NovelToon NovelToon

Mengapa Harus Dia !?

Prolog

" Kamu harus menerima perjodohan ini "

Kalimat sang Papa seakan berlarian memenuhi pikiran Sofia. Ia duduk termenung dikamarnya dan mengacak frustasi rambutnya.

" Ngapain sih lo muncul dipikiran gue. Bodo amatlah gak peduli gue." Ucapnya lagi seraya bangkit dari duduknya.

Sofia Aileen gadis bar bar dengan pipi chubby dengan mata bulat, tubuh yg lumayan tinggi dengan rambut sebahu mampu membius siapapun yg menatapnya.

" Mau kemana Kamu? " Sofia yg tadinya sedang berjalan menuruni anak tangga sontak berhenti dan menoleh ke asal suara.

"Sofia " teriak Papanya ketika mendapati sang putri malah melangkah menjauhinya.

" Kenapa?" Tanya Sofia mengangkat sebelah alisnya.

" Kamu Papa larang keluar sampai hari pertunangan kamu " Tegas Papanya.

" Terserah " Bukannya menuruti ucapan sang papa Sofia malah melangkahkan kakinya keluar dari rumah dan pergi menggunakan mobilnya.

"Kurang ajar" ucap Papanya mengepalkan tangannya erat untuk meredakan emosinya.

" Sudah lh Mas " ucap Seorang wanita mengusap lembut lengan suaminya dan menuntunnya untuk duduk disofa ruang tengah.

" Biarkan Sofia menenangkan dirinya dulu. Mungkin dia sedikit syok dengan keputusan kita"

...****************...

Sofia mengendarai mobilnya menuju arah pantai yg menghabiskan waktu sekitar 30 menit untuk sampai jika menggunakan mobil.

Saat kakinya baru saja menginjak pasir pantai ia sudah disambut dengan semburan angin yg melayangkan rambutnya.

" Gue benci dipaksa " Sofia berteriak dibibir pantai untuk mengurangi rasa sesak didadanya. Untung keadaan pantai sedang sepi mengingat hari yg juga sudah semakin sore.

" Hah " Sofia menarik napasnya panjang.

Menikmati setiap sentuhan angin yg menerpa wakah dan kulit mulusnya dengan mata terpejam.

Sofia memang menyukai alam terbuka. Entah kenapa dengan melihat keindahan alam yg menenangkan ia merasa beban pikirannya sedikit berkurang. Mungkin benar kata orang pergilah ketempat yg kamu sukai untuk menghilangkan sedikit beban pikiranmu.

Sinar matahari kini sudah berganti dengan sinar senja namun Sofia masih betah dengan posisinya.

Dret dret

Suara deringan ponsel disampingnya membuatnya mengalihkan pandangan sebentar kearah benda pipih itu tanpa berniat untuk mengangkatnya.

Setelah deringan ponselnya berhenti Sofia beranjak dari duduknya dan pulang kerumahnya.

" Habis dari mana kamu? " tanya Papanya dingin saat setelah melihat Sofia yg baru saja pulang.

" Perpustakaan kota" Jawab Sofia dan melangkahkan kaki menuju kamarnya.

" Besok kamu akan bertemu dengan calon suamimu dan jangan pernah berpikir untuk kabur " Ucap papanya dengan menatap datar kearahnya.

" Bukankah sudah Sofia katakan Sofia gak mau dijodohin jadi jangan paksa Sofia " tegas Sofia.

Ia menatap benci Papanya. Beruntung kau adalah Papaku jika tidak sudah kuhabisi sekarang juga, Sofia membatin kesal dan penuh kebencian pada pria didepannya.

" Kamu tidak ada hak untuk menolak " tegas Papanya.

" Tentu Saya punya hak untuk menolak karena yg akan menjalaninya nanti adalah Saya bukan Anda" Ucap Sofia.

" Sofia turuti saja keinginan Papamu ya Nak! Ini juga demi kebaikan mu " Ucapan lembut itu diucapkan oleh Mamanya.

" Kebaikanku atau kebaikan kalian? " ucap Sofia tertawa sinis.

