NovelToon NovelToon

Suami Antagonis

Bab 1. Penggerebekan Di Kamar Hotel!

BRAK.....!

Suara dobrakan pintu menggema!

Dan seketika embuat pintu itu terbuka lebar!

Selebar beberapa pasang mata manusia yang terkejut dengan apa yang mereka lihat dari balik pintu yang baru saja mereka buka secara paksa.

Lelaki yang terkejut dan terlihat bingung mengerjapkan matanya! mengamati apa yang ada di hadapannya.

"Arkan! Jadi kau berselingkuh dengan wanita itu di belakangku?" teriak seorang gadis dengan penuh amarah tapi disertai tetesan air mata yang mengalir.

Lelaki yang bernama Arkan itu

sangat terkejut!

Ketika sepenuhnya sadar dan banyaknya orang di kamar Hotel yang baru beberapa jam lalu ia Boking.

Ia meraba tubuhnya yang terasa dingin dan ternyata tubuh bidang dan putih itu terekspos dengan jelas, alias bertelanjang dada.

Kenapa bertelanjang dada? karna ia masih menggunakan bawahan jadi tidak ber***ajang bulat.

Yang paling membuat Arkan Terkejut! sampai membuat kedua bola matanya hampir lepas.

Ketika ia mendapati seorang gadis yang tengah terbaring di ranjang yang sama dengannya.

Otak Arkan seketika bekerja, mengingat apa yang sudah ia lakukan.

Tapi nihil, Arkan tidak dapat mengingat apapun.

"ARKAN!" wanita yang berdiri di ambang pintu mengencangkan suaranya, karena Arkan mengabaikan keberadaannya.

Arkan tersadar kembali setelah beberapa saat terdiam.

Ia segera beranjak dari ranjang itu dan menghampiri si gadis yang mulai tersedu.

"Berlian," panggil Arkan dengan lirih, sambil mendekat.

"Stop! Jangan mendekat, aku sangat kecewa padamu Ar." Lirih gadis itu, dan segera pergi meninggalkan Arkan tanpa berkata apapun lagi.

"Berlian! Tunggu aku!"

Arkan bermaksud mengejar Berlian, tapi langkahnya terhenti, karna ia sadar jika saat ini ia tengah menjadi pusat perhatian para penghuni Hotel yang turut menyaksikan penggerebekan itu.

Arkan masuk kembali kedalam kamar dan menutup pintu rapat-rapat.

Saat ini ia tidak boleh gegabah.

Jika ia nekad keluar dari kamar, sudah pasti akan lebih banyak pasang mata yang melihatnya dan itu pasti akan membuatnya tambah malu.

Arkan meraih kemeja yang tergeletak di lantai dan mengenakannya.

Lalu ia segera menghubungi Sekretarisnya untuk menghalau kumpulan masa yang ada di depan pintu kamarnya.

"Sail! Apa yang sebenarnya terjadi, kenapa banyak sekali orang di luar!"Umpat Arkan kesal sambil mengacak-acak rambutnya.

Arkan melirik gadis yang masih tertidur di atas ranjang.

Dengan langkah yang senaja ia hentakan begitu kuat, Arkan menghampiri gadis itu dan berteriak.

"HEI, BANGUN KAU, DASAR WANITA MURAHAN, KENAPA KAU BISA ADA DI KAMAR INI?"

Namun sudah sekeras itu Arkan berteriak tapi gadis itu enggan membuka matanya.

"Kurang ajar! Apa dia mati! Tidak! Dia tidak boleh mati terlebih dahulu, dia harus bertanggung jawab, karena sudah mempermalukan ku seperti ini"Maki Arkan pada seorang yang masih terlelap.

Arkan menggoyang-goyangkan tubuh gadis itu, menggunakan kaki panjangnya.

"HEI! CEPAT BANGUN, JANGAN KAU BERPURA-PURA PINGSAN ATAU MATI! Arkan kembali meninggikan suaranya.

Namun gadis itu tidak kunjung bangun.

"Baiklah! aku akan menggunakan cara yang lain untuk membangunkan mu."

Arkan mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar.

Iya tersenyum jahat ketika melihat satu botol air mineral yang ada di atas nakas.

