NovelToon NovelToon

Terjerat Cinta Ketua Mafia Wanita Mawar Hitam

Pembantaian

"Ampun... tolong ampuni saya Nona"

Di dalam sebuah gudang yang terletak di tengah hutan, terdapat puluhan orang yang tergeletak tidak bernyawa, ada yang kepalanya terpotong, jantungnya tertusuk pedang, luka tembakan di kepalanya, bahkan ada juga organ dalam yang keluar karena perutnya terluka dan terbuka cukup lebar.

Di tengah puluhan mayat itu, terlihat seorang Pria paruh baya dengan tubuh yang cukup gemuk sedang berlutut memohon ampun pada seorang Wanita yang tengah menatapnya dengan tatapan dingin bahkan terlihat merendahkan, Pria yang sedang berlutut itu tidak berani menatap mata Wanita itu lama-lama dan langsung kembali menundukkan kepalanya.

"Aku pikir kamu sudah tau akan konsekuensinya, itu sebabnya kamu berani melawanku" Ucap Wanita yang tengah menatap Pria paruh baya itu sambil tersenyum lalu tiba-tiba menyeringai.

Saat Pria paruh baya itu melihat senyuman Wanita itu, dia langsung bergidik ngeri karena saat Wanita itu tersenyum wajahnya terlihat aneh.

"Saya tidak tau Nona, itu ulah bawahan saya" timpal Pria paruh baya itu dengan nada suara yang gemetaran karena ketakutan.

"Kamu pikir aku bodoh? para bawahanmu yang pengecut itu tidak mungkin melakukan hal seperti itu, lagipula yang mengetahui bisnis itu hanya kau dan aku, jadi bagaimana bisa para bawahanmu melakukan kecurangan seperti itu? walaupun mereka melakukannya pasti mereka disuruh oleh atasannya dan itu kau pria tua" tunjuk Wanita itu pada pria paruh baya yang sedang berlutut di depannya dengan menggunakan sebuah Pedang.

"Nona, saya akan mengganti kerugian yang Nona alami, tapi tolong jangan bunuh saya"

Melihat Pedang yang ada di depannya membuat Pria paruh baya itu semakin ketakutan, bahkan Pria paruh baya itu sampai menempelkan dahinya keatas lantai.

"Aku setuju dengan kata-katamu yang akan mengganti kerugianku, tetapi... dengan nyawamu"

Sambil masih menyeringai, Wanita itu mengangkat Pedangnya dan bersiap menebas Pria yang ada di depannya.

" Nona tolong a- "

Belum selesai Pria paruh baya itu menyelesaikan ucapannya, sebuah Pedang sudah membelah tubuh Pria paruh baya itu menjadi dua bagian, darah berceceran kemana-mana dan bau amis pun semakin bertambah.

Wanita itu kemudian membersihkan Pedangnya setelah itu dia menatap mayat Pria paruh baya tadi dan seluruh mayat yang ada disana sambil menyeringai, Wanita itu lalu membalikan tubuhnya dan pergi dari gudang itu dengan menggunakan mobil yang ada di sana.

Tiga hari kemudian, terlihat seorang Pria yang merupakan warga sekitar sedang mencari kayu di dalam hutan, Pria itu mencium aroma busuk di sekitarnya lalu mengikuti aroma tersebut dan aroma itu membawanya ke sebuah gudang.

Saat Pria itu masuk ke dalam gudang, Pria itu sangat terkejut dengan pemandangan yang ada disana, bahkan pria itu sampai mengeluarkan isi perutnya saking tidak tahannya melihat pemandangan yang ada di dalam gudang itu.

" Siapa yang melakukan ini? binatang buas juga sepertinya tidak mungkin, sebaiknya aku lapor pada polisi " ucap Pria itu. Pria itu akhirnya memutuskan untuk meninggalkan gudang dan melapor pada polisi, tidak lama kemudian, Polisi mendatangi hutan itu dan masuk kedalam gudang sesuai dengan isi laporan dari Pria yang menjadi saksi pertama penemuan gudang yang berisikan mayat tersebut.

Saat masuk kedalam gudang, semua polisi yang ada disana begitu terkejut dengan apa yang mereka lihat, bahkan tidak sedikit dari mereka yang mengeluarkan isi perut mereka saking tidak tahannya.

