Suatu malam, seorang pria asing nampak membawa sebuah kardus berukuran sedang ke sebuah yayasan panti asuhan. Dengan memerhatikan situasinya pria itupun perlahan masuk ke dalam saat sudah memastikan tak ada siapapun. Saat itu, yayasan masih belum maju seperti sekarang dan tak ada yg namanya kamera pengawas atau cctv. Hingga tak ada yg tahu kalau pria tersebut meninggalkan sebuah kardus tersebut di depan pintu.
Malam semakin larut dan udara diluar semakin dingin. Terdengarlah suara tangisan anak bayi yg memecah kesunyian. Beberapa pengurus yayasan pun keluar untuk mengecek kamar bayi apakah ada bayi yg terbangun, tapi sayangnya tak ada bayi yg terbangun. Dan suara pun mengarah pada area luar tepat di depan pintu masuk.
Seorang wanita berusia 30an yg bekerja di panti asuhan tersebut pun menuju ke sumber suara. Ia pun membuka pintu untuk melihat bayi siapakah yg menangis. Dan ia tidak terkejut melihat kardus yg sudah berisi bayi yg ditinggalkan di depan pintu yayasan.
Ya, kasus bayi yg ditinggalkan di depan pintu yayasan sudah bukan hal baru. Melainkan hal biasa, dimana biasanya bayi tersebut tak diinginkan orangtuanya. Padahal diluaran sana banyak sekali para pasangan yg menginginkan hadirnya buah hati di rumah tangga mereka. Tapi bagi beberapa orang yg tak siap, mereka lebih memilih jalur pintas seperti mengab**si atau cara yg lebih halus dengan cara meninggalkannya di depan pintu yayasan panti asuhan.
Wanita yg bernama Sri pun menggendong bayi yg terlihat kedinginan tersebut dan membawanya masuk. Ia juga langsung menyelimutinya dan memberikan susu formula. Lalu ia melaporkannya pada ketua yayasan kalau ada bayi yg ditinggalkan di depan pintu masuk pada dini hari.
Minimnya fasilitas pun membuat mereka tak bisa berbuat banyak, apalagi mencari orangtua si bayi. Mengingat mereka tak punya bukti berupa video bayi tersebut ditinggalkan dan siapa pelakunya.
Bayi perempuan tersebut pun terlihat begitu mungil dan cantik. Entah orangtua mana yg tega meninggalkannya begitu saja. Kulitnya yg putih, rambutnya yg lebat serta matanya yg indah membuat siapa saja menyukai bayi tersebut.
Tak ada sepucuk surat ataupun barang yg ditinggalkan oleh pelaku pada bayi tersebut. Melainkan hanya pakaian tipis dan juga kain jarik yg ada di dalam kardus tersebut.
Meskipun pihak yayasan panti asuhan sudah melaporkan pada pihak berwajib, tetap saja tak ada gunanya karena minimnya barang bukti. Hingga bayi tersebut pun dirawat di panti asuhan tersebut yg bernama yayasan Cinta Kasih Bunda.
Jasmine selaku pemimpin yayasan tersebut pun menerima bayi tersebut. Dirinya pun tak ingin ada bayi yg dibuang lagi. Dan memilih untuk merawat bayi-bayi yg ditelantarkan oleh orangtuanya. Yayasan yg dibangun oleh keluarganya yg sudah berjalan selama lebih dari 10 tahun itupun telah menerima banyak anak. Beberapa yg beruntung diadopsi oleh keluarga berada. Sisanya dirawat disana dan disekolahkan oleh pemilik yayasan dan tentunya juga dengan bantuan para donatur.
Hingga Jasmine melihat bayi mungil tersebut dan tersentuh hatinya melihat mata yg bersinar cerah tersebut. Jasmine pun memberinya nama Lyra Cornelia. Dan bayi itupun tumbuh menjadi gadis yg cantik.
Lyra pun begitu dekat dengan Jasmine dan Ibu Sri. Dirinya bahkan tak mau diadopsi oleh siapapun dan akan tetap berada di panti asuhan sampai dirinya besar.
