Seorang pria muda tampak terbaring di atas tempat tidur. Di antara cahaya lilin, kulitnya pucat dan nafasnya terdengar berat. Dia sekarat, dan mungkin akan meninggal dalam waktu dekat.
Namun, entah dari mana seberkas cahaya berwarna kuning tiba-tiba memasuki tubuh pria muda itu. Melesat menembus kening lalu membuat tubuhnya menggelinjang dan tampak kesakitan.
Bukan hanya itu, kekacauan juga terjadi di dalam ruangan. Mangkok atau porselen yang ada di meja berjatuhan dan pecah berceceran. Ruangan yang semula hangat menjadi dingin dan mencekam. Seperti ada aura kekuatan maha dahsyat yang datang tak diundang.
Kembali pada pria muda yang terbaring di atas tempat tidur. Setelah kejang-kejang dalam kurun waktu tertentu, sebuah energi kekuatan memancar dari tubuhnya. Dengan cepat menyebar, menelan aura kekuatan dingin dan mengembalikan keadaan menjadi seperti semula.
Uh...
Lenguhan terdengar dari rongga mulut pria muda itu, tangannya secara pasti bergerak menyentuh kepala yang terasa berat.
Sial!
"Apa yang terjadi?!"
Masih menahan sakit kepala yang dirasakan, pria muda itu mendudukkan tubuhnya.
Seperti orang yang kehilangan ingatan, dia menatap sekeliling ruangan dengan bingung. Satu tangannya masih memegang kepala, tangan lain meraba wajah yang serasa berbeda.
"Tunggu dulu! Kenapa jadi seperti ini?!" Cepat-cepat pria muda itu berjalan ke sebuah cermin. Tidak lagi mempedulikan pusing yang mendera, rasa penasaran telah mengalahkan semua rasa sakitnya.
Namun, ketika sampai di depan cermin. Sungguh ia terkejut menjumpai sosok pemuda tampan berusia 20-an tahun. Pakaian mewah dengan aksesoris emas, semakin menambah kebingungan di wajahnya.
"Apa ini sungguh diriku ...."
Belum sempat dia mengatupkan bibir, puncak kepalanya seperti dijatuhi sebuah kapak raksasa.
Sakit!
Jika bisa, ia ingin berteriak untuk mengurangi rasa sakitnya. Tapi pada saat ini mulut seperti dibungkam oleh tangan-tangan besar.
Di waktu yang sama, puluhan keping ingatan bermunculan secara acak dalam kepalanya.
"Sampah!"
"Kau adalah aib keluarga Lin!"
"Ye Xuan! Dasar menantu tidak berguna! Kau hanya menjadi beban bagi mertua dan istrimu!" Belasan orang merundung dan berkata begitu kasar.
Ye Xuan! Itu memang namanya. Tapi ingatan yang begitu memilukan ini benar-benar asing. Dia tak ingat pernah melalui hari yang begitu menyedihkan. Dalam ingatannya, dia adalah Kaisar Petarung. Penguasa Alam Ilahi yang paling dihormati.
Namun ....
Ye Xuan yang perlahan mendapatkan kembali kesadarannya mulai berdiri. Dengan puluhan keping ingatan yang telah dilihat sebelumnya, ia sepenuhnya sadar telah berada di sebuah tubuh yang bukan miliknya.
"Dalam ingatanku sebelumnya, aku sedang berkultivasi di Gunung Hua Shu. Tiba-tiba aku berpindah ke tubuh ini, mungkinkah terjadi sesuatu terhadapku?" Ye Xuan adalah Kaisar Petarung. Dia telah mencapai puncak tertinggi seni bela diri dan akan menerobos ke tingkat abadi. Dia melakukan kultivasi tertutup dan menyerahkan urusan Alam Ilahi pada saudara angkatnya.
Satu-satunya orang yang tahu di mana ia berkultivasi juga adalah saudara angkatnya, Zhao Bufan.
Pikiran buruk tentang Zhao Bufan sempat terbesit dalam benaknya. Tapi Ye Xuan langsung menepis pikiran itu. Hubungan antara dirinya dengan Zhao Bufan benar-benar baik. Selain itu, ada terlalu banyak musuh yang berambisi membunuhnya. Mungkin satu dari musuhnya tanpa sengaja tahu tempat ia berkultivasi dan membuat rencana pembunuh.