Dengan cepat dan tanpa ragu Arkan meraih botol itu dan membuka tutupnya.

lalu ia mengarahkan ke wajah si gadis yang masih belum sadarkan diri.

Sudah tidak perlu ditanya apa yang hendak Arkan lakukan.

Tapi sebelum ia menumpahkan isi air di wajah gadis itu.

suara ketukan pintu terdengar dan menghentikan niat jahatnya.

Arkan melirik ke arah pintu, dan dengan langkah cepat Lelaki itu membuka pintu.

"Kenapa kau lama sekali!" Makinya pada seorang lelaki, yang baru saja ia tarik masuk kedalam.

"Maafkan saya tuan,"lelaki itu menundukkan kepalanya.

"Ah... sudahlah, bagaimana? Apa di luar sudah tidak ada orang?"

"Semua sudah beres tuan, tapi sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa anda bisa berada di sini, dan penggerebekan itu?"

"Aku tidak tau apa yang terjadi, tiba-tiba banyak orang di kamar ini, aaah. sudahlah itu tidak penting, yang terpenting adalah! aku harus segera menemui Berlian terlebih dahulu, dia pasti salah paham dengan apa yang ia lihat!"

"Apa Nona Berlian tadi ada di sini?" Tanya, Sekertaris Arkan yang biasa di panggil Ken.

"Iya, dan dia melihat semuanya, sudahlah Ken, cepat berikan kunci mobilnya pada ku." Pinta Arkan tergesa-gesa.

Ken pun memberikannya.

"Kau lihat itu Ken?" Arkan menunjuk gadis yang masih terbaring di atas ranjang,"Tahan gadis itu, dan interogasi dia, dia harus membayar mahal semua yang ia lakukan hari ini."

"Baik tuan!"

Arkan bergegas pergi dari kamar dan Hotel itu dengan menutupi wajahnya.

Karna ia harus menghindari beberapa orang bahkan wartawan yang masih berkeliaran di depan sana.

"Sial! Ini sungguh memalukan!"geram Arkan sambil mengendap-endap keluar pintu Hotel.

🍁🍁🍁

Seorang gadis baru saja terbangun dari pingsannya.

Ia mengerjapkan mata dan meneliti apa yang ada di sekitarnya.

"Aku ada di mana?" Gumamnya, ketika sadar jika ia tidak sedang di tempatnya.

"Selamat! Pagi Nona, beruntung sekali anda masih bisa membuka mata dengan keadaan yang baik-baik saja." Suara Lelaki, mengagetkan Gadis yang bernama Tiara itu.

"Siapa kau?" Bentak Tiara karena terkejut.

Lelaki itu mendekat!

"Perkenalkan, nama saya Ken, Asisten tuan Arkan, lelaki hebat dan kaya raya juga populer, yang anda ajak bermalam secara paksa."

Tiara mengerutkan keningnya.

"Mengajak bermalam?" gumamnya dengan wajah bingung.

"Apa yang anda inginkan dari tuan saya? Tidak! Bukan itu pertanyaan, karena tentu banyak gadis yang menginginkan tubuh tuan saya yang sangat sempurna itu."

"Kenapa aku ingin muntah mendengar ocehan orang ini"

Ken semakin mendekat dan memajukan wajahnya, ke wajah Tiara.

"Pertanyaan yang sebenarnya adalah? Apa tujuan anda menjebak tuan saya?"

BRAK!.

Karena emosi dan sudah muak, dengan pertanyaan yang Tiara sendiri tidak mengerti.

Gadis itu mengebrak meja yang ada di hadapannya.

"Anda sudah berani menculik saya, dan sekarang anda mengatakan hal-hal yang merendahkan saya?" Maki Tiara, sambil menunjukan jarinya ke wajah Ken.

"Menculik! Hahaha..!"

Ken tertawa terbahak-bahak.

"Lihat ini!"

Lalu ia menunjukkan sebuah Video yang berisi berita Trending pagi itu.

Dengan judul.

(Arkan! Putra konglomerat, sekaligus Presdir di sebuah perusahaan ternama di negara ini. Semalam di grebeg, di sebuah kamar Hotel yang ada di kota xxx, bersama seorang gadis yang berprofesi sebagai Koki di sebuah Restoran pinggir jalan, Mirisnya! penggerebekan itu di saksikan oleh kekasih Arkan sendiri)

Mata Tiara melebar sempurna melihat berita Trending itu, di tambah lagi dengan adanya beberapa Foto dirinya dan Arkan yang tengah tidur di atas ranjang yang sama.

