NovelToon NovelToon

My Cold Husband Is Gentleman

1. CALON BOJO

Hufsssssss

Seorang laki laki tampan menghembuskan nafas lelahnya, setelah hampir seharian penuh dirinya memeriksa dokumen penting yang membuat dirinya sangat lelah.

Laki-laki itu merenggangkan otot-otot tangannya untuk menghalau rasa penat yang tengah menghinggapi tubuhnya.

Dirinya tanpa sengaja menatap tangannya dan ada satu hal yang membuat dirinya tertarik pada jemarinya kokohnya itu. Yaitu benda kecil yang tengah melingkar di jari manisnya. Tampak pas di jari manisnya.

Melihat cincin itu, dirinya jadi teringat akan dirinya yang akan menikah dengan seorang wanita yang ia tidak kenal. Entah apa yang membuat bundanya berpikir akan menjodohkan dirinya dengan anak sahabatnya itu.

Padahal jika di lihat-lihat dirinya tidak terlalu tua. Umurnya bahkan kini baru menginjak 24 tahun, bukankah sangatlah muda untuk menikah?

Ia gelisah, karena dirinya harus menerima bahwa sebentar lagi ia akan mempersunting seorang wanita yang jelas jelas sama sekali tidak ia cintai.

Entah bagaimana nanti pernikahannya akan berlangsung. Yang jelas hanya Tuhanlah yang tau.

Dert dert dert

Getaran ponsel yang berada di atas meja kerjanya dapet membuyarkan lamunannya. Nama BUNDA terpampang  jelas di layar kaca ponselnya.

"Halo. Ada apa Bunda?"

"Apa kabar kamu sayang?" tanyanya dengan lemah lembut.

"Aku baik Bun. Bagaimana dengan Bunda?" tanya Akbar basa basi.

"Syukurlah Bunda juga kabarnya baik"

"Emm kau lagi sibuk tidak? Boleh tidak Bunda minta tolong?" ucap wanita tersebut dengan suara yang penuh dengan harapan.

"Tergantung" Akbar menggantungkan ucapannya.

Dari sebrang ponselnya Akbar dapat mendengar ******* nafas bundanya.

"Tolonglah kamu datang ke acaranya, Bunda minta tolong ya" ucap wanita itu dengan suara memohon.

"Bun sudah berapa kali aku bilang. Aku tidak akan pernah datang ke acara yang tidak penting seperti itu" ucap Akbar dengan nafas gusarnya.

"Akbar kamu ini, benar-benar ya! Bunda harus ngomong seperti apalagi biar kamu datang?" geramnya.

"Bun maaf. Akbar sibuk. Akbar sayang Bunda."

Klik

Tanpa basa-basi sambungan di putus sepihak oleh Akbar.

Selalu saja! Selalu saja seperti ini. Batinnya berdecak tak suka.

Bundanya selalu saja menyuruhnya melakukan hal-hal yang tidak penting menurutnya.

Rasanya dirinya lelah sekali oleh Bundanya itu. Sikap bundanya itu kerap kali membuat dirinya sakit kepala.

Akbar Saputra di panggil dengan sebutan Akbar, memiliki paras yang tampan dan wajah yang begitu datar. Dirinya bukanlah orang yang sangat kaya yang memiliki perusahaan dan menjadi CEO.

Tetapi dirinya hanyalah seorang direktur di perusahaan ternama. Cukup menjadi direktur saja membuat dirinya sering lembur dan jarang pulang ke rumah.

Sering sekali dirinya dilanda stress akibat pekerjaan yang sangat menumpuk dan tidak ada habis habisnya. Apalagi jika bundanya sering meminta permintaan yang aneh-aneh, kerap kali membuat dirinya pusing bukan kepalang akibat ulah bundanya itu.

Tok tok tok......

"Masuk"

"Permisi Pak. Ada yang ingin bertemu dengan Anda" ucap seorang wanita yang bernotabe sebagai sekertaris Akbar

"Suruh dia masuk" titah Akbar tanpa mengalihkan tatapannya dari layar monitor komputernya.

"Baik Pak. Permisi" ucap sekertaris itu dan berlalu setelah dirinya membungkukkan tubuhnya.

Cklek

"Woyy bagaimana kabarmu? Wahhhh gila! Tiba-tiba memberi diriku undangan. Sangat tidak bisa di percaya, kau yang jarang kelihatan sama perempuan tiba-tiba mengadakan acara pernikahan?" cerocos pria berambut cepak tersebut yang baru saja masuk ke dalam ruangan Akbar, seraya mendudukan tubuhnya ke atas sofa yang ada di dalam ruangan itu.