Ye Xuan berkedip dua kali, matanya menatap sosoknya dalam pantulan cermin. Wajah tampan berambut hitam panjang dan garis alis yang tajam.
Sungguh mahakarya yang luar biasa!
Bagaimana bisa ada pria setampan ini?
Ye Xuan diam-diam mulai membandingkan dirinya yang dulu dan sekarang. Bagai langit dan bumi, dia yang dulu benar-benar jelek sehingga dirinya malu untuk mengakuinya.
"Langit benar-benar adil!" Ye Xuan meregangkan tangan dan memeriksa kekuatannya.
Namun, wajahnya tercengang ketika menyadari tidak ada energi dalam tubuhnya. Dentian bermasalah dan saluran pembuluh darah berantakan.
"Sial! Apa-apaan ini?!"
Ye Xuan dengan cepat menyesali ucapannya dan berkata dengan mengeluh, "Ini sama sekali tidak adil. Tidak adil!"
Memiliki wajah yang tampan memang bagus. Tapi tanpa kekuatan, ini jelas adalah kutukan.
Jika dirinya diperkenankan untuk memilih, tentu saja kembali ke hidupnya dulu adalah pilihannya. Tidak perlu ditanya dua kali, karena paras yang elok sama sekali tidak berguna di dunia yang memuja kekuatan.
"Pantas saja semua orang memberi julukan sampah. Tubuh ini memang sampah!"
Ye Xuan menghela nafas, lalu dia memejamkan mata mencoba mengingat apakah ada cara untuk memperbaiki tubuh barunya.
Hem...
"Sepertinya memang ada!" Senyum di wajahnya terungkap nyata. Harapan yang hilang kembali muncul bersama dengan sebuah ingatan pada kehidupan sebelumnya.
Ye Xuan meninggalkan cermin dan berjalan kembali ke tempat tidur. Mata terus berpendar mencari sesuatu yang dapat berguna, tapi di dalam ruangan ini benar-benar kosong. Hanya ada rongsokan!
"Sepertinya posisiku di sini sangat-sangat rendah." Ye Xuan mencemooh dirinya. Meski ini bukan hidupnya, tapi mulai sekarang ia yang akan menjalaninya.
Tap tap tap...
Derap langkah kaki terdengar samar dari balik pintu. Ye Xuan menyipitkan mata. Mulai bertanya-tanya siapa gerangan yang datang ke tempatnya.
Dalam ingatan Ye Xuan lama, selain pecundang, dia juga tidak memiliki siapapun bahkan jika itu adalah seorang pelayan. Jadi sangat mencurigakan ketika ada yang datang terlebih di tengah malam.
Ye Xuan naik kembali ke tempat tidur, membaringkan tubuhnya dan menarik selimut setinggi pundak.
Tidak lama kemudian pintu terbuka, seorang wanita berpakaian seperti pelayan tampak mengendap-endap dan bersikap sangat mencurigakan.
Bak pencuri yang telah memastikan keadaan aman terkendali, dia menutup pintu dengan hati-hati lalu berjalan ke tempat Ye Xuan.
Ye Xuan sama sekali tidak tahu apa yang wanita ini lakukan. Tapi secara samar muncul ingatan yang memberitahunya tentang wanita yang datang mengunjunginya.
"Xiao Su?" Ye Xuan tahu jika wanita ini adalah pelayan adik iparnya. Selama ini adik iparnya sangat tidak menyukai dirinya dan ingin mengusirnya dari kediaman keluarga Lin. Tapi semua usahanya selalu sia-sia karena ayah mertua yang terus melindunginya.
"Ye Xuan, jangan salahkan aku yang bertindak seperti ini. Salahkan dirimu karena telah menghancurkan reputasi keluarga Lin." Setelah berkata, Xiao Su meraih ujung pakaiannya dan menyobeknya secara brutal. Tidak cukup sampai di sana, Xiao Su mengeluarkan sebotol air dan menuangkannya ke tubuhnya.
"Ini adalah penghinaan karena aku harus mengorbankan harga diriku." Xiao Su kembali berkata sambil menggertakkan gigi, lalu berjalan lebih mendekat hingga berada tepat di samping tempat tidur.