Membuat Tiara semakin bingung tapi merasakan panas di dadanya.

Ken menyudahi Video yang ia putar lewat Laptopnya itu.

"Bagaimana?sekarang anda sudah mengerti Nona Tiara, dan bagaimana cara anda bertanggung jawab untuk ini?"Tanya Ken, sambil melipat kedua tangannya di dada.

Ken mengira jika Tiara akan ketakutan dan memohon ampun pada tuannya.

"Saya tidak tau apa-apa soal Vidio itu, tapi yang jelas saya akan menghajar dan menuntut tuan mu itu karena telah melakukan pelecehan pada saya."

"Hey! berani sekali kau mengatakan jika saya yang melakukan pelecehan pada gadis seperti mu, jelas-jelas kau yang melakukan pelecehan pada saya." Tiba-tiba Arkan muncul, dan langsung memaki Tiara.

🍁🍁🍁🌹🌹🍁🍁🍁

🍁SELAMAT datang! 🤗🤗🍁

Terimakasih bagi Yang sudah melirik dan mampir ke cerita ini. Semoga betah dan tetap mengikuti sampai akhir 🙏🙏🙏

Mohon dukungan dan sarannya untuk Novel ke-dua saya Ini 🙏🙏

Tolong koreksi jika ada kata-kata dan penulisan yang salah🙏🙏

Agar Author segera memperbaikinya 🤗🤗

Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️😘

🍁 Selamat membaca 🍁

Bab 2. Apa Kalian Berdua Melakukan Itu?

Tiara menatap lekat lelaki yang datang dan langsung memaki dirinya.

Jadi seperti ini, lelaki yang terkenal itu.

Arkan semakin memajukan langkahnya, dan beberapa detik kemudian tubuh tinggi itu sudah berada di hadapan Tiara.

Mereka saling bertatap, menyalurkan energi dan api kemarahan serta kebencian dari dua pasang bola mata yang mereka miliki.

Arkan meneliti Tiara dari ujung kaki sampai ujung rambutnya, lalu ia memiringkan senyum sinis pada Tiara.

"Wajar saja jika gadis sepertimu melakukan cara yang curang, agar bisa bermalam dengan lelaki sempurna seperti ku." Ejek Arkan.

Tiara menghembus kasar nafasnya.

Sombong sekali dia.

Dan ia pun melakukan hal yang sama seperti Arkan, meneliti lelaki itu dari ujung kaki sampai ujung rambutnya, lalu tersenyum miring

"Ternyata seperti ini wujud asli lelaki yang di klaim banyak orang, sebagai lelaki sempurna."

Arkan langsung melebarkan matanya.

"Kau bicara apa? Coba ulangi sekali lagi,"geram Arkan.

"Ternyata pendengaran anda pun bermasalah !" Sahut Tiara.

"Kurang ajar!" Arkan sudah mengepalkan tangannya.

"Tenang tuan, anda jangan emosi karena itu tidak baik untuk kesehatan kulit anda,"cegah Ken.

Arkan menetralkan nafasnya, untuk meredam emosi dalam dirinya agar tidak merusak kulitnya yang sempurna itu.

Beberapa menit kemudian.

Dua manusia yang Tengah bersitegang itu, duduk saling berhadapan.

Arkan mulai melontarkan beberapa pertanyaan, mengapa Tiara bisa berada di kamar hotel yang ia pesan.

Dan pertanyaan yang sama pun keluar dari Tiara, mengapa ia bisa berada di kamar hotel itu, Tiara mengira jika Arkan lah yang menculiknya sore itu.

🍁 Flashback 🍁

Beberapa jam sebelum kejadian penggerebekan di kamar hotel.

"Tuan, Apa Anda yakin akan melakukan itu?" Tanya Ken, yang tengah membantu Arkan bersiap-siap untuk merayakan Anniversary bersama kekasihnya.

"Tentu saja!" Jawab Arkan dengan yakin.

"Tapi kenapa harus di kamar hotel tuan?"

"Karena aku tahu berlian pasti menginginkan itu."

Ada keraguan di wajah Ken, untuk membiarkan Arkan pergi.

