Theo Wijaya
Pria yang memiliki paras tampan dan penuh dengan pesona. Pria itu bernama Theo, putra tunggal dari pasangan Thomas Wijaya dan juga Anne.
Theo memiliki raut wajah yang datar, dingin dan juga tatapan yang tajam terhadap semua orang, kecuali keluarga dan juga orang yang dicintai nya.
Dulu Theo adalah seorang pria yang begitu ramah, baik pada setiap orang. Namun setelah ia dikhianati oleh wanita yang dicintai nya, sifatnya berubah begitu drastis. Dia juga sempat frustasi karena kehilangan wanita yang dicintai nya. Namun Theo berpikir bahwa dia tidak bisa larut dalam kesedihan di masa lalu. Dia harus bangkit dan memulai kehidupan nya yang baru.
Siapa yang tak kenal dengan Theo Wijaya, seorang CEO di perusahaan ternama milik ayahnya yaitu Wijaya Company. Ia adalah satu-satu nya pewaris tunggal dari Wijaya Company. Sikapnya yang tegas mampu membuat perusahaan itu berjalan dengan lancar. Itu yang membuat keluarganya bangga akan pencapaian yang begitu luar biasa ketika Theo memegang perusahaan itu.
Sudah banyak wanita yang mendekati Theo, namun Theo menganggap semua wanita itu sama. Dia hanya menggunakan wanita-wanita itu untuk bersenang-senang, setelah bosan dengan satu wanita ia akan mencari wanita cantik lainnya.
Untuk apa menjalin sebuah hubungan jika pada akhirnya harus tersakiti, bahkan hanya untuk mengambil sebuah keuntungan dari kekayaan yang dimilikinya?
Gadis impian Theo adalah seorang wanita yang baik hati, sederhana, tulus dalam mencintainya. Karena baginya wanita cantik saja tidak cukup untuk menjadi istrinya, ketulusan lah yang paling utama.
***
Terdengar suara pintu yang terbuka, lalu masuklah Antonio Abraham asisten pribadinya Theo. Sebenarnya, ia adalah sahabat baik nya Theo,
namun Dave menjadikan ia sebagai asisten pribadinya dimana pun, karena menurutnya Antonio lah yang mampu mengerti situasi dan juga apa yang Theo rasakan.
"Theo, apa kau sedang memikirkan lagi Angel? Wanita yang telah mengkhianatimu itu? Come on Theo! Kau harus move on darinya". Antonio yang berjalan lalu duduk disofa yang berada diruangan Theo itu.
"Kau ini, kau mau kupecat? Masuk ruanganku tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Kau ini asistenku Anton!." Theo beranjak dari kursinya lalu menghampiri Antonio.
"Kau ini seenaknya saja mau memecatku. Kau harus ingat aku ini memang asistenmu, tapi aku juga sahabatmu yang selalu ada disetiap kondisimu". Sahut Antonio yang tak terima dengan ucapan Theo, mereka berdua selalu beradu argumen seperti itu, layaknya adik dan kakak yang sedang bertengkar, setelah itu mereka akan kembali seperti biasa.
"Aku hanya bercanda ton." Ucap Theo sambil menepuk bahu Antonio. "Soal Angel, aku sudah terbiasa tanpa nya saat ini, perlahan rasaku terhadapnya pun memudar, aku tidak ingin berlarut dalam kesedihan dimasa lalu ton, aku ingin memulai hal yang baru". Sambung Theo sambil melipatkan kedua tangan didada.
"Baguslah Theo, aku senang mendengar bahwa kau sudah bangkit seperti ini. Lebih baik kau fokus mengurus perusahaan ini." Jawab Antonio merangkul Theo.
"Ya kau benar Ton, aku harus fokus untuk membangun perusahaan ini menjadi perusahaan terbaik di kota ini. Apakah masih ada jadwal meeting hari ini Ton? Aku harap tidak ada karena hari ini aku begitu lelah." Ucap Theo menyandarkan kepalanya disofa.
"Kau bisa pulang sekarang Theo, jadwalmu hari ini sudah selesai." Anton beranjak dari tempat duduknya.
"Baiklah kau bisa pulang juga aku tau kau pun lelah." Ucap Theo sambil membereskan barang-barang nya.
***
Tampak terlihat seorang gadis sedang mematikan arloji yang terus berdering. Ia terkejut karena dilihat jam sudah menunjukan pukul 6 lewat. Ia segera bergegas untuk bersiap-siap karena hari ini adalah hari pertama ia bekerja.