"Cik, ternyata kau. Kenapa kau bisa di sini? Alvin bilang kau sedang di Surabaya"

"Kebetulan aku ada metting disini, jadi sekalian saja mampir kesini. Aku benar-benar tidak menyangka. Aku yang jarang sekali melihatmu bersama dengan wanita lain, tiba-tiba diundang untuk bertemu di pernikahan. Aku kira ini hanya sebuah omong kosong, tapi ternyata sial! Kau benar-benar akan menikah" umpat ian dengan nada hebohnya.

"Jadi tujuan kau kesini?" Akbar menaikan satu alisnya.

"Memastikan kau menikah atau ini hanyalah sebuah kebohongan" ucapnya to the point.

"Ck. Aku tidak segila Kevin" Akbar mendengus sebal.

"Kau tau? Kurasa kau kena karma. Sering sekali mengatain Julian nikah muda, makanya kau juga ikut-ikutan dia" ucap ian sembari terkekeh.

"**** of" maki Akbar yang membuat ian terkekeh geli.

"Gimana calon istri kau? Apa yang membuat kau sampai ingin menikah sama wanita itu. Aku tau kau jarang sekali dekat dengan perempuan. Atau jangan-jangan dia punya sejuta pesona sehingga kau bertekuk lutut dengannya?" ucap ian dengan menggoda yang seketika membuat Akbar mengalihkan pandangannya menuju jari manisnya.

Akbar terdiam sejenak sembari menatap benda kecil yang melingkar di jari manisnya tersebut

"Dia cerewet dan sedikit pendek" Tanpa sadar Akbar memikirkan calon istrinya.

"Bukankah itu adalah hal yang bagus? Dia cerewet dan kau pendiam. Sangat cocok. Aku jadi tidak sabar untuk melihat calon istrimu!" decak ian.

"Baiklah lain kali kita bicarakan calon istrimu yang cerewet itu. Sebentar lagi aku ada meeting Aku pergi dulu, titip salam buat istri ehh, calonmu dik" goda ian dan mengedipkan sebelah matanya.

"Terserah" jawab Akbar acuh tak acuh.

Akbar menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat kelakuan kawannya tersebut.

Dirinya jadi heran kepada sahabatnya itu, untuk apa dia datang ke sini hanya untuk menanyai hal itu? Bukankah hanya membuang buang waktu saja?

Dasar manusia kurang waras! Pikirnya. Seraya melanjutkan pekerjaannya kembali yang sejenak tertunda akibat kedatangan tamu tak di undang tersebut.

..

Seorang wanita berparas cantik memiliki tubuh yang mungil memasuki koridor utama di sebuah perusahaan ternama, Dengan wajah yang berseri-seri sembari menenteng kotak bekal yang ada di tangannya.

"Ekhem permisi Mbak, boleh nanya ada Pak Akbarnya?" tanyanya setelah dirinya sampai di depan pintu yang ia ketahui bahwa ruangan tersebut adalah ruangan kerja milik calon suaminya.

"Ada. Mbaknya sudah buat janji?" tanya sekertaris tersebut dengan sopan.

"Mmm belum. Tapi bisa kah kau sampaikan padanya, bahwa Keylin Gerfian ingin bertemu dengannya?"

"Tentu saja saya akan sampaikan. Mbaknya tunggu dulu ya sebentar" ucap sekertaris tersebut dengan ramah.

Keylin hanya mengangguk dan mengucapkan terimakasih setelah sekertaris tersebut mengucapkan hal tersebut. Setelah dirinya menunggu beberapa menit, akhirnya sekertaris tadi pun kembali.

"Bu Keylin silahkan masuk. Ibu di tunggu oleh Pak Akbar, maafkan saya karena saya tidak tahu kalo Ibu adalah calon istri Pak Akbar" ucap sekertaris tersebut sembari menundukan kepalanya.

"Ah kau jangan terlalu sungkan denganku. Terimakasih banyak Raras" ucap Keylin setelah dirinya melihat nametag wanita tersebut seraya pergi meninggalkan sekertaris calon suaminya itu.

Sekertaris itu pun hanya melihat calon isrti bosnya itu dengan seksama.

Tadinya ia berfikir bahwa Keylin adalah adik dari bosnya mengingat tubuhnya yang sangat mungil, Keylin terlihat seperti anak SMA.

Dirinya jadi teringat ketika ia bertemu dengan atasannya tersebut untuk menyampaikan pesan Keylin. Calon istri dari bos kakunya itu.

Flashback

"Permisi Pak ada yang ingin bertemu dengan anda, namanya Mbak Keylin"

"Suruh dia masuk" ucap Akbar tanpa mengalihkan pandangannya dari layar kaca laptopnya.

