NovelToon NovelToon

Ephemeral

Prolog

Aku masih tersungkur di tanah dengan tubuh yang tak berdaya. Dibalik dari sifat seorang kakak yang selama ini ia tunjukkan padaku, ternyata ketika aku sudah tidak lagi berarti untuknya ia menyeret ku layaknya sampah yang akan di buang ke tempat sampah.

"Lepaskan tanganmu darinya!" perintah Yo-Han.

Sambil menyeringai miring Yeo-Reum melepaskan tangan A-Reum dari genggamannya.

Yo-Han membungkukan badannya dan melihat wajah A-Reum dari dekat sambil berkata, "kau tau kan apa yang akan aku lakukan?!" Yo-Han melirik ke arah paman Min-Seok.

"Dimana liontin itu sekarang?" lanjutnya bertanya.

"Lepaskan-pamanku-dulu!" balas A-Reum terbata-bata.

chp. 1

Aku sama sekali tak bisa percaya dengan apa yang sudah tertangkap oleh kedua mataku sekarang. Pancaran dari kilatan cahayanya begitu terang sampai menusuk mata. Entah apa itu, tapi yang jelas seseorang baru saja keluar dari dalam sana.

Ia menoleh, wajahnya tampak tak asing lagi bagiku. Misterius, tajam, dan dingin, namun jika diperhatikan lebih dalam lagi ada kehangatan yang terselubung dibaliknya. Kalimat itu sangatlah cocok untuk mendeskripsikan sebuah tatapan yang sedang tertuju padaku.

Perlahan-lahan ia melangkah, mendekatiku yang berdiri tak jauh dari tempatnya memijakkan kaki tadi.

"Ja--James???" Aku terbata-bata sambil terus melangkah mundur sedikit demi sedikit.

Aku mengenalnya, dia adalah James. Cowok paling cuek dan dingin yang pernah aku temui di sepanjang hidupku. Dia baru saja bergabung kurang lebih satu tahun yang lalu di Whitney High School, tempatku bersekolah saat ini.

"Ssstt!" Ia meletakkan jari telunjuknya di bibir, "hanya kau dan aku yang tahu, ini menjadi rahasia kita berdua sekarang...."

Tatapan dari matanya yang berwarna kelabu itu seolah-olah mengunci erat pandanganku. Aku sempat menahan napas selama beberapa detik, dan tersadar ketika merasa hampir kehabisan oksigen.

Tatapan dari matanya yang berwarna kelabu. Aku sempat menahan napas selama beberapa detik, dan tersadar ketika merasa hampir kehabisan udara.

Tubuhku membeku, bukan karena dinginnya salju yang menusuk tulang. Melainkan, aku telah melihat apa yang seharusnya tidak pernah kulihat. Sejak fenomena hari ini, aku mulai takut jika hal-hal mulai berdatangan menghantui hidupku. Kini aku tak bisa sekedar mempercayai apa yang tampak oleh mataku saja. Aku harus lebih ekstra berhati-hati pada suatu hal yang bahkan tak pernah terlintas di otakku sedikitpun.

Terserah apapun itu mau disebut portal atau juga gerbang menuju dimensi lain, yang jelas ini sangatlah mengerikan bagiku. Bentuknya semacam black hole tapi berwarna biru sedikit kehijau-hijauan.

Walaupun terdengar sedikit aneh jika menyebutnya dengan sebutan blue hole, dua kata ini merupakan serangkaian kata yang sangat mudah kuingat. Bukan karena ingin mengingatnya terus menerus, tetapi justru untuk menjauhkannya sejauh mungkin dari hidupku.

"Sebenarnya kau ini siapa?! Dan bagaimana bisa kau keluar dari sana???" tanyaku padanya dengan bibir yang gemetar.

"Pertama berjanjilah padaku dulu, kau tidak akan pernah mengatakan apa yang kau lihat hari ini pada siapapun juga," balasnya.

Spoiler next part 2: ✨

James kembali mendekat, ia berusaha meraih tanganku. Enggan disentuhnya, aku langsung menyembunyikan lenganku dibalik pinggang. Setelah tahu kalau ternyata dia ini bukanlah manusia biasa.

Selang sepersekian detik, tiba-tiba kalung permata biru yang ia pakai di lehernya itupun berubah warna menjadi ungu kemerahan. Dan ya, lagi-lagi aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.

"Aku harus pergi lagi sekarang, benda itu mungkin dalam keadaan bahaya!" Itulah kata-kata yang terakhir kali terdengar olehku sebelum ia masuk ke dalam blue hole itu lagi, dan terhempas menghilang begitu saja.