"Aduh bagaimana ini, aku bisa telat berangkat kerja. Apalagi hari ini hari pertamaku bekerja. Bisa-bisa aku dipecat padahal belum juga mulai bekerja." Ucap Emilly sambil berlari menuju kamar mandi.
Seorang wanita paruhbaya sedang menyiapkan sarapan dimeja makan. Tak lama seorang gadis menghampirinya.
"Selamat pagi nak! Ibu sudah siapkan sarapan untukmu, lebih baik kau sarapan dulu sebelum berangkat bekerja." Ucap Sara Ibu Emilly.
"Pagi bu, aduh bu Emilly udah terlambat ini. Emilly tidak usah sarapan kayaknya bu, ini hari pertama Emilly bekerja masa sudah terlambat, bisa-bisa Emilly dipecat bos Emilly bu. " Jawab Emilly
"Ya sudah kalau begitu kau bawa ini saja untukmu sarapan dijalan, jangan sampai perutmu kosong." Ucap Sarah sambil memberikan dua buah roti kepada Emilly.
"Terimakasih bu, kalau begitu aku berangkat". Ucap Emilly sambil mencium tangan ibunya itu.
Emilly pun berangkat menuju tempat kerja nya dengan buru-buru. Karena ia berjalan dengan sangat buru-buru hingga ia tidak melihat ada sebuah mobil yang sedang melaju kencang. Untung saja pemilik mobil itu langsung menginjakan rem nya. Emilly pun hanya terdiam sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan nya, beruntung saja ia tidak tertabrak karena kecerobohan nya itu.
"Kau sudah bosan untuk hidup? Bagaimana bisa kau menyebrang jalan tanpa melihat kiri kananmu?" Ucap laki-laki itu sangat keras sambil turun dari mobil mewah nya itu.
"Maafkan saya pak, saya tidak sengaja. Saya tadi buru-buru karena saya terlambat dihari pertama kerja saya pak," Ucap Emilly sambil membungkukan badan nya. Berharap agar laki-laki itu tidak memarahi nya.
"Kau ini membuang waktu ku saja! Lain kali berhati-hati lah jangan ceroboh lagi dan juga membahayakan orang lain!" Ucap laki-laki itu segera masuk ke dalam mobil nya.
Emilly hanya terdiam memandangi mobil mewah berwarna hitam itu yang kini mulai melaju. Ia sangat mengutuki dirinya sendiri, bagaimana bisa ia sangat ceroboh saat menyebrang jalan hingga akan tertabrak oleh mobil tadi.
"Yaampun Emilly kau ini mengapa sangat ceroboh?" Ucap Emilly pada dirinya sendiri.
Emilly pun memilih untuk segera melanjutkan perjalanan nya, karena jika ia hanya berdiam ditempat itu akan membuat nya semakin terlambat untuk hari pertamanya bekerja.
***
Theo melemparkan tas kerja nya dengan asal, ia sudah terlihat sangat kesal di pagi hari seperti ini. Theo sangat kesal karena ia baru menemui seorang wanita yang sangat ceroboh.
"Wanita gila! Sudah membuatku kesal pagi-pagi!" Teriak Theo sambil menggebrak meja.
Antonio yang mendengar Theo marah-marah itu pun langsung menghampiri pria itu.
"Kenapa pagi-pagi seperti ini kau sudah marah-marah?" Tanya Antonio sambil duduk dihadapan Theo.
"Ada wanita ceroboh yang menyebrang jalan tidak lihat kanan kiri dulu. Aku hampir saja menabraknya," Ucap Theo mengacak kasar rambutnya.
"Tapi yang terpenting kau tidak jadi menabrak wanita itu kan?" Tanya Antonio yang berhasil membuat Theo terlihat sangat kesal.
Begitulah kelakuan Antonio, selalu membuat Theo marah dan juga kesal. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa Antonio pun selalu ada di setiap kondisi Theo, saat Theo sedang bahagia ataupun sedang sedih.
"Sudahlah lupakan kejadian sialmu itu, diluar sudah ada office girl baru yang akan bekerja disini," Lanjut Antonio.
"Suruh dia masuk ke ruanganku, aku harus melihat kinerja dia apa dia pantas untuk bekerja disini atau tidak!" Perintah Theo kepada Antonio, Antonio pun segera bangkit dari duduknya dan menuruti perintah Theo, kalau tidak ia akan melihat Theo seperti singa yang sedang kelaparan.
