NovelToon NovelToon

HARIMAU PENJAGA DESA

Sebuah desa

"Apa kau sangat kesepian istriku?" tanya seorang suami yang melihat istrinya melamun menatap anak-anak di desa itu.

"Kapan kita akan memiliki anak, kita juga sudah cukup tua apakah mungkin kita memiliki seorang anak," ucap sang istri.

Di sebuah desa terpencil, di kaki gunung sana, dengan penduduk yang tidak terlalu ramai. Di desa itu ada sepasang Suami istri yang tidak memiliki anak. Meskipun desa itu sangat indah. Tetapi. Suami istri itu selalu bersedih saat melihat anak-anak tetangga bermain-main di halaman rumah mereka. Ingin sekali rasanya memanggil anak-anak tersebut hanya untuk sekadar bermain di halaman rumahnya.

Tetapi para orang tua mereka tidak mengizinkan, anak-anak mereka bermain di rumah pasangan yang tidak memiliki anak itu,

para orang tua mereka takut, setelah anak-anak mereka dewasa dan sudah waktunya menikah, mereka tidak memiliki anak seperti pasangan itu.

Padahal semua itu, hanyalah sebuah mitos belaka tetapi. Penduduk desa itu, sangat mempercayai mitos tersebut, yang belum tentu kebenarannya sama sekali.

''Bu, ayo kita masuk ke rumah hari sudah mulai magrib,'' ujar Pak Rahman sang suami yang umurnya 56tahun itu. Sang istri pun mengikuti langkah sang suami untuk masuk ke dalam rumah mereka.

''Pak apa kita tidak akan memiliki anak sampai kita mati?'' tanya Sang istri.

Pak Rahman menatap istrinya yang sudah tidak lagi muda itu. Namun masih terlihat cantik di matanya seperti pertama kali mereka bertemu dahulu.

''Bu, tuhan itu maha adil suatu saat nanti kita pasti akan memiliki seorang anak, tetapi kita jangan pernah berhenti berdoa,'' ucap sang Suami.

Sang istri pun Menganggukkan kepalanya, meskipun mereka tahu tidak memungkinkan lagi bagi mereka untuk memiliki anak. Tapi tuhan pasti akan mendengar setiap doa hamba-hambanya.

''Ya sudah jangan di pikirkan, sebaiknya sekarang kita makan dulu,'' ajak Pak Rahman.

''Ya udah Ibu masak dulu Bapak tunggu di sini,'' ucap sang Istri.

''sudah, ibu gak perlu memasak Bapak sudah masak tadi,'' sahut Pak Rahman.

Setelah Mendengar perkataan suaminya sang istri pun kembali duduk.

''Emangnya sejak kapan Bapak masak?'' tanya Istri.

''Tadi waktu Ibu masih di luar,'' sahut Pak Rahman.

Tanpa bertanya lagi mereka berdua pun langsung menyantap makanannya. Pak Rahman begitu romantis dia memasak untuk sang istri tercinta bahkan. Rela untuk menyuapi istrinya

setelah makan malam itu selesai. Pak Rahman mengajak sang istri untuk melaksanakan salat magrib.

''Bu, ayo kita salat dulu,'' ujar Pak Rahman. Sang istri yang bernama Lilis itupun menganggukkan kepalanya. Mereka berjalan bersama menuju sumur yang berada di belakang rumah mereka.

''Silahkan Ibu dahulu yang ambil wudhunya, setelah Ibu baru Bapak,'' ujar Pak Rahman.

Tidak lama mereka pun kembali ke dalam rumah. Saat sang istri ingin menutupi pintu dia mendengar sesuatu seperti, suara harimau mengaum, tidak jauh dari rumah mereka Karena rumah. Pasangan itu sangat dekat dengan gunung-gunung.

''Pak, apa Bapak mendengar sesuatu?'' tanya Istri.

''Ngak Bu, emang Ibu dengar apa?'' tanya Pak Rahman.

''Ya sudah pak, ayo kita salat dulu ternyata Ibu salah dengar tadi,'' ujar Bu Lilis berbohong.

Pak Rahman dan Bu Lilis pun berjalan menuju kamar mereka untuk melaksanakan salat berjamaah.

Setelah selesai salat mereka pun langsung pergi tidur. Karena terlalu lelah di siang hari. Tetapi Pak Rahman tidak bisa tidur karena teringat akan omongan istrinya tadi.

''Bu, kok Bapak masih penasaran sama yang Ibu katakan tadi?'' tanya Pak Rahman.

''katakan apa Pak,'' sahut istri.

''Yang tadi itu, suara yang Ibu dengar?'' tanya Pak Rahman lagi.

''Itu. Pak Ibu mendengar suara,...

Tong tong tong..

Perkataan Bu Lilis, pun terhenti setelah mendengar suara kentongan berbunyi keras diluar sana. Warga-warga pada berlarian dan teriak meminta tolong.