Pernah suatu hari, ada keluarga yg ingin mengadopsinya tapi Lyra kabur dan bersembunyi. Lyra sebagai anak yg sangat aktif dan lincah pun sampai bersembunyi di atas atap genteng yayasan panti asuhan. Dan tak ada siapapun yg bisa menemukannya.
"Aku tak mau pergi dari sini, sudah ada bunda Jasmine dan ibu Sri yg menyayangiku.." gumam Lyra kecil dalam hati.
Akhirnya mereka pun menyerah dan tak jadi mengadopsi Lyra. Sampai malam hari, mereka pun mencari gadis kecil tersebut.
"Lyra.. kau dimana nak??" panggil ibu Sri.
"Lyra sayang, bunda janji takkan menyerahkanmu pada siapapun.. keluarlah." panggil Jasmine.
Lyra pun muncul entah darimana dan tersenyum menatap Sri dan Jasmine.
"Maaf bunda.. tapi bunda tak bohong kan?? Aku takkan diadopsi siapapun kan??" tanya Lyra dengan polosnya.
"Iya bunda janji.." ucap Jasmine.
"Yeeee.. Lyra sayang bunda." ucap Lyra bahagia dan tersenyum.
"Iya bunda janji. Memangnya kenapa kok kamu tidak mau punya orangtua yg kaya yg bisa membelikan Lyra apa saja?" tanya Jasmine.
"Lyra tidak suka saja bunda." jawab Lyra polos.
"Yasudah sekarang Lyra masuk dan mandi, kasihan bu Sri sudah lelah mencarimu kemana-mana." ucap Jasmine menggandeng tangan Lyra.
Lyra pun hanya menjawabnya dengan anggukan kepala. Dirinya pun punya alasan tersendiri kenapa tidak mau diadopsi. Ia melihat seorang anak asuh di panti tersebut yg diantarkan oleh beberapa orang pada bulan yg lalu. Ditubuh anak itu dipenuhi luka lebam, katanya ia disiksa oleh orangtua asuhnya. Dan hal itu membuat Lyra sangat takut untuk diadopsi.
☘☘☘☘
Waktu pun terus berjalan dan Lyra tumbuh menjadi gadis yg cantik dan baik hati. Ia disekolahkan di sekolah yg tak jauh dari panti asuhan. Dan berkat kepintarannya Lyra mendapatkan beasiswa penuh selama bersekolah disana. Jasmine pun bangga padanya karena Lyra tak ingin membebankan dirinya dan juga enggan diadopsi. Jadi Lyra akan melakukan apapun agar dirinya tetap bisa tinggal di panti tapi juga tak membebankan siapapun.
Terlebih sikap Lyra yg tak malu mengakui kalau dirinya anak asuh dari yayasan panti asuhan. Meski banyak yg mencibirnya Lyra pun tetap tenang dan tak ingin mencari masalah. Dirinya cukup bisa menempuh pendidikan dan mendapat pekerjaan suatu hari nanti saja sudah sangat bersyukur. Jadi ia tak ingin menyia-nyiakan waktunya dengan meladeni cibiran orang lain.
Lyra pun cukup aktif di sekolahnya dan mengikuti banyak lomba seta kegiatan lainnya. Dirinya tak ada waktu untuk bersenang-senang apalagi berpacaran dengan remaja seusianya. Lyra hanya fokus pada pendidikannya dan ingin meraih beasiswa lagi saat kuliah.
Lyra sudah bertekad akan mengabdi pada yayasan setelah dirinya sudah bisa hidup mandiri. Hingga akhirnya Lyra lulus dengan mendapat nilai tertinggi di sekolahnya dan juga mendapatkan beasiswa di universitas kedokteran. Lyra pun bahagia sekali dengan pencapaiannya. Ia langsung menemui Jasmine dan Sri untuk membagikan kabar gembira tersebut.
"Bundaa..." panggil Lyra yg masuk ke ruangan Jasmine.
"Lyra, bagaimana hasilnya?" tanya Jasmine.
"Tentu saja juara umum.." jawab Lyra dan Jasmine memeluknya dengan erat.
