● Antares Nasution : 27 Tahun
● Kamila Maharani : 26 tahun
● Zulfan Fernandez : 27 tahun
● Nadia Fernandez : 25 tahun
● Fredy Nasution : 58 Tahun
● Mustika Maharani : 40 Tahun
● Diana Pramita : 56 Tahun
Hallo - Hallo teman - teman, selamat datang di karya terbaru Mimin ya.
Kali ini Mimin pingin ajak kalian bersantai terlebih dahulu dengan kisah Story yang ringan - ringan. Sebelum di pertengahan bulan Mimin memberikan Story yang sedikit berat ekwkwk.
Oh ya, Karya yang ini tidak berkesinambung sama karya - karya yang sebelumnya ya. Agar kita lebih Fresh sedikit.
Dan oh ya, Mimin mau info nih, Bakal ada Plot Twist untuk Karya Cassino King’s ya. Jadi di Tunggu saja.
Daftar Karya Mimin Yang akan terbit:
1. Rumit : adalah kisah Yang melibatkan perasaan kakak dan adik.
2. Terjerat Cinta si Kakek : Kisah dari …. Dengan si Jendra ya. : Publish Tanggal 17 November.
Ini Untuk yang bulan November ya gengs. Yuk duduk manis sambil membaca😘
🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Sering kali, kehidupan tidak sejalan dengan apa yang kita rencanakan, atau terkadang dia akan jauh dari apa yang harapkan. Bahkan takdir yang tertulis justru akan berjalan kebalikan dengan apa yang kita bayangkan.
Kehadiranmu tidak pernah aku harapkan, tidak pernah pernah aku minta, namun semua terasa benar. Cintaku tidak akan pernah salah, sementara waktu yang terjadi di antara kita, sudah tidak bisa kembali.
****Dan kisahku dimual dari ?
Dentuman musik di Klub malam terdengar begitu nyaring, membuat semua pasangan muda dan mudi bergoyang ke sana kemari mengikuti alunan musik yang ada.
Tidak terkecuali dengan segerombolan pria kaya yang pastinya juga ikut menikmati malam yang panjang ini.
"Ares," panggil salah satu pria yang terlihat sedang memeluk beberapa wanita, dan berjalan melangkah mendekati pria yang sedang meminum wine di tanganya.
Antares, pria yang biasa dipanggil Ares itu tersenyum sambil ikut menggoyang-goyangkan kepalanya, menikmati alunan musik yang ada.
"Kemana cewek loe?" tanya pria itu pada Ares.
Ares menggelengkan kepalanya sejenak, "gak ada, pacar gue udah gue buang semua ke laut," balasnya dengan santai. Membuat kedua teman yang duduk di sebelahnya itu tertawa mendengar kalimat dari sahabatnya yang gila itu.
"Loe karma loe nanti," sahut Bayu, sahabat dari Ares.
"Karma itu gak ada bro, loe aja yang terlalu percaya sama takhayul," balas Ares lagi.
"Ya iyalah, secara gitu Ares, pria yang suka banget mempermainkan perasaan wanita, ya gak sih?" Seru Galih, yang juga sahabat dari Ares.
Ares tertawa bareng mendengar pujian-pujian sekaligus hinaan dari teman-temannya itu. "Well, gak salah kan. Wanita itu semua sama aja, materealis, liat gue tampan, kaya, langsung deh pada nyantol," ucapnya yang membuat teman-temannya hanya bisa menggelengkan kepala ketika mendengar Ares yang selalu saja merendahkan harga diri wanita.
"Sampai kapan sih loe mau melanjutkan eksperimen loe untuk membuktikan bahwa semua cewek itu sama?" balas Rio, cowok yang tengah berdiri dengan memeluk banyak cewek di tanganya.
"Sebenarnya gue gak perlu eksperimen lagi, karena kenyataanya semua cewek emang sama, gak ada yang istimewa, semuanya murahan," Ares benar-benar tidak pernah menganggap bahwa seorang wanita itu sangat berharga.
