Hay semua penggemar pak tentara, masih ingat nggak ini kisah tentang Nino ya si duda ting-ting yang ditinggal sang istri setelah mengucapkan kalimat sakral.
Maafkan mom yang lama banget baru bisa publist cerita si Nino, InsyaAllah mom akan mulai rutin up dan untuk karya mom yang lainnya yang masih gantung mom akan lanjut lagi🤭🤭🤭🤭
Bagi yang mau lanjut baca cerita ini lebih baik baca season 1 ya biar lebih nyambung "My Sexy Hot, Pak Tentara"
Hayo hayo...sawerannya jangan lupa yak setiap selesai baca🤗🤗🤗😘😘😘
Flashback 10tahun lalu.
"Yang, kalo seandainya nanti aku nggak ada disampingmu jangan pernah lupain aku ya walaupun nantinya kamu punya yang baru." Pinta seorang gadis yang sedang memandang sang kekasih dari bawah sebab saat ini dirinya sedang tiduran dipangkuan pria yang menjadi kekasihnya yang hampir 2 tahun mereka menjalin kasih.
"Kamu nih apa-apaan sih yang, siapa juga yang bakal biarin kamu pergi dari aku." Protes sang pria karena merasa tak suka dengan ucapan kekasih yang amat dicintainya itu.
"Janji dulu." Rengeknya dengan manja sambil memegang kedua pipi pria yang saat ini sedang kesal kepadanya.
Pria itupun menghela nafas kasar dan akhirnya mau tak mau mengangguk pasrah ketika memandang sorot permohonan dari sang terkasih dan ujung-ujungnya pun dia pasti akan kalah mendengar rengekan manja dari sang kekasih apalagi dengan wajah yang begitu menggemaskan.
"Janji kelingking dulu." Ucapnya sambil menjauhkan sebelah tangannya kemudian memberikan jari kelingking sebagai kuncinya.
"Deal...jangan bohong." lanjutnya saat jari kelingkingnya disambut oleh sang kekasih walau dirinya tau semua itu karena keterpaksaan belaka.
"Eemmm." Jawabnya sambil menganggukkan kepalanya dan tersenyum penuh cinta kepada wanita yang masih tiduran diatas pangkuannya itu, wanita yang mampu membuat hidup seorang nino nugraha penuh dengan warna.
Kemudian mereka menikmati senja disebuah perbukitan yang memang menjadi tempat dimana sepasang kekasih itu menghabiskan waktu sambil bersenda gurau.
Flashback off.
"DAADDYYY...." Suara pekikan seorang anak kecil menyadarkannya dari kilasan-kilasan masalalu yang hingga saat ini masih terus menghantuinya.
Pria tersebut tersentak kaget kemudian berbalik dan segera berjongkok kemudian merentangkan kedua tangannya tak lupa senyuman lebar terpatri diwajah tampannya yang kini tampak dewasa dengan sedikit bulu menghiasi area wajah tampannya itu.
Haph.
"Ada apa princess, kenapa berteriak seperti itu?" Tanyanya dengan penuh kelembutan sambil menggendong seorang balita yang berusia 4 tahun itu.
"Daddy, butan tah tita mau pelgi, tenapa daddy macih berdili dicini." Protesnya saat wajahnya sedikit menjauh dari sang daddy.
"Ohhh sorry princess, daddy kira princessnya daddy belum selesai, jadi apa sudah siap kita berangkat?" Tanyanya sambil menjawil hidung mungil gadis kecil yang kini di gendong dengan satu tangannya itu.
"Cudah...cemua cudah ciap, lihat...chici tantik kan." Ucapnya dengan jumawa sambil memamerkan wajah yang begitu menggemaskan bahkan giginya pun banyak yang hilang alis ompong.
"Tentu...putri daddy yang paling cantik." Pujinya dengan penuh kasih sayang tak lupa melayangkan kecupan kecupan ringan membuat sang putri ketawa kegelian, lalu dirinya melangkah meninggalkan kamar dan tak lupa sebelah tangannya yang satu menarik koper berukuran besar.