"Selamat sayang.." ucap Jasmine.
"Iya bunda, tapi tidak hanya itu.. aku lolos di universitas kedokteran XX dengan beasiswa.." ucap Lyra bahagia.
"Selamat Lyra.. kau memang hebat.." ucap Jasmine.
"Terimakasih bunda.. ibu Sri mana?? aku mau memberitahunya." ucap Lyra.
"Itu dia di depan pintu.." tunjuk Jasmine.
"Ibu Srii.. aku dapat juara umum dan dapat beasiswa untuk kuliah.." ucap Lyra bahagia.
"Selamat Lyra.. usaha kerasmu tak sia-sia." ucap Sri.
"Iya bu.." ucap Lyra.
Begitulah Lyra menjalani hidupnya dengan baik. Kerja keras tanpa henti, serta banyak belajar adalah kebiasaannya. Jasmine pun bangga padanya yg bisa membuktikan diri.
Hingga suatu hari, seorang pria pun datang ke yayasan panti asuhan tersebut. Lyra pun berpapasan dengannya dan menyapanya karena pria itu bertanya.
"Permisi, bisa kau tunjukkan ruangan pemimpin yayasan?" tanya pria itu.
"Iya, kalau begitu silahkan ikuti saya." ucap Lyra ramah.
"Apa kau bekerja disini?" tanya pria itu melihat Lyra yg masih muda.
"Bukan, saya anak asuh bunda Jasmine tuan." ucap Lyra.
"Oh jadi kau masih anak asuh di yayasan ini." ucap pria itu.
"Iya tuan, nah ruangannya ada disebelah sini.." ucap Lyra.
Lyra pun mengetuk pintu dan mengantarkan tamu tersebut ke ruangan bunda Jasmine.
"James.. kau kah itu?" ucap Jasmine.
"Tentu, tante sudah lama sekali kita tak bertemu." ucap pria tersebut.
Lyra pun pamit undur diri untuk pergi kuliah. Dan Jasmine berbincang dengan James yg merupakan keponakannya.
Jasmine pun menyambut keponakannya dengan hangat dan berbincang di ruangannya. Walaupun Jasmine tahu pasti James butuh bantuannya jika sampai menemuinya setelah sekian lama.
"Jadi katakanlah tujuanmu James.." ucap Jasmine.
"Terimakasih tante, tante memang hebat." ucap James.
"Ya.. setelah sekian lama kau tak menemuiku, kini tak mungkin kau tak punya tujuan." ucap Jasmine.
"Maaf, selama ini aku hanya tak ingin melihat tante terlibat dengan keluargaku." ucap James.
"Aku tahu, kau menjauh untuk melindungiku." ucap Jasmine.
"Tapi kali ini aku sedang dalam posisi yg tidak bagus." ucap James.
"Maksudmu? katakanlah dengan jelas." pinta Jasmine.
"Ya, kakek ingin aku yg meneruskan perusahaan.. tapi anak tante Eva pasti takkan setuju. Belum lagi mom yg sangat tamak dan tak ingin berbagi." ucap James.
"Jadi apa syarat yg diajukan tuan Clinton?" tanya Jasmine.
"Aku harus menikahi seorang wanita yg baik, yg jauh dari kata konglongmerat dan tak tamak akan harta." ucap James.
"Bukankah tidak sulit bagimu mencari wanita?" tanya Jasmine.
"Masalahnya kekasihku tak direstui olehnya.. entah apa yg dipikirkan si tua ban**a itu." ucap James kesal.
"Jaga ucapanmu James ! dia itu kakekmu juga." ucap Jasmine.
"Aku harus bagaimana tante?" tanya James.
"Aku bingung kenapa kau menemuiku?" tanya Jasmine.
"Karena kakek sejujurnya ingin memilihmu tapi kau malah justru mengambil alih yayasan ini." ucap James.
"Aku muak James dengan perebutan tahta. Sementara banyak anak tak berdosa terlantar dan masih banyak orang yg kurang mampu." ucap Jasmine.
