Kehidupan Justin dan Intan sudah ke tahap yang bahagia, mereka sedang menikmati masa masa indah pernikahan yaitu merawat ke dua anak mereka yang sangat menggemaskan.
Justin masih dengan problem nya, ia sangat cemburuan dengan ke dua anaknya yang lebih sering menghabiskan waktu dengan Intan dan mengambil perhatian Intan dari nya. Sebagai suami Justin benar-benar sangat cemburu.
Kecemburuan itu tidak pernah hilang sampai usia anak mereka sudah dewasa seperti sekarang ini.
Raditya dan Randika tumbuh dengan sangat baik, ke dua nya menjadi anak yang baik dengan sifat yang berbeda. Raditya lebih jahil dan aktif dari Randika, tetapi Randika juga bukan pria yang pendiam. Ia hanya suka jaga image saja.
Keduanya memiliki sifat yang cukup bertabrakan, memiliki hal suka yang berlawanan, apa yang Raditya suka belum tentu Randika suka, dan begitu sebaiknya.
Ke dua nya akan sangat kompak jika sudah menyangkut Justin. Mereka berdua selalu bersatu untuk bertengkar dengan Justin. Hampir setiap hari selalu ada pertengkaran di rumah mereka, walaupun hanya pertengkaran biasa saja. Justin benar-benar cemburu dengan ke dua anaknya yang sangat dekat dengan Intan.
Untuk masalah percintaan ke dua sama sama sangat overprotective. Masing-masing dari mereka harus tau kalau salah satu dari mereka sedang dekat dengan wanita, restu dari saudara kembar sangat berpengaruh. Kalau tidak mendapatkan restu tidak akan ada yang nama nya pacaran, walaupun kadang ada yang suka pacaran diam diam.
Keduanya memiliki panggilan Dika untuk Randika dan Adit untuk Raditya.
"Kau sedang dekat dengan siapa," tanya Dika.
"Tidak ada," jawab Adit.
"Jangan bohong, bawa dia bertemu dengan ku, aku harus melihat nya."
Adit meletakkan handphone nya, ia meletakkan kepala nya di atas paha Dika.
"Aku dekat dengan seorang wanita," ucap Adit.
"Siapa," tanya Dika.
"Adik mu," jawab Adit.
"Adit..!!!!."
"Hahaha aku bercanda, tak ada aku tidak dekati m dengan siapapun," ucap Adit.
"Anak anak mamah." Intan berjalan mendekati Dika dan Adit.
"Mamah." Adit dan Dika sama sama memberikan kecupan di wajah Intan.
"Dimana ayah," tanya Dika.
"Dengan mobil baru nya," jawab Intan.
"Aku mau dengan ayah.." Adit berlari pergi meninggalkan mereka berdua.
"Ada apa dengan nya," tanya Intan.
"Ada yang salah mah?"
"Dia terlihat sangat bahagia, apakah dia sudah mempunyai pacar?"
"Sudah aku tanya tadi, kata nya tidak ada, tapi Tia tau lah," ucap Dika.
Di luar Justin yang tampan dan Gagah masih tetap seperti itu walaupun sudah puluhan tahun berlalu, tidak tanda tanda menua di wajahnya.
"Ayah..."Adit memeluk ayahnya.
Dari keduanya anak nya Justin memang lebih dekat dengan Adit karena sifat Adit yang lebih aktif dari Dika.
"Ada apa," tanya Justin.
"Ingin mobil baru," jawab Adit.
"Noh pakai punya ayah yang lama," kata Justin.
"Tidak mau, Dika dan aku perlu mobil baru."
"Untuk apa? untuk gaya gayaan, emang ada yang mau dengan kalian berdua," tanya Justin.
"Ya adalah, Adit kan tampan seperti ayah," jawab Adit.
"Banyak gaya kau, bagaimana kalian mau dapat pasangan, kalian saja seperti anak kembar yang kemana mana bersama."
"Lah kami kan memang kembar yah, ayah yang membuat kami," ucap Adit.
"Oh iya ayah lupa.. jangan sampai kalian suka dengan wanita yang sama."
"Hmmm kalau iya bagaimana?"
"Jangan lah, kalian mau ayah pisahkan," tanya Justin.