"Sudahlah Ken, aku ini pria dewasa jadi wajar saja jika aku melakukan hal seperti itu, Kau jangan seperti mamah, jadi tidak perlu cemas!"

Dan sore itu, Arkan benar-benar pergi ke Hotel yang ia pesan sejak pagi tadi.

Dengan wajah yang sumringah, Arkan mengendarai mobilnya menembus jalanan yang tengah dipenuhi kendaraan yang Lula-lalang mengantar pulang para pejuang Rizki.

Salah satunya, Tiara, pejuang Rizki yang tengah melakukan perjalanan pulang.

Tiba-tiba iya dihubungi sahabatnya yang meminta pertolongan, Tiara, gadis baik itu tentu tidak akan mungkin mengabaikan sahabatnya yang membutuhkan pertolongan.

Dengan cepat! Tiara memutar balik laju motornya menuju Hotel ternama yang ada di kota itu.

🍁🍁

Kembali ke Arkan.

Lelaki itu sudah sampai di Hotel mewah dengan nomor kamar 050, dan merebahkan diri di kasur bersepreikan putih yang terlihat sangat nyaman, Iya sudah tidak sabar menanti kedatangan sang kekasih yang sudah berjanji padanya, akan datang sore ini.

"Berlian pasti senang dengan kejutan yang akan aku berikan, karena ia sudah sangat lama mendambakan momen seperti ini."Gumam Arkan.

Arkan sengaja memesan kamar hotel untuk memberikan kejutan di hari anniversary hubungannya dengan berlian yang sudah berjalan 2 tahun lamanya.

Dan hari ini! Arkan memutuskan untuk menyerahkan jiwa dan raganya pada Berlian, sang pujaan Hati.

Tok.

Tok.

Tok tok.

Suara ketukan pintu menghentikan khayalan Arkan, Iya bangkit dari rebahannya dan langsung membuka pintu.

"Selamat sore tuan!"

Seorang wanita berseragam Hitam putih menunduk hormat pada Arkan, lalu menyerahkan satu botol minuman pada lelaki itu.

"Maaf, tapi saya tidak memesan minum atau apapun." Tolak Arkan.

Tapi wanita itu beralasan, jika minuman itu hadiah ucapan selamat datang! dari sang Manager untuk tamu spesial yang datang di hotel tersebut, dan minuman Anggur itu, senaja mereka pesan dari luar negeri khusus untuk para tamu spesial.

Tanpa menaruh curiga sedikitpun, Arkan menerima botol yang katanya berisi minuman Anggur itu.

Dengan senyum senang, wanita itu undur diri dari hadapan Arkan.

Arkan kembali masuk dan meletakkan begitu saja minuman yang baru ia terima, sepertinya Arkan tidak berniat untuk meminumnya.

Ting!

Ponsel Arkan berbunyi menandakan sebuah pesan masuk di aplikasi hijau miliknya.

Arkan langsung memasang wajah suram setelah membaca pesan dari berlian yang akan datang terlambat.

Arkan yang sedikit merasa kecewa tiba-tiba merasa haus, Iya meraih botol air mineral yang ada di atas nakas, tapi! Tatapan Arkan beralih pada botol berwarna hijau yang tadi ia terima dari petugas hotel, Karena penasaran Arkan pun meminum minuman yang ada di botol misterius itu.

Beberapa saat kemudian Arkan n merasa ngantuk, dan setelah itu ia tidak mengingat apapun lagi.

Tiara yang sudah sampai di depan hotel yang disebut sahabatnya, kembali menghubungi sahabatnya itu untuk memastikan posisi dia ada di mana, Tapi Tiara malah mendapat balasan pesan teks yang memintanya untuk datang di kamar 050.

Tiara yang merasa khawatir bergegas menuju kamar itu dan beberapa menit kemudian ia sampai di depan pintu kamar tersebut.

Tiara mengetuk pintu itu secara berulang-ulang, namun tidak ada yang membuka pintu atau sautan dari dalam.

Tiara kembali mengetuk pintu, dan tetap tidak ada yang menjawab!

Iya kembali menghubungi sahabatnya, tapi nomor itu malah tidak bisa dihubungi.

Merasa ada yang aneh, Tiara berbalik dan hendak meninggalkan Hotel itu.