Masalahnya, jasad yang mereka lihat sudah membusuk dan dipenuhi belatung serta serangga lainnya, ditambah bau busuk yang sangat menyengat, dan yang paling bikin mereka geleng-geleng kepala adalah, cara si pembunuh membunuh orang-orang itu sangat kejam, bahkan menurut mereka, yang paling kejam adalah jasad yang badannya terbelah menjadi dua bagian.

"Pak, sekarang apa yang harus kita lakukan?" Tanya salah satu polisi pada seorang Pria yang sedang berlutut sambil memeriksa kondisi mayat yang badanya terbelah.

"Sebaiknya kita kuburkan mereka, kelihatannya mereka juga bukan orang baik-baik, dilihat dari bukti-bukti yang ada, mereka pasti orang-orang dari Dunia bawah"

"Dunia bawah?! kalau ucapan anda benar, memang sebaiknya kita langsung kuburkan mereka semua, Orang-orang dari Dunia bawah rata-rata tidak mempunyai keluarga, terbukti juga dengan tidak adanya laporan kehilangan"

"Beritahu yang lain, kita akan langsung mengubur semua mayat-mayat ini"

"Baik pak"

Giovanni Astrotaza Canavero, Pria berusia 34 tahun, Giovanni bekerja sebagai Detektif dan juga Polisi, memang bukan pertama kalinya dia menghadapi kasus pembunuhan seperti ini, tapi yang berbeda adalah, tidak adanya bukti dari orang yang membunuh mereka, biasanya secerdik dan sepandai apapun Seorang Pembunuh, pasti akan ada satu atau dua kesalahan yang Pembunuh itu buat, tetapi meskipun Giovanni sudah mengecek gudang itu secara menyeluruh, dia tidak menemukan satupun jejak pun dari si Pembunuh, semuanya bersih dan rapih, jejak sidik jari juga tidak di temukan, itulah yang membuat Giovanni sedikit kebingungan.

Giovanni kemudian melihat Polisi yang tadi dia suruh sedang gotong royong membuat lubang yang cukup besar dan memasukan semua mayat-mayat itu kedalamnya.

"Dunia bawah ya, sebenarnya Dunia seperti apa itu?" batin Giovanni.

Saat Giovanni larut dalam pikirannya, polisi-polisi yang sedang menguburkan mayat-mayat tadi sudah selesai dan salah satu dari mereka memisahkan diri lalu berjalan menghampiri Giovanni.

"Lapor Pak, kami sudah selesai menguburkan semua mayat yang ada di sini"

"Tolong buatkan satu lubang lagi untuk menguburkan senjata-senjata yang ada di sini, kita tidak mungkin membawanya, setelah itu kalian boleh kembali ke kantor terlebih dulu, aku masih harus mengerjakan satu kasus lagi, kebetulan kasus itu ada di dekat sini" ucap Giovanni pada anak buahnya.

"Siap pak" serempak seluruh bawahan Giovanni menjawab perkataan Giovanni, setalah itu mereka lalu pergi dari gudang menuju Kantor Polisi, sementara Giovanni, dia pergi ke Desa yang ada di dekat hutan itu untuk mencari informasi.

_________

Di sebuah Apartemen yang berada di Kota L, Pembunuh yang sedang Detektif Giovanni bicarakan sedang asik menonton tv sambil menggenggam satu bungkus camilan di tangannya, dia tidak henti-hentinya tertawa melihat acara yang dia tonton.

Aria Virzhaqia Darrellyn, Wanita berusia 26 tahun yang sedang bermalas-malasan itu adalah seorang Pembunuh berdarah dingin yang sedang dicari oleh Giovanni. Aria bahkan mungkin sudah lupa dengan apa yang dilakukannya tiga hari yang lalu, berbeda sekali dengan malam itu saat Aria membantai seluruh orang yang ada di gudang dengan tatapan psycopath nya, kini Aria terlihat seperti Wanita ceria dan polos pada umumnya.

"Hahaha... ini menyenangkan sekali, tiduran sambil menonton acara yang aku suka, aku ingin hidup seperti ini terus" Ucap Aria lalu memasukan kripik kedalam mulutnya.