Terlihatlah seorang wanita yang cantik dan sederhana masuk kedalam ruangan Theo. Wanita yang melihat siapa yang ada di kursi kerja itu terkejut, karena orang itu yang hampir saja menabraknya tadi pagi.
"Selamat pagi pak!" Ucap Elena dengan sangat gugup.
"Kau?"
"Kau?" Ucap Theo dengan sangat terkejut.
"Ternyata kau yang akan menjadi office girl di perusahaanku!" Lanjut Theo sambil membereskan beberapa file yang terlihat berantakan diatas mejanya.
"Iya pak!" Ucap Elena tidak berani untuk menatap wajah atasan nya itu.
Elena benar-benar merasa takut dengan atasan nya itu karena kecerobohan nya tadi pagi. Elena takut jika pria yang ada di hadapannya itu akan memarahi nya sekarang.
"Perkenalkan namaku Theo Wijaya, aku pemilih perusahaan disini dan aku akan menjadi atasanmu!" Ucap Theo beranjak menghampiri Elena.
Elena semakin menunduk tidak berani melihat Theo yang kini tepat berada di hadapannya. Ia hanya bisa menggaruk kedua tangan nya yang sebenarnya tidak gatal itu.
"Siapa namamu?" Tanya Theo.
"Elena pak, nama saya Elena!" Ucap Elena mencoba untuk menghilangkan rasa gugup nya itu.
"Baiklah! Kau sudah mengerti kan pekerjaan office girl itu seperti apa?" Tanya Theo.
Elena hanya mengangguk.
"Kau harus sudah datang sebelum karyawan lain datang ke kantor, kau juga harus membersihkan setiap sudut ruangan di perusahaan ini. Kau harus membuatkan ku kopi ketika aku memanggilmu. Dan masih banyak lagi pekerjaan yang harus kau lakukan disini. Apa kau sudah mengerti?" Ucap Theo sambil melipatkan kedua tangan di dada bidangnya.
"Sudah pak, saya mengerti. Dan saya akan bekerja dengan sangat baik di perusahaan bapak ini, saya berjanji tidak akan mengecewakanmu!" Ucap Elena dengan sangat lembut.
"Baiklah, kalau begitu kau bisa keluar dari ruanganku dan mulai bekerja membersihkan kantor ini!" Ucap Theo kembali ke tempat duduknya.
Elena pun mengangguk dan segera berlalu dari ruangan mewah itu. Ya ruangan Theo terlihat sangatlah mewah, bahkan pikir Elena ruang kerja Theo lebih mewah dibandingkan rumahnya.
Elena merasa lega karena tidak dimarahi oleh Theo atas kejadian pagi tadi, andai saja Theo marah tadi mungkin Elena berpikir kembali untuk bekerja diperusahaan pria itu.
"Untung saja dia tidak memarahiku!" Ucap Elena mulai mengelap kaca besar yang ada diperusahaan itu.
Elena terlihat sangat menikmati pekerjaan nya, meskipun ia bekerja hanya menjadi office girl tapi Elena tidak pernah merasa malu ataupun mengeluh dengan pekerjaan yang saat ini ia jalani itu.
Karena bagi Elena lebih baik bekerja sebagai office girl daripada sama sekali tidak bekerja. Elena harus membantu keuangan ibunya, karena ayahnya sudah meninggal sejak usianya masih sangat kecil. Oleh karena itu ia yang harus menjadi tulang punggung di keluarganya.
***
Theo yang terlihat sangat sibuk dengan pekerjaan nya tiba-tiba teringat dengan Elena. Wanita yang ia temui tadi pagi dan membuatnya hampir menabrak wanita itu. Ternyata dunia itu sangatlah sempit menurut Theo, tidak pernah terlintas dalam pikiran Theo jika wanita itu akan bekerja di perusahaan nya.
"Ternyata wanita ceroboh itu yang menjadi office girl diperusahaanku," Ucap Theo sambil menatap layar laptop yang ada dihadapannya.
"Apakah dia bisa bekerja dengan baik? Dia saja terlihat seperti wanita yang sangat ceroboh!" Lanjut Theo.
Theo pun menutup laptopnya dan mulai beranjak dari duduknya, ia berniat untuk mengawasi Elena bekerja. Ia khawatir jika Elena akan membuat kekacauan di perusahaan nya itu.
