Hallo guys....
Selamat datang di cerita ku yang kesekiannyaaaaa....
Cerita ini adalah sequel dari segala sequel yang pastinya nama-nama tokoh di sini sebagian sudah kalian kenal
Ya semoga saja kalian suka dan tetap mau membaca
Jangan lupa Like vote komen
Dan ikuti cerita ini sampai tamatt...
Salam author
~Azellea Rensima~
♡♡♡
Semua orang berhak di cintai. Namun ada kalanya lelah yang membuat menyerah,ketika harapan tidak sesuai kenyataan dan ketika perjuangan tidak mendapatkan balasan.
Pada kenyataannya. Titik tertulus dalam mencintai seseorang adalah ketika ia sudah berdoa dan memohon kepada Tuhan,namun bukan lagi tentang permohonan ingin memiliki.
Tapi tentang bagaimana caranya,agar hati lapang mengikhlaskan dia yang sudah tidak mungkin lagi di gapai.
~Yang retak akan PECAH
~Yang goyah akan RUNTUH
Tidak ada bangunan yang akan kuat jika fondasinya saja lemah.
♡♡♡
Di sudut cafe,seorang pria tengah duduk sembari menikmati secangkir espresso yang tampak masih mengepul. Sesekali ia memejamkan mata menikmati rasa sekaligus aroma dari minuman yang membuatnya merasa tenang.
"Tringg..." Handphonenya yang berada di atas meja terdengar berdering.
Cangkir yang tadi berada di tangannya,ia letakkan dengan pelan ke atas meja. Tangannya beralih meraih ponsel dan melihat nama pemanggil.
Sudut bibirnya tertarik melihat sebuah nama yang tertera di sana. My Boo,dengan tambahan emoji love merah menandakan betapa istimewanya orang tersebut.
Tak perlu berlama-lama,ia pun segera mengangkat panggilan yang berasal dari negara lain tersebut.
"Halo sayang..." Sapaan lembut nan manja terdengar menyapa indera pendengarannya. Jantungnya berdesir pelan mendengar suara gadis yang selalu ia rindukan itu.
"Halo juga sayang..."
"Besok jadi pulang?"
Pertanyaan itu terdengar keluar lagi dari bibir sang kekasih. Sudah satu minggu ini ia berjanji akan pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan pendidikan S2 nya,namun selalu di undur karena adanya halangan dan lain sebagainya dan hari ini kekasihnya itu menanyakan hal yang sama,lagi dan lagi.
"Arkhan..." Suara sang kekasih kembali terdengar karena tak mendapatkan jawaban darinya.
Pria itu berdehem pelan. Sebentar setelahnya ia tersenyum.
"Kita vidio call aja ya?"
Terdengar hembusan napas kesal dari seberang sana.
"Ya udah deh."
Panggilan telepon beralih menjadi panggilan vidio.
Terpampanglah wajah kusut sang kekasih yang tetap terlihat menggemaskan menurut mantan playboy sekelas Arkhan. Ya,Arkhan Ivander. Mantan playboy semasa SMA dan kuliahnya dan mendadak bertobat setelah bertemu dengan cewek galak nan tomboy. Azellea William Michelle.
Putri bungsu keluarga William,sekaligus adik mantan rivalnya. Perjuangannya mendapatkan hati sang kekasih tidaklah mudah,namun hasil perjuangannya akhirnya berbuah manis.
Sayangnya karena faktor pendidikan dan karier,keduanya terpaksa harus terpisah beberapa bulan setelah menjalin hubungan. Dan kini,dua tahun sudah mereka menjalin hubungan LDR dan sampailah mereka di tahap ini.
Mereka akan bertemu kembali,sebagai sepasang kekasih tanpa adanya jarak yang memisahkan.
Arkhan menatap dalam-dalam wajah cemberut sang kekasih,detik berikutnya ia kembali tersenyum.
"Jangan cemberut. Besok aku pulang." Ujar Arkhan lagi.