Tiba-tiba saja dari dalam kamar, terdengar suara seorang Pria yang yang menimpali ucapan Aria, "Aria, kamu sudah tiga hari bermalas-malasan, apa tidak ada hal lain yang kamu kerjakan?"

"Ayolah Kak, ini sangat menyenangkan, Kakak juga coba deh lakukan hal ini" ucap Aria yang terlihat tidak peduli meskipun kena tegur seseorang.

Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu dibuka dan terlihat seseorang menghampiri Aria, "Kakak tidak ada waktu untuk bermalas-malasan, kalau kakak bermalas-malasan nanti siapa yang akan mencarikan uang untukmu"

Javier Cyrillo Darrellyn, Kakak atau saudara Aria satu-satunya, Usia Aria dan Javier hanya selisih 3 tahun saja, setelah kedua orangtua mereka meninggal dalam kebakaran lima belas tahun yang lalu, Kini Javier lah yang menggantikan peran orangtuanya itu untuk mengurus Aria, adik satu-satunya yang sangat Javier sayangi.

Javier tentu saja tidak tau bahwa Aria adalah ketua Mafia yang sangat berpengaruh di Dunia bawah, bahkan Aria masuk jajaran orang-orang terkaya di Dunia bawah sana.

Aria sengaja menyembunyikan identitas Mafianya dari Javier, karena kalau Javier mengetahui Aria adalah seorang Mafia, pasti Javier akan marah besar dan tidak akan setuju dengan jalan yang dipilih Aria, karena Dunia bawah adalah Dunia dimana orang-orang saling membunuh satu sama lain.

Bermain-main

"Daripada kamu bermalas-malasan seperti ini, lebih baik kita keluar jalan-jalan di sekitar apartemen, bagaimana?" ajak Javier pada Aria.

Javier sudah bosan melihat adiknya bermalas-malasan seperti itu, Javier takut Aria nantinya akan menjadi orang yang pemalas.

"Aku tidak mau, diluar pasti panas dan juga banyak orang karena sekarang hari libur kerja" ucap Aria sambil masih menonton televisi.

"Kakak tidak menerima penolakan, ayo kita keluar" Javier mematikan tv dan menarik tangan adik kesayangannya itu untuk keluar dari apartemen.

"Setidaknya tunggu aku habiskan keripikku dulu kak"

"Taruh keripikmu itu diatas meja dan pakai sepatumu, kakak akan mengambil ponsel dulu di kamar" Javier berjalan menuju kamarnya.

Aria menuruti perkataan Javier, Aria menaruh keripiknya diatas meja dengan berat hati kemudian melangkah menuju rak sepatu dan mengambil sepatu berwarna putih lalu memakainya.

"Kakak sudah ambil ponsel kakak, apa kamu sudah pakai sepatumu?" tanya Javier sambil keluar dari dalam kamar.

"Sudah kak"

"Ayo pergi"

Mereka berdua lalu keluar dari apartemen, karena apartemen mereka berada di lantai sepuluh, jadi mereka berdua harus turun menggunakan lift, setelah berada di depan lift, mereka berdua kemudian masuk karena pintu lift sudah terbuka dan langsung menekan tombol loby.

Sampai di loby, Aria dan Javier segera keluar dari lift dan berjalan menuju pintu keluar gedung apartemen, Kakak adik itu kemudian berjalan-jalan santai di jalanan dekat apartemen sesuai dengan apa yang dikatakan Javier sebelumnya.

"Bagaimana pekerjaanmu Aria?" tanya Javier di tengah jalan santainya.

"Baik kak, aku menyukai pekerjaan itu" timpal Aria santai.

"Apa menjaga toko barang antik itu menyenangkan?"

"Tentu saja, di sana aku bisa melihat barang-barang antik dan aneh yang belum pernah aku lihat"

"Syukurlah kalau adik kakak menyukai pekerjaannya" Ucap Javier sambil mengelus lembut kepala Aria.

Setelah sekitar lima belas menit mereka berjalan, Aria merasa haus, jadi Javier mengajaknya ke toserba.

"Kamu tunggu disini, biar kakak yang masuk kedalam, oh iya, kamu mau minum apa?" tanya Javier pada Aria.

"Air putih saja kak, yang dingin" jawab Aria.

