Pelabuhan
"Hwahh... Akhirnya sampai" Seorang gadis dengan kulit putih, mata berwarna coklat dan berambut panjang,mengangkat kedua tangannya. Dia terlihat sangat lelah akan tetapi dia senang. Setelah perjalanan yang melelahkan ia sampai ditempat yang dituju.
"Barangnya banyak juga ya,bagaimana aku membawanya jika hanya menggunakan motor? Sebaiknya pesan taksi saja" Dia mengeluarkan hpnya "Taksinya full? Kenapa tidak ada yang free" Vannesa akhirnya duduk di kursi dengan ekspresi sedih.
"Hai,bisa ku bantu?" Seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengannya,dia duduk disebelah Vannesa dan menawarkan bantuannya.
"Emm"
"Oh iya,namaku Key Van. Kebetulan aku sedang jalan-jalan kesini dan melihatmu sedang sedih. Namamu siapa?"
"Namaku Vannesa Elvia,aku dari daerah seberang. Aku baru saja sampai disini,aku datang kemari untuk bekerja,tapi sayangnya barang ku banyak,aku ingin memesan taksi tapi tidak ada yang free." Jelas Vannesa panjang lebar.
"Akan aku bantu?" Tawar Key dengan tersenyum,membuat Vannesa memandanginya.
"Eh em,tapi.."
"Vannesa kau tidak perlu cemas,aku orang baik-baik,yang tidak baik adalah supir taksi. Seharusnya mereka menyisakan satu mobil untukmu." Vannesa terkekeh mendengar ucapan Key.
"Kalau begitu aku akan senang merepotkan mu kak Key." Vannesa tersenyum manis ke arah Key. Key merasa salah tingkah ketika melihat senyuman Vannesa.
"Vannesa,panggil aku Key saja,aku juga tidak setua itu." Gerutu Key kepada Vannesa. Keduanya tertawa dan terlihat sangat akrab.
"Vannesa? Kau akan bekerja dimana?" Tanya Key kepada Vannesa setelah berada didalam mobil milik Key.
"Aku satu minggu yang lalu mengirim lamaran ke sebuah perusahaan,aku menjalani interview online dan aku diterima,jadi aku pergi kemari untuk itu." Jawab Vannesa tanpa melihat ke arah Key,dia sibuk melihat kearah jendela mobil. Key yang melihat tingkah Vannesa terkekeh pelan.
Beberapa menit kemudian,mereka sampai di rumah kost yang ingin ditinggali oleh Vannesa.
"Vannesa,kita sudah sampai?" Tanya Key kepada Vannesa selaku petunjuk jalan.
"Iyaps benar sekali, rencananya aku akan tinggal sementara disini dulu,nanti kalau aku sudah dapat gaji pertamaku,aku akan pindah mencari yang agak besar dari ini." Kost yang dipilih Vannesa memang terlihat sangat kecil,bahkan kamar mandinya diluar. Sudah dipastikan Key tidak bisa hidup ditempat seperti ini.
"Oh iya Key omong-omong terimakasih banyak atas bantuanmu ya,maaf aku merepotkanmu. Dan satu lagi panggil aku Vann saja,tidak usah memanggil seluruh nama depanku ahahha,itu menyita waktu" Vannesa keluar dari mobil disusul oleh Key.
"Itu tidak masalah Vann, lagipula setelah ini kita akan lebih sering bertemu,aku yakin itu" Key berkata dengan nada dibuat-buat. Vannesa yang mendengarnya hanya bisa tertawa.
Vannesa menurunkan barang bawaannya dibantu oleh Key hingga selesai. Setelah itu Key pergi meninggalkan Vannesa sendiri.
"Bukankah kamar ini sempurna?" Vannesa berbicara kepada dirinya sendiri tatkala sudah masuk kedalam kost nya. Kost itu terbilang sepi,hanya ada 2/3 kamar saja yang terisi,itupun jaraknya terpisah 2 kamar.
Vannesa membereskan semua barang-barangnya,dan menata bajunya di dalam almari yang berada di sudut ruangan. Setelah kurang lebih 1 setengah jam,dia menyelesaikan pekerjaannya.
"Baiklah, aku lumayan capek,aku akan istirahat sejenak." Vannesa merebahkan tubuhnya dikasur yang tidak terlalu besar. Selang beberapa menit dia sudah tertidur memeluk boneka doraemon kesayangannya.