Sepanjang langkah tak henti-hentinya si kecil berceloteh bahkan terkadang membuat tawa kecil diwajah tampan pria yang kini menginjak usia 38 tahun itu.
Obrolan ringan mereka berhenti sejenak ketika berpamitan kepada sang pengasuh yang sudah menjaga putrinya selama ini walau diiringi isak tangis antara sang pengasuh dan putri kecilnya namun dirinya tak bisa berbuat banyak untuk membawa serta sang pengasuh sebab sang pengasuh sudah berkeluarga disini.
"Sudah princess jangan nangis terus, nanti jelek loo." Hiburnya sambil menenangkan sang putri yang masih tak rela berpisah dengan pengasuhnya.
"Daddy tenapa tidak ajak nany, nanti chici lindu." Ucapnya dengan tangisan yang masih menghiasi wajah yang kini penuh dengan air mata.
"Cup...cup...cup... nanti princess bisa video call nany kalo rindu, bukankah kita sudah berjanji kemarin." Hiburnya sambil mengusap air mata sang putri.
Gadis kecil itu seketika menghentikan tangisannya dan mengangguk perlahan.
Kring..kring...
Anggap aja itu nada dering yang bagus yak😂😂
"Sebentar ya princess."
"Ha...."
"Yak...Apa kau akan jadi pembohong lagi kenapa belum juga tiba." Suara pekikan diseberang sana membuat pria tersebut menjauhkan ponselnya dari telinganya agar tak berdengung.
"Is...kak, bukannya salam atau apa malah teriak-teriak, kami nggak jadi pulang." Ocehnya sambil mematikan telfonnya dengan cepat sebelum mendengar jawaban yang lebih nyaring dari sebelumnya.
"Daddy, kata oma boong dosa tau." Protesnya saat tau sang daddy berbohong.
Pria tersebut cengengesan lalu menggaruk tengkuknya yang tak gatal sembari mengungkapkan kata maaf.
Mereka lalu menikmati perjalanan dengan jarak tempuh hampir 1 jam menuju bandara dimana tujuannya kali ini adalah negara tanah kelahirannya serta dimana keluarga dan makam sang istri berada.
Mobil yang dikendarai ayah dan anak itu akhirnya tiba dibandara, mereka berdua lalu menuju pesawat yang sudah siap lepas landas meninggalkan negara dimana dirinya hidup selama ini mencoba menghilangkan luka dingga perlahan sembuh seiring berjalannya waktu.
"Sayang...aku datang." Gumamnya dalam hati saat melihat keluar jendela dimana burung besi membawanya terbang menuju negara I.
"Maafkan aku yang melupakan janji kita dengan meninggalkanmu disana sendirian, tapi kali ini aku datang tidak sendirian tentu kamu tahu kan dengan siapa aku datang." Lanjutnya sambil memandang wajah polos gadis kecil yang menjadi obat kesepiannya selama ini.
Ya dia adalah Nino Nugraha, pria yang kini berusia 39 tahun dan pernah mengucapkan kalimat sakral namun hanya dalam hitungan menit statusnya berubah menjadi dua seorang suami dan duda, terluka tentu saja dirinya sangat terluka dan kehilangan namun dalam lubuk hatinya yang terdalam penyesalan lah yang dirasakannya hingga kini.
Andai...andai dirinya tahu dari awal tentu saat ini mungkin mereka masih bersama bahkan sudah memiliki beberapa anak dari hasil pernikahannya dengan sang pujaan hati, namun ternyata takdir berkata lain hingga semua terjadi begitu cepat.
Tapi sekarang setidaknya sudah ada pelipur laranya disaat dia letih dan lelah.
Chika fazana nugraha, gadis kecil yang kini berusia 4 tahun adalah anak angkat dari seorang Nino nugraha bahkan pemberian nama putri kecilnya itupun sengaja dia samakan dengan mendiang sang istri tercintanya, takdir mempertemukan mereka saat Nino berkunjung ke salah satu panti asuhan dimana hampir setiap ada kesempatan dirinya meluangkan waktu untuk berbagi dan disanalah dia bertemu dengan bayi mungil yang baru beberapa hari dilahirkan namun seolah takdir tak menginginkannya hingga bayi tak berdosa tersebut diletakkan dipintu panti asuhan.
