"Sedang apa kamu di sini sendirian, Glen? Kenapa tidak menemani Emely?"
Sapaan yang berasal dari belakang membuat Glen menoleh. Tampak wanita paruh baya mendekat dan mengusap bahunya. "Aku tidak tahan kalau lama-lama berdekatan dengan Emely, Bu."
"Ibu tahu kamu tidak menyukai dia. Tapi kamu harus tetap bersikap baik kepadanya. Ingat, dia adalah tambang emas kita."
Pria tampan nan gagah itu lantas menghembuskan napas panjang. Malam ini adalah resepsi pernikahannya dengan Emely Golden, pewaris tunggal Golden Group yang kaya raya. Glen terpaksa menikahi Emely demi harta. Padahal ia mencintai saudara tiri Emely yang memiliki kecantikan sempurna, yaitu Shara.
"Aku tidak tahu kenapa harus Emely yang menjadi pewaris keluarga Golden? Kenapa bukan Shara saja?" kesal lelaki itu. "Lihatlah seperti apa wujud Emely, Bu. Dia jelek dan menjijikkan. Melihat wajahnya saja sudah membuatku muak!"
"Ini memang tidak adil untuk Shara. Dia juga berhak mewarisi sebagian harta ayahnya. Tapi bersabarlah untuk malam ini saja. Bukankah sebentar lagi kita akan menyingkirkan Emely untuk selama-lamanya?"
Glen terkekeh setelah mendengar ucapan Ibu Liana. Malam ini, ia dan Shara memang sudah menyiapkan jebakan untuk melenyapkan Emely. "Ibu benar. Aku hanya perlu bersabar beberapa jam. Setelah ini aku tidak perlu berdekatan lagi dengan si kuman itu!"
"Kalau begitu sekarang kembalilah ke panggung dan temani Emely. Kamu harus menunjukkan bahwa kamu bahagia bisa menikah dengannya."
Mengangguk cepat, Glen setuju dengan bisikan setan itu. Namun, baru saja akan melangkah ke pintu, sudah terdengar suara benda terjatuh keras.
Secepat kilat Glen menuju pintu dan meneliti keadaan di luar hotel mewah itu. Seketika matanya membulat penuh melihat Emely berlari keluar dengan menyeret gaun pengantinnya.
"Sial, apa dia baru saja mendengar pembicaraan kita?"
Glen dan Ibu Liana tiba-tiba panik. Jika Emely melaporkan pembicaraan barusan kepada ajudan mendiang ayahnya, Glen dan komplotannya mungkin akan berakhir di penjara.
"Cepat susul dia, Glen!" desak Ibu Liana.
"Baik, Bu. Aku akan segera menyusulnya dan memastikan dia tidak akan selamat!"
Glen segera mengambil langkah seribu menyusul Emely dengan menggunakan mobilnya.
*
*
*
"Tidak! Mereka tidak boleh menangkapku atau aku akan mati!"
Jantung Emely terpompa cepat yang membuat napasnya terasa berat. Tubuhnya yang gemetar mulai berkeringat. Menoleh ke belakang, sebuah mobil Jeep yang sejak tadi mengejarnya mulai mengikis jarak sambil membunyikan klakson, yang sialnya malah terdengar seperti lonceng malaikat maut.
Keadaan itu memaksa Emely untuk menekan pedal gas dalam hingga mobil yang dikemudikan olehnya melesat cepat menerobos kesunyian. Sudah beberapa kali ia hampir menabrak trotoar jalan. Jarak pandang pun berkurang akibat hujan deras yang mengguyur Bumi malam itu.
Bruk!
Tubuh Emely terhuyung ke depan hingga hampir membentur setir akibat hantaman dari belakang. Beruntung ia masih memiliki keseimbangan yang baik.
"Ayo, kumohon lebih cepat!"
Sepasang mata Emely berkaca-kaca. Tak ada yang terpikir dalam benaknya sekarang, selain cara untuk lolos dari kejaran Glen. Laki-laki yang baru beberapa jam lalu menjadi suaminya itu ternyata tak lebih dari seorang penipu. Bahkan Emely belum sempat mengganti gaun pengantin dan melarikan diri dari hotel.
Emely tak sengaja mendengar pembicaraan Glen dengan ibunya yang sedang merencanakan pembunuhan atas dirinya.