Ye Xuan mengintip dari sela matanya, keningnya berkerut ketika melihat penampilan Xiao Su yang kacau dan berantakan. Dalam sekejap ia dapat menerka apa yang dipikirkan Xiao Su dan rencana buruk yang ditujukan padanya.
"Ingin menjebak ku dengan trik seperti ini? Benar-benar konyol!"
Xiao Su sudah naik ke atas tempat tidur, dia juga telah merobek pakaiannya sendiri sebagai bukti pelecehan atas dirinya. Senyumnya perlahan mengembang ketika melihat Ye Xuan yang masih tidak menyadari keberadaannya.
"Sekali sampah tetaplah sampah. Ini akan menjadi akhir harimu tinggal di kediaman keluarga Lin." Xiao Su bergumam, tangannya menarik selimut yang dikenakan Ye Xuan dan membuangnya ke lantai.
"..."
Ye Xuan diam tanpa mencoba untuk bergerak. Tapi tepat pada saat ini, sebuah seruan penuh kemarahan terdengar dari luar.
"Ye Xuan, aku tahu kau ada di dalam. Buka pintunya atau aku akan mendobrak masuk!"
Kening Ye Xuan berkerut, dia menebak itu adalah adik iparnya yang datang untuk menangkap basah dirinya. Selain membawa penjaga kediaman, pasti ada tetua atau bahkan ayah mertuanya.
Brak!
Pintu terbuka dengan satu tendangan. Lin Hua, nona kedua keluarga Lin itu menerobos masuk. Beberapa tetua dan penjaga ikut menyusulnya, tapi langkah mereka seketika terhenti menyaksikan Ye Xuan yang tertidur dan ada seorang wanita di tempat tidur yang sama.
"Apa yang terjadi di sini?"
Mereka mendadak linglung, tapi Lin Hua dengan penuh semangat berteriak pada Ye Xuan. "Ye Xuan bajingan! Kau tidak bisa meluluhkan hati kakakku dan memaksa seorang pelayan untuk memenuhi hasratmu. Kau benar-benar binatang!"
Tidak cukup sampai di sana, Lin Hua menarik tangan ayahnya yang baru datang dan membawanya mendekat. "Ayah, kamu sudah lihat sendiri bagaimana kelakuannya. Cepat usir dia dari kediaman!"
Ye Xuan perlahan mengangkat wajahnya seperti orang baru bangun. Tanpa ada perasaan tertekan dia menatap sosok di depannya, Lin Yang, ayah mertuanya.
"Kalian harus menjelaskannya sekarang juga!" Lin Yang menatap Ye Xuan dan Xiao Su yang ada di atas tempat tidur. Matanya sedikit kelam.
Xiao Su cepat-cepat mengambil kesempatan ini dan berusaha menyudutkan Ye Xuan. "Tuan Besar, Ye Xuan memiliki hati yang busuk. Pelayan ini dilecehkan olehnya. Lihat pakaian ini, dia yang melakukannya!"
Tak lupa dia memasang raut sedih untuk mendapatkan simpati.
Lin Yang dan beberapa tetua menatap ke atas tempat tidur. Pakaian Xiao Su berantakan dan memang ada sobekan seperti bekas tarikan.
Hal ini seketika membuat mata Lin Yang berubah kelam.
Meski dia sangat melindungi Ye Xuan, tapi jika benar-benar melakukan pelecehan, maka ia sendiri yang akan turun tangan.
Xiao Su tersenyum melihat semua orang mempercayai ucapannya. Dia melempar tatapan sinis pada Ye Xuan, tapi pria muda itu hanya berdiri dengan wajah tenang. Seolah membiarkan Xiao Su puas dengan rencananya, sebelum ia menghancurkan harapannya.
"Ayah mertua, apa kau akan percaya dengan ucapannya? Kau tahu, semua orang pun tahu aku tidak bisa berkultivasi. Bagaimana mungkin aku bisa melakukan sesuatu terhadapnya?"
Mendengar ini, Lin Yang yang sempat marah pada Ye Xuan spontan mengerutkan kening. Dia hampir lupa jika menantunya ini tidak bisa berkultivasi. Lalu bagaimana cara dia dapat melecehkan seorang wanita jika wanita itu memiliki kultivasi lebih tinggi darinya?