" Jika kalian masih bersikeras dengan perjodohan ini maka suruh saja anak kesayangan kalian yg melakukannya . Karena saya tidak akan pernah mau menerimanya" ucapnya lagi.

" Tolonglah nak ini demi kebaikan kita semua". Sofia hanya menatap datar Mamanya tanpa berniat untuk membalas ucapannya.

" Pokoknya Papa gak mau tau kamu harus menerima perjodohan ini suka tidak suka "

" Siapa kalian berani memaksa ku ? " Sofia memiringkan kepalanya seraya melipat kedua tangannya.

" Saya Papa mu jadi terima perjodohan ini " Teriak Papanya.

" Papa? atas dasar apa? mereka saja tidak berani memaksa ku lalu kalian?" Ucapannya sukses membuat kedua orang didepannya terdiam.

Sofia tertawa sinis melihat keduanya yg terdiam tak bisa membalas ucapannya.

Sofia menatap sinis keduanya dan pergi kekamarnya.

" Mas " Ucap Mamanya ketika melihat Sofia sudah masuk kedalam kamarnya.

" Kau tenang saja aku akan melakukan segala cara untuk membuatnya menerima perjodohan ini " Ucap Papanya dengan seringainya.

...****************...

" Aku gak mau Ma aku udah punya Selly" Ucap seorang laki laki yg seketika berdiri dari duduknya ketika mendengar ucapan Mamanya.

" Tinggalkan Selly dia gak baik buat kamu " Ucap Mamanya.

" Selly adalah yg terbaik buat aku Ma. Kenapa Mama gak coba buat dekat dengan Selly saja dari pada Mama ngejodohin aku sama orang lain." Sambungnya.

" Mama gak akan pernah merestui hubungan kamu dengannya dan kamu harus menerima perjodohan ini karena wanita yg akan dijodohkan denganmu adalah wanita yg tepat untukmu" Sambung Mamanya dan melangkah meninggalkannya.

" Ma Mama aku gak mau Ma" tolak laki laki itu. " Kamu pikir Mama bodoh ! Mama tau kamu hanya bermain dengan Selly . Jadi turuti Mama!" tegas Mamanya.

" Sial " Laki laki itu mengusap kasar wajahnya bagaimana Mamanya bisa tau jika ia hanya bermain dengan Selly.

Ia lalu mengambil ponsel dan melakukan panggilan entah kepada siapa.

" Cari tau siapa gadis yg akan dijodohkan dengan Saya " Ucapnya dingin dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Hay selamat datang dikarya Saya semoga bisa menghibur dan mohon masukannya ya jika terdapat kekurangan.

Episode 2

Sesuai dengan perkataan Papanya kemarin malam. Sofia saat ini benar benar dipaksa untuk menemui calon suaminya. Semua jalan yg memungkinkan untuk dirinya kabur ditutup rapat bahkan dijaga dengan ketat. Bahkan lubang sekecil apapun itu dijaga oleh para bodyguard.

" Sudah Saya katakan Saya tidak mau menerima perjodohan ini" tolaknya dengan tegas.

" Sofia" Teriak Papanya. Sofia mengepalkan kedua tangannya untuk meredam emosinya yg seketika mencapai ubun ubunnya.

" Kenapa ? Kenapa harus Saya yg kalian korbankan " Ucap Sofia .

" Kenapa harus aku yg kalian korbankan untuk menyelamatkan perusahaan kalian " Teriaknya.

" Ini yg terbaik" ucap Papanya mengalihkan pandangan darinya.

" Terbaik ?" Sofia tertawa miris.

" Jika ingin melakukan yg terbaik suruh anak kesayangan mu yg melakukannya Tuan Haris" Sofia menatap datar Papanya.

" Tidak bisa! Nilam mempunyai penyakit jadi kamu harus menerima perjodohan ini " Sarkas Papanya.

" Bagaimana jika aku juga mempunyai penyakit dan tidak bisa menerima perjodohan ini sama seperti putrimu ? apa anda juga akan membatalkannya?"

" Mana mungkin, kamu sangat sehat tidak seperti Nilam " .

