Seorang anak tentara dengan paras cantik, kulit seputih mutiara,badan yang tinggi langsing dan periang.Dia bernama Lauren Bernessa.
Sang ayah adalah sosok prajurit militer yang ditugaskan menjaga perdamaian di luar negeri.
Lauren merasa bangga terhadap ayahnya yang menjadi tentara perdamaian antar negara.Hari demi hari hingga tahun berganti tahun telah Lauren lewati tanpa sosok ayah, seorang anak yang sangat merindukan sang ayah.Akan tetapi demi tugas mulia yang diberikan oleh negara untuk ayahnya,Lauren harus kuat menahan pertemuan dengan sang ayah.
Di ulang tahun yang ke 17 tahun,Lauren merayakan nya bersama mamah nya,saudara dan teman-teman nya. Akan tetapi dihati nya sangat bersedih karena di setiap pesta ulang tahun nya,sang ayah tidak bisa hadir.Dengan wajah sendu bercampur sedikit bahagia hanya senyuman saja yang Lauren ekspresikan.
"Happy brithday honey" seru sang mamah kepada anak tersayang.
"Semoga apa yang kamu inginkan tercapai yah"
Dengan membawa kue ulang tahun, mamanya meminta Lauren untuk sejenak berdoa sembari meniup lilin.Api lilin pun padam tertiup hembusan angin yang keluar dari bibir mungilnya,semua tamu undangan memberikan aplause sorak gembira dengan diikuti nyanyian happy birthday.
Sebuah pisau yang sudah digenggam Lauren pun membelah kue ulang tahunnya dan diberikannya potongan kue pertama untuk sang mamah.
Sembari tersenyum Lauren mengucap
" terimakasih mah atas semua yang mamah berikan ke Lauren "
" he'em honey apapun mamah kasih asal kamu bahagia nak" jawab sang mamah dengan usapan lembut di pipi Lauren.
Mamahnya memberikan kado spesial untuk Lauren, kado yang sangat besar bahkan tinggi kemasannya melebihi mahota berlian yang dikenakan Lauren, akan tetapi dalam hati Lauren bukanlah hadiah yang dia inginkan.Dia hanya menginginkan ayahnya pulang dan merayakan bersama.
"sayang, ayo buka kadonya"
Lauren tidak ingin membuka nya, karena dia tahu itu pasti hadiah yang isinya hanya barang-barang branded tapi membosankan.Lauren sangat berharap ayahnya tiba-tiba muncul di sela-sela tamu pesta memberikan surprise,tapi itu semua tidak mungkin.
tersadar dari lamunan imajinasinya Lauren menyahut,
"Nanti saja ya mah bukanya"ucap Lauren dengan ekspresi wajah sendu.
"Sayang buka dulu, kamu saja belum lihat isi nya. "
Terpaksa Lauren menarik pita besar dan kado pun terbuka.
berdiri sang Ayah yang masih berseragam militer lengkap dengan membawa bunga dan boneka besar.
"Ayaaaah... "
Dengan wajah terkejut dan mata indah yang berkaca-kaca, Lauren langsung memeluk ayahnya.Sang ayah pun membalas pelukan anak perempuan nya yang sudah remaja.
"Lauren sangat kangen Ayah"
Sang ayah tersenyum dengan membisikan
"Selamat ulang tahun anak ku sayang"
"Ini ayah bawa hadiah untuk kamu"
Di berikan lah se buket bunga dan boneka teddy bear besar.
"Ayah.....aku kan udah gede yah, masa ayah ngasih aku hadiah boneka? "
Sang ayah tertawa lepas dan sambil mengusap rambut Lauren.
"Umurmu sudah dewasa, tapi bagi ayah kamu itu masih bayi cantiknya ayah dan mamah.
Ayah sengaja berikan kamu boneka ini agar setiap ayah sedang jauh bertugas dan kamu merindukan ayah peluk lah boneka besar ini."
Dengan air mata bahagia yang mulai mengalir pelan di pipi.
"buat ku hadiah yang terindah di ulang tahun ku ini, adalah kedatangan Ayah" ucap Lauren sambil tersenyum dan tak melepaskan dekapan sang ayah.