"Baiklah, tunggu ya jangan kemana-mana"

"Memangnya aku orang yang suka keluyuran apa, aku tidak akan kemana-mana aku akan duduk anteng disini"

"iya iya, yasudah kakak masuk dulu"

Javier lalu masuk kedalam toserba, kemudian terlihat Javier sedang mengambil minuman dan memilih beberapa makanan ringan.

"Tolong... pencuri!!"

Saat sedang asik menunggu Javier di depan toserba, Aria mendengar suara seorang wanita teriak meminta tolong di depan sana.

Aria melihat tas seorang wanita paruh baya diambil paksa oleh dua orang pria berwajah sangar dan berbadan kekar, tentu saja wanita paruh baya itu tidak bisa mempertahankan tasnya.

"Cihh.. mereka mengeroyok wanita yang seumuran dengan orang tua mereka, dan sudah jelas-jelas wanita paruh baya tidak bisa melawan" Aria masih memperhatikan adegan wanita paruh baya itu melawan dua orang pencuri itu.

"Lihatlah, setelah mereka berhasil mengambil tas wanita paruh baya itu, mereka tertawa bahagia seolah itu sesuatu yang luar biasa"

Setelah berhasil mengambil tas wanita paruh baya itu, dua orang pria berbadan kekar itu lalu berjalan pergi meninggalkan wanita paruh baya yang sekarang sedang menangis.

Melihat dua pencuri itu sudah sedikit menjauh dari sana, Aria lalu berdiri dan melangkah mengikuti kedua pencuru itu.

"Hahaha.. hari ini kita mendapat jackpot, lihat... uang wanita tua itu ternyata banyak sekali"

"Benar, walaupun ibu tua tadi terlihat miskin, tapi ternyata uangnya banyak juga hahaha.."

"Eh lihat ini, ini mungkin foto anaknya"

"Tapi ini di rumah sakit dan anak ini kelihatan sedang sakit, lihat infus yang ada di tangannya dan wajahnya yang pucat"

"kamu benar, tapi itukan bukan urusan kita, salahkan saja ibu itu karena bertemu dengan kita"

Aria mengikuti dua pencuri itu dari belakang, dan setelah memasuki sebuah gang, dua pencuri itu lalu membuka tas wanita paruh baya yang menjadi korban mereka sambil masih mencemoohnya, Aria tentu saja mendengar semua perkataan dua pencuri itu.

"Hey kalian, apa semenyenangkan itu mencuri barang milik orang lain?"

Seketika kedua pencuri itu sangat amat terkejut saat mendengar suara seseorang yang menegur mereka, kedua pencuri itu lalu melihat kearah sumber suara yang ada di belakang mereka.

Kedua pencuri itu melihat dibelakang mereka kini berdiri seorang wanita cantik, begitu melihat tubuh wanita cantik itu, kedua pencuri itu langsung menelan ludah mereka.

Wanita yang dilihat kedua pencuri itu tidak lain dan tidak bukan adalah Aria, saat ini, Aria sedang memakai baju yang agak terbuka, ditambah bentuk tubuh Aria yang sangat bagus membuat kedua pencuri itu memikirkan hal-hal gila dengannya.

"Oh, ternyata ada nona cantik di gang ini, apa nona mau bergabung dengan kami?, tenang saja, kami akan memperlakukan Anda dengan lembut" ucap salah satu pencuri pada Aria dengan ekspresi mesumnya.

"Benar nona, kalau nona ikut dengan kami, nona pasti akan merasa bahagia setiap harinya" timpal rekan pencuri itu.

"Aku tidak mau ikut dengan sampah seperti kalian" Ucap Aria dengan tatapan yang sangat dingin, sekarang Aria kembali menjadi pembunuh berdarah dingin, tidak ada lagi Aria yang seperti tadi saat dengan kakaknya.

"Aku peringatkan nona, kalau anda tidak mau ikut bersama kami, anda akan celaka"

"benarkah?" Ucap Aria memiringkan kepalanya sambil menyeringai dengan sangat menyeramkan.

Melihat seringaian menyeramkan Aria, kedua pencuri itu sedikit ketakutan dan tubuh mereka berdua gemetar hebat.