''Ada apa di luar Pak?'' tanya Bu Lilis karena merasa takut.

''Gak tahu Bu, Bapak lihat sebentar ya,'' ujar Pak Rahman.

''Jangan Pak Ibu takut,'' cegah Bu Lilis sambil memegang tangan sang suami.

''Ya sudah Ibu ikut Bapak aja kita lihat dari jendela,''' ujar Pak Rahman.

Bu Lilis pun menganggukkan kepalanya, mereka mendekati jendela kamar yang terbuat dari kayu itu. Pak Rahman membuka jendela dan melihat warga desa sangat ketakutan ada yang berlari kesana kemari, ada juga yang terus mengetuk kentongan.

''Pak ada apa ini Pak, kok pada berlarian ketakutan seperti itu?'' tanya Pak Rahman kepada salah satu warga yang melewati rumahnya.

''Itu Pak ada. Harimau turun ke desa, harimau itu telah memangsa ternakan warga Pak,'' jawab salah satu warga itu.

Setelah warga itu mengatakannya dia pun langsung pergi.

.

.

.

.

.

...BERSAMBUNG JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTAR NYA FAVORIT HADIAH BUNGA BINTANG FAVORIT VOTE TIPS NYA.....

HANYA CERITA FIKSI SAJA

pemangsa

''Bagaimana ini pak ada harimau di kampung kita Pak,'' ujar Bu Lilis ketakutan.

''Iya Bu, Bapak jadi takut untuk pergi ke kebun besok,'' sahut Pak Rahman sambil menutup kembali jendela kamarnya.

''Kalau seperti itu Kita jangan pergi ke kebun lagi Pak,''ujar Bu Lilis yang begitu takut kalau Suami nya kenapa-napa.

''Tapi Bu, kalau Bapak gak pergi kita mau makan apa,'' sahut Pak Rahman.

"Tapi Pak ibu takut, Kalau sampai terjadi apa-apa sama Bapak bagaimana,'' jawab sang istri.

''Coba kita lihat nanti Bu, Kalau ada orang pergi ke kebun, Bapak pergi. Tapi kalau gak ada Bapak gak akan pergi,'' sahut Pak Rahman sambil memegang pundak istrinya.

......................

Pagi harinya semua warga telah berkumpul di balai desa.

''Pak Budin bagaimana ini pak desa kita sudah gak aman,'' ujar seorang warga.

''Iya Pak, semua orang sangat ketakutan dan bukan itu saja. Ternak-ternakkan warga juga telah di mangsanya,'' ujar warga yang lain. semua yang ada di balai desa semakin ribut.

''Semuanya tenang dahulu,'' ujar Pak kepala desa yang bernama Pak Budin itu, Pak Budin pun kembali melanjutkan kata-katanya.

''Bapak-Bapak semua kita harus mencari solusi untuk masalah ini, Bersama-sama kalau kita ribut seperti ini kita tidak akan bisa menangkap harimau itu.''

''Iya Pak, tapi bagaimana cara kita bisa menangkap harimau itu?'' tanya salah satu warga.

''Maka dari itu Kita harus berkerja sama, malam ini kita coba membuat perangkap untuk menangkap harimau itu,''ujar Pak Budin sang kepala desa.

Malam itupun waraga tidak tidur mereka semua gotong-royong untuk membuat sebuah perangkap. Setelah selesai Membuat perangkap, mereka juga membuat seekor kambing jantan di dalam perangkap itu Untuk menarik perhatian harimau tersebut.

''Semua telah siap Pak, dimana kita akan meletakan perangkap ini?'' tanya salah satu warga.

''Kita letakan saja perangkap ini di belakang rumah Pak Rahman, karena rumahnya dekat dengan gunung itu,'' sahut salah satu warga.

''Bagaimana Pak Rahman, apa boleh kita latakkan perangkap ini di dekat rumah Bapak?'' tanya Pak kades.

''Tentu Pak, tentu saja boleh ayo kita angkat ke sana,'' ujar Pak Rahman.

"Ayo-ayo tolong angkat,'' perintah Pak kades.

warga itu pun bersama-sama mengangkat perangkap itu. Tidak lama perangkap itupun sudah berada dikaki gunung dekat rumah Pak Rahman.

''Bapak-Bapak sekarang perangkap ini telah berada disini. Sebaiknya kita pulang dahulu dan kita lihat besok apakah harimau itu akan tertangkap atau tidak,'' ujar Pak kades,

semua orang pun mengikuti perintah Pak kades.

''Pak apa benar perangkap harimau itu di letakan di dekat kebun kita?'' tanya Sang istri.

''Iya Bu,'' sahut Pak Rahman menarik napas panjang dan menghembus nya secara kasar.