"Hem... Apa hanya ayah saja yang buat kamu bahagia sayang... "
Sang ibu menyindir Lauren dengan menggumam " ehem...ehemmm..."
Saut Lauren "hehehehe... Ya enggak mah, Lauren juga sangat sayang mamah. Hanya saja Lauren tidak pernah merayakan ulang tahun bersama ayah".Thank's banget kejutanya ya mah"
"Iya sayang.Happy brithday honey, panjang umur dan sehat selalu ya nak. "
Mereka pun menikmati pesta.Lauren meminta mamah nya untuk besok memasak makanan kesukaan ayah agar mereka bisa makan malam bersama.
Hari pun mulai pagi.
Kring... Kriiing... Kriiiing...
Suara telepon berdering.Ayah mengangkat telepon,dengan ekspresi tegasnya, terdengar ayah hanya menjawab,
"siap letnan"
pertanda itu adalah telepon dari atasan ayah.
Lauren yang tidak tau apa yang dibicarakan ayah dan atasanya hanya bisa melihatnya dengan wajah khawatir dari sudut dapur.
Sang ayah pun terlihat bergegas bersiap-siap dan beseragam militer lengkap untuk pergi,Lauren yang sedang membantu ibunya di dapur langsung menghampiri ayahnya
"Ayah mau kemana?"
"iya nak, letnan kolonel, atasan Ayah memanggil segera kehadiran ayah, ini darurat, kelak kamu akan mengerti tugas sebagai prajurit pelindung negara nak ",jawab sang Ayah
Dengan wajah sedih, Lauren meminta ayahnya hari ini untuk tidak mematuhi perintah atasan nya. Akan tetapi sang ayah menolak,
"Ayah janji, ayah akan pulang dan berkumpul kembali dengan kalian. "
Ayah pun bergegas pergi dengan membawa tas rensel besarnya. Ayah mencium kening ibu dan berpamitan, Lauren yang menangis karena baru semalam ayahnya pulang akan tetapi, lagi-lagi ditinggal ayahnya bertugas kembali.
Lauren memeluk ayahnya, sang ayah dengan mata berkaca melepaskan pelukan putrinya.
"Kamu anak seorang prajurit, kamu harus kuat dan bersabar"
Sambil mengusap pundak anaknya, ayah mencium kening Lauren dan berpamitan.
Tin... Tin...
Mobil jemputan datang, ayah segera meninggalkan rumah. Lauren yang akan lari mengejar ayahnya, di tarik oleh mamahnya.
"Sudah nak, biarkan ayahmu menjalankan tugasnya.Dia akan kembali dan berkumpul dengan kita"
Lauren hanya memeluk ibunya dan menangis.
Ayah sudah menaiki mobil dan pergi.
Bulan mulai berganti, Lauren sudah lulus SMA dan akan melajutkan ke jenjang Universitas.Dia sangat senang dengan bidang seni.Dia ingin mengambil jurusan seni rupa sesuai dengan keinginanya.
Akan tetapi mamah nya menyarankan Lauren untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Kedokteran.Karena sang ayah mengingikan Lauren menjadi dokter, ayahnya ingin dia bisa berguna untuk orang lain dalam hal medis.
Akan tetapi Lauren sangat menyukai seni.Dia sangat bingung.Akhirnya Lauren mutuskan untuk menempuh pendidikan di Universitas Kedokteraan meski dengan rasa terpaksa.
Setelah menjalani berbagai macam tes calon mahasiswa,akhirnya Lauren dinyatakan lolos tes calon mahasiswa untuk hari berikutnya menjalani kegiatan ospek calon mahasiswa Kedokteran.
Ingin rasanya Lauren memberikan kabar pada sang ayah bahwa dia sudah di terima di Universitas Kedokteran sesuai keinginan ayahnya,tetapi Lauren menunda dan memilih untuk memberitahukannya ketika ayah pulang.
Dihari pertama Lauren menjadi mahasiswi, para mahasiswa-mahasiswi baru melakukan kegiatan ospek bersama seniornya.Sampai dimana masa ospek sudah berakhir, dan Lauren resmi dilantik sebagai mahasiswi di sebuah Universitas Kedokteran.