Emely Golden adalah pewaris tunggal sebuah perusahaan besar. Meskipun hanya anak angkat, tetapi mendiang orang tuanya mewariskan seluruh harta kekayaan kepadanya. Hal tersebut membuat sebagian keluarga Golden merasa iri, hingga timbul keinginan untuk menyingkirkan Emely.
"Ada apa dengan mobilnya?"
Emely kembali dikuasai kepanikan ketika baru menyadari rem mobilnya blong. Ia yakin ini adalah ulah Glen, Shara dan Ibu Lena yang merupakan keluarganya sendiri.
Melewati sebuah tikungan tajam, Emily kembali kehilangan keseimbangan. Sebuah truk yang melaju kencang dari arah depan memaksanya untuk membanting setir ke arah kiri. Namun, nahas mobil yang dikemudikannya menerobos jurang setinggi lima meter dengan aliran sungai di bawahnya.
Mobil mewah nan mahal itupun harus takluk pada arus sungai yang deras.
Emily berusaha membuka pintu ketika air mulai memenuhi bagian dalam mobilnya. Hal aneh kembali terjadi, karena pintu mobil sepertinya macet. Emily terjebak dan tak dapat menyelamatkan diri. Gaun pengantin itu telah basah dan benar-benar membatasi ruang geraknya.
*
*
*
Sementara itu seringai licik terbit di sudut bibir Glen Wayne. Pria tampan berusia 32 tahun itu kini bernapas lega setelah melihat mobil milik istrinya terseret arus yang deras, ia meyakini bahwa Emely tidak akan selamat dari maut. Terlebih sungai tersebut cukup dalam dengan air sedingin es.
"Emely pasti mati kali ini. Kalau bukan karena tersedak air, dia pasti akan mati karena kedinginan."
Derasnya hujan dan dinginnya malam membuat Glen memilih kembali ke mobil. Dalam keadaan basah kuyup, ia mengeluarkan sebuah ponsel dari dasboard yang sejak tadi berdering.
"Glen, aku dengar dari ibu kalau kamu sedang mengejar Emely." Terdengar suara panik di ujung telepon.
"Iya, aku memang mengejarnya. Tapi sekarang kita sudah aman, Sayang. Mobil Emely jatuh ke sungai. Dia pasti tidak akan selamat. Arus sungai sangat deras dan mobilnya ikut terseret."
"Tapi tidak ada yang tahu kalau kamu yang mengejarnya, kan?"
"Tentu saja tidak, Shara! Emely saja tidak tahu kalau aku yang mengejarnya, karena aku menggunakan mobil lain."
Terdengar hela napas lega di ujung telepon. "Itu bagus sekali, Sayang. Bisa bahaya kalau sampai ada yang tahu. Sekarang kita akan membuat seolah Emely benar-benar tewas dalam kecelakaan."
"Baiklah, aku akan ke sana sekarang. Bersikaplah biasa saja seperti tidak tahu apa-apa!"
...*****...
Halo pembaca terkasih. Selamat datang di karya ke 17 ku di Platform tercinta ini. 🤗
Senang rasanya menjadi bagian dari keluarga besar Noveltoon dan bertemu teman-teman pembaca sekalian.
Semoga tulisan yang jauh dari kata sempurna ini bisa menghibur. Jangan lupa tap tanda (❤️) di ujung bab agar teman-teman mendapatkan notifikasi begitu karya ini update.
Terima kasih.
Salam hangat dan sayang.
Chicha
Glen terburu-buru kembali ke hotel setelah mendapat telepon dari Shara. Sebelumnya, ia menyempatkan diri mengganti jas basah yang digunakannya dengan jas baru. Demi menghilangkan jejak, ia memilih jas dengan warna yang sama.
Suasana di ballroom hotel sudah gempar dengan hilangnya Emely secara tiba-tiba. Sementara Shara dan Ibu Liana terlihat sedang berbicara dengan tamu lainnya dengan raut wajah tegang.
"Glen, di mana Emely? Apa kamu menemukannya?" tanya Ibu Liana dengan mata berkaca-kaca. Sepertinya wanita itu memainkan peran ibu tiri baik hati dengan sangat sempurna.
"Belum, Bu. Emely tidak ada di mana-mana. Dia menghilang," jawab Glen.
"Lalu ke mana putriku Emely? Kenapa dia pergi begitu saja di hari pernikahannya?" Wanita itu mendudukkan tubuhnya di kursi sambil terisak-isak.