Tapi!

Entah dari mana datangnya, tiba-tiba ada sebuah tangan yang membekap mulut dan mata Tiara.

Dan setelah itu Tiara pun tidak dapat mengingat apa-apa.

🍁 Flashback off 🍁

Setelah kedua belah pihak saling menjelaskan, Ken menyimpulkan, jika ada orang lain yang sengaja menjebak mereka berdua.

"Siapa dan apa alasannya?"

Dan itulah yang menjadi pertanyaan Arkan dan Tiara.

"Kita akan mencari tahu alasannya, dan siapa yang menjebak kalian berdua." Sahut Ken.

"Baiklah aku setuju, tapi kau urus dan hentikan terlebih dahulu semua berita heboh yang ada di media sosial, Ken, aku merasa terhina jika harus digosipkan dengan gadis seperti dia!" Ucapkan Arkan, sambil menunjuk wajah Tiara.

PLAK!

Tiara menepis dengan kuat tangan Arkan yang berada di depan wajahnya.

Arkan mengibaskan tangannya, yang mungkin terasa sakit karena pukulan dari Tiara.

"Sial! Kau berani memukulku? "

"Kenapa tidak! Bahkan jika saja terbukti kalau kalian yang menculiku, aku akan melaporkan kalian berdua pada polisi, dan memastikan kalian berdua menua di dalam penjara!"

Mendengar ancaman Tiara, wajah Arkan seketika berubah memerah dan berasap.

ia sudah siap untuk berdebat dengan Tiara, tapi Ken mencegahnya.

"Tuan, tenangkan diri Anda, jangan berdebat lagi, karena ada sesuatu yang lebih penting yang harus kita bahas dan ketahui."

"Apa? "Tanya Arkan dan Tiara secara bersamaan.

Dengan ragu-ragu dan berkeringat, Ken pun mulai bertanya.

"Tuan, nona, apa semalam kalian... Anu.!"

Ken menghentikan ucapannya, dan menyambungnya dengan gerakan tangan yang saling dia aduh-adukan, membuat Arkan dan Tiara menjadi bingung.

Dan Ken, berulang-ulang melakukan gerakan aneh itu.

Arkan yang gemas dengan tingkat Ken, berteriak.

"Anu-anu, bicara yang jelas Jangan membuatku bingung seperti itu Ken?"bentak Arkan, yang sontak membuat Tiara dan Ken terkejut!

"Anu, tuan."

"Iya, anu apa?"

"Itu!"

"Itu apa?"

"Ken, sekali lagi kau bicara tidak jelas seperti itu, aku akan memotong habis gaji mu."

"Jangan tuan!"Sahut Ken cepat.

Dan Tiara hanya bisa menggelengkan kepalanya menyaksikan kedua manusia aneh itu.

Ken menarik nafasnya dalam-dalam.

"Tuan, Nona, Apa semalam kalian berdua melakukan itu?"

DUAAAR......

Pertanyaan Ken, bagai ledakan Bom, yang baru Tiara dan Arkan sadari keberadaannya.

Mereka berdua saling bertatapan! Tapi otak kedua manusia ini tengah Flashback di kejadian semalam.

Setelah beberapa detik.

"TIDAK!"

Dengan lantang dan berteriak mereka berdua mengatakan itu.

Tapi, apa benar mereka tidak melakukan itu?

🍁🍁🍁🍁🌹🌹🌹🍁🍁🍁🍁

Terimakasih sudah mau membaca cerita saya 🙏🤗😘

Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️

Bab 3. Harus Menikah.

"Apa kalian yakin tidak melakukan itu?"tanya Ken, memastikan.

"Iya, aku sangat yakin!"jawab Arkan dengan yakin.

"Aku juga yakin. "Sahut Tiara.

Ken, sebagai seseorang yang sudah sangat berpengalaman dalam hal itu, terdiam dan menatap lekat Arkan dan Tiara.

Ia menyipitkan matanya dan menompangkan dagu di telunjuk jari tangannya.

"Bagaimana kalian bisa yakin jika tidak melakukan itu? "Tanyakan Ken, penuh selidik.

Arkan mengadahkan matanya ke atas, dalam hatinya berkata! Iya, bagaimana aku bisa yakin, jika tidak melakukannya padahal aku sendiri belum pernah melakukannya jadi tidak tahu rasanya bagaimana.