Theo mengulas senyumnya dengan tipis, dilihat nya Elena yang kini sibuk dengan pekerjaannya yang sedang mengelap kaca. Elena yang terlihat sangat ceria saat menjalani tugasnya itu.
Theo pun segera menghampiri Elena yang masih sibuk mengelap kaca itu, dan berhasil membuat Elena terkejut dengan kedatangannya. Wanita itu pun langsung menghentikan pekerjaannya itu dan berbalik badan untuk menghadap ke Theo.
"Ada apa pak? Apa ada yang salah dengan pekerjaanku?" Tanya Elena dengan melemparkan lap yang ia gunakan keatas bahu nya.
"Tidak! Aku hanya ingin mengawasi pekerjaanmu. Aku takut jika kau membuat kekacauan di perusahaanku ini karena kecerobohanmu," Ucap Theo dengan wajah yang sangat datar dan beranjak meninggalkan Elena.
"Kurang ajar dia meragukan kinerjaku! Aku bukan orang yang ceroboh, kalau saja tadi pagi aku tidak terlambat aku juga tidak akan ceroboh seperti tadi!" Ucap Elena dengan sangat kesal dan kembali melanjutkan pekerjaannya itu.
Tanpa Elena sadari, ternyata ada seorang pria yang sejak tadi memperhatikannya. Antonio lah yang sekarang tengah sibuk memperhatikan Elena yang sedang sibuk dengan pekerjaan nya itu, Antonio pun segera menghampiri Elena.
"Hai selamat pagi!" Ucap Antonio dengan sangat ramah.
"Selamat pagi pak, apa ada yang bisa saya bantu?" Tanya Elena dengan sangat lembut.
"Tidak ada! Aku hanya ingin menyapamu, apa kau tidak keberatan?" Tanya Antonio dengan tersenyum.
"Tidak pak, saya tidak keberatan!" Ucap Elena dengan sangat gugup.
Elena sebenarnya sangat bingung dengan pria yang ada dihadapan nya kini. Pria itu terlihat sangat tampan, rapih dan terlihat sangat gagah tapi tidak malu untuk menyapa dirinya.
Pasti dia memiliki peran penting di perusahaan ini. Tapi kenapa dia mau menyapaku yang hanya seorang office girl ini? Pikir Elena.
"Namaku Antonio, aku bisa dibilang sekretaris dan juga asisten pemilik perusahaan ini!" Ucap Antonio, Elena hanya bisa mengangguk.
"Kau cukup memanggilku dengan Antonio ataupun Anton. Tidak perlu menggunakan pak!" Lanjut Antonio sambil menaruh satu tangan nya kedalam saku celananya.
"Baiklah pak! Eh Anton maksudku," Ucap Elena dengan gugup.
"Kau Elena ya?" Tanya Antonio. Elena pun hanya mengangguk.
"Baiklah kau bisa melanjutkan kembali pekerjaanmu ini!" Ucap Antonio dan beranjak meninggalkan Elena.
Elena tersenyum saat melihat Antonio yang kini sudah semakin menjauh. Elena merasa sangat senang karena ada orang baik diperusahaan ini yang mau menyapanya. Tidak seperti Theo yang terlihat sangat dingin dan sombong itu.
"Tidak salah kan jika aku mengagumi orang tadi?" Tanya Elena kepada dirinya sendiri dengan tersenyum dan melanjutkan pekerjaan nya itu.
***
Theo sedang beristirahat di sofa yang berada diruangan nya itu, langsung membenarkan posisinya karena Antonio masuk kedalam ruangannya. Theo sudah tidak heran lagi dengan sahabatnya itu, Antonio memang selalu masuk ke dalam ruangannya itu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Kau ini selalu saja!" Ucap Theo dengan sangat kesal.
Antonio tidak menghiraukan ucapan Theo, ia memilih untuk langsung duduk dan menyandarkan kepalanya di sofa.
"Kau tahu office girl baru itu?" Tanya Antonio menaikkan satu kaki nya di atas kaki yang satunya.
"Kenapa?" Tanya Theo.
"Elena terlihat sangat cantik ya! Dia juga wanita yang sangat ramah yang pernah ku temui dalam hidupku!" Ucap Antonio tertawa karena memikirkan Elena.