Dirinya akan terus membuktikan bahwa semua wanita itu hanya menginginkan harta dan kejayaan darinya. Karena bagi Ares perasaan itu tidak akan pernah bisa dipaksakaan, tetapi dia bisa mempemainkaanya.
"Dahlah, luu bahasnya cewek mulu, udah tau kita berdua ini jomblo," sahut Bayu, dengan wajah melasnya. Dan itu memancing tawa lagi dari mereka semua.
"Kalian aja deh, aku ada urusan," balas Ares, yang kini terlihat berdiri dari tempatnya.
"Loe mau kemana Res?" tanya Galih, yang baru saja hendak berdiri ingin menari bersama dengan wanita-wanita klub lainnya.
"Gue mau pulanglah, besok gue ada meeting weh, mau loe perusahaan gue bangkrut," ketus Ares, seperti biasa.
"Ah elah, perusahaan segede gaban gitu gak akan pernah bisa bangkrut malih, loe mau bolos sebulan aja, gak akan bangkrut serius deh." Sahut Bayu.
Ares tertawa mendengar kalimat-kalimat yang dikeluarkan oleh teman-temannya ini. "Dah ah, jangan lupa pulang sekarang! Besok kita ada meeting," tegas Ares pada Galih dan Bayu. Karena kedua sahabatnya itu juga adalah bawahaanya di kantor.
"Oke bentar lagi dude, 30 menit lagi kita akan pulang," balas Bayu dengan santainya.
"Baik, gue duluan ya," balas Ares.
Dia tidak mau berlama-lama lagi duduk di klub ini, karena pasti nanti dia akan mabuk dan itu akan menganggu waktunya besok.
Sepanjangan jalan, ponselnya terdengar terus menerus berdering, menandakan nama Nadia di dalamnya.
"Apa sih nih cewek brisik banget." Gumamnya merasa tidak suka, jika kehidupaanya di ganggu seperti itu.
Namun karena ponselnya terus menerus berdering, akhirnya Ares memilih untuk mengangkatnya.
"Apa sih loe nelpon mulu, gangu tau gak," sentak Ares dengan penuh emosi. Membuat wanita yang berada di seberang sana kini terdiam takut mendengar Ares yang selalu memarahinya.
"Ares,Ares please aku gak mau putus dari kamu, aku benar-benar mencintaimu Ares," ucapnya begitu lirih, sambil menangis memohon agar Ares tidak memutusinya.
Ares menggaruk kepalanya yang tidak gatal, bahkan dia malah menguap mendengar semua kalimat permohonan yang keluar dari mulut Nadia.
"Udah ngomongnya?" tanyanya begitu sinis.
Nadia kembali terdiam, karena dia memang sudah selesai bicara, dan harapan kalimat permohonan serta tangis yang dia keluarkan bisa membuat Ares luluh dan tidak jadi memutuskaanya.
"Dengar ya, Nadia, loe itu udah gue kasihaninkan, makanya kita pacaran tiga hari, kalau aja elu bukan adik dari sahabat gue, sehari aja udah gue tinggalin lu, jadi jangan terlalu banyak mau, jangan terlalu banyak nuntun oke, see you, baik-baik lu, jangan bunuh diri, ntar mati lu," ucapnya dengan begitu santai. Seakan dirinya tidak pernah bisa merasakan kasihan pada wanita-wanita yang sudah dia campakan.
Dengan kasar Ares langsung menutup panggilan telpon mereka, dan menghempaskan ponselnya begitu saja di kursi sebelahnya.
"Huft, buat emosi aja nih cewek, dikasih hati malah ngelunjak," gumamnya lagi, sambil terus mengarahkan mobilnya pulang.
***
Sedangkan di sisi lain, Nadia yang merasa sakit hati dengan perlakuaan Ares kepadanya kini mulai Frustasi dengan keadaan.
Dia sudah mencintai Ares bertahun-tahun lamanya, bahkan dia siap melakukaan apa saja dengan pria itu agar mau menerimanya sebagai wanita satu-satunya.