Shara mendekati sang ibu dan berusaha untuk menenangkan. "Tenanglah, Bu. Kita berdoa saja semoga Emely segera kembali."
"Bisakah kita melapor polisi saja untuk mencari Emely? Dia bisa saja dalam bahaya, kan?"
Tak lama berselang, kedatangan beberapa anggota kepolisian semakin menambah suasana tegang. Pihak kepolisian setempat melaporkan tentang sebuah mobil yang diduga milik Emely Golden terjun bebas ke sungai.
Malam pesta pernikahan yang seharusnya dihiasi kebahagiaan itu, berubah menjadi pesta yang paling menyedihkan.
*
*
*
Mansion keluarga Golden
Selama beberapa hari, kecelakaan yang menimpa Emily menjadi pembicaraan hangat di masyarakat. Berbagai spekulasi dan gosip miring beredar luas.
Pencarian pun sudah dilakukan secara menyeluruh. Tetapi upaya yang memakan banyak dana itu tak membuahkan hasil. Hanya mobil milik Emely yang ditemukan di dasar sungai. Sedangkan Emely sendiri hingga sekarang tak diketahui keberadaannya. Hanya potongan-potongan kecil dari gaun pengantinnya yang ditemukan di sungai.
Hal itu membuat seluruh keluarga Golden meyakini bahwa Emely sudah tewas dilahap predator. Dan hari ini keluarga Golden akan membuat pengumuman resmi bahwa Emely akan dinyatakan tewas dalam kecelakaan tersebut, meskipun jasadnya belum ditemukan.
Pagi-pagi sekali hingga menjelang siang hunian mewah itu sudah ramai oleh para tamu dan juga para pencari berita. Emely yang merupakan pewaris tunggal keluarga Golden tentu saja membuat semua orang penasaran.
"Ibu, wartawan dan polisi sudah datang. Berpura-puralah menangis!" ucap Shara. Wanita cantik berambut panjang itu adalah saudara tiri Emely. Ia anak dari Liana Golden, istri ke dua mendiang ayah Emely.
Gabriel Golden tidak memiliki seorang anak kandung. Ia mengangkat Emely sebagai anak dan kemudian menikah dengan Liana Golden, seorang janda beranak satu.
"Baiklah, Shara. Semoga drama ini cepat berakhir. Ibu mulai lelah berpura-pura sedih setiap hari," balas wanita itu.
"Aku juga mulai bosan, Bu. Aku bahkan terpaksa menutup kolom komentar di sosial media karena terlalu banyak yang bertanya tentang Emely," kesal Shara.
"Lalu di mana Glen? Sedang apa dia?" tanyanya.
"Dia sedang berbicara dengan pihak kepolisian. Sepertinya jasad Emely benar-benar sudah dimakan predator buas."
"Oh, semoga saja itu benar!" Wanita paruh baya itu segera bangkit dari duduknya dan keluar kamar. Begitu tiba di ruang keluarga, tampak beberapa wartawan dan polisi sudah ada di sana. Glen juga terlihat sedang berbicara dengan seorang anggota kepolisian.
Shara dan ibunya segera menuju sebuah kursi yang sudah disediakan sebelumnya. Beberapa wartawan pun langsung menyerbu. Keadaan pun seketika hening, perhatian semua orang hanya tertuju kepada kepada mereka.
"Ini sudah sepuluh hari sejak Emely menghilang. Tapi dia tidak ditemukan juga." Wanita itu terisak-isak di hadapan semua orang. Kilatan cahaya dari kamera wartawan menyapu tubuh mereka.
Shara mengusap punggung ibunya. Sementara Glen Emely hanya terduduk di salah satu kursi dengan wajah murung. Ketiganya memasang wajah sedih terbaik yang pernah mereka miliki. Seolah kehilangan Emely adalah duka mendalam bagi keluarga mereka.
Glen mengambil alih mikrofon. "Setelah dilakukan pencarian, tim hanya menemukan mobil dan potongan-potongan kecil dari pakaian Emely. Menurut kepolisian, kemungkinan besar Emely sudah tewas. Maka dari itu kami dari pihak keluarga memutuskan untuk membuat pengumuman resmi bahwa Emily Golden telah ...."
"Tunggu!" Suara tak asing yang tiba-tiba hadir itu membuat semua orang menoleh.
Glen seketika terpaku di tempat, tubuhnya mendadak terasa lemas. Mikrofon di tangannya terjatuh begitu saja. Laki-laki itu bahkan tak percaya dengan penglihatannya sendiri.