Sudah terlambat. Aku tak bisa kembali memutar waktu, dan juga berpura-pura tidak tahu lagi tentang James. Aku masih belum mengenal karakter asli dari seseorang yang bernama James itu, mengingat sikap yang selama ini ia tunjukkan pada semua orang di High School. Entah apa yang akan ia lakukan padaku jika suatu saat nanti, rahasia besarnya terbongkar.

21

Aku sama sekali tak bisa percaya dengan apa yang sudah tertangkap oleh kedua mataku sekarang. Pancaran dari kilatan cahayanya begitu terang sampai menusuk mata. Entah apa itu, tapi yang jelas seseorang baru saja keluar dari dalam sana.

Ia menoleh, wajahnya tampak tak asing lagi bagiku. Misterius, tajam, dan dingin, namun jika diperhatikan lebih dalam lagi ada kehangatan yang terselubung dibaliknya. Kalimat itu sangatlah cocok untuk mendeskripsikan sebuah tatapan yang sedang tertuju padaku.

Perlahan-lahan ia melangkah, mendekatiku yang berdiri tak jauh dari tempatnya memijakkan kaki tadi.

"Ja--James???" Aku terbata-bata sambil terus melangkah mundur sedikit demi sedikit.

Aku mengenalnya, dia adalah James. Cowok paling cuek dan dingin yang pernah aku temui di sepanjang hidupku. Dia baru saja bergabung kurang lebih satu tahun yang lalu di Whitney High School, tempatku bersekolah saat ini.

"Ssstt!" Ia meletakkan jari telunjuknya di bibir, "hanya kau dan aku yang tahu, ini menjadi rahasia kita berdua sekarang...."

Tatapan dari matanya yang berwarna kelabu itu seolah-olah mengunci erat pandanganku. Aku sempat menahan napas selama beberapa detik, dan tersadar ketika merasa hampir kehabisan oksigen.

Tatapan dari matanya yang berwarna kelabu. Aku sempat menahan napas selama beberapa detik, dan tersadar ketika merasa hampir kehabisan udara.

Tubuhku membeku, bukan karena dinginnya salju yang menusuk tulang. Melainkan, aku telah melihat apa yang seharusnya tidak pernah kulihat. Sejak fenomena hari ini, aku mulai takut jika hal-hal mulai berdatangan menghantui hidupku. Kini aku tak bisa sekedar mempercayai apa yang tampak oleh mataku saja. Aku harus lebih ekstra berhati-hati pada suatu hal yang bahkan tak pernah terlintas di otakku sedikitpun.

Terserah apapun itu mau disebut portal atau juga gerbang menuju dimensi lain, yang jelas ini sangatlah mengerikan bagiku. Bentuknya semacam black hole tapi berwarna biru sedikit kehijau-hijauan.

Walaupun terdengar sedikit aneh jika menyebutnya dengan sebutan blue hole, dua kata ini merupakan serangkaian kata yang sangat mudah kuingat. Bukan karena ingin mengingatnya terus menerus, tetapi justru untuk menjauhkannya sejauh mungkin dari hidupku.

"Sebenarnya kau ini siapa?! Dan bagaimana bisa kau keluar dari sana???" tanyaku padanya dengan bibir yang gemetar.

"Pertama berjanjilah padaku dulu, kau tidak akan pernah mengatakan apa yang kau lihat hari ini pada siapapun juga," balasnya.

Spoiler next part 2: ✨

James kembali mendekat, ia berusaha meraih tanganku. Enggan disentuhnya, aku langsung menyembunyikan lenganku dibalik pinggang. Setelah tahu kalau ternyata dia ini bukanlah manusia biasa.

Selang sepersekian detik, tiba-tiba kalung permata biru yang ia pakai di lehernya itupun berubah warna menjadi ungu kemerahan. Dan ya, lagi-lagi aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri.

"Aku harus pergi lagi sekarang, benda itu mungkin dalam keadaan bahaya!" Itulah kata-kata yang terakhir kali terdengar olehku sebelum ia masuk ke dalam blue hole itu lagi, dan terhempas menghilang begitu saja.

Sudah terlambat. Aku tak bisa kembali memutar waktu, dan juga berpura-pura tidak tahu lagi tentang James. Aku masih belum mengenal karakter asli dari seseorang yang bernama James itu, mengingat sikap yang selama ini ia tunjukkan pada semua orang di High School. Entah apa yang akan ia lakukan padaku jika suatu saat nanti, rahasia besarnya terbongkar.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!