Di pagi hari Lauren bersiap untuk pergi ke kampus.
Kring....kring.... Kring...
Suare telepon berdering,
Mamahnya langsung mengangkat telepon.
"A..a...apaaa!!"
Suara teriakan mamah mengagetkan Lauren yang ada dikamarnya.
Lauren terburu-buru keluar untuk melihat apa yang terjadi.
Lauren melihat mamahnya tergeletak lemas dengan posisi duduk dan berurai air mata... Gagang telepon pun masih menggantung.
"mah, ada apa mah?" tanya Lauren dengan cemas.
"A...Ayah sayang", sambil menangis
"Ayah kenapa mah!!"
Tampak raut wajah sang mamah, baru kali ini Lauren saksikan,bagai diselimuti awan mendung hitam sangat pekat, siap menghujani dan menenggelamkan taman bunga yang sangat indah.
Masih dengan derasnya air mata dan bibir yang bergetar hebat, sambil terbata bata mamah menyampaikan,
"baru saja letnan kolonel atasan ayah, menelpon memberitahu bahwa ayah dinyatakan "gugur" secara terhormat dalam kondisi menghalau serangan pasukan militan".
Bagai tersambar petir,Tubuh Lauren seketika kaku, lemas, sangat sulit baginya bernafas, bahkan air mata yang tak terbendung lagi pun dia usap seakan menyerukan ke diri sendiri
"bahwa ini bukan kenyataan, ini hanya mimpi terburuk".
Tanpa disadari tubuh Lauren gontai tersungkur jatuh pingsan, bagai bunga mawar luluh lantah terkena hantaman angin badai.
Saat mata Lauren terbuka dia sudah terbaring diatas kasurnya. Dia langsung keluar dari kamarnya. Melihat situasi rumah yang tadinya hanya ada mamah dan Lauren, sekarang banyak sanak saudara yang datang ke rumah dan tikar sudah di gelar di lantai. Lauren menghampiri mamahnya.
"Mah,tadi cuma mimpi kan mah? Ayah masih hidup kan mah?!"
Melihat mamahnya yang masih menangis.Mata Lauren yang sudah sembab pun kembali berurai air mata, kali ini Lauren mengerti bahwa mimpi buruknya adalah kenyataan, dan Mamah memeluknya.
Ayah yang Lauren tunggu untuk pulang, ternyata hari ini pulang dalam keadaan tak bernyawa, Kepulangan ayah kemarin adalah pertemuan sekaligus pelukan yang terakhir untuk bertemu anak dan istrinya.
..."WAIT TO THE NEXT STORY "...
Rumah sudah mulai ramai dipenuhi para tetangga,saudara,dan prajurit teman-teman ayah. Bunga-bunga bela sungkawa sudah berjejer di depan pagar.Semua prajurit bersiaga menunggu jenazah ayah Lauren datang.
Jenazah masih dalam perjalanan menuju rumah duka, mereka berjajar rapi untuk menyambut kedatangan jenazah. Ada rangkaian upacara untuk penghormatan terakhir yang dihadiri para pejabat,atasan dan bawahan ayah.
Wiu... wiu... wiu...
Suara sirine mobil jenazah mulai mendekat kerumah Lauren, para prajurit bersiap untuk mengangkat peti jenazah. Semua sudah bersiap di posisinya.
Lauren dan mamahnya langsung menunggu di dalam rumah untuk melihat jenazah ayahnya.
Peti jenazah sudah dibawa masuk oleh prajurit-prajurit sambil menunggu jika pusara sudah siap.Lauren langsung memeluk peti jenazah ayahnya dan menangis. Dia ingin peti jenazah ayahnya dibuka untuk melihat wajah sang ayah untuk terakhir kalinya,akan tetapi ibunya melarang nya.