Cukup sudah ia sudah lelah mendengar Papanya yg terus membelanya Nilam. Ia muak sangat muak hal itu membuat dirinya bertambah benci pada pria yg menjabat sebagai Papanya.

" Saya tidak mau " Tegas Sofia.

" Ok! jika kamu tidak mau menerima perjodohan ini maka jangan harap kamu bisa mendapatkan kalung ini kembali " Ucap Papanya dengan mengangkat sebuah kalung ditangannya.

Mata Sofia membulat dan tangannya kembali terkepal kuat sampai melukai telapak tangannya.

" Kenapa? kaget bagaimana kalung ini bisa ada di Papa?"ucap Papanya tersenyum miring melihat Sofia yg menunduk meredam amarahnya.

" Ingat Sofia! turuti apa mau Papa jika kamu mau kalung ini kembali ketanganmu. Jika kamu masih bersikeras untuk menolak maka jangan salahkan Papa jika kalung ini hancur ".

Ucap papanya penuh penekanan.

" Ok, Saya akan menuruti kemauan Anda dan kembalikan kalung itu " ucap Sofia pada akhirnya mengalah demi kalung ditangan Papanya.

" Anak yg pintar kalung ini akan Papa kembalikan jika kamu sudah menikah dengannya" ucap Papanya beranjak pergi dari ruang tengah dengan senyuman dibibirnya.

" Sial " umpat Sofia. " Tua bangka sialan".

Sofia dibuat harus mengalah dan menerima sesuatu yg sangat sangat tidak ia inginkan. Menikah dengan seorang laki laki yg tak ia kenal bukanlah hal yg ia inginkan bahkan tak pernah ada dalam daftar hidupnya.

Disaat Sofia sedang mengumpat kesal terlihat seorang laki laki melangkah mendekatinya. Tubuh tegap dan gagah ditambah wajah yg tampan membuat laki laki itu disukai oleh banyak kaum hawa. Namun bagi Sofia laki laki dihadapannya adalah laki laki yg paling ia benci.

Sofia menatap dingin laki laki didepannya dan berjalan tanpa menghiraukan keberadaan laki laki tersebut. Laki laki itu hanya menatap sedih kepergian Sofia.

" Apa kita sejauh ini ? " Batinnya menatap tubuh Sofia yg mulai menghilang di balik tangga.

...****************...

Saat ini Sofia berada didalam mobil bersama dengan keluarganya menuju sebuah restauran untuk menemui keluarga calon suaminya.

Sofia tampak cantik menggunakan dress sebawah lutut berwarna cream dengan rambut yg ia gerai menutupi leher putihnya.

15 menit berkendara akhirnya mereka sampai didepan Restauran yg sudah mereka janjikan. Sofia keluar dengan wajah datarnya dan berjalan mengikuti Papa dan anggota keluarganya yg lain.

Sedangkan didalam Restauran seorang wanita terus saja memberi wejangan kepada putranya agar tidak membuat ulah.

" Jaga sikap mu jangan membuat keributan" Ucap seorang wanita kepada Putranya. Laki laki yg dimaksud hanya menghela napas panjang tanpa berniat membalas ucapan Mamanya.

Tak lama Pria paruh baya disamping wanita tadi berdiri dan memanggil seseorang yg sedang mereka tunggu kedatangannya.

" Haris " Panggil pria paruh baya itu.

" Selamat malam Dave " .

Kedua pria yg kelihatan seumuran itu saling berjabat tangan sebagai salam pertemuan.

" Apa kami membuat kalian menunggu ?" Ucap wanita bernama Lea yg tak lain adalah Mama Sofia.

" Tidak juga silahkan duduk" Ucap pria bernama Dave yg tak lain adalah Papa dari seorang Kaivaro Rayder laki laki yg sedari tadi diberi wejangan oleh sang Mama.

Mereka pun duduk dikursi yg telah disediakan. Sedari tadi pandangan Varo tak lepas dari sosok cantik yg duduk didepannya.

Wanita yg cantik pikir Varo. Seketika pikiran untuk memiliki gadis didepannya terlintas dikepalanya.