"Hahaha tidak lah, aku tidak bisa hidup tanpa Dika, dan Dika tida bisa hidup tanpa ku," jawab Adit.
"Tu tau, ayo masuk." Justin mengusap kepala Adit.
"Anak ayah sangat tampan," ucap Justin.
"Ayahnya saja tampan, bagaimana anak nya tidak tampan. Untung saja anak nya juga tidak cemburuan seperti ayah nya," kata Adit.
"Mulai.."
"Hahaha aku bercanda, ayo nanti ngegym bareng yah," ucap Adit.
"Ayo, ajak abang mu tu.."
"Dia pasti mau.."
Mereka berdua pun masuk ke dalam rumah.
"Dika berhenti meletakkan kepala mu di paha istri ayah," ucap Justin.
"Istri ayah mamah ku," kata Dika.
"Tetap saja tidak boleh minggir, bagus kalian cari istri sana," ucap Justin.
"Burung kami belum kuat yah," ujar Adit.
"Oh iya, emang benar belum kuat," tanya Justin.
"Jangan dengarkan Adit, mulut nya kan asal berbicara saja," ujar Dika.
"Haduh ini sudah masalah pria, mamah masak dulu. Sayang jangan mengajarkan hal yang tidak tidak pada anak mu." Intan pergi meninggalkan mereka bertiga.
"Kalian sudah sunat belum sih, ayah lupa," tanya Justin sambil duduk di sofa.
Dengan cepat Dika dan Adit meletakkan kepalanya di atas paha Justin.
"Ayah lupa? kami sudah sunat saat umur 11 tahun. Yang Dika sampai sembunyi di toilet," ucap Adit.
"Dari pada kau manjat pohon kelapa," ujar Dika.
"Oh iya hahaha ayah lupa. Sudah bisa di pakai itu pakai lah," ucap Justin.
"Tidak mau, belum ada wanita yang sesuai," kata Adit.
"Ayah menikah dengan mamah langsung punya kami berdua atau tunda dulu," tanya Dika.
"Langsung lah, gas pol sampai jadi dia, nenek ayah dulu ingin sekali mempunyai cucu, beruntung sebelum meninggal dia sudah puas menggendong kalian dan melihat kalian tumbuh."
Jika sudah membahas nenek nya Justin langsung sedih Seketika, kan masih sangat kehilangan sosok nenek yang padahal sudah pergi 7 tahun yang lalu, usia yang sudah tua membuat nenek pergi meninggalkan mereka semua.
"Jangan sedih yah, kan sudah ada kita berdua anak ayah yang paling tampan," ucap Adit.
"Berenang yok," kata Justin.
"Gas.."
Mereka berdua langsung ke kolam renang yang sudah di perbesar, mereka bertiga sangat hobi berenang sehingga Justin memperbesar kolam renang di rumah nya.
"Wah milik ayah kita besar sekali," ucap Adit.
Dika hanya menggeleng kan kepala nya. Padahal milik mereka berdua tidak kalah besar nya. Satu turunan dari Justin.
"Mata kalian," ucap Justin.
Di depan ke dua anak dan istri nya Justin sudah tidak ada kata malu, ia sangat terbuka dengan ke dua nya.
"Ayah tidak malu," ucap Adit.
"Kalian berasal dari mana? dari sini kan untuk apa ayah malu dengan bocah piyek seperti kalian berdua." Justin melompat ke dalam air.
Cilla dengan ayahnya berkunjung ke rumah Justin dan Intan. Ia memang sering berkunjung ke rumah ini hanya sekedar untuk bermain saja.
"Tante.." Cilla langsung memeluk Intan.
"Eh ada keponakan tante, cantik sekali ya," ucap Intan.
"Dimana mereka," tanya Mark.
"Seperti nya kolam renang, Cilla disini saja, bantu masak, mereka kadang suka tidak pakai apa-apa," jawab Intan.
"Oke tan.."
Karena Mark lelaki ia langsung berjalan ke kolam renang untuk bertemu dengan tiga lelaki lainnya.
"Ya di sini, jadi anak yang bermanfaat," ucap Justin.
Yang menjadi korban Justin kali ini Dika, ia harus memijat pundak ayah nya sampai ayahnya puas. Memang sangat mengesalkan tetapi mau bagaimana lagi, peraturan di rumah ini jangan memancing amarah Justin. Kemarahan Justin bencana bagi rumah ini.