Ucapannya tak membuat wajah Zee berubah cerah. Mendung masih terlihat di sana. Sepertinya Zee masih belum mempercayai ucapan yang sering Arkhan ingkari.
"Kamu selalu bilang begitu dari minggu kemarin. Besok aku pulang,besok aku pulang,dan seterusnya. Tapi apa? Ujung-ujungnya gak jadi,ujung-ujungnya kamu pending lagi,pending lagi."
Mode bawel Zee on seketika. Gadis dingin yang dulunya super irit bicara,kini sudah berubah lebih bawel apalagi jika menyangkut Arkhan. Dan itu membuat Arkhan semakin gemas.
"Aku janji Zee sayang,besok aku pulang. Jemput ya..." Ujar Arkhan dengan nada manjanya.
Bibir Zee tampak mengerucut.
"Aku bakalan marah besar kalau kamu sampe batal pulang."
Arkhan tersenyum,sengaja tak menaggapi kemarahan Zee. Di saat-saat seperti ini,Zee akan semakin galak dan akan semakin berbahaya jika Arkhan meladeninya.
Sejujurnya Arkhan pun sudah tak sabar untuk pulang,selain pada Zee. Ia juga rindu pada adik bungsunya Delice Aurora Ivander,gadis cantik yang level kemanjaannya di atas rata-rata,ia juga rindu pada saudara kembarnya Zergan Ivander.
Dokter dingin yang juga pernah menjadi rivalnya dalam mendapatkan Zee. Untunglah kini sang kakak sudah menikah dengan seorang wanita tomboy yang merupakan sahabat Zee sekaligus teman kerja Zee,namanya Sandra Amelia. Tidak ada lagi persaingan di antara mereka.
"Janji deh,besok aku bakalan pulang. Kamu boleh lakuin apa aja ke aku kalau sampe batal pulang lagi. Deal?"
"Deal. Aku bakalan suruh anak buah papa buat kirim kamu ke pulau Maselembu kalau sampe kamu batal pulang." Ancam Zee dengan wajah greget.
Arkhan tertawa."Coba aja kalau kamu tega."
"Terserah ya aku ngambek." Zee terlihat membuang mukanya,tak mau menatap kamera.
Arkhan semakin gencar menggoda Zee.
"Jangan marah-marah sayang,nanti cantiknya hilang."
"Terserah ya Ar. Pokoknya besok kamu harus kabari aku dan kasih pap kalau kamu beneran pulang,kalau sampe enggak. Awal aja." Zee melakulan gerakan menggorok leher dengan tatapan melotot.
"Blap.."
Panggilan di matikan secara sepihak,Zee benar-benar marah padanya. Arkhan memilih tak menelpon balik,ia malah tertawa karena ia yakin sepenuhnya. Amarah Zee hanya akan bertahan beberapa jam,gadis itu sudah menjadi bucin akut semenjak mereka LDR-an.
♡♡♡
Di tempat lain. Seorang gadis berambut pirang sepinggang,tampak sedang mengemasi barang-barang miliknya ke dalam cover.
"Kimberlly..."
Panggilan lembut terdengar dari luar kamarnya.
Gadis itu berjalan mendekati pintu dan membukanya. Tampak wanita berusia kurang lebih empat puluh dua tahun berjalan masuk ke dalam kamar bernuansa merah muda tersebut.
"Honey,kamu yakin mau melanjutkan karier di Indonesia?" Tanya wanita paruh baya itu sambil mendudukkan badannya di tepian ranjang.
Gadis berambut pirang tadi mengangguk.
"Kim yakin ma,lagi pula Kim mau nemenin nenek di masa tuanya. Nenek kan gak mau ikut kita keluar negeri,berhubung Kim udah lulus kuliah ya udah Kim aja yang nyusulin nenek ke Indonesia. Jadi pastry chef di Indonesia juga gak kalah seru kok ma. Kim yakin Kim bisa punya toko kue yang bagus dan jadi orang sukses di Indonesia,mama percaya kan sama Kim?"