Begitupun dengan Tiara.

Tapi, mereka tetap yakin jika malam itu tidak melakukan apapun.

"Aku tidak merasakan apapun semalam, jadi Sudah bisa dipastikan jika aku tidak melakukan apa-apa! "Arkan kembali menjawab dengan yakin.

Dan dibantu dengan anggukan kepala oleh Tiara Tiara.

Ken, menggelengkan kepalanya.

"Bagaimana bisa anda seyakin itu Tuan, sedangkan anda belum pernah melakukan hal itu? "

PLAK.

Arkan menepuk dengan kuat mulut Ken yang ia anggap sangat kurang ajar!

"Berani sekali kau bicara seperti itu, bikin malu aku saja. "Bisik Arkan di telinga Ken.

"Maaf tuan, saya tidak sengaja."

"Tapi aku juga sangat yakin jika kami tidak melakukan apapun karena kami memang tidak merasakan apapun,"Tiara membuka suaranya.

"Kenapa Anda Seyakin itu nona, apa anda pernah melakukannya? jadi anda tahu rasanya seperti apa?"

PLAK.

Tiara pun menampar mulut Ken yang ia juga anggap kurang ajar!

Ken mengusap-usap bibirnya, sial sekali, dia harus mendapatkan dua pukulan sekaligus di bibirnya, di pagi hari ini seperti ini.

Padahal saya hanya bertanya untuk memastikannya saja tapi kenapa saya malah ditampar? Batin Ken.

"Baiklah, jika Anda berdua yakin saya tidak akan bertanya lagi soal itu."

Meskipun ada keraguan dalam hati tiga orang itu, tapi mereka memutuskan untuk menyudahi pembicaraan yang tidak ada ujungnya karena selalu berdebat.

"Baiklah, kita anggap saja tidak terjadi apa-apa malam itu, dan kita lupakan semua pertemuan kita, cukup sampai di sini,dan setelah itu jangan sampai kita bertemu lagi, soal berita yang beredar, sekretaris saya Ken, akan meredam dan membuat berita itu hilang selama-lamanya, bagaimana?"Tanya Arkan pada Tiara.

"Baik aku setuju!"

Toh ini memang lebih baik bukan, karena kita memang tidak melakukan apapun malam itu. Batin Tiara.

Keduanya saling berjabat tangan, bertanda jika masalah di antara mereka sudah selesai dan kedua orang itu memilih untuk melupakan dan tidak pernah membahasnya lagi.

🍁🍁🍁

Arkan kembali pulang ke rumahnya, begitupun dengan Tiara yang juga kembali pulang ke kontrakannya,Ia hanya bisa berharap semoga orangtuanya di kampung tidak melihat berita heboh yang beredar itu, sebelum Ken menghapus semuanya.

Apakah masalah selesai begitu saja?

Tentu saja tidak!

Berita heboh itu ternyata sudah sampai di telinga Nyonya Tri dan Tuan Wilson orangtua Arkan.

"Tina, tolong katakan padaku jika berita yang aku lihat ini tidak benar, semua berita ini bohong,"ucap Nyonya Tri dengan nafas yang naik turun, pada asistennya yang bernama Tina.

"Maaf nyonya, saya sudah mengkonfirmasi tentang kebenaran berita ini pada sekretaris Tuan muda Arkan, dan beliau membenarkan semua berita itu."

"Apa!"

Tri lemas, dan terduduk di sofa sambil memegang kepalanya yang terasa pusing karena memikirkan anak semata wayangnya itu.

"Sudah mah, Mama harus terima kenyataan jika Putra kita itu sudah dewasa, jadi mungkin saja dia benar-benar bersama gadis itu,"sahut Wilson, sang suami Nyonya Tri yang tengah duduk di sofa yang sama dengannya.

"Papa, bagaimana bisa papa bicara seperti itu pada Putra kita yang masih sangat lugu dan suci itu?"

"Mah, Arkan itu pria dewasa."

"Mama tahu itu pah, tapi Arkan itu masih sangat suci dan bersih, Kenapa Gadis itu dengan tega melakukan hal seperti itu pada Putra kita."Sedih Tri.