Tatapan Lin Yang beralih pada Xiao Su. Wajah wanita 23 tahun itu pucat dan mulutnya bergetar. "Tu-Tuan Besar ...."
Plak!
Sebelum Xiao Su sempat bicara, Lin Yang langsung menampar wajahnya hingga jatuh ke lantai.
Lin Hua tercekat ketika melihat sang ayah menampar Xiao Su dengan sangat keras.
Tidak cukup sekali, Lin Yang berniat memberikan tamparan untuk kedua kalinya. Lin Hua Yang melihatnya, tidak bisa untuk diam dan hanya menyaksikan. Dia bergerak cepat lalu menahan tangan ayahnya yang hampir meninggalkan jejak kedua di wajah Xiao Su.
"Ayah, maafkan aku yang tak bisa mendidik Xiao Su dengan benar. Cukup sampai di sini. Setelah kembali aku akan memintanya untuk merenungkan tindakannya." Meski tidak merasakan apa yang dirasakan Xiao Su, tapi Xiao Su datang atas perintahnya. Lin Hua merasa bersalah.
"..."
Setelah diam beberapa lama, Lin Yang memejamkan mata sambil menghela nafas. "Baiklah, aku memaafkanmu. Tapi kau harus ingat, tidak ada kejadian seperti ini lagi kedepannya."
"Terima kasih, Tuan Besar." Pada saat ini Xiao Su tahu dirinya tidak berada dalam situasi yang menguntungkan. Jadi hanya bisa menerima apa yang dikatakan Lin Yang dan mengakui kesalahannya.
"Ayah, aku akan kembali." Lin Hua mengajak Xiao Su pergi.
Lin Yang bergeming dalam posisinya, ketika melihat Lin Hua dan Xiao Su pergi, dia memperingatkan tetua dan penjaga kediamannya. "Aku tidak mau tahu. Jika kejadian ini sampai tersebar ke luar, kalian semua bersiap saja menerima akibatnya. Mengerti?!"
"Kami mengerti, Tuan Besar."
Setelah itu semua pergi meninggalkan ruangan Ye Xuan. Tapi tidak dengan seorang wanita yang sedari tadi berdiri di ambang pintu. Dengan ekspresi dinginnya, dia menyaksikan semua yang terjadi di dalam ruangan ini.
Ye Xuan melihat ke arah wanita berparas cantik itu, tangannya menarik sebuah kursi di dekat tempat tidur. "Istriku, kenapa kau hanya berdiri di sana. Masuk dan duduk sini."
Lin Yu, Nona Muda Pertama Keluarga Lin, dia perlahan melangkahkan kakinya masuk dan duduk di kursi tersebut. "Apa lukamu sudah sembuh?"
Ye Xuan memicingkan mata dengan heran mendengar pertanyaan ini. Tapi kemudian mengingat jika Ye Xuan yang dulu baru saja mengalami musibah dan tak sadarkan diri.
"Masih sedikit sakit, tapi tidak masalah." Walaupun pada saat ini Ye Xuan tidak merasa sakit, tapi melihat kesempatan seperti ini bagaimana mungkin dilewatkan begitu saja.
Lin Yu mengulurkan tangan dan memeriksa pergelangan tangan Ye Xuan. Tapi yang mengejutkan, luka yang beberapa hari lalu masih belum sembuh, tiba-tiba hilang tak berjejak. Ini membuat ekspresi wajahnya menjadi heran dan penuh pertanyaan.
Ye Xuan seperti anak kecil yang ketahuan mencuri permen. Dia memalingkan wajahnya menghindari tatapan Lin Yu yang seperti meminta penjelasan darinya.
Lin Yu tak berharap lebih, dia lalu memeriksa kekuatan Ye Xuan.
Entah kenapa sejak mendengar perkataan Xiao Su, ada suatu yang mengganjal dalam hatinya. Selain itu Ye Xuan hari ini sangat berbeda dengan Ye Xuan yang ia ketahui sebelumnya. Dia sekarang lebih berani untuk bicara, bahkan dapat memanfaatkan dukungan ayahnya.
Tapi tidak sesuai dengan yang ia harapkan. Tidak ada kekuatan di tubuh Ye Xuan. Dia masih Ye Xuan yang sama.