Dan dirinya begitu bahagia ketika Ares mau menerima dirinya menjadi kekasih dari pria itu. Namun semua kebahagiaan tidak berlangsung lama. Karena dalam waktu tiga Ares dengan teganya memutuskan hubungan mereka. Bahkan mengatakan bahwa mereka tidak pernah berpacaran, karena Ares tidak pernah mengatakan jika mereka jadian.
Sakit, hancur, itu yang dirasakan oleh Nadia saat ini. Bahkan ucapan Ares yang mengatakan bunuh diri kini terus terngiang di telinganya.
Hingga dirinya memilih untuk melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar, dan menyayat urat nadinya sendiri.
Zulfan, kakak dari Nadia, sekaligus sahabat dari Ares itu akhirnya pulang, setelah melakukan kencan dengan pacarnya. Dan betapa terkejutnya dia ketika melihat adiknya yang sudah tidak bernyawa.
"Nadia,Nadia," panggil Zulfan merasa panik. Dan tanpa membuang waktu dia langsung menggendong adiknya untuk segera mendapatkan pertolongan. Walaupun dia sudah memeriksa tidak ada nafas yang berhembus. Tetapi dia tetap berharap jika dokter bisa menyelamatkan adiknya.
Tadi waktu dia meninggalkan Nadia di rumah, semuanya baik-baik saja. Bahkan Nadia masih tertawa asik dengan menonton sebuah film drakor kesukaanya. Dan itu membuat Zulfan untuk tidak ragu meninggalkan adiknya sendiri di rumah.
Amarah Zulfan begitu meledak ketika mendengar kenyataan dari dokter bahwa adiknya sudah meninggal dari beberapa menit yang lalu. Kakak mana yang tidak sakit hati melihat adiknya meninggal dengan cara bunuh diri. Dan pastinya dia akan mencari tahu tentang penyebab adiknya nekad melakukaan ini.
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
🌊 KISAH INI HANYALAH KHAYALAN BELAKA, AKAN ADA ADEGAN - ADEGAN YANG MEMBUAT EMOSI DAN MENAMBAH TENSI, JADI MOHON TINGKAT KESABARANNYA DI TAMBAH YA GENGS 🌊❤️🌹
💐 HAPPY READING 💐
Hujan terlihat turun mengantar kepergian Nadia, suara isakan tangis kedua orang tua dan juga Zulfan kakaknya, terdengar begitu menyayat hati. Semua meras iba dengan kepergian Nadia yang begitu mengenaskan.
Namun tidak dengan Ares, pria itu saat ini sedang dengan tenangnya duduk menikmati kopi hangatnya di dalam ruanganya.
"Bro, loe udah dengar beritanya belum?" tanya Bayu yang baru saja masuk ke dalam ruangan Ares, setelah mendengar kabar dari teman-teman lainnya.
"Brita apa?" tanya Ares dengan santai.
Bayu mengeluarkan ponselnya, dan memperlihatkan foto Nadia yang mati karena bunuh diri.
Ares melihatnya sejenak, lalu dengan acuhnya dia memilih untuk memainkan ponsel miliknya sendiri.
"Apa tanggapan lo tentang ini semua?" tanya Bayu lagi.
"Tanggapan apa?" tanya Ares bingung.
"Res, Nadia mati bunuh diri Res, dan semua mengatakan bahwa penyebabnya itu adalah elo," terang Bayu pada Ares.
"Gue?" tanya Ares sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Iya elo."
"Dia itu cinta mati sama elo, dari kapan tahun juga dia udah cinta sama elo, masa lo gak bisa liat itu sih?" tungkas Bayu, yang merasa kali ini Ares sudah kelewatan batas dalam mempermainkan hati wanita.
Ares hanya diam, sambil mengedikan bahunya singkat, menandakan tidak keperduliaanya.
"Res, setidaknya elo ada mengucapkan turut berduka cita kek, apa kek gitu, kasih tahu sama keluarganya terutama Zulfan Res, dia sahabat kita, jangan sampai karena masalah ini, kita semua jadi bermusuhan," Bayu memberikan nasehat kepada sahabatnya itu.