"Mama percaya sayang,tapi bagaimana dengan daddy kamu? Dia kan tidak setuju dengan keputusan kamu yang memilih menetap di Indonesia. Memangnya kamu gak takut berantem lagi sama daddy?"
"Mama tenang aja,besok pagi. Kim akan berangkat pagi-pagi ke bandara. Kim bisa jamin kalau gak akan ada keributan berati besok,dan saat Kim pulang papa pasti bakalan bangga dengan kabar kesuksesan Kim. Kim janji."
"Oke..,oke. Mama bakalan selalu dukung apapun keputusan kamu. Ingat satu hal,jangan lupa jaga kesehatan dan selalu kabari mama saat kamu sudah sampai di Indonesia. Ingat loh Kimberlly,ini pertama kalinya kamu ke Indonesia. Mama gak mau kamu sampai kenapa-napa."
Kimberlly tersenyum."Mama gak usah khawatir,lagian kan di Indonesia nanti ada Arkhan. Mama gak lupa kan kalau aku punya teman asal Indonesia? Namanya Arkhan Ivander loh ma,temen kampus yang beberapa kali nganterin aku pulang itu."
"Anak pengusaha kaya itu maksud kamu?"
"That's right. Mama bener banget,so? Gak ada yang perlu di khawatirin kan?"
"Oke deh mama percayakan kamu sama Arkhan. Nanti juga mama akan hubungi dia supaya dia bantu kamu selama kamu di Indonesia."
Kimberlly tersenyum."Kalau itu,terserah mama aja."
Pertemuan dengan seseorang terutama orang yang kita cintai setelah terpisah lama tentunya akan jadi momen yang sangat kita tunggu-tunggu.
Begitu juga yang di rasakan oleh Azellea William Michelle atau Zee . Dua setengah tahun yang lalu,kekasihnya Arkhan Ivander memutuskan untuk melanjutkan studi S2-nya di New York,As.
Kepergian Arkhan untuk menempuh pendidikan,akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan. Seminggu yang lalu Arkhan berhasil meraih S2-nya dengan nilai yang pastinya memuaskan.
Dan hari ini,atau lebih tepatnya pagi ini. Arkhan akan kembali ke Indonesia,perjalanan sudah di lakukan sejak semalam dan seharusnya pagi ini pesawat yang di tumpangi Arkhan sudah hampir take of di bandara.
♡♡♡
"Sayang,ayo bangun..! Sarapan dulu,katanya mau jemput Arkhan ke bandara.."
Suara Diana,ibunda Zee terdengar memanggil Zee dari luar kamar.
Tak lama setelahnya pintu di buka.
"Ceklek."
Zee keluar dalam keadaan yang sudah sangat rapi. Baju kemeja putih,dipadukan dengan celana jeans biru dongker membuat penampilannya tampak seperti gadis biasa pada umumnya. Tidak menunjukkan kesan CEO yang selama ini melekat pada putri bungsu keluarga William itu.
"Zee udah rapi kali ma. Asal mama tau aja,Zee itu bangun jam empat tadi. Olahraga bentar,habis itu siap-siap. Gimana? Zee udah jadi pacar siaga kan?" Ujar Zee semangat sambil menaik turunkan alisnya.
Diana hanya mencebikkan bibirnya, mendengar ucapan norak Zee. Si cuek yang mendadak bawel plus bucin jika sudah berkaitan dengan Arkhan Ivander.
"Ya udah,sarapan dulu kalau gitu. Baru nanti ke bandara jemput Arkhan."
"Oke mommy." Ujar Zee cepat dengan satu tangan ia letakkan di samping kepala. Sikap hormat.
"Ya,udah kalau gitu Zee berangkat ma. Bye..." Teriak Zee yang langsung berlari keluar meninggalkan Diana.
Awalnya Diana hanya mengangguk dengan ekspresi biasa. Sampai detik berikutnya ia tersadar akan sesuatu. Zee melewatkan sarapannya.
"Azellea,tunggu dulu. Kamu belum sarapan!!"