"Em maaf Pak, tapi sebentar lagi anda akan ada meeting dengan Pak Erlangga dari kota Bali"

"Kapan?"

"Kira-kira sekitar jam 12.30"

Akbar melihat jam yang ada di tangan kirinya yang sudah menunjukan pukul 11.53 siang yang berarti masih sekitar 37 menit lagi ia ada meeting.

Masih keburu. Batinnya.

"Tak apa, suruh saja tunanganku masuk. Kau telpon ku saja jika Pak Erlangga sudah datang" ucap Akbar tanpa mengalihkan tatapannya dari komputernya.

Seketika Raras meneguk ludahnya.

"Kenapa tidak dari tadi Bu Keylin mengatakan kalo ia calon Istri Pak Akbar?" batinnya.

Seandainya jika Keylin mengatakan bahwa dirinya adalah calon istri dari bosnya sejak tadi, dirinya pasti tidak harus meminta ijin kepada bosnya terlebih dahulu agar wanita tersebut dapat menemui calon suaminya sendiri.

Flashback off

Raras hanya tersenyum melihat calon istri bosnya itu. Selain cantik Keylin juga tidak sombong. Padahal bisa saja kan Keylin memberitahu bahwa dirinya adalah tunangan dari bosnya itu. Tapi nyatanya dia sama sekali tidak mengatakan apa apa.

Memang orang baik jodohnya orang baik. Pikirnya seraya kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.

.........

Tok tok tok

"Masuk"

"Permisi"

"Ya silahkan masuk"

"Selamat siang Pak, hari ini aku bawakan bekal untuk makan siang. Ini dari Bunda" ucap Keylin dengan suara lembutnya dan ternseyum dengan lebarnya.

Akbar mengalihkan asitensinya terhadap mahluk yang ada di depannya saat ini.

"Kemari" panggil Akbar

"Hah. Apa?" beonya saat dirinya melihat jari telunjuk Akbar yang bergerak seolah-olah sedang memerintahkan dirinya agar mendekat ke pria datar tersebut.

"Kemari" ucap pria itu dengan sorot mata yang kian menajam.

Keylin pun menurut. Kini dirinya tengah berdiri di samping Akbar. Lalu Akbar pun bangkit dari kursinya dan....

Pletak!

"Shhhh. Sakit Pak" ucap Keylin seraya mengusap-usapkan dahinya.

"Berhenti memanggilku Pak karena aku adalah calon Suamimu!" ucapnya dengan tegas seolah-olah tidak ingin di bantah.

"Lalu aku harus memanggil apa?" sahut Keylin dengan menantang, ia senang sekali karena sedang menggoda pria dingin yang akan menjadi suaminya itu.

"Terserah kau asalkan bukan Bapak" ucap Akbar datar.

Senyuman nakal tecetak jelas di bibir manisnya.

"Bagaimana dengan Om?" ucap Keylin sembari mengedip-ngedipkan matanya ke arah Akbar yang malah membuat Akbar langsung memberikan tatapan tajamnya setelah mendengar pernyataan konyol dari gadis pendek tersebut.

"Ak-aku hanya bercanda kok. Kau jangan terlalu serius" ucap Keylin sembari tertawa garing.

"Bagaimana dengan Mas? Itu bukan ide yang buruk kan?" sahutnya agar menghilangkan tatapan penuh mengintimidasi dirinya yang Akbar lontarkan kepadanya.

"Hnn" sahut Akbar secara singkat.

"Ayo" ajak Akbar seraya menggulung lengan baju kemejanya.

"Memangnya kita mau kemana?"

"Makan siang" ucap Akbar singkat.

"Mas kan aku sudah bawa bekal dari Bunda. Bagaimana dengan nasib bekal ini Mas?" ucap Keylin sembari menatap bekal yang ada di genggamannya dengan nanar.

"Kau taruh saja itu. Nanti akan ku makan untuk makan malam." sahut Akbar

"Mas mau lembur?" tanya Keylin dengan penasaran yang membuat Akbar mendengus kesal kala mendengarnya. Pasalnya dari tadi wanita yang di hadapannya ini, terlalu banyak tanya, tak bisa kah hanya sekali perintah langsung jalan?

"Bisakah kau berhenti Bertanya?" ucap Akbar sembari menahan kejengkelannya.

"Baiklah ayo Kapten, eh calon Suamiku yang tampan" ucap Keylin sembari terkekeh lalu menggandeng tangan Akbar tanpa segan-segan.

Deg

Tiba-tiba kinerja jantung Akbar bekerja tak beraturan. Dirinya juga tak paham akan perasaannya. Namun entah kenapa wanita di hadapannya ini selau saja membuat perasaanya campur aduk dalam satu waktu.