"Ngapain sih, kita mesti repot-repot mau ngucapin? Dia mati juga bukan karena gue, dia mati karena dia -,"
"Bodoh," sahut Bayu, memutus kalimat yang akan dikatakaan oleh sahabatnya itu.
"Mau sampai kapan sih Res, elo mau mainin semua perasaan cewek? Gak capek apa lu?"
"Sampai gue bisa buktikan kalau semua cewek itu sama," sahutnya dengan cepat.
"Bukti apa Res? Loe mau membuktikan apa? Dari dulu alasan loe selalu ambigu tau gak?" Bayu menggaruk kepalanya sendiri yang tidak gatal. Entah kalimat nasehat apa lagi yang harus dia katakan untuk menyadarkan sahabatnya itu.
"Semua cewek itu penipu, dia memanfaatkan kepolosan mereka, bersikap seolah-olah lembut, penyayang dan ramah, tapi nyatanya apa? Murahan sem-,"
"Gak semua Res. Soory kali ini gue gak setuju sama pemikiran elo, karena ibu gue juga wanita Res."
"Yang bilang ibu lo banci siapa?" sahut Ares dengan santai.
Lagi-lagi Bayu hanya bisa menghela nafasnya dalam, dan menahan setiap rasa kesal yang ada di hatinya. Kalau saja Ares bukan Sahabat yang merangkap jadi bosnya. Pasti dia gak akan mau memberikan nasehat seperti ini.
"Dah lah. Gak guna ngomong sama elo, kepala batu banget," Bayu memutuskan untuk menyudahi percakapaan yang sangat menguras energinya ini.
"Oh, jangan lupa, sekertaris baru gue," lirih Ares, sebelum Bayu benar-benar melangkahkan kakinya keluar.
"Hem," jawab Bayu dengan malas.
Sangat begitu sulit baginya untuk mencari sekertaris baru untuk Ares, karena ketelitiannya dalam bekerja serta emosinya yang sering memuncak tanpa ada penyebabnya, membuat beberapa sekertaris memilih untuk mengundurkan diri.
Terlebih, Ares sendiri tidak mau jika memiliki sekertaris wanita. Dia hanya mau semua anak buah yang bekerja di devisi naungannya itu semuanya pria.
Dan kalau di devisi lain, silahkan bebas saja.
Bayu sendiri sudah bersahabat dengan Ares dari duduk dibangku SMP. Namun yang dia tahu, sifat Ares yang seperti ini itu bermula dari SMA, di saat mamah Ares menjadi Lumpuh karena sakit Struk
Entah apa penyebabnya Ares begitu memandang rendah harga diri seorang wanita, namun yang jelas, Bayu sangat paham jika tidak akan pernah ada tindakan yang tidak disertai alasan.
Setelah kepergian Bayu, Ares yang merasa pusing, kini memilih untuk kembali ke rumahnya. Dia ingin berlatih untuk menghadapi turnamen yang akan digelar pekan depan.
Mungkin terdengar sangat aneh, ketika Ares yang merupakan seorang pengusaha sukses mau mengikuti pertandingan MMA ( Mixed Martial Arts ) yang berhadiah uang tunai ratusan juta.
Jika ditanya apa alasannya, Ares hanya menjawab jika dia iseng ingin menguji dan melihat sampai di mana batas kekuataannya untuk menghadapi musuh-musuh di atas ring.
Terdengar sangat gila, namun itulah Ares. Pria yang mempunyai sejuta pemikiran berbeda dari manusia biasanya.
Baginya setiap waktu yang ada, harus dia gunakaan sebaik mungkin untuk menikmati dunia yang penuh dengan sandiwara.
Ares yang baru saja sampai di rumah, kini berjalan dengan santai melangkahkan kakinya masuk menuju kamarnya. Namun sampai di pertengahan jalan, dia berpapasan dengan sosok yang sangat tidak ingin dia temui saat ini.