"Kau ini! Setiap wanita juga kau sebut cantik," Ucap Theo menepuk keras bahu Antonio.
"Ya wajarlah jika aku bilang Elena itu cantik, karena dia memang cantik," Ucap Antonio.
Dalam hati Theo mengatakan jika Elena memang sangat cantik dan terlihat sangat sederhana, berbeda dengan wanita-wanita yang pernah ia temui sebelumnya.
Tapi Theo langsung membuang pikiran nya itu, mana lah mungkin Theo menyukai wanita seperti Elena.
Suasana pagi ini terasa sangat cerah bagi seorang gadis yang kini sibuk dengan pekerjaan nya. Ketika ia sampai ke kantor ia langsung memulai pekerjaannya mulai dari membereskan lobby, mengelap kaca dan juga merapihkan tanaman yang tertata rapih di setiap sudut kantor itu.
Hari ini adalah hari kedua untuk Elena bekerja di Wijaya Company. Seperti biasa Elena tidak pernah mengeluh sama sekali saat melakukan pekerjaannya, dia selalu terlihat ceria dan ramah pada setiap orang yang bekerja di perusahaan besar itu.
Tidak sedikit orang di kantor itu yang menyukai kepribadian dari Elena, banyak karyawan laki-laki yang suka mendekati Elena saat Elena sedang bekerja. Dan banyak karyawan wanita yang terlihat sangat iri kepada Elena karena banyak orang yang menyukai gadis itu.
Saat Elena sudah selesai mengepel lobby, terlihat seorang pria menghampiri Elena. Elena pun langsung menoleh kepada pria tersebut dan menyapanya dengan sangat ramah dengan senyuman nya yang terlihat begitu manis.
"Selamat pagi pak!" Ucap Elena kepada pria yang ada dihadapan nya itu.
"Pagi! Apa kau sudah selesai membersihkan lobby ini?" Tanya pria itu dengan ekspresi wajah yang dingin dan juga datar itu.
Sebenarnya Elena sangat tidak menyukai orang yang memiliki wajah dingin dan datar, namun bagaimana pun ia harus selalu terlihat ramah karena ia bekerja di perusahaan yang dipimpin oleh pria yang ada dihadapan nya itu.
"Sudah pak! Apa ada yang bisa ku bantu?" Tanya Elena dengan sangat ramah.
"Kau pikir pekerjaanmu sudah selesai? Kau belum membereskan ruanganku!" Ucap Theo dengan sangat datar dan berlalu meninggalkan Elena.
Tanpa berpikir panjang Elena pun segera mengikuti Theo yang berjalan menuju lift untuk segera masuk ke dalam ruangan kerja pria tersebut. Elena sedikit kesal dengan ucapan Theo tadi, ia merasa jika Theo tidak bisa bersikap sopan sedikit terhadapnya.
"Kau harus membereskan ruang kerjaku ini. Sebelum makan siang aku sudah ingin melihat ruang kerjaku terlihat rapih dan indah! Kau mengerti?" Ucap Theo sambil membenarkan jas nya.
"Paham pak!" Jawab Elena.
"Aku akan pergi meeting sebentar, dan jangan sampai ada barang berharga ku yang hilang. Atau kau harus ganti rugi!" Ucap Theo mengambil tas nya dan berlalu pergi meninggalkan Elena seorang diri di ruangan kerja yang terlihat mewah itu.
Elena lagi-lagi berdecak kesal, bisa-bisa nya pria itu menuduhnya akan mengambil barang miliknya yang ada di ruangan ini. Walaupun Elena terlahir dari keluarga yang sederhana, tapi bagi Elena mengambil barang milik orang lain sangat lah tidak pantas dilakukan oleh siapa pun.
Namun Elena tidak ingin berlarut dalam pikiran nya tentang CEO yang sangat dingin dan sombong itu. Elena pun segera memulai membereskan ruang kerja milik Theo.
Elena tidak sengaja melihat figura foto yang terpajang di meja kerja Theo, di dalam foto itu terlihat seorang gadis cantik dengan rambut berwarna hitam panjang, hidung mancung nya membuat wanita yang berada di dalam foto itu terlihat semakin sempurna. Elena pun sebagai wanita mengagumi sosok wanita yang ada di foto itu, apalagi Theo dan pria lain nya diluar sana.
"Cantik sekali!" Gumam Elena dengan sangat lembut.