Diana berteriak sambil berlari mengejar sang putri yang sudah hilang di telan lift. Bahkan saat sampai di bawah,Diana sudah terlambat. Mobil Zee sudah menjauh,keluar gerbang.
"Dasar anak bandel!!" Umpat Diana dengan raut kesal.
Tak ada yang bisa ia lakukan,selain membiarkan sang putri berangkat dengan perut kosong.
♡♡♡
Perjalanan empat belas jam,dari New York ke Indonesia resmi berakhir. Seorang pria tampan dengan jaket bulu tampak turun dari pesawat yang kini sudah mendarat dengan sempurna di bandara.
Di belakangnya ada seorang perempuan yang mengenakan pakaian sama tampak mengikutinya. Perlahan langkah keduanya sejajar dan keduanya saling melemparkan senyum.
"Welcome to Indonesia,Kim. Gimana? Capek? Perubahan cuacanya drastis bangetkan?" Ujar sosok pria,membuka obrolan.
Gadis yang di panggil Kim tadi tampak mengangguk.
"Fyuhh..,aku gak nyangka akhirnya bisa sampai ke Indonesia. Untung semalam ketemu kamu yang ternyata mau pulang juga ke Indo,kalau gak. Hah,gak tau lagi deh." Sosok tadi tampak mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah.
Perubahan cuaca dari dingin ke panas memang membuatnya cukup gerah.
"Ngomong-ngomong,lo nanti di jemput sama siapa?" Tanya pria itu lagi.
Gadis tadi tampak menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sedetik kemudian ia menepuk jidatnya setelah ingat sesuatu.
"God. Aku lupa mengabari nenek." Ujarnya dengan raut wajah panik.
"Bagaimana ini Arkhan? Aku lupa mengabari nenek." Gadis itu mengulangi ucapannya sambil menatap sahabat laki-lakinya itu dengan tampang memelas.
Arkhan menghela napas,menatap gemas pada gadis di depannya ini. Kimberlly Ardhisty Barika. Sahabat kuliahnya selama di New York,yang entah bagaimana semalam takdir kembali mempertemukan mereka.
Semalam saat di bandara,Arkhan bertemu dengan Kimberlly dan ibunya. Melihat ada Arkhan,ibunya Kimberlly langsung menitipkan Kimberlly agar di jaga oleh Arkhan semala perjalanan ke Indonesia. Arkhan tak keberatan karena ia mengenal Kimberlly,bahkan mereka cukup dekat. Selama dua tahun lebih di New York,teman perempuan terdekat Arkhan memanglah Kimberlly.
Sikap Kimberlly yang ceroboh mempertemukannya dengan Arkhan,selama Kimberlly kuliah di kampus yang sama dengan Arkhan. Arkhan adalah sosok yang sering Kimberlly repotkan karena kecerobohannya.
"Ar? Gimana?" Kimberlly kembali bertanya dengan nada kesal,karena Arkhan tidak menjawab pertanyaannya.
"Ya gak gimana-gimana Kimber. Kan sekarang kita udah keluar bandara,pakai dong handphone lo buay hubungi nenek lo. Kenapa harus panik sih?"
Arkhan berucap sambil geleng-geleng kepala,saat menyadari jika temannya ini tidak hanya ceroboh tapi juga lemot.
"Oh iya ya. Aku lupa,hehe." Kimberlly berkata sambil menepuk jidatnya kembali.
"Lepas tuh jidat di templokin mulu." Gumam Arkhan heran sambil berjalan keluar bandara mendahului Kimberlly yang tampak tergesa-gesa mengikutinya.
Di luar bandara,Arkhan celingak-celinguk mencari keberadaan sang kekasih. Seharusnya gadis yang berjanji akan menjemputnya itu sudah sampai,tapi entah kenapa Arkhan tidak menemukan orangnya.
Arkhan merogoh handphonenya berniat menghubungi sang kekasih. Namun belum sempat ia membuka kunci layar,Zee sudah lebih dahulu menelponnya.
"Halo Ar,kamu udah sampai di bandara?" Terdengar suara Zee seperti tengah berada di keramaian.