"Mas ayo, kita jadikan makan siang?"

"Hn."

....

TBC

2. HAL YANG BARU

Seorang wanita duduk di tepi ranjang sembari memijat-mijat kakinya.

"Kau lelah?"

"Tentu saja! Walaupun sedari tadi aku hanya duduk, tapi tetap saja rasanya sangat melelahkan" keluh Keylin.

"Istirahatlah aku akan pergi keluar untuk mengurus pekerjaanku. Kau jangan kemana mana" ucap pria tersebut sembari melepaskan high heels istrinya yang sudah sejak tadi menyiksa wanita itu.

Keylin menghela nafasnya.

"Pasti itu sangat penting ya? Baiklah Mas hati-hati ya" ucap Keylin dengan suara lemasnya dan menatap intens mata suaminya yang saat ini tengah berjongkok di hadapannya.

"Kau marah?" tanya Akbar seraya menaikan satu alis tebalnya, menatap wanita itu dengan seksama.

"Tidak!" Keylin menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Aku tau Mas pasti ada kerjaan yang mendesak bukan? Maka dari itu aku khawatir Mas pasti akan sangat kelelahan setelah seharian ini. Pokoknya Mas jangan pulang malam-malam. Kalau Mas lelah, suruhlah bawahan Mas untuk menyetir. Aku takut terjadi sesuatu jika Mas membawa mobil sendirian" jelas Keylin yang membuat hati Akbar menghangat saat mendengarnya.

Yah sekarang dirinya sadar, bahwa akan ada orang yang akan di setiap harinya menunggu dirinya dan memperhatikannya seperti ini.

"Hnn aku berangkat."

Sebelum Akbar membuka pintu kamar mereka, tiba-tiba Keylin menarik tangan suaminya itu.

Akbar yang melihat aksi istrinya itu hanya mengerutkan dahinya pertanda ia tidak mengerti apa yang sedang dimaksud oleh istrinya itu.

Cup

Tanpa sungkan Keylin menarik telapak tangan Akbar lalu mengecup punggung tangan suaminya itu.

Deg

Hati Akbar berdebar dengan perlakuan istri mungilnya itu. Sejenak wajahnya menegang dan jantungnya berdesir hebat.

"Mas katanya mau berangkat hati-hati ya" ucap Keylin yang berhasil membuat Akbar kembali tersadar.

"Hn aku pergi dulu" sahut pria tersebut dengan wajah datar dan mengembalikan raut wajahnya seperti sedia kala.

Tapi sebelum dirinya meninggalkan kamarnya, Akbar menarik kepala Keylin lalu mengecupnya dengan pelan.

Blusss.

Seketika pipi mulus wanita itu berhasil memerah.

Perlakuan kecil Akbar berhasil memberikan dampak yang luar biasa pada jantungnya dan wajahnya. Aisss padahal kini dirinya sudah menginjak umur 24 tahun. Tapi kelakuannya sudah seperti anak remaja yang sedang kasmaran.

"Maaf. Selamat tidur" ucap pria itu lalu bergegas pergi meninggalkan istrinya yang masih mematung di atas tempat tidur mereka.

Setelah dirinya menutup pintu rumahnya kini Akbar melangkahkan kakinya menuju mobilnya yang terpakir di halaman rumahnya.

Dirinya melirik jam yang berada di tangannya yang kini sudah menunjukan pukul setengah delapan malam. Akbar menghembuskan nafas beratnya karena rasanya hari ini sangat melelahkan bagi dirinya.

Setelah hampir seharian penuh dirinya Menjalankan resepsi pernikahannya, kini dirinya juga harus mengurus pekerjaan yang sangat penting bagi perusahaan tempat dimana dirinya bekerja.

Karena ada seseorang yang membocorkan rahasia perusahaannya, membuat dirinya harus turun tangan sendiri dalam menangani masalah tersebut.

"Cik benar-benar merepotkan!" ucap Akbar dalam hati seraya menghela nafas panjangnya.

Dert dert.

Akbar mengeluarkan ponselnya dari dalam kantung celananya seraya melihat siapakah yang telah mengirimi dirinya pesan.

From Kenos

Selamat Bang, maaf aku tidak bisa datang ke acara pernikahanmu. Akan ku kirim hadiahku untukmu. Oh ya salamkan juga untuk Istri manismu itu.

Akbar berdecak kesal setelah membacanya.

"Lebih baik kau memang tidak usah datang! Itu lebih baik!" dengus Akbar dan kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celananya.

Akbar menatap langit yang begitu gelap malam ini.

Entah bagaimana tiba-tiba dirinya tersenyum kala sekilas bayangan Keylin muncul dalam benaknya.