"Aku sudah memperingatimu nona, hey kamu... serang dia"

"baik" tidak berbasa-basi lagi, salah satu pencuri mengeluarkan pisau dari balik bajunya dan maju untuk menyerang Aria.

"Oh, kamu mau bermain-main denganku memakai mainan seperti itu" Ucap Aria tenang dan masih berdiri di posisinya.

"Aku mau tau, setelah aku kuliti wajahmu, apa kamu masih akan bersikap angkuh seperti itu"

"Tentu saja bisa, karena bukan aku yang akan terkuliti wajahnya tapi kamu"

"ap-"

Belum sempat pencuri itu menyelesaikan kata-katanya, tiba-tiba kepalanya sudah terpisah dari tubuhnya dan menggelinding diatas gang.

Ternyata gelang yang ada di tangan Aria adalah gelang yang sudah Aria modifikasi menjadi senjata dengan bantuan teknologi, gelang itu bisa berubah menjadi pedang yang sangat tajam hanya dengan tinggal menekan permata yang ada di tengah-tengah gelang tersebut.

Melihat rekannya tiba-tiba tumbang dengan kepala yang terpisah dari tubuhnya, membuat satu pencuri yang tersisa gemetar ketakutan, pencuri itu kembali menatap Aria, tetapi segera dia sesali karena dia melihat ekspresi wajah Aria yang sangat menyeramkan, Aria tersenyum.. bukan, lebih tepatnya Aria menyeringai sambil menatap kearah pencuri yang tersisa itu.

"a-aku harus lari dari sini, dia psycopath.. aku harus cepat-cepat lari" batin pencuri itu.

Baru saja pencuri itu membalikan tubuhnya dan akan melangkahkan kakinya untuk berlari, tiba-tiba pencuri itu terjatuh keatas tanah.

BRUGH

Pencuri itu jatuh tersungkur, "aduh.. kenapa aku tiba-tiba jatuh" ucap pencuri itu.

Pencuri itu lalu menengok kearah kakinya, sontak pencuri itu langsung berteriak histeris saat melihat kedua kakinya sudah tidak ada lagi di tempatnya.

"Aaaarrggghhhh kakiku!!, apa yang kau lakukan pada kakiku wanita sialan!!" teriak pencuri itu yang baru merasakan sakit karena baru sadar kedua kakinya sudah tidak ada lagi.

"Tentu saja aku memotongnya" Ucap Aria sambil masih terus menyeringai.

"Tolong maafkan aku, biarkan aku hidup, aku masih mempunyai anak kecil yang harus aku urus"

Pencuri itu memohon pada Aria karena dia merasakan ketakutan yang amat sangat besar, apalagi saat melihat wajah Aria yang semakin menyeramkan.

"Aku tidak peduli, salahkan saja dirimu yang bertemu denganku disini" ucap Aria datar.

Aria kemudian melangkah kearah pencuri itu sambil membawa pedang di tangan kanannya.

Saat melihat Aria menghampirinya sambil membawa sebuah pedang, pencuri itu ingin berteriak sekuat tenaga, tapi dia kalah cepat dengan pedang Aria, dan sekarang, ada dua tubuh tanpa kepala yang tergeletak di gang itu.

Selesai bermain-main dengan kedua pencuru itu, Aria kemudian mengelap pedangnya karena ada darah yang menempel di pedang tersebut, kemudian Aria mengubah pedangnya kembali ke bentuk semula, yaitu gelang perak yang sangat cantik, tidak akan ada orang yang mengetahui bahwa gelang cantik yang ada di tangan Aria adalah sebuah pedang yang sudah mencabut ratusan nyawa.

Aria kemudian mengambil tas yang tergeletak di tanah lalu memasukan kembali barang-barang yang dikeluarkan pencuri tadi, Aria lalu melangkahkan kakinya keluar dari gang itu dan tidak peduli lagi dengan mayat yang tergeletak disana.

Saat keluar dari toserba Javier tidak menemukan Aria dan langsung menghela nafas pelan, "Tuh kan, dia pasti keluyuran lagi" Javier menggelengkan kepalanya lalu segera mencari Aria di sekitar toserba itu.

Tidak butuh waktu lama, akhirnya Javier melihat Aria yang sedang bersama seorang wanita paruh baya tidak jauh dari toserba, Javier kemudian segera menghampiri Aria.