Emely yang hilang sejak sepuluh hari lalu itu tampak berdiri di ambang pintu. Penampilannya tampak sangat kacau. Wajah pucat dan sedikit tirus. Selain itu, terdapat beberapa bekas luka di tubuhnya.
"Emely?" Glen melotot. Suaranya terdengar gemetar.
Dan sepertinya bukan hanya Glen yang kehilangan kata-kata. Shara dan ibunya pun sama terkejutnya. Bagaimana mungkin Emely masih hidup, sementara mereka yakin betul Emely mustahil selamat.
"Kalian mau membuat upacara kematian untuk orang yang masih hidup?"
Pandangan Emily lantas meneliti seisi ruangan dengan tangan terkepal sempurna. Ruang keluarga yang luas itu sudah dihias menyerupai ruangan untuk upacara pemakaman dengan sebuah pigura besar dan peti mati kosong di sudut.
"Emely? Kamu masih hidup?" Shara tercengang.
"Memang kata siapa aku tewas dalam kecelakaan itu?"
...****...
Semua orang yang ada di ruangan itu tampak terkejut. Para wartawan langsung menyoroti Emely. Sementara Glen, Shara dan ibunya masih terdiam di tempat seolah belum percaya bahwa wanita yang mereka lihat sekarang benar-benar Emily.
Betapa tidak, pencarian yang dilakukan selama sepuluh hari itu tak membuahkan hasil. Bahkan polisi sempat menduga jasad Emely sudah dilahap binatang buas.
"Emely?" Glen tersadar dari lamunan. Dengan tubuh gemetar ia mendekati istrinya itu. Pandangannya menyisiri tubuh yang tampak sedikit kurus dengan beberapa luka di tubuhnya. "Apa ini benar-benar dirimu?"
Glen langsung merengkuh tubuh istrinya dengan begitu erat. Sementara Shara dan ibunya saling melirik. Tak ingin menimbulkan kecurigaan, dua wanita itu segera mendekat.
"Oh Emely Sayang. Kamu selamat dalam kecelakaan itu?" lirih Ibu Lena, lalu turut memeluk anak tirinya itu.
"Iya, Ibu. Seseorang menemukanku di tepi sungai dan menolongku," jawab Emely polos.
"Tapi kenapa kamu tidak memberi kabar? Apa kamu tahu, sepuluh hari ini kami hampir gila mencarimu!" tambah Glen, menggenggam jemari istrinya penuh rasa syukur.
"Aku tidak sadarkan diri selama beberapa hari. Maafkan aku sudah membuat kalian khawatir," ucap Emely, membuat Glen kembali memeluknya.
"Ti-tidak apa-apa, Sayang. Yang penting kamu sudah selamat sekarang."
Kilatan cahaya dari kamer para wartawan membuat Emely menyembunyikan wajahnya di dada Glen. Pria itu dengan sigap menghalangi beberapa wartawan yang hendak menanyai istrinya.
"Tolong, nanti saja! Emely butuh istirahat!"
Hari itu kediaman keluarga Golden benar-benar dihebohkan dengan kembalinya Emely.
Setelah dimintai keterangan oleh kepolisian, Emely dibiarkan istirahat di kamar. Seorang dokter khusus keluarga Golden diminta datang untuk memeriksa keadaannya. Secara fisik, Emely tidak apa-apa. Hanya terdapat beberapa luka di tubuhnya.
Dan selama diperiksa, Glen tak pernah jauh dari Emely. Layaknya suami yang baik ia melayani segala kebutuhan Emely.
*
*
*
Shara berjalan mondar-mandir di kamar. Sejak kembalinya Emely, ia menjadi sangat gelisah dan ketakutan jika kejahatannya terbongkar. Penjara adalah sebuah tempat yang tidak pernah ada dalam rencana untuk dihuni.
"Kenapa kamu memanggilku kemari? Bukankah sudah kubilang aku harus menemani Emily dulu?" pekik Glen sesaat setelah masuk ke ruangan itu. Ia menutup pintu rapat demi memastikan tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka.
Shara dan Glen adalah pasangan kekasih. Demi mendapatkan harta warisan Emely, Shara meminta Glen untuk menikahi saudara tirinya. Awalnya Glen menolak. Tetapi setelah mengetahui jumlah kekayaan keluarga Golden, ia takluk dan menerima permintaan Shara. Karena itulah Glen melakukan pembunuhan terhadap Emely di hari pertama pernikahan mereka. Namun, sayang sekali Emely malah selamat dari maut dan kembali.