Tok tok tok
"Hemmm,siapa sih? Eh astaga aku ketiduran ya? Sudahlah pergi lihat dulu saja."
Vannesa beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menghampiri pintu untuk membukanya.
Krieettt
Tatkala Vannesa membuka pintu,orang yang berada didepan langsung masuk tanpa seizin dari Vannesa.
"Apa yang kau? Hey kau siapa!" Sentak Vannesa kaget.
"Tolonglah diam sebentar,aku bukan orang jahat."
Vannesa segera menutup pintunya,lagipula akan gawat jika penghuni kost yang lain terganggu oleh suaranya.
"Katakan kau siapa? Dan apa maksudmu masuk kekamar kost ku? Bukankah ada yang lain?" Vannesa mengintimidasi orang yang berada dikamarnya saat ini,yang di ketahui memakai setelan jas warna mocca,yang dilapisi jaket dan memakai topi serta kacamata berwarna ungu.
"Aku Desta,dan aku dikejar oleh anak buah ayahku yang sekarang berada didepan kost mu,lihatlah! Dan yang ketiga,aku masuk kemari karena kamar kostmu adalah kamar yang paling dekat dengan gerbang."
Vannesa membenarkan perkataan laki-laki yang mengaku bernama Desta tersebut. "Tapi sampai kapan kau akan disini?" Vannesa menurunkan nada bicaranya dan berjalan kearah meja lalu menuangkan air putih ke dalam gelas,lalu memberikannya kepada Desta.
"Kau bahkan sudah tidak curiga kepadaku? Kau justru memberi aku minuman?" Desta mengambil gelas dari tangan Vannesa.
"Tidak,bahkan jika kau mafia yang menyamar,entah aku bisa lolos darimu atau tidak,pastinya aku akan tetap jadi incaranmu,aku bersedia jika dibunuh yang penting kesucianku masih ada. Karena keadaan sudah seperti ini yasudah." Ucap Vannesa,dia duduk didepan orang asing yang tiba-tiba muncul dikamarnya.
"Hahaha kau berbicara seakan-akan kau itu adalah seorang mafia." Desta membuka jaket dan melepaskan topi serta kacamata yang ia pakai, Vannesa memperhatikan dengan fokus apa dia lihat,orang itu sangat tampan,warna matanya adalah coklat,sangat kontras dengan warna jas dia pakai sekarang. Dia merasa familiar dengan orang itu.
"Aku tidak akan macam-macam kepadamu nona,aku akan bersembunyi disini sebentar, setelah mereka pergi aku juga akan pergi. Ngomong-ngomong siapa namamu?" Desta mengulurkan tangannya kepada Vannesa.
"Aku Vannesa,kau cukup memanggilku Vann." Vannesa meraih uluran tangan Desta dengan seutas senyum,senyuman itu mampu membuat Desta takjub dengan Vannesa.
Mereka mengobrol cukup lama. Ketika dirasa orang itu sudah pergi cukup jauh,Desta keluar dari kost Vannesa dan pamit untuk pergi.
"Sebelumnya aku minta maaf karena lancang,dan juga terimakasih atas bantuan yang kau berikan kepadaku,aku pamit untuk pergi ya" Ucap Desta yang sudah beranjak keluar.
"Baiklah,aku mengerti." Vannesa mengantar Desta sampai didepan gerbang kostnya lalu melihat kepergian Desta.
"Malam ini sebaiknya aku langsung tidur saja supaya besok aku bisa datang lebih pagi ke kantor." Vannesa selesai mandi dan makan malam,setelah itu dia tertidur.
...****************...
"Desta kamu ini kenapa? Papa hanya minta supaya kamu mengurus perusahaan,kenapa kamu kabur seperti itu?"
"Pa,jangan marah padanya. Mungkin saja dia belum mengerti maksud papa bagaimana." Seorang wanita paruh baya berusaha menenangkan suaminya sekaligus ayah Desta.
"Pa,aku tidak ingin me-"
"Cukup Desta,papa tidak kau tau,besok kamu harus pergi ke perusahaan" Setelah perdebatan yang panjang akhirnya Desta menyerah kepada ayahnya. Dia mau tidak mau harus menuruti kemauan ayahnya.