"Tante memang tak pernah berubah sejak dulu.. Jadi apa yg harus kulakukan? jika aku bicara pada ibuku pasti dia akan mencarikan gadis lain, tapi jika tante Eva tahu pasti dia takkan terima." ucap James.
"Kau bawa saja kekasihmu." ucap Jasmine.
"Kakek takkan setuju, aku sudah melakukannya." ucap James.
"Alasannya?" tanya Jasmine.
"Dia terlalu materialistis, dan hanya memikirkan gaya hidup." ucap James.
"Kalau begitu, aku bisa apa James?" tanya Jasmine.
"Carikan aku pengantin.. kakek bilang tante pasti bisa menemukannya." ucap James.
"Apa kau bisa mencintainya? menyayanginya? menjaganya dari keluarga CLINTON yg berbahaya?" tanya Jasmine.
"Aku akan berusaha." ucap James.
"Pernikahan bukanlah permainan, dan seorang wanita baik-baik lebih butuh dicintai dan disayangi daripada hanya sebuah status dan kekayaan." ucap Jasmine.
"Aku tahu, kumohon tante bantulah aku." ucap James.
"Tante belum punya kandidat yg tepat." ucap Jasmine.
"Baiklah, kabari aku jika tante sidah menemukan orangnya." ucap James.
"Tapi tidak janji.. kau carilah sendiri." ucap Jasmine.
Setelah itu, James pun pergi dari ruangan Jasmine. Baginya kakeknya benar, kalau hanya Jasmine yg bisa membantunya menemukan pengantinnya demi menyelamatkan perusahaan. Tapi apakah Jasmine akan membantunya?? mengingat betapa mengerikannya perubutan tahta dan kekuasaan.
James pun kembali ke kantornya, tapi saat menuju ke mobilnya dirinya melihat wanita muda yg mengantarnya ke ruangan Jasmine tadi. Wanita itu nampak kebingungan karena motor bututnya tak nyala lagi.
"Ada apa?" tanya James.
"Motorku rusak tuan." ucap Lyra.
"Wajar saja, motormu sudah tak layak pakai." ucap James.
"Anda benar, tapi bagi saya ini berharga." ucap Lyra.
"Kau memangnya mau kemana?" tanya James.
"Saya hendak pergi kuliah.. tapi karena waktunya sudah mepet saya harus naik ojek." ucap Lyra.
"Ikutlah denganku, aku yg akan mengantarmu." ucap James.
"Tidak tuan terimakasih, tapi saya sudah memesan ojek online." ucap Lyra.
"Baiklah." ucap James.
Tak lama berselang abang ojol pun muncul dan Lyra pun pergi berangkat kuliah dengan naik ojek. James pun bingung, bagaimana bisa wanita muda sepertinya lebih memilih naik ojek online daripada diantar dirinya yg menaiki mobil mewah?? James pun tanpa sadar mengikuti gadis tersebut hingga sampailah di sebuah universitas.
"Apa tak salah gadis itu kuliah disini??" gumam James di dalam mobilnya.
James pun kembali tak habis pikir, bagaimana gadis tersebut berkuliah di unversitas kedokteran ternama. Darimana uang untuk membayar semuanya?? karena ia yakin beasiswa saja takkan cukup. Begitulah James mengetahui fakta mengenai salah seorang anak asuh Jasmine. Dan dirinya berpikir bagaimana tantenya bisa membantunya jika Jasmine memilih hanya mengurus sebuah yayasan panti asuhan yg sejatinya tak menguntungkan baginya dalam segi materi.
James pun pergi setelah melihat Lyra masuk ke kampusnya. Dirinya kembali ke kantornya untuk bekerja sembari mencari solusi atas masalahnya. Belum lagi sepupunya Ferdinan selalu menyerangnya jika ada kesempatan.
Keluarga James adalah keluarga Clinton yg terkenal dengan kesuksesan perusaahaannya. Dan Ayah James adalah Julian Clinton kakak kembar dari Jasmine Clinton. Julian meninggal karena serangan jantung diusia muda, dan Jasmine memilih meninggalkan nama Clinton dan mengurus sebuah yayasan amal yg didirikan ayahnya Robert Clinton.