Awalnya dia tidak tertarik namun karena bayi tersebut menangis tiada henti hingga para penjaga kualahan menenangkannya dan akhirnya dia mencoba menggendong karena merasa iba pada bayi mungil tersebut bahkan dengan kedua tangan kekarnya secara ajaib bayi tersebut langsung diam dan saat akan pulang seolah paham tidak ingin ditinggal bayi itupun menangis kembali bahkan tangannya seolah menggenggam erat tak ingin melepakan jari hangat itu dan pada akhirnya dia secara sadar mengambil bayi tersebut untuk dijadikan putri angkatnya dan sekarang menjadi putri yg sangat dia sayangi.
Kepergiannya kali ini adalah yang kedua setelah 5 tahun silam atau tepatnya setelah kelahiran triplet dan sebelum dirinya bertemu dengan sang putri, bahkan seluruh keluarga besarnya menyambut hangat dengan adanya anggota baru walau hanya sebagai anak angkat dan kedatangannya kali ini pun akan menjadi kejutan bagi seluruh keluarganya yang sudah lama menantikan kehadirannya sebab mereka hanya berjumpa lewat video call selama Nino memiliki anak angkat apalagi dari keluarga yang berada di tanah kelahirannya .
Tak ada lagi gaya berjalan seperti seorang perempuan dan tak ada lagi suara mendayu-dayu serta umpatan-umpatan nyeleneh saat dirinya masih muda dulu, yang ada kini dia menjelma bak pria dewasa nan tampan idaman kaum hawa namun sayang tak ada yang bisa menyentuh hatinya selama dirinya menyandang status duda dan dirinya kini dijuluki rajanya es sebab bila kita berada didekatnya yang ada hanya hawa dingin menerpa.
Yey....jangan lupa sawerannya bestie💃💃💃
Happy Reading🤗🤗🤗
Jangan tinggalkan jejak yang membuat mood mom down ya bestie karena mom adalah orang yang mudah turun moodnya, jadi gunakan sebaik-baiknya jempol cantiknya🤭🤭🤭🤗🤗🤗
Ketika anak dan ayah itu masih berada diatas ketinggian sejak semalam lain halnya dengan seorang wanita dewasa yang sudah memiliki 5 orang anak itu nampak cemberut sejak kemarin atau lebih tepatnya saat telfonnya dimatikan secara sepihak oleh orang yang begitu dirindukannya sejak 5 tahun terakhir bahkan mereka hanya berkomunikasi via video call padahal bisa saja dirinya terbang menemui seseorang itu namun tak bisa dilakukannya karena beberapa hal terlebih tugasnya sebagai seorang istri dari aparat negara dan ibu dari 5 orang anak sebab dirinya tidak memiliki babysister dan hanya memiliki satu asisten rumah tangga saja.
"Bund..."
Sapaan lembut membuat wanita berusia 39 tahun itu menoleh dan seketika moodnya sedikit berubah dengan menampilkan senyum walau sedikit terpaksa.
"Ehhh...abang, mau kemana kok pakai baju olah raga?" Tanya wanita yang dipanggil bunda oleh salah satu putranya itu mengeryit heran melihat penampilan si sulung.
"Bunda lupa, kan kemarin abang sudah izin kalau mau ke sekolahan buat ngelatih anak-anak untuk pertandingan antar sekolah bulan depan." Jelasnya panjang lebar lalu mendudukkan tubuh tingginya disamping wanita yang begitu menyayanginya tanpa membedakannya walau dirinya tidak terlahir dalam satu rahim dengan para adik-adiknya.
Wanita tersebut nampak menepuk jidatnya sebab baru mengingat ketika sang putra sulung menjelaskannya lalu terkekeh kecil, sudah setahun putra sulungnya itu mengajar sebagai seorang guru olah raga di salah satu SMA terfavorit.
"Bunda mu itu akan selalu lupa bang kalau lagi moodnya buruk." Suara bariton seseorang membuat atensi ibu dan anak itu mengalihkan pandangannya pada seorang pria yang berjalan menuju kearah mereka.