"Kau mau menikah," tanya Dika.
"Dengan anak teman ayah, antara Dika atau Adit harus menikah dengan wanita yang ayah pilih," ucap Justin.
"Kenapa begitu," tanya Adit.
"Agar kalian tidak suka dengan wanita yang sama," jawab Justin.
"Abang saja," ucap Adit.
"Siapa abang," tanya Dika.
"Kau lah, kau lahir 5 menit lebih awal dari ku," jawab Adit.
"Wah keluarga bahagia sedang berkumpul," ucap Mark sambil mendekat mereka bertiga...
"Halo paman, Cilla paman bawa tidak," tanya Adit.
"Ada dengan mamah kalian," jawab Mark.
"Mana istri mu," tanya Justin.
"Sedang hamil besar, mana boleh capek," jawab Mark.
"Gila.. gila produksi anak terus," ucap Justin.
"Paman sudah punya 7 anak, tidak ada niat untuk berhenti," tanya Adit.
"Tidak, kalau buat jadi, untuk apa berhenti," jawab Mark.
Nabila istri Mark tidak pernah yang nama nya KB. Selagi usia nya belum 40 tahun Nabila tidak akan KB. Usia nya sekarang sudah 37 tahun, tersisa 3 tahun lagi, dan sekarang sedang hamil tua.
Berbeda dengan Mark, Justin sangat bangga hanya memiliki dua anak sekali cetak. Ia memang tidak ada niat untuk mempunyai anak lagi dari Intan hamil, Dika dan Adit sudah lebih dari cukup untuk nya, malah terkadang suka kelebihan. Ia tidak ingin terlalu sibuk mengurus anak walaupun sebenarnya cukup menyenangkan bagi Justin. Dari pada menambah anak, Justin pikir lebih baik memiliki cucu, ia ingin anak anak nya segera menikah dengan wanita pilihan mereka masing-masing.
"Paman boleh nanti malam aku pinjam Cilla," tanya Adit.
"Ya boleh lah, mau kemana kau? Jangan macam macam dengan adik mu ya..."
"Ah paman mau tau saja urusan anak muda," kata Adit.
"Dika tidak kau ajak?"
"Tidak ah ya, kata ayah kami seperti perangko lengket terus. Ntar yang ada para wanita malah suka pada nya dari aku, secara dia lebih tampan dari aku," kata Adit.
"Hahaha itu kau sadar, aku memang lebih tampan dari mu...."
"Tidak dari ayah kan?"
"Ayah mah yang tertampan, tapi sayang cemburuan," kata Dika.
"Ayah mu memang begitu, istri nya di colek sedikit saja pasti sudah ngamuk ngamuk dia," ucap Mark.
Malam hari nya....
"Jangan macam macam," ucap Dika.
"Iya," kata Adit.
"Kau suka dengan Cilla kan?"
"Kau benar aku memiliki perasaan pada Cilla," ucap Adit.
"Adit!!"
"Mau bagaimana lagi, dia benar benar cantik, kau pasti tau lah bagaimana tipe ku. Kau kembaran ku, kau pasti merasakan apa yang aku rasakan."
"Adit hentikan perasaan mu, sudah jangan pergi," ucap Dika.
"Dika, ya aku memang suka tapi aku tidak berniat untuk menjadikan nya kekasih," kata Adit.
"Jangan pergi, katakan pada Cilla tidak Jual pergi."
"Enak saja aku mau pergi sekarang."
"Adit, aku yang akan menghubungi Cilla," ucap Dika.
Secara sepihak Dika membatalkan rencana jalan jalan Adit dengan Cilla. Hal itu membuat Adit benar-benar sangat kesal.
"Kau memang benar benar ya, menyesal aku mengatakan semua nya pada mu.."
"Jangan marah..." Dika menarik Adit ke atas ranjang dan memeluk nya.
"Aku abang mu, ya walaupun aku hanya 5 menit lahir lebih cepat dari mu, tetap saja aku abang mu dan kau tanggung jawab ku, aku tidak ingin kau terkena emosi ayah, kau tau bagaimana ayah kalau mengamuk. Hilangkan perasaan itu Adit, aku akan membangun mu mencari wanita yang lebih cantik dari Cilla," kata Dika.