Mengingat wajah Keylin yang sedang tersipu malu, membuat dirinya tersenyum sekaligus gemas dengan wajah istrinya itu.

Membuat rasa kesal yang sudah hampir menggerogoti hatinya seketika memudar saat mengingat wajah istri itu.

Seperti sebuah keajaiban yang datang kepada dirinya, tiba tiba jodoh datang begitu saja menghampiri dirinya.

Walau rasa cinta belum tumbuh di hatinya, namun perasaan nyaman sekaligus senang selalu hinggap di hati kecilnya saat dirinya bersama wanita tersebut.

Wanita yang sudah ia persunting di depan kedua orang tuanya dan di depan semua orang yang tadi menghadiri pernikahannya. Membuat dirinya berpikir bahwa ini seperti lelucon di dalam kehidupannya.

Bagaimama tidak?

Tiga bulan yang lalu Akbar masih teguh atas pendiriannya yang selalu berpikir bahwa ia tidak akan memiliki kekasih hingga umurnya menginjak ke ketiga puluh tahun. Namun lihatlah sekarang, bukan hanya seorang kekasih namun seorang istri yang ia dapat.

Akbar tertawa sinis dengan ingatannya sendiri. Seolah olah tengah mengejek dirinya sendiri yang sudah menelan ludah sendiri.

Takdir memang lucu, Entah bagaimana nasib pernikahannya. Rasanya dirinya benar benar sangat lelah dengan semua pikiran yang tengah menari nari di atas kepalanya.

"Kuharap ini cepat selesai" batin Akbar dan mamasuki dirinya ke dalam mobil.

...

Matahari mulai terik menandakan siang akan tiba. Membuat sepasang kekasih atau lebih tepatnya sepasang suami istri tersebut terganggu akibat cahaya yang masuk dari celah-celah gordeng kamar mereka.

Keylin terbangun dari tidurnya saat sinar matahari mulai menerpa wajahnya yang masuk dari celah-celah gordeng kamarnya.

"Engh" Keylin melenguh dan mulai mengerjap-ngerjapkan kedua matanya.

"Ehh?" Keylin menatap kaget dengan pemandangan yang pertama kali yang ia lihat. Sebuah dada bidang seseorang laki laki dengan jarak yang begitu dekat dengan wajahnya.

Keylin melonggarkan pelukannya terhadap suaminya. Yah Keylin langsung menyadari jika dada bidang tersebut adalah milik suaminya.

Dirinya hampir lupa jika tadi malam, baru saja dirinya dan suaminya itu sudah sah menjadi sepasang suami istri.

Keylin menatap lekat-lekat wajah tenang Akbar yang sedang terlelap. Tampak begitu menggemaskan dan imut dimatanya.

Wajahnya yang tenang membuat dirinya sangat nyaman walau hanya dengan melihat wajah suaminya itu.

Padahal Akbar memiliki sikap yang sangat kaku dan dingin kepada seseorang. Namun siapa sangka, ketika pria itu sedang terlelap dan menutup kedua matanya, ternyata suaminya itu sangat menggemaskan menurutnya.

Keylin tersenyum tipis melihat wajah Akbar yang sangat pulas, dirinya jadi tidak tega untuk membangunkan suaminya itu.

Memang dirinya tidak tahu kapan Akbar kembali. Tapi Menurutnya, suaminya itu pulang larut malam tadi malam. Karena terbukti jelas saat dirinya melihat Akbar yang tertidur begitu pulas saat ini.

Setelah puas melihat pria di hadapannya ini tertidur dengan pulas, kini Keylin mengingat kejadian kemarin siang, yang di mana merupakan kejadian yang tidak akan pernah terjadi untuk kedua kalinya pada dirinya.

Peristiwa yang di lakukan sekali dalam seumur hidup, yaitu pernikahannya dengan Akbar.

Walaupun dirinya belum mencintai suaminya. Tapi Keylin yakin, bahwa cinta akan datang dengan seiring berjalannya waktu.

Rasanya bagaikan mimpi, kini dirinya sudah menjadi seorang istri dari seseorang pria yang memiliki sikap kaku dan hati yang begitu dingin.

Flashback

"Selamat ya Bar, tak kusangka kau yang akan menikah duluan padahal jelas-jelas Ken yang sangat playboy dari dulu" ungkap Alvin dengan senyuman tipisnya.

"Hn terimakasih" jawab Akbar singkat dengan senyuman singkat yang terbit di bibirnya.

"Sial kau mencuri start duluan dariku! Cih ternyata kau sama saja dengan Julian" cemoh Ken yang baru saja ingin berjabat tangan dengan Akbar.

"Lagian Bang Vin, kau tentu salah paham dengan diriku. Lihatlah penampilanku, mana ada wanita yang tidak ingin denganku?" ucap Ken dengan tampang songongnya.