"Apaan sih yah kok ngomong gitu sama bunda." Protesnya lalu menatap sebal sang suami yang kini berdiri tak jauh darinya dalam keadaan basah karena keringat.
"Sudah sana berangkat nanti ketinggalan, inget langsung pulang kerumah bang." Peringatannya pada sang putra sulung dan dijawab oleh anggukan pasti.
Pria yang kini sudah menginjak usia 21 tahun itu segera berdiri setelah berpamitan pada sang bunda dan tak lupa juga pada sang ayah yang masih berada disitu.
"Anak bandel itu beneran nggak jadi pulang bund?" Tanya sang suami setelah berdiri didekat sang istri saat putra pertama mereka sudah meninggalkan rumah padahal hari ini adalah hari minggu entah mengapa para putra dan putrinya yang lain merengek minta ijin untuk menginap dirumah oma opa nya dengan alasan sebab sudah hampir sebulan mereka tidak pernah menginap disana.
Mereka berdua tentu mengijinkan namun berbeda dengan sisulung yang tak ingin ikut alasannya adalah.
"Kalau abang ikut pergi juga kesana, nanti ayah dan bunda kesepian."
Ya begitulah menurut penuturan sang putra sulung atau lebih tepatnya Tio anggara putra yang sudah resmi mereka angkat menjadi anak pertamanya setelah kepergian si mbok bertahun-tahun lalu.
Tio bahkan tidak kalah tampan dengan para ketiga adik lelakinya namun yang menjadi perbedaan hanyalah kulitnya yang sedikit gelap dari keempat saudaranya itu.
Mereka saling menyayangi dan saling menjaga walau sudah tahu identitas tentang siapa sisulung bahkan sang putri kesayangan mereka lebih manja dan bergantung pada putra pertama mereka itu dibanding dengan ke empat kakak
Lila mendengus kesal dan melipat kedua tangannya didada seolah menunjukkan rasa kesalnya pada sang suami.
"Entahlah...katanya nggak jadi lagi pulang." Dengusnya sebal saat ditanya soal sang adik lebih tepatnya pria yang sudah mengudara dengan sang putri tanpa memberi tahukan pada seluruh keluarga yang berada di tanah kelahirannya itu.
"Yaahhh...ayo kita aja yang kesana kalo memang mereka nggak jadi pulang." Rengeknya manja sambil menggoyang-goyangkan lengan kekar sang suami yang masih basah oleh keringat.
Tristan menoleh dan terkekeh pelan saat melihat wajah menggemaskan yang ditunjukkan oleh sang istri, wanita yang sudah hampir 16 tahun menjadi teman tidurnya itu.
"Iya nanti ayah ambil cuti sekaligus pas liburan anak-anak nanti ya." Ucapnya sambil memandang penuh cinta kepada seorang wanita yang amat dicintainya terlebih sang mama telah berpulang kepangkuan sang pencipta setahun lalu sedangkan sang papa masih berada dikampung halaman setelah pensiun dan enggan meninggalkan kampung tercinta dengan alasan tak ingin alm sang istri kesepian bila dirinya ikut tinggal dengan putranya.
"Tapi sekarang..." Ucapannya menggantung dan tersenyum penuh arti terhadap sang istri membuat perempuan cantik itu seketika waspada dengan pandangan suaminya.
"Ayah...jangan mac..... AAAHHHHH AYAAAAHHH TURUNINNNN BUNDAAAA." Teriaknya kala badan langsingnya seketika melayang diudara dan tentu pria tercintanya lah yang membuat ulah apalagi arahnya menuju tangga dan tentu dia tahu apa yang akan diperbuat oleh sang suami.
Kita tinggalkan sejenak pasangan yang masih bucin itu yak...yaaa tahu sendiri apa yang dilakukan sepasang suami istri itu kalau sudah berada didalam kamar apalagi sikonnya mendukung para pengganggu alias anak-anaknya nggak ada dirumah semua, pokok e gassss pooolll lah yaaa😅😅😅
Seorang pemuda tampan dengan kulit eksotisnya menggerakkan bibirnya mengikuti lirik lagu yang berasal dari pemutar musik didalam mobil pajero hitam miliknya bahkan sesekali jari dan kepalanya sedikit digerakkan guna mengikuti alunan musik yang sering diputarnya itu.