Nyonya Tri, dia ibu kandung dari Arkan Argana, Tri melahirkan Arkan 30 tahun silam, tapi sampai saat ini wanita itu masih dan selalu memperlakukan Arkan seperti bayi.

"Mah, kita harus menyuruh Arkan untuk bertanggung jawab pada gadis itu?"

"Pah! Yang harusnya bertanggung jawab itu, gadis yang sudah meniduri anak kita, bagaimana jika Arkan mengalami trauma karena kejadian itu?"

"Baiklah ma, papah akan meminta Gadis itu bertanggung jawab pada Arkan, dengan begitu tidak akan ada lagi berita atau rumor buruk tentang Putra kita."

"Bagaimana cara Gadis itu bertanggung jawab dengan Putra kita pah?"tanya Tri.

"Arkan dan Gadis itu harus menikah!"

"Apa menikah! Astaga pah, Arkan belum siap untuk menikah dia masih sangat polos."

"Mah, Arkan itu sudah dewasa, dia sudah berumur 30 tahun jadi sudah pantas dan matang untuk menikah, apa Mama tidak ingin memiliki cucu dari Putra semata wayang kita?"

"Tentu saja ingin,"sahut Tri dengan cepat.

"Kalau begitu biarkan Arkan bertanggung jawab dengan menikahi gadis itu."Tegas Wilson.

"Tina, bagaimana menurutmu Apa aku harus merelakan putraku itu untuk menikah?"tanya Tri, pada asistennya yang sudah lebih dari 30 tahun mengabdi pada dirinya.

Tina memajukan beberapa langkah kakinya agar lebih dekat dengan Nyonya Tri.

"Nyonya, menurut saya apa yang dikatakan Tuan Wilson benar, lebih baik kita nikahkan tuan muda Arkan dengan gadis itu, selain Karena untuk menepis rumor buruk tentang tuan muda, itu juga bisa membuat tuan muda Arkan berpisah dari nona berlian."

Tri menatap Tina lekat.

"Kau yakin itu?"

"Saya sangat yakin itu nyonya, jika tuan muda Arkan menikah, tentu hubungannya dengan Nona berlian harus usai."

"Kalau begitu aku setuju!"yakin Tri.

Dia sangat semangat dan yakin menikahkan Arkan dengan gadis yang bahkan belum ia kenal, asalkan putranya itu benar-benar bisa menjauh dan berpisah dari gadis yang bernama berlian yang tak lain adalah kekasih Arkan.

Tri sama sekali tidak menyukai gadis itu, ia selalu membujuk dan melakukan berbagai cara meminta Arkan agar mengakhiri hubungannya dengan berlian, tapi sekeras kepala Arkan enggan bahkan tidak menggubris omongan ibunya sedikitpun, jika itu menyangkut soal berlian.

🍁🍁🍁🍁

Wilson memanggil Arkan untuk menghadapnya, dan ia pun meminta beberapa orang untuk menjemput Tiara, gadis yang diduga telah merenggut kesucian putranya.

Tak butuh waktu lama keduanya sudah menghadap Wilson dan Tri.

Tiara merasa bingung kenapa ia masih harus berurusan dengan Arkan, bukankah mereka berdua sudah sepakat untuk tidak membahas dan melupakan masalah ini tapi kenapa sekarang ia malah dihadapkan pada orangtua Arkan.

Orang tua Arkan menatap Tiara lekat, terutama Tri, karena gadis yang ada di hadapannya ini akan menjadi istri dari Putra semata wayangnya, tentu ia harus meneliti dan menilai dengan sangat baik gadis yang akan menjadi istri anaknya.

"Siapa namamu?"tanya Tri.

Tiara memajukan beberapa langkahnya lalu menundukkan kepala.

"Nama saya, Tiara."Tiara menyebutkan namanya, sambil mengulurkan tangan pada Tri.

Dan Tri juga mengulurkan tangan, mengira jika Tiara ingin berjabat tangan dengannya, tapi, Tiara malah mencium Takzim punggung tangan Tri, yang membuat wanita paruh baya namun terlihat masih sangat muda dan cantik itu terharu.

🍁🍁🍁🍁🌹🌹🌹🌹🍁🍁🍁🍁

Terimakasih sudah mau membaca cerita saya 🙏🤗

Jangan lupa tinggalkan jejak ya 🤗

Love banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️❤️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!