Jasmine meninggalkannya bukan tanpa alasan, semua karna ia muak dengan persaingan akan perebutan tahta. Calon suaminya pun disingkirkan karena mereka tak ingin ada orang lain yg menguasai keluarga Clinton. Hingga Jasmine muak dan memilih mengabdikan hidup pada sebuah yayasan amal yg dibuat oleh ayahnya.
Semasa hidup Julian, dirinya cukup sukses dan bisa menyeimbangkan bisnis keluarga dan juga menekan adik tirinya Eva. Tapi nyawa Julian tak bertahan lama karena penyakit jantung yg diidapnya. Hingga dirinya menghembuskan nafas terakhir diusia 35tahun. Sementara Robert Clinton tak punya lagi kandidat penerusnya, karena Jasmine memilih mundur sebagai klan Clinton. Dan tak mungkin dirinya memilih Eva yg terlihat begitu serakah dimatanya. Jika bukan karena Julian yg menekannya Eva mungkin sudah berbuat lebih gila lagi demi hartanya.
James yg baru berusia 10 tahun pun menjadi harapan terakhir Robert. Dirinya berharap besar kalau James bisa menjadi seperti ayahnya, walaupun ibunya juga tamak tapi itu wajar mengingat ibunya juga berasal dari kaum konglongmerat yg tak terbiasa hidup susah.
James pun dididik oleh Robert dan menjadi pria yg sesuai dengan kriterianya. Dibandingkan Ferdinan yg hanya berfoya-foya dan kurang bekerja keras di perusahaan. Namun, Robert cukup menyayangkan dimana James tak bisa memilih calon istrinya.
Robert pun secara diam-diam mencaritahu kekasih James yg bernama Camila. Wanita yg bekerja di dunia entertainment yg merupakan akris yg cukup sukses dan terkenal. Tapi juga seorang wanita yg materialistis yg haus kekuasaan di keluarga Clinton.
James pun sempat memperkenalkannya, tapi Robert yg tahu siapa Camila memilih meninggalkannya setelah Camila memperkenalkan diri. Tanpa berbasa-basi Robert pun beralasan sedang tak enak badan dan meninggalkan James beserta Camila di meja makan.
Hal itu, semakin membuat James frustasi. Ia yg begitu mencintai Camila tapi kakeknya tak menyukainya. Bahkan menyuruhnya mencari calon istri lain yg dari golongan biasa-biasa saja. Tentu saja James terkejut mendengarnya.
Jika dipaksakan pasti ia akan dicoret dari klan Clinton. Dan Ferdinan beserta ibunya pasti duduk di kursi tertinggi. Sementara ibunya Sera Clinton pasti akan ditendang dari kediaman Clinton dan tak mendapatkan apapun. Hidup James pun seperti buah simalakama, jika memilih kekasih maka hidup ibunya akan menderita. Tapi jika memilih kursi tertinggi itu, ia harus siap kehilangan Camila.
Setelah pagi hari Jasmine kedatangan James, kini ayahnya Robert pun tiba di yayasan tersebut. Jasmine pun menyambutnya dengan senang hati walau ia tahu tujuan ayahnya sama dengan James.
"Jasmine bagaimana kabarmu?" tanya Robert.
"Baik ayah.. Ayah sendiri bagaimana?" tanya Jasmine.
"Ayah sudah tua, wajar jika rapuh.. tapi ayah senang melihatmu baik-baik saja." ucap Robert.
"Jagalah kesehatan selagi bisa ayah.. dan tadi pagi James datang kemari." ucap Jasmine.
"Yah.. aku yg menyuruhnya kemari." ucap Robert.
"Apa ayah tidak menyulitkannya?" tanya Jasmine.
"Ayah tahu siapa kekasihnya, dia hanya wanita materialistis yg haus akan kekayaan dan kekuasaan.. wanita itu juga dekat dengan para pria kaya." ucap Robert.
"Kemampuan ayah tidak menurun.. tandanya ayah baik-baik saja." ucap Jasmine.
"Jasmine, sebenarnya aku sedikit kecewa dengan dirimu yg memilih menjauhi nama Clinton dan mengurus yayasan ini." ucap Robert.