" Terima kasih Lea karna kalian sudah menyempatkan waktu untuk datang" Ucap Alanda berbasa basi. Alanda adalah Mama dari Varo.

" Sama sama Alanda kami senang bisa berkumpul dengan kalian " Balas Lea tersenyum ramah.

" Baiklah sebelum kita keintinya mari kita makan malam terlebih dulu" Ucap Dave sembari memanggil pelayan untuk menghidangkan makanan yg telah mereka pesan sebelumnya.

Mereka memilih untuk mengisi perut terlebih dahulu sebelum berbicara keintinya.

" Baiklah sesuai kesepakatan kita kemarin, acara pertunangan mereka akan dilaksanakan dua hari lagi" Ucap Dave langsung keintinya.

Mereka yg ada disana hanya mengangguk menyetujui kecuali dua insan yg saling diam tanpa membuka suara apapun. Varo masih belum mengalihkan pandangannya dari Sofia.

" Berhenti terlihat seperti orang bodoh anak nakal" bisik Alanda dan membuat Varo terkejut karena terlalu fokus menatap Sofia.

" Dia adalah wanita yg akan menjadi Istrimu" Bisik Alanda lagi kepada putranya ketika melihat pandangan Varo yg tak pernah lepas dari gadis yg akan menjadi istrinya. Alanda tersenyum geli melihat reaksi putranya itu.

Sofia hanya diam tanpa berniat untuk masuk kedalam pembicaraan orang orang disekitarnya. Meskipun terlihat diam namun telinganya berfungsi dengan baik menangkap dengan jelas pembicaraan disekitarnya.

" Oh ya perkenalkan ini putri bungsu dikeluarga kami Nilam Dirgantara dan ini putra sulung kami Sky Aziel Dirgantara" Lea memperkenalkan putra dan putrinya kepada keluarga Rayder.

" Salam kenal Tante, aku Nilam " ucap Nilam tersenyum dan dibalas senyuman oleh Alanda.Namun Sky hanya tersenyum tipis sembari menganggukkan kepalanya.

"Dan ini Sofia calon istri Varo " Sofia menatap datar Lea ketika Lea memperkenalkannya dan hal itu membuat Lea salah tingkah.

" Ma boleh Varo bicara dengan Sofia?" Tanya Varo kepada Mamanya. Alanda mengangguk begitu juga dengan Lea.

Disinilah mereka berada disebuah taman dekat Restaurant yg mereka datangi. Belum ada yg memulai percakapan sedari tadi hanya ada keheningan yg menemani mereka.

" Apa yg mau Anda bicarakan ?" Tanya Sofia. Sofia dibuat jengah dengan pria disampingnya dia yg mengajak untuk mengobrol namun dia hanya diam seperti patung.

" Apa yg membuat Kamu menerima perjodohan ini?" Tanya Varo. Sofia mengangkat kedua bahunya lalu menggeleng.

" Kenapa? Anda mau menolaknya?" Ucap Sofia . Varo mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan gadis disampingnya.

" Bagus jika Anda mau menolaknya karena jika Anda mempunyai Istri seperti Saya Anda akan merasa sangat kesulitan"

" Kesulitan ?" Varo mengernyit bingung mendengar ucapan Sofia.

" Iya karna Saya tidak bisa memasak apalagi mengurusi rumah . Saya hanya bisa makan, tidur, nonton Drakor dan Dracin jadi lebih baik Anda membatalkan perjodohan ini" ucap Sofia dengan seringainya. Ia harap dengan mengatakan kejelekannya maka Varo akan membatalkan perjodohan gila ini.

" Jika saya jadi Istri Anda nanti Anda bisa bangkrut karena Saya orangnya sangat boros" Sofia terus saja mengatakan kejelekannya agar Varo menolak perjodohannya . Karena ia sudah tak bisa menolak karena ancaman Haris namun tidak dengan Varo kan ia bisa menolak dan itu akan menjadi mudah untuknya.

Varo tersenyum tipis mendengar penuturan Sofia. " Siapa bilang Saya menolak perjodohan ini ?" Ucapan Varo membuat Sofia terdiam.