"Cih sombong sekali dirimu! Bilang saja kau memang tidak laku!" ucap Alvin sembari mengejek.

"Mana ada!" sanggah Ken tak terima.

"Bilang saja kau sirik kan, karena Celly tidak menerima lamaranmu?" ucap Ken yang membuka kartu as Alvin tanpa rasa bersalahnya.

"Heh bocah! Bocor banget si!" geram Alvin dengan wajah kesalnya.

"Bocor? Pake no drop. No bocor-bocor" sahut Ken dengan wajah meledeknya

"Berisik!" desis Alvin merengut kesal

"Minggir! Kalian ini mengganggu saja! Aku kan juga ingin salaman dengan pengantinnya tau" tiba tiba seorang pria tinggi berparas tampan menyerobot antrian Ken dan Alvin.

"Kau ini tidak tau sopan santun ya! Memangnya kau doang yang ingin bersalaman dengannya" Ken mendengus sebal kala dirinya melihat kelakuan Julian yang minus sekali ahlaknya.

"Siapa suruh kalian ribut terus, minggir!" Julian menerobos Ken dan Alvin dengan seenak jidatnya.

"Sabar Ken, pria tampan tidak boleh marah" ucap Ken lebay.

"Selamat ya, akhirnya aku ada temennya yang sudah menikah" ucap Julian dengan cengiran khasnya.

"Thanks" sahut Akbar dengan datar.

"Hai Key. Kenalin aku Julian," Julian mengulurkan tangannya kehadapan Keylin.

"Panggil saja Julian kalau tidak Lian. Selamat ya atas pernikahan mu dengan Akbar" ujar Julian dengan ramah.

"Ah iya. Terimakasih juga karena sudah ingin datang" sahut Keylin dengan senyuman menawannya dan tak lupa membalas jabatan tangan teman suaminya itu.

"Semoga lancar ya untuk nanti malam" Julian melemparkan senyuman smirknya kepada Akbar dan Keylin lalu meninggalkan sepasang pengantin baru tersebut setelah dirinya mengucapkan kalimat barusan.

"Hah?" batin Keylin bertanya-tanya.

"Apa maksudnya?" ucap Keylin sembari mengercitkan dahinya.

Tuk

Lamunan Keylin seketika buyar saat tiba-tiba ketukan halus mendarat dikepalanya.

"Tidak usah dipikirkan" ucap Akbar dan menatap Keylin dengan tatapan datarnya, sehingga membuat Keylin kembali terfokus pada acara pernikahannya.

Flashback off

Keylin yang mengingat jelas tentang perkataan Julian, seketika membuat dirinya langsung berusaha berfikir dengan apa yang dimaksud dari sahabat suaminya itu.

Setelah beberapa menit ia mencari tahu apa yang di maksud oleh julian, tiba tiba

Blusss

Wajahnya memerah ketika dirinya mengingat perkataan Julian kemarin. Ah bodoh sekali dirinya sampai sampai tidak mengerti apa yang sedang dimaksud Julian.

Pantas saja suaminya melarangnya untuk memikirkan hal tersebut. Ternyata inilah alasannya.

Shh jika saja dia tau sejak kemarin, mungkin saja dirinya akan langsung pergi menjauh dari suaminya.

Cik betapa bodohnya dirinya, kutuknya dalam hati.

Keylin merasa malu, sehingga tanpa sadar dirinya malah mempererat pelukannya dan mengikis jarak yang ada di antara dirinya dan suaminya itu.

Dirinya menyembunyikan wajahnya di dada Akbar seraya Menghirup aroma khas suaminya yang sangat nyaman di Indra penciumannya.

Keylin mengusap-usap punggung Akbar seraya memejamkan matanya kembali.

Rasanya sangat nyaman berada di dekat suaminya ini dan mungkin saja dirinya akan tertidur kembali.

Namun sebelum memejamkan matanya. Keylin tersenyum samar, saat lagi-lagi dirinya mengingat pernikahannya dan pernikahan suaminya itu.

Entah sejak kapan pastinya, tapi keylin merasa Akbar sepertinya menerima pernikahan ini dengan sangat baik.

Perlakuan pria tersebutlah yang telah membuktikan bahwa pernikahan ini bukanlah sebuah permainan bagi suaminya itu.

Sehingga membuat dirinya yakin dan tidak ragu untuk mendekatkan dirinya dan membuka hatinya lebar-lebar untuk suami tampannya itu. Walau ia mengetahui dengan jelas bahwa suaminya itu, tentu saja tidak memiliki perasaan dengannya walau hanya sedikit.