"Sudahlah ayah, aku sudah kehilangan belahan jiwaku. Dan tempat ini adalah impian ibu, kini aku juga mengerti kenapa ibu menginginkannya." ucap Jasmine.
"Jasmine carikan keponakanmu istri yg baik.. aku tahu kau pasti bisa.." ucap Robert.
"Ayah, aku bukan mak comblang atau biro jodoh.. karena yg akan menjalaninya itu James bukan aku." ucap Jasmine.
"Ayolah ayah tak suka dengan calonnya, sementara kau itu pandai menilai orang.." ucap Robert.
"Ya.. nanti aku kabari jika sudah ada kandidat.. Tapi bisakah ayah menjamin hidupnya dan keamanannya?" tanya Jasmine.
"Aku tahu kau takut kejadiannya seperti Kevin.." ucap Robert.
"Kalau ayah sudah tahu, kuharap ayah bisa menjaga siapapun istri James kelak." ucap Jasmine.
"Oke.. ayah berjanji.." ucap Robert.
Kemudian sesuai agendanya, Robert pun mengecek nama-nama anak asuh Jasmine yg akan ia biayai sekolahnya seperti biasanya. Dan Robert cukup terkejut dengan sebuah nama. Bukan karna nominal pembayarannya tapi karena prestasinya.
"Siapa Lyra?" tanya Robert.
"Ayah, dia itu anak asuhku.. dia memang anak yg pintar. Dan sering mendapatkan beasiswa makanya namanya jarang muncul di daftar." ucap Jasmine.
"Aku hanya salut padanya bisa masuk ke universitas ini.. bagaimana caranya dia bisa masuk?" tanya Robert.
"Dia belajar dengan sungguh-sungguh, dan itupun ia juga berhasil mendapatkan beasiswa juga. Walaupun beberapa keperluan harus ditanggung sendiri." ucap Jasmine.
"Kuharap aku bisa bertemu dengan gadis itu." ucap Robert.
"Ayah, dia baru 18 tahun.. jangan jodohkan dengan James." ucap Jasmine.
"Ayah hanya ingin melihatnya, siapa tahu ayah bisa membantunya jika dia ada kesulitan." ucap Robert.
"Jangan macam-macam dia masih dibawah umur." ucap Jasmine.
"Kau ini berlebihan." ucap Robert.
Robert pun melakukan tugasnya sebagai pemilik yayasan dan melihat perkembangan yayasan yg sudah jarang ia kunjungi karena usianya yg sudah tidak muda lagi. Dan Jasmine menemaninya melihat anak-anak asuhnya.
Sore itu, Lyra pun pulang ke yayasan dengan lelah karena padatnya jadwalnya hari ini. Dirinya pun melewati gerbang yayasan dan melihat sebuah mobil mewah datang dan terlihat bunda Jasmine ada disana juga.
Lyra pun hanya menunduk tanda hormat dan tersenyum. Tapi ia justru dipanggil oleh Jasmine.
"Lyra, ini kenalkan tuan Robert pemilik yayasan ini." ucap Jasmine.
"Selamat sore tuan, nama saya Lyra.." ucap Lyra.
"Oh jadi kau yg bernama Lyra.. aku sangat penasaran denganmu." ucap Robert.
"Iya benar, apa ada yg ingin ditanyakan tuan?" tanya Lyra tersenyum.
"Bagaimana kuliahmu?? apakah sulit?" tanya Robert.
"Ya tidak terlalu, tapi aku akan berusaha tuan." ucap Lyra.
"Baru kali ini ada anak asuh Jasmine yg diterima di universitas ternama.. selamat ya dan belajar yg giat aku pasti membantumu." ucap Robert.
"Iya tuan, Terimakasih." balas Lyra tersenyum.
"Sudah masuk dan istirahatlah, aku tahu kau lelah." ucap Robert.
"Terimakasih tuan, permisi." ucap Lyra.