"Sebentar lagi uncle pasti telfon." Lirihnya saat melirik jam digital yang berada diatas dasbor.
kring...kring...
"Nah kan." Tio terkekeh pelan dan langsung memasang earphone guna mengangkat telfon.
"Ya...uncle."
"Iya...ini Abang lagi dijalan sebentar lagi sampai."
.....
"Iya...iya bawel banget sih uncle, tapi kalau abang nanti dimarahi bunda, uncle pokoknya yang tanggung jawab."
........
"Yeee....sok berani palingan juga tetap menangan bunda." Ledeknya sambil terkekeh.
..............
"Eemmm....waalaikum salam."
klik.
Sambungan telfon terputus membuat Tio melepaskan earphonenya lalu fokus ke jalanan karena takut bila terjadi yang tak diinginkan apalagi dirinya berbohong pada sang bunda karena permintaan uncle nya itu yang ingin memberi kejutan apalagi hari ini adalah hari istimewa bagi kedua orang tuanya yakni anniversary pernikahan mereka yang sudah memasuki usia 16 tahun bahkan sang ayah juga ikut menyetujuinya.
Tio memiliki pribadi lemah lembut, baik hati, pintar dalam segala bidang dan sedikit cuek bila tidak dengan anggota keluarganya, bahkan kepintarannya membuat ocan buyut memberikan hadiah berupa mobil yang sedang dikendarainya saat ini namun Tio baru diijinkan setelah lancar mengemudi dan tentu memiliki SIM dengan catatan tidak boleh kebut-kebutan.
"Daddy...."
"Ya...princess ada apa sayang?" Tanya Nino sambil menoleh kearah sang putri.
"Cici mau buang ail." Ucapnya pelan namun sang ayah mampu mendengarnya.
Nino lantas mengedarkan pandangannya dan setelah melihat tulisan toilet dirinya bergegas menggendong sang putri setelah menitipkan barang bawaannya pada securiti tak jauh darinya.
"Emmm...apa princess bisa sendiri, daddy nggak mungkin bisa masuk kedalam." pintanya dengan lembut sambil menurunkan sang putri ketika sudah sampai didepan pintu toilet khusus wanita.
Chika menganggukkan kepalanya sambil mengangkat tangannya membentuk huruf o.
"Daddy tunggu disini ya."
Nino segera berdiri saat sang putri masuk kedalam toilet selepas mereka mendarat sempurna di bandara yang pernah dipijaknya 5 tahun silam, lalu dirinya agak menjauh sambil mengangkat telfon dan tetap sesekali menengok ke arah toilet dimana sang putri berada.
Sedangkan didalam toilet Chika segera mencari bilik yang kosong karena sudah kebelet.
"Hei...adik cantik sedang apa sendirian disini." Suara lembut membuat Chika kecil seketika menghentikan langkahnya dan menoleh.
"Mommy."
Deg.
Jreng....sawerannya bestie jangan lupa💃💃💃
Happy Reading🤗🤗🤗
"Mommy."
Gadis muda tersebut mengeryitkan dahinya saat mendengar seruan gadis kecil yang begitu menggemaskan namun tak urung lututnya menekuk agar bisa mensejajarkan tinggi mereka.
Gadis itu pun memberikan senyuman lembut nan tulus dan tangannya terulur untuk mengusap pipi chuby yang begitu menggemaskan bagi siapa saja yang melihatnya termasuk dirinya sendiri.
"Apakah adik cantik sedang mencari mommy?" Suara lembut nan merdu menguar lewat bibir mungil berwarna pink alami itu.
"Mommy." Lirihnya dengan mata yang berkaca-kaca bahkan tak segan Chika menabrakkan tubuh mungil nan gembul kepada gadis cantik yang dipanggil mommy olehnya.