“Kamu sudah pulang Res,” tegur Fredy, papah dari Ares.
“Hem,” jawab Ares dengan singkat.
“Ares, tadi papah datang ke pemakaman Nadia, dan katanya dia bunuh diri karena kamu. Apa itu benar?” tanya Fredy, ingin memastikan tentang kebenaran yang dia dengar tadi.
Ares memilih untuk mengedikan bahunya singkat, merasa lelah ketika semua orang membahasa tentang Nadia – Nadia dan Nadia. Dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar.
“Ares, papah belum selesai bicara! Bisakah kamu bertingkah sopan kepada orang tua kamu Res,” sentak Fredy, yang selalu merasa jengah dengan sikap putranya yang sangat kurang ajar ini.
Ares menghela nafasnya kasar, dan memilih untuk tetap melanjutkan langkahnya. Entah mulai kapan Ares terus saja menentang bahkan menganggap jika papahnya tidak pernah ada. Namun, mungkin ini semua memang salah Fredu, ketika Ares masih kecil, dirinya hanya sibuk di kantor. Fredy sangat tidak ingin melihat wajah Diana bahkan karena rasa tidak sukanya terhadap Diana, dia juga ikut melupakaan tanggung jawabnya menjadi ayah yang baik untuk Antares.
Brakkk
Ares membating pintu kamarnya, merasa muak ketika semua orang menyalahkan dirinya atas kematian dari wanita bodoh yang tidak menggunakan otak di saat berpikir.
“Wanita ini benar – benar, hidup dan matinya sama saja, sama – sama menyusahkanku,” ucap Ares, sambil terus mengatur nafasnya, agar amarah di dalam dirinya tidak keluar.
Dan sesegara mungkin dia memilih untuk mandi terlebih dahulu dan membasahi kepalanya dengan air yang sangat dingin, agar semua beban yang sedang dia pikirkan bisa hilang mengkuti arus air yang mengalir.
Setelah cukup lama dia melakukan ritual mandinya, Ares keluar dari kamar mandi dan segera menggunakan baju olahraganya.
“Lebih baik aku berjalan di sekeliling komplek dulu, sudah lama aku tidak berlari sore,” gumamnya, setelah dirinya telah selesai memakai bajunya.
Ares kembali melangkah keluar dari kamarnya, dan berharap kali ini dia tidak berpapasan dengan papahnya.
“Ahh aman, si pak tua itu tidak akan menghalangi jalanku lagi,” batinya bermonolog sendiri.
Ares terlihat berlari kecil untuk segera sampai di halaman rumah, sambil terus menghirup udara segar di sore hari, hingga tiba-tiba, di saat dia memejamkan matanya untuk meresapi udara, ada sebuah pukulan telak yang menghantam perutnya dengan sangat keras.
Buggghh
“Aaarrrgggh,” jerit Ares, menahan sakit di perutnya, pukulan telak yang tidak main-main diberikan hingga dirinya memuntahkan darah.
“Zulfan,” lirih Ares pelan, ketika melihat siapa yang sudah berani memukulnya.
“Hai Ares.”
*To Be Continue. **
**Note : teman-teman, kalau bisa babnya jangan di tabung ya, karena itu akan berpengaruh dengan Level yang akan Mimin dapatkan nanti ***🙏🏻🙏🏻* dan Akan mimin pastikan bahwa karya ini bukanlah promosi, dan akan selalu ada di sini sampai tamat.
*Dan Jangan lupa yah, dukunganya🥰 jangan Sinder.*
*Woy sedekah woy!!!! Jempolnya itu di goyangk'an jempolnya**😎*
Jangan pelit! Mimin, jangan jadi pembaca gelap woy, legal **😭Like,Komen,Hadiah,Dukungan dan Votenya ya semua para pembaca yang terhormat, jangan lupa biar Mimin lebih rajin lagi Updatenya****😘😘
**Kalo malas-malasan entar Mimin juga malas-malasan loh ***😭😭😭*
*Terima kasih**🙏🏻🙏🏻*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!