"Hmmmm," gumam Adit.
"Jangan marah bodoh," ucap Dika.
"Hmmmm," gumam Adit.
"Adit.."
"Iya..," ucap nya.
"Jangan seperti anak kecil, kau sudah dewasa, banyak wanita yang bisa kau suka, kenapa harus Cilla."
"Maafkan aku..."
Adit menyesal mengatakan perasaan nya pada Dika, kalau seperti ini sudah pasti Dika akan mengawasi nya, bahkan bisa membuat nya tidak menemui Cilla lagi, tetapi ia tau apa yang Dika lakukan benar.
Di lantai bawa Justin kedatangan seseorang yang tidak terduga. Orang itu adalah adik dari mafia yang membeli nya dulu, orang yang pernah berjuang bersama nya sebelum mereka hilang kontak.
"Paman benar-benar tidak pernah berubah, ya walaupun wajah sudah tua, sudah puluhan tahun kita tidak bertemu," ucap Justin.
"Aku tau diri mu, kau benar-benar terkenal di kalangan atas, tapi aku menghindari mu, kalau aku datang kau pasti tidak mau meneruskan kejayaannya abang ku, kau pasti lebih menyerah nya pada ku."
"Paman kau benar, aku pikir kau sudah mati dengan ayah, jadi semuanya jatuh pada ku, ternyata kau Menghindari ku," kata Justin.
"Aku sekarang tinggal di rumah lama, dengan keluarga ku, datang lah," ucap Hendra.
"Ya aku pasti akan datang, Mark yang memberitahu alamat rumah ku?"
"Tidak, aku tau semua nya Justin," ucap Hendra.
"Di minum paman." Intan bergabung dengan mereka berdua.
"Terimakasih, istri mu sangat cantik Justin, dimana anak anak mu," tanya Hendra.
"Di kamar mereka, mau bertemu dengan mereka?"
"Tidak perlu kau bawa saja nanti mereka ke rumah, berapa usia mereka?"
"20 ke 21, sudah dewasa tapi masih seperti anak anak," ucap Justin.
"Nah sudah pas lah itu untuk menikah, kalian tidak ingin menantu?"
"Aku si sudah ingin mereka menikah, aku ingin anak bayi lagi, tapi aku tidak ingin istri ku hamil," ucap Justin.
"Terserah mereka paman, mau menikah ya tidak papa, mau lanjut S2 ya tidak papa, sekarang masih pada bermain dengan dunia mereka," ujar Intan.
"Bagaimana kalau menikah dengan anak paman, paman ada satu anak gadis, sulit sekali bergaul dengan orang lain, ia terlalu mengurung diri di rumah. Dia sangat galak pada siapapun, makan nya tidak ada pria yang mau dengan nya," jelas Hendra.
"Adit cocok tu," ucap Justin.
"Kamu benar mas, sifat Adit yang tidak bisa diam dan lasak cocok dengan wanita seperti itu," kata Intan.
"Mau tidak? kita jadi saudara beneran kalau mereka menikah," ucap Hendra.
"Aku tidak janji paman, nanti aku bicarakan dengan Adit," kata Justin.
"Oke, ingat berkunjung ku rumah paman," ucap Hendra.
Setelah membicarakan banyak hal Hendra pun memutuskan untuk pulang. Justin meminta Hendra untuk menginap tetapi Hendra tidak mau. Ia hanya ingin Justin berkunjung ke rumah nya.
"Bagaimana sayang, kamu mau memilki menantu," tanya Justin.
"Aku tidak masalah mas, kalau Adit mau, ya bagus dia menikah. Aku takut nya malah Adit atau Dika menjalin hubungan dengan Cilla, soal nya Cilla banyak sekali bertanya tentang mereka berdua."
"Iya juga ya, terus juga Adit tadi meminta izin untuk membawa Cilla jalan, ah seperti nya ada yang tidak beres ni.."
Justin jadi curiga dengan Adit, ia rasa Adit memiliki hubungan spesial dengan Cilla. Mereka berdua tidak boleh memiliki hubungan spesial karena Cilla keponakan Intan.
"Dika sayang, aku merindukan mu.. Aku bosan dengan semua ini.."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!