"Aria, sedang apa kamu disini?, kakak kan sudah bilang untuk menunggu" ucap Javier saat sudah berhasil menghampiri Aria.

"Aku tadi bosan dan jalan-jalan sebentar, lalu aku menemukan tas ibu ini, ibu ini tadi bilang tasnya di curi orang, tapi tadi aku menemukannya tergeletak di dekat sini, aku iseng melihat isinya, eh ternyata masih ada barang-barangnya, lalu aku melihat ibu ini sedang menangis, aku menghampirinya dan ternyata tas yang aku temukan adalah tas milik ibu ini" jelas Aria panjang lebar.

"Coba cek Bu isinya, takut ada yang hilang" ucap Javier

"Tidak ada kok nak, tidak ada yang hilang, semuanya masih utuh, sekali lagi terimakasih ya" Wanita paruh baya itu terus mengucapkan terimakasih sambil membungkuk bungkukan tubuhnya pada Aria.

"Sudahlah Bu, tidak perlu berterimakasih sampai segitunya, kalau begitu kami permisi dulu, sampai jumpa" Aria lalu menarik tangan kakaknya dan berjalan menjauhi Wanita paruh baya itu.

"Wahhh.. secara tidak langsung ternyata adik kakak sudah membantu orang" ucap Javier sambil mengelus kepala Aria.

"Itu hanya kebetulan" timpal Aria.

"Tetap saja kan, walaupun kebetulan tapi itu sudah dianggap membantu"

"Sudahlah jangan bahas itu lagi kak, mana minumanku" Aria mengubah topik pembicaraan karena tidak terlalu senang saat Javier memujinya terlalu berlebihan.

"Ah iya kakak sampai lupa"

Javier kemudian merogoh kantung plastik yang ada di tangannya dam mengambil satu botol air putih dingin.

"Nih minum" Javier memberikan satu botol air dingin pada Aria.

Aria mengambil air putih yang ada di tangan Javier dan langsung meminumnya sampai habis.

"Ah leganya... sekarang tubuhku sudah sedikit lebih baik" ucap Aria setelah menghabiskan satu botol air dingin ukuran sedang.

Bertemu Pria Misterius

"Kak, nanti malam mungkin aku akan telat pulang" ucap Aria yang sedang bersiap-siap untuk berangkat kerja.

"Kenapa?, tidak baik loh perempuan pulang malam-malam" Jawab Javier sambil memasukan beberapa berkas kedalam tas miliknya.

Weekend sudah berlalu dan sekarang sudah masuk hari kerja, Aria juga Javier masing-masing sedang bersiap-siap untuk pergi bekerja.

"Ayolah kak, ini Las Vegas, walaupun aku pulang malam, tapi masih banyak orang yang berlalu-lalang di jalan"

"Iya kakak tau, tapi tetap saja kakak khawatir, kamu kan perempuan, begini saja, nanti setelah pulang kerja, kakak jemput kamu bagaimana?" tanya Javier.

"Tidak perlu, aku kan bukan anak kecil lagi, kakak tunggu saja dirumah, aku pasti akan pulang" Aria menolak tawaran dari Javier.

"Baiklah, memangnya kamu mau pergi kemana?, tidak mungkin kan toko barang antik buka sampai larut malam?" tanya Javier.

"Aku ada acara bersama temanku" Ucap Aria sambil merapihkan bajunya.

"Yasudah kak, aku pergi duluan" Aria melambaikan tangannya pada Javier kemudian keluar dari apartemen itu.

Tentu Aria berbohong pada Javier, Aria sebenarnya ingin pergi ke acara lelang yang ada di Casino kota L, tidak mungkin kan Aria mengatakan hal yang sebenarnya, yang ada nantinya Aria malah di ceramahin Javier sampai satu hari penuh.

"Sebenarnya aku tidak nyaman terus berbohong pada kakak, tapi mau bagaimana lagi, aku tidak mungkin memberitahu tentang sisi gelapku padanya" batin Aria.

Aria tidak pergi ke toko barang antik melainkan langsung pergi ke gedung Casino yang menjadi tempat lelang untuk melihat-lihat.