"Iya,aku udah sampai di bandara. Kamu di mana? Jadi jemput?"
"Aku lagi di jalan,bentar lagi nyampe kok. Tunggu ya. Agak macet nih." Ujar Zee dengan nada terdengar jengkel.
"Iya,gak papa. Kalau udah sampe telepon aku lagi."
Sambungan telepon terputus. Arkhan menoleh ke samping,menatap Kimberlly yang saat ini sibuk dengan ponselnya.
"Nenek lo udah di hubungi?" Tanya Arkhan.
Kimberlly mendongak dengan wajah frustasinya. "Telepon rumah gak di angkat,nenek juga gak angkat telepon. Kayaknya nenek gak di rumah,gimana dong ya? Aku semalam benar-benar lupa ngasih tau nenek." Kimberlly tampak mengacak-acak rambutnya dengan kesal.
Arkhan menatap Kimberlly dengan iba. Sahabatnya itu memang sangat,sangat ceroboh.
"Ya udah,lo tau alamat rumah nenek lo kan? Gue cariin taxi mau?" Tanya Arkhan sambil mengedarkan pandangannya ke jalanan mencari keberadaan taxi yang mungkin saja lewat.
Kimberlly menatap Arkhan bimbang."Naik taxi ya? Aku..,aku sebenarnya agak takut Ar." Kimberlly berkata sambil menggigit bibir bawahnya dengan gugup.
Detik berikutnya,Kimberlly mengangkat kepalanya. Ia mendapat ide.
"Oh ya,kamu sendiri pulang naik apa? Kenapa aku gak di anterin sama kamu aja? Mommy aku kan kemarin juga nitipin aku sama kamu." Ujar Kimberlly bersemangat.
Ia merasa idenya kali ini cukup brilian. Tapi tidak dengan pikiran Arkhan, permasalahannya. Arkhan hari ini akan di jemput oleh Zee,bagaimana reaksi gadis itu saat tau jika ia datang bersama dengan gadis lain. Apalagi ia belum menjelaskan apapun.
"Emm,gue. Sebenarnya gue di jemput Kim. Tapi sorry sebelumnya,gue.."
"Arkhan.."
Arkhan menoleh,Kimberlly juga.
Tampak di depan mereka,seorang gadis cantik bermata biru turun dari mobil dan berjalan ke arah Arkhan dan Kimberlly dengan tatapan mengintimidasi.
♡♡♡
Q : Langsung Konflik thor?
A : Hobby gue itu. Setiap cerita gue emang begono😂
Nikmati aja,jangan lupa like vote komen juga...
Zee tiba di bandara sekitar pukul setengah sepuluh pagi. Tepat saat ia turun dari mobil,netranya menangkap keberadaan sang kekasih yang sepertinya sudah menunggunya di luar bandara.
Namun yang menarik perhatian Zee bukanlah keberadaan sang kekasih. Tapi keberadaan gadis di samping kekasihnya itu. Pertanyaan tentu langsung muncul di otak cerdas Zee,siapa gadis bule yang ada di samping kekasihnya itu?
Tak mau membuang waktu,Zee mempercepat langkahnya untuk menghampiri dua insan yang tampak tengah bercakap-cakap itu dengan raut intimidasi khasnya.
"Arkhan.."
Panggil Zee dengan suara dinginnya.
Arkhan menoleh,begitupun dengan gadis itu.
Keduanya sama-sama tampak kaget dengan kedatangan Zee terutama Arkhan,gadis di sebelah Arkhan tampak menatap Zee dengan raut penasaran.
"Siapa Ar?" Tanya Kimberlly membuka suara.
Zee masih menatap gadis itu dengan wajah dinginnya.
Kimberlly kembali hendak buka suara namun di cegah oleh ucapan Arkhan.
"H..hai,kamu udah datang ternyata. Gimana tadi? Macet parah?" Tanya Arkhan mengalihkan kecanggungan sambil menghampiri Zee dan menarik lengan gadis itu agar mendekatinya.
Zee menurut dalam diam. Tatapannya masih setajam tadi terutama pada Kimberlly.