Gadis itu seketika terkesiap saat mendapat pelukan tiba-tiba bahkan dirinya bisa merasakan pelukan erat dari tangan mungil itu dan tak lama terdengar suara isakan kecil serta tubuh yang sedikit bergetar membuat gadis muda itu mengangkat kedua tangannya dan membalas pelukan seorang gadis kecil yang baru dijumpainya.
"Mommy, cici lindu." Lirihnya sambil mengeratkan rengkuhannya.
Helaan nafas keluar dari gadis pemilik bibir mungil bermata bulat dengan rambut yang tergerai indah itu.
"Apa Cici tau dimana mommy Cici berada?" Tanyanya dengan menyebut nama panggilan gadis kecil yang masih memeluknya setelah tahu dari bibir mungil bocah menggemaskan itu.
"Cici lindu mommy tapi Cici tebelet pipic mom." Adunya dengan bergerak gelisah namun tangannya masih memeluk tubuh gadis cantik tersebut.
Gadis tersebut seketika menahan tawa saat mendengar aduan gadis cilik yang masih memeluknya dan tak butuh waktu lama atau berfikir yang tidak-tidak akhirnya dia mengangkat tubuh mungil nan menggemaskan itu menuju salah satu bilik yang memang sedang kosong kecuali dirinya.
"Bisa sendiri? Atau kakak bantu." Tawarnya ketika menurunkan tubuh gadis kecil didalam bilik kamar mandi.
"No Mommy, Cici cudah bica cendili." Ujarnya polos.
Gadis tersebut menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum tipis lalu mengangguk kepalanya pelan dan menutup pintu bilik tersebut dari luar.
"Belum punya anak aja udah dipanggil mommy." Kekehnya pelan sambil menggelengkan kepalanya.
"Ngomong-ngomong orang tuanya kemana sih? Masa anak sekecil itu dibiarkan sendiri." Gerutunya merasa kesal saat mengingat bocah menggemaskan itu masuk kedalam toilet sendiri, dirinya lantas bersandar dicelah antara bilik satu dan lainnya sambil menunggu sigadis kecil yang begitu menggemaskan baginya.
"Kamu ngapain disitu bel?"
Gadis cantik bermata sipit itu seketika terjengkit kaget saat sebuah suara tiba-tiba terdengar hingga dirinya mengelus dada.
"Ihhh mama bikin kaget aja." Ucapnya dengan cemberut.
Wanita yang sudah tak lagi muda namun kecantikannya masih terjaga itu mengerutkan dahinya.
"Kamu ini aneh, mama kan cuma bertanya dimana yang bikin kagetnya coba." Dengusnya sambil melewati sang putri yang dipanggil bel atau lebih tepatnya Bella zifana setyawan putri pertama dari pasangan Dony setyawan dan Cessy setyawan.
"Ngapain kamu jadi patung disitu?" Sambungnya saat melihat dari pantulan cermin ketika dirinya membasuh tangan diwastapel.
Ceklek.
Bella baru akan membuka mulut seketika menutup kembali saat mendengar suara pintu terbuka dan.
"Mommy Cici cudah celecai." Ucapnya sambil keluar dari dalam bilik kamar mandi dan menatap polos kearah Bella dengan kedua tangan terulur seakan ingin diangkat.
Gleuk.
Bella meneguk saliva dengan susah payah apalagi saat ini sang mama sedang menatap kearahnya dengan penuh tanda tanya.
"Ya...Uncle udah sampai, sekarang lagi di dekat toilet nungguin Cici.
.......
"Oke, Uncle tunggu disini."
Tut.
Nino memasukkan kembali ponselnya setelah panggilan itu berakhir lalu menoleh ke arah toilet dimana sang putri belum juga keluar.
"Kenapa lama sekali?" Tanyanya pada diri sendiri dan berjalan perlahan namun masih dalam posisi aman karena tak mungkin dirinya mendekat kearah toilet wanita bisa-bisa dirinya akan diteriaki laki-laki me sum nantinya oleh para wanita yang ada didalamnya.
"Uncle."