"Istriku, kau kenapa?"
Lin Yu yang termenung langsung melepaskan tangan Ye Xuan. Dua alisnya agak menyatu, dia menurunkan pandangannya lalu mengeluarkan sebuah botol porselen berukuran kecil.
"Minum ini," ucapnya masih saja begitu dingin.
Ya Xuan menerima botol porselen itu dan menelisiknya beberapa lama. Dengan pengetahuannya, ia dapat menebak itu adalah ramuan penyembuh tingkat rendah.
Siapa yang menyangka, di balik sikap dinginnya ternyata ada kepedulian terhadapnya.
Lin Yu sepertinya tahu apa yang dipikirkan Ye Xuan. Tapi dia memilih untuk diam, lalu bangkit dari tempat duduknya. "Lain kali tidak perlu masuk ke lembah tengkorak. Kau tidak perlu menanggapi apa yang orang katakan."
Ye Xuan tidak bicara, kepalanya berputar berusaha mengingat ada apa dengan lembah tengkorak. Bahkan sampai Lin Yu keluar dari ruangan, Ye Xuan belum juga mendapat petunjuk tentang hal ini.
"Kenapa seperti ada ingatan yang terlewat? Apa yang terjadi di lembah tengkorak?" Ye Xuan hanya menemukan ingatan tentang lembah tengkorak yang adalah tempat berbahaya di Kota Shi.
Lokasinya berada di sebelah timur wilayah kekuasaan keluarga Lin. Berbatasan langsung dengan dua keluarga besar lainnya, yakni keluarga Han dan keluarga Chu.
"Apa Ye Xuan terluka di dalam lembah tengkorak? Tapi kenapa dia bisa pergi ke lembah tengkorak?" Ye Xuan yakin jika pemilik asli tubuh ini tidaklah bodoh. Bahkan jika dia adalah sampah tidak berguna, mustahil baginya memasuki wilayah itu dengan tingkat bahaya di sana yang sangat-sangat tinggi.
Ye Xuan memijat keningnya yang berdenyut. Berusaha mengingat suatu yang tidak terserap olehnya membuat kepalanya sakit.
Huh...
"Kenapa aku jadi mempedulikan hal itu? Ada hal yang jauh lebih penting!" Ye Xuan mengingat kembali tujuannya untuk mengumpulkan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses rekonstruksi tubuhnya.
Bahan utama yang dia perlukan adalah inti hewan spiritual tingkat lima. Sebenarnya juga bisa menggunakan inti hewan spiritual tingkat yang lebih tinggi, tapi dengan mempertimbangkan kondisi kota ini, Ye Xuan tidak yakin dapat menemukannya. Bahkan sepertinya hewan spiritual tingkat lima adalah kategori tertinggi yang dapat ditemukan.
Jadi bagaimana cara untuk mendapatkan inti hewan spiritual tingkat lima?
Ye Xuan masih berpikir. Tepat pada saat ini tiba-tiba dia mengingat tentang ayah mertuanya yang adalah Tuan Besar keluarga Lin.
"Ya, ayah mertua pasti memilikinya." Dia mengepalkan tangan dengan semangat, matanya berbinar cerah penuh harapan.
Meski keluarga Lin adalah yang terlemah di antara tiga keluarga utama, tapi juga masih memiliki kekuasaan dan nama besar. Terlebih Lin Yang, ayah mertuanya adalah orang terkuat saat ini di Kota Shi dengan kultivasi tingkat grand master bintang tujuh. Mengalahkan kepala keluarga dari dua keluarga utama lain yang masing-masing berada Di tingkat grand master bintang enam dan lima.
"Kenapa kau datang malam-malam seperti ini? Jarang sekali." Lin Yang menatap Ye Xuan aneh.
Pada hari-hari sebelumnya Ye Xuan tidak akan berinisiatif datang ke tempatnya, apalagi berkunjung larut malam. Ini tidak seperti kebiasaannya.
Hehe...
Sambil tertawa canggung, Ye Xuan menggaruk tengkuk kepala. Dia celingukan seperti mengintip ke dalam ruangan, lalu bertanya dengan hati-hati pada Lin Yang. "Ayah mertua, apa kau memiliki inti hewan spiritual tingkat lima?"