''Kenapa Pak?'' tanya Bu LIlis melihat suami nya begitu cemas.

''Ngak apa-apa kok Bu Bapak, hanya cemas saja apakah harimau itu akan tertangkap atau tidak,'' sahut Pak Rahman.

''Sudah jangan di pikirkan lagi, kita berdoa saja semoga harimau itu bisa tertangkap,'' ujar Bu Lilis.

Hari pun sudah mulai gelap, Semua warga telah masuk ke rumah mereka masing-masing. Semua warga itu ketakutan jika sudah menjelang Magrib karena harimau itu, suka berkeliaran di waktu Magrib. Dan di tengah malam. Sebab. Desa itu sangat dekat dengan Pegunungan dan hutan.

Seperti biasa Pak Rahman dan sang istri melaksanakan, Salat magrib. Setelah melaksanakan salat magrib. Mereka berdua berjalan menuju ruang tengah untuk makan malam.

''Ada apa Pak, kok Bapak berhenti makan?'' tanya Bu Lilis.

Pak Rahman hanya diam karena dia mendengar suara orang berjalan diluar rumahnya, Pak Rahman pun seketika menghentikan makannya.

''Ada apa Pak?'' tanya Sang istri lagi.

''Bapak mendengar sesuatu diluar,'' sahut Pak Rahman sambil mengecilkan suara nya.

''Pak Ibu jadi takut Pak, Jangan-jangan itu. Harimau Pak,'' ujar Bu Lilis yang begitu ketakutan.

Pak Rahman berdiri dari tempat duduknya, Dia menjadi tidak selera makan sebab dia juga merasa ketakutan oleh suara tersebut.

''Bapak mau kemana?'' tanya Bu Lilis.

Pak Rahman meletakkan jari telunjuknya di bibirnya Agar Istrinya berhenti bicara.

Pak Rahman memegang tangan istrinya mereka Berjalan menuju kamar. Sedikit demi sedikit. Mereka berjalan dan berhenti di depan jendela kamar. Pak rahman pun memajukan wajahnya ke jendela dan mulai mengintip, Dari lubang-lubang jendela itu. Sang istri pun ikut mengintip Betapa terkejutnya mereka setelah mereka lihat. Dengan mata kepala mereka sendiri.

Harimau itu mengubah dirinya menjadi manusia, Dia keluar dari perangkap itu. Yang sudah di siapkan untuk menangkap harimau. Setelah harimau itu memangsa kambing yang ada di dalam perangkap tersebut. Dia pun keluar dengan wujud manusia.

Pak Rahman dan Bu Lilis sangat ketakutan, setelah Melihat wujud harimau itu dia bisa mengubah wujudnya menjadi seorang manusia.

Setelah memangsa kambing yang ada di dalam perangkap itu. Dia pun langsung pergi ke arah hutan, dengan hitungan detik dia kembali mengubah wujudnya menjadi seekor harimau. Dan lari dengan cepat ke dalam hutan.

.

.

.

.

.

.

BERSAMBUNG

JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTAR VOTE BUNGA BINTANG FAVORIT

INI HANYA CERITA FIKSI SAJA

Perangkap

Pagi harinya warga sudah berdatangan ke tempat perangkap itu. Mereka riuh melihat kandang itu, kosong dan terbuka kambing itu hanya tinggal kepalanya saja.

''Pak kades bagaimana ini Pak desa kita benar-benar sudah tidak aman,'' ujar warga.

''Jangan kan kalian saya sendiri pun tidak mengerti kenapa? harimau itu bisa lepas dari perangkap ini,'' sahut Pak kades.

''Pak apa kita bicarakan saja sama Pak kades, Kalau kita melihat harimau itu semalam,'' ujar Bu Lilis.

Pak Rahman pun Menganggukkan kepalanya bahwa dia setuju apa yang di katakan oleh istrinya, Pak Rahman pun mendekati Pak Budin kepala desa itu.

''Pak boleh kita bicara empat mata,'' ujar Pak Rahman.

Pak kades pun menganggukkan kepala, Pak kades dan Pak rahman berjalan menjauhi warga yang masih ribut itu.

''Ada apa Pak?'' tanya Pak Budin.

''Bagaimana saya menjelaskannya. Tapi ini benar-benar terjadi saya sama istri saya melihatnya semalam,'' ujar Pak Rahman.

''Memangnya apa yang Bapak lihat tolong Bapak jelas kan semuanya sama saya,'' ucap Pak kades yang begitu penasaran.

''Saya sama istri saya melihat harimau itu tadi malam. Sekitar jam 8.00 malam saat itu kami sedang makan malam. Saya mendengar suara orang berjalan di dekat rumah saya, Saya dan istri pun penasaran siapa yang berada diluar. Ternyata seekor Harimau, Saya pun melihat lebih jelas lagi, ternyata harimau itu mengubah diri nya menjadi manusia Pak,'' ujar Pak Rahman menjelaskan agar tidak ada yang salah paham. Pak kades begitu terkejut mendengar penjelasan dari Pak Rahman.