"Hapus dulu air mata kamu sayang,jika ingin melihat ayahmu. Jika kamu ingin melihat ayah kamu, kamu harus jangan menangis,kamu harus ikhlaskan dia. Dia sudah bahagia sayang,dengan semua pengorbanan nya yang sudah dia laksanakan.Jika kamu menangis, apakah dia tidak akan bersedih juga? "
Lauren segera menyeka air matanya, dan menghela nafas panjang.Demi untuk melihat wajah ayahnya.
Peti jenazah mulai di buka, ayahnya sudah terbujur kaku, dengan wajah tersenyum, badan yang dingin.
"Ayah, aku sangat menyayangimu. Aku bangga menjadi putri mu. Yah, aku sudah di terima di Universitas keinginan ku, dan aku mengambil Fakultas Jurusan Kedokteran seperti yang ayah inginkan. Aku akan membuat ayah disana bangga menjadi ayahku"
Lauren memeluk dan mencium kening ayahnya,meski mata berkaca-kaca.
"Pelukan ini adalah yang terakhir kali nya aku bisa memeluk tubuhmu yang dulu hangat sekarang terasa dingin. Yah, selamat tinggal,kau akan selalu dihatiku"
"Maaf Lauren, pusara sudah siap. Ayahmu akan kami makamkan"
Lauren menggeser posisi ke arah mundur belakang.Para prajurit membawa peti jenazah ayah nya menuju Pemakaman Pahlawan.Upacara persemayaman segera dimulai hingga sampai ke pemakaman upacara penghormatan terakhir,semua melakukan prosesinya sesuai peraturan di kemiliteran.
Dor... dor... dor...
Suara tembakan berbunyi tanda peti jenazah akan diturunkan ke liang lahat. Peti jenazah berlahan di turunkan, sedikit demi sidikit tanah menutupi bagian peti.
Sampai dimana peti sudah tetutup rapat oleh tanah dan batu nisan tertancap di atasnya. Doa-doa dipanjatkan untuk jenazah ayah Lauren.
Para pelayat sedikit demi sedikit mulai meninggalkan pemakaman, semua prosesi telah selesai. Ada pula yang mengucapkan berbela sungkawa.
Pemakaman sudah mulai sepi, mamah dan para saudara-saudara nya pamit untuk pulang, akan tetapi Lauren masih ingin di tinggal di makam.
"Sayang kita pulang yuk", ajakan sang mamah.
"Iya mah,nanti aku menyusul".
"Mamah duluan saja, Lauren masih ingin disini mah. "jawab Lauren
"Ya sudah kalau begitu, mamah tunggu di mobil yah! "sambil menepuk bahu Lauren.
"Iya mah,nanti aku menyusul"
Mamah dan saudara-saudaranya pun bergegas meninggalkan makam.
"Yah, tubuh ayah sudah terkubur disini.Sekarang setiap saat aku bisa menemui ayah disini. Sekarang aku akan belajar untuk ikhlas kan ayah.Lauren harus pulang dulu ya yah.Karena hari sudah sore, kasihan mamah yang sudah lelah. Lauren sangat sayang ayah, aku janji akan menemui ayah lagi. "
Akhirnya Lauren meninggalkan makam,dan menuju mobil mamahnya.Mereka segera pulang kerumah.
Pemerintah memberikan penghargaan kepada keluarga,yang di wakilkan istrinya atas jasa ayah yang rela membela negaranya.Komandan memberikan secarik surat yang dititipkan Ayah Lauren sebelum berperang untuk anak dan istrinya.Tangan mamah bergetar seakan tidak kuat membaca surat yang ditulis suaminya.Lauren yang mengambil surat itu, dan dibacalah surat dari sang Ayah.
"Meli istriku... Aku tuliskan surat ini, jika sesuatu terjadi pada diriku. Maaf kan suami mu ini yang tidak bisa menemanimu dan anak kita sampai kita menua.Maaf kan aku yang selama ini tidak bisa setiap saat ada untuk mu dan Lauren.Aku sangat bahagia di pertemukan dengan mu dan Tuhan memberikan malaikat kecil untuk kita.Jaga diri kamu dan anak kita,terus lah bahagia. Aku tidak pernah menyesal jika aku gugur lebih dahulu,karena semua impianku sudah tercapai untuk bisa melindungi negara dan orang-orang yang aku cintai sampai titik penghabisanku. Sampaikan kepada Lauren jangan pernah menyerah,saat ini dia boleh bersedih kehilanganku. Tapi janganlah berlarut-larut karena aku tidak akan rela jika putriku menangisi ku disaat aku sudah berjuang untuk mereka. Jaga diri kalian, aku suamimu, aku ayah mu... Sangat menyayangi kalian.