"Kak sudahlah,kau kali ini harus menurut pada papa. Bukankah begitu?" Goda adiknya kepada Desta.
"Kau ini tidak tau bagaimana rasanya di posisiku" Desta kesal lalu mengacak rambutnya frustasi.
"Hahaha sudahlah,besok aku akan menggantikanmu pagi-pagi,tapi kamu harus tetap datang. Bagaimana?"
"Hmm baiklah,asalkan aku bisa pergi ke villa untuk memastikan pekerjaan mereka semua,aku terima tawaranmu." Kedua kakak beradik itu sepakat untuk rencana mereka esok hari.
...****************...
Adinata Grup
"Huft besar sekali perusahaan ini ya? Baiklah hari pertama kerja,aku harus bisa."
Vannesa pertama kalinya datang ke perusahaan tempat dia akan bekerja. Dia mengenakan baju berwarna abu-abu dipadukan dengan rok pendek dibawah lutut berwarna hitam.
Brukk
"Uh maafkan aku,aku tidak sengaja menabrakmu" Vannesa yang tidak terlalu fokus menabrak seorang wanita yang sepertinya adalah karyawati yang juga bekerja disana.
"Kamu orang baru kan? Jalan tu lihat-lihat makanya!" Ucap wanita itu dan langsung pergi meninggalkan Vannesa.
"Iya aku yang salah." Ucap Vannesa pelan.
"Hey kamu baik-baik saja kan? Tidak usah difikirkan ya,dia memang seperti itu. Banyak yang tidak suka dengannya."
"Oh iya aku baik-baik saja" Vannesa menoleh ke arah orang yang berbicara dengannya.
"Oiya namaku Hera,aku juga bekerja disini. Aku tidak pernah melihatmu,apa kau orang baru?"
"Hera ya,aku Vannesa. Benar,ini adalah hari pertamaku,dan benar-benar hari yang sangat menyebalkan." Vannesa berjalan dan diikuti oleh Hera.
"Hahaha,hari pertama kerja memang yang terburuk"
Mereka berbicara banyak hal sampai akhirnya jam kerja dimulai. Hera yang ternyata satu ruangan dengan Vannesa merasa sangat senang sekali,begitu pula dengan Vannesa dia merasa bahagia karena bisa mendapatkan teman yang baik dihari pertama dia bekerja.
"Semua karyawan dimohon untuk berkumpul di lobby segera." Pemberitahuan yang baru saja itu menyita perhatian banyak orang. Mereka menebak-nebak apakah yang akan terjadi di lobby,apakah terjadi sebuah masalah ataukah sebaliknya.
"Hera? Ada apa ini? Apakah hal ini sering terjadi?" Vannesa bertanya kepada Hera tentang hal yang terjadi,mereka berdua berjalan bersama dengan karyawan lainnya.
"Tidak sering,hal ini terkadang terjadi apabila ada pengumuman penting atau mungkin terjadi sesuatu masalah." Hera menjawab apa adanya,karena dia juga tidak tau dengan pasti apa yang akan terjadi.
"Eh Key kau disini?" Vannesa melihat sosok Key Van duduk di kursi yang ada di lobby.
"Oh hay Vann, harusnya aku yang bertanya kepadamu kenapa kau disini. Apa perusahaan yang kau maksud kemarin adalah Adinata Grup?" Key Van sangat antusias karena bertemu dengan Vannesa saat ini. Sampai karyawan lain melihat mereka iri,ada juga yang menebak-nebak hubungan mereka.
"Iya benar sekali" Vannesa tersenyum ke arah Key,dan dibalas olehnya.
"Vann apa yang kau? Em pak maafkan teman saya, sepertinya dia tidak tau kalau Anda adalah pemilik perusahaan ini" Hera segera meminta maaf kepada Key Van atas perilaku dari Vannesa.
"Apa kau? Eh maksudku pak Key,aku minta maaf" Vannesa benar-benar tidak tau mengenai identitas Key yang sebenarnya,karena pertama kali bertemu Key tidak berkata bahwa dia adalah seorang anak pemilik perusahaan tempat Vann bekerja.
"Kau ini,aku hanyalah anaknya yang punya tetaplah ayahku,tidak usah sungkan. Bagaimanapun kita adalah seorang teman. Kau lihat aku benar kan? Kita akan sering bertemu" Key tersenyum ke arah Vannesa dan diangguki oleh Vannesa,karena hal itu memang benar adanya.