Sebuah tepukan mendarat dipundaknya seketika Nino menoleh dan tersenyum lebar saat mendapati sang keponakan ada dibelakangnya tak butuh waktu lama dirinya segera memutar tubuh tegapnya dan langsung memeluk sang keponakan yang sudah lama tidak ia temui dan kini tingginya sudah hampir menyamainya padahal sang keponakan masih berusia 18 tahun.
"Apa kabar Tio?"
"Baik Uncle, emmm...Uncle bisakah lepas dulu pelukannya, Tio malu." Gerutunya sambil matanya menatap kesegala penjuru takut mereka menjadi pusat perhatian.
Nino terkekeh pelan sambil melepaskan pelukannya dan menepuk pelan bahu sang keponakan.
"Princess mana uncle?" Tanya Tio mengedarkan pandangannya karena tak melihat sang keponakan centilnya apalagi ini adalah pertemuan pertama mereka namun sebelumnya sudah sering komunikasi via VC.
"Belum keluar dari tadi." Nino mendadak cemas dan menatap kearah toilet wanita.
"Mungkin belum selesai uncle, kita tunggu aja." Hibur Tio berusaha menenangkan kekhawatiran uncle nya itu dan Nino mengangguk perlahan.
Tak berselang lama pintu toilet terbuka dan muncullah sosok yang dinantinya sejak tadi hingga bibirnya melengkung keatas namun dahinya mengeryit saat sang putri tidaklah sendirian melainkan berada didalam gendongan gadis muda bahkan mereka terlihat akrab seolah mereka sudah pernah berjumpa.
Deg.
Jantungnya seolah berhenti berdetak, waktu seakan berhenti didetik itu juga ketika pandangan matanya bersibobrok dengan mata sipit milik gadis muda yang saat ini sedang menggendong putrinya.
"DADDYYYY." Pekiknya saat sang putri menengok kearahnya dengan tersenyum lebar namun tak urung tangannya yang satu terulur.
Walau dikepalanya banyak tanda tanya tapi tak pelak kakinya melangkah dengan pasti menuju dimana sang putri berada bahkan pandangan tajamnya tak lepas dari gadis yang masih mematung ditempatnya itu.
Bell pov.
Seorang pria dewasa dengan memakai pakaian kasual berjalan kearahnya, tatapan matanya yang tajam seolah mampu menembuh hingga kejantungnya, ohhh sungguh tampan sekali makhluk ciptaan Tuhan kali ini bahkan pesonanya mampu memporak porandakan isi hatiku.
Aroma maskulin perlahan mulai tercium dan semakin mendekat aroma itu semakin menyengat hingga.
"Terima kasih."
"Omegat omegat...suara bass nya astaga bikin tubuh gue meremang." Lirihnya dalam hati.
Ctak.
Suara jentikkan jari jempol dan telunjuknya menyadarkannya dari khayalan yang tidak masuk akal.
"Bisa lepaskan putri saya." Ucapan tegas dan berat mampu membawa jiwanya kembali ke tempat asalnya, dengan senyuman malu-malu dan wajah tak enak hati akibat melamun membuatnya segera menyerahkan gadis kecil itu ke ayahnya.
"Maaf om." Lirihnya setelah gadis itu berpindah dari tangannya.
Pria tersebut menganggukkan kepalanya pelan.
"Ayo pulang princess."
"Aahhhh ya ampun idaman banget sih kamu om." Lirihnya dalam hati saat melihat interaksi antara keduanya.
"Cama mommy."
Jderr...
"Astaga sadar bel, lu mau jadi pelakor apa." Rutuknya dalam hati sambil menepuk dahinya pelan.
"Mommy catit tepala?"
Matanya seketika terbuka dan dia dapat melihat gadis kecil tadi ternyata bertanya padanya.
"Mommy siapa princess?"
"Itu mommy Cici Daddy." Ucap gadis itu sambil menunjuk kearahnya
"Mati aku."
Gleuk.
Dia meneguk saliva dengan susah payah saat tatapan tajam itu memandang ke arahnya.
Nah hayooo bel, awas yak di terkam bapaknya🤣🤣🤣🤣
Saweraannyaaa kuy....💃💃💃💃
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!