Salam hangat,
Frans
Lauren tak bisa menahan bendungan air mata nya. Mamahnya yang mendengarkan isi surat dari suaminya ikut menangis pilu.
Akan tetapi Lauren ingin menuruti kemauan ayahnya agar tetap tegar. Lauren mengusap air matanya dan menghela nafas panjang bahwa dia akan tegar dan kuat.
"Aku sudah ikhlas ayah, aku sudah meng ikhlaskan ayah untuk pergi"
Mamah dan Lauren saling menguatkan untuk satu sama lain.
Hari mulai pagi, suasana haru masih menyelimuti Lauren dan mamahnya.Rumah sudah seperti sedia kala sepi hanya ada mamah dan Lauren.
Lauren berpamitan untuk pergi ke kampus.
"Mah, aku berangkat kuliah dulu ya? "
"Loh, kamu dah baikan sayang,apa tidak besok saja nak? "
"Aku udah baikan ko mah, kan dari awal keberangkatan aku udah ijin karena ayah. Sekarang kita harus menjalankan aktivitas kembali mah,nanti malah aku ketinggalan mata kuliah. Lagian ini kan keinginan Ayah agar aku bisa jadi dokter dan bisa menolong orang lain. "
"Syukurlah kalau kamu sudah baikan, ya sudah hati-hati dijalan yah.
Kamu mau naik apa? "
"Aku mau naik taxi saja mah"
Lauren segera pergi keluar untuk memesan taxi online menuju kampusnya.
Akhirnya Lauren sampai di kampus, dia pergi menuju kelasnya. Ini adalah hari pertama Lauren masuk, sebenarnya kelas sudah masuk 2 hari yang lalu akan tetapi Lauren izin karena kematian ayahnya.
Lauren memasuki kelas Fakultas Kedokteran dia mencari bangku kosong.
Kring... Kring... Kring...
Bel berbunyi masuk, para mahasiswa masuk kelas nya. Semua menatap Lauren yang baru saja masuk.
"Hai aku Nikki, kamu baru berangkat yah?"mengajak kenalan.
"Hai juga aku Lauren, iya aku baru berangkat, dua hari yang lalu ayahku meninggal jadi aku izin. "
"Oh,maaf ya ren... Aku turut berduka cita yah"
"Iya,terima kasih"
Sambil menunggu dosen datang mereka sedang asik mengobrol dengan akrab.
Dosen masuk ke kelas, semua siswa memberikan salam. Dosen melihat Lauren yang baru saja bisa mengikuti mata kuliah nya.
"Kamu Lauren yah, yang kemarin izin karena Ayahnya meninggal? "
"Iya pak, saya kemarin izin karena Ayah saya meninggal"
"Apa kamu sudah baik-baik saja?dan sudah siap mengikuti mata kuliah ini? "
"Saya sudah baik-baik saja pak, saya juga sudah siap pak "
"Baiklah, mari kita mulai mata kuliah hari ini"
Dosen pun segera memulai mata kuliah.
..." Waith the next story.. "...
Semua Mahasiswa memulai mata kuliah yang Dosen jelaskan,dan semua berjalan dengan lancar.
Teeet... Teeet...
Bel istirahat mulai berbunyi, mata kuliah pun telah usai.Lauren menuju perpustakaan,di perjalanan dia tidak sengaja menabrak senior nya.
"Eh, maaf...maaf...aku enggak sengaja "
Laki-laki itu tersenyum,
"Enggak apa-apa ko, "
Lauren yang sudah meminta maaf buru -buru meninggalkan senior tersebut.