"Tolong perhatiannya! Saya Rendra Adinata selaku direktur utama perusahaan ini, menyatakan mulai hari ini perusahaan akan saya serahkan kepada anak saya Desta Adinata!" Semua karyawan terpana ketika melihat ke arah orang yang dimaksud oleh Rendra.
"Apa dia?" Vannesa menutup mulutnya dengan tangan saking terkejutnya dia,ternyata kemarin dia telah memiliki koneksi yang besar yaitu anak dari pemilik perusahaan yang dia tempati saat ini.
Desta melihat kearah Vannesa,namun dia langsung pergi mengikuti karyawan lainnya. Kepergian Vannesa diikuti oleh Key.
"Apa yang terjadi? Kau terlihat terkejut sekali,apa kau kenal dengan kakak ku?" Key bertanya kepada Vannesa,yang ditanya justru diam saja seakan tidak mendengar apa yang dikatakan Key.
"Heyy apa kau melamun?" Key memposisikan diri tepat didepan Vann,sehingga Vann yang terkejut menabrak Key.
"Eh em apa?" Vann terlihat sangat lucu menurut pandangan Key saat ini.
"Ahahah tidak jadi Vann kau terlihat sangat lucu" Vann yang merasa jengkel dia berjalan menjauh dari Key,hanya saja Key terus mengejar Vannesa seperti anak kecil yang sedang mengejar ibunya.
"Bisakah kau berhenti mengikuti Key? Aku ingin bekerja." Vann menggertak Key saat itu,dan Key memperlihatkan puppy eyes nya dan memohon.
"Baiklah Vannesa temanku,aku akan berhenti mengikutimu tapi kau harus mau makan siang bersama denganku" Karena Vannesa tidak memiliki pilihan lain akhirnya dia menyanggupi permintaan Key. Akhirnya Key pergi meninggalkan Vannesa di meja kerjanya.
"Wahh lihatlah,kau yang anak baru ini sudah sangat dekat dengan anak boss" Hera datang dan menggoda temannya itu.
"Diamlah,aku sangat jengkel hari ini."
"Ahahha baiklah baiklah" Akhirnya Hera pergi meninggalkan Vannesa yang sudah mulai bekerja.
Waktu yang ditunggu seluruh karyawan akhirnya tiba,yaitu waktu makan siang.
"Humm akhirnya istirahat" Vannesa membereskan mejanya dan berniat ingin keluar ruangan.
"Temanku ayo kita istirahat bersama" Hera datang dari belakang dan menggandeng tangan Vannesa.
"Ah tidak maafkan aku,hanya saja aku diajak oleh Key untuk makan siang bersama." Vannesa merasa tidak enak sudah membuat teman barunya itu kecewa,tapi bagaimana pun dia sudah membuat janji dengan Key.
"Yahh,baiklah kalau begitu,nikmati makan siangmu cantik" Ucap Hera sambil berlari menjauh.
"Hey apa-apaan dia? Aku menghawatirkan dia tapi dia biasa saja. Sudahlah,pergi cari Key." Baru saja Vannesa ingin pergi mencari Key,yang dicari sudah datang sendiri.
"Kau merindukanku Vann?" Key berjalan dari arah samping Vann, Vannesa menoleh kearah datangnya suara.
"Ho? Tentu saja tidak, aku mencarimu karena ingin segera makan,aku sudah lapar,ayo cepat." Vannesa menarik tangan Key kearah kantin.
"Kau mau makan apa? Aku traktir" "Ha? Aku ingin jus strawberry dan roti saja." Vannesa tanpa ragu langsung menjawab pertanyaan dari Key. Vannesa lalu pergi memilih tempat duduk.
"Gadis yang menarik" Key tersenyum dengan memperlihatkan smirk nya yang membuat karyawan wanita menolehnya dan terpesona. Key memesan pesanannya dan segera menyusul Vannesa ditempat duduknya.
"Aku sudah memesannya Vann." Key duduk didepan Vannesa,dan Vannesa hanya mengganggukkan kepalanya.
"Ternyata aku tidak salah lihat. Kau memang datang kemari Key" Desta datang secara tiba-tiba membuat Vannesa sedikit terkejut,dia merasa familiar dengan suara barusan.