Namun entahlah, kali ini dirinya yakin dengan Akbar.

Mungkin inilah jalan kehidupannya dengan suaminya itu. Keylin yakin, sangat yakin jika ini semua pasti adalah rencana yang maha kuasa untuk dirinya dan Akbar.

Lamunan Keylin lama-lama memudar karena kesadarannya perlahan-lahan mulai menghilang di alam bawah sadarnya.

Sehingga tak perlu berlama-lama dirinyapun seketika langsung terlelap dengan pulas dan mengarungi alam bawah sadarnya dengan bebas.

Diam-diam Akbar membuka matanya, karena merasakan suatu pergerakan yang lama-lama mulai melemah di punggungnya.

Akbar mengerjapkan kedua matanya dan menatap jam dinding yang ada di kamarnya yang telah menunjukkan pukul 10 pagi.

Dirinya kembali memejamkan matanya saat kantuk lagi-lagi melanda dirinya.

Lelah dan kantuk yang ia rasakan, membuat dirinya enggan untuk bangkit dari tidurnya sehingga membuat pria berumur 24 tahun itu pun, ingin cepat-cepat kembali menuju alam bawah sadarnya.

Akbar merasakan istrinya itu memeluknya dengan sangat erat, sehingga menciptakan kenyamanan di antara keduanya.

Ia yang merasakan pelukan itu pun hanya tersenyum dan menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Keylin. Mencium aroma khas istrinya yang sangat memanjakan indra penciumannya.

Rasanya sangat nyaman dan sepertinya sedikit demi sedikit dirinya mulai kehilangan kesadarannya.

Biarkan ini berlalu sedikit lebih lambat, pikirnya.

Entah kenapa Akbar selalu merasakan perasaan nyaman sekaligus tenang ketika dekat dengan wanita yang ada di pelukannya ini.

Keylin memang jago dalam menciptakan kenyamanan di antara mereka berdua. Akbar pun mengakuinya.

"Hn nyaman" ucap Akbar tanpa sadar.

..

see you :)

3. RUSUH

Mas bangun."

"Engh, sebentar lagi" erang Akbar seraya mempererat pelukannya kepada guling.

"Mas bangun" decak Keylin dengan tangan yang sejak tadi tidak berhenti-hentinya mengelus wajah mulus suaminya.

"Hnnn" sahut Akbar dan kembali menghiraukan ucapan istrinya.

Keylin bersungut-sungut mendengar jawaban Akbar. Cukup sudah kesabarannya habis untuk membangunkan suaminya itu. Sudah setengah jam lebih dirinya melakukan aksi yang tak bermutu ini.

Seketika muncul sebuah ide cemerlang di dalam otak cerdasnya yang membuat senyuman nakal seketika terbit di bibir manis wanita itu.

Dengan perlahan Keylin mulai berdiri dan memulai ancang ancangnya setelah semuanya telah kondusif.

Dan Keylin pun mulai menghitung dengan perlahan.

1..... 2..... 3!

"MAS........ BANGUN!" ucap Keylin dengan suara menggelegar sembari melompat-lompatkan dirinya di atas kasur.

Akbar yang mendengar suara tersebut seketika langsung membuka matanya lalu dirinya terpental-pental akibat Keylin yang lompat-lompat di atas kasurnya.

Akbar mendesis tajam karena kepalanya mendadak terasa pusing seperti tujuh keliling.

"Key!" ucap Akbar geram karena Keylin belum menghentikan aksinya dan terlihat tidak perduli dengan suara tajam suaminya itu.

Melihat hal itu Keylin hanya tertawa tanpa menghentikan aksinya. Rasa puas yang begitu hebat menguasai dirinya dan hatinya.

Keylin merasa sangat senang karena ia telah sukses membangunkan suaminya sekaligus mengerjai suami tercintanya itu.

Grep

Dalam satu tarikan kencang Akbar berhasil menarik Keylin kedalam pelukannya, membuat Keylin seketika kehilangan keseimbangannya dan seketika diam membisu.

Tawa yang tadinya begitu menggema di dalam kamar mereka seketika lenyap tergantikan oleh suara hembusan angin AC yang ada di dalam kamar mereka.

"Bagaiman hn? Sudah puas kau mengerjai suamimu?" bisik Akbar dengan suara serak dan tatapan tajam yang ia hunuskan.

"Mas a-anu maaf" ucapnya dengan penuh penyesalan karena tatapan Akbar berhasil menyiutkan nyalinya.

"Lagian Mas juga sih dibangunin dari tadi gak bangun-bangun! Jadinya kan aku tidak punya pilihan lagi" lanjut Keylin sembari menatap wajah Akbar dengan raut wajah kesalnya.