Terdengar spontan dan tenang, tapi pertanyaan ini membuat mata Lin Yang terbuka lebar. Dia menatap lekat dan balik bertanya, "Kenapa kau bertanya tentang hal itu?"
Ye Xuan bingung harus menjawab apa atas pertanyaan tersebut. Dia memutar otaknya berusaha menemukan jawaban yang sempurna tanpa membuat ayah mertuanya curiga.
"Kau ingin menyimpannya dalam rak jelek itu- ... Oh maksudku rak 'kuno' di ruanganmu?"
"Ya, itu benar Ayah mertua!" Ye Xuan sempat tertegun beberapa saat sebelum mengiyakan perkataan Lin Yang.
Sebenarnya Ye Xuan tidak tahu keberadaan rak kuno yang dimaksud. Tapi masa bodo, dirinya tidak lagi perlu mencari alasan sebagai jawaban.
"Bagaimana ayah mertua? Aku benar-benar membutuhkannya."
Lin Yang mengelus keningnya frustrasi, kemudian berkata dengan nada mengeluh. "Kau pikir mudah mendapatkan inti hewan spiritual tingkat lima? Aku memang pernah menyimpannya, tapi sudah tidak ada."
Semua orang tahu hewan spiritual terbagi menjadi beberapa tingkatan. Dari yang terlemah hewan spiritual tingkat satu, sampai yang terkuat hewan spiritual tingkat sembilan. Di Kota Shi sendiri tingkat hewan spiritual paling tinggi adalah tingkat lima. Tapi kekuatannya sudah setara dengan kultivator tingkat grand master dan itu pun hanya ditemukan di kedalaman lembah tengkorak.
Ye Xuan menginginkan inti hewan spiritual tingkat lima, bukankah secara tidak langsung memintanya masuk ke lembah tengkorak dan bertarung dengan hewan spiritual yang setingkat dengan kekuatannya sendiri?
Tidak! Itu tidak mungkin. Terlalu berisiko.
Lin Yang mengayunkan tangan mengeluarkan dua kristal berwarna merah. "Aku tidak punya inti hewan spiritual tingkat lima, tapi ada dua inti hewan spiritual tingkat tiga. Kau menginginkannya?"
"Maaf ayah mertua, tapi inti hewan spiritual tingkat tiga terlalu rendah. Kau dapat menyimpannya sendiri."
A-apa? Terlalu rendah?!
Mata Lin Yang terbelalak sempurna mendengar ucapan Ye Xuan. Mulut bergetar seperti akan mengatakan sesuatu, tapi Ye Xuan telah melenggang pergi setelah tujuannya tak terpenuhi.
"Bocah ini ...." Lin Yang kehilangan kata untuk mengekspresikan diri. Beruntung dia sangat sabar dalam menghadapi Ye Xuan, jika tidak, ia sudah menyerah sejak lama dan tak lagi peduli padanya.
"Tuan!"
Bayangan hitam berkelebat dari atas atap, melompat turun dan berdiri di belakang Lin Yang sambil menyatukan tangan memberi salam.
"Apa yang ingin kau sampaikan, Jiu?" Lin Yang melirik pria bertopeng yang tak lain adalah pengawal pribadinya.
"Tuan, delapan belas tahun telah berlalu."
"..."
Lin Yang tak bicara, dia malah menarik sudut bibirnya membentuk garis senyum yang samar.
Huh...
"Dia tidak datang sampai hari ini. Mungkin dia sudah mati."
***
Di waktu yang sama, Ye Xuan hendak kembali ke ruangan setelah tak mendapat inti hewan spiritual tingkat lima dari ayah mertuanya.
Lin Yang sebelumnya menawarkan inti hewan spiritual tingkat tiga, tapi inti hewan spiritual tingkat tiga sungguh terlalu rendah untuk dijadikan bahan rekonstruksi tubuh. Bukan tidak bisa, hanya saja hasil yang didapat tidak akan memuaskan dan mungkin akan sangat jauh dari harapan.
"Mungkin aku harus mendapatkannya sendiri." Ye Xuan menghela nafas berat, mengayunkan kakinya menelusuri lorong yang memberinya ingatan dari tubuh barunya.
"Bukankah itu adalah ruangan Yu'er?" Perhatian Ye Xuan tertuju pada satu ruangan yang ada di dekatnya.