''Berarti di desa kita ini ada harimau jadi-jadian, Ini benar-benar sudah tidak aman,'' sahut Pak kades.

''Terus bagaimana dengan warga yang lain Pak?'' tanya Pak Rahman.

"Kita sekarang berkumpul di balai desa biar saya yang akan menjelaskannya kepada warga,'' sahut Pak kades.

Pak Rahman hanya mengangguk saja

''Bapak-Bapak Ibu-Ibu sekarang kita harus berkumpul di balai desa, Ada yang mau saya sampaikan kepada Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu semua,'' ujar Pak kades.

Semua warga pun datang bersama-sama ke balai. Desa.

''Ada apa Pak, Apa yang ingin Bapak sampaikan, Kepada kami?'' tanya salah satu warga.

''Dengar kan saya baik-baik, Pak Rahman telah menceritakan dan menjelaskan kepada saya bahwa dia telah melihat harimau itu tadi malam. Yang kita incar ini bukan lah harimau biasa, malainkan harimau jadi-jadian kita semua harus berhati-hati,'' ujar Pak kades.

Semua warga pun mulai riuh dan heboh mereka bicara satu sama lain Karena mereka merasa ketakutan.

''Diam semua dengarkan saya dulu,'' ujar Pak kades berteriak. Semua warga pun diam.

''Terus kita harus bagaimana Pak, jika harimau itu, Memang harimau jadi-jadian?'' tanya seorang warga.

Pak kades pun terdiam dia sendiri tidak tahu harus bicara apa. Karena yang di hadapi warganya bukan lah harimau biasa.

''Pak kades bagaimana kalau kita tanya saja sama orang pintar yang bisa melihat, kalau harimau itu memang harimau jadi-jadian,'' ujar warga.

''Jadi Bapak tidak percaya sama apa yang saya sampaikan kepada Pak kades?'' tanya Pak Rahman.

''Bukan gak percaya Pak kitakan cuma pengen kepastian aja, mana tahu Bapak cuma berbohong hanya ingin menakuti kami, apa lagi yang melihat cuma Bapak sama istri Bapak aja, kita semuakan gak,'' ujar Warga itu yang tidak percaya apa yang di katakan sama Pak Rahman.

''Benar itu pak mungkin Bapak cuma ingin menakuti kita saja,'' sahut yang lainnya.

semua orang pun ikut memojokan Pak Rahman.

Pak rahman hanya bisa diam melihat warga yang tidak percaya dengan apa yang di lihatnya dan apa yang di katakannya.

''Saya tidak berbohong tidak ada untungnya bagi saya, Jika berbohong kepada kalian,'' ujar Pak Rahman.

''Pak kades apa Bapak percaya sama apa yang di katakan, Sama Pak Rahman,'' ujar Warga.

Pak kades cuma mampu diam mungkin dia pun sudah tidak percaya sama Pak Rahman.

''Pak sebaiknya Bapak sama istri Bapak pulang saja ke rumah sebelum warga semakin marah kepada Bapak,'' ujar Pak kades menyuruh Pak Rahman pergi dari balai desa.

''Berarti Bapak juga tidak percaya sama apa yang saya samapaikan kepada Bapak?'' tanya pak Rahman.

''Seperti kata warga mungkin Bapak cuma halusinasi saja hanya untuk menakuti warga saja,'' sahut Pak kades.

Pak Rahman pun keluar dari dalam balai desa bersama istrinya.

''Huuu.... Dasar tukang bohong tua-tua tukang bohong,'' ujar warga yang terus mengejek Pak Rahman dan istrinya.

''Suami saya tidak berbohong!'' ujar Bu Lilis yang tidak terima suaminya di kata-katai sama warga. Semua warga pun menyoraki Pak Rahman dan istrinya.

''Sudah Bu, Biarkan saja mereka tidak percaya sama kita, yang penting kita sudah menyampaikannya, apa yang sudah kita lihat,'' ujar Pak Rahman.

Malam harinya setelah Pak Rahman makan malam bersama sang istri. Tidak lama mereka pun langsung tidur karena lelah di siang hari.

warga yang tidak percaya itu masih duduk di luar rumah mereka.

''Hai! Pak Rahman, Gak pergi keluar untuk melihat cerita wayang manusia harimau,'' ucap mereka mengejek Pak Rahman sambil tertawa terbahak-bahak.

''Rasa nya Ibu, Ingin sekali memarahi! mereka pak,'' ujar Bu Lilis.

...BERSAMBUNG JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTAR NYA DAN KOMENTAR VOTE BUNGA BINTANG FAVORIT...

HANYA CERITA FIKSI

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!