"Wahhh... Ini pasti akan menyenangkan" Ucap Aria sambil menatap tulisan Casino yang ada di depan matanya atau lebih tepatmya yang berada di bagian depan gedung mewah itu, Aria kemudian melangkahkan kakinya memasuki gedung Casino tersebut.

Nyatanya di dalam Casino itu ternyata lebih luas lagi, terdapat benda-benda antik, pedang, senjata, dan macam-macam ramuan aneh berjejer rapih disana, tentu saja barang-barang berharga itu berada di dalam kotak kaca atau sebuah etalase dan dengan keamanan tinggi.

Aria berjalan menuju sebuah kotak kaca tinggi yang berisi dua buah pedang dengan kualitas yang sangat bagus.

"Ini sangat bagus, aku ingin memilikinya" Ucap Aria dengan mata yang berbinar-binar.

"Nona, pedang itu tidak cocok untuk anda, lebih baik anda pergi ke arah perhiasan yang ada di sebelah sana, itu lebih cocok dengan anda"

Saat sedang asik menatap pedang itu, tiba-tiba dari arah belakang Aria terdengar suara pria yang sepertinya berbicara padanya, Aria langsung menoleh ke belakang dan mendapati disana ada seorang pria dengan setelan jas hitam sedang berdiri menatapnya.

"Ini urusanku, jadi terserah aku mau disini atau disana Tuan" Ucap Aria sambil menatap tajam kearah pria itu.

Melihat dirinya ditatap dengan tajam oleh Aria, pria itu bukannya takut, tapi malah tersenyum tipis, "Nona, anda sungguh berani menatap saya seperti itu"

"Memangnya kenapa?, apa aku harus takut padamu?" Aria terlihat tidak takut sama sekali pada pria itu.

"Nona, anda sangat angkuh, apa anda tahu ini tempat seperti apa?" tanya pria itu.

"Tentu saja, bukankah kalau aku tidak tau ini tempat seperti apa aku tidak akan datang kesini" timpal Aria lalu menaikan kedua alisnya.

"Ketahuilah nona, anak kucing tidak akan pernah bisa menjadi pemenang di sarang para singa"

Aria mengerutkan dahinya saat pria itu mengatakan 'anak kucing', pasti itu mengarah pada dirinya, Tentu saja Aria tidak terima dipanggil seperti itu.

"Benarkah?, tapi Tuan, kamu juga harus berhati-hati, jangan sampai matamu mengelabui dirimu sendiri, bagaimana jika anak kucing itu juga ternyata adalah seekor singa?" Aria lalu menyeringai.

"Hmm... tidak mungkin mata saya akan mengelabui diri saya sendiri, tapi kalau itu benar, saya rasa itu akan menarik" Ucap pria itu lalu tersenyum tipis pada Aria.

"terserah, aku sudah mengingatkanmu"

"Baiklah, saya akan mengingatnya, Nona.. apa anda kesini untuk menghadiri acara nanti malam?" tanya pria itu tiba-tiba.

Acara nanti malam yang pria itu katakan tidak lain dan tidak bukan adalah acara lelang yang akan diadakan di dalam Casino itu.

"Bukan urusanmu" setelah mengatakan itu, Aria langsung balik badan dan pergi meninggalkan pria itu.

"Wanita yang cukup menarik, aku rasa kita akan bertemu lagi" Setelah melihat Aria sekali lagi, pria itu lalu pergi dari sana.

Saat membalikan badanya dan berjalan menjauh dari pria itu, diam-diam Aria masih memperhatikan pria yang tadi mengobrol dengannya.

"Aku merasa dia pria yang cukup berbahaya, bahkan saat dia berada di belakangku, Aku tidak bisa merasakan keberadaanya, padahal aku tidak pernah menurunkan kewaspadaanku, aku harus lebih berhati-hati dengan pria itu" batin Aria.

Aria lalu memutuskan untuk tetap berada di Casino itu dan melihat benda-benda yang ada disana.

_____

Tiba malam harinya, saatnya acara lelang akan dibuka, Aria sudah berada disana dengan penampilan yang sangat berbeda dengan yang sebelumya.