Begitupun dengan Kimberlly,ia masih terus mengamati Zee dengan raut penasarannya.
"Ar? Who this?" Tanya Kimberlly dengan raut penuh tanda tanya.
Zee hampir buka suara,jika tidak di dahului oleh Arkhan.
"E..,jadi gini Kim. Ini Zee,Azellea William Michelle. Dia pacar gue dan dia ke sini buat jemput gue,karena itu gue tadi nawarin buat nyariin lo taxi. Lo paham kan maksud gue?" Ujar Arkhan panjang lebar.
Kimberlly menatap Arkhan dengan sedikit rasa kecewa dari sorot matanya. Sedangkan Zee tampak menyunggingkan senyum sinis.
"Jadi lo datang berdua sama dia?" Tanya Zee yang sudah menahan bibirnya sejak tadi.
Arkhan mengangguk cepat. "Iya,tapi kamu harus dengerin dulu penjelasan aku. Aku sama Kim emang saling kenal,Kim ini teman kuliah aku di New York. Dia blasteran kayak kamu dan malam kemarin sewaktu di bandara aku ketemu dia sama mamanya. Dia mau pulang ke Indonesia buat ketemu neneknya dan karena tujuan kita sama ya jadi kita datangnya barengan. Sampai di sini,dia lupa ngabarin neneknya. Aku nawarin dia buat pulang naik taxi,tapi karena dia baru pertama kali ke Indonesia,dia takut. Makanya tadi dia sempet mau nebengin aku,tapi kan aku.."
Arkhan tak melanjutkan ucapannya. Sejauh itu penjelasannya dan ia yakin si cerdas Zee pasti sudah mengerti maksud ucapannya.
"Oke gue paham. Dia temen lo?" Tanya Zee pada Arkhan. Arkhan mengangguk.
"Lo temen Arkhan kan?" Tanya Zee lagi,kali ini tatapannya tertuju pada Kimberlly.
Kimberlly mengangguk. Sedetik kemudian,ia menunduk di depan Zee.
"Maaf ya,aku gak tau kalau kamu pacarnya Arkhan. Arkhan pernah bilang kalau dia udah punya pacar,aku kira dia bohong. Ternyata bener,sorry ya kalau kehadiran aku di sini gak tepat." Ujar Kimberlly dengan nada bersalahnya.
Zee menghela napas mencoba mengerti. Ini bukan saatnya menunjukkan sikap kanak-kanak dan egois. Zee mencoba menganggap jika ini hanyalah kebetulan.
"Well. Karena lo orang baru,gue gak keberatan kalau memang lo butuh bantuan buat di anterin. Oke gue anterin,tapi sebelumnya kita mampir buat sarapan. Gue laper." Ujar Zee dengan ekspresi dinginnya.
Arkhan menghela napas lega. Ia kira Zee akan marah atau bahkan meributkan perihal keberadaan Kimberlly,ternyata dugaannya salah. Zee lebih dewasa dari dugaannya.
Begitupun dengan Kimberlly,gadis itu lega mengetahui pacar sahabatnya ternyata seorang gadis baik hati walaupun dengan wajah yang terkesan dingin dan aura yang bisa membuat setiap orang kikuk saat bertatapan dengannya.
"Kamu gak marahkan?" Tanya Arkhan sambil berusaha menarik dagu Zee agar mau menatap ke arahnya karena sedari tadi Zee tampak membuang muka.
Zee menepis tangan Arkhan dari wajahnya.
"Gue gak marah Arkhan. Sekarang masukin koper kalian ke mobil terus kita cari sarapan. Gue gak mau di marahin mama karena telat sarapan." Ujar Zee dengan nada ketus sambil melangkahkan kakinya menuju mobil.
Arkhan menghela napas berat. Dugaannya meleset,Zee sepertinya sedang menahan kesal.
"Ar.." Kimberlly tiba-tiba menyentuh pundak Arkhan dengan pelan.
Arkhan menoleh.
"I,m sorry." Ujar Kimberlly pelan.