Akbar yang melihat hal itupun seketika langsung mengercitkan dahinya, dan bingung dengan wajah kesal istrinya itu kepadanya.

Dirinya pun berfikir, bukankah seharusnya dirinya yang kesal? Karena di bangunkan dengan cara yang begitu tidak wajar. Tapi entah kenapa, malah istrinya itu yang nampak begitu kesal kepada dirinya?

Akbar menggeleng-gelengkan kepalanya

"Wanita memang aneh" pikirnya

"Mas mikirin apa?"

Usapan lembut yang mendarat di pipinya seketika membuyarkan lamunannya.

"Hn tidak" sahutnya dengan singkat

"Mas ayo turun, ayo kita makan. Aku sudah siapkan makanannya" ucap Keylin seraya melepaskan pelukannya dan menarik lembut tangan suaminya untuk turun dari kasur mereka.

"Eh tunggu" Keylin menahan tangan suaminya yang sedang ingin membuka pintu kamar mereka.

Akbar mengercitkam dahinya bingung dengan tingkah laku istrinya itu.

"Apa lagi?" batinnya bertanya tanya.

"Mas jangan makan kalo masih bau bantal. Mas cuci muka dulu" ucap Keylin sembari mendorong pelan punggung suaminya dan mengarahkannya ke kamar mandi.

"Mas cuci muka dulu aku tunggu di bawah" ucap Keylin lalu bergegas pergi kebawah.

Dan setelah itupun Akbar bergegas masuk ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

.....

"Dikit lagi. Ahh, kenapa susah sekali! Perasaan mudah tadi. Em bangku kecil ada gak ya, nah itu dia!"

"Kau sedang apa?" tanya Akbar karena dirinya merasa heran dengan apa yang dilakukan istrinya itu.

"Mas! Kaget aku! Sejak kapan mas disitu?" ucap Keylin sembari mengelus-elus dadanya, untung saja dirinya tidak kehilangan keseimbangannya.

Akbar hanya menaikan alisnya seolah-olah bertanya "apa yang sedang kau lakukan?"

"Ah itu, aku ingin mengambil selai dan roti, aku ingin membuat roti bakar. Tapi roti dan selainya ternyata terletak di lemari bagian yang paling atas, membuat aku susah buat ngambilnya" jawab Keylin dengan nada menyedihkan yang dibuat-buat.

Akbar tidak menjawab atau membalas ucapan istrinya, dirinya berjalan menuju istrinya atau lebih tepatnya dirinya sedang berjalan menuju lemari, lalu dirinya pun mengambilkan roti dan selai dengan mudahnya dan menaruhnya di kedua tangan istrinya.

Melihat hal itu mata Keylin seketika berbinar-binar karena pada akhirnya selai dan roti dapat ia raih dalam genggamannya.

"Makasih Mas jadi makin ganteng" kekeh Keylin dan tertawa tipis kepada suaminya itu.

"Enak ya punya badan tinggi kalo mau ambil apa apa pasti gampang" decak Keylin dengan wajah mupengnya yang ia arahkan kepada suaminya.

"Kau saja yang pendek" ucap Akbar dengan kejam.

"Ihsss Mas! Aku gak pendek ya! Aku cuma kurang tinggi! Ingat itu" Keylin memberengut kesal dan berjalan ke arah meja makan dan meninggalkan suami kakunya tersebut sendiri.

"Hn" sahut Akbar dan ikut berjalan ke arah meja makan.

"Oh ya Mas mau makan pake lauk apa?" tanya Keylin dengan antusias seolah melupakan kekesalannya yang beberapa detik lalu.

"Terserah."

"Baiklah kalau begitu bagaimana dengan ikan dan sayur kangkung?" tawar wanita itu.

"Hn" sahut Akbar acuh tak acuh.

"Hnn itu apa Mas?" ucap Keylin dengan gemas karena sejak tadi dirinya sudah sangat gemas dengan kelakuan suaminya ini yang bersikap layaknya patung manekin dan tidak bisa berlaku selayaknya manusia pada umumnya.

"Iya" jawab Akbar dengan singkat padat dan jelas.

Keylin hanya mengembangkan senyuman puasnya saat melihatnya, karena setidaknya walaupun suaminya hanya menjawab pertanyaannya dengan singkat, tapi dirinya berhasil membuat suaminya itu menjawab pertanyaanya sedikit lebih banyak.

Garis bawahi hanya sedikit lebih banyak!

Yah mungkin lain kali dirinya harus mencoba memancing suara bass suaminya itu. Agar suami dinginnya itu lebih sedikit manusiawi dalam berbicara.

Namun entah bagaimana caranya, yang jelas hanya dirinya, tuhan dan otak liciknya saja yang tau.

..

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!