" Sialan " Batinnya kesal.

Varo terkekeh kecil dan mengusap kepala Sofia. " Saya tidak akan bangkrut mau Kamu seboros apa pun baby girl " Ucapnya dan berlalu pergi.

" Hey Tuan Kaivaro " Teriak Sofia dan berhasil membuat Varo menghentikan langkahnya.

" Kenapa?". Sofia berlari kearah Varo dan menatapnya dalam.

" Saya akan menerima perjodohan ini dengan syarat Saya tidak mau diduakan apalagi ada wanita lain disamping Anda . Saya tidak menyukai itu semua " Pernyataan Sofia membuat Varo terdiam .

"Tidak bisa bukan " Sofia tersenyum ketika melihat Varo diam itu artinya perjodohan gila ini bisa dibatalkan.

" Seorang pengusaha seperti Anda tidak mungkin tidak memiliki wanita disamping Anda . So lebih baik Anda batalkan saja Perjodohan ini ." Ucap Sofia lagi ia sudah membayangkan jika ia akan segera terbebas dari ini semuanya namun jawaban Varo membuat semua bayangannya sirna.

" Tidak akan pernah " Varo tersenyum miring dan meninggalkan Sofia.

Sofia menatap kesal kearah Varo yg mulai menjauhinya Sedangkan Varo hanya tersenyum tipis kala melihat wajah Sofia yg sangat menggemaskan menurutnya.

Siapa yg tak akan gemas jika melihat perempuan dengan pipi yg lumayan chubby ditambah matanya yg bulat menggerutu kesal.

" Sialan awas lo kalo aja ada wanita disamping lo gue cerain lo " gerutunya.

" Eh kok gue ngarep banget jadi bininya"

Sofia terus saja menggerutu kesal. Ia kembali kedalam restaurant dengan wajah masam dan menatap sinis Varo yg duduk manis dikursinya.

Episode 3

Setelah berbicara dengan Varo Sofia tidak berbicara sama sekali raut wajahnya pun sulit untuk ditebak sampai membuat Keluarganya dan keluarga Varo menatapnya bingung. Namun tidak dengan Varo yg hanya tersenyum tipis melihat ekspresi Sofia.

" Kalo bukan karena kalung ditangan Papa. Gue gak akan mau nurutin Papa " Batinnya masih kesal sekaligus kecewa dengan Papanya.

Saat sampai dirumah Sofia langsung masuk kekamarnya tanpa mengatakan apapun kepada semua orang. Setelah sampai didalam kamarnya Sofia memilih untuk membersihkan tubuhnya lalu tidur menyelam kealam mimpi. Namun hal itu harus ia tunda ketika melihat tempat air minumnya kosong.

" Kenapa hari ini sial banget " ucapnya. Kekesalannya semakin menjadi ketika air minum didalam kamarnya sudah habis mau tidak mau ia harus keluar dari kamarnya untuk mengisi wadah tempat air minumnya.

" Mau kemana kamu?" Sky bertanya ketika melihat Sofia yg menuruni tangga dengan gelas ditangannya.

Sofia tidak menjawab pertanyaan Sky Ia melanjutkan jalannya menuju dapur tanpa memperdulikan Sky yg mengikutinya.

" Lepas " Sofia berkata dingin ketika Sky menggenggam pergelangan tangannya.

" Enggak" ucap Sky mengeratkan genggamannya.

" Lepas nanti air nya tumpah. Bangsat !! " umpatnya kesal . Ia sudah dibuat kesal seharian ini dan sekarang Sky malah semakin membuatnya kesal. Sky melepaskan genggaman tangannya dari tangan Sofia.

" Dari tadi kek merah kan tangan Gue" Batin Sofia kesal melihat pergelangannya memerah akibat genggaman erat Sky.

Sofia kembali melanjutkan membuka lemari es yg sempat tertunda karena ulah Sky. Ia mengambil air dingin dan beberapa kotak susu.

" Jangan minum susu terlalu banyak nanti susah tidur " Ucap Sky ketika Sofia mengambil 3 kotak susu sekaligus dari dalam lemari es.