"Ternyata pria dingin seperti dia bisa mempunyai kekasih, ku kira tidak akan ada yang bersedia untuk menjadi kekasih pria dingin seperti dia," Lanjut Elena kembali merapihkan figura foto tersebut.
Dirasa ruang kerja milik Theo sudah selesai, Elena pun terdiam sebentar dan duduk di sofa yang berada di dalam ruangan mewah itu. Elena terlihat sangat nyaman duduk di sofa empuk dan terlihat mewah itu, dibandingkan dengan sofa yang berada dirumah nya sangatlah jauh berbeda.
"Bagus sekali kau bersantai di ruang kerjaku!" Ucap Theo dengan menaikkan sedikit nada bicaranya, dan berhasil membuat Elena terkejut dan bangkit dari duduknya.
"Ma,,maaf pak saya tidak sengaja! Tadi saya duduk disini sambil menunggu bapak selesai meeting karena takutnya ada orang lain yang masuk kesini," Ucap Elena mencoba untuk memberi pembelaan untuk dirinya.
"Yasudah kalau kau sudah selesai membersihkan ruanganku kau boleh keluar dari sini!" Ucap Theo berlalu dan duduk di kursi tepat di meja kerjanya.
Elena pun mengangguk dan segera berlalu keluar dari ruangan itu. Elena tidak ingin mencari masalah dengan singa itu, dalam hati Elena mempunyai niat sangat tulus untuk menjaga ruang kerja Theo agar tidak ada orang lain yang masuk kedalam nya. Tapi niatnya dianggap tidak baik oleh Theo.
***
Pukul 12.00
Jam istirahat kerja pun tiba, Elena segera berjalan untuk pergi ke kantin. Karena sudah sejak tadi perutnya berbunyi terus, meskipun tubuh Elena sangatlah ramping, tapi soal makan adalah nomor satu bagi Elena. Apalagi pekerjaan yang kini ia jalani adalah office girl yang harus membutuhkan tenaga lebih kuat.
Elena duduk di salah satu meja yang berada di kantin itu, Elena memilih untuk memesan nasi goreng saja. Karena hanya nasi gorenglah yang harga nya sesuai dengan kondisi dompetnya saat ini.
Elena segera menyantap nasi goreng yang kini sudah berada tepat dihadapan nya. Elena terlihat begitu lahap saat memakan nasi goreng itu, maklum ia belum sempat sarapan tadi pagi karena ia takut jika harus terlambat lagi menuju tempat kerjanya.
"Hai Elena!" Sapa seorang pria yang berhasil membuat Elena menghentikan makan nya. Raut wajah Elena terlihat sangat bahagia karena ada orang yang mau berteman dengan nya di tempat kerjanya ini.
"Hai Anton! Kau sudah makan siang?" Tanya Elena memberikan senyuman manisnya kepada Antonio.
"Sudah, aku sudah makan diluar tadi," Ucap Antonio, Elena hanya menganggum dan tersenyum sambil melanjutkan makan siangnya.
Antonio tidak berkedip sama sekali saat memandang wajah cantik milik Elena itu. Pria itu terlihat sangat kagum dengan wanita yang ada dihadapan nya, wanita cantik, sederhana dan begitu ramah pada setiap orang. Dan wanita seperti itu sudah sangat jarang ia temukan di kota itu.
"Ada apa pak? Kenapa kau memperhatikan ku seperti itu?" Tanya Elena gugup.
"Tidak, aku senang saja melihatmu yang selalu ceria!" Ucap Antonio sambil tersenyum melihat Elena yang terlihat salah tingkah itu.
Elena hanya bisa mengangguk, ia tidak tahu apa yang harus ia katakan lagi kepada Antonio. Antonio adalah pria yang terlihat sangat tampan, dibalik ketampanan nya itu Antonio terlihat sangat baik dan tulus. Berbeda dengan Theo, Theo memang memiliki wajah yang sangat tampan namun Theo terlihat sangan sombong dan dingin, yang membuat Elena tidak terlalu suka kepada Theo.
"Kalau begitu saya kembali ke ruangan ya, silahkan lanjutkan makan siangmu!" Ucap Antonio dan beranjak meninggalkan Elena.
Kalau dia terus menyapaku seperti ini bagaimana jika nanti aku jatuh cinta kepada nya? Tidak! Tidak boleh Elena kau bekerja itu untuk membantu ibumu bukan untuk mencari seorang kekasih! Pikir Elena.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!