"Kita harus bagaimana sekarang, Glen? Aku takut Emily tahu apa yang kita lakukan kepadanya!"
Melihat kegelisahan Shara, Glen mendekati kekasihnya itu dan memeluknya demi memberi ketenangan. Shara adalah tipe wanita yang mudah panik.
"Tenanglah, Sayang. Tetaplah bersikap santai dan jangan sampai Emily curiga."
"Bagaimana aku bisa tenang! Posisi kita sedang terancam sekarang dan aku tidak mau masuk penjara."
Glen menghembuskan napas panjang. Ia tak tahu lagi cara menenangkan Shara. "Aku akan mencari jalan keluar untuk masalah ini. Untuk sementara bersikaplah seperti biasanya. Kita akan menyingkirkan Emely secara halus dan tanpa jejak."
Shara hanya menyahut dengan anggukan kepala. Kemudian melingkarkan tangan di pinggang kekasihnya itu. Glen pun menyambut dengan pelukan erat.
"Aku benar-benar membencinya. Ayah mewariskan semua hartanya hanya untuk Emely dan sama sekali tidak menyisakan untukku dan ibu," keluh Shara. Merutuki ketidakadilan ayah tirinya.
"Tenanglah. Harta warisan Emely pasti akan jatuh ke tanganmu." Glen membelai wajah Shara dan mencium keningnya.
Entah siapa yang memulai keduanya sudah larut dalam ciuman dalam. Gerakan sensual Shara membuat Glen tidak tahan dan menggiringnya menuju tempat tidur.
Keduanya terhanyut. Shara sudah setengah telanj@ng sekarang.
Tiba-tiba ....
"Glen, kamu di mana?" Panggilan itu membuat Glen dan Shara tersentak. Pagutan mereka terlepas. Keduanya pun panik bukan main.
"Itu Emely memanggil!"
Glen segera bangkit dari posisinya yang sudah setengah menindih tubuh Shara. Berdiri di depan cermin dengan panik dan mengancingkan kemejanya yang sudah setengah terbuka. Sebelum keluar kamar, ia memastikan bekas lipstik Shara tidak menempel di wajah dan bibirnya.
Shara mendengkus marah. Apa lagi saat Glen tergesa-gesa keluar dari kamar itu dan berjalan cepat menuju kamar Emily yang berada di lantai atas.
Begitu Glen membuka pintu, Emely tampak sedang bersandar di pembaringan.
"Kamu sudah bangun, Sayang?" tanya lelaki buaya darat itu. "Ada apa memanggilku?"
"Tidak apa-apa. Aku hanya mencarimu," balas Emely. "Memangnya kamu dari mana saja?"
"Aku dari depan, cari udara segar." Glen memilih duduk di sisi pembaringan dan mengelus puncak kepala sang istri. "Apa kamu sedang butuh sesuatu?"
"Tidak, aku hanya ingin kamu menemaniku di sini."
"Baiklah, aku akan menemanimu."
Emily menyandarkan kepala di bahu Glen. "Glen ... apa boleh aku tanya sesuatu?" tanya Emely.
Glen mengangguk sebagai jawaban.
Emely terdiam beberapa saat. Seperti sedang memilih kata. "Apa kamu mencintaiku, Glen?"
Pertanyaan itu membuat Glen terkekeh. Jika ditanya cinta, tentu saja tidak. Glen menikahi Emily hanya untuk harta. Lagi pula laki-laki mana yang akan tertarik dengan Emily?
Ia tanda lahir berupa noda hitam di pipi kanan yang membuat wajahnya tampak tak menarik. Rambutnya hitam bergelombang, selain itu bekas jerawat yang sangat banyak pada wajahnya. Emely juga bukanlah seorang wanita yang pandai merawat diri. Sangat berbeda dengan Shara yang begitu sempurna sebagai seorang wanita.
"Kamu ini bicara apa? Tentu saja aku mencintaimu. Kalau tidak untuk apa menikahimu?"
Emily mengulas senyum, lalu mendongak demi menatap mata suaminya. Namun, kemudian senyum itu meredup saat melirik ke sisi kiri leher suaminya di mana bekas lipstik tertinggal di sana.
"Kenapa di lehermu ada bekas lipstik?"
*****
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!