Wajah yang murung dengan cepat berubah menjadi semangat. Dia menggosok tangannya, berjalan mendekati pintu ruangan yang terdapat lukisan phoenix es.
"Sepertinya tidak ada yang salah jika suami memasuki ruangan istrinya." Ye Xuan tersenyum, mendorong pintu dan ternyata benar-benar terbuka.
Pada waktu ini, semua komponen seperti berpusat pada satu titik. Cahaya yang terpancar menyinari wajah cantik seorang wanita yang terbaring dengan selimut tipis menutup tubuhnya.
Ye Xuan berkedip dua kali untuk mengendalikan diri. Dia mulai melangkah masuk dan berdiri tepat di samping tempat tidur, Lin Yu--istrinya.
"Istri secantik ini tapi kau tidak bisa menggapainya ...." Ye Xuan tertawa pahit seolah menertawakan pemilik tubuh asli yang sangat malang.
Tapi di sisi lain, dia juga merasa hidup pemilik tubuh asli ini cukup beruntung.
Mulai dari wajah tampan, keluarga bangsawan, juga istrinya yang sangat cantik. Hidup seperti ini terlalu sempurna untuk orang tidak berguna.
"Ye Xuan!"
Ye Xuan terperanjat setengah mati saat Lin Yu yang sedang tidur menggumamkan namanya. Dia bahkan hampir mengira Lin Yu terbangun dan memergokinya datang ke ruangannya.
Ini benar-benar menegangkan!
"Mungkin aku harus pergi dari sini," gumam Ye Xuan pelan sembari memutar tubuhnya.
Ye Xuan tidak bisa melihat tingkat kultivasinya, tapi menurut ingatan yang ada dalam kepalanya, Lin Yu saat ini berada di tingkat berlian bintang tiga. Dengan kekuatan seperti itu, dia dapat dengan mudah mengalahkannya.
Tingkat kultivasi sendiri memiliki sepuluh tingkatan. Dari yang terlemah tingkat perunggu, tingkat perak, tingkat emas, tingkat master, tingkat grand master, tingkat raja, tingkat kaisar, tingkat dewa, dan tingkat abadi.
Setiap tingkatan dikategorikan dalam sembilan bintang, semakin banyak bintang semakin tinggi kekuatannya.
"Ye Xuan!" Untuk kedua kalinya, Lin Yu menggumamkan nama yang sama.
Ye Xuan telah berada di ambang pintu, dia memutar tubuhnya sambil melihat Lin Yu yang terus menggeliat mencari posisi ternyaman. Ini sedikit mengganggu, tapi sebagai seorang kaisar petarung dia memiliki kontrol yang kuat terhadap dirinya.
"Jangan pikirkan lagi, jangan pikirkan lagi." Ye Xuan menarik nafas dalam, meninggalkan ruangan Lin Yu dan kembali ke ruangannya sendiri.
Beberapa saat kemudian, Lin Yu terbangun dari tidurnya. Dia duduk sementara wajahnya sedikit pucat dipenuhi keringat.
"Apa yang aku mimpikan? Kenapa aku bermimpi tentangnya?" Dalam mimpi Lin Yu melihat sosok yang sangat mirip dengan Ye Xuan. Dia sedang berhadapan dengan puluhan ribu manusia bersisik ular yang memiliki penampilan seram.
Ye Xuan sangat kuat dalam mimpi tersebut, mengalahkan puluhan ribu manusia bersisik ular dengan kekuatannya. Semua orang memuja namanya, tanpa sadar dia pun ikut menyerukannya.
Lin Yu mengambil gelas air di atas nakas, perhatiannya tanpa sengaja tertuju pada pintu yang sedikit terbuka. Hal ini seketika membuat dua alis Lin Yu menyatu.
Kenapa terbuka? Apa ada orang yang masuk?
Lin Yu tak bicara, tapi ekspresi wajahnya telah memberitahu segalanya. Aura di tubuhnya pun telah menguar untuk memeriksa apakah ada orang yang menyusup dalam ruangan. Tapi sangat disayangkan hasilnya sedikit mengecewakan, tidak ada siapapun yang ditemukan.
"Mungkinkah aku yang lupa menutup pintu?"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!