayah pilihkan untukmu, anakku. Dan, satu lagi ayah yang telah memerintahkan Li Jia Han untuk dia bisa menemukan pil mata emas pusaka dunia persilatan yang hilang dan harus ditemukannya untuk perdamaian negeri Tuan, tertanda Yuan Lin ayah tersayangmu untuk Ashiang. " Tulis Yuan Lin di suratnya untuk Yuan Shiang melalui Li Jia Han.

Bersambung..!

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!