Lyra pun masuk ke dalam dan menuju ke kamarnya. Tuan Robert benar kalau dirinya sangat lelah, hingga langsung merebahkan tubuhnya setelah sampai di kamarnya. Lyra pun berpikir kalau tuan Robert adalah pemilik, berarti dia adalah ayah dari bunda Jasmine.
Tapi Lyra pun tak begitu memikirkannya, dan tertidur lelap karena lelah. Sementara Robert terlihat tertarik pada Lyra, gadis yg pantang menyerah akan nasibnya dan juga gadis yg tahu sopan santun. Ia berharap Lyra mau dijodohkan dengan James cucunya, dan ia akan menanggung semua biaya kuliahnya sampai selesai. Walaupun benar apa kata Jasmine kalau Lyra masih dibawah umur untuk menikah tapi tak ada salahnya jika dicoba.
Sikap ingin tahu Robert pun membuat dirinya mencaritahu asal-usul Lyra. Tapi anak buahnya tak mendapatkan catatan khusus, karena gadis tersebut ditinggalkan di depan pintu yayasan saat masih bayi. Tanpa sepucuk surat atau benda apapun, hingga sulit mencari asal usulnya. Tapi mengenai dirinya yg sekarang, Robert pun tersenyum melihat kegigihannya belajar.
Bukan hanya nilai akademis tapi juga Lyra aktif dalam kegiatan sosialnya. Hingga ia bisa diterima di universitas tersebut dengan beasiswa. Yatim piatu, tak punya apapun, dan tak tertarik akan kemewahan, hal itupun membuat Robert semakin menyukai Lyra untuk dijadikan istri dari cucunya James.
Tapi masalahnya adalah Jasmine pasti takkan menyetujuinya karena Lyra masih dibawah umur untuk menikah. Robert pun mengatur siasat agar James mau menikahi Lyra karena sesuai dengan kriterianya, cantik, pintar, gigih, dan juga tahu etika.
"Lyra adalah kandidat terbaik." gumam Robert.
Segeralah Robert, memanggil James untuk memperkenalkan kandidat pilihannya.
"Ada apa kek?" tanya James.
"Kau masih belum menemukannya?" tanya Robert.
"Kek, memangnya aku ini mencari permen bisa ketemu dengan mudah.. Lagipula salah sendiri kenapa menolak kekasihku." ucap James.
"Wanita matre seperti itu hanya akan memanfaatkanmu saja.. jangan bodoh..!" ucap Robert.
"Kek, cukup.. pernikahan ini aku yg akan menjalaninya jadi biarkan aku memilihnya sendiri." ucap James.
"Kakek sudah dapat satu kandidat yg cocok." ucap Robert menyerahkan biodata Lyra.
"Lyra?? anak asuh tante Jasmine?" tanya James.
"Ternyata kau sudah mengenalnya." ucap Robert.
"Aku hanya bertemu dengannya di yayasan." ucap James.
"Dia cantik, pintar, etikanya bagus, gigih.. bagaimana menurutmu?" tanya Robert.
"Kek yg benar saja dia masih 18 tahun.." ucap James.
"Daun muda itu paling menarik James." goda Robert.
"Kek.. masa depannya masih panjang. Dia bahkan masih berkuliah." ucap James.
"Cih, ya biarkan saja dia kuliah dan bekerja sesuai keinginannya.. Yg kakek butuhkan hanya menantu yg baik." ucap Robert.
"Bagaimana dengan Camila? aku harus menyakitinya?" tanya James.
"Kakek sudah bilang berapa kali, kalau wanita itu tak baik untukmu. Lihat gaya hidupnya, lalu lingkungannya." ucap Robert.
"Pokoknya aku tidak setuju." ucap James.
"Yasudah kau mau aku memberikan perusahaan pada Ferdinan yg tak tahu apa-apa??" tanya Robert.
"Jika kakek mau perusahaan hancur silahkan." balas James.
Perdebatan panjang pun terjadi antara cucu dan kakek tersebut. Hingga akhirnya James pergi karena tak tahan. Dan James menceritakan semuanya pada Jasmine. Sesuai prediksi Jasmine, memang benar kalau ayahnya hendak menikahkan Lyra dengan James.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!