"Eh tunggu, nama aku Rendi anak Fakultas seni,nama kamu siapa? "
Lauren hanya membalas dengan senyuman. Akan tetapi si Rendi mengejar Lauren karena ingin berkenalan dengan nya.
"Ayo dong, nama kamu siapa? "
"Nama ku Lauren, udah ya.Sekarang enggak usah ikutin aku lagi "
Rendi berhenti dan sudah puas karena sudah mengetahui nama Lauren.
"Setidaknya aku sudah tahu nama kamu, selanjutnya aku akan mendekati kamu. "ucap Rendi dengan wajah tersenyum.
Lauren hendak pergi ke perpustakaan untuk membaca buku mengenai seni.
Lauren sangat berbakat melukis karena itu dia sangat suka dengan seni,cita-citanya menjadi seniman, akan tetapi orang tua nya menginginkan Lauren menjadi seorang dokter agar bisa membantu orang lain sesuai keinginan Ayahnya.
Semua mata kuliah telah usai, para Mahasiswa bergegas untuk pulang.
"Ren ikut kita yuk, kita mau nongkrong di cafe
"ajakan Nikki.
"Lain kali aja ya, aku ada acara"
Lauren menolak ajakan Nikki karena dia ingin ke makam Ayah nya.
"Oh,ya udah lain kali kamu harus ikut kita ya"Nikki sambil bercanda
Lauren meng iyakan dan tersenyum,Nikki dan teman-teman lain segera pergi.Lauren keluar gerbang kampus,dan menunggu taxi online nya datang.Sambil bermain gaget nya,Rendi datang menggunakan mobil menghampiri Lauren.
"Tin... Tin... "suara klakson mobil.
Lauren buru-buru masuk mobil, tanpa memperhatikan mobil ini sebenarnya bukan taxi online yang di pesan nya.Lauren langsung masuk dan duduk di kursi penumpang belakang.
"Ayo pak jalan" Lauren masih asik bermain gadget nya.
"Mau kemana neng? "tanya Rendi.
"Kan saya sudah pesan sesuai titik di Makam Pahlawan Kalibata "
Lauren masih belum sadar bahwa mobil yang ditumpanginya bukan taxi online yang dia pesan.Handphone nya berdering,suara ringtone pun berbunyi ada panggilan masuk.
"Hallo, ini siapa? "
"Lah kan saya udah naik taxi "
Lauren langsung panik dan melihat supir mobil yang dia tumpanginya.Lauren sangat terkejut karena mobil yang di tumpanginya adalah mobil Rendi.
"Maaf kan saya pak, saya ternyata salah naik mobil"
Akhirnya handphone dimatikan,Lauren dengan wajah kesal campur malu.
"Kenapa kamu engga bilang?kalau kamu bukan taxi online yang aku pesan!"
"Kan kamu sedang asik dengan gadget kamu,ya udah aku ga mau ganggu kamu. Aku pikir kamu lagi sibuk. Lagian sebenarnya aku juga pengin nganterin kamu pulang.
Eh...kamu sendiri langsung masuk duduk dibelakang" Rendi sambil tersenyum.
Lauren tertunduk malu, dan meminta Rendi untuk memberhentikan mobilnya.
"Udah berhentiin aja mobilnya, aku mau cari taxi aja!" ucap Lauren.
"Ya ampun, ren.Lagian aku engga mau ngapa-ngapain kamu kok.Cuma pengin nganterin kamu aja. Bentar lagi juga sampai.Oh..iya tujuan kamu kok, mau ke makam?Memang nya kamu mau ke makam,siapa?"
Dengan wajah kesel dan malu Lauren terpaksa meneruskan Rendi hingga mengantarkan nya ke makam.
"Ke makam ayah ku "
"Maaf ya ren, aku turut berduka cita ya,ren "
"Iya,terima kasih! "
Rendi dan Lauren sudah sampai di Pemakaman.Lauren turun dan berterima kasih kepada Rendi karena sudah mengantarkanya.
"Terima kasih sudah mengantar kan"
Lauren segera masuk ke Pemakaman, Rendi tidak masuk ke makam dia tidak ingin mengganggu Lauren yang ingin mendoakan ayahnya. Dia menunggu di dalam mobil,dan menunggu sampai Lauren keluar.