"Aku akan duduk" Desta duduk disebelah kanan Vannesa. Sementara itu pesanan yang dipesan Key dan Vannesa sudah datang.
"Hey kau? Sepertinya aku mengenalmu." Desta melihat kearah Vannesa yang sedang meminum jusnya.
"Uhukk iya? Oh iya aku emm iya aku Vannesa hehehhe" Vannesa tersedak karena terkejut,dan juga tergagap karena merasa sangat canggung."
"Apa? Kalian benar-benar sudah saling kenal? Jangan-jangan perempuan yang kau ceritakan itu dia?" Key terkejut dengan apa yang dilihatnya barusan. Tidak menyangka perempuan yang diceritakan oleh kakaknya adalah Vannesa.
*Flashback on
"Kau akhirnya ditemukan juga. Bagaimana kau bisa kabur dari anak buah papa" Tanya Key penasaran.
"Aku sebelumnya masuk kedalam kost seseorang,dan dia perempuan yang sangat baik,atau mungkin juga bisa dibilang dia sangat tidak curigaan atau juga sangat pandai bermain peran? Sudahlah aku tidak tau bagaimana cara mendeskripsikannya. Aku disana sampai anak buah papa benar-benar pergi,hanya saja setelah mereka pergi,aku juga keluar dari kostnya. Setelah setengah jalan mereka menemukanku, yasudah aku pulang."
"Hahahah,kau memang sangat beruntung bisa pulang tepat waktu." Key mencemooh kakaknya karena dia tidak bisa kabur dari anak buah papanya.
"Sudahlah,lain kali aku akan berterima kasih kepada gadis itu, sebelumnya aku belum berterimakasih dengan layak."
*Flashback off
"Iya kau benar dia adalah Vannesa,dia menolongku saat itu."
"Tunggu dulu,jadi kalian adalah kakak adik?" Vannesa bertanya kepada keduanya.
"Ya kami adalah kakak adik kandung,kami bersaudara" Desta menjawab dengan pasti pertanyaan Vannesa.
"Okeyy,aku mengerti." Vannesa merasa akan ada hal tidak baik yang akan segera menimpanya.
Hari ini Vannesa sangat lelah. Dia akhirnya bisa pulang ke kostnya untuk beristirahat. Baru saja dia selesai mandi dan makan nasi bungkus yang dia bawa, hpnya berbunyi.
Drtt Drt
"Halo?... Baik aku akan segera kesana"
Vannesa segera berganti pakaian setelah menjawab telepon tersebut. Dia berjalan santai ke jalanan yang sepi,disana dia dijemput oleh seseorang menggunakan mobil .
"Kau sudah siap Vann?" Tanya laki-laki yang berada didepan setir. "Tentu saja, kapan aku tidak siap Hans?" Vannesa tersenyum sinis.
"Baiklah kau akan menyukainya" Laki-laki yang dipanggil Hans oleh Vannesa itu tertawa. Mereka menuju markas mereka.
Tempat mereka lumayan jauh dari kota,lebih tepatnya dibelakang hutan bambu. Akses masuknya melewati terowongan yang juga harus menggunakan id card untuk masuk kedalamnya. Mereka adalah mafia,yang polisi sekalipun tidak bisa mengatasi mereka,dan identitas mereka sangat rahasia.
Keduanya telah sampai di lokasi,dan mereka segera memasuki aula.
Mereka segera pergi ke ruangan tempat tim mereka berada. Tim mereka bernama Black Shadow. Organisasi mafia tersebut memiliki banyak sekali anggota dengan kemampuan yang berbeda-beda tiap timnya. Organisasi tersebut bernama Threenity.
"Yo,kalian akhirnya datang." Sapa salah satu dari teman Vannesa. "Kami sudah lama menunggu kalian disini,tampaknya kita akan memiliki tugas di jalanan"
"Aku tidak perduli sesulit apa tugas itu,aku pasti bisa menyelesaikannya." Tegas Vannesa kepada teman-temannya.
Mereka berbincang-bincang tentang banyak hal,sampai komandan mereka datang memberi mereka instruksi.