" Urusannya dengan Anda ?"

" Sofia!!" Sly menatap tajam adiknya itu.

Sofia menatap sinis Sky dan meninggalkan dapur dengan membawa air es dan beberapa kota susu ditangannya.

" Sofia dengerin Abang! ". Ucapan Sky membuat langkah kaki Sofia terhenti.

"Abang?" . Sofia berbalik dan tertawa kecil kearah Sky.

" Sayangnya Saya tidak punya Abang" Tekannya.

" Jangan keterlaluan Sofia!! "

" Bukankah benar ? Saya tidak punya Abang karena Abang Saya sudah mati 12 tahun yg lalu " Sofia menatap dingin Sky yg diam membeku ditempatnya ketika mendengar ucapannya. " Bukan namun sudah lama mati dan bahkan tidak pernah ada " tekan Sofia lagi.

" Sofia Maaf " Lirihnya. Sofia berdecak sinis dan meninggalkan Sky seorang diri didapur.

Sky menatap sedih punggung Adiknya yg mulai menjauh.

" Apa sebenci itu kamu ke Abang Sofia" Sky memegang dadanya yg terasa sakit ketika harus menerima kenyataan jika Sofia membenci dirinya. Adik yg begitu ia sayangi membenci dirinya , Adik yg dulu sangat ia jaga agar tidak terluka kini membencinya sungguh hatinya sakit sangat sakit.

...****************...

Matahari sudah terbit dengan diiringi oleh nyanyian merdu dari burung burung kecil yg hinggap di ranting ranting pohon.

Tidak seperti matahari yg mulai memperlihatkan cahayanya begitu juga dengan burung burng yg bernyanyi.

Seorang gadis cantik malah masih bergumul dengan selimutnya bahkan ia semakin mengeratkan selimutnya ketika udara dingin menyelinap masuk menerpa kulit halusnya.

Kring kring

" Akhh ganggu aja " Sofia mematikan alarmnya dengan kasar karena sedari tadi terus berbunyi hingga mengusik tidur nyenyaknya.

Dret dret

Sofia menatap handphonenya yg berdering sebentar lalu sebuah pesan nampak masuk ke handphonenya.

Sofia beranjak dari kasurnya tanpa berniat membuka pesan yg baru saja masuk itu . Toh tidak penting juga pikirnya .

" Kenapa kalo bangun tidur gue cantik banget ya " ucapnya tertawa manis ketika melihat pantulan dirinya di cermin besar kamarnya.

" Coba kalo udah mandi behhh y nambah cantik lh ya kali seorang Sofia jelek " ucapnya kembali memuji dirinya dengan menatap bangga cermin didepannya.

Siapa yg akan memuji kita jika bukan diri kita sendiri. Orang lain? lebih baik tidur dari pada harus mendengar kalimat menyakitkan yg tidak sesuai ekspektasi kita.

Dret dret

" Siapa sih yg nelpon pagi pagi gini? " Sofia menatap ponselnya yg terus saja berdering dari beberapa menit yg lalu.

" Gak mungkin dia kan...? gue ngarep banget sih " Ujarnya dan membiarkan ponselnya terus berbunyi.

15 menit kemudian Sofia sudah selesai menjalani ritual paginya dengan mengenakan baju santai dengan rambut yg ia gulung dengan handuk. Sofia meraih ponselnya dan membuka aplikasi berwarna hijau untuk melihat siapa yg mengiriminya pesan.

" Nomor siapa nih ?" Ucapnya ketika mendapati nomor tak dikenal mengiriminya begitu banyak pesan dengan daftar panggilan yg lebih dari 5 kali.

*0858****5568

Kenapa telponnya gak diangkat?

Sofia bangun udah pagi jangan tidur terus

Sofia morning

Begitulah sebagian isi pesan dari nomor tidak diketahui milik siapa.

" Siapa sih ".

Tiba tiba ponsel ditangannya kembali berbunyi pertanda ada panggilan yg masuk.

Sofia menggeser ikon hijau di ponselnya dan menempelkan benda pipih itu di telinganya .