Arkhan hanya mengangguk sambil mengacak pelan rambut Kimberlly. Sebuah refleks bodoh yang Arkhan lakukan.
Dan tanpa siapapun sadari,dari balik kaca mobil. Zee memperhatikan sikap keduanya dengan kedua tangan mencengkram erat stir mobil.
"Bruk.." Arkhan masuk ke dalam mobil dan duduk di samping Zee.
Ia menatap Zee sembari memasang senyum simpulnya. "Perlu aku gantiin nyetirnya?" Tanya Arkhan mencoba mencairkan suasana..
"Gak usah." Jawab Zee singkat.
"Alamat rumah lo di mana?" Tanya Zee tanpa menoleh kemanapun. Namun baik Arkhan maupun Kimberlly tau jika saat ini Zee tengah bertanya pada Kimberlly.
Dengan hati-hati Kimberlly menyebutkan alamat rumahnya pada Zee. Suasana hati Zee semakin memburuk,alamat rumah Kimberlly ternyata searah dengan rumah Arkhan.
Hanya berbeda blok saja,sepertinya lagi-lagi takdir mempermainkan Zee dengan sengaja membuat suatu kebetulan yang sulit di terima oleh akal sehatnya.
Mau bagaimana lagi? Zee akhirnya melajukan mobilnya menuju ke alamat yang sudah di sebutkan oleh Kimberlly barusan. Tak ada percakapan selama beberapa saat hingga Arkhan kembali buka suara.
"Zee,kita gak jadi nyari sarapan?" Tanya Arkhan hati-hati. Zee sepertinya sedang sensitif.
Zee tersenyum kecil. "Gue langsung anter kalian ke rumah aja. Mumpung satu arah,lagian kayaknya kalian juga capek. Iya kan?" Ujar Zee,kali ini dengan nada yang lebih bersahabat.
Arkhan menatap Zee heran. Beberapa menit yang lalu,jelas-jelas sikap Zee dingin padanya dan juga Kimberlly,tapi mendadak semuanya berubah. Zee tampak biasa-biasa saja membuat Arkhan bingung.
"Zee? Lo marah? Atau ngambek mungkin? Beneran gak mau nyari sarapan?" Tanya Arkhan memastikan.
Zee mengangguk. "Beneran Ar,gak usah." Jawab Zee singkat.
Beberapa menit berlalu,mobil yang di kendarai Zee akhirnya sampai di kediaman Kimberlly. Setelah menurunkan Kimberlly,Zee kembali melajukan mobilnya menuju ke kediaman Arkhan yang hanya tinggal melewati beberapa gang lagi.
Arkhan tiba-tiba memegang tangan Zee yang masih sibuk menyetir. Zee menoleh dengan raut datarnya. Laju mobil sedikit di kurangi,hingga akhirnya menepi.
Zee menatap Arkhan lekat.
"Kenapa Ar?" Tanya Zee seolah tau jika Arkhn sepertinya ingin berbicara.
Arkhan menggeleng. "Gak papa. Tapi aku ngerasa kamu nyembunyiin emosi kamu,jujur Zee. Kamu marah sama aku?" Tanya Arkhan mencoba menyelami perasaan Zee lewat sorot matanya.
Empat tahun menjalin hubungan dengan Zee membuat Arkhan hapal sikap dan gerak-gerik Zee. Gadis itu bisa menyembunyikan luka,tangis,bahkan amarahnya dalam satu waktu. Ekspresi yang paling sering Zee tunjukkan adalah ekspresi datarnya. Tapi sebagai orang yang sudah lama mengenal Zee,Arkhan tetap sadar jika ada yang Zee sembunyikan.
"Kamu marah kan?" Tanya Arkhan sekali lagi.
♡♡♡
Jangan lupa Like vote komen
Q : Kalau kalian di posisi Zee,gimana? Kalian bakalan marah?
Jawan ya di kolom komentar,aku mau liat pendapat kalian tentang sikap Zee seharusnya.
Wajar gak sih kalau Zee marah?
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!