"Tim Black Shadow, bagaimana kabar kalian? Kami memiliki tugas untuk kalian selesaikan malam ini juga. Kemampuan kalian paling bisa diandalkan saat ini. Vannesa,kau yang memimpin kali ini. Tugas ini aku berikan kepada kalian. Semoga beruntung." Komandan perempuan tersebut pergi setelah memberikan kartu memori berisi tugas yang akan mereka kerjakan. Tugas tersebut berisi informasi tentang aturan main,dan juga level pekerjaan yang akan mereka kerjakan,serta barang apa yang akan mereka ambil.Mereka membagi tugas lalu pergi meninggalkan markas organisasi mereka.
"Hans kau harus bergerak cepat menuju gedung-gedung didepan,aku akan lewat jalan biasa di antara gedung sambil mengawasi pergerakan musuh." Vannesa memberikan arahan kepada Hans. Dan diangguki oleh Hans. Hans sangat cepat melakukan parkour diantara gedung-gedung yang tinggi, sedangkan Vannesa dia berjalan di gang sekitar gedung. Dia memperhatikan sekitar.
"Apa ini? tidak ada apapun?" Vannesa bergumam sendiri.
"Menjauhlah darikuu!" Vannesa mendengar suara seorang laki-laki berteriak di gang sebelah kiri Vannesa. Dia menghentikan langkahnya dan melihat pemandangan yang aneh,seorang laki-laki dengan menggunakan kemeja panjang dikepung oleh wanita-wanita yang berseragam. Vannesa melihat jam dipergelangan tangannya menunjukkan informasi bahwa wanita-wanita itulah orang yang berkaitan dalam misi mereka hari ini.
"Apa? Mereka? Bagaimana mungkin? Titik koordinat menunjukkan bahwa mereka berada didepan.Baiklah kalian akan habis ditangan ku,salah siapa kalian memilih tempat ini." Vannesa memakai masker untuk menutupi wajahnya lalu berjalan santai kearah mereka.
Prok prok prok
Vannesa bertepuk tangan ketika sampai didekat mereka. "Pemandangan yang indah,tidak disangka kita bertemu disini ladies?" Vannesa mengedipkan sebelah matanya.
"Siapa kau? Tidak ada hubungannya dengan kami,pergilah saja!" Salah satu dari wanita-wanita penindas itu berbicara.
"Pergi? Omong kosong,barang yang aku inginkan ada ditangan kalian,lets play girl." Vannesa memulai aksinya,memukuli mereka dengan brutal,dibawah bulan purnama pada pukul 00.12, pertarungan mereka selesai. Vannesa menang dengan telak. Dia juga mendapat barang yang dia mau.
"Tidak bisakah kalian berkaca ha! Aku lebih hebat dari kalian,barang ini? Adalah milikku" Vannesa berbicara dengan berjongkok sambil melihat wajah pemimpin mereka yang sudah tidak kuat berdiri lagi.
"Sist*,are you okay?" Hans datang bersama dengan yang lainnya. "Oh tentu saja,lihatlah? Barangnya ada ditanganku." Vannesa melemparkan kotak berwarna coklat kepada temannya yang lain.
"Wahh kau memang bisa diandalkan,aku akan membawanya kembali" Dia bersama 2 orang lainnya pergi membawa kotak itu kembali ke markas.
"Hay,apa kamu baik-baik saja?" Vannesa mendekati laki-laki yang tadi sempat dikeroyok oleh segerombol wanita.
"Jangan sentuh aku, mengerti?" Laki-laki itu menggertak Vannesa. Hans dan kedua orang lainnya yang sedang membereskan musuhnya juga terkejut.
"Apa yang terjadi? Bagaimana mungkin dia menggertakmu?" Hans mendekati Vannesa. Diluar dugaan laki-laki itu justru mendekati Hans.
"Ck ternyata dia menderita Venustraphobia(ketakutan yang berlebih kepada wanita) Sudahlah aku akan pergi. Lagipula tugas sudah selesai,aku akan pulang." Vannesa langsung pergi meninggalkan teman-temannya dan langsung pulang kembali ke kost.
"Huh apaan laki-laki aneh,pantas saja dia bukannya melawan malah ketakutan ketika banyak wanita tadi. Sudahlah siapa yang perduli dengannya,lagipula aku tidak akan bertemu dengannya lagi." Vannesa segera berganti pakaian lalu pergi tidur.
*Ketika mafia melakukan tugasnya mereka memanggil temannya dengan sebutan bro & sist dan tidak menyebut namanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!