" Bagus ya telpon Aku gak diangkat dari tadi " Ucap orang dari seberang telepon.

" Siapa?" Sofia bertanya dan terdengar helaan napas dari seberang sana.

" Calon Suami Kamu " . Mata Sofia melotot ketika ia baru sadar siapa yg menelponnya sekarang.

" Dari mana dapet nomornya? " tanya Sofia .

" Bukan hal yg sulit untuk mendapatkan nomormu Baby". Ucap Varo membuat Adam yg sedang minum disebelahnya tersedak.

" Uhuk uhuk " Varo menatap sahabatnya kesal karena menganggu acara telponan paginya.

" Saya gak perduli " balas Sofia lalu memutuskan sambungan teleponnya.

" Ganggu lo Dam!" ucap Varo menatap garang Sahabatnya.

" Lah kenapa jadi gue ?" tanya Adam menatap bingung Varo yg sedang menatapnya garang.

" Kenapa lo batuk tadi ha? . Ganggu tau gak ".

" Ya iya lh gue kan kaget ! coba lo bayangin!! Kaivaro Rayder seorang pengusaha sukses yang ditakuti di dunia atas maupun bawah yg selalu bicara dingin melebihi kulkas 1000 pintu tiba tiba bicara lembut kayak tadi. Lo bayangin deh !! " Jelas Adam.

Varo seketika langsung mengubah ekspresinya menjadi dingin tak tersentuh ketika mendengar ucapan Adam.

" Gila " . Adam menggelengkan kepalanya tak percaya ketika melihat Varo yg dengan cepat kembali merubah ekspresinya.

" Siapa tadi? Calon istri lo ?" tanya Adam . Varo berdehem tanda mengiyakan ucapan Adam.

" Terus Selly lo kemanain?." Varo mengangkat kedua bahunya acuh.

" Jangan serakah deh Var !! Hidup itu harus saling berbagi " . Varo mengangkat sebelah alisnya dan menatap tajam Adam ketika mendengar ucapan Adam selanjutnya.

" Lo sama Selly terus calon istri lo buat gue " tawar Adam tersenyum miring kearah Varo.

" Lo kira Sofia barang bisa dikasih sesuka hati ha. Lo ambil aja si Selly gue udah gak butuh "

" Oh namanya Sofia boleh lah pasti orangnya cantik . Namanya aja cantik apalagi orangnya" ucap Adam mulai membayangkan wajah Sofia dikepalanya.

" Gue tebas kepala lo kalo berani mikirin milik gue " Varo berbicara dingin dengan urat urat leher yg menonjol karena geram akan tingkah sahabatnya.

" Eh Var gue bercanda. Serius amat idup lo " Adam tertawa ketika mendengar ucapan serius dari Varo.

" Terus Selly ? " Adam kembali bertanya.

" Ambil aja kalo lo mau " Varo beranjak dari duduknya dan keluar dari apartemen sahabatnya.

" Gak mau gue kalo Selly" Ucap Adam ia malah bergidik geli membayangkan wanita itu.

" VARO ANJING . MAU KEMANA LO HA BERESIN DULU APART GUE " teriak Adam kala Varo malah pergi dengan meninggalkan apartnya yg berantakan karena ulahnya.

Varo berjalan kearah mobilnya yg terparkir di basment oleh staf keamanan yg bertugas disana.

" Hem " Varo menempelkan ponsel ke telinganya kala benda pipih itu bergetar.

" Tuan Muda Saya sudah mendapatkan informasi tentang orang yg akan dijodohkan dengan Anda dan Saya curiga dia ada hubungannya dengan kejadian 3 tahun lalu " Ucap orang diseberang sana.

Varo menghentikan gerakan tangannya yg hendak membuka pintu mobil.

" Kirimkan semua informasinya begitu juga bukti nya " Varo berucap dingin dan menutup panggilannya secara sepihak.

Tring

Varo membuka poto yg dikirimkan oleh Asistennya " Menarik " Varo bersmirk tipis dan melajukan mobilnya meninggalkan kawasan apartemen Adam.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!