Aria saat ini memakai Dress berwarna hitam panjang semata kaki, Aria juga menggunakan perhiasan-perhiasan mahal lainnya, rambut Aria digulung ke atas, tidak lupa Aria memakaikan aksesoris mewah disana berupa tusuk rambut yang ujungnya dihiasi dengan bunga mawar hitam, namun yang paling mencolok adalah, kalung perak dengan liontin berupa mawar hitam yang melingkar di lehernya, tidak lupa juga Aria memakai sebuah topeng yang senada dengan warna dress-nya untuk menutupi wajahnya.

Aria kemudian berjalan kearah pintu masuk lelang yang akan diadakan di lantai bawah tanah Casino, Aria memberikan kartu undangan kepada penjaga pintu lelang, Setelah memeriksa keaslian kartu yang Aria bawa, penjaga lelang itu lalu membiarkan Aria untuk masuk.

Saat sudah masuk dan berada di dalam tempat lelang, Aria di datangi satu orang pegawai yang bertugas di tempat lelang itu.

"Nona, boleh saya lihat kartu anda untuk mengetahui anda akan masuk ke ruangan yang mana?" Ucap pegawai itu pada Aria.

Aria kemudian memberika kartunya, setelah menerima kartu tersebut, pegawai itu begitu terkejut karena ternyata Aria adalah tamu VVIP disana.

"Nona, silahkan ikuti saya, saya akan mengantar anda menuju ruangan yang akan anda tempati" ucap pegawai itu dengan sangat sopan dan hormat.

"Baiklah, tunjukan saya jalannya"

"Baik nona, mari sebelah sini" Pegawai lelang itu lalu mengantarkan Aria menuju ruangannya yang berada di lantai paling atas, karena lantai itu khusus lantai ruangan dan tempat untuk para tamu VVIP.

"Ini ruangan anda nona, silahkan masuk, kalau anda membutuhkan sesuatu, anda bisa memanggil saya dengan ini" Pegawai itu menunjukan sebuah kartu bertuliskan angka dua disana, Aria menerima kartu itu.

"Kalau anda mau memanggil saya, anda tinggal tekan saja nomor yang ada di layar di samping tempat duduk anda, Kalau begitu saya permisi nona" Setelah mengatakan itu, pegawai tersebut keluar dari ruangan dan meninggalkan Aria sendirian di dalam ruangan itu.

"Tempat ini lebih luas daripada dugaanku" ucap Aria sambil melihat lihat ruangan itu.

Tempat lelang yang ada di bawah tanah itu ternyata sangat luas, bahkan bisa menampung ratusan orang, interiornya juga sangat mewah dan di dominasi dengan warna gold.

"Malam ini, aku harus mendapatkan pedang yang aku inginkan" Ucap Aria dengan sorot mata tajam.

Setelah semua tamu hadir dan memenuhi kursi, acara lelang akan segera dimulai, semua orang bertepuk tangan untuk meramaikan acara tersebut.

Aria menaikan satu alisnya karena baru menyadari ruangan VVIP itu ternyata hanya ada tiga ruangan saja.

Yang tengah adalah ruangan yang di tempati oleh Aria, sementara ruangan di sebelah kiri Aria ditempati oleh seorang pria berusia sekitar lima puluh tahunan, tapi, walaupun sudah menginjak usia yang tidak muda lagi, pria itu masih kelihatan tampan dan tubuhnya masih penuh dengan otot-otot, terlihat jelas pria itu sangat menjaga tubuhnya, Lalu di sebelah kanan Aria juga diisi oleh seorang pria, namun pria itu terlihat masih muda, mungkin sekitar usia tiga puluh tahunan, pria itu juga memiliki tubuh yang sangat bagus, dengan tubuh tinggi serta otot-ototnya yang keras, membuat siapapun wanita yang melihatnya pasti ingin menjatuhkan diri pada pelukan pria itu, tapi sayangnya, pria itu juga memakai topeng seperti Aria, bedanya, topeng yang pria itu pakai adalah topeng perak, Pria itu lalu tiba-tiba menoleh kearah Aria, sepertinya pria itu sadar Aria sedang mengamatinya.

Tanpa disengaja, tatapan mereka berdua bertemu, Aria langsung mengalihkan tatapannya dan menatap kearah podium yang ada di bawah sana, Namun tidak dengan pria itu, pria itu masih terus menatap Aria dan baru berhenti atau mengalihkan pandangannya saat acara lelang dimulai.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!