Lauren tidak tahu jika Rendi masih menunggu nya di luar gerbang makam, Lauren bercerita di makam Ayahnya tentang aktivitas nya hari ini di Kampus nya.Satu jam Lauren di makam Ayahnya, dengan setia Rendi menunggu di dalam mobil hingga Lauren keluar.
Sambil menunggu Lauren, Rendi mendengarkan musik. Tak berapa lama Lauren keluar dari makam.
Lauren yang terkejut melihat Rendi yang masih menunggu nya.
"Loh kamu kok belum pulang?"tanya Lauren.
"Aku nungguin kamu"
"Kenapa nungguin aku, aku mau pulang.Biar aku naik taxi saja".
"Tunggu Ren,aku kan udah nungguin kamu selesai. Biar aku anterin kamu pulang yah "
"Enggak usah,aku mau naik taxi saja. "
Sambil menarik tangan Lauren, Rendi memohon sama Lauren agar mengizinkan mengantar kan Lauren pulang.
"Please,kali ini izinkan aku antarin kamu pulang"
Karena melihat Rendi yang tadi sudah mengantarkan ke Pemakaman dan menunggu nya, akhir nya Lauren mengizinkan Rendi untuk mengantarkan nya pulang.
Rendi sangat senang karena Lauren mengizinkan dia untuk mengantarkan nya pulang.
"Duduk nya di bangku depan saja ya.Karena nanti di kira aku supir taxi online lagi"sambil membukakan pintu mobil.
Lauren pun tersenyum malu.Di perjalanan Rendi dan Lauren bercengkrama meski Lauren masih sedikit jutek dan malu-malu.Di tengah obrolan Rendi bertanya tentang kematian ayah Lauren.
"Ren,maaf sebelumnya Ayah kamu meninggal karena apa? "
"Ayahku gugur dalam peperangan.Sambil menceritakan kisah Ayahnya dengan mata berkaca-kaca."
"Ya sudah lah Ren, sekarang ayah kamu sudah tenang di sana."
"Oh iya,kamu ambil jurusan seni ya?seni apa yang kamu suka? "tanya Lauren.
Aku ambil jurusan seni karena aku sangat suka dengan seni musik. Memang nya kenapa?"
"Sebenarnya aku sangat menyukai melukis"
"Kenapa kamu ambil jurusan Kedokteran?"
"Ayahku menginginkan aku menjadi seorang dokter. Jadi untuk memenuhi keinginannya aku akan lakukan untuk Mamah dan Ayahku. "
Mobil pun masih melaju menuju rumah Lauren, Rendi dan Lauren mengobrol santai membahas tentang seni yang sama-sama mereka sukai.
Mereka hampir sampai ke rumah Lauren, Lauren menunjukan arah menuju rumahnya. Mobil berhenti di depan rumah Lauren yang masih terpajang bunga-bunga ucapan bela sungkawa.
Rendi segera turun dan berlari membuka pintu mobil untuk Lauren.Lauren terkesima dengan perhatian yang Rendi berikan. Lauren pun bingung untuk mengajak Rendi masuk karena dia tidak ingin Mamahnya salah paham.
Lauren berterima kasih kepada Rendi karena sudah mengantarkan dia pulang.
"Terima kasih ya udah nganterin aku pulang."
"Sama-sama Terima kasih juga sudah mau aku anterin. Kapan-kapan kamu mau enggak kalau aku ajak ke museum lukisan?"
"Lihat nanti saja ya"ucap Lauren
Lauren segera masuk rumahnya, pipinya memerah.Rendi sangat senang bisa mengantarkan pulang Lauren. Mamah Lauren mengintip dari balik jendela karena mendengar suara Lauren.
Saat Lauren masuk rumah,mamahnya sudah menunggu dan menggoda Lauren.
"Kamu di anterin pacar kamu ya?"
"Apaan sih mah, itu cuma temen Lauren saja "jawab malu-malu.
"Ya siapa tau dari temen menjadi demen,"ucap Mamah sambil bergurau.
